basmalah Pictures, Images and Photos
Juli 2021 - Our Islamic Story

Choose your Language

Bukan Muslim, Tapi Rakyatnya Minta Dinaungi Kekhalifahan Islam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mesir ...

Bukan Muslim, Tapi Rakyatnya Minta Dinaungi Kekhalifahan Islam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Mesir Dan Palestina 
Umat Kristen Koptik di Yerussalem dan Mesir lebih memilih untuk tunduk dalam kepemimpinan Islami –yang notabene merupakan musuhnya- dibandingkan dengan hukum kristen ala Romawi. Mereka merasa lebih damai jika yang memimpin mereka adalah utusan Khalifah dibanding rekan seagama mereka dari Romawi. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Karena, umat Kristen Koptik di Yerussalem dan Mesir selama ini sudah bosan ditindas oleh Gubenrnur Romawi mereka yang selalu berlaku semena-mena. Sedangkan Islam mendidik para pemimpinnya untuk tetap hidup sederhana, jujur, dan anti-korupsi meski mereka berada di puncak kekuasaan. Walhasil, beberapa saat kemudian, terciptalah kehidupan madani di Yerussalem dan Mesir di bawah kepemimpinan seorang sahabat Nabi: Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu.


Samarkand
Rakyat Samarkand mengadukan proses pembebasan Samarkand yang tak sesuai dengan syariat Islam kepada Umar bin Abdul Aziz. Sang Khalifah kemudian mengirimkan surat untuk menuntaskan polemik ini kepada gubernurnya.

“Tunjuklah seorang qadhi untuk penduduk Samarkand yang akan mempelajari aduan mereka. Jika qadhi itu telah memutuskan bahwa kebenaran di pihak mereka, maka perintahkanlah kepada seluruh pasukan kaum muslimin untuk meninggalkan kota mereka.”

“Ajaklah kaum muslimin yang telah tinggal bersama mereka untuk segera kembali ke negeri mereka. Lalu pulihkanlah situasi seperti semula sebagaimana tatkala kita belum memasukinya. Yakni sebelum Qutaibah bin Muslim Al-Bahili masuk ke negeri mereka.”

Gubernur segera menunjuk seorang qadhi yang terkemuka yang bernama Jumai’ bin Hadhir An-Naaji. Sang qadhi membenarkan tuduhan penduduk Samarkand dan pengadilan memenangkan pihak mereka.

Lalu, gubernur memerintahkan kepada seluruh pasukan kaum muslimin untuk meninggalkan kota Samarkand dan kembali ke markas-markas mereka. 

Tatkala para pembesar mendengar keputusan sang qadhi yang memenangkan urusan mereka, masing-masing saling berbisik satu sama lain, “Celaka kalian, kalian telah hidup berdampingan dengan kaum muslimin dan tinggal bersama mereka, sedangkan kalian mengetahui kepribadian, keadilan dan kejujuran mereka sebagaimana yang kalian lihat, mintalah agar mereka tetap tinggal bersama kita, bergaullah kepada mereka dengan baik, dan berbahagialah kalian tinggal bersama mereka.”


Kota Yania Italia
Saat Sultan Murad berhasil menguasai kota Salonika 1431M, datanglah utusan dari kota Yania Italia. Saat itu kota Yania sedang terjadi perang saudara karena perebutan kekuasaan oleh anaknya mantan penguasa sebelumnya Carlo Toco.

Utusannya berkata, "Tuanku, para penguasa kami telah berbuat sewenang-wenang, Mereka memperlakukan kami laksanakan budak, merampas harta benda kami, dan memaksakan kami untuk berperang."

Utusannya melanjutkan, "Kami adalah orang Kristen. Tetapi, kami mendengar keadilan kaum Muslimin. Yang tidak sewenang-wenang pada rakyatnya, tidak melarang rakyat memeluk agama sesuai keyakinannya, memenuhi hak setiap rakyat. Kami, ingin Tuan memasukkan kami dalam bagian rakyat Tuan."

Akhirnya kota tersebut menjadi bagian Kekhalifahan Islam pada 1431M. 


Sumbet:
https://kalam.sindonews.com/read/150608/70/surat-umar-bin-abdul-aziz-yang-menghebohkan-kalangan-non-islam

https://www.stiqisykarima.ac.id/2014/01/06/menuju-masyarakat-muslim-madani/

Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Penguasa Lunasi "Personal Loan" Rakyatnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kisah Pertama Di ...

Penguasa Lunasi "Personal Loan" Rakyatnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kisah Pertama
Di era Umar bin Abdul Aziz, rakyat dipenuhi kebutuhan dasar hingga fasilitas hidupnya, bahkan hutang-hutang pribadi rakyatnya pun dilunasi. Inilah kesejahteraan yang sempurna.

Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada para gubernurnya. Dalam surat itu, ia mengatakan hendaknya para gubernur membayarkan utang orang-orang yang dililit hutang.

Para gubernur membalas surat itu, "Kami mendapatkan orang yang berhutang, tetapi mereka memiliki tempat tinggal, pelayan, kuda (kendaraan), dan perabotan rumah."

Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Orang Islam memang harus memiliki tempat tinggal untuk merebahkan diri, pelayan untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya, kuda yang digunakan untuk melawan musuhnya, serta perabot rumah tangga."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Meski demikian ia tetap berutang, maka bayarlah utangnya."


Kisah Kedua
Abdullah Ibnu Mubarak memiliki seorang murid. Dia seorang pemuda. Suatu hari muridnya tidak hadir. Setelah diselidiki ketidakhadirannya, ternyata sedang dipenjara karena memiliki hutang 10.000 dirham.

Abdullah Ibnu Mubarak mencari pemberi hutang untuk melunasi hutang muridnya. Ibnu Mubarak memintanya menjaga rahasia ini hingga wafatnya. Si pemberi hutang lalu membebaskan si pemuda tersebut dari penjara.

Baru keluar dari penjara, sang pemuda langsung bergegas mendatangi gurunya. Setelah bertemu Ibnu Mubarak bertanya, "Hai pemuda, kemana saja kamu ini?" 

Sang pemuda menjawab, "Aku telah dipenjara sebab hutangku." Ibnu Mubarak bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa keluar dari penjara?" Sang pemuda berkata, "Seseorang datang dan membayarkan hutangku. Aku tidak tahu siapa orang itu."

Ibnu Mubarak berkata lagi, "Bersyukurlah kepada Allah, Dia telah menolongmu dengan melunaskan semua hutangmu." Setelah Ibnu Mubarak wafat, barulah si pemberi hutang menceritakan pada pemuda tersebut bahwa yang melunasi hutangnya adalah gurunya sendiri.


Kisah Tiga
Abu Yasr, hakim di Samarkand, mendatangi rumah seseorang untuk menagih hutang. Yang ditagih bersembunyi dengan tidak mau keluar dari dalam rumah. Abu Yasr mendengar suara dari dalam rumah.

Abu Yasr berkata, "Keluarlah, aku mendengar suaramu." Saat penghuni rumah keluar, ditanya kembali, "Apa yang membuatmu berbuat seperti ini?" Yang berhutang menjawab, "Kesulitan ekonomi." Abu Yasr berkata, "Demi Allah!" Yang berhutang menjawab, "Demi Allah."

Lalu Abu Yasr berkata, "Pergilah, bagimu apa yang kamu miliki (terbebas hutang). Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa memberikan kelonggaran kepada orang yang kesulitan ekonomi (berhutang) atau menggugurkan hutangnya, maka Allah akan menaunginya di hari Kiamat."


Kisah Empat
Umar bin Abdul Aziz pernah mengirimkan surat kepada seluruh Gubernur. Isinya, "Hendaklah kalian mengadukan kepadaku semua orang buta yang menanggung beban hutang, yang cacat, yang lumpuh sehingga menghalanginya untuk shalat di masjid."

Seluruh gubernur melaporkan data tersebut. Lalu Umar bin Abdul Aziz memerintahkan agar orang buta mendapatkan pendamping atau petunjuk jalan, yang lumpuh mendapatkan pelayan.

Sumber:
Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Cara Praktis Membangun Bangsa yang Hancur Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kisah Pertama Seorang guber...

Cara Praktis Membangun Bangsa yang Hancur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kisah Pertama
Seorang gubernur menulis surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Isi suratnya, "Sesungguhnya kota kita telah hancur. Jika khalifah berpendapat untuk mengucurkan dana untuk membangunnya kembali, maka itu lebih baik."

Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Aku memahami maksud suratmu. Kamu tidaklah mengatakan di sana bahwa kotamu telah roboh. Jika telah membaca surat ini, maka jagalah kotamu dengan berbuat adil."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Bersihkan jalan-jalan kota dari perbuatan zalim. Dengan berbuat  begitu, kota itu akan bangkit kembali."


Kisah Dua
Saat rakyat sulit untuk ditertibkan. Tak mengikuti ketertiban dan peraturan. Tandanya ada kezaliman penguasa.

Jarrah bin Abdullah, gubernur Khurasan era Umar bin Abdul Aziz, melaporkan kondisi rakyatnya kepada khalifah melalui sebuah surat.

Sang gubernur menulis dalam suratnya, "Penduduk Khurasan adalah manusia yang rusak. Mereka hanya bisa diluruskan dengan pedang dan cambukan. Jika khalifah mengizinkan, saya akan melakukan itu."

Khalifah Umar bin Abdul Aziz membalasnya, "Suratmu telah sampai di tanganku. Dalam surat itu, kamu menjelaskan bahwa penduduk Khurasan adalah manusia rusak, dan menurutmu mereka hanya bisa diluruskan dengan menggunakan pedang dan cambukan."

Umar melanjutkan, "Kamu telah bohong, karena mereka bisa diluruskan dengan keadilan dan kebenaran. Oleh karena itu, berbuat adilah kepada mereka."

Kisah Tiga
Seorang Hakim di Mosul mengaduk persoalannya kepada khalifah Umar bin Abdul Aziz. Di Mosul, kasus pencurian dan perampokan sangat banyak. Bagaimana agar kotanya menjadi damai dan tentram?

Sang Hakim bertanya pada Umar bin Abdul Aziz, "Apakah aku harus menyelidiki mereka? Mencari bukti atas perbuatan mereka? Lalu aku selesaikan persoalan ini sesuai dengan tradisi yang berlaku di masyarakat itu?"

Umar bin Abdul Aziz menjawab bahwa hendaknya mencari bukti dan menyelesaikannya sesuai sunnah Nabi. Jika saja mereka tidak mengikuti kebenaran, maka Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka.

Sang Hakim melakukan apa yang dipesankan Umar bin Abdul Aziz, setelah itu kita Mosul menjadi kota yang tingkat kriminalnya paling kecil.


Kisah Empat
Umar bin Abdul Aziz berkata, "Aku mendapati para penguasa sebelumku sebagai penguasa yang menindas rakyat dengan kekuatan dan kekuasaan. Hal yang sama juga dilakukan oleh para pembesar atau pejabat negara yang membantu para penguasa."

Umar bin Abdul Aziz melanjutkan, "Saat aku memegang tampuk kekuasaan, rakyat mengadukan kezhaliman para mantan penguasa itu kepadaku. Tidak ada pilihan lain bagiku kecuali mengembalikan hak orang yang pernah dirampas oleh orang kuat. Mengembalikan hak orang yang dilemahkan oleh para penguasa.

Di era Umar bin Abdul Aziz, ia mengembalikan harta dan tanah yang diambil secara zalim oleh penguasa sebelumnya.


Kisah Lima
Penguasa yang dapat membangun bangsanya memiliki beberapa karakter yang melekat pada jiwanya.  Umar bin Khatab memaparkan karakter penguasa tersebut.

Umar bin Khatab berkata, "Sesungguhnya sikap adil itu memiliki tanda dan permulaan, diantaranya tandanya bersifat malu, dermawan, merasa hina dihadapan Allah dan bersikap lembut. Adapun permulaannya adalah sikap kasih sayang."

"Sungguh Allah telah menciptakan pintu bagi segala sesuatu, dan setiap pintu dimudahkan dengan sebuah kunci, dan pintu adil adalah i'tibar (kemampuan mengambil pelajaran dari sesuatu) dan kuncinya adalah Zuhud."

"I'tibar dilakukan dengan mengingat kematian. Mempersiapkannya dengan menshadaqahkan hartanya.  Zuhud itu mengambil hak dari setiap orang dan diganti dengan haknya pula dan merasa cukup dengan rezeki ala kadarnya."

Umar bin Khatab melanjutkan, "Jika rezeki yang ala kadarnya tidak membuatnya cukup, maka segala sesuatu tidak akan mampu memuaskannya."

Sumber:
Golden Story, Mahmud Musthafa Sa'ad, Al-Kautsar 2013.

Fitrah Dalam Catatan Sejarah Islam di Nusantara  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Fitrah manusia dalam ...

Fitrah Dalam Catatan Sejarah Islam di Nusantara 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Fitrah manusia dalam catatan sejarah. Menelusuri unsur kebaikan. Menelusuri iman dalam dada manusia dari catatan sejarah Nusantara. Agar kita tahu bahwa keyakinan  pada Allah sudah ada sejak manusia di rahim sang ibu.

Manusia tidak sadar bahwa di jiwanya sudah ada benih iman kepada Allah. Namun bagaimana cara Allah menyadarkannya? Menurut Buya Hamka dengan dua hal yaitu Alam sekelilingnya dan persoalan hidup serta kematian.

Alam memberikan dan menopang kehidupan. Matahari, gunung, pohon, batu, sungai memberikan manfaat. Muncullah kepercayaan tuah, angker dan semangat pemujaan. Termasuk pada padi. Iya dinamakan Dewi Sri atau Sang Hiyang Sri.

Dimasa dulu tubuh yang sudah meninggal tidak dikuburkan. Di taruh ditempat yang istimewa di tengah keluarga atau diantarkan ke puncak bukit sebab pengaruhnya masih terasa. Ia seakan masih hidup ditengah kalangan anak cucu. Hingga bertemu dalam mimpi. Entah mana yang lebih besar takut atau cinta. Disinilah timbul pemujaan.

Hujan tak kunjung datang. Padahal sudah waktunya musim hujan. Maka tangan pun menengadah ke langit ke sang Matahari, sang surya, memohon memohon menyelesaikan musim ini sebab dia tampak lebih kuasa dari segalanya. Maka tumbuh kepercayaan kepada segenap yang ada. Menurut Buya Hamka, di Sumatera Tengah ada sungai Batang Hari. Dan Hari itu pun nama Tuhan.

Jatuh sakit mendorong manusia untuk meminta pertolongan. Mantra dan jampi diucapkan untuk memanggil ruh nenek moyang. Ruh nenek moyang bernama Hyang. Ia berada di puncak gunung. Hyang Tunggal pada nama Gunung Dieng. Gunung Sangiang ( Sang Hyang) di Nusa Tenggara. Parahiyangan di Sunda. Periangan di Padang Panjang.

Muncul perasaan yang membawa kepercayaan kepada puncak dari segala kepercayaan. Yaitu keesaan Tuhan. Yang Mahatinggi dan agung.

Kepercayaan pada gaib telah tumbuh dan berkembang bersamaan dengan bertumbuh dan berkembangnya akal. Kemudian setelah agama datang bukanlah agama menanamkan sesuatu yang baru, tetapi salah satunya menyelesaikan kekusutan kepercayaan itu dan menyalurkan pada tempatnya.

Andai dalam kehidupan ini tidak ada Tuhan. Pasti manusia akan menciptakan Tuhan sendiri untuk mengisi jiwanya. Bila mendengar kisah Umar Bin Khatab, Saat beliau masih jahiliyah. Dalam Perjalanan dia membuat Tuhan dari gandum. Ketika lapar, gandum itu dimakannya.

Referensi:
Sejarah Umat Islam, Hamka, GIP, Februari 2016

Buya Hamka, Rekonstruksi Sejarah Islam di Nusantara  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apa makna sejarah...

Buya Hamka, Rekonstruksi Sejarah Islam di Nusantara 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apa makna sejarah? Mungkin banyak yang tak tahu dan tak peduli. Bila ingin tahu belajar pada Sultan Agung dari Mataram. Bagaimana dia mengokohkan legitimasi dan supermasi dengan merekonstruksi sejarah dirinya.

Sastra Gending sebuah filsafah hidup yang ditulisnya. Salah satu isinya tentang silsilah keturunannya dari Nabi Adam, Nabi Syits. Bukan itu saja dibangun silsilahnya dari Sang Hyang Nur Cahaya, Nur Rasa, Nur Wening termasuk keturunan Batara Guru, Sang Hyang Tunggal dan Arjuna. Tidak sampai disitu ada hubungannya juga dengan Hayam Wuruk dan Brawijaya.

Dengan jalan rekonstruksi sejarah ini maka keagungan pribadi Sultan Agung menjadi sangat sempurna untuk menundukkan jiwa, perasaan dan pemikiran rakyatnya yang banyak menganut Islam dan Hindu.

Fitrah manusia sangat antusias pada kebaikan. Dan berterimakasih dan menghargai setiap jasa kebaikan. Bahkan siap berkorban demi yang memberikan kebaikan. Sisi fitrah inilah yang dimainkan oleh sejarah. Ideologi apa yang akan diperjuangkan? Kebaikan apa yang ingin ditumbuhkan sekarang dan esok?

Fitrah manusia ingin mencontoh. Menemukan tauladan, semangat hidup, membangun cita-cita dari para pendahulunya. Bersikap dan berkarya dari orang terdahulu yang sudah sukses menciptakan karya. Disinilah peran sejarah dimainkan. Proses identifikasi diri dan masyarakat terhadap keberhasilan masa lalu. Membangun harga diri pun bisa dimulai dengan menelusuri jejak nenek moyangnya. Inilah peran sejarah.

Ada 3 buku Sejarah karangan Buya Hamka yang saya ketahui yaitu Tuanku Rao, Sejarah Umat Islam dan Dari Perbendaharaan Lama. Mengapa Buya Hamka tertarik menulis sejarah padahal dia seorang ulama yang budayawan? Salah satu tujuannya adalah merekonstruksi sejarah dan mengambil api sejarah.

Salam bukunya Tuanku Rao, beliau menangkis tulisan tentang sedikitnya peran ulama dalam perang Paderi. Hamka membeberkan perjuangan dan bagaimana ulama membangun khusus di tanah Minangkabau.

Salam bukunya Sejarah Umat Islam, Hamka mengangkat peran Islam dalam membangun peradaban di daerah Timur seperti Iran, India, Afghanistan dan Asia Tengah. Padahal menurut Hamka, perkembangan umat Islam di Indonesia sangat dipengaruhi dari daerah ini. Kajian perkembangan Islam di Timur merupakan buku pertama yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Pertanyaan Hamka, mengapa pemerintah kurang memperhatikan pertumbuhan Islam di Timur melalui kurikulum di sekolah?

Menurut Hamka, rujukan buku sejarah dan buku Sejarah yang beredar saat itu, kebanyakan bukan yang beragam Islam. Efeknya, pembaca tidak merasakan penghayatan jiwa. Agama penulis mempengaruhi gaya penulisannya.

Dalam bukunya Dari Perbendaharaan Lama, Hamka ingin merekonstruksi sejarah Islam di Indonesia. Hamkalah yang beragumentasi bahwa Islam telah hadir di abad 7 Masehi. Atau abad pertama kehadiran Islam melalui catatan sejarah Tiongkok tentang kerajaan Kalingga dan adanya kampung Arab di pesisir Barat Sumatera. Ahli Sejarah Islam dari Princeton University di Amerika pun meneguhkan hal ini.

Mengapa Hamka tetap menuliskan sejarah Islam Nusantara padahal sudah ada yang menuliskan? Menuliskan sejarah harus dengan cinta. Dengan cintalah masa lampau akan meninggalkan jejak yang mendalam untuk menghadapi zaman sekarang dan akan datang. Karena rasa hati dan suka duka kita sekarang adalah rasa hati dan suka duka yang telah ditinggalkan nenek moyang untuk kita.

Hamka merasa perlu merekonstruksi sejarah karena para penulis sebelumnya tidak melihat apa yang dilihatnya. Banyak penulis asing (Belanda) yang telah menulis sejarah Islam Nusantara, namun isinya tentang kebanggaan akan kemenangan mereka, kekalahan nenek moyang kita, kepintaran mereka dan kebebalan nenek moyang kita, membeberkan kebenaran mereka. Disini Hamka ingin menulis sejarah Islam Nusantara dari seorang Muslim Indonesia.


Sufi dalam Perjalanan Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Imam Ibnu Khaldun mengatakan dalam kita...

Sufi dalam Perjalanan Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Imam Ibnu Khaldun mengatakan dalam kitab Muqadimahnya bahwa dasar amalan para Sufi adalah mereka tekun beribadah, hanya menuju Allah, menjauhi dunia, serta zuhud terhadap dunia, harta dan kedudukan. Sufi juga memiliki peran besar dalam mempertahankan keagungan iman dan aqidah di zaman kehidupan Islam yang dipenuhi filsafat dari luar.

Lanjutnya lagi, para sufilah yang membuka jalan tersebar Islam keseluruh dunia yang belum tersentuh oleh daulah Islam. Seperti ke pelosok Asia, India, Cina, Afrika dan berbagai pelosok negri lainnya. Di saat atheis dan dekadensi moral merebak, maka para sufilah yang berdiri tegak dihadapan gelombang tersebut.

Para Sufi adalah benteng pelindung kaum muslimin dari serangan tentara dan keangkuhan kaum salib dan kekejian penjajah. Khalifah Al-Mutawakil Al-Abbasi ketika sedang menghadapi serangan musuh, ia memanggil para sufi dari seluruh penjuru untuk menjadi tentara besar yang mendatangkan kemenangan yang melindungi kedaulatan negri Islam dan perbatasannya.

Ketika Malik al-Kamil dari bani Saljuk tidak kuat menghadapi gempuran tentang Salib, Al Arabi menulis surat, "Semangatmu lemah. Bangkitlah untuk berperang atau kami perangi kamu sebagaimana kami memerangi mereka.

Saat kaum Muslimin di Andalusia kesulitan menghadapi  serangan raja Eropa. Imam Al-Ghazali menulis surat ke Yusuf bin Tasyfin Sultan Maroko, "Pilih, apakah kamu mengangkat pedang dan berperang di sabilillah menolong saudaramu di Andalusia, atau turun dari jabatan sebagai pemimpin umat Islam, biar orang lain menjalankan tugasmu."

Gagalnya penjajah Perancis atas Mesir di era Raja Louis IX. Menangnya kaum muslimin atas tentara Salib di perang Hittin. Menangnya atas tentara Monggol di Ain Jalut, semuanya berkat dukungan para Sufi. Imam Al-Ghazali mengarang kitab khusus yang ditujukan kepada Malik Al-Kamil, sultan Saljuk, untuk membimbingnya dalam mengelola pemerintah.

Menurut Imam Ibnu Khaldun, peran sufi itu menjaga warisan nubuwwah, membuka hati, menerangi mata, mengajak pada kebenaran dalam beribadah hanya kepada Allah dan siap memasuki medan jihad fi sabilillah.

Para Sufi selalu memancarkan kecemerlangan dan kemuliaannya dalam semua bidang kehidupan. 

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Ketika Mesir  Dikepung Raja Louis IX (3-habis) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Denge...

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Ketika Mesir  Dikepung Raja Louis IX (3-habis)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Sejarawan Dr Muhammad Ash Shalabi mencatat peran besar Syeikh Hasan Asy-Syadzali pada Era dinasti Ayyubiyah dalam perang Salib. Dia mengobarkan semangat Sultan Najmuddin Ayyub dan pasukannya setelah sebelumnya merasakan ketakutan ketika tentara Salib mampu merangsek hingga ke kota Dimyath.

Syeikh Hasan Asy-Syadzali mengerahkan seluruh murid,  pengikutnya dan masyarakat luas sehingga memberikan energi positif bagi pasukan muslimin.

Yang menonjol dari Syekh Hasan Asy-Syadzali dalam perang ini bukan saja kemampuan mobilisasi massa tetapi ketekunannya dalam membaca kalimat-kalimat tasbih, munajat yang dilakukan dan sanjungannya kepada Allah swt. Ini gambaran puncak ajaran tauhid. Dalam peperangan yang berkecamuk, ia terlihat khusyuk beribadah dihadapan Allah.

Dengan doa, tasbih, pujian yang dipanjatkannya sehingga Allah berkenan membukakan rahmat kepada hamba-Nya, pertolongan-Nya akan datang, dan keutuhan Islam terjaga dari musuhnya. Keberadaan Syeikh Hasan Asy-Syadzali dan ulama-ulama lainnya merupakan salah satu sebab Allah memberikan pertolongan-Nya.

Seorang sejarawan berkata, "Sesungguhnya Syeikh Hasan Asy-Syadzali membaca wirid-wirid dalam pertempuran di kota Mansyuriah tersebut. Dia berpesan kepada murid-muridnya untuk membaca wirid-wirid pada malam hari ketika peperangan sedang diistirahatkan. Wirid ini berupa Hizib Nashr dan Hizib untuk membutakan mata musuh.

Dengan berbagai upaya perjuangan dan doa, akhirnya tentara Salib mengalami kekalahan telak. Raja Louis IX pun tertangkap. Bukankah ini kemenangan luar biasa. Pasca peperangan Syekh Hasan Asy-Syadzali kembali ke Iskandariah. Kembali mengajar dan mendidik murid-muridnya. Saat ini Syeikh Hasan Asy-Syadzali dikenal sebagai pendiri Tarekat Syadziliah.

Kemerdekaan Indonesia  pun berhutang budi pula pada Syekh Hasan Asy-Syadzali. Karena menurut penulis sejarah, KH Hasyim Ashari pun mengajarkan wirid Hizib dari Syeikh Hasan Asy-Syadzali kepada para Kiyai, ustadz, santri dan masyarakat, bagi yang akan perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Menurut murid KH Nur Ali, seorang  Pahlawan Nasional dari Bekasi, saat rezim Soeharto sangat represif, sang kiyai mengajarkan Wirid Hizib kepada murid-muridnya.

Syeikh Hasan Asy-Syadzali mengajarkan bahwa dalam segala hal, suasana jiwa harus dekat kepada Allah. Segala kemenangan berasal dari pertolongan Allah. 

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX (2) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)...

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX (2)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Syeikh Hasan Asy-Syadzali melanjutkan, "Di pintu tenda, aku bertemu dengan sekelompok ulama dan orang sholeh jumlahnya 70 orang. Diantara yang ku kenal adalah Syeikh Izzuddin Abdussalam juga beberapa orang yang lainnya.

Dan ketika aku hendak maju menemui Rasulullah saw, aku memastikan diriku rendah dan berbudi bersama syeikh Izzuddin Abdussalam.  Aku berkata, "Tidak layak bagi kita untuk maju sebelum yang paling alimnya umat pada zaman ini maju." Setelah beliau maju dan seluruh hadirin juga maju, Rasulullah saw memberi petunjuk kepada mereka ke arah kanan dan kiri untuk duduk dan maju.

Aku pun menangis karena gembira sekaligus khawatir. Aku gembira karena kedekatanku pada Rasulullah saw melalui jalur pertalian nasab. Aku juga gelisah karena urusan kaum muslimin dan peperangan. Hal itulah yang menjadi permohonanku pada baginda Rasulullah saw. Beliau pun mengulurkan tangannya dan memegang tanganku lantas berucap,

"Jangan khawatir atas segala kekhawatiran sebab peperangan, kamu harus menasihati pemimpin umat yaitu Sultan. Jika mereka semua dipimpin oleh orang zalim, apa apa yang akan terjadi? Rasulullah saw pun menggenggam jari-jari tangannya seakan-akan beliau memperlambat masa. Jika yang memimpin mereka orang bertakwa, maka Allahlah perawat orang yang bertakwa." Rasulullah saw pun merenggangkan kedua genggaman tangannya.

Sedangkan kaum Muslimin, cukuplah bagimu Allah dan Rasul-Nya sebagai penolong.  Beserta seluruh kaum mukminin Rasulullah saw pun bersabda dengan mengutip ayat Al-Qur'an, "Barangsiapa yang membela Allah, Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman maka panji Allah-lah yang akan menang (Al-Ma'idah : 5)

Ada pun bagi Sultan, "tangan" Allah akan selalu terbuka baginya dalam bentuk rahmat selama dia mengayomi masyarakat dan menasihati kaum mukminin untuk beribadah kepada Allah. Maka nasehatilah dia. Tulislah surat untuknya. Katakanlah dengan jelas bahwa orang zalim itu musuh Allah,

"Maka bersabarlah engkau Muhammad, sungguh janji Allah itu benar dan jangan sekali-kali sampai orang yang tidak meyakini kebenaran ayat-ayat Allah itu menggelisahkan engkau." Ar Rum: 60)

Maka aku pun berkata, "Allah pasti akan menolong kami. Demi Tuhannya Kabah." Syeikh Hasan Asy-Syadzali pun terbangun. Lalu apa yang terjadi di hari itu?

(Bersambung)


Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX ( 1) Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati...

Mimpi Syeikh Hasan Asy-Syadzali Saat Mesir Dikepung Raja Louis IX
( 1)

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tentara Salib mengepung Mesir. Sultan, ulama dan rakyat berpadu menghadapi tentara Salib yang dipimpin oleh raja Louis IX. Saat itu di era akhir Ayyubiyah. Dalam kondisi lemah, tentara Salib berhasil merangsek hingga hingga Dimyath. Kota Mansuriyah adalah benteng pertahanan terakhir. Semua berpadu mempertahankan benteng terakhir.

Dalam suasana peperangan, para ulama dan tentara masih juga belajar. Mereka membaca kitab Ar -Risalah al-Qusyairiyah. Yang mampu membahas kitab tersebut adalah orang yang paling alim dan paling dekat dengan Allah. Siapakah? Dialah Syekh Hasan Asy-Syadzali.

Yang mendengarkan para ulama bertakwa seperti Syeikh Izzuddin Abdussalam yang bergelar sultannya ulama. Juga, ulama-ulama besar yang hidup di zamannya. Dalam kekalutan peperangan mereka masih mengkaji kitab-kitab yang luar biasa.

Setelah selesai mengkaji kitab tersebut, Syeikh Hasan Asy-Syadzali yang sudah sangat tua dan sudah buta. Merebahkan diri di tendanya. Matanya tak bisa tidur karena kepungan tentang Salib yang luar biasa. Para ahli sejarah mengatakan  bahwa peristiwa ini sama dengan kondisi ketika Rasulullah saw dikepung di Madinah dalam perang Khandaq.

Dalam serbuan tentara Salib ini kondisi umat Islam menghadapi kondisi yang penuh kegetiran yang luar biasa. Namun pasukan Islam tetap tenang, penuh keteguhan iman, karakter gagah berani tetap terjaga, ketekunan dan keteguhan tetap terpelihara.  Karena disisi mereka terdapat ulama besar khususnya Syeik Hasan Asy-Syadzali.

Saat merebahkan diri di kemah. Tiba-tiba saja matanya terlelap. Lalu dia bermimpi melihat persiapan kaum muslimin di Mansyuriah yang siap siaga menghadapi pasukan Salib.

Dalam mimpinya Syeikh Hasan Asy-Syadzali melihat tenda yang sangat besar. Tingginya mencapai langit. Sinarnya tegak memancar. penduduk bumi dan langit berdesakan untuk mencapainya. Aku bertanya, "Tenda siapa ini?" Dijawab oleh mereka, "Tenda Rasulullah saw." Aku pun bergegas menuju ke tenda tersebut dengan bahagia.

Bagaimana kelanjutannya?

(Bersambung)


Kisah Para Nabi, Persoalan dan Solusi Komprehensif Kehidupan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kalimat ...

Kisah Para Nabi, Persoalan dan Solusi Komprehensif Kehidupan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kalimat terakhir. Tak ada lagi kalimat yang baru. Tak ada lagi persoalan yang baru. Tak ada  lagi solusi yang baru. Semua terhimpun dalam Kitab Penutup Al-Qur'an. Semua terhimpun dalam lisan nabi terakhir Rasulullah saw. Mengapa manusia terus menuai kesulitan dan tak mendapatkan jalan keluar? Mengapa manusia tak bisa mengidentifikasikan akar persoalan? Mengapa manusia tak menemukan solusi final? Karena manusia tertipu dengan jalannya sendiri. Tertipu dengan rasa kepintaran dan kehebatan dirinya.

Para Nabi dan Rasul manusia pilihan. Rasulullah saw manusia paling berpengaruh di dunia. Bagaimana beliau melihat persoalan? Bagaimana beliau menyelesaikan seluruh tantangan? Bagaimana menemukan solusi final dalam hidupnya? Menunggu firman Allah. Menunggu kedatangan malaikat Jibril. Sekarang semuanya sudah menjadi kitab. Semuanya sudah terhimpun dalam satu kesatuan yang utuh. Mengapa tidak mendapatkan solusi final yang cerdik? Mengapa tak tahu akar persoalan?

Persoalan seluruh manusia sudah terhimpun. Contoh-contoh kasus persoalan hidup manusia sudah dipaparkan dengan jelas dan sempurna sejak Nabi Adam hingga Hari Kiamat. Tidak hanya kasus, contoh solusi sudah terhimpun dengan paparan yang sangat jelas sejak nabi Adam hingga Hari Kiamat. Manusia hanya tinggal mengikutinya dan mentafakurinya saja. Persoalan yang sama akan terus berulang. Solusi yang sama akan terus berulang pula. Sangat mudah kehidupan ini.

Hidup ini sangat mudah. Karena, seluruh persoalan manusia sudah dijelaskan. Tak ada lagi yang samar dan remang. Hidup ini sangat mudah. Karena, seluruh solusi sudah dipaparkan. Hidup ini sangat jelas. Masa depan dengan persoalan dan solusinya sudah sangat jelas terpampang. Bila persoalan hidup sudah dibocorkan oleh Allah sebelum menjalaninya. Bila solusi hidup sudah dibocorkan oleh Allah sebelum menghadapinya. Bukankah jadi begitu mudah kehidupan ini? Tak perlu meminta bocoran pada iblis dan syetan, karena Allah sudah memanggil manusia dan menjelaskan langsung pada manusia.

Allah sudah mengutus para Nabi dan Rasul sebagai pendidik, pembimbing, trainer, coach, konsultan kehidupan untuk menempa jati diri manusia. Menjelaskan seluruh kehidupan dengan persoalan dan solusinya. Penyakit dan obatnya. Merubah sisi gelap pribadi dan kehidupan ke jalan yang terang benderang. Manusia lebih jelas kehidupannya dibandingkan hewan dan tumbuhan. Manusia lebih siap menghadapi kehidupan dibandingkan hewan dan binatang. Karena sejak di kandungan manusia sudah disiapkan, dididik dan dibimbing oleh Allah, para Nabi, Sahabat, Ulama, guru dan orang tuanya. Namun mengapa tetap tak memahami persoalan dan solusi hidup? Siapakah yang membimbing dan mendidik hewan dan tumbuhan?

Seluruh persoalan dan solusi sudah dibocorkan. Seluruh persoalan dan solusi hidup selalu sama sepanjang zaman sejak Al-Qur'an diturunkan dan Rasulullah saw diutus. Manusia sudah dididik dan dibimbing oleh Allah dan para Rasul. Jadi apa lagi yang sulit dalam hidup ini? Adakah kesulitan bila seluruhnya sudah diketahui dan diajarkan? Yang kurang hanya satu, mengamalkan hasil didikan dan bimbingan tersebut.

Mendidik Anak Melalui "Tangan" Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dapatkah melindungi an...

Mendidik Anak Melalui "Tangan" Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Dapatkah melindungi anak setiap waktu, setiap saat dan setiap tempat? Di era super terkoneksi, terbuka, akses yang tak terbatas, bagaimana menjaga putra-putri kita? Dapatkah dengan penghalang fisik? Seperti tak keluar rumah dan membatasi pergaulannya? Anak memiliki dunia sendiri, kecendrungan sesuai zamannya, butuh pengalaman tersendiri untuk membangun masa depannya. Bagaimana menyikapi ini semua?

Nabi Musa belajar bersama Nabi Khidir. Dalam perjalanan ilmunya, sampailah di sebuah negri.  Namun tak seorang pun yang mau menjamunya. Akhirnya mereka menemukan sebuah rumah yang hampir roboh. Lalu keduanya membangun rumah tersebut. Rumah itu milik dua anak yatim. Yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shaleh. Mengapa kedua anak yatim ini terjaga dari keburukan? Padahal orang tuanya tidak menjaganya?

Ibnu Abbas menafsirkan ayat, "Kedua orang tuanya adalah orang yang shaleh." Maksudnya, sebagai bentuk penjagaan lantaran kedua orang tuanya baik. Said bin al-Musayyab berkata pada anaknya, "Sungguh aku akan memperbanyak shalatku demi menyelamatkanmu agar aku bisa terus menjagamu. Setelah itu Said bin al-Musayyab membaca firman Allah, "Kedua orang tuanya adalah orang yang shaleh." (18:82)

Kisah kebaikan dua anak yatim karena kesalehan kedua orang tuanya. Penjagaan anak sebab orang tuanya menjaga shalat. Itulah pelajaran dari kisah Nabi Musa dan Nabi Khaidir. Mendidik orang tua, untuk mendidik anak-anaknya. Memperbaiki anak-anak kita dengan mendidik diri kita sendiri. Anak-anak adalah cerminan dari kita sendiri. Cerminan masa lalu kita terhadap orang tua kita. Semua terangkum pada anak-anak kita.

Seni mendidik anak, sebenarnya seni mendidik diri. Said bin al-Musayyab, saat hendak memperbaiki kerusakan anaknya, dia memperbaiki akhlaknya kepada Allah. Menambah ketakutan dan pengharapan pada Allah. Menambah ibadahnya pada Allah. Mendidik anak dengan wasilah atau perantara Allah.  Setelah itu, barulah menasihati anaknya. Setelah itu barulah mendesain kurikulum pendidikan anak-anaknya.

Seorang teman, dahulunya pecandu narkoba. Bagaimana cara orang tuanya memperbaiki anaknya? Orang tuanya memperbanyak shalat. Meningkatkan amal-amal sunahnya. Meneliti sumber rezekinya hanya agar yang halal saja. Alhamdulillah, melalui pertolongan Allah, anaknya sadar dengan sendirinya. Mendidik melalui Tangan Allah bukan sekedar ikhtiar kita sendiri.

Seorang ibu sangat sulit mendidik anaknya. Sang kiyai bertanya, "Apa yang dirasakan ketika anak itu dalam kandungan?" SZang ibu menceritakan keburukan dirinya. Sang kiyai mensarankan perbaiki dan didik diri ibunya dulu. Lalu,  kirimkan al-Fatihah untuk anaknya. Selang berapa lama, sang ibu menceritakan perubahan besar pada anaknya.

Pendidikan modern tak bisa menciptakan ketakwaan. Pendidikan modern tidak akan menghasilkan pribadi yang sempurna karena sistemnya lahir dari akal dan ilmu semata. Menanggalkan Allah dan menjauhkan pengelolaan hati. Bukankah hati itu raja? Bukankah yang membolak-balikan hati itu Allah? Mengapa meninggalkan Allah dalam mendidik anak-anak kiita?

Segera bersujud kepada Allah. Sering-seringlah bersujud. Berlama-lamalah dalam bersujud. Itulah awal mendidik anak-anak kita. Seperti Said bin al-Musayyab yang mendidik anaknya dengan memperbanyak shalat.

Pergolakan Bathin, Kebangkitan Baru Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Pergolakan bathin. Kegelisahan jiw...

Pergolakan Bathin, Kebangkitan Baru

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Pergolakan bathin. Kegelisahan jiwa. Itu titik awal perubahan besar. Baik diri maupun sebuah negara. Rasakan pergolakan itu. Rasakan arah baru dari pergolakan itu. Rasakan nilai baru yang ingin dituju dari kegelisahan tersebut.

Menuntaskan pergolakan bathin dan kegelisahan adalah dengan mengambil sikap dan keputusan. Bukan membiarkannya. Bukan dengan mendiamkannya. Namun setiap perubahan terdapat konsekwensinya yang besar pula. Wahai Dzat Yang Maha Pembolak Balik Hati teguhkan hati dalam ketaatan pada Mu.

Nabi Ibrahim as. bertanya pada dirinya siapa Tuhan itu ? Pandangannya mengarah pada angkasa, memandang semesta, bertanya tentang bintang, bulan dan matahari. Apakah mereka Tuhan? Setiap kegelisahan butuh jawaban untuk meredakannya.

Nabi Musa merasakan kegelisahannya. Saat kaumnya Bani Israel direndahkan Firaun. Ayah angkatnya mengaku Tuhan Semesta Alam. Jiwa kerasnya bergolak memukul seseorang yang merampas hak kaum Bani Israel. Perjalanan panjang menuju negri Madyan, sebuah cara untuk menuntaskan kegelisahannya. Lalu kembali untuk menuntaskan kegelisahannya.

Muhammad menyendiri di gua Hira. Memandang Mekkah yang penuh dengan kejahiliyahan dan kemusyrikan. Kegelisahan mendalam melihat karakter dan budaya kaumnya. Akhirnya turunlah wahyu untuk mengambil peran untuk perubahan peradaban di setiap zaman.

Imam Al Ghazali, selama 6 bulan diliputi kegelisahan mendalam. Kegelisahan tentang dirinya. Yang suka membanggakan diri dan sombong, pendusta, dan riya. Target ilmunya hanya jabatan, ilmu sebatas teori saja. Tak ada pengamalan dan keikhlasan. Ia berbicara pada dirinya. Ia bertanya dan berdiskusi dengan jiwanya sendiri.

Al Ghazali butuh waktu 6 bulan untuk menghilangkan keraguan. Ia membuat perubahan drastis secara fisik dan psikologis. Ia memiliki semangat dan tekad tinggi untuk memperkecil masalah besar. Ia memutuskan menempuh jalan Tasawuf dengan melatih dirinya. Hingga lahirlah karya besar Ihya Ulumudin.

Kegelisahan sebuah sinyal. Keresahan sebuah isyarat. Kegamangan sebuah rambu. Ada yang harus diperbaiki. Ada arah baru. Ada nilai baru. Ada langkah baru. Ada mindset baru yang menembus jiwa dan ditunggu perubahannya.

Kegelisahan, itu cara Allah memberikan secercah petunjuk untuk merubah dan memperbaiki jiwa kita. Apakah akan membuat langkah untuk mengobati keresahan tersebut ?

Menaikan Level Introspeksi Diri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hasan Al Bashri melakukan intropeksi ...


Menaikan Level Introspeksi Diri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hasan Al Bashri melakukan intropeksi bukan saja terhadap amal, tetapi juga terhadap apa yang dipikirkan. Saat beliau melewati sebuah rumah, rasa penasarannya terbangun. Muncullah pertanyaan, siapa pemiliknya? Bisnisnya? Dananya? Untuk membangun rumah. Rasa keingintahuan ini dianggap sebuah kesia-siaan. Karena rasa penasarannya tidak membangun amal dan kemaslahatan akhirat.

Umar bin Khatab juga melakukan intropeksi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Apakah menghasilkan amal? Bila hanya keingintahuan tanpa menghasilkan amal, maka pertanyaan tersebut sementara ditunda terlebih dahulu. Hasan Al Banna pun memiliki prinsip bahwa segala sesuatu yang tidak terbangun amal diatasnya sebaiknya ditinggalkan.

KH Abdullah bin Nuh, Ulama kharismatik asal Bogor, mengatakan pada muridnya yang saat ini telah menjadi ulama besar, "Bagi seorang wali Allah, tidak mengingat Allah sesaat saja berarti sudah kafir." Kewaspadaan sang Kiyai sangat luar biasa. Hati dan pikiran yang tidak menghadirkan Allah dianggap telah mengingkari keberadaan Allah.

Mengontrol besitan hati dan pikiran lebih mudah sebelum menjadi perbuatan dan amal. Semua besitan hati dan pikiran belum dianggap dosa walaupun salah. Namun besitan yang baik sudah dicatat sebagai kebaikan. Itulah cara meraih keridhaaan Allah dengan mengelola apa yang hadir dalam hati dan pikiran.

Allah mengetahui semua yang terbesit di hati dan pikiran. Allah mengetahui apa yang ada dan disembunyikan di dalam dada manusia. Tingkatan intropeksi harus dinaikkan levelnya terus menerus. Bila sebelumnya, beramal dulu baru intropeksi. Terjadi dulu baru intropeksi. Maka saatnya intropeksi saat masih berupa besitan di hati dan pikiran.

Membuang pikiran kesia-siaan. Membuang pikiran yang melalaikan. Membuang pikiran kesenangan. Membuang pikiran yang menyesatkan. Itulah manajemen hati dan pikiran. Timbangannya, apakah Allah ridha? Apakah ada amal yang dibangun? Apakah ada kemaslahatan bagi manusia?

Hati butuh intropeksi, karena selalu berbolak balik. Hati selalu diawasi, karena inilah pertarungan gabungan syetan - hawa nafsu dengan malaikat - iman. Hati harus diteguhkan dengan janji dan sumpah, agar tidak mudah berbelok dan terpleset. Menurut Imam Ghazali, hati harus diikat dengan janji dan sumpah setiap pagi agar teguh, mantap dan tentram.

Beribadah Dengan Berbelanja Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berbelanjalah, bukan untuk memenuhi nafsu...

Beribadah Dengan Berbelanja

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berbelanjalah, bukan untuk memenuhi nafsu konsumtif. Bukan untuk melengkapi perabotan rumah. Bukan untuk menghias diri dengan apa yang dibeli. Berbelanjalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan berbelanja roda perekonomian berputar. Dengan berbelanja banyak urusan manusia dapat tertunaikan.

Seorang murid terkemuka Ibnu Abbas, Jabir bin Zaid, menjadi berbelanja kepada sesama muslim sebagian sarana beribadah kepada Allah. Jabir bin Zaid satu level dengan Hasan Al Bashri dan Ibnu Sirin. Dia paling mengerti tafsir Al-Qur'an dibandingkan yang lainnya. Dari bentuk pengamalan terhada Al-Qur'an, dia memiliki adab dalam berbelanja kepada sesama muslim.

Jadikan uang yang dikeluarkan menjadi sarana untuk berbuat kebaikan dan menambah pahala sunnah walau bukan dalam bentuk infaq, sedekah apalagi zakat. Uang yang dikeluarkan untuk berbelanja sehari-hari pun harus menjadi timbangan kebaikan yang berat di akhirat. Uang yang dikeluarkan kepada warung tetangga atau pedagang keliling pun harus dijadikan sarana beribadah.

Akhlak Jabir bin Zaid dalam berbelanja, tidak pernah menawar. Saat menyewa kendaraan untuk pergi ke Mekkah selama tiga hari, tidak pernah minta diturunkan harganya. Begitupun ketika membeli hamba sahaya untuk dimerdekakan dan ketika membeli hewan ternak untuk ibadah kurban. Mengapa begitu? Jabir bin Zaid tidak pernah menawar harga apa pun yang ia bayar untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Suatu hari Nabi Sulaiman ingin membayar tanah untuk perluasan Masjidil Aqsa. Sangat terasa harga tersebut terlalu mahal. Lalu Allah berfirman, "Uang yang akan dibayarkan berasal dari harta milikmu atau berasal dari karunia-Ku?" Tersadarlah sang Nabi. Tanah itu akhirnya segera dibayarkan.

Yunus bin Ubaid, seorang ulama salaf yang berprofesi sebagai pedagang sutra,  tidak senang bila dia membeli barang dagangan yang lebih murah dari pasaran. Mendapatkan harga yang lebih murah dari harga pasar bukanlah prestasi, tetapi berpotensi sebuah kezaliman. Saat seorang wanita hendak menjual sutera dengan harga 500 dirham, beliau meminta keridhaaannya agar dibeli dengan harga 1.000 dirham. Begitupun dengan imam Abu Hanifah.

Harta ini milik Allah, gunakan untuk membahagiakan manusia melalui transaksi perdagangan. Saat harta dikeluarkan, tak ada yang berkurang karena semua bukan milik kita.  Kelebihan yang diambil dalam berbisnis hanya untuk bagaimana kebaikan bisnis yang dijalankan terus bisa berjalan dan berputar untuk melayani dan menciptakan kebaikan bagi manusia.

Mengapa Tanda Akhir Zaman Penuh Keburukan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dr Musthafa Murad menulis ...

Mengapa Tanda Akhir Zaman Penuh Keburukan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dr Musthafa Murad menulis sebuah kitab yang berjudul Alfu Mu'jizati Rasulullah saw. Salah satu tema terbesar yang diangkat adalah nubuwah (berita masa depan) yang akan terjadi dan pasti terjadi. Bukankah penguasa masa depan adalah mereka yang paham masa depan di hari ini? Isi nubuwah Rasulullah saw sebagian besar tentang tanda akhir zaman. Namun mengapa beritanya lebih banyak keburukan?

Manusia lebih mudah jatuh dalam keburukan, walaupun yang menyampaikannya seorang Nabi dan Rasul. Manusia lebih menyukai keburukan, itulah mengapa tanda akhir zaman lebih didominasi oleh berita kerusakan dan kehancuran. Mengapa manusia lebih menikmati kerusakan, padahal setiap waktu mencaci maki efek keburukan dan kerusakan?

Manusia yang masih memiliki nyali akan bangkit saat mendengar akan terjadi keburukan. Yang memiliki energi akan tergerak untuk mengantisipasi. Yang berakal bersegera membuat perencanaan dan strategi aksi. Namun bagi yang lemah kemauannya hanya pasrah saja, bukan dianggap sebuah tantangan. Seperti Nabi Yusuf,  akan terjadi paceklik bersegera membuat rencana aksi agar tidak kesusahan dan hancur di saat paceklik.

Saat para Sahabat Rasulullah saw mendengar kabar bahwa seluruh kabilah Arab mengepungnya.  Mereka menjawab, "Inilah  janji yang telah Allah sebutkan." Pada saat mendengar bahwa seluruh orang terbaik Mekkah bergerak hendak menghancurkan Rasulullah saw di Badar. Maka seluruh Sahabat berjanji setia tetap bersama Rasulullah saw. Berita buruk itu untuk menguji "kesablengan" mental menghadapi hal yang paling terburuk.

Tanda akhir zaman untuk menjaga stamina jihad dan amar makruf nahi munkar dalam tubuh umat Islam. Tanda akhir zaman agar di setiap zaman umat Islam mengikuti derap langkah Rasulullah saw dan para Sahabat. Tanda zaman akhir zaman agar umat tidak bertopang dagu. Tak ada zaman untuk berleha dan bersantai. Tak ada zaman untuk duduk termangu tak berkarya.

Tanda akhir zaman sebuah tanda kehancuran dan keburukan. Bukankah ajaran Islam sebagai  jalan keselamatannya? Bukan umat Islam sebagai pemangku amanah tegaknya keselamatan dunia dan akhirat? Bukan kaum Muslimin sebagai penyelamatnya? Jika mental umat Islam lemah maka jadilah santapan hawa nafsu dan musuhnya, maka tanda akhir zaman akan menjadi nyata. Bukankah hari Kiamat tidak akan terjadi selagi asma Allah menggema di setiap hati umat Islam?

Tanda akhir zaman. Bisnis akan dikuasai oleh orang jahat. Ayo berjihad di Bisnis. Tanda akhir zaman. Kekuasaan digenggam oleh penguasa zalim dan diktator. Ayo berjihad di dunia politik.Tanda akhir zaman. Seni dan budaya dipenuhi oleh hawa nafsu. Ayo berjihad di dunia seni budaya.

Tanda akhir zaman, sebuah energi besar agar umat bergumul dengan jihad. Bukan menerima pasrah. Tanda akhir zaman, sebuah tantangan peradaban bahwa umat memiliki konsep  pemikiran dan operasional untuk menuntaskannya. Tanda akhir zaman, Menandakan bahwa Allah memberikan tanggungjawab pada umat terbaik untuk menuntaskannya.

Tanda Kebrilianan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Paham yang kekal, lalu mengutamakan dan berjuang ke...

Tanda Kebrilianan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Paham yang kekal, lalu mengutamakan dan berjuang keras untuk meraihnya. Paham yang mulia lalu berusaha menduduki tahtanya. Paham yang lebih utama lalu mendahulukan untuk mengerjakannya. Itulah tanda Kebrilianan.

Tidak tertipu dan jatuh pada yang hina. Tidak disibukkan dengan kesia-siaan,  kelalaian dan kemubaziran. Tidak menikmati hal yang merusak diri dan kehidupan. Itulah tanda Kebrilianan.

Menikmati syahwat sesuai kadarnya. Menikmati hawa nafsu hanya sekedar melangsungkan kehidupan dan menopang diraihnya yang mulia. Makan, minum dan tidur sekedar mengokohkan tubuh untuk meraih yang utama. Paham tujuan juga sarananya. Paham bagaimana memperlakukan tujuan dan sarana, itulah tanda kebrilianan.

Paham inti kehidupan. Paham pusat kehidupan. Paham dimana kehidupan ini berputar pada porosnya. Paham liku-liku bagaimana cara meraih inti kehidupan lalu berjuang melaluinya. Itulah tanda kebrilianan.

Kebrilianan tidak hadir hanya dengan akal manusia. Akal bisa tertipu dan salah arah. Akal bisa lurus bila benar tujuan dan niatnya, lalu akal mengeksplorasinya dengan sangat mendalam dan detail. Hati manusia terus berbolak balik. Sering tertipu oleh bisikan syetan dan hawa nafsu. Ada bisikan takwa ada bisikan fujur. Sering kali salah mendeteksi. Sering kali salah mana yang diutamakan.  Lalu bagaimana meraih kebrilianan?

Bila menanggalkan ingat kematian, maka hati akan rusak.  Hanya dengan mengingat kematian seluruh potensi kebodohan bisa dipadamkan dan dibuang. Ingat kematian menjernihkan hati, meluruskan niat, menguatkan langkah, memperkokoh semangat,  membuat seluruh kesulitan menjadi amat sangat ringan dan mudah.

Mulai dari yang akhir. Membentuk mindset dan paradigma yang benar hanya dapat dilakukan bagi mereka yang ingat kepada kematian. Begitulah penekanan Steven Covey dalam bukunya the Seven Habit yang mendunia. Yang katanya menjadi buku rujukan orang sukses di seluruh dunia.

Kebrilianan itu milik mereka yang mendekati Allah. Yang bersama Allah. Yang taat pada Allah. Yang selalu ditolong Allah. Alp Arsalan, sultan Bani Saljuk, dengan 15.000 tentaranya mampu menundukkan kaisar Romawi yang pasukannya berjumlah 250.000 orang. Sang Sultan awalnya ingin menyerah. Bermaksud memberikan daerah kekuasaannya pada kaisar. Namun Ulama yang disampingnya melarangnya. Apa sarana sang Ulama?

Kumpulkan semua prajurit. Beristighasah kepada Allah di waktu yang mustajab dengan doa yang mustajab. Akhirnya kasir Romawi tertangkap oleh seorang budak. Pasukan Romawi dikalahkan dengan telak. Kebrilianan itu mampu meraih yang luar biasa dengan sumber daya dan kekuatan yang sangat terbatas bahkan disaat yang paling sangat lemah. Siapa yang bisa melakukannya? Yang diijinkan Allah. Yang ditolong Allah.

Melawan kekuatan besar dengan kekuatan yang lebih besar bukanlah kebrilianan. Melawan kekuatan dengan kekuatan yang sama bukanlah kebrilianan. Para Sahabat memenangkan seluruh pertempuran bukan karena jumlah prajurit dan sarana perlengkapan perangnya sama atau lebih hebat dari lawannya. Tetapi jumlah sedikit mampu menghancurkan kekuatan yang besar. Itulah tanda Kebrilianan.

Rustum, panglima perang Persia, gentar dengan pasukan muslimin bukan karena jumlah prajurit dan canggihnya peralatan perang. Rustum gentar karena karakter yang kuat, iman yang kokoh, tujuan yang benar yang menghujam di hati kaum muslimin. Saat mereka pun meminta bantuan  kaisar Tiongkok, sang kaisar pun mengucapkan hal yang sama, "Pasukan seperti ini tak bisa dikalahkan."

Napelion Bonaparte, saat melihat karakter pasukan Turki Utsmani. Saat panglima perang inggris melihat jasad relawan Ikhwanul Muslimin saat perang Arab-Israel. Mereka berkata, "Bila aku memiliki pasukan seperti ini, aku bisa menguasai dunia." Memenangkan seluruh pertarungan kehidupan dengan karakter yang kokoh, Itulah tanda kebrilianan.

Sunan Rasulullah saw Penempaan Aplikatif Calon Pemimpin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Perjalanan um...

Sunan Rasulullah saw Penempaan Aplikatif Calon Pemimpin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Perjalanan umat ini, sama persis dengan perjalanan Rasulullah saw. Kemenangan umat ini, sama dengan syarat kemenangan yang harus dipenuhi oleh Rasulullah saw. Tantangan umat ini, sama dengan tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah saw. Akhlak umat ini harus sama dengan akhlak Rasulullah saw untuk memimpin peradaban dunia. Itulah mengapa cinta kepada Rasulullah saw harus melebihi kecintaan kita kepada diri sendiri.

Saat Rasulullah saw baru saja bertemu Jibril di Gua Hira. Beliau bertawaf di Kabah. Bertemu Waraqah bin Naufal, pendeta Nasrani yang ahli dalam Taurat dan Injil. Sang pendeta berkata, "Sungguh engkau adalah Nabi umat ini. Sungguh Jibril yang dahulu pernah datang kepada Musa kini telah datang padamu. Engkau pasti akan diusir, didustakan, disakiti, diperangi. Seandainya aku masih hidup pada hari itu, pasti aku akan menolong." Kemudian sang pendeta mencium ubun-ubun Rasulullah saw.

Periode kebangkitan akan terus berjalan sesuai hukum kehidupan. Berawal dari keterkucilan, didustakan, diusir, disiksa dan dimusuhi. Itulah periode awal perjalanan Rasulullah saw. Itulah yang tengah terjadi pada umat ini. Di Indonesia hingga kasus terakhir di Uighur. Tak ada kekuasaan yang melindunginya. Tak ada kepemimpinan yang memback upnya. Dalam kondisi ini, gaung semangat memimpin peradaban dunia harus tetap digaungkan dan diyakini. Itulah rahasia keteguhan Rasulullah saw dalam kitab Sirah Nabawiyah karangan Al-Mubaraky.

Rasulullah saw tidak saja menjanjikan menjadi raja di Surga. Tetapi menjadi raja di dunia. Rasulullah saw menjanjikan, mereka yang teguh keislamannya akan menjadi pemimpin Arab dan non Arab. Menguasai Konstatinopel dan Roma. Menjadi penguasa Romawi dan Persia. Seluruh negri akan aman dan makmur. Itulah yang ditawarkan kepada kabilah yang mau memeluk Islam. Semua ucapan Rasulullah saw ditertawakan. Dalam kondisi lemah, namun berbicara menjadi pemimpin peradaban dunia?

Orientasi keberislaman kita masih sempit dan picik. Masih berorientasi pada pahala dan dosa. Namun tidak berorientasi pada penyiapan karakter menjadi pemimpin peradaban dunia. Semua ibadah, amal shaleh dan akhlak yang dididik oleh Rasulullah saw adalah dalam rangka agar umat Islam menjadi pemimpin peradaban dunia. Menggenggam kepemimpinan dunia. Menjadi kreator rahmatan lil alamin. Itulah mengapa akhlak kita harus sama persis dengan akhlak Rasulullah saw.

Menghidupkan Sunah Rasulullah saw untuk menghidupkan syarat-syarat menjadi pemimpin peradaban dunia. Menghidupkan Sunah Rasulullah saw agar Allah menjadi penopang, pembimbing,  penolong dan perekayasa perjalanan menuju kepemimpinan dunia. Tak mungkin umat Islam menjadi pemimpin dunia dengan meninggalkan sunah-sunah Rasulullah saw.

Identikan diri dengan Rasulullah saw dengan menghidupkan Sunnahnya. Itulah cara penempaan diri termudah untuk menyiapkan diri menjadi pemimpin dunia.

Muhammad bin Maslamah Paspampres-nya Rasulullah Muhammad bin Maslamah adalah seorang sahabat dari golongan Kaum Ansar yang mempu...


Muhammad bin Maslamah
Paspampres-nya Rasulullah

Muhammad bin Maslamah adalah seorang sahabat dari golongan Kaum Ansar yang mempunyai postur tubuh yang besar jika dibandingkan dengan para sahabat yang lain. Bersifat pendiam dan serius. Dia dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Muhammad bin Maslamah adalah sahabat Anshar dari suku Aus.

Setiap pemimpin hebat pasti memiliki pasukan penjaga yang istimewa. Nah, begitu pula dengan Rasulullah ï·º, meskipun beliau ï·º  gagah perkasa dan kuat, tetap ada sahabat yang bertugas menjadi pasukan pengamanan "presiden" (Paspampres) yang memastikan keselamatan Rasul ï·º di Madinah dan di medan tempur. Kenalkan salah satu yang terbaik: Muhammad bin Maslamah Radhiyallahu Anhu.

Sebenarnya, pasukan keamanan yang menjaga Rasulullah ï·º ada banyak. Kadang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib ketika Rasul kedatangan tamu kenegaraan atau ketika Nabi ï·º sedang tidur di Masjid Nabawi. Kadang juga dijaga oleh Sa'ad bin Abi Waqqash. Namun, dalam banyak peristiwa, Rasul ï·º secara langsung dijaga oleh sahabat hebat bernama Muhammad bin Maslamah, tokoh Anshar yang cerdas dan pemberani.

Siapakah beliau? Namanya sama persis dengan nama Nabi, namun tentu Nabi ï·º terlebih dahulu yang memiliki nama mulia itu. Muhammad bin Maslamah lahir sekitar 31 tahun sebelum hijrahnya Rasul, atau lebih mudahnya: Nabi Muhammad ï·º usianya 22 tahun lebih tua dari sahabat ini. Ia masuk Islam lewat perantara Mushab bin Umair (The First Ambassador of Islam) dan menjadi pembela Mushab ketika berdakwah di Madinah pertama kali.

Imam Adz Dzahabi menggambarkan postur badan sahabat ini dalam kitab Siyar A'lam An Nubala, "tubuhnya tinggi besar, berkulit agak gelap dan rambut beliau tipis." Dari situ saja kita bisa membayangkan sosok ini memang sangat cocok menjadi seorang tentara elit yang menjaga Rasulullah ï·º. Dan hebatnya lagi, Rasul mempersaudarakan Muhammad bin Maslamah dengan sahabat dahsyat dari Muhajirin yang digelari "orang paling amanah di umat ini." Siapa dia? Ya, Abu Ubaidah bin Al Jarrah.

Sejarah mencatat bahwa Muhammad bin Maslamah adalah penjaga tenda Rasul di perang Uhud. Beliau membersamai Nabi ï·º sampai detik-detik paling berbahaya di pertempuran itu. Saat itu Rasulullah ï·º sangat kehausan, dan Muhammad bin Maslamah bertanggungjawab mencarikan air agar Rasul dapat minum dalam kondisi genting itu.

Pada tahun 3 Hijriah, Rasulullah ï·º dan sahabatnya dihadapkan dengan masalah serius. Salah satunya, ada seorang pemimpin Yahudi yang berbuat onar bernama Ka'ab bin Asyraf. Pentolan Yahudi ini merusak nama baik Rasul dengan syair-syair yang mengina dan opini fitnah. Ia juga banyak membocorkan rahasia Madinah ke tokoh-tokoh Musyrikin Quraisy, mengkhianati piagam Madinah yang telah disepakati bersama.

Saat itu Rasulullah ï·º menawarkan pada sahabatnya tentang sebuah misi khusus, "Siapakah di antara kalian yang sanggup memerangi Ka'ab bin Ashraf? Sebab dia telah menyakiti Allah dan Rasul-Nya." Ada beberapa yang menawarkan diri, namun yang paling siap dan tepat untuk misi besar itu adalah Muhammad bin Maslamah. Ia berhasil meringkus dedengkot Yahudi itu dan membunuhnya beberapa waktu kemudian.

Pernah juga pada tahun 6 Hijriah, Rasul ï·º memberi misi khusus kepada Muhammad bin Maslamah untuk memimpin 10 orang sahabat menuju markas musuh di Bani Muawiyah dan Bani Awwal. Qadarullah, musuh mengetahui kehadiran mereka, dan mengirim 100 tentara untuk membunuh 10 sahabat ini. Semua syahid kecuali Muhammad bin Maslamah yang berhasil menyelamatkan diri dengan keadaan penuh luka.

Ketika membebaskan Kota Makkah, Rasulullah ï·º dikawal secara khusus oleh 100 tentara berkuda yang dimimpin oleh Muhammad bin Maslamah. Pasukan pengawal ini sekaligus membawa logistik berupa anak panah, ratusan perisai dan alat tempur lainnya. Muhammad bin Maslamah memastikan Rasul sampai ke Makkah, dan bahkan dia sendiri yang memegang tali kendali unta Rasul ketika sedang thawaf mengelilingi Ka'bah.

Setelah Baginda Nabi ï·º wafat, sahabat hebat ini masih berperan besar dalam dakwah. Beliau menjadi pasukan elit pembebasan wilayah Mesir, pasukan keamanan Khalifah Umar ketika sedang mengontrol pasukan Muslimin di Al Jabiyah, bahkan menjadi orang kepercayaan Umar untuk mengontrol pejabat-pejabat yang diduga tidak amanah.

Semoga kita mampu mengambil inspirasi dari sosok hebat Muhammad bin Maslamah. Yang kekuatannya  ia gunakan demi kebaikan Islam dan Umat.

Referensi :
1. Siyar A'lam An Nubala, Imam Adz Dzahabi
2. Asadul Ghabah fi Ma'rifati Ash Shahabah, Ibnu Al Stair
3. Subulul Huda wa Ar Rasyad fi Surati Khairil Ibad, Ash Shalih Asy Suami
4. Shahih Al Bukhari

Biografi, Duplikasi Kebrilianan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Membaca biografi itu cara menduplikas...

Biografi, Duplikasi Kebrilianan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Membaca biografi itu cara menduplikasi diri terhadap tokoh tertentu. Membaca biografi itulah cara merevolusi diri yang paling mudah. Hanya baca, amati dan tiru. Menyibukkan diri dengan biografi, menyibukkan diri berinteraksi dengan orang hebat dalam sejarah.

Berkomunikasi dengan mereka yang telah wafat. Berinteraksi dengan mereka yang telah wafat salah satunya dengan membaca biografinya. Menjaga dan mengembangkan pemikiran, hati, jiwa dan akhlak salah satunya dengan membaca biografi. Bila energi diri sedang melemah, maka ku penuhi hari-hari dengan membaca biografi.

Dianugerahi satu cipratan ilmu mereka. Dianugerahi satu cipratan pemikiran dan mindset mereka sudah sesuatu yang luar biasa. Dianugerahi satu cipratan cinta mereka sudah sesuatu yang luar biasa pula. Seolah-olah selalu berkumpul riung bersama. Membaca biografi mereka seolah-olah saya sedang duduk membersamai mereka.

Jiwa-jiwa terpaut. Hati-hati terpaut. Pemikiran terpaut. Kebiasaan rutinitas terpaut. Ilmu dan akhlak terpaut. Itulah inti dari membaca biografi. Andai tak bisa meraih apa pun dari membaca biografi mereka, minimal waktu-waktu telah disibukkan bersama mereka. Minimal hari-hari telah kumpul riung bersama. Minimal muncul cinta dan kerinduan bersama mereka.

Dari membaca biografi mereka, semoga tumbuh cinta kepada mereka. Tumbuh ingin berjumpa dengan mereka. Tumbuh ingin berbicara langsung dengan mereka di akhirat nanti. Semoga dengan rasa cinta ini, mereka mengingat ku. Lalu memohon kepada Allah untuk dikumpulkan bersama.

Hari ini ku baru bisa mengumpulkan beragam biografi mereka. Hari ini ku baru bisa membaca biografi mereka. Namun itulah hari-hari istimewa dalam kehidupanku. Itulah hari-hari pemulihan jiwa dan pemikiran di saat terserang virus kelemahan dan kemalasan.

Ilmu Para Pemimpin rev Oleh: Nasruloh Baksolahar Sejarah sering dipalsukan dan dimanipulasi sesuai kepentingan. Sejarah kadang u...

Ilmu Para Pemimpin rev

Oleh: Nasruloh Baksolahar

Sejarah sering dipalsukan dan dimanipulasi sesuai kepentingan. Sejarah kadang untuk menaikkan harga diri, juga menghinakan. Sejarah menjadi dasar energi kebangkitan. Karena fitrah manusia mencintai leluhur dan tanah airnya. Belajar dari masa lalu untuk mengulangi kejayaan. Belajar sejarah juga untuk melanjutkan visi, misi dan semangat para pendahulunya yang belum terrealisasi. Sejarah menjadi penyambung gagasan generasi terdahulu dengan generasi masa kini. Bukankah penemuan brilian masa ini, kelanjutan kebrilianan masa lalu?

Bagaimana sejarah dapat membangun dan membentuk jiwa dan umat? Dalam Islam, pertumbuhan ilmu sejarah beriringan dengan ilmu hadist. Ilmu hadist menjadi pondasi ilmu sejarah. Karya besar para ahli hadits salah satunya adalah ilmu sejarah, bukan hanya ilmu Fiqh. Methodelogi llmu sejarah umat Islam sangat berbeda dengan umat lainnya. Methodelogi ini yang menciptakan keunikan tersendiri dalam ilmu sejarah Islam.

Umat lain tidak memperhatikan jalur periwayatan atau sanadnya. Tak menguji karakter, akhlak, daya ingat  dan kredibilitas para nara sumbernya. Tak membukukan dan mengkompilasi para narasumber dengan segala pernak-pernik kehidupannya. Islam memperhatikan seluruhnya. Inilah yang bisa menjaga keotentikan dan kejujuran sejarah Islam. Tak ada kebohongan dan manipulasi sejarah. Inilah kuncinya.

Apakah bisa membangun jiwa berlandaskan kebohongan? Bisakah membangun bangsa dan umat di atas kerapuhan kedustaan?  Keburukan tidak akan pernah menghasilkan kebaikan. Kedustaan takkan pernah membuahkan energi kebangkitan dan kecerdasan. Manipulasi tak pernah menghasilkan kejernihan jiwa dan pikiran. Manipulasi hanya membuahkan perpecahan. Maka bangunlah ilmu berpondasi kejujuran, maka akan berbuah mata air keberkahan.

Di atas kejujuran sejarah inilah umat Islam membangun jiwa yang lemah. Memperbaiki pemikiran yang stagnan. Mengokohkan dan menguatkan langkah yang sebelumnya lemah. Merevisi perjalanan yang terseok-seok karena kehilangan figur yang menjadi tauladan. Mendapatkan solusi ditengah kebuntuan ide dan inspirasi.

Muhamad Az-Zuhali mengutip perkataan al-Jahiz, ilmunya para pemimpin itu adalah sejarah. Mempelajari sejarah akan menambah kecerdasan dan pengalamannya. Amati tiru dan modifikasi, inilah kecerdasan yang sangat sederhana. Saat Umar bin Abdul Aziz baru diangkat menjadi khalifah, dia membaca surat menyurat dan seluruh keputusan yang telah diambil oleh Umar bin Khatab untuk membangkitkan kembali keadilan yang berjaya di era Umar bin Khatab.

Ketika Rasulullah saw menghadapi masalah pelik, Allah menurunkan beragam kisah Nabi dan Rasul terdahulu. Di masa Bani Umayyah dan Abbasiiyah, salah satu ilmu dasar bagi para khalifah dan penggantinya adalah ilmu sejarah. Mereka bersemangat mendengarkan sejarah raja-raja terdahulu, dengan tujuan dijadikan pelajaran dan nasihat yang baik dari kejadian di masa lalu.

Prof Syakir Mustafa menjelaskan fakta sejarah bahwa Khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan memanggil Ubaid bin Syaryah untuk berkisah tentang raja-raja dari Arab dan non Arab. Dan memerintahkan ajudannya untuk menuliskan kisah yang dituturkannya. Khalifah Marwan bin Hakam selalu mendatangi majlis Hakim bin Hizam untuk mendengarkan kisah peperangan masa lalu. Khalifah Abdul Malik bin Marwan hingga Umar Bin Abdul Aziz menanyakan kepada para Tabiin yaitu Urwah bin Az Zubair tentang sejarah. Urwah bin Az Zubair termasuk penulis pertama peperangan Rasulullah saw.

Khalifah Hisyam bin Abdul Malik meminta asistennya untuk menuliskan kisah yang dituturkan oleh Imam Az Zuhri, seorang Imam terkemuka di Madinah. Bila melihat perjalanan keilmuan para Imam Mazhab di waktu kecil, salah satu ilmu awal yang dipelajari secara konsisten adalah ilmu sejarah. Ketika sejarah telah melahirkan para pemimpin, mengapa saat ini dianggap tak menarik untuk dipelajari? 

Jadi ingat tutur kata Sayid Qutb, bahwa cara menghancurkan umat Islam adalah dengan menjauhkan umat Islam dengan sejarahnya. Menjauhkan dari Sirah Nabawiyah. Ustadz Budi Ashari pernah berkata dalam ceramahnya, bahwa cara meningkatkan kejeniusan dengan membaca sejarah para Nabi, Sahabat dan Tabiin. Jadi, menjauhkan dari sejarah berarti menyuburkan kebodohan di tengah umat. Menjauhkan dari sejarah berarti menghancurkan lahirnya para pemimpin baru.

Referensi:
Shahih Tarikh Thabari, Imam Thabari, Di tahqiq oleh Muhammad bin Tahir Al Barzanji, Pustaka Azzam, Maret 2011

Bodoh Sejarah, Buntu Solusi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Suatu hari Umar Bin Abdul Aziz ditanya te...

Bodoh Sejarah, Buntu Solusi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Suatu hari Umar Bin Abdul Aziz ditanya tentang berbagai perbedaan pendapat di kalangan Sahabat. Umar bin abdul aziz menjawab bahwa dengannya umat memiliki beragam perspektif dalam menyelesaikan sebuah masalah. Para Sahabat ra adalah bintang-bintang di langit saat kegelapan malam menerpa.

Andaikan Abu Ubaidah bin Jarah tidak menolak rencana pengeluaran dirinya dari Syam oleh Umar Bin Khatab,  apakah umat mengetahui bagaimana menghadapi situasi dalam kepungan wabah? Andai Umar Bin Khatab tidak membuat kebijakan me- lock down Syam, apakah umat mengetahui bagaimana cara melokalisir wabah?

Umar bin Khatab mengangkat Abu Ubaidah bin Jarah sebagai panglima tertinggi karena karakter penakluk Syam adalah Abu Ubaidah sesuai sabda Rasulullah saw. Andai Umar Bin Khatab tidak mengalihkan posisi panglima dari Abu Ubaidah bin Jarah ke Khalid Bin Walid, apakah umat memiliki referensi bahwa setiap wilayah memiliki karakter panglima yang berbeda.

Dengan pengalihan Abu Ubaidah bin Jarah ke Khalid Bin Walid, umat memiliki referensi bagaimana Khalid Bin Walid tetap bahu membahu bersama panglima dalam menyelesaikan persoalan di pertempuran. Khalid Bin Walid berjuang bukan karena Umar Bin Khatab tetapi karena tanggungjawab dakwah.

Andai tidak terjadi perbedaan pendapat antara Ali - Siti Aisyah - Muawiyah, apakah umat memiliki referensi dalam menyelesaikan persoalan internal? Andai tidak terjadi perbedaan pendapat antara Hasan bin Ali - Muawiyah, apakah umat memiliki referensi dalam melakukan rekonsiliasi nasional untuk kepentingan dakwah?

Kebodohan terbesar kita adalah kebodohan terhadap sejarahnya, sehingga bodoh pula dalam menyelesaikan semua persoalan. Padahal generasi terbaik umat ini sudah mencontohkan solusinya secara komprehensif dan tuntas.

Sejarah yang Tetap Jujur Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jejak abadi, mengapa para Nabi dan Rasul mas...

Sejarah yang Tetap Jujur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jejak abadi, mengapa para Nabi dan Rasul masih terekam jejaknya? Mengapa para Sahabat ra dan ulama salaf tetap menjadi referensi? Kemana perginya penguasa dan hartawan? Bukankah para penguasa dan hartawan selalu menjadi dambaan setiap orang di masanya? Mengapa tiba-tiba tertelan bumi?

Sejarah walaupun dimanipulasi namun dia memiliki hukum tersendiri. Walaupun banyak manusia yang ingin mempopulerkan dirinya dengan berbagai tipuan, namun sejarah memiliki cara seleksi tersendiri untuk diabadikan atau dihapuskan. Sejarah memiliki hukum untuk menaikkan derajat yang memang layak, dan menjatuhkan mereka yang berkamuflase.

Fitrah manusia itulah penyeleksian sejarah yang abadi. Yang bermanfaat akan terjaga. Yang sia-sia akan terhempas. Yang bertahan di muka bumi yang memberikan kemanfaatan. Yang menimbulkan kemudharatan akan terbuang oleh sejarah.

Allah menutupi kesalahan hamba-Nya. Allah menjaga rahasia keburukan para hamba-Nya. Itulah penyebab para pelaku maksiat, kezaliman dan kerusakan tak ditampilkan dalam pentas sejarah. Biarkan orang yang sudah wafat membawa amalnya masing-masing. Tak perlu diungkit. Tak perlu dibongkar  kembali. Biarkan mereka mempertanggungjawabkannya hanya kepada Allah.

Yang memenuhi jiwa manusia akan abadi. Yang menggairahkan ruh manusia akan abadi, seperti keabadian ruh. Mengisi dunia dengan materi akan lenyap, seumur kekuatan materi. Yang memenuhi dunia dengan kesombongan akan sirna, karena Allah telah menurunkan derajat ke posisi yang sebenarnya. Inilah hukum jejak abadi sejarah.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Al-Mawaizh fi Al-Hadist Al-Qudsiyyah mengutip firman Allah, "Wahai anak Adam, kerjakanlah seperti yang Ku perintahkan dan hindarilah apa yang Ku larang, niscaya Aku jadikan jejak hidupmu abadi. Aku adalah Zat Yang Maha Hidup tak akan pernah mati." Hukum keabadian sejarah adalah hukum  ketaatan kepada Allah. Karena peran sejarah adalah membangun peradaban manusia.

Proses Peralihan Kekuasaan dalam Sejarah Islam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Awal kehancuran adalah...


Proses Peralihan Kekuasaan dalam Sejarah Islam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Awal kehancuran adalah cinta dunia. Kehancuran kekhalifahan Ummayah, Abbasiyah, Andalusia, Ayyubiyah dan berbagai kesulitan kecil pun disebabkan karena perpecahan internal. Saling berebut kekuasaan. Merasa paling berhak mendapatkan kekuasaan. Inilah sumber kehancuran semua bangsa.

Sumber perpecahan internal karena kezaliman yang berkuasa saat itu untuk melanggengkan kekuasaan. Atau, ada yang ingin merebut kekuasaan saat itu. Agar manusia tidak jatuh pada perebutan kekuasaan, Islam mengatur bagaimana peralihan kekuasaan yang sehat. Rasulullah saw tidak menunjuk siapa pengganti beliau. Namun sudah memberikan rambu-rambu dengan menjelaskan berbagai keutamaan para Sahabat.

Abu Bakar menunjukkan Umar bin Khatab sebagai khalifah karena berbagai keutamaan yang ada pada diri Umar. Umar bin Khatab membuat majelis yang beranggotakan orang-orang terpercaya untuk memilih penggantinya. Abdurrahman bin Auf melakukan survei ke setiap rumah untuk mendapatkan informasi siapa yang layak menggantikan Umar bin Khatab. Maka terpilihlah Utsman bin Affan.

Ketika Utsman terbunuh, siapakah penggantinya? Masyarakat berbondong-bondong ke masjid lalu mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Hawa nafsu memang selalu mendesak dan mendorong untuk mencintai dan merebut kekuasaan. Namun Islam membangun sistem pengalihan kekuasaan agar hawa nafsu dapat dikelola sehingga tidak menampakkan taringnya.

Ketika Ali bin Abi Thalib terbunuh, masyarakat kembali berkumpul di masjid dan mengangkat Hasan bin Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Namun saat itu sudah ada dua matahari kembar yang memungkinkan terjadinya perpecahan. Maka Hasan bin Ali pun melakukan perdamaian dengan Muawiyah bin Abu Sofyan dan menyerahkan kepemimpinan ke Muawiyah. Inilah rekonsiliasi nasional yang dipuji dan diagungkan Rasulullah saw ketika Hasan dalam didikan Rasulullah saw.

Setelah itu, memasuki era kerajaan yang menggigit. Kekuasaan berada di tangan keluarga secara turun temurun. Namun Umar bin Abdul Aziz mengembalikan ke konsep Islam dengan menolak berkuasa karena keturunan. Dia mengembalikan kekuasaan. Lalu rakyat berbondong-bondong ke masjid untuk mengangkat kembali Umar bin Abdul Aziz sebagai kekhalifahan. Setelah kematian Umar bin Abdul Aziz karena diracun, peralihan kekuasaan kembali ke sistem turun temurun.

Apakah sistem turun temurun tidak dibolehkan? Umar bin Khatab menentang keras ketika putranya Abdullah bin Umar hendak diangkat sebagai khalifah. Walaupun Abdullah bin Umar memenuhi seluruh kriterianya. Umar Bin Abdul Aziz menolak keras ketika anaknya hendak diangkat sebagai khalifah. Itulah ijtihad mereka. Mereka ingin mengikuti contoh Rasulullah saw dan khalifatur rasyidin dalam peralihan kekuasaan.

Bagaimana dengan demokrasi? Inilah sistem yang membuat peralihan kekuasaan tidak berdarah-darah. Disinilah kebaikannya. Hanya saja butuh pendidikan yang kuat dan kejelian dengan membangun masyarakat bertakwa agar kekuasaan digenggam oleh yang bertakwa pula.

Pertumbuhan Ilmu, Berawal dari Aqidah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Urutan pertumbuhan Ilmu yaitu a...


Pertumbuhan Ilmu, Berawal dari Aqidah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Urutan pertumbuhan Ilmu yaitu aqidah, syariah, ilmu sosial dan teknologi. Begitu rentetan yang ku amati. Ilmu aqidah dan syariah bersumber dari Allah dan utusan-Nya. Ilmu sosial dan teknologi berpondasi pada aqidah dan syariah. Begitulah kerangka sebuah ilmu.

Tahap awal dakwah Rasulullah saw di Mekkah lebih banyak ke aqidah. Di Madinah ilmu syariah. Era Khalifatur Rasyidin pengembangan dasar ilmu Sosial. Di era awal Muawiyah bin Abu Sofyan, teknologi mulai dikembangkan serius. Puncak ilmu sosial dan teknologi dimulai pada era Khalifah Harun Al-Rasyid bani Abbasiyah.  Teknologi hanya berperan menciptakan sarana dan prasarana agar manusia lebih memudahkan menjalankan dan menikmati kehidupan.

Teknologi adalah benda mati. Tak berfungsi tanpa ada sumber daya yang mengoperasikannya. Teknologi lebih mudah untuk ditemukan. Siapa pun bisa. Karena hasil pengamatan terhadap alam sekitar. Yang penting serius, fokus, dan tekun. Tak bosan mengamati objek-objek yang ada di alam. Semudah itu menciptakan teknologi. Jadi setiap bangsa, setiap orang bisa menghasilkan teknologi. Tak perlu kecemerlangan otak atau IQ.

Hukum pada teknologi lebih tetap dan konstant. Karena alam hanya mengikuti sunatullah yang ditetapkan Allah. Alam tidak diberi akal, nafsu dan kebebasan. Alam sejak diciptakan hingga hari kiamat akan sama pola, prilaku, dan sifatnya. Sekali ditemukan maka dia akan menjadi hukum sepanjang zaman. Hanya saja rahasia yang Allah tampakan diberikan secara bertahap. Itulah mengapa teknologi pun terus berkembang sesuai ilham yang Allah turunkan pada manusia.

Teknologi diberikan kepada setiap orang. Tak peduli mukmin atau kafir. Karena alam ditundukkan dan dimudahkan untuk seluruh manusia tak disekat agama, tak disekat oleh keimanan. Kuncinya, tadaburi alam, dan tafakuri alam. Temukan bagaimana Allah menciptakan hukum-hukum di semesta ini. Inilah Rahman-nya Allah. Inilah keadilan Allah. Alam dibuat penuh kerahasiaan agar akal manusia menemukan rahasia tersebut.

Ilmu sosial konsep dasarnya adalah bagaimana memahami manusia. Memahami cara berfikir, perasaan, keinginan, kebutuhan, nafsu, dan gejolak hati. Manusia sendiri tak paham akan dirinya. Pekerjaan terbesar manusia adalah menemukan jati dirinya lalu dikelola menuju kemaslahatan. Manusia mudah terjatuh pada keburukan. Ada petarungan antar hati, nafsu dan syetan. Siapakah yang memahami ini semua? Tentu saja SangPenciptanya.

Jadi dasar ilmu sosial adalah manusia. Yang memahami jati diri manusia adalah Allah dan utusan-Nya. Jadi referensi ilmu sosial bukan sekedar riset-riset sosial tetapi membuka dan memahami Al-Qur'an, Hadist, para Sahabat dan ulama salaf. Merekalah yang memahami manusia hingga ke akarnya. Bila mengandalkan akal saja, manusia hanya sedikit memahami dirinya. Jadi dalam ilmu sosial referensi utamanya adalah Islam.

Dr Yusuf al Qhardawi mempersilahkan umat Islam mempelajari ilmu alam dan teknologi kepada siapa saja. Namun dalam ilmu sosial harus berreferensi kepada Islam. Karena Ideologi apa pun. Pemikiran apa pun tidak akan  bisa memahami manusia kecuali Islam.

Menguak ilmu itu tak sulit
Membongkar rahasia ilmu itu tidak rumit.  Persoalannya, hati kita tertutup, keras dan mati. Itulah penghalang ilmu yang sebenarnya,. Persoalannya, ilmu hanya sekedar wawasan, tak pernah ke tataran aplikasi.

Heraklius dan Rustum Mengagumi  Umat Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati)  Nikmat itu berna...

Heraklius dan Rustum Mengagumi  Umat Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati) 


Nikmat itu bernama Islam. Nimat itu menjadi umat Rasulullah saw. Adakah kebahagiaan selain dari keduanya? Ideologi apa pun tidak akan pernah bisa membahagiakan manusia. Umat dan suku bangsa apa pun tidak akan bisa menciptakan kebahagiaan hakiki kecuali dengan dua syarat ini hidup Islami dan sebagai umat Rasulullah saw.

Nabi Musa ingin menjadi bagian Umat Rasulullah saw. Itulah yang tercatat di kitab al-Wafa imam Ibnul Jauzy. Nabi Isa, saat turun kembali ke bumi akan diimami oleh imam Mahdi. Orang yang mulia, para Nabi dan Rasul pun berharap kepada Allah menjadi bagian umat Rasulullah saw. Lalu bagaimana dengan kita yang merasa telah menjadi umatnya?

Hati Heraklius ingin menjadi bagian umat Rasulullah saw. Lalu apa kata dunia, bila sang Kaisar Adidaya menjadi muslim? Akhirnya dia pun membatalkannya. Akhirnya utusan Rasulullah saw dibawa ke sebuah tempat Rahasianya. Isinya seluruh gambar para Nabi dan Rasul. Walau Heraklius belum pernah bertemu dengan Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman dan Ali. Namun di tempat rahasia tersebut sudah terpampang wajah mereka. Heraklius menjelaskan kiprah mereka.  Heraklius sudah paham perjalanan peta sejarah dunia. Cepat atau lambat Romawi akan lenyap. Karena itulah Heraklius segera menyingkir ke Konstantinopel.

Panglima tertinggi Persia, Rustum, melakukan penyelidikan yang mendalam terhadap kekuatan tempur muslimin. Kesimpulannya, kaum muslimin takkan bisa dikalahkan. Rustum pun menyarankan agar raja Persia, Kisra, memeluk Islam. Tetapi sang Kisra menolak. Rustum sudah tahu peta perjalanan sejarah ke depan. Yaitu, Persia hanya akan menjadi catatan sejarah saja.

Tak ada lagi umat setelah umat Rasulullah saw. Tak akan muncul kembali umat yang baru setelah hadirnya umat  Rasulullah saw. Atas dasar inilah, Syarifuddin Prawiranegara berkeyakinan takkan ada yang bisa memecahkan persoalan peradaban dunia kecuali umat Islam sebagai umat terakhir dan dimuliakan Allah. Dipundak umat Rasulullah saw persoalan dunia bisa dipecahkan. Dengan apa? Dengan ajarannya sendiri yaitu Islam.

Jurus yang terakhir adalah jurus  pamungkas. Jurus yang menjadi andalan utama menyelesaikan sesuatu. Selain itu tak ada harapan lagi. Umat Islam adalah umat pamungkas. Umat yang lahir bukan dari nasab atau keturunan tertentu. Umat yang lahir bukan dari daerah tertentu. Umat yang lahir bukan karena kepentingan dan ambisi  tertentu. Tetapi umat yang lahir karena ikatan dan konsistensinya terhadap Islam.

Hanya kembali kepada pangkuan Islam. Kembali konsisten pada Islam dalam berfikir, berperasaan, berilmu, dan beramal. Itulah bekal umat Rasulullah saw menyelesaikan persoalan peradaban dunia. Itulah solusi untuk menuntaskan carut marutnya peradaban dunia. Tak ada jalan selain Islam.

Mari membaca perjalanan umat dunia dari era Nabi Adam hingga hari kiamat. Bagaimana pamungkasnya sejarah dunia? Kemenangan dan kebahagiaan itu berada dalam genggaman mereka yang kembali dan konsisten dengan Islam. Dan semua tanggungjawab peran dunia hanya bisa diselesaikan oleh umat Rasulullah saw.

Rambu Mempelajari Sejarah Islam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Muslimin bisa saja berselisih. Sepert...

Rambu Mempelajari Sejarah Islam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Muslimin bisa saja berselisih. Seperti Ali bin Abi Thalib dengan Siti Aisyah. Seperti Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah. Seperti Umar bin Khatab dengan Khalid bin Walid dalam persoalan tertentu. Mereka mentaati pemimpinnya, tetapi kadang berselisih dalam persoalan yang memerlukan kedalaman berfikir dan analisa.

Siti Aisyah - Ali bin Abi Thalib saling mengakui keutamaan mereka. Begitu pun Ali bin Abi Thalib - Muawiyah dan Umar bin Khatab- Khalid bin Walid. Mereka memegang sabda Rasulullah saw, "Jangan kalian mencela  para Sahabatku. Melaknat seorang mukmin sama seperti membunuhnya." Penyakit hati mereka telah hilang. Tak ada dendam. Apa lagi dendam masa lalu. Tak ada muatan politik dan ambisi kekuasaan seperti yang dituduhkan banyak orang. Hati mereka bersih tak seperti sangkaan kebanyakan orang.

Perselisihan tidak membuat seseorang keluar dari golongan beriman (murtad). Perselisihan untuk menguji siapa yang paling takut kepada Allah? Yang paling takut akan segera merespon perdamaian. Maka lihatlah cepatnya respon Siti Aisyah-Ali-Muawiyah dalam perdamaian. Yang tak menyukainya membuat paham tersendiri yang bernama Khawarij dengan slogan bombastis  "Hukum itu milik Allah" untuk menipu banyak orang.

Ibnu Taimiyah dengan pijakan Ahlussunnah wal jamah membedah berbagai perselisihan yang ada, "Apabila peselisihan tersebut bertindak atas dasar ijtihad dan penakwilannya, serta belum jelas baginya bahwa ia pemberontak, bahkan meyakini bahwa dirinya di atas kebenaran, maka apabila ia bersalah dalam ijtihadnya, maka hal ini tidak menyebabkan dosa, apalagi menyebabkannya menjadi orang fasik."

Seluruh ulama Ahlussunnah wal Jamaah dan para pemuka agama tidak memiliki keyakinan bahwa seseorang itu terjaga dari dosa, baik para Sahabat, ahlulbait orang terdahulu, maupun yang lainnya, kecuali para Nabi. Tetapi, Ahlussunnah meyakini bahwa mereka bisa saja melakukan dosa, sedang Allah akan mengampuninya, mengangkat derajatnya, serta memberikan ampunan dengan kebaikan yang dapat menghapuskan dosa atau dengan sebab-sebab lainnya.

Mempelajari sejarah Islam harus sesuai kaidah Ahlussunnah wal jamah. Meneliti dan memahami realitas sejarah Islam tidak bisa menggunakan teropong import dari luar Islam. Bagaimana pandangan Al-Qur'an terhadap Ahlu Badar dan para Sahabat? Bagaimana bimbingan Rasulullah saw terhadap sikap muslimah terhadap para Sahabat? Ini yang perlu dipahami. Jangan sampai membedah sesuatu dengan kacamata yang salah.

Para ulama sejarah ketika membahas biografi para Sahabat selalu dimulai dengan pujian Rasulullah saw terhadap sahabat yang akan dipaparkan. Karena itulah kesimpulan akhir dari seluruh sepak terjang dan sumbangsih nyata kehidupannya dan peradaban manusia.


Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)