Pertumbuhan Ilmu, Berawal dari Aqidah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Urutan pertumbuhan Ilmu yaitu aqidah, syariah, ilmu sosial dan teknologi. Begitu rentetan yang ku amati. Ilmu aqidah dan syariah bersumber dari Allah dan utusan-Nya. Ilmu sosial dan teknologi berpondasi pada aqidah dan syariah. Begitulah kerangka sebuah ilmu.
Tahap awal dakwah Rasulullah saw di Mekkah lebih banyak ke aqidah. Di Madinah ilmu syariah. Era Khalifatur Rasyidin pengembangan dasar ilmu Sosial. Di era awal Muawiyah bin Abu Sofyan, teknologi mulai dikembangkan serius. Puncak ilmu sosial dan teknologi dimulai pada era Khalifah Harun Al-Rasyid bani Abbasiyah. Teknologi hanya berperan menciptakan sarana dan prasarana agar manusia lebih memudahkan menjalankan dan menikmati kehidupan.
Teknologi adalah benda mati. Tak berfungsi tanpa ada sumber daya yang mengoperasikannya. Teknologi lebih mudah untuk ditemukan. Siapa pun bisa. Karena hasil pengamatan terhadap alam sekitar. Yang penting serius, fokus, dan tekun. Tak bosan mengamati objek-objek yang ada di alam. Semudah itu menciptakan teknologi. Jadi setiap bangsa, setiap orang bisa menghasilkan teknologi. Tak perlu kecemerlangan otak atau IQ.
Hukum pada teknologi lebih tetap dan konstant. Karena alam hanya mengikuti sunatullah yang ditetapkan Allah. Alam tidak diberi akal, nafsu dan kebebasan. Alam sejak diciptakan hingga hari kiamat akan sama pola, prilaku, dan sifatnya. Sekali ditemukan maka dia akan menjadi hukum sepanjang zaman. Hanya saja rahasia yang Allah tampakan diberikan secara bertahap. Itulah mengapa teknologi pun terus berkembang sesuai ilham yang Allah turunkan pada manusia.
Teknologi diberikan kepada setiap orang. Tak peduli mukmin atau kafir. Karena alam ditundukkan dan dimudahkan untuk seluruh manusia tak disekat agama, tak disekat oleh keimanan. Kuncinya, tadaburi alam, dan tafakuri alam. Temukan bagaimana Allah menciptakan hukum-hukum di semesta ini. Inilah Rahman-nya Allah. Inilah keadilan Allah. Alam dibuat penuh kerahasiaan agar akal manusia menemukan rahasia tersebut.
Ilmu sosial konsep dasarnya adalah bagaimana memahami manusia. Memahami cara berfikir, perasaan, keinginan, kebutuhan, nafsu, dan gejolak hati. Manusia sendiri tak paham akan dirinya. Pekerjaan terbesar manusia adalah menemukan jati dirinya lalu dikelola menuju kemaslahatan. Manusia mudah terjatuh pada keburukan. Ada petarungan antar hati, nafsu dan syetan. Siapakah yang memahami ini semua? Tentu saja SangPenciptanya.
Jadi dasar ilmu sosial adalah manusia. Yang memahami jati diri manusia adalah Allah dan utusan-Nya. Jadi referensi ilmu sosial bukan sekedar riset-riset sosial tetapi membuka dan memahami Al-Qur'an, Hadist, para Sahabat dan ulama salaf. Merekalah yang memahami manusia hingga ke akarnya. Bila mengandalkan akal saja, manusia hanya sedikit memahami dirinya. Jadi dalam ilmu sosial referensi utamanya adalah Islam.
Dr Yusuf al Qhardawi mempersilahkan umat Islam mempelajari ilmu alam dan teknologi kepada siapa saja. Namun dalam ilmu sosial harus berreferensi kepada Islam. Karena Ideologi apa pun. Pemikiran apa pun tidak akan bisa memahami manusia kecuali Islam.
Menguak ilmu itu tak sulit
Membongkar rahasia ilmu itu tidak rumit. Persoalannya, hati kita tertutup, keras dan mati. Itulah penghalang ilmu yang sebenarnya,. Persoalannya, ilmu hanya sekedar wawasan, tak pernah ke tataran aplikasi.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif