Mengapa Persoalan Itu Sulit?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Di masa sulit, apa yang dilakukan? Rasulullah saw memandang wajah ke langit dengan bersabda, "Maha Suci Allah yang Maha Agung." Anas bin Malik memperhatikan apa yang dilakukan Rasulullah saw di saat sedih. Beliau bersabda, "Ya Allah Yang Maha Hidup. Ya Allah Yang Maha Terjaga, dengan rahmat-Mu aku memohon keselamatan."
Ibnu Abbas memperhatikan apa yang dilakukan Rasulullah saw saat tertimpa kesusahan. Beliau bersabda, "Tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah Yang Maha Agung dan Maha Lembut. Allah Rabb dari Arsy yang Agung, Rabb dari langit dan bumi." Perhatikan kesamaan doa seluruh para Rasul saat tertimpa kesulitan? Dimana kesamaannya?
Perhatikan doa Nabi Ibrahim, Adam dan Yunus? Semua tentang ketundukan total kepada Allah. Semua menyerahkan urusan pada Allah. Semua mengandalkan rahmat Allah. Semua soal pengokohan peneguhan tauhid Rububiyah dan Uluhiyah. Saat Siti Fatimah mengadukan kesulitannya, Rasulullah saw justru mengajarkan tasbih, tahmid dan takbir. Mengapa seperti itu?
Saat para Nabi dan Rasul mengalami kesulitan, seluruhnya mengakui kezaliman diri. Semuanya beristighfar dan bertaubat. Semuanya mengandalkan rahmat dan pertolongan-Nya. Bagaimana dengan kita? Hanya mengandalkan ikhtiar saja. Hanya ikhtiar yang dianggap satu--satunya solusi.
Mengapa sulit menuntaskan persoalan hidup? Ikhtiarnya dipandu oleh akal yang bodoh dan sempit. Ikhtiarnya mengandal energi kekuatan yang lemah. Ikhtiarnya muncul dari ide yang bersumber dari kekotoran hati, egois diri dan ketakaburan. Dapatkan kondisi ini membawanya pada jalan lurus yang penuh kemudahan? Jalan yang dipenuhi pertolongan Allah? Solusi yang super sederhana, mudah dan tuntas? Inilah akibat tidak mengokohkan tauhid Rububiyah dan Uluhiyah dalam menuntaskan persoalan hidup.
Bila tauhid telah dikokohkan, segera eksekusi ikhtiar yang sudah diilhamkan Allah dengan ruh jihad dan keyakinan. Maka seluruhnya akan mudah dan ringan. Tak butuh sumberdaya besar untuk menuntaskannya. Seperti nabi Nuh yang menghadapi lautan hujan yang gelombangnya sebesar gunung hanya dengan kayu perahu. Seperti Nabi Musa, yang melepaskan kejar musuh yang dihadapan lautan, hanya dengan ketukan tongkatnya atas perintah dari Allah.
Bila persoalan tak kunjung terselesaikan. Segera periksa tauhid. Segera periksa istighfar dan taubat. Segera periksa kehalalan harta. Segera periksa hawa nafsu. Setelah tuntas, ilham beragam ikhtiar bagaimana air bah yang memasuki relung jiwa dan pemikiran. Lalu, segera eksekusi dengan keyakinan total.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif