Menuntaskan Bencana dan Wabah di Era Umar bin Khatab
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Ada 2 ujian besar di era Umar bin Khatab. Para penguasa, belajarlah pada Umar bin Khatab dalam menuntaskan bencana alam dan wabah.
Wabah di Syam. Menjalar sangat cepat. Penyebabnya, banyak pertempuran di Syam. Bertempur dengan kabilah Arab, Romawi juga Persia.
Kata Ibnu Khaldun, saat aktivasi infrastruktur melampui dari yang seharusnya, udara jadi kotor. Inilah yang menimbulkan wabah di jamannya.
Umar segera mengkaratina Syam. Abu Ubaidah dan Muadz bin Jabal menjadi sukarelawan untuk penanganan korban hingga menjemput syahid.
Lalu Umar menunjuk Amr bin Ash untuk meredakan wabah. Solusinya, semua harus pergi ke gunung untuk memutuskan rantai wabah. Hindari kerumunan.
Yang menangani wabah siap menjemput syahid. Di sini, mengapa memperkaya diri dengan mengkorupsi dana penanggulangan wabah dan bencana?
Saat gempa menerjang Madinah dan paceklik yang panjang. Umar membangun infrastruktur agar aliran kebutuhan dasar ke Madinah bertambah cepat.
Umar berkolaborasi dengan pengusaha untuk berkontribusi menyediakan kebutuhan dasar. Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan membantu.
Umar mengharamkan dirinya makan enak. Bibirnya berdarah sebab makan yang keras. Pakaiannya penuh tambalan. Malamnya ronda khawatir rakyat kelaparan.
Umar berkolaborasi dengan pamannya Rasulullah saw Abbas bin Abdul Muthalib untuk memimpin istighasah dan istighfar kepada Allah.
Umar membentuk tim penanggulangan bencana. Setiap tim membagikan kebutuhan dasar ke tempat yang sudah ditentukan.
Dengan dua ujian besar ini, baitul mall habis. Umar pun melakukan terobosan dalam mencari sumber keuangan. Disini justru menaikkan beban pajak dan tarif.
Yang dipikirkan Umar, maksiat apa yang telah dilakukan dalam sekala pribadi dan negara? Bukan sekedar soal penanggulangan bencana saja.
Umar bin Khatab menghimpun ulama, pengusaha, dan alat kekuasaan untuk menuntaskan persoalan. Bukan memperkaya di saat wabah.
Sekarang, saat wabah terus mengganas, kezaliman terus saja dipertontonkan dengan kesombongan dan vulgar. Bagaimana bisa selesai?
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif