basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Al-Qur'an

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Al-Qur'an. Tampilkan semua postingan

Ashhabul Ukhdud: Genosida Pengikut Nabi Isa Oleh Yahudi di Najran Yaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ashhabul Ukhdud nama peristiw...

Ashhabul Ukhdud: Genosida Pengikut Nabi Isa Oleh Yahudi di Najran Yaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ashhabul Ukhdud nama peristiwa yang terjadi di Najran Yaman sebelum kelahiran Rasulullah saw. Ini kisah genosida terhadap mukminin pengikut Nabi Isa oleh para pemeluk Yahudi yang diabadikan Al-Qur'an. Para pembantainya,  raja Dzu Nawas bersama pembesar dan prajuritnya. Mereka menyaksikan dan menikmati tontonan pembantaian sambil duduk bersama. Jumlah mukminin yang dibantai, menurut Ibnu Hisyam di Sirah Nabawiyahnya, berjumlah  20.000 orang. Bagaimana proses pembantaiannya?

Raja Dzu Nawas memberikan dua pilihan pada mukminin, memeluk Yahudi atau dibunuh. Mukminin memilih untuk dibunuh. Sang raja membuat parit yang dipenuhi dengan lautan api. Mukminin, baik lelaki maupun perempuan, dewasa maupun bayi, seluruhnya dimasukkan ke dalam parit satu per satu untuk dibakar. Ada pula yang dibunuh dengan pedang lalu dicincang. Peristiwa ini diabadikan dalam surat al-Buruj ayat 4-9. Dari peristiwa ini hanya satu yang selamat yaitu Daus Dzu Tsa'laban yang melaporkan peristiwa ini ke Kaisar Romawi.

Pembataian oleh Yahudi Zionis Israel terulang kembali di Gaza. Mereka mengurung rakyat Palestina di Gaza dengan tembok di daerah yang sempit dan padat penduduk. Lalu menghujaninya dengan roket, rudal, peralatan militer berat dan bom fosfor tanpa pandang bulu. Menurut pihak PBB, dalam satu pekan bahan peledak yang ditimpakan sama dengan seperempat bom nuklir. Zionis Israel pun merasa gembira dan menginformasikan keberhasilan penghancuran tersebut ke dunia internasional seperti raja Dzu Nawas dan para pembesarnya yang duduk bersama menyaksikan peristiwa Ashhabul Ukhdud.

Buya Hamka, dalam Tafsir Al-Azharnya, menyikapi fenomena Ashhabul Ukhdud dengan berkata, "Pihak yang berkuasa di segala zaman akan mencoba membelokkan iman seseorang atau menukar iman kepada Allah dengan semacam iman yang mereka rumuskan dan mereka wajibkan orang untuk tunduk. Kalau tidak mau tunduk akan disiksa, dipaksa, dibakar, disula, digantung, sekurang-kurangnya mereka dibuang dari negri atau dipenjarakan. Semua sebabnya, hanya karena iman kepada Allah.

Sayid Qutb merasakan fenomena Ashhabul Ukhdud dengan berkata, "Ketika mereka menyalahkan api dan melemparkan orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, sedang mereka duduk di dekat api yang menjadi tempat penyiksaan yang sangat keji. Mereka menyaksikan perkembangan penyiksaan tersebut, dan apa yang dilakukan api itu terhadap jasad-jasad dengan jilatan dan nyalanya. Ini prilaku yang sangat buruk dam busuk."

Bagaimana firman Allah di surat al-Buruj ayat 4 terhadap peristiwa ini? ," Binasa dan terlaktnatlah orang yang membuat parit." Menurut Sayid Qutb, "Inilah firman Allah yang menunjukkan kemurkaan Allah terhadap perbuatan itu dan pelakunya. Kalimat ini juga menunjukkan buruknya dosa yang membangkitkan kemarahan, kemurkaan, dan ancaman Tuhan Yang Maha Penyantun untuk membinasakan para pelakunya." Bagaimana akhir raja Dzu Nawas yang menyaksikan peristiwa Ashhabul Ukhdud?

Menurut Ibnu Hisyam, pada akhirnya raja Dzu Nawas dihancurkan oleh serbuan pasukan Habasyah yang diperintahkan raja Najasyi. Tak menerima kekalahan tersebut, Dzu Nawas mengarahkan kudanya ke laut. Memacunya dan memasuki lautan dari yang dangkal hingga terus pada yang semakin dalam hingga akhirnya tenggelam di kedalaman laut. Apakah nasib Zionis Israel akan seperti raja Dzu Nawas yang tak menerima kekalahan lalu menghancurkan dirinya sendiri? Sejarah akan terus berulang.

Mengelola Bisnis Dengan Menguak  Lauhul Mahfudz  1. Allah Pemilik Kekuasaan "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan ...

Mengelola Bisnis Dengan Menguak  Lauhul Mahfudz 


1. Allah Pemilik Kekuasaan
"Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Imran: 26)

"Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan." (QS. Al-Imran: 27)

Bila semuanya milik Allah maka kesuksesan bisnis sesuai dengan kehendak-Nya bukan kehendak manusia. Bidang bisnis? Pengelolaan bisnis? Tujuan bisnis? Yang dikehendaki Allah. 

2. Allah Menciptakan Qalam
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya makhluk pertama yang diciptakan Tuhanku adalah Al-Qalam, lalu Allah berfirman kepadanya, "Menulislah!" Maka Qalam pun menuliskan semua yang akan terjadi hingga hari kiamat." Dalam Sahih muslim disabdakan bahwa jarak waktu antara penulisan takdir dan penciptaan langit dan bumi mencapai 5.000 tahun lamanya.

Memahami takdir Allah untuk mendongkrak keberhasilan bisnis. Ikhtiar itu lari dari satu takdir kepada takdir lainnya. Ikhtiar berhasil bila mengikuti takdir kesuksesan yang telah ditentukan Allah. 

3. Allah Menundukkan Alam Semesta Bagi Manusia
"Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia. (QS. al-Hajj:65)

Bila seluruh alam semesta sudah ditundukkan maka pengelolaan bisnis sangat mudah seperti kisah tiga orang pemuda yang kusta, botak, dan buta.


4. Tujuan Penciptaan Manusia 
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariyat: 56)

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah:30)

Mengelola bisnis untuk penghambaan dan sebagai wakil Allah di muka bumi. Mengelola bisnis sebagai bekal kematian bukan untuk mencari rezeki yang telah ditetapkan. 

5. Semua perbuatan Kafir berakhir pada Istidraj di dunia dan akhirat. Muslimin yang mengelola bisnis tidak sesuai tuntutannya akan dihancurkan karena Allah mencintai muslimin.

6. Allah akan membimbing, memimpin dan memenangkan bisnis Muslimin bila ikhlas dan sarana menegakkan kalimat Allah. Seperti Allah memberikan kemukjizatan kepada para Nabi dan Rasul.

Kisah tiga pemuda yang terjebak dalam goa.

7. Allah akan memberikan keberkahan dari bumi dan langit dalam berbisnis bila landasannya takwa

8. Allah Maha Bersyukur dan Bersabar. Allah Maha Pengampunan. Konsep dasar terobosan dan perbaikan pengelolaan bisnis

9. Manajemen keuangan dalam bisnis
Zuhud dan Wara. Keanekaragaman pohon dalam satu kebun di Al-Qur'an. Kisah kebun yang tetap dicurahkan hujan

10. Poyeksi bisnis masa depan: Pelajari tanda-tanda Hari Kiamat, Surga dan Neraka

Infrastruktur Barat, Menghancurkan Dirinya Sendiri Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Infak (infrastruktur yang dibangun) orang kafir s...

Infrastruktur Barat, Menghancurkan Dirinya Sendiri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Infak (infrastruktur yang dibangun) orang kafir seperti hembusan angin yang sangat dingin yang mematikan tanaman di kebunnya sendiri. Itulah yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Inilah perumpamaan yang terus terjadi di sepanjang zaman. Jadi sangat mudah memproyeksikan masa depan bila mau memahami Al-Qur'an.

Apa hasil sekularisme bagi Barat? Apa hasil Nasionalisme bagi Barat? Nasionalisme dibangun sebagai cinta tanah air untuk memecah belah wilayah berdasarkan suku, bahasa, tempat kediaman yang menghasilkan perpecahan. Bagaimana hasilnya? Berkobarlah semangat kemerdekaan. Walaupun memang terjadi perpecahan antar negara di Timur Tengah. Barat pulang dengan lunglai dari daerah jajahannya.

Sekularisme dan Liberalisme telah berhasil memisahkan berbagai bangsa dari agamanya. Hidup dengan kebebasan dan serba boleh. Namun apa yang terjadi bagi Barat? Barat menuju atheisme. Sendi moralitas hancur. Setiap jiwa dan keluarga tidak memiliki kedamaian. Bila individunya rusak maka negaranya rusak pula. Barat menghadapi krisis demografi. Siapakah yang melanjutkan peradaban mereka?

Bila moral hancur, bisakah sebuah negara menjadi kuat? Barat mulai ditinggalkan. Amerika sudah disebut sebagai tulang punggung yang rapuh. Kiblat bangsa-bangsa tidak lagi ke Barat. Bermunculan kekuatan baru yang tak terduga. Peradaban memang dipergilirkan. Perhatikan dalam perang Ukraina, adakah kekuatan mereka walau telah mensuplai fasilitas militernya?

Penjajah Yahudi Israel membuat tembok pembatas yang menjadi penjara bagi rakyat Gaza. Awalnya, waktulah yang akan menghancurkan mereka dengan kemiskinan, kelaparan, kekurangan tanpa pasokan dari negara manapun. Setiap intelejen Yahudi Israel  membaca adanya kekuatan di Gaza, segera dilakukan operasi militer. 5 kali Yahudi melakukan serangan mematikan ke Gaza. Lalu, apa yang terjadi berikutnya?

"Penjara Gaza" menjadi tempat perlindungan dan pelatihan terbaik. Gaza menjadi pusat perlawanan yang diamankan sendiri oleh Yahudi Israel. Sebentar lagi, tembok pembatas yang awalnya menjadi benteng pertahanan akan menjadi penjara yang mengepungnya. Seperti yang dialami Yahudi di Madinah di era Rasulullah saw.

Bila bertarung head to head dengan rakyat Palestina, pasukan organik militer Yahudi pun tak mampu meladeni rakyat biasa Palestina. Bantuan dari Amerika membuat mereka manja. Perang Yom Kippur 6 Oktober 1973, Israel terkalahkan bila tidak dibantu oleh fasilitas militer Amerika yang membantunya dengan 100 pesawat dan fasilitas militer lainnya. Itulah mengapa Yahudi Israel terus merengek kepada Amerika untuk meminta normalisasi Israel dengan Timur Tengah.

Daya Tahan Pertempuran Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Melihat pertempuran jangan dari strategi dan operasional pergerakan pasukan, ...

Daya Tahan Pertempuran

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Melihat pertempuran jangan dari strategi dan operasional pergerakan pasukan, tetapi semuanya sekenario dari Allah. Sudah ditetapkan di Lauhul Mahfudz sebelum manusia diciptakan.

Kalah dan menang, semuanya dari Allah. Kalah tak menghinakan diri. Menang tidak lupa diri. Inilah yang membuat daya tahan pertempuran menjadi amat panjang tak bisa dipatahkan

Semangat bertempur jangan disebabkan berita kemenangan. Lemahnya bertempur jangan karena  kekalahan pertempuran. Kalah dan menang dalam bertempur adalah sama saja. sebab kewajiban kita hanya berjihad untuk mengais rahmat, ampunan dan maaf-Nya Allah.

Semangat bertempur dan berjuang tak butuh syarat dan kondisi tertentu. Tetapi hanya untuk menunaikan kewajiban perjuangan. Sebab, balasan di akhirat untuk mereka yang berjuang tanpa melihat menang atau kalah. Inilah yang membuat para ulama bertahan berjuang 350 tahun di Nusantara

Syeikh Palimbani memberikan nasihat kepada sultan Surakarta dan Jogyakarta yang merupakan garis keturunan Sultan Agung Mataram. Mulailah berjihad melawan penjajah Belanda. Sebab jihad itu pintu gerbang awal munculnya ragam pertolongan Allah.

Bila jihad di tutup, maka ragam kekuatan yang menjadi modal kemenangan akan ditutup oleh Allah. Dalam keterbatasan, jihad harus terus dikumandangkan sebagai sarana didatangkannya ragam kekuatan dari Allah

Gaza diblokade, digempur, dikucilkan, dibantai, dimiskinkan, dilemahkan dan dilaparkan. Mengapa tiba-tiba memiliki kekuatan yang menyamai negara militer terkuat di dunia? Jangan menunggu sumber daya, tetapi mulai berjuang

Dalam kondisi umat yang kritis, para ulama memulai langkah perjuangan dengan membuat kitab, risalah, surat dan mensyiarkan jihad. Imam Al-Ghazali menulis kitab Ihya Ulumuddin sebagai pondasi jihad kepada diri sendiri sebelum pertempuran dengan tentara Salib. Banyak ulama juga yang menulis 40 hadist tentang keutamaan berjihad.

Medan pertempuran hidup sangat luas, sebanyak kebutuhan dan kepentingan manusia. Semuanya perlu diisi dengan jihad, tanpa memperdulikan sukses atau gagal. Tanpa memperdulikan untung atau rugi. Sebab tugas kita hanya berjihad untuk mengais rahmat, ampunan dan maaf-Nya Allah.

Model Struktur Masyarakat Sekuler Oleh: Nasrulloh Baksolahar Struktur masyarakat Sekuler, adakah persamaan, persahabatan dan per...

Model Struktur Masyarakat Sekuler

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Struktur masyarakat Sekuler, adakah persamaan, persahabatan dan persaudaraan? Bila ada, apakah dasarnya? Hanya kepentingan saja. Struktur masyarakat sekuler hanya eksploitasi. Merekayasa sesuatu agar tidak terasa sedang dieksploitasi.

Keinginan dan kebutuhan hasil rekayasa gaya hidup. Memilih pemimpin hasil rekayasa opini dan pencitraan. Memilih pejabat dan kebijakan hasil rekayasa perundangan walaupun bertentangan dengan falsafah bangsanya. Masyarakat hasil rekayasa. Masyarakat hasil penjajahan dari pemegang oligarki yang hegemoni dan monopoli.

Apakah ini hanya berlaku di dunia ketiga, tidak berlaku di Barat? Bukankah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi di bawahnya merupakan lembaga rekayasa ragam peristiwa dan kebijakan di dunia? Bukankah banyak dana yang dikucurkan, publik figur yang diutus, hiburan yang dibuat dan ruang pemberitaan yang disebar untuk membentuk gaya hidup, sistem, kebijakan dan mempengaruhi opini?

Oleh karena masyarakat sekuler adalah masyarakat yang rentan akan gejolak. Rentan berselisih dan bertengkar. Rentan berbalik arah dan saling menyerang. Ada disparitas kelompok masyarakat yang jurangnya sangat dalam. Tidak akan pernah ada pemerataan dalam kekayaan dan kekuasaan. Itulah modelling masyarakat yang dikelola tidak mengikuti bimbingan Allah dan Sunnah Rasulullah saw.

Bila masyarakat terlihat kekayaannya merata, itu disebabkan hasil eksploitasi sumberdaya bangsa lain. Bangsa lain dimiskinkan. Program bantuan hanya untuk mengokohkan eksploitasi.  Bila "dikayakan", tak sebanding dengan sumber daya yang dikeruk mereka.

Al-Qur'an menjelaskan struktur model masyarakat ini dalam surat Saba. Tergambar dari dialog antara orang kafir di akhirat saat menghadapi siksaan neraka. Masyarakat sekuler memang memiliki langkah yang sama. Yaitu, tidak beriman dan menentang Al-Qur'an dan kitab terdahulu. Namun struktur masyarakat terbelah dan pecah menjadi kelompok yang sombong (hegemoni) dan lemah (tertindas).

Masyarakat tertindas mengatakan bahwa mereka korban rekayasa dari kelompok yang sombong dengan tipuan yang terus dilancarkan pada waktu malam dan siang. Tertipu pameran kemewahan karena banyaknya harta, pengikut dan genggaman kekuasaannya. Kelompok yang sombong mengatakan bahwa mereka tidak pernah menghalangi kelompok tertindas untuk mendapatkan petunjuk.

Masyarakat sekuler adalah model masyarakat hasil rekayasa, bukan hasil dari kebebasan berfikir dan bernurani. Sebab, berfikir itu harus memiliki basis kebenaran yang teruji di setiap zaman dan tempat. Bernurani itu memiliki basis ketentraman dari hati.

Merespon Fenomena Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Umat Nabi Muhammad saw selalu memperhatikan peredaran matahari dan bulan. Set...

Merespon Fenomena Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Umat Nabi Muhammad saw selalu memperhatikan peredaran matahari dan bulan. Setiap hari dan setiap waktu menenggadahkan ke langit. Melihat matahari untuk mengerjakan shalat. Melihat bulan untuk berpuasa dan berhaji. Alam semesta selalu dikaitkan dengan penghambaan diri kepada Allah.

Di setiap perubahan suasana alam. Di setiap perubahan warna alam karena efek cahaya matahari. Disetiap perubahan bayangan yang mencolok. Disitulah shalat ditegakan. Perhatian pada cahaya matahari direspon dengan rukuk, sujud, bertasbih dan memuji Allah. Menguak alam semesta untuk ketundukan kepada Sang Pencipta.

Memperhatikan cahaya bulan, berarti memperhatikan pergantian bulan-bulan dalam satu tahun. Sangat sederhana bukan? Pergantian cahaya bulan untuk mengendalikan hawa nafsu. Selama 3 hari di cahaya purnama disunahkan berpuasa mutih. Di setiap bulan ada hari-hari tertentu untuk berpuasa. Ada satu bulan berpuasa. Memperhatikan cahaya bulan direspon dengan pengendalian hawa nafsu.

Sebelum penutupan akhir tahun Hijriyah disambut dengan ibadah haji. Ibadah yang menyatukan hati, perasaan dan suasana kejiwaan kaum Muslimin. Ibadah yang menyatukan tujuan hidup dan menyatukan langkah gerakan penghambaan. Perhatian terhadap bulan dan matahari memperkokoh perhatian terhadap waktu yang dikaitkan dengan penghambaan.

Waktu dhuha disambut dengan  shalat. Sepertiga akhir malam direspon dengan shalat. Waktu syuruq dijawab dengan shalat. Hari Senin dan Kamis diisi dengan pengendalian hawa nafsu yaitu berpuasa. Hari Jumat disambut dengan shalat Jumat. Merespon fenomena alam dengan beribadah.

Fenomena alam direspon dengan doa dan dzikir. Berdoa saat turun hujan. Shalat ketika tanah kering kerontang. Berdoa ketika petir dan kilatannya menyambar. Berdzikir ketika melihat keindahan alam. Bertakbir ketika berjalan di tanah yang menanjak.

Tujuan utama bertafakur dan bertadabur adalah menumbuhkembangkan jiwa kehambaan dan kelembutan hati. Setelah itu kesadaran bahwa tidak ada yang sia-sia dalam penciptaan alam semesta yang memunculkan kesadaran akan sains dan teknologi.

Kehancuran Yang Tak Disadari Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Bila tak mentaati Al-Qur'an, maka kehidupan akan rusak tanpa disada...

Kehancuran Yang Tak Disadari

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Bila tak mentaati Al-Qur'an, maka kehidupan akan rusak tanpa disadari. Hancur tanpa disadari. Manusia tidak sadar akan kerusakan yang dibuatnya sendiri. Sensitivitas kesadaran akan kehancuran tak ada lagi. Itulah namanya istidraj.

Perhatikan Eropa dengan gerakan feminimismenya! Perhatikan Amerika dengan gerakan kebebasannya! Merasa menjadi pelopor lompatan peradaban. Apa penyakit sosial yang sedang menjangkitnya? Tiba-tiba mereka lemah dengan bangkitnya kekuatan baru, Rusia, Cina, India, Iran, Brazil, Afrika Selatan, menyusul Turki dan negri Arab lainnya. Terbentuk aliansi baru.

Sumber cadangan material penopang kekuatan Barat mulai menyusut. Afrika bergolak. Timur Tengah mulai melawan. Asia Tengah tak bisa ditaklukan. Asia Tenggara cendrung ke Tiongkok. Dengan persoalan sosial yang terus mengepungnya, bisakah kebangkitan dimulai lagi? Tanpa mengeksploitasi bangsa lain, bisakah Barat tegak?

Dalam sejarah Barat, bisakah mereka hidup dari negrinya sendiri? Dari sejak Yunani dan  Romawi mereka harus keluar menguasai Timur Tengah hingga Afrika terutama Mesir. Anehnya walapun mereka jadi penguasa dunia, mengapa mereka tidak tahu sumber rempah-rempah di Nusantara?

Spanyol dan Portugal pernah menjadi negara adi daya karena menjajah wilayah lain. Begitupun dengan Inggris dan Belanda. Saat daerah jajahannya bergolak dan lepas, maka pamor negaranya pun turun walapun tak diserang oleh negara lain. Sekarang, apakah itu berlaku bagi Turki, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab? Negara Muslim kokoh dari sumber dayanya sendiri.

Peradaban Barat sangat rentan di segala perubahan. Semuanya penyakit yang berbahaya secara fisik dan sosial bersumber di Barat. Dari semua krisis kesehatan yang melanda dunia, paling rentan dan besar pengaruhnya terjadi di Barat. Bahkan penyakit tertua peradaban yaitu diskriminasi ras dan agama terjadi di Barat. Hingga perang pun berkecamuk di Barat.

Yang membakar, merobek dan mencemooh Al-Qur'an terbanyak terjadi di Barat. Nasibnya akan sama seperti Persia saat Kisra merobek surat dari Rasulullah saw. Dahulu Barat masih bertahan karena Heraklius Kaisar Romawi masih menghormati Rasulullah saw, bila sekarang pemimpin Barat gencar dengan Islamphobianya, maka takdir seperti Persia akan berlaku pula bagi Barat.

Batu dan Emas Itu Sama Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Batu dan emas, apa bedanya? Kaya dan miskin, apa bedanya? Penguasa dan rakyat...

Batu dan Emas Itu Sama

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Batu dan emas, apa bedanya? Kaya dan miskin, apa bedanya? Penguasa dan rakyat jelata, apa bedanya? Bisa berbeda, bisa juga sama. Mau pilih yang mana? Setiap kondisi memiliki tanggungjawabnya sendiri. Semuanya dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Bila batu dan emas itu ciptaan Allah, bukankah sama? Bisakah emas menjadi batu? Bisakah batu menjadi emas? Semuanya serba bisa. Emas yang disimpan dan dijadikan perhiasan, bukankah hanya menjadi batu? Batu yang diolah, direkayasa menjadi perkakas, peralatan dan infrastruktur teknologi, bukankah akan menjadi emas?

Tanah disia-siakan. Tak diolah dan didiamkan. Laut diabaikan. Bukankah para penjajah itu datang untuk eksploitasi tanah? Bukankah investor penghisap darah itu ingin menguasai pulau dan lautan? Bukankah Yahudi Israel inginkan mencaplok tanah Palestina? Bukankah Tiongkok ingin menguasai lautan Cina Selatan? Menguasai tanah berarti menguasai kekuasaan dan penghuninya.

Kekayaan bisa menjadi sumber kehancuran. Kemiskinan bisa menjadi alasan kebangkitan. Bangsa Mongol yang terpencil dalam kerasnya kehidupan pegunungan bisa mengalahkan kekhalifahan Abbasiyah, India, Cina hingga hampir menembus Eropa. "Kemiskinan" yang membuat Mongol kuat. Kekayaan yang membuat Abbasiyah hancur. Bukankah kehancuran peradaban dimulai dari keberlimpahan kekayaan yang tak dikelola?

Kesultanan Bani Zanky di Syam berawal dari seorang budak yang dididik  dan dipilih oleh wazir Nizam Mulk. Kesultanan Bani Mamluk di Mesir berawal dari kumpulan budak yang dididik oleh keluarga dan keturunan Shalahuddin Al Ayubi. Mereka menghancurkan tentara Salib dan Mongol. Kemana peran para penguasa dan petingginya?

Para keturunan penguasa dan pejabatnya terbuai dengan pertikaian perebutan kekuasaan, pesat pora dan menghamburkan kekayaan. Menjadi penguasa justru menuju jurang kehancuran. Rakyat jelata justru menuju kekuasaan. Jadi kondisi mana yang dipilih dan diratapi? Sultan terakhir muslimin di Andalusia meratapi kekuasaannya yang direbut oleh Ratu Isabel dan raja Ferdinand.

Kaya dan miskin itu sama. Jadi penguasa dan rakyat jelata itu sama. Emas dan batu itu sama. Semuanya ciptaan dan takdir Allah. Bagaimana agar semuanya bisa berdayaguna? Bagaimana agar semuanya dalam kebaikan, kemaslahatan dan kebaikan?  Bertakwalah kepada Allah

Kepelikan Terurai Dengan Shalat Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Seorang pengusaha memiliki jaringan bisnis di luar negeri dan Indone...

Kepelikan Terurai Dengan Shalat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Seorang pengusaha memiliki jaringan bisnis di luar negeri dan Indonesia. Dia sedang merintis usaha minimarket perlengkapan bayi di Indonesia. Saat di gudang distribusi, terlihat dia sedang shalat di lantai gudang yang penuh berdebu. Padahal dia sudah melakukan shalat fardhu. Seorang karyawan melihatnya. Mengapa shalat di lantai gudang?

Ternyata pengusaha ini memiliki kebiasaan, bila sedang memiliki persoalan, termasuk soal bisnis, yang bersifat strategis maupun teknis, jangka panjang atau pun jangka pendek, yang pertama dilakukan adalah shalat terlebih dahulu. Bukan berfikir atau beraksi terlebih dahulu.

Saat ditanyakan, dia menjawab, "Bukankah manusia diperintahkan meminta pertolongan dengan sabar dan shalat?" Ibnu Sina bila memiliki persoalan tentang riset ilmiahnya, dia bersegera shalat. Imam Bukhari bila menulis hadist, terlebih dahulu shalat. Sejak dahulu para ilmuwan muslim "mengandalkan" shalat untuk menuntaskan persoalannya. Bagaimana generasi pelanjutnya?

Rasulullah saw memerintahkan Bilal bin Rabah shalat untuk menghibur dirinya. Bekal pertama Rasulullah saw dan para Sahabat dari Allah dalam mengarungi tantangan dakwah adalah shalat. Saat seorang Sahabat tertawaan oleh musuh dalam misi intelejennya, yang menjadi bekalnya hanya shalat. Di saat akan dieksekusi mati, dia memohon ijin shalat dua rakaat. Inilah ijtihadnya.

Dahulu, para raja bila menghadapi persoalan pelik dalam urusan kenegaraan, dia menyendiri di persemediannya meminta dan menunggu  wahyu keprambon dari Sang Maha Pencipta. Pertempuran besar Manjikert di era Alp Arslan Bani Saljuk, pertempuran laut pertama dengan Romawi di era Muawiyah Bin Abu Sofyan bani Ummayah , pembebasan Konstantinople di era Muhamad Al Fatih Turki Utsmani, pertempuran Ainun Jalut melawan Mongol di era Al Qutudz, semuanya di awal dengan shalat.

Bila pertempuran besar yang bersejarah di dunia dapat dimenangkan dengan shalat. Bila para raja menuntaskan peliknya konflik pemerintah dengan shalat. Bila ilmuwan muslim terdahulu meraih penemuan besar dengan shalat. Mengapa tidak dilanjutkan tradisi ini?

Shalat adalah wasilah interaksi ruhani dan jasadi yang disediakan Allah bagi hamba-Nya. Shalat adalah waktu dan momentum yang paling berharga di kehidupan ini. Kesulitan dan tantangan terus mengepung hanya agar manusia kembali kepada-Nya.

Di Negri Antah Berantah Dunia Oleh: Nasrulloh Baksolahar Manusia mengawali kehidupan dunia dalam kebodohan dan ketidaktahunan. D...

Di Negri Antah Berantah Dunia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Manusia mengawali kehidupan dunia dalam kebodohan dan ketidaktahunan. Di alam rahim tidak diberi bekal, kecuali  "tidak ada Tuhan selain Allah" saja. Dalam kelemahan, manusia memasuki dunia ini melalui proses persalinan. Lemah, tak berdaya, bodoh dan tak tahu apa pun. Dunia sebuah negri asing antah berantah. Seperti itukah manusia memasuki alam barzah?

Di dunia, dengan rahmat-Nya, Allah menjamin rezekinya. Menumbuhkan rasa kasih sayang pada orang tua, kerabat dan tetangganya. Diberi dispensasi  hingga usia akil baligh untuk belajar, sehingga kesalahannya tak berdosa. Dibimbing dengan wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Itulah rahmat-Nya di dunia. Bagaimana dengan alam barzah?

Selama di dunia, Allah sudah menginformasikan hiruk pikuk alam barzah hingga perjalanannya di negri akhirat. Apa rentetan peristiwa yang akan terjadi? Apa saja persiapan menghadapi rentetan peristiwa tersebut? Alam barzah dan negri akhirat bukan negri asing yang tak dikenal. Bukan negri "antah berantah". Allah sudah memberikan peta perjalanan, peristiwa, solusi dan bekalnya dengan jelas dan detail melalui wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw.

Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya. Karena dunia adalah negri asing antah berantah bagi manusia, maka Allah memberikan ampunan dan menerima taubat juga memberikan bimbingan yang detail melalaui wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Bagaimana dengan alam barzah dan negri akhirat?

Alam barzah dan negri akhirat adalah negri yang sudah dijelaskan melalui wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Jadi tak ada dispensasi lagi. Yang ada hanya negri balasan dari apa yang dilakukan di dunia. Tidak ada masa pembelajaran dan taubat. Tak ada kata kembali ke dunia karena kehidupan akhirat sudah dijelaskan di dunia.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk surga. Sebab itulah syetan menggodanya agar menjadi teman di neraka. Para malaikat keheranan mengapa manusia masuk neraka, bukan para pemberi peringatan dan pembelajaran sudah datang silih berganti?

Di negri asing antah berantah dunia, yang bisa menyelamatkan hanya mentaati Allah. Semua ideologi buatan manusia hanya membawa pada kesesatan. Sehebat, seluas dan sepintar apa pun manusia tetap bodoh di negri antah berantah ini. Tak paham kehidupan tetapi mengajarkan esensi dan jalan kehidupan.

Konsep Hidup Alam Barzah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Di Alam Barzah, manusia menanti Hari Kiamat. Berapa lamakah?  Manusia menda...

Konsep Hidup Alam Barzah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Di Alam Barzah, manusia menanti Hari Kiamat. Berapa lamakah?  Manusia mendapatkan rahmat-Nya dengan balasan amal jariahnya yang terus mengalir dari ilmunya, sedekahnya, karyanya dan lantunan doa dari keturunannya dan kaum muslimin. Ditemani oleh amalnya semasa hidupnya.

Di Alam Barzah, tabungan ganjaran atau pahala masih terus mengalir dan bertambah walapun sudah tidak bisa beramal lagi. Di alam dunia, tabungan ganjaran dan pahala hanya didapatkan bila beramal saja. Maka   berkaryalah dengan  berorientasi masa depan yang berkesinambungan. Mengapa manusia justru lebih memilih orientasi keuntungan jangka pendek?

Walaupun esok dunia hancur, beramallah yang berorientasi jangka panjang. Andaipun tidak terlaksana, namun niatnya sudah menjadi catatan amal jariah di sisi Allah. Jangan pernah berkarya untuk kepentingan hari ini saja. Jangan membangun sesuatu untuk kesenangan hari ini saja atau pribadi saja.

Apa gunanya kesenangan diri? Perhatikan bangunan atau gedung yang dibangun atas motivasi kesenangan diri, saat masih hidup pun sudah hancur. Banyak bangunan beberapa tahun sebelumnya merupakan rumah mewah mempesona, hari ini tidak ada lagi penghuninya dan bangunannya mulai hancur.

Perhatikan bangunan yang berorientasi jangka panjang, selalu lahir dan muncul generasi baru yang memperbaharui dan merawatnya. Seperti Kabah, datanglah Nabi Ibrahim dan keturunan Nabi Ismail yang terus memperbaharui dan menjaganya. Lalu, dimanakah bangunan istana  Babilonia, Yunani, Romawi dan Persia?

VOC, perusahaan dagang Belanda, penguasa perekonomian Nusantara. VOC sangat besar pengaruhnya bagi perekonomian Eropa saat itu. Bagaimana akhirnya? Bukankah didukung oleh penguasa Belanda? Bukankah memiliki militer yang dikelolanya sendiri? Bukankah memiliki tanah jajahan yang melebihi luas Eropa? Bukankah ditopang oleh antek-anteknya hingga pelosok negri? Bukankah seluruh sumber bahan mentah dan jalur distribusinya dikuasainya? Tanpa konsep amal jariah semuanya berakhir.

Orientasi Alam Barzah adalah orientasi amal jariah. Amal Jariah merupakan konsep berkarya dan investasi yang berkesinambungan yang melampaui zaman dan generasinya. Semua karya apa pun yang bentuknya kemaslahatan hidup untuk generasi sekarang dan masa depan itulah amal jariah. Menikmati Alam Barzah dengan konsep Amal Jariah.

Hidup itu Hanya Ujian Cinta Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kenikmatan surga berlipat tak terhingga dibandingkan dunia. Andaikan nikm...

Hidup itu Hanya Ujian Cinta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kenikmatan surga berlipat tak terhingga dibandingkan dunia. Andaikan nikmat surga sama dengan dunia, itu sudah lebih dari cukup. Sebab kebahagiaan akhirat itu bukan surga. Tetapi, bertemu dengan Allah.

Bila nikmat makan dan minum masih diburu. Bila nikmat seksual masih jadi obsesi. Bila nikmat berkuasa dan harta menjadi puncak cita-cita tertinggi, bertanda hawa nafsu masih menyelimuti. Padahal semuanya tak berarti, sebab semuanya akan lenyap.

Puncak kebahagiaan itu ada dalam rukuk dan sujud. Ada dalam tasbih. Ada dalam istighfar dan pengakuan kehambaan. Puncak kesengsaraan itu saat diri mengakui masih ada Ilah selain Allah.

Di akhirat kelak tak lagi butuh kenikmatan surga. Sebab, kenikmatan surga hanya pengulangan nikmat yang ada di dunia. Yang diharapkan hanya ingin bertemu lalu menatap wajah Allah. Bertasbih dan memuji-Nya. Bercengkrama bersama-Nya.

Saat rindu belum bisa tersampaikan yang bisa dilakukan hanya membaca firman-Nya, menyaksikan keindahan dan kemuliaan-Nya yang dipaparkan melalui wahyu-Nya. Mengikuti yang dicintai dan arahan-Nya. Melupakan hal diri, yang terpenting keridhaan-Nya.

Saat rindu masih tak tersampaikan yang bisa dilakukan hanya mengingat-Nya. Dunia seperti pembatas dan penjara dengan Sang Kekasih. Raga seperti penghalang berjumpa dengan-Nya.

Mengambil dunia hanya untuk menanti bertemu dengan-Nya. Memperindah dan mempercantik diri sebelum berjumpa dengan-Nya. Langkah di dunia hanya untuk membuktikan cinta, bahwa hati ini tak pernah sedikit berpaling dari-Nya. Kehidupan dunia hanya ujian cinta kepad-Nya.

Membuka Lahan, Menanam Pohon dan Merawatnya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Membuka lahan. Menanam pohon lalu merawatnya. Itulah hari...

Membuka Lahan, Menanam Pohon dan Merawatnya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Membuka lahan. Menanam pohon lalu merawatnya. Itulah hari-hari menunggu menghadap Allah. Inilah hari-hari yang disabdakan oleh Rasulullah saw bila esok adalah Hari Kiamat. Saat hiruk pikuk manusia dipenuhi kezaliman dan kemaksiatan maka yang paling nikmat adalah bercengkrama dengan makhluk-Nya yang senantiasa bersujud  dan bertasbih yaitu alam semesta.

Membuka lahan lagi. Menanam pohon dan merawatnya lagi. Seperti itulah gerak kehidupan yang tak boleh berhenti. Agar hidup disibukkan dengan bercengkrama dengan makhluk-Nya yang senantiasa bersujud dan bertasbih. Bila berteman dengan manusia semakin sulit, maka bertemanlah dengan alam semesta.

Alam semesta itu berbicara dan memberikan nasihat. Dalam diamnya mengajarkan falsafah hidup. Dalam diamnya menganugerahkan sains dan teknologi. Dalam diamnya menjadi tauladan bagaimana menghamba kepada Allah.

Alam semesta mengajar ketundukan dan kepatuhan. Mengajarkan melayani. Namun bila yang dilayani berprilaku zalim yang sudah taraf merusak, barulah dia menyeimbangkan kembali tanpa sedikit pun manusia bisa menghalaunya. Tiba-tiba wajahnya terlihat amat kejam, padahal sebelumnya hanya pelayan dan penurut.

Di musim kemarau, membuka dan merawat lahan. Menyibukkan dengan tanah agar tanaman sanggup menghadapi iklim dengan sedikitnya hujan dan saat penghujan tiba, airnya meresap tersimpan di tanah. Di musim penghujan, saatnya menanam dan merawat tanaman. Bagaimana keberlimpahan unsur hara dari air hujan tidak merusaknya? Bagaimana menyimpan air hujan untuk musim kemarau?

Membuka lahan, menanam pohon dan merawatnya adalah pekerjaan yang termudah dan termurah. Sebab, semuanya hidup dan bergerak karena digerakkan dan ditundukan Allah. Semuanya sudah tersistem dan terpola oleh kekuasaan Allah. Semuanya perwujudan teknologi tercanggih yang dianugerahkan dari ilmu-Nya Allah. Manusia hanya sedikit ikhtiar manajemen saja.

Membuka lahan, menanam pohon dan merawatnya sebuah kumpul riung bersama mereka yang bersujud dan bertasbih. Sebuah kumpul riung dengan yang dianugerahkan ilmu dan teknologi tercanggih. Sebuah kumpul riung bagaimana mengelola alam semesta dengan keteraturan dan kesimbangan ditengah ragam perbedaan yang vulgar.

Prinsip Kesabaran Dari Petani Oleh: Nasrulloh Baksolahar Belajar bersabarlah pada petani. Setiap pohon memiliki periode pertumbu...

Prinsip Kesabaran Dari Petani

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Belajar bersabarlah pada petani. Setiap pohon memiliki periode pertumbuhannya sendiri. Setiap pohon memiliki waktu berbuahnya sendiri. Ada musim tertentu untuk berbuah. Semuanya Allah yang menentukan, bukan dirinya.

Mencangkul, memupuk dan membersihkan lahan di setiap musim. Merawat pohon di setiap musim penghujan maupun kemarau. Hanya itu yang bisa dilakukan sambil berharap semoga pohonnya tumbuh dengan baik sambil terus menunggu pohonnya berbuah.

Banyak faktor yang tak bisa dikendalikannya. Hujan, iklim, angin, sinar matahari, hama dan sebagainya. Namun petani terus melakukan yang bisa dikendalikannya. Seperti mencangkul, memupuk, merawat lahan dan pohon. Yang tidak bisa kendalikan diserahkan kepada Allah. Inilah kunci ketentraman.

Teruslah berkarya dan beramal. Sebab, pohon amal itu terus tumbuh sesuai takdir yang sudah ditetapkan Allah. Setiap pohon amal sudah ditentukan waktu pertumbuhannya dan waktu keberhasilannya. Tak ada yang mengetahuinya, kecuali Allah. Inilah sebab, mengapa berkarya itu butuh kesabaran.

Apakah petani bisa intervensi terhadap pertumbuhan pohon dan berbuahnya? Yang bisa dilakukan hanya merekayasa saja, hasilnya tergantung respon pohon tersebut sesuai takdir yang ditentukan Allah. Teruslah beramal dan berkreativitas, lalu bersabarlah terhadap proses keberhasilannya.

Ada pohon yang buahnya dirasakan oleh sang petani sendiri. Ada juga pohon yang buahnya dirasakan oleh keturunannya saja. Sedangkan raganya sudah terbaring di tanah. Rugikah? Petani sudah mengajarkan bagaimana membangun pohon amal. Petani sudah menyiapkan modal bagi penerusnya untuk membangun amal baru sebagai pelanjut amalnya. Inilah estapet kesinambungan amal.

Membangun pohon amal walaupun tak berbuah, tak pernah merugikan petani. Bukankah bisa dijadikan tempat berteduh? Sumber mata air? Mengeluarkan oksigen? Banyak hewan yang hidup di dahan dan akarnya? Dari sebuah pohon amal akan melahirkan turunan amal lainnya. Satu karya akan melahirkan dan menjadi rahim bagi karya-karya baru lainnya. Satu kebaikan akan melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya.

Agar Bisa Memulai Langkah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Saat akal tak bisa membaca masa depan. Saat akal tak memiliki pengalaman a...

Agar Bisa Memulai Langkah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Saat akal tak bisa membaca masa depan. Saat akal tak memiliki pengalaman akan masa lalu. Saat akal menghadapi kondisi baru yang tak pernah diperhitungkan. Saat akal dihadapkan pada lautan informasi yang membingungkan. Bisakah akal berfikir untuk menentukan langkah?

Saat di kegelapan. Saat dalam kebingungan. Saat terkepung dalam tarikan ajakan yang menggiurkan. Saat dihimpit ragam kegelisahan dan ketakutan. Bagaimana cara memulai langkah awal?

Agar akal bisa berfikir. Agar mata bisa menatap. Agar telinga terbuka untuk mendengar. Agar badan bisa berdiri tegak. Agar tangan mulai bisa diayunkan. Agar kaki bisa digerakkan. Yang harus dihidupkan pertama kali adalah hati  Hati yang penuh keyakinan. Keyakinan menjadi pondasi setiap langkah.

Keyakinan tak membutuhkan sumber daya. Keyakinan tak harus ada penopang material. Keyakinan hanya butuh satu sandaran dan gantungan. Yaitu, Allah. Langkah awal hanya butuh keyakinan kepada Allah. Manusia selalu memiliki modal untuk melangkah yaitu iman kepada Allah.

Keyakinan kepada Allah sudah disuntikkan oleh Allah sebelum manusia dilahirkan. Ini modal pertama dan utama kehidupan. Setelah itu bagaimana melalui liku-likunya? Padahal tidak pernah mengalaminya? Ambilah bimbingan wahyu dan Sunnah Rasulullah saw. Taati rambunya. Maka jalan kehidupan menjadi amat terang benderang.

Tak perlu membaca berjilid-jilid ragam buku dari pengarang ahli yang hebat. Tak perlu bergulat dengan pengalaman yang pahit dan lama. Tak perlu berguru dengan beragam ribuan guru yang mumpuni. Cukuplah membuka Al-Qur'an dan hadits. Rangkuman kehidupan masa lalu, masa kini dan masa depan sudah disajikan sempurna dengan sangat sederhana.

Tak perlu ada kebingungan, kegamangan dan kegalauan. Tak ada lagi berpangku tangan dan diam karena ketidakpastian. Sebab hanya butuh keyakinan kepada Allah, lalu membuka lembaran Al-Qur'an dan hadits Rasulullah saw. Seperti itulah agar kegairahan dan langkah kehidupan terus bergerak dengan optimisme.

Dari Istighfar Menuju Solusi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dengan beristighfar, Allah akan menurunkan hujan dari langit. Memperbany...

Dari Istighfar Menuju Solusi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dengan beristighfar, Allah akan menurunkan hujan dari langit. Memperbanyak harta dan anak-anak. Mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untuk manusia. Sangat sederhana memecahkan persoalan yang pelik. Hanya beristighfar.

Banyak yang datang ke Hasan Al-Basri tentang ragam kesulitan hidup yang dialaminya. Solusi yang disodorkan hanya istighfar. Mengapa jawabannya seperti itu? Karena yang difirmankan Allah yang mendesain takdir kehidupan hanya seperti itu. Sangat sederhana bukan? Amalan hati dan lisan bisa merubah wajah kehidupan. Mungkinkah? Benarkah? Ketidakyakinan Itulah persoalannya.

Manusia sering mengandalkan mindset, strategi dan tahapan implementasi dari akal dan histori pengalamannya Namun tidak pernah tahu darimana datangnya mindset, strategi dan tahapan implementasi? Inilah persoalan yang membuat penyelesaian persoalan itu tak pernah selesai dengan cepat dan tuntas.

Saat Abu Bakar dan Umar bin Khatab melepaskan pasukan ke Persia dan Romawi, mengapa pesannya jangan bermaksiat? Mengapa tidak memberikan arahan kemiliteran yang detail sebagai panglima tertinggi? Pelepasannya dengan pasukan yang tidak besar dan perlengkapan yang seadanya. Mengapa bisa membebaskan Persia dan Romawi?

Ketika Abu Ubaidah bin Jarah memohon pasukan tambahan 4.000 orang ke Umar bin Khatab, mengapa yang dikirimkan hanya 4 orang? Persoalannya bukan banyaknya prajurit dan infrastruktur militer, tetapi lebih banyak tentang kebersihan hati dari kemaksiatan.

Saat para Sahabat bertempur, doa yang dipanjatkan adalah soal permohonan ampun, keteguhan hati dan pertolongan kepada Allah. Kebersihan hati dengan menjauhi maksiatlah yang akan merubah wajah kehidupan yang lebih baik. Bagaimana prosesnya? Serahkan kepada Allah.

Dengan beristighfar Allah berjanji menuntaskan semua persoalan yang dikeluhkan manusia. Yakinlah, sebab seluruh urusan kembali kepada Allah. Takdir itu mengikuti skenarionya Allah. Manusia hanya mengikuti kemauan Allah, semuanya akan selesai dengan sendirinya tanpa sedikitpun campur tangan manusia.

Isi Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana tentram menghadapi sakratul maut bila tidak tentram dengan takdir Allah? Padahal...

Isi Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagaimana tentram menghadapi sakratul maut bila tidak tentram dengan takdir Allah? Padahal takdir-Nya penuh dengan rahmat dan pengampunan-Nya. Yang penuh rahmat-Nya saja tidak ridha apalagi dengan kematian?

Ridhakah Allah sebagai Illah? Ridhakah dengan syariat Allah? Ridhakah dengan sunnah Rasulullah saw? Bila belum, bagaimana ridha terhadap takdir-Nya? Ridha terhadap takdir-Nya dimulai dengan ridha terhadap Allah, Islam dan  Rasulullah saw.

Ridha terhadap takdir-Nya, itulah tanda kesempurnaan ilmu. Ridha terhadap takdir-Nya, itulah salah satu tanda Marifatullah. Inilah puncak tertinggi bagi penempuh jalan ruhani.

Allah itu Maha Benar (Haq), maka semua takdir berada di atas jalan kebenaran. Allah itu mengharamkan kezaliman maka di dalam takdir tidak ada kezaliman pada manusia. Bila seluruh yang terjadi atas ijin Allah, maka tidak ada keburukan di dalamnya.

Saat diberitakan bahwa suku Quraisy dan Arab mengepung Madinah. Bagaimana reaksi para Sahabat? Mereka berkata, "Allah sebaik-baiknya  pelindung dan penolong." Saat Allah mempertemukan dua pasukan di Badar. Padahal kaum Muslimin tidak siap, Allah berfirman hanya untuk melihat siapakah yang beriman dan yang munafik.

Segala macam takdir hanya untuk mengetahui apa yang berkecamuk di dada. Prasangka apa yang mendominasi di dada. Banyak para Sahabat dan Salafus Shaleh yang tertidur sesaat ketika perang berkecamuk padahal itu momentum yang paling "keras dan kejam". Takdir untuk melihat siapa yang senantiasa dalam ketentraman atau kegelisahan.

Hidup dalam takdir Allah itu nikmat. Di dalam takdir ada rahmat, ampunan, maaf, bimbingan, pimpinan, kemudahan, pertolongan, petunjuk jalan lurus, dicukupi, diangkat derajat, tercurah rezeki. Apakah masih khawatir dengan takdir?

Konsumsi, Investasi dan Sedekah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Akhirat sebuah mindest kemanfaatan dan investasi. Bila konsumtif pun ...

Konsumsi, Investasi dan Sedekah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Akhirat sebuah mindest kemanfaatan dan investasi. Bila konsumtif pun orientasinya sebagai penunjang kemanfaatan dan investasi.  Bukan penghamburan dan kesia-siaan. Konsumtif, investasi dan sedekah merupakan keseimbangan pengelolaan harta agar kehidupan bergerak seimbang dan berkelanjutan.

Beriman, sehat dan ada makanan untuk hari ini, itulah keseluruhan hidup. Rutinitas aktivitas keseharian seharusnya bergerak pada poros ini. Iman itu hati. Sehat itu raga. Makan itu pemenuhan nafsu agar tidak melemahkan hati untuk fokus mengabdi pada Allah.

Jangan abaikan nafsu. Jangan mengumbar nafsu. Penuhilah dan sayangilah. Nafsu itu bagian dari amanah kehidupan yang harus dikelola. Bagaimana nafsu bisa membangun kehidupan? Dari rasa lapar dan haus, bukankah kehidupan menjadi bergerak? Bukankah raga menjadi sehat? Inilah rambu pengelolaan nafsu.

Ibadah yang khusyuk itu dimulai dari pemenuhan nafsu.  Dalam kondisi lapar dan haus, bisakah khusyuk? Rasulullah saw memerintahkan untuk makan dan minum dulu bila sudah tersaji, kemudian shalat. Bila ngantuk, agar tidur terlebih dahulu.

Investasi itu bukan untuk laba keuntungan sekarang tetapi menjaga dan menyiapkan masa depan yang lebih baik. Mengolah tanah dan menanam itu investasi. Membangun aliran sungai, selokan, bendungan dan waduk itu investasi. Membangun infrastruktur dan teknologi apa pun itu bagian dari investasi. Ini merupakan Sunah Rasulullah saw.

Investasi itu bagian dari konsep amal jariah yang balasannya terus mengalir walaupun usia telah diutup. Maksimum investasi sepertiga dari penghasilan sisanya pengeluaran konsumtif pribadi dan pengeluaran yang disalurkan melalui pihak lain. Bila melebihi batas ini akan merusak investasi itu sendiri. Penawarannya berkelebihan.

Perbandingan investasi dan hasil  itu bisa satu berbanding satu (1:1). Satu berbanding sepuluh (1:10). Satu berbanding tak terhingga (1:-). Salah satu rahmat Allah adalah memberikan hasil berlimpah dari investasi untuk memenuhi sifat  konsumtif manusia.

Manajemen Menghadapi Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ikhtiar manusia mengapa membawanya pada keberhasilan? Perjuangan manusia ...

Manajemen Menghadapi Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ikhtiar manusia mengapa membawanya pada keberhasilan? Perjuangan manusia mengapa membuahkan hasil? Ikhtiar itu sebenarnya hasil pembelajaran dari pola takdir Allah. Akal manusia dianugerahi kemampuan untuk memahami pola takdir-Nya Allah. Dengan pola ini, ikhtiar merupakan jerih payah perjuangan mengikuti pola takdir-Nya. Itulah sebabnya ada ikhtiar yang membawa pada keberhasilan.

Terkadang pola takdir ada perubahan seperti kemukjizatan para Nabi dan Rasul. Terkadang terjadi betapa banyak golongan yang sedikit mampu mengalahkan golongan yang besar dengan ijin Allah. Terkadang pola ikhtiar kesuksesan masa lalu tak berlaku lagi membawa kesuksesan di zaman sekarang.

Kemukjizatan setiap Nabi berbeda-beda. Syariat setiap Nabi berbeda-beda sesuai kebutuhan zamannya. Pola perjuangan setiap Nabi berbeda-beda sesuai kondisi yang dihadapinya. Mengapa? Pola takdir Allah ada yang berubah pula seperti yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz.

Mengapa harus mengimani kitab suci Taurat dan Injil? Mengapa harus mengimani para Nabi dan Rasul  terdahulu? Mengapa Kitab Suci dan para Nabi dan Rasul menyebutkan kedatangan Nabi Muhammad saw? Mengapa setiap ada persoalan Allah mengkisahkan Para Nabi dan Rasul dan Umat terdahulu? Pola takdir ada pula yang tetap sama hingga akhir zaman.

Pola takdir Allah yang konstan yang bisa dipahami manusia sering disebut sebagai logika, pola, sistem, ilmu, teknologi hingga menjadi ideologi atau falsafah. Ikhtiar manusia hanya mengikuti pola takdir Allah yang sudah konstan. Itulah sebab ikhtiar manusia membawanya pada kesuksesan.  Namun mengapa sudah berikhtiar juga tidak berhasil? Berarti ada pola takdir yang tidak dipahami. Bagaimana menghadapinya?

Katakter bertakwa, pasrah, sabar, ridha dan bertawakal, itulah cara menghadapi pola takdir yang tak dan belum dipahami. Yang tak terduga, yang tiba-tiba, kemudahan dan keberuntungan hanya dapat diraih dengan karakter ini.

Manusia akan kelelahan dan keletihan bila hanya mengandalkan berikhtiar yang mengikuti pola takdir-Nya yang tetap dan konstan. Ada sarana untuk intervensi takdir yang membuat tujuan lebih mudah dan cepat diraih yaitu karakter takwa, sabar, tawakal, pasrah dan ridha inilah fasilitas bagi yang mengakui kehambaan pada Allah.

Hati, Pengendali Hidup Oleh: Nasrulloh Baksolahar Meneropong hati berarti meneropong perjalanan hidup kita sendiri. Kelapangan d...

Hati, Pengendali Hidup

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Meneropong hati berarti meneropong perjalanan hidup kita sendiri. Kelapangan dan keruwetan hidup berasal dari kelapangan dan keruwetan hati. Hati yang hidup membuat kegairahan hidup. Hati yang kusut penyebab kepesimisan hidup.

Sabar itu soal hati, bukan akal. Pertolongan Allah bersama yang sabar. Tidak lemah, tetap bersemangat dan tidak menyerah lahir dari kesabaran. Yang dapat keluar dari krisis yang mendadak hanya bagi yang bersabar. Mengelola hati awal datangnya solusi.

Takwa itu soal hati. Jalan keluar yang tak terduga, rezeki yang tidak disangka-sangka, jalan yang lurus dan mudah, hanya diraih dengan takwa. Jadi kehidupan ini bisa dikendalikan. Jadi hidup ini bisa sesuai keinginan bila bisa mengelola hati.

Tawakal itu soal hati. Setelah bertekad, setelah bermusyawarah atas sebuah keputusan, setelah membuat strategi dan rencana aksi, setelah konsisten dengan rencana,  bertawakalah.  Allah yang akan membimbing dan memimpin.

Allah hanya melihat hati yang bersih. Semua hiruk pikuk kehidupan untuk mengetahui apa yang ada di dalam dada manusia. Apa prasangka yang berkecamuk di hati. Setelah itu bisakah dibersihkan?

Dalam perang Uhud dan Khandaq, kondisinya sangat mencekam. Bermunculanlah prasangka buruk kepada Allah. Mengapa Allah memberikan ujian seperti itu? Mengapa Allah menimpakan kecemasan? Untuk mengetahui apa yang ada di dada manusia.

Teruslah meneliti hati. Teruslah mengamati ke arah mana berbolak-baliknya hati. Apakah pasrah, sabar, ridha dan tawakal? Apakah kecemasan dan kekhawatiran membawanya pada memohon pertolongan, bimbingan dan pimpinan Allah? Ataukah prasangka buruk pada Allah? Sebelum apa pun, perhatian terlebih dahulu arah tujuan hati.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (130) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (48) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (219) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (164) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (1) Nabi Ibrahim (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Musa (1) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (208) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (102) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (375) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (131) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (178) Sirah Sahabat (110) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (67) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)