Kisah Para Khalifah Rasyidin Melunasi Hutang
Ide Tulisan: Nasrulloh Baksolahar
Narasi: ChatGPT
Berikut adalah kisah para khalifah Islam yang menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap utang, baik utang pribadi maupun utang orang lain. Kisah-kisah ini menunjukkan teladan kepemimpinan yang tidak hanya adil dan berani, tetapi juga amanah dan peka terhadap tanggungan sesama umat.
1. Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu: Wasiat agar Utangnya Dilunasi
Ketika Abu Bakar menjelang wafat, ia berkata kepada putrinya Aisyah:
"Wahai Aisyah, aku memiliki utang. Lunasilah utangku dari hartaku. Jika tidak cukup, mintalah bantuan kepada Bani Taim (keluarganya).”
Ia tidak ingin meninggal dalam keadaan masih menanggung hak orang lain, meskipun saat itu ia adalah khalifah pertama yang dihormati seluruh umat.
Pelajaran: Abu Bakar menunjukkan bahwa jabatan tinggi tidak membuat seseorang lepas dari kewajiban dasar sebagai seorang mukmin: menyelesaikan utang sebelum ajal.
2. Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu: Berwasiat Khusus untuk Pelunasan Utangnya
Umar bin Khattab, saat ditikam dan merasa ajalnya dekat, langsung memerintahkan agar utangnya dihitung dan dilunasi.
Ia berkata kepada anaknya, Abdullah bin Umar:
“Hitunglah utangku. Jika tidak cukup hartaku, mintalah bantuan dari Bani Adi. Jika masih kurang, mintalah dari Quraisy. Jangan biarkan utangku membebani aku di hadapan Allah.”
Abdullah lalu berkata: “Wahai Ayah, hartamu cukup.” Tapi Umar tetap bersikeras agar pelunasan utang menjadi prioritas utama sebelum ia wafat.
Pelajaran: Umar sangat sadar bahwa kewajiban dunia yang belum diselesaikan bisa menjadi penghalang di akhirat, dan ia tidak ingin menanggung beban itu walau sebagai khalifah besar.
3. Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu: Menebus Utang Kaum Muslimin
Utsman bin Affan terkenal sebagai saudagar kaya yang dermawan. Ia tidak hanya melunasi utangnya sendiri, tapi juga sering melunasi utang sahabat atau rakyatnya yang kesulitan, diam-diam.
Suatu ketika, ada seorang sahabat miskin wafat dan masih memiliki utang. Utsman segera berkata:
"Utangnya adalah tanggunganku. Aku yang akan membayarnya."
Ia juga pernah membeli sumur milik orang Yahudi dengan harga sangat mahal agar umat Islam bisa mengambil air tanpa berutang atau membayar mahal.
Pelajaran: Utsman menunjukkan bahwa seorang pemimpin bukan hanya menjaga keuangan negara, tapi juga penuh empati terhadap beban pribadi rakyatnya.
4. Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu: Membantu Rakyat Melunasi Utangnya
Ali bin Abi Thalib terkenal sebagai pemimpin yang adil dan dekat dengan rakyat kecil. Ia sering menolong rakyat miskin melunasi utangnya, bahkan dengan uang pribadinya.
Suatu hari, datang seseorang yang sedang dikejar oleh penagih utang. Ia malu dan takut, lalu meminta bantuan kepada Ali. Ali pun berkata:
“Jangan khawatir. Utangmu akan kulunasi. Tapi setelah itu, berusahalah agar tidak berutang tanpa keperluan yang mendesak.”
Ali memanfaatkan Baitul Mal secara bijak untuk membantu rakyat miskin, termasuk membebaskan mereka dari beban utang yang mencekik, selama bukan karena kelalaian atau gaya hidup berlebihan.
Pelajaran: Kepemimpinan Ali penuh tanggung jawab dan empati terhadap realitas ekonomi rakyatnya. Ia menganggap urusan utang sebagai bagian dari keadilan sosial.
5. Khalifah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah: Melunasi Utang Pejabat dan Rakyat
Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah dari Bani Umayyah yang dikenal sebagai khalifah kelima yang zuhud dan adil.
Ia mendata semua rakyat miskin, termasuk orang-orang yang meninggal dalam keadaan berutang. Ia berkata kepada para pejabatnya:
“Barang siapa mati dan memiliki utang, sedangkan dia tidak meninggalkannya untuk dilunasi, maka aku yang akan membayarkannya dari Baitul Mal.”
Ia juga menyusun anggaran khusus dari kas negara untuk membayar utang orang-orang yang tidak mampu, termasuk bekas budak, buruh, dan petani miskin.
Pelajaran: Umar bin Abdul Aziz memahami bahwa negara yang Islami bukan hanya membangun masjid dan infrastruktur, tetapi juga membebaskan beban rakyat yang terjerat utang karena kebutuhan hidup.
Kesimpulan:
Para khalifah teladan Islam mengajarkan bahwa:
Utang bukan perkara sepele di mata seorang pemimpin.
Mereka segera melunasi utang pribadi bahkan menjadikannya prioritas menjelang wafat.
Mereka juga melunasi utang rakyatnya sebagai bentuk kasih sayang dan keadilan sosial.
“Utang adalah beban dunia dan akhirat. Seorang pemimpin yang bertakwa akan memastikan dirinya dan rakyatnya terbebas darinya.”
0 komentar: