basmalah Pictures, Images and Photos
11/14/22 - Our Islamic Story

Choose your Language

Kesuburan Tanaman, Tanah atau Pupuk? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Persoalan kesuburan tanah apakah ...

Kesuburan Tanaman, Tanah atau Pupuk?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Persoalan kesuburan tanah apakah kekurangan pupuk? Persoalan pertumbuhan tanaman apakah tentang pupuk? Mengapa hutan yang tidak pernah dipupuk namun sangat subur? Pupuk adalah persoalan kedua, yang terpenting pertama tentang pengelolaan tanah.

Dalam Al-Qur'an dijelaskan tentang area perkebunan yang mendapatkan azab Allah. Tanahnya menjadi licin. Apa artinya? Apa hubungan antar tanah licin dengan kesuburan tanah dan tanaman?

Tanah yang licin membuat air tidak menyerap ke dalam tanah. Bila air hujan tak meresap, bagaimana tanah mendapatkan unsur haranya. Bagaimana unsur hara dipermukaan masuk ke dalam tanah?

Tanah licin membuat air menggenang atau terbuang. Menggenang, membuat apa pun jenis unsur hara tidak bisa diserap akar karena jenuh. Terbuangnya air membuat unsur hara tanah yang berada dipermukaan terbuang atau terbawa oleh air. Jadi tak ada yang tersisa di tanah.

Persoalan utama tanah berikutnya adalah erosi. Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat oleh air atau angin. Padahal tanah yang paling subur berada di permukaan tanah, bila terkikis jadilah tanah tandus.

Bagaimana cara sederhana Al-Qur'an untuk menyadarkan manusia untuk mengelola tanah sebelum berfikir pupuk? Dari air hujan, Allah menghidupkan tanah mati, menumbuhkan tanaman dan mengeluarkan buah. Dengan filosofi sederhana inilah bermunculan konservasi tanah yang modern, maju dan terus berkembang.

Kesadaran pentingnya air hujan melahirkan kesadaran, bagaimana menampung air hujan di tanah? Bagaimana air hujan tidak terbuang percuma ke saluran air atau sungai? Bagaimana air hujan meresap ke tanah? Andai tidak memiliki dana besar untuk mengumpulkan pupuk, cukup membuat agar air hujan tidak terbuang percuma sudah cukup untuk memulai langkah menyuburkan tanah dan tanaman.

Mengapa Berternak? Pelajari Sejarah Para Nabi dan Rasul Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Amalkan Al-Qur...

Mengapa Berternak? Pelajari Sejarah Para Nabi dan Rasul

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Amalkan Al-Qur'an dalam berternak. Amalkan cara pemilihan bibit ternak menurunkan Sunah Rasulullah saw. Bukankah Para Nabi dan Rasul seluruhnya adalah para pengembala? Mengapa tidak belajar langsung kepada Para Nabi dan Rasul?

Mengapa berternak? Ingin meraih keuntungan? Berternaklah karena perintah Rasulullah saw yang bersabda bahwa untuk menghadapi huru hara Hari Kiamat adalah dengan berternak. Berternaklah karena itulah sarana pendidikan kepemimpinan dari Allah untuk seluruh para Nabi dan Rasul.

Bagaimana memulai berternak? Bukalah kisah dalam hadist Rasulullah saw tentang tiga pemuda yang botak, belang dan buta. Bagaimana malaikat Jibril membantu mereka? Bagaimana ternaknya cepat berkembang biak? Malaikat memberikan domba dan sapi betina yang sedang bunting kepada mereka.

Allah melimpahkan dua kebahagiaan pada mereka yang berternak. Saat mengeluarkan dari kandang ke tempat pengembalaan. Juga saat memasukkannya ke kandang dari tempat pengembalaan.

Mengapa ternak Rasulullah saw sehat dan gemuk? Mengapa Rasulullah saw selalu mendapatkan tempat pengembalaan yang hijau dan subur? Mengapa saat tangan Rasulullah saw menyentuh puting susu ternak, airnya keluar deras walaupun sebelumnya kering? Perlu diriset keterkaitan spiritual dengan   keberkahan hasil peternakan.

Berternak bukan sekedar memberikan makanan yang cukup. Bukan sekedar menyiapkan pakan yang cepat menggemukkan. Perhatikan tubuh manusia yang diberi suplemen gemuk? Apakah tidak merusak tubuh manusia itu sendiri? Bagaimana bila terhadap hewan? Bagaimana efek suplemen penggembukkan kepada yang memakan dagingnya?

Dalam Al-Qur'an harus ada dua unsur dalam berternak, mengembalakannya dan mengkandangkannya. Dua unsur yang di dalamnya ada unsur kesenangan bagi manusia dan hewannya.

Dipakai Melawan Arabisasi, Kebaya Justru dari 'Arab' Republika  Pembaca yang budiman, belakangan tak jarang kita dengar ...

Dipakai Melawan Arabisasi, Kebaya Justru dari 'Arab'

Republika 


Pembaca yang budiman, belakangan tak jarang kita dengar sejumlah orang menjadikan kebaya sebagai simbol menolak yang mereka persepsikan sebagai Arabisasi dan Islamisasi di Indonesia. Pakaian atas perempuan berkancing depan yang kerap dipadukan dengan kain di bagian bawah itu dikira murni produk Nusantara. Benarkah demikian?

Dalam artikel di Jurnal Arkeologi Malaysia edisi 2013. Haziyah Hussin dkk meyakini bahwa merujuk catatan arkeologis, perempuan-perempuan di Nusantara hanya memakai sejenis kemben pada awal abad ke-13. Jamaknya, berbentuk kain yang dililitkan hingga bagian dada saja.

Sedangkan Triyanto, pengajar pada Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Universitas Negeri Yogyakarta dalam artikelnya "Kebaya Sebagai Trend Busana Wanita Indonesia" juga mencatat bahwa penelitian pada relief-relief di candi Hindu-Jawa, termasuk dari zaman Majapahit, cukup membuktikan bahwa baik lelaki maupun perempuan hanya mengenal busana kain lipat.

Mengapa kemudian cara berpakaian itu berubah? Ini ada kaitannya dengan munculnya risalah di Arabia pada abad ke-7 Masehi. Risalah yang kemudian nantinya disebut agama Islam itu mensyaratkan pakaian yang sopan baik bagi perempuan maupun lelaki. Jenis-jenis pakaian yang lebih tertutup kemudian menyebar ke seantero wilayah penyebaran Islam.

Perempuan di Arabia jamak mengenakan jenis pakaian belah depan panjang yang dinamai Habaya atau Abaya, perempuan di Mesir mengenakan pakaian serupa yang dinamai Jubba, perempuan di Turki mengenakan Akibiya al Turkiyya. Corak pakaian itu juga memengaruhi wilayah-wilayah lain seperti Persia, India, Cina, dan Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) yang sempat ratusan tahun merupakan kerajaan Islam.

Sejumlah sejarawan meyakini, dari situlah kemudian perempuan Nusantara akhirnya juga berkebaya. Pada 1886, orientalis Henry Yule dan Arthur Burnell berpandangan bahwa kata "kebaya" berasal dari kata Arab "qaba" yang merujuk pada semacam kemeja longgar kancing depan. Mereka juga menyinggung bahwa Rasulullah pernah mendapat hadiah berupa "aqbiya" kata jamak dari "qaba".

Pakaian jenis itu diduga ikut tiba ke Indonesia sekitar abad ke-14/ke-15 seiring penyebaran Islam oleh pedagang dari Arabia, India, dan Cina; serta kedatangan kolonial Portugal yang masih memertahankan pakaian dari masa mereka dikuasai Muslim. Dalam kamus Hobson-Jobson yang terbit pada 1969, kata "cabaya" digunakan pelaut Portugal untuk jenis pakaian kancing depan tersebut.

Berbarengan dengan masuknya pengaruh Islam itulah kemudian pakaian yang digunakan perempuan Jawa kemudian bergeser menjadi jauh lebih tertutup dari sebelumnya dan akhirnya menjadi pakaian khas bernama kebaya.

Dalam variasi setempat, pakaian sejenis kemeja belah depan tersebut dikombinasikan dengan penggunaan kain di bagian bawah alih-alih langsung memanjang ke bawah seperti jamak di Timur Tengah.

Dari Jawa, kemudian pakaian kebaya ini menyebar ke seantero Nusantara. Dalam buku "Pakaian Patut Melayu", penulis klasik Haji Mohd Said Haji Sulaiman (1876-1955) mencatat bahwa kebaya di Malaya berasal dari Surabaya mengikuti pakaian perempuan Jawa dan Cina Peranakan.

Pada akhirnya, adalah sebuah ironi jika kebaya digunakan sebagai penolakan atas Islamisasi Nusantara. Karena merujuk catatan sejarah, pakaian itu justru berkaitan sangat erat dengan penyebaran Islam di Indonesia.

Mengembangkan Bisnis dengan Mindset Berpasangan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaimana mengembangka...


Mengembangkan Bisnis dengan Mindset Berpasangan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bagaimana mengembangkan bisnis? Belajarlah cara Allah mengembangbiakan tumbuhan, hewan dan manusia. Semuanya berpasangan. Adakah yang tak berpasangan? Berpasangan berdasarkan cinta dan fitrah.

Konsep musyarakah dalam bisnis merupakan turunan dari konsep berpasangan. Memiliki karakter wirausaha tetapi tak memiliki modal. Memiliki modal tetapi tak memiliki kemampuan bisnis. Memiliki kekuatan konsep tetapi tak bisa mengeksekusi. Memiliki kekuatan eksekusi tetapi tak memiliki konsep. Bagaimana bila semuanya dipasangkan?

Bagaimana mendapatkan mitra usaha? Pelajari saat Allah memasangkan siang-malam, bumi-langit, bulan-matahari, wanita-pria. Sangat berbeda, namun melangkah dalam orbit yang sama yaitu tunduk dan patuh kepada Allah. Banyak yang berbeda-beda, yang tersulit adalah berjalan di orbit yang sama.

Kejelian mendapatkan pasangan bukan sekedar sosok mitra usaha tetapi juga persoalan internal, memasangkan manusia dengan sistem informasi teknologi, memasangkan visi dan misi dengan budaya perusahaan, pertumbuhan bisnis dan jaringan dengan kekuatan internal. Operasional dengan pengendalian.

Pengembangan produk pun menggunakan konsep berpasangan. Produk A dipasangkan dengan apa agar mudah terjual? Membaca logika konsumen pun dengan mind set berpasangan. Pengembangan marketing pun dengan konsep berpasangan. Berpasangan itulah konsep dasar pengembangbiakan.

Berpasangan menciptakan terobosan, kreativitas, inovasi dan solusi. Ekstrim kanan-kiri menghasilkan jalan tengah. Panas-dingin menghasilkan kesejukan. Berpasangan hanya bisa dilakukan bila seluruhnya berjalan diorbit yang sama. Semuanya tunduk dan patuh kepada Allah.

Al-Qur'an dipenuhi Kemukjizatan. Kata, susunan kata dan kalimat, tekstualnya sama dari masa ke masa, namun kontekstualnya sesuai dengan realitas zamannya untuk menghadapi tantangan terkini. Mengapa berpasangan hanya dalam konteks mengembangbiakan tumbuhan, hewan dan manusia, mengapa tidak dibawa ke ranah bisnis?

Sinar Matahari, Merasakan Kebersamaan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bisakah merasakan nikmat A...

Sinar Matahari, Merasakan Kebersamaan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bisakah merasakan nikmat Allah dari sinar matahari? Tanpa sinar matahari, bisakah manusia merasakan kenikmatan makan dan minum? Bukankah tumbuhan, buah-buahan, biji-bijian, bahan pangan yang diproduksi oleh tumbuhan disebabkan oleh panasnya sinar matahari? Tumbuhan menyerap panasnya sinar matahari untuk berfotosintesis.

Bila tidak ada sinar matahari, apa yang terjadi di bumi? Gelap gulita. Berapa banyak sumber bahan bakar yang dibutuhkan agar bumi tetap terang? Perhatikan Eropa saat ini, tanpa pasokan energi dari Rusia saja, sudah masuk ke era resesi.

Bisakah manusia beraktifitas tanpa sinar matahari? Apa yang bisa dilakukan dalam kegelapan? Apakah bisa menikmati keindahan alam? Menikmati keindahan pohon, air, lautan, gunung, hewan? Dalam kegelapan manusia akan terkurung dan terpenjara.

Dalam kegelapan manusia dihimpit dengan ketakutan dan kekhawatiran. Bukankah suara gemerisik dalam kegelapan sudah menimbulkan kecurigaan? Bukankah suara halus pun sudah menimbulkan kekhawatiran?

Bisakah manusia melihat tanpa sinar matahari? Bagaimana bila sinar matahari kuning, merah, hijau, biru? Bagaimana pengaruhnya dengan mata manusia bila warna sinar matahari tidak seperti saat ini?

Beku dan dingin, andai tidak ada matahari. Bisakah manusia bertahan hidup? Hidup menjadi siksaan dan penderitaan bagi manusia. Bisakah manusia minum dan masak, bila airnya membeku dan dingin?

Allah itu Maha Meliputi segala sesuatu. Nikmat dan Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Sudahkah merasakannya? Bila sudah, ada rasa bahwa Allah selalu membersamai kita. Cobalah berlatih merasakannya dengan memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah yang meliputi segala sesuatu.

Perbandingan dua Kebun, Kimawi dan Organik Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Ada dua kebun, yang satu me...

Perbandingan dua Kebun, Kimawi dan Organik

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Ada dua kebun, yang satu mengandalkan pupuk kimia saja. Semua persoalan tanaman dituntaskan dengan obat-obatan kimia. Saat awal, pertumbuhan tanaman terlihat sangat bagus. Banyak yang mengaguminya.

Kebun yang menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia, tanahnya dibiarkan miring. Rumput dibiarkan tumbuh. Hanya dibagian tanamannya saja yang terjaga dari rumput dan ilalang. Saat ilalang dan rumput sudah tinggi dan dipotong, sampah ilalang tak digunakan untuk menyuburkan area tanaman.

Satu kebun yang lainnya, menggunakan apa yang tersedia di alam.  Tak menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia dalam merawat pohonnya. Tanah yang miring, dibuatkan terasering yang sejajar dengan kemiringan bukit. Dalam satu jalur terasering dibuat petakan kecil agar air hujan berkumpul dan meresap di area kecil tersebut.

Dalam satu kotak terasering dibuat mikro irigasi. Tanahnya dibuat bergelombang dan berlubang mengikuti kontur bumi. Dengan cara seperti ini, air hujan meresap sempurna ke tanah dan tidak menggenang. Genangannya pun tidak menggenangi bibit pepohonan.

Dikumpulkan sampah dari sisa jerami padi, sekam, daun bambu dan sisa bakaran sampah. Dikumpulkan kotoran domba dan ayam. Dimasukan ke dalam lubang bibit tanaman. Bagaimana hasilnya?

Diawal, kebun yang menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia terlihat sangat cepat pertumbuhannya. Kebun yang memanfaatkan air hujan dan sampah sangat lambat dan mudah terserang hama. Namun beberapa bulan kemudian, yang organik bisa melampaui pertumbuhan kebun yang diolah dengan serba kimiawi. Mengapa?

Yang kimiawi, hanya mengandalkan pupuk kimia. Yang organik, pupuknya terus disuplai oleh air hujan, makro dan mikroorganisme yang hidup di tanah. Setiap gerak dan aktivitas makro dan mikroorganisme senantiasa menyuburkan tanah. Tanahnya menjadi gembur, membuat akar tanaman leluasa menerobos tanah.

Menikmati Perhiasan Dunia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Hidup itu permainan, kesenangan dan senda gu...

Menikmati Perhiasan Dunia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Hidup itu permainan, kesenangan dan senda gurau. Dihiasi dunia dengan wanita, anak-anak, emas, perak, perhiasan, kendaraan, ternak dan sawah. Seperti itulah isi dunia. Bagaimana pelaku usaha memahami fenomena ini semua? Inilah dasar marketing, promosi, produk dan bisnis development.

Ragam fenomena dunia, jangan dijauhi ataupun ditinggalkan tetapi berdayakanlah tanpa tertipu olehnya. Bukankah Allah menyediakan nikmat yang halal dan baik bagi manusia? Bila beriman, semua hiruk-pikuk dan perhiasan dunia menjadi berdaya guna.

Fleksibelitas terbentuk karena memahami prinsip. Kebebasan itu diraih dengan memahami yang prinsip. Syariat Allah bukan pembatasan dan pengekangan, tetapi menghirup udara kebebasan, fleksibelitas dan kemudahan tanpa khawatir dengan kehancuran dan kerusakan.

Mengapa ada rem di kendaraan? Agar bebas bergerak hingga ngebut dengan kecepatan tinggi. Mengapa ada sabuk pengaman? Mengapa ada helm? Agar bebas bergerak dengan kecepatan yang diinginkan. Bila terjadi sesuatu masih tetap aman.

Nikmati dunia sesuai yang diperbolehkan. Nikmati permainan, sendau gurau dan kesenangan dunia, sesuai yang dihalalkan dan baik. Larangan dan keharaman hanyalah agar manusia menikmati dunia sebebasnya tanpa merusak diri dan kehidupannya.

Larangan dan keharaman agar manusia senantiasa dalam kondisi super kehati-hatian dan kewaspadaaan. Berfikir sebelum melangkah. Merencanakan sebelum bertindak. Memastikan bahwa seluruhnya di jalan yang lurus sesuai jalurnya.

Kreatifitas, inovasi dan kebebasan hanya muncul bila memahami prinsip halal dan haram. Memahami prinsip rukun, wajib, sunah, mubah, syubhat dan haram. Dengan prinsip ini manusia bebas berkeliaran dan berekspresi tanpa khawatir kehancuran dan kerusakan.

Jalan Kemudahan Itu Ketaatan kepada Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Allah menundukkan gunung seh...

Jalan Kemudahan Itu Ketaatan kepada Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Allah menundukkan gunung sehingga gunung berdzikir bersama Nabi Dawud di setiap pagi dan petang. Allah menundukkan burung untuk berkumpul bersama Nabi Dawud sehingga burung berdzikir bersamanya di setiap pagi dan petang. Allah mengilhamkan hikmah dan kebijakan kepada Nabi Dawud untuk bisa memutuskan perkara yang diperselisihkan dengan adil. Mengapa Nabi Dawud dianugerahkan keutamaan seperti ini?

Nabi Dawud seorang hamba Allah yang sangat taat. Selalu dan banyak berdzikir. Hanya itu syaratnya. Karunia Allah beriringan dengan ketaatan seorang hamba. Setiap Nabi dan Rasul selalu mengharapkan karunia dari sisi Allah, mengapa sekarang manusia mengandalkan ilmu, sumberdaya, teknologi, akal dan ikhtiarnya? Mengandalkan kemampuan leadership, relationship dan manajemennya?

Allah menundukkan Iblis untuk Nabi Sulaiman, sang jin diberdayakan untuk membuat bangunan, peralatan dari logam dan batu, menyelam di lautan untuk mendayagunakan kekayaan di lautan. Seluruh kekuatan dan keahlian jin diabdikan bagi Nabi Sulaiman. Burung, awan, dan angin ditundukkan Allah bagi Nabi Sulaiman. Apa syaratnya?

Nabi Sulaiman seorang hamba yang amat taat kepada Allah. Doanya dikabulkan agar diampuni dan dikaruniakan dari sisi Allah sebuah kerajaan yang kuat dan besar yang tidak akan pernah diberikan lagi kepada siapapun di kolong jagat raya ini. Dengan ketaatan, semuanya diraih hanya dengan ucapan permohonan lisan berupa doa.

Dalam kejaran bala tentara Firaun. Nabi Musa berdoa, "Ya Allah, aku mengharapkan kebaikan dari sisi-Mu." Seketika itu pula datanglah putri Nabi Syuaib yang mengundangnya untuk bertemu dengan ayahnya. Nabi Musa mendapatkan pekerjaan, tempat tinggal, makanan dan minuman, juga dijodohkan sehingga memiliki keluarga.

Beribadahlah. Mohon pertolongan kepada Allah, maka Allah akan menunjukkan jalan yang lurus, mudah, sederhana dalam meraih sesuatu. Bukan jalan yang berliku-liku, sulit namun tersesat pula sehingga tidak pernah sampai pada tujuannya. Bukan jalan yang dianggapnya benar tetapi terjerumus tak meraih apa pun dalam kehidupan ini.

Mengapa manusia diliputi kepenatan dan keletihan? Mengapa manusia harus bekerja keras, banting tulang dan memeras keringat untuk meraih sesuatu? Padahal ada jalan yang mudah, sederhana dan senantiasa ada yang menolong dan dijamin kesuksesannya? Sebab hanya mengandalkan dirinya dan meninggalkan Allah.

Konsep Bubur Pupuk, Memadukan Unsur Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Perhatikan kapur pertanian. B...

Konsep Bubur Pupuk, Memadukan Unsur Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Perhatikan kapur pertanian. Berbentuk serbuk. Mengapa berbentuk serbuk? Agar mudah dan cepat memperbaiki PH tanah. Semakin besar bentuk kapurnya, semakin lama memperbaiki PH tanahnya.

Mengapa hasil bakaran sampah, ranting dan dahan lebih cepat menyuburkan tanaman? Sampah menjadi abu. Lebih mudah menyatu dengan tanah. Arangnya menyerap air hujan. Begitupun dengan proses pengkomposan. Butuh energi panas untuk merubah menjadi butiran yang lebih kecil.

Bisakah merubah bentuk yang lebih kecil tanpa proses pemanasan? Tanaman hijau yang dibiarkan akan menghasil panas. Sampah hijau  yang dibiarkan pun menghasilkan panas dengan sendirinya. Lalu membusuk.

Tanpa pemanasan dan pembakaran, bisakah merubah sampah dan sisa organik menjadi serbuk? Alam yang bisa membantu. Air hujan semoga bisa membantu. Mikroorganisme yang akan mengurai. Mungkin waktunya cukup lama.

Petani memendam jerami ke lumpur. Menggunakan lumpur dan air untuk membusuk dedaunan, akar, batang dan sampah. Menurut pakar, memendamkan jerami bisa mengembalikan unsur hara yang terserap di tumbuhan padi.

Hasil pembusukan di sawah bila dikeringkan akan bisa diserap oleh tanaman karena sudah tidak jenuh lagi. Lumpur dan air sawah bisa membusuk, bagaimana bila lumpur ditambahkan air hujan? Bukan sekedar membusungkan tetapi bisa mengikat unsur hara yang ada di air hujan. Akan lebih menyuburkan lagi.

Dengan tanah, pupuk, sampah dedaunan, dan air hujan dicampur, didiamkan dan diadukan menjadi seperti bubur, semoga lebih meningkatkan kualitas sampah dan pupuk, karena memadukan unsur langit dan bumi. Memadukan air, tanah, udara dan kelak, bila bersentuhan dengan sinar matahari akan bersentuhan dengan unsur api. Insyaallah sempurna.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (285) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (48) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)