Menghitung Sebuah Perintah Allah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Segala peristiwa dan segala yang ada, semuanya bisa menjadi data kuantitatif. Persoalannya kemampuan berhitung manusia terbatas. Sebab, manusia hanya bisa mengkalkulasi yang diketahuinya saja. Padahal yang tidak diketahui, tak terbatas. Itulah sebab, kalkulasi manusia sering salah.
Mengapa semuanya bisa dihitung? Allah menciptakan segala sesuatu dengan ukuran tertentu. Menciptakan segala sesuatu dengan petunjuk dan teratur. Setiap sesuatu ada ajal dan masanya.
Mengapa kalkulasi manusia bisa salah? Sebab, hanya Allah yang turun dan naik ke langit. Hanya Allah yang tahu yang masuk ke bumi dan keluar dari bumi. Hanya Allah yang tahu makhluk-Nya. Yang diketahui manusia sebatas yang dikehendaki-Nya.
Karena manusia sering salah berhitung, maka bertakwalah. Dengan takwa, Allah akan menghapus semua kesalahan, memperbaiki dan menyempurnakan urusan manusia.
Manusia yang pandai berhitung mendapatkan tempat khusus di sisi Allah. Perdebatan di akhirat tentang berapa lama hidup di dunia? Tak bisa dijawab kecuali diserahkan kepada yang pandai berhitung. Allah memerintahkan bila ada persoalan bertanyalah kepada yang ahli berhitung.
Dahulu, seorang ulama fiqh pasti pandai berhitung. Sebab, bukankah hukum Islam dipenuhi dengan perhitungan? Shalat, zakat, waris, dan puasa, harus ditopang dengan keahlian menghitung.
Menentukan waktu shalat dan puasa, butuh perhitungan waktu. Pembagian zakat dan waris, butuh perhitungan agar didistribusikan sesuai hukum Allah. Keahlian menghitung merupakan keahlian yang dianjurkan oleh Allah.
Ilmu matematika, fisika dan kimia lahir dari para ulama Islam, sebab ada perintah dari Allah untuk bertanya kepada yang pandai berhitung. Sebab, alam semesta dan peristiwanya, semuanya bisa dihitung, karena Allah Maha Teliti dan Tidak Pernah Lengah. Berhitung bagian dari ketaatan kepada Allah yang memerintahkan untuk berhitung.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif