Hanya Jiwa Tauhid yang Bisa Membangun Sejarah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Sejarah lahir dan hidup dari aqidah. Dari kalimat Syahadat. Dari iman, Islam dan ihsan. Dari keyakinan dan proses yang benar.
Bukankah kisah para Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an berawal dari menerima risalah ketauhidan? Bukankah perjuangan para Nabi dan Rasul berlandaskan menegakkan ketauhidan?
Adakah yang berorientasi kekuasaan dan kekayaan? Justru, kisah yang berorientasi pada kejayaan, kemenangan, kekuasaan dan kekayaan, menjadi titik awal kehancuran.
Perhatikan perjalanan Bani Israil bersama Nabi Musa dari Mesir, Palestina hingga ke Sinai? Walaupun disisinya terdapat Nabi terbesar Bani Israil, apa yang terjadi? Bani Israil tak bisa meraih mimpinya.
Perhatikan Muslimin di perang Uhud dan Hunain, bukankah hampir menelan kekalahan? Bersama Nabi dan manusia termulia yang bersamanya pun, bila orientasi bukan ketauhidan, maka hanya berbuah kehancuran.
Sekuat apapun daya topang dan pondasinya seperti Fir’aun dan kaum yang memusuhi para Nabi dan Rasul, bila titik awal dan jalan perjuangannya bukan tauhid, maka akan menjadi lemah dan hancur.
Ibnu Khaldun dan Arnold Toynbee, sejarawan sejarah, membuat kesimpulan dari hasil penelitian tentang beragam peradaban yang ada di dunia. Kesimpulannya sama, bila tidak ada nilai ketauhidan, peradaban yang ditopang oleh kekuatan apapun akan hancur.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif