basmalah Pictures, Images and Photos
2021 - Our Islamic Story

Choose your Language

Jendral Kristen Yang Memusuhi Umat Islam, Ingin Wafat Dalam Bersyahadat, Bisakah? Tragedi dugaan pembantaian Tanjung Priok 1984 ...

Jendral Kristen Yang Memusuhi Umat Islam, Ingin Wafat Dalam Bersyahadat, Bisakah?


Tragedi dugaan pembantaian Tanjung Priok 1984 bentuk ketegangan politik antara rezim militer Soeharto dengan gerakan Islam saat itu sudah di luar kendali. Ini puncak perseteruan antara militer dengan kelompok yang dianggap 'membangkang' dan mengancam asas tunggal Pancasila.

Ada yang mengatakan, semua hanyalah akal-akalan pemerintah yang ingin mengadu domba Islam dengan masyarakat tentang asas tunggal Pancasila, sehingga ada alasan untuk menangkap para aktivis Islam dengan alasan subversif.

Kelompok militer asuhan mendiang Leonardus Benyamin 'Benny' Moerdani mencatat korban tewas dari kelompok Islam mencapai 18 orang. Sementara kalangan Islamis mengklaim ada lebih dari 400 orang rekan tewas dibinasakan tentara.

Ratusan orang saat itu diberondong rentetan peluru tajam dan diterjang kendaraan berat yang, melindas massa yang bertiarap di jalanan. Jerit kesakitan digambarkan berpadu dengan bunyi gemeretak tulang-tulang remuk.

Sebelumnya, pada 19 April 1978, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daud Joesoef, menerbitkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan. Dia menyatakan harus mengembalikan situasi kampus sebagai lembaga ilmiah, tanpa dicampuri urusan politik.

'Normalisasi Kampus' merupakan propaganda intelijen untuk membendung gerakan dakwah kelompok Islam di masyarakat, terutama kampus. 

Siapakah dalang ini semua? Banyak pengamat menduga yang mendesain semua ini adalah LB Moerdani
----------------------------------------

Minggu, 29 Agustus 2004, Leonardus Beni Moerdani, 72 tahun, Minggu (29/8) pagi, meninggal dunia. Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta, lantaran stroke dan infeksi paru-paru yang dideritanya.

Selama dirawat, dia terpaksa dibantu alat pernapasan, karena kesulitan bernapas. Bahkan, gangguan pencernaan memaksanya untuk menggunakan alat bantu selang yang dipasang di bagian perutnya.

Begitulah akhir seorang jendral yang pernah mendesain penghancuran gerakan dakwah Islam di Nusantara. Apa yang diinginkan sebelum kematiannya?
-----------------------

Dalam biografinya yang ditulis Julius Pour, Benny dikenal sebagai pemeluk Katolik yang taat. Saat bertempur Benny selalu membawa bibel yang diberikan ibunya. Belakangan, saat menjabat sebagai raja intel lalu menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (kini Panglima TNI), Benny sempat dicap memusuhi Umat Islam.

Sebuah tulisan di buku L.B. Moerdani, 1932-2004, menyebut kalau Benny "100 persen Katolik", meski ke-Katolik-an itu tak diekspresikan secara gamblang dalam kehidupan sehari-hari. Dalam memoarnya, Menyibak Tabir Orde Baru: Memoar Politik Indonesia 1965-1998 (2014), Jusuf Wanandi bercerita bagaimana Fikri Jufri bertanya pada Benny, “Kenapa Anda tidak mau masuk Islam supaya kami bisa memilih Anda sebagai Presiden Republik ini?"

Semua yang hadir terdiam. Benny menatap tajam Fikri dan bilang: “Apa kamu pikir saya semurah itu?" dengan nada marah. “Meninggalkan keyakinan saya hanya untuk mendapat suatu jabatan? Never!"
---------------------------------

Akhir 1980an Benny mengajak Adnan, temannya, ziarah ke makam orang tua Benny di Solo, Jawa Tengah. Benny masih menjadi menteri pertahanan dan Adnan masih tinggal di Singapura.

Dia berkata, "Nan, saya kasih tahu kamu ya, siapa tahu kamu lihat saya pada saat saya meninggal. Tolong kamu atur supaya saya dimandikan secara Islam. Dikafani," kata Benny.

Nah saat itulah Benny menambahkan wasiatnya. "Kalau saya dikafani secara Islam, kamu baca Yasin. Kalau Tina (istri Adnan) ada, dia baca syahadat 25 kali," pesan Benny.

Dapatkah Jendral yang memusuhi umat Islam mati dalam bersyahadat?
--------------------------

Ketika ajal akan menjemput Benny di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Adnan temannya, sedang berada di New York. Ria, putri semata wayang Benny dan Hartini, menelpon Adnan. “Papa dalam keadaan kritis, Om Adnan." Adnan pun ke Jakarta.

“Saya datang ke Rumah Sakit RSPAD pukul 20.00 dan terus menunggu pak Benny sampai meninggal dan membacakan syahadat sampai hembusan nafas terakhir," ujar Adnan. Beberapa jam sebelum Benny wafat pada 29 Agustus 2004, Try Sutrisno hadir. Di kamar Benny, Try melihat Adnan dan Tina membacakan Yasin dan syahadat.

Try pun bertanya kepada Hartini. “Bu Benny, ini Tina baca Yasin boleh?" tanya Try. "Boleh," jawab Hartini. Kepada istri Adnan Ganto, Try pun berkata, “Tina, kamu terus baca, ya."

Pastor yang hendak mengurus jenazah Benny. Sang pastor,  kaget melihat Benny dikafani.

"Ini amanat," Hartini berusaha menjelaskan.

Sang pastor bereaksi, “Oh ya?? dikafani?"

“Dikafani dan dimandikan secara Islam," balas Hartini.

Pastor bertanya lagi, “Bukan pakai celana dan jas, ya?"

Hartini tak menjawab.

Selain pastor dan Hartini, di ruangan itu ada Adnan, Tina, Ria, Widodo, dan Robby Kethek Sumampow. Widodo pun ikut menjelaskan, “Pastor, ini permintaan beliau."

Pastor bergeming.

Hartini pasrah, lalu ia berkata kepada Adnan: “Adnan, ya, sudahlah. Yang penting kita sudah mandikan secara Islam."

Kafan pun dilepaskan dari tubuh Benny dan ia dikenakan pakaian lengkap dinas militer. Jenazahnya pun kemudian dimasukkan ke dalam peti. Benny akhirnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, berdasarkan agama di KTP-nya: Katolik.


Sumber:
https://nasional.tempo.co/read/47180/lb-moerdani-meninggal-dunia
https://m.merdeka.com/peristiwa/kisah-jenderal-benny-moerdani-minta-dimakamkan-secara-islam-saat-meninggal.html
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/kain-kafan-dan-lantunan-yasin-saat-benny-moerdani-wafat-cuhV
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180814005601-20-322021/kenangan-abdullah-hehamahua-dan-perintah-tembak-lb-moerdani

Kererkaitan Tahun Masehi dan Hijriah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apa manfaat matahari dan bulan? ...

Kererkaitan Tahun Masehi dan Hijriah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Apa manfaat matahari dan bulan? Al-Qur'an menjawab untuk menunjukkan waktu. Tahun Masehi dan Hijriyah ada dasarnya dalam Islam.  Mengapa terus diributkan?

Perhitungan bulan untuk membimbing manusia menentukan kapan berhaji dan berpuasa. Perhitungan matahari untuk menunjukkan kapan waktunya shalat, sahur, buka puasa dan beragam perjanjian.

Soal ketepatan waktu, pilihlah perhitungan bulan. Soal perhitungan musim, pilihlah perhitungan matahari. Perhitungan bulan dan matahari saling melengkapi dalam memperhitungkan waktu dan apa yang harus dilakukan di setiap waktunya.

Andai tidak ada bulan dan matahari, manusia tidak akan tahu waktu, detik, jam, hari, bulan, tahun, windu dan abad. Juga tak tahu apa yang harus dilakukan. Itulah yang dijawab oleh Al-Qur'an ketika ada pertanyaan tentang bulan dan matahari.

Dengan adanya perhitungan bulan dan matahari, manusia bisa membuat perencanaan dan antisipasi sesuai dengan kejadian yang biasa terjadi dalam perputaran bulan dan matahari. Juga introspeksi diri atas waktu yang sudah dilalui.

Setiap umat memiliki penanggalan waktunya sendiri. Sesuai dengan sejarah dan kekhasan perjalanannya, namun tetap berbasiskan yang sama yaitu perjalanan bulan atau matahari. Penanggalan mencerminkan jiwa dan semangat umat tersebut.

Tahun baru Masehi ataupun Hijriyah, memiliki semangat yang sama yaitu introspeksi diri dan perencanaan langkah. Penghisaban diri sebelum dihisab oleh Allah. Mempertanyakan tentang diri sebelum ditanya oleh Allah.

Nabi Ibrahim memperhatikan perjalanan bulan, matahari dan bintang, hasilnya ketauhidan,  menjadi manusia yang dikasihi Allah. Mengapa sekarang hanya keributan soal perayaan?

Filsafat Sejarah Melalui Helicopter View Allah Allah memaparkan sebuah kisah dalam Al-Qur'an, namun Allah pun berfirman atas...

Filsafat Sejarah Melalui Helicopter View Allah



Allah memaparkan sebuah kisah dalam Al-Qur'an, namun Allah pun berfirman atas kisah yang dipaparkan-Nya. Allah mengajarkan filsafat sejarah dan mindset dalam setiap kisah yang dipaparkan-Nya.

Saat saudara-saudara Nabi Yusuf merekayasa keburukan pada Nabi Yusuf. Allah mengungkapkan bahwa kelak peristiwa ini akan terbongkar. Adakah kejahatan yang dapat terus disembunyikan dengan rapih tanpa terdeteksi?

Saat Rasulullah saw di Mekkah. Terjadi perubahan geopolitik di Syam. Persia mengalahkan Romawi. Allah memaparkannya dalam Al-Qur'an. Lalu Allah melanjutkan firman-Nya bahwa dalam waktu dekat, Romawi akan mengalahkan Persia.

Perhatikan kisah-kisah dalam Al-Qur'an, lalu pahami juga bagaimana Allah mengomentari kisah yang dipaparkan-Nya. Itulah salah satu cara menghayati dan mengambil pelajaran dari kisah di Al-Qur'an.

Saat Nabi Yusuf diambil dari sumur. Lalu disembunyikan untuk dijadikan barang dagangan, menjadi budak. Allah berfirman bahwa Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan. Mengapa Allah berkomentar seperti ini? Apa pengaruhnya bagi jiwa manusia?

Saat Allah memaparkan kezaliman, kerusakan dan permusuhan manusia terhadap utusan-Nya. Allah langsung berfirman bahwa perbuatan mereka akan menghancurkan mereka sendiri di tempat kediamannya. Di akhirat akan disiksa dengan sangat pedih. Hal sejenis banyak ditemukan dalam Al-Qur'an

Cobalah menyikapi kejadian dan takdir yang dialami dari helikopter view Allah. Jangan persepsinya sendiri. Itu pelajaran yang dapat diambil dari pemaparan kisah-kisah dalam Al-Qur'an.

Setiap peristiwa, tanyakan pada diri, Allah Yang Ar-Rahman Ar-Rahim sedang merekayasa apa pada diri? Peristiwa dan masa depan apa yang sudah disiapkan Allah pada dirinya? Kebaikan tersembunyi apa yang sudah disiapkan? Keburukan apa saja yang akan dihindari?

Seandainya tak ada upaya pembunuhan saudara-saudara Nabi Yusuf, apakah Nabi Yusuf akan memasuki Istana dan menjadi pejabat terkemuka di Mesir?

Seandainya tak ada pembasmian bayi-bayi oleh Firaun, apakah Nabi Musa akan menikmati kehidupan di Istana? Seandainya tidak ada penyiksaan di Mekkah, apakah akan terhimpun kekuatan besar di Madinah?

Allah mengisahkan sebuah kisah, lalu berfirman atas akhir dari peristiwa tersebut, lalu memaparkan lanjutan liku-liku perjalanan tersebut hingga yang difirmankan-Nya menjadi kenyataan. Itulah salah satu keunikan pemaparan sejarah dalam Al-Qur'an

Allah mengetahui yang awal dan akhir. Sifat-Nya tercermin dalam kisah-kisah di Al-Qur'an. Allah Maha Mengetahui, Dia memahami mana yang baik dan buruk dalam kehidupan ini. Semua tercermin dalam kisah-kisah di Al-Qur'an.

Liku-liku Titik Kritis Kehidupan Nabi Yusuf Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Yakub sudah paham ak...

Liku-liku Titik Kritis Kehidupan Nabi Yusuf

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Nabi Yakub sudah paham akan kemukijzatan Nabi Yusuf. Namun mengapa perjalanan Nabi Yusuf penuh liku-likunya? Dimana kemukijzatannya? Mukjizat butuh momentum, itulah penyebab mengapa harus berjihad mengarungi hidup.

Ada 5 titik kritis di kehidupan Nabi Yusuf. Saat dimasukkan ke sumur di padang pasir. Anak keturunan Nabi jadikan budak. Digoda di tempat yang terkunci. Di penjara sebab fitnah. Mengelola kekuasaan.

Penjara bukanlah yang sulit dalam hidupnya. Sebab saat kecil sudah disiapkan Allah berupa diceburkan dirinya ke sumur di padang pasir. Fitnah yang membawanya ke penjara tak membuatnya sakit hati, karena perjalanannya menjadi budak pun karena kedengkian dari saudara-saudaranya.

Menyelesaikan rutinitas sebagai pejabat di Mesir merupakan sesuatu yang tak asing lagi, karena sejak kecil sudah bergaul erat dengan para pejabat Mesir dalam menghadapi hiruk pikuk persoalan negara dan intrik-intrik politiknya.

Ada 3 hal yang jarang bisa melakukan banyak orang. Yaitu,  mendesain dan membaca masa depan dari isyarat fenomena yang sederhana. Ujian yang hawa nafsunya sedang mencapai puncaknya. Menyayangi saat berkuasa padahal memiliki kekuatan untuk pembalasan dendam.

Kemukijzatan Nabi Yusuf ada pada pengelolaan dirinya dan mendesain masa depan dari pemahamannya atas fenomena yang sederhana. Tak ada keluarbiasaan seperti yang di alami nenek moyangnya yaitu Nabi Ibrahim. Tak ada keluarbiasaan seperti generasi berikutnya yaitu Nabi Musa, Nabi Yusya, Nabi Dawud, Sulaiman dan Isa.

Perjalanan Nabi Yusuf, dibenci saudara-saudaranya, dimasukkan ke sumur, menjadi budak, difitnah hingga masuk penjara. Lalu ada momentum yang semua orang tak bisa memecahkan persoalan bangsa. Hanya Nabi Yusuf yang bisa memecahkan persoalannya.

Bagaimana Nabi Yusuf mengelola kekuasaannya? Padahal tak ada kisah dia belajar menuntut ilmu pada seseorang seperti Nabi Musa. Apakah liku-liku hidupnya dapat merekayasa keilmuan secara mandiri dan otomatis?

Kemukijzatan Nabi Yusuf justru mulai terlihat saat di penjara. Bagaimana suasana penjaranya Nabi Yusuf? Apa yang dilakukan Nabi Yusuf, sehingga kemukijzatannya muncul? Bagaimana manajemen jiwanya saat di penjara?

Kegantengannya tak berarti, sebab menjerumuskannya pada kerumitan hidup yang dapat menenggelamkannya pada hawa nafsu. Kegantengannya justru dapat menjadi penyebab ketergelinciran.

Nabi Yusuf sukses menghancurkan ego dirinya. Seorang cicit bapak para Nabi tak pernah berkata, "Mengapa keturunan yang termulia menjalani kehidupan yang penuh liku-liku hingga menjadi budak?" Bukankah ini seperti bumi dan langit?

Nabi Yusuf dapat menyelesaikan persoalan krisis negara yang rumit hanya dengan mekanisme yang sangat sederhana yang biasa dilakukan oleh seorang petani biasa. Itulah kecemerlangan dan kejeniusan.

Terasa Dekat dan Keyakinan  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dekat, itulah mindset kita. Yang beriman, ...

Terasa Dekat dan Keyakinan 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dekat, itulah mindset kita. Yang beriman, azab itu dekat sehingga selalu waspada. Yang mengingkari, azab itu jauh sehingga selalu terlalaikan. 

Maut itu berjarak sangat dekat, sedekat dengan urat leher kita. Seolah dia selalu membayangi. Seperti bayangan yang selalu mengikuti. Para ulama shalih tidak mau menunggu waktu sore ketika pagi. Tidak mau menunggu waktu pagi ketika sore.

Pertolongan Allah itu sangat dekat. Itulah firman Allah kepada Rasulullah saw. Itulah sabda Rasulullah saw kepada Kaab bin Malik. Dekat itu tidak berkaitan dengan waktu dan jarak. Dekat itu berkaitan dengan keyakinan. Semua yang diyakini akan terasa dekat, begitul Ibnu Ataillah berkata dalam kitab Al Hikamnya.

Seeing is beileving. Beleiving is seeing, begitul Rhenald Kasali berkata. Dengan keyakinan semua cita-cita terasa dekat dan sudah terlihat. Seolah sudah terealisasi hari ini. Seperti Walt Disney melihat taman hiburannya, dia sudah melihat sebelum proyeknya dikerjakan.

Keyakinan membuat segala hal terasa dekat. Sifat Ihsan dan muraqabatullah myncul karena keyakinan bahwa Allah sedekat urat leher kita. Karena keyakinan bahwa Allah melihat dan mengawasi. Allah menopang rasa kedekatannya dengan iman kepada Malaikat bahwa ada dua malaikat yang selalu bersama untuk membisikan kebaikan dan mencatat semua perbuatan.

Iman adalah keyakinan. Rukun Iman dan Islam mendidik agar kita paham agar semuanya terasa dekat. Dekat dengan Allah, Malaikat, Rasulullah, Kitab Suci, Hari Kiamat, Qadha dan Qadar. Dekat dengan kalimat Tauhid, Shalat, Puasa, Zakat, Haji. Terasa dekat dan semakin dekat. Dekat agar berinteraksi dan berkomunikasi. Dekat dihati.

Terasa dekat melahirkan kerinduan. Fisiknya jauh namun terasa dekat. Seperti kerinduan Rasulullah saw kepada Mekkah saat Rasulullah saw di Madinah. Seperti kerinduan Bilal bin Rabah terhadap Mekkah. Bila tak ada rindu, berarti tak ada rasa dekat.

Optimisme lahir karena rasa dekat. Seperti saat Rasulullah menggambarkan kedekatan atas pertolongan Allah. Seperti saat Rasulullah menjanjikan kemenangan terhadap Persia, Konstatinopel dan Roma. Seperti saat Syuhrail menyampaikan mimpi kemenangan kaum Muslimin dihadapan Abu Bakar. Andai semua terasa dekat, maka setiap langkah dan tantangan terasa mudah dan ringan.

Dekat itu soal keyakinan dan rasa dalam jiwa. Jiwa ini dalam pengendalian kita. Semestinya kita bisa menciptakan rasa dekat itu.

Tabir Kesuksesan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Cerdas itu soal menciptakan solusi dan kreasi. Apakah...

Tabir Kesuksesan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Cerdas itu soal menciptakan solusi dan kreasi. Apakah hanya buah dari intelegensi semata? Bila intelegensi dasar pijakan kecerdasan, maka dunia ini penuh ketidakadilan. Keberhasilan hanya milik mereka yang memiliki intelegensi yang sudah tercipta sejak bayi? Apakah kecerdasan tak bisa upgrade seiring bertambahnya pengalaman dan ilmu? Seperti itukah perjalanan hidup?

Ruang kecerdasan semakin melebar dan meluas. Tak lagi diukur dengan IQ saja. Tak diukur dengan kekuatan otak kiri saja, berkembang menuju otak kanan dan otak tengah. Kekuatan manusia penuh misteri. Dengan kekuatan milyaran sel otak, manusia tetap menjadi misteri bagi dirinya sendiri. Manusia tak paham dirinya sendiri. Manusia melihat dirinya hanya mengikuti persepsinya berdasarkan pemikiran dan risetnya sendiri. Hasilnya, sepanjang sejarah manusia, tidak juga tahu dirinya sendiri. Ini kebodohan yang paling nyata.

Cerdas itu bukan soal otak, tetapi soal hati. Allah mengilhamkan fujur dan takwa kepada hati. Allah yang mengajarkan manusia. Allah yang mengajarkan ilmu. Allah yang memberikan kepahaman. Allah mengilhamkan semuanya melalui hati. Menghembuskannya melalui hati bukan otak. Sepertiga akhir malam, itulah saat Allah membuka anugerah ilham yang sangat deras bagi yang mau memohonnya. Bukankah banyak karya terbaik yang lahir di momentum ini? 

Jadi, kecerdasan itu tentang seni mengelola hati. Cerdas itu tentang seni mengelola jiwa. Cerdas itu tentang seni mengelola nafsu. Modal besar kecerdasan adalah kebeningan hati. Hati wadah tempat seluruh anugerah Allah dilimpahkan  ke bumi. Melalui hati, Allah mendesain, menggerakkan dan merubah perjalanan hidup manusia. 

Koneksi manusia dengan Allah adalah hati. Ilmu dan hikmah bersemayam di hati. Kepahaman bermata air dari hati. Rahasia kehidupan terbongkar dari hati. Yang bisa mengelola hati akan bisa mengelola diri dan kehidupan. Yang bisa mengelola hati akan bisa mengelola kebahagiaan. Yang bisa mengelola hati akan bisa meraih segala yang didambakan.

Bila membaca kitab Ihya Ulumudin dan berbagai buku tasawuf para Tabiin, penekanan mereka tertuju pada pengelolaaan nafsu bila ingin meraih ilmu dan kebijaksanaan. Menyingkir penghalang antara dirinya dengan Allah. Menjadkan hati seperti tanah gembur yang siap menampung bibit-bibit ide dan pemikiran brilian dari Allah. Tazkiyatul nafs  menjadi pusat perhatian agar bisa memperbaiki kehidupan.

Tabir kesuksesan dengan diri adalah nafsu. Tabir kebahagiaan dengan diri adalah nafsu. Tabir ilmu dan kebijaksanaan dengan diri adalah nafsu. Tabir antara manusia dengan Allah adalah nafsu yang menyelimuti hati. Bila tabir penghalang itu sangat kokoh, bagaimana bisa meledakkan kemampuan diri? Tak ada yang menjebatani. Tak ada yang mengkoneksikannya. Maka hancur penghalang itu dengan menjernihkan hati.

Bila semua cita-cita masih terasa jauh. Bila semua keinginan merasa tak mungkin diraih. Bukan karena engkau tidak cerdas tetapi hati mu tidak layak untuk merengkuhnya. Jiwamu belum pantas untuk menikmatinya. Ciptakan ruang kepantasan itu dengan memperbesar ruang kebeningan hati kita.

Tamsil Manajemen Era Kemakmuran, Krisis dan Konflik di Kisah Nabi Yusuf Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hat...

Tamsil Manajemen Era Kemakmuran, Krisis dan Konflik di Kisah Nabi Yusuf

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Angka 7 salah satu yang paling sering diulang dalam Al-Qur'an. Apa uniknya? Dalam kisah Nabi Yusuf, angka 7 menjadi kunci keluarnya Nabi Yusuf dari penjara. Ada apa dengan angka  7?

Tujuh sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh sapi betina yang kurus. Juga, 7 batang gandum yang hijau dengan 7 gandum yang kering. Apa maknanya?

Setelah panen berlimpah selama 7 tahun, akan tiba 7 tahun kemarau panjang, setelah itu akan datang musim hujan. Saat itulah buah anggur akan berlimpah. Dalam ilmu pertanian, keberhasilan petani baru terlihat setelah 7 kali panen.

Bagaimana menjaga hasil panen agar tahan lama? Di mimpi tersebut simpan gandum dengan batangnya. Mengapa tak membicarakan butiran biji gandum saja? Guntingan batang akan menumbuhkan cabang baru di pohon yang berpotensi menghasilkan buah yang lebih banyak.

Makan gandum beberapa bulir, lalu simpanlah. Pergunakan persediaan gandum di saat krisis, tetapi jangan dihabiskan karena di saat datang musim penghujan masih ada sisa gandum yang bisa ditanam. Era itulah anggur pun atau buah-buahan pun akan berlimpah. Rentetan kisah  gandum diakhiri dengan buah anggur.

Era memanen dan krisis akan sama rentang waktunya. Mengapa tidak lebih lama atau sedikit era krisis atau era memanen? Agar manusia mudah mengantisipasi? Mengapa era krisis diapit oleh dua kondisi yaitu era panen gandum dan buah-buahan?

Krisis itu sesuatu yang mudah untuk ditanggulangi, karena diawali panen yang melimpah. Hanya, bagaimana manajemen saat panen? Agar krisis tidak menciptakan kematian dan kehancuran?

Krisis akan menciptakan kondisi yang lebih menggairahkan dan memakmurkan dibandingkan dengan era panen, tinggal bagaimana manajemen krisis? Jangan makan seluruh biji gandum. Setelah krisis, gandum dan anggur akan berbarengan muncul.

Bagaimana pengelolaan sumber daya yang dimiliki mampu melewati era krisis yang panjang? Simpan gandum dengan batangnya, jangan hanya biji bulirnya saja.

Di era krisis, Nabi Yusuf mampu menyelesaikan persoalan pribadinya yang sangat mendasar yaitu bertemu dengan ayahnya Nabi Yakub, adiknya Benyamin dan menuntaskan perselisihan dengan saudara-saudara tertuanya. Pergunakan krisis untuk menuntaskan persoalan yang tidak dapat dipecahkan di era kemakmuran.

Nabi Yusuf memiliki sumber daya untuk menghadapi krisis. Saudara-saudaranya tidak siap. Hilangkan persoalan dengan sumber daya yang dimiliki, bukan dengan membalas dendam tetapi dengan membantu dan menolong. Karena sumber persoalan adalah ketergelinciran karena bisikan syetan bukan jati diri manusianya.

Pengakuan Jujur Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jujurlah kepada Allah, agar bisa jujur terhadap manus...

Pengakuan Jujur

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jujurlah kepada Allah, agar bisa jujur terhadap manusia. Jujurlah pada Allah, agar berkurang beban kehidupan yang disebabkan oleh kesombongan diri.

Akui dan adukan kebodohan, kelemahan, kerendahan, kekurangan, kemalasan, kefakiran, kezaliman dan kemunafikan diri kepada Allah. Jangan ditutupi, karena Allah mengetahui setiap besitan hati.

Sandarkan semua urusan, persoalan, kesulitan, keresahan hanya kepada Allah saja, jangan sampai manusia mengetahuinya. Sebab, makhluk tak memiliki sedikit pun peran dalam menciptakan manfaat maupun mudharat.

Dalam peristiwa Thaif, Hijrah, perang Badar, dan setiap  peristiwa, Rasulullah saw hanya mengadukan diri kepada Allah. Seluruh Nabi dan Rasul mengadukan dirinya hanya pada Allah. Mengapa kita mengadukan pada makhluk?

Nikmati hinaan dari makhluk. Karena sebenarnya diri ini lebih hina dari penghinaannya. Diri ini lebih buruk dari tuduhannya. Diri ini lebih jahat dari tampilannya. Bukankah kita selalu membawa kotoran yang menjijikkan?

Penghinaan dari makhluk untuk merontokkan ego, penghancuran perasaan mulia dan hebat. Allah mengutus para pencela dan penghina untuk merontokkan penyakit ego dan kesombongan diri.

Adukan kelemahan diri. Titipkan semua kelemahan diri pada Allah. Ini titik awal belajar kejujuran melihat diri sendiri

Hanya Permainan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa para Nabi dan Rasul tetap tegar dengan hinaan...

Hanya Permainan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa para Nabi dan Rasul tetap tegar dengan hinaan dan siksaan? Mengapa para Nabi dan Rasul tetap bergairah atas segala yang terjadi? Jiwanya tidak lagi terkoneksi dengan peristiwa bumi, tetapi dengan peristiwa  setelah kematian.

Pengelolaan bisnis itu hanya permainan. Pengelolaan kekuasaan itu hanya permainan.  Hiruk-pikuk kehidupan itu hanya permainan. Nikmatilah hidup, karena semuanya hanya permainan.

Permainan yang menciptakan karya besar. Atau, permainan yang menyia-nyiakan umur dengan kesenangan palsu? Hanya itu perbedaannya.

Permainan yang mengikuti ego diri, atau mengikuti pola yang diarahkan Allah dan Rasulullah saw? Permainan yang meningkatkan kualitas diri atau justru merendahkannya?

Kesibukan itu hanya permainan. Keruwetan itu hanya memecahkan teka teki permainan. Mengapa harus menyesakkan jiwa? Nikmatilah.

Gulma dan Hama, dalam Spiritualitas Pertanian Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Gulma sering dianggap m...

Gulma dan Hama, dalam Spiritualitas Pertanian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Gulma sering dianggap musuh petani, benarkah? Bila seperti itu mengapa Allah menciptakan gulma? Gulma itu tanda-tanda alam yang menunjukkan unsur hara yang terpendam di tanah. Juga, pupuk alami untuk memperkaya unsur hara.

Dengan gulma, petani jadi sering membersihkan dan mengolah tanah, tanda tidak efisienkah? Tanaman adalah pelayan manusia, bagaimana bila pelayan sering berinteraksi dengan tuannya?

Banyak hama yang bisa dipulihkan dengan interaksi antara manusia dengan tanaman. Bukankah binatang buas pun takut bila bertemu dengan manusia?

Sentuhan tangan mampu menghidupkan jiwa manusia. Hewan pun menjadi jinak. Bagaimana bila sentuhan tangan membelai tanaman?

Hama tanaman adalah penyakit? Dia adalah petunjuk bagaimana berakhlak terhadap tanaman. Dia penjaga keseimbangan alam.

Hama tumbuhan seperti penyakit pada tubuh manusia, mendorong manusia merubah prilaku hidup, manajemen pikiran dan emosinya

Bagaimana bila tanah miskin akan unsur hara? Ternyata ada tanaman yang bisa hidup tanpa unsur hara yang melimpah, tetapi bisa menyuntikkan hara ke tanah.

Memahami karakter tanaman, tanah, iklim, jaringan ekosistem dan hama. Itulah kunci bertani. Bila memahami alam dan keterkaitannya, bertani dan berkebun, merupakan bisnis yang sangat santai dan menguntungkan.

Memahami alam sebagai satu kesatuan dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, membuat pengelolaan alam semakin ringan, otomatisasi dan melimpah hasilnya. Teknologi dan pupuk hanya pembantu bukan faktor utama.

Model Suksesi dan Pemerintah Islam  Menurut Ibnu Khaldun, Rasulullah saw tidak menyodorkan sistem pemerintahan tertentu untuk me...

Model Suksesi dan Pemerintah Islam 

Menurut Ibnu Khaldun, Rasulullah saw tidak menyodorkan sistem pemerintahan tertentu untuk mengatur urusan pemerintahan Islam

Menurut Ibnu Taimiyah, sebagian besar ahli sunnah wal jamaah berpendapat bahwa Rasulullah saw tidak menetapkan seorang imam tertentu berdasarkan wasiat beliau.
Ibnu Abbas mendorong Ali bin Abi Thalib untuk bertanya kepada Rasulullah saw tentang siapa yang menggantikannya saat Rasulullah saw sakit. Ali menjawab, " Demi Allah, kalau kita meminta hal itu kepada Rasulullah saw tetapi beliau menolaknya, maka artinya beliau selamanya tidak akan memberikannya kepada manusia. Dan sesungguhnya aku selamanya tidak akan memintanya kepada Rasulullah saw."

Dalam Sunan Tarmidzi disebutkan, para Sahabat berkata, "Wahai Rasulullah saw, seandainya anda berkenan menunju pengganti?" Rasulullah saw menjawab, "Jika aku menunjuk pengganti atas kalian, lalu kalian mendurhakainya maka kalian akan disiksa."

Umar bin Khatab tidak menunjuk penggantinya karena mencontoh Rasulullah saw. Seandainya menunjuk penggantinya, karena dia mencontoh  Abu Bakar.

Ali bin Abi Thalib pada perang Jamal berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw tidak meninggalkan pesan kepada kami yang bisa kami pegangi tentang masalah kepemimpinan. Tetapi itu adalah sesuatu yang kami lihat pada diri kami, kemudian Abu Bakar diangkat sebagai khalifah sebagai rahmat Allah kepadanya, lalu ia berlaku lurus."

Tidak adanya nash penunjukan khalifah oleh Rasulullah saw, sebagai bentuk keringanan dan kemudahan bagi umat Islam. Bila ditentukan, bisa dianggap bahwa pilihan tersebut atas wahyu sehingga umat Islam tidak berani mengontrol tindakan khalifah.

Tidak adanya isyarat langsung dan tegas tentang karakter pemerintahan, bentuknya dan tata cara yang digunakan untuk memilih pemegang tampuk kekuasaan, agar umat Islam membentuk sendiri sistem dan tema manajemennya sesuai kebutuhan yang terus berkembang.

Ada prinsip dasar dalam pengelolaan pemerintah yang dipegang teguh oleh para sahabat yaitu musyawarah dan pembaiatan umat secara suka rela.

Baiat memberikan kontribusi yang nyata untuk mewujudkan stabilitas politik dalam pemerintahan Islam dan sumber seluruh kekuasaan dalam pemerintahan Islam.

Sumber:
Sistem Pemerintahan Khalifatur Rasyidin, Abdul Malik Nazhim Abdullah, Al-Kautsar 

Menciptakan Lompatan Hidup Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berkah, itulah cara hidup muslim. Bagaimana...

Menciptakan Lompatan Hidup

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berkah, itulah cara hidup muslim. Bagaimana berbuat 1 kebaikan dibalas 10 kebaikan sampai tak terhingga?  Meraih surga walau hanya dengan satu biji kurma. Allah selalu melipatgandakan tak terhingga. Menahan hawa nafsu sebentar di dunia, namun diganjar kebahagiaan abadi di akhirat. Allah selalu membalas yang lebih baik dari ikhtiar manusia.

Manusia berikhitiar, Allah akan melipatgandakan hasilnya. Kuncinya, bertakwalah. Pintunya, ikhlaslah. Itulah kunci keberkahan. Tanpa takwa dan ikhlas, satu kebaikan hanya dibalas 1 kebaikan juga. Dengan takwa, sebuah ikhtiar mampu menciptakan 10 kekuatan yang lebih dahsyat. Minimal satu kekuatan menciptakan 2 kekuatan. Allah memberikan kekuatan berlipat-lipat dalam menghadapi pertarungan hidup bila bersabar. Maka tak ada kekuatan apa pun yang mampu mengalahkan orang yang bersabar.

Ikhtiar memberdayakan potensi manusia. Mengelola energi jiwa menjadi karya, bila didiamkan akan merusak dirinya sendiri dan menciptakan kerusakan. Bukankah kerusakan akibat waktu senggang yang tak diberdayakan untuk berkarya? Sedangkan takwa dan ikhlas, cara mendapatkan pertolongan Allah dan kekuatan semesta, dukungannya dari berbagai penjuru. Itulah sebab keberkahan.

Bila beriman dan bertakwa, maka Allah akan memakmurkan sebuah negri. Dengan doa nabi Ibrahim, negri Hijaz yang kering kerontang dan tandus sekarang menjadi negri-negri yang kaya raya. Ikhtiar manusia hanya sarana bahwa kita serius menjemput rezeki dan karunia Allah. Ikhtiar hanya sebuah persaksiannya di hadapan Allah bahwa kita butuh Pertolongan-Ny


Dalam Surat Nuh, Allah memberikan keberkahan melalui Istighfar. Kebun yang tandus bisa memunculkan mata air, sungai dan buah-buahan. Yang tidak memiliki keturunan menjadi memiliki keturunan. Semua keajaiban hidup bisa kita ciptakan. Semua keberkahan hidup bisa kita munculkan. Kuncinya sertakan Allah. Perbaiki ketakwaan diri.

Banyak negri-negri yang sumberdayanya melimpah, namun tak diberikan keberkahan. Keberkahan itu bukan dari sumber daya alam, tetapi dari sumber daya manusia. Kekuatan jiwa yang terhubung dengan Allah. Kekuatan jiwa yang menyerahkan totalitas hidupnya pada Allah akan melahirkan karakter unggul yang menyebabkan keberkahan itu dihadirkan oleh Allah.

Keberkahan itu menghasilkan sebuah lompatan yang bisa melampui segala hal yang telah ada. Melampaui segala hal yang pernah ditemukan. Melampui semua kekuatan dan keberhasilan peradaban yang pernah ada. Para Sahabat Rasulullah saw, diakhir wafatnya Rasulullah saw posisi kekuatannya sudah menyamai Romawi, Persia dan Mesir dengan mengirimkan utusannya menemui kaisar, kisra dan para penguasa.

Di masa Umar Bin Khatab, peradaban Islam melampaui peradaban yang telah ada di muka bumi. Di masa bani Ummayah, Islam menembus sebagian Eropa Barat. Di masa Turki Utsmani, Islam menembus Eropa Timur hingga pengiriman wali sanga ke Nusantara. 

Keberkahan itu melampaui semua kekuatan Ilmu Pengetahuan. Saat nabi Sulaiman berdiskusi bagaimana agar ratu Balqis beriman. Jin memiliki kekuatan untuk memindahkan singgasana ratu Balqis sebelum nabi Sulaiman bergeser. Namun manusia dengan kekuatan Ilmu, hikmah dan ketakwaannya, mampu memindahkan singgasana sebelum nabi Sulaiman berkedip. Itulah kekuatan jiwa bertakwa. Yang belum ada bisa ada. Yang tidak mungkin menjadi mungkin.  Karena Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Bila hanya mengandalkan akal saja. Bila mengandalkan potensi manusia saja. Semua keberhasilan akan rapuh dan hancur sesuai kefanaan manusia dan semesta. Bila mengandalkan kekuatan diri, maka tidak akan pernah tercipta sebuah keajaiban. Menyertakan Allah dalam membangun dan berkreasi. Menyertakan Allah dalam mengelola hidup dan kehidupan. Itulah kunci membuat sebuah lompatan hidup yang mencengangkan.

Salam Rinduku, Ya Rasulullah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bisakah memiliki rumah di Surga yang bert...

Salam Rinduku, Ya Rasulullah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Bisakah memiliki rumah di Surga yang bertetangga dengan Rasulullah saw? Andaikan bisa, itulah puncak semua cita-cita. Bisa berbincang-bincang dengan Rasulullah saw. Bisa menatap wajahnya. Bisa mencium tangannya. Bisa memeluk tubuhnya, seperti Salam Al Farisi yang berpura-pura ingin mengqhisas Rasulullah saw padahal dia hanya ingin memeluk tubuh Rasulullah saw.

Aku rindu menjadi Abu Bakar Shidiq. Tak perlu menghidupkan akal pikiran untuk membenarkan semua sabda Rasulullah saw. Tak perlu memeras otak untuk mengikuti dan taat kepada Rasulullah saw. Cukup mendengar lalu taat kepada Rasulullah saw.

Bila aku bertetangga dengan Rasulullah saw di Surga, aku ingin mengunjungi setiap saat. Bercengkrama dan tak berpisah dengannya. Ku  ingin menatap wajahnya tanpa henti. Ku ingin menemaninya seperti para Sahabatnya yang tak ingin berpisah denganya. Seperti Umar Bin Khatab yang tak percaya bahwa Rasulullah telah wafat. Kerinduannya pada Rasulullah saw membuat wafatnya Rasulullah saw dianggap seperti nabi Musa yang pergi hanya selama 40 hari untuk menemui Allah.

Kerinduan kepada Rasulullah saw semoga menjadi penolong. Seperti seorang Sahabat yang menangis tersedu-sedu karena khawatir tidak bersama Rasulullah saw di akhirat nanti. Ternyata kerinduan bersama Rasulullah saw menjadi jaminan kebersamaannya bersama Rasulullah saw di akhirat nanti.

Namun apakah aku menenuhi kriteria orang yang rindu kepada Rasulullah saw? Apakah orang yang rindu kepada Rasulullah saw seperti ini? Apakah ibadah dan akhlak yang rindu kepada Rasulullah saw seperti ini?

Syekh Abdul Qadir Jailani memberikan kiat jalan permulaan tentang sebuah rindu. Kuncinya bukalah hati untuk mencoba mencintai dan merindukannya. Bukalah hati untuk memulai mencintai dan merindukan Rasulullah saw. Bila pintu hati sudah dicoba dibuka, maka cinta dan rindu itu akan tumbuh dan berkembang. Ku sampaikan shalawat dan salam kepada Rasulullah saw.

Puncak Karya dan Ilmu, Takut kepada Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Imam Ibnu Jauzy menulis kita...

Puncak Karya dan Ilmu, Takut kepada Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Imam Ibnu Jauzy menulis kitab Manaqib Hasan Al Bashri yang menurut Siti Aisyah ucapannya sepertinya Abu Bakar Shidiq. Yang menurut para pendeta, ucapannya seperti Nabi Isa as. Bila ingin bertemu dengan Hasan Al Bashri, carilah orang yang paling berbeda di masjid Basrah. Begitu menonjol perbedaannya. Apa itu? Terlalu sering menangis dan menangis. Menangis seolah-olah hidup ini sedang berhadapan dengan Allah.

Ada episode yang unik dari kehidupan Hasan Al Bashri, sering ditemukan sedang melantunkan kata-kata yang menyayat hati karena takut kepada Allah. Menciptakan syair dan prosa untuk mengetuk hati agar takut kepada Allah. Seperti Ar Rumi yang membuat karya seni untuk mengekspresikan ketasawufannya agar takut, harap dan rindu pada Allah.

Puncak ilmu adalah takut kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang membawa ketakutan pada Allah. Begitulah syekh Abdul Qadir Jailani mengutip perkataan Nabi Isa pada kitabnya yang membongkar kerahasiaan jiwa. Adai karya dan amal tidak membawa pada takut kepada Allah, bersegeralah untuk diperiksa, adakah kesalahan di dalamnya?

Bila Ilmu, kiprah, karya dan amal tidak menghasilkan takut, harap dan rindu pada Allah, maka berhati-hatilah bisa jadi di dalamnya ada selimut hawa nafsu yang menutupinya. Semuanya masih ada hijab dengan Allah. Masih ada dinding pemisah antara kita dengan Allah.

Bila Ilmu, kiprah, karya dan amal hanya membuahkan ujub, bangga dan kesombongan, segera periksa perjalanan hidup. Bisa jadi semuanya tertolak oleh Allah. Bisa jadi banyak kebusukan dan kezaliman dalam perjalanan hidup kita.

Takut, harap dan rindu pada Allah adalah buah dan hasil perjalanan hidup kita. Ujung perjalanan harus menghasilkan takut, harap dan rindu pada Allah. Bila berpuluh tahun berilmu dan beramal belum juga membuahkan 3 hal tersebut. Periksalah kesalahan perjalanan  hidup kita.

Andai kita belum seperti Hasan Al Bashri yang selalu menangis takut pada Allah. Cobalah untuk merekayasa diri kita agar sekali saja meneteskan air mata karena takut, harap dan rindu pada Allah. Membuat target, dalam setahun, sebulan, sepekan dan sehari ada derai air mata takut kepada Allah. Siapa tahu, kelak tangisan ini menjadi akhlak keseharian kita kepada Allah.

Ambillah Peran Sejarahmu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ambillah bagianmu dalam sejarah peradaban. J...

Ambillah Peran Sejarahmu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ambillah bagianmu dalam sejarah peradaban. Jangan menjadi bagian yang bertopang dagu. Ambillah bagianmu dalam pentas sejarah, seperti Umair si kecil yang harus berjingkrak agar terlihat tinggi untuk diijinkan berangkat ke Badar.

Ambillah bagianmu dalam sejarah. Seperti Ibnu Maktum yang buta, yang ingin berangkat ke medan jihad, walau perannya agar dia bagian dari titik hitam banyangan pasukan agar musuh melihat titik hitam banyangan itu banyak dan besar.

Ambillah bagian besar dalam sejarah peradaban. Walau peranmu hanya seperti nabi Dawud yang memungut anak panah yang sudah terlepas dari busurnya. Ambillah bagianmu dalam sejarah, walau tugasnya hanya mengambil rumput bagi makanan kuda-kuda perang.

Ambillah peran dalam sejarah. Walau keahlian kita hanya menabuh genderang dan berteriak keras seperti Abbas Bin Abdul Muthalib yang memanggil pasukan kaum Muslimin yang terkocar-kacir ketika perang Hunain. Dari teriakannyalah pemegang panji Badar, Uhud, dan yang telah berjanji setia kembali berada di pasukan Rasulullah saw.

Ambillah peranmu dalam sejarah. Walau hanya bisa membagikan air seperti saat perang Yarmuk. Satu regu syahid karena mendahulukan pemberian air untuk saudaranya yang kehausan. Akhirnya air tersebut tak ada yang meminumnya.

Ambillah peranmu dalam sejarah peradaban. Walau peranmu seperti Syafiyah binti Abdul Muthalib, yang menjaga penduduk Madinah dari kelicikan Yahudi saat Rasulullah saw dan kota Madinah dikepung saat perang Ahzab.

Kesuksesan membangun sejarah peradaban akan berhasil, bila setiap kita menuntaskan kerja kecil yang kita kuasai, cintai dan yang diamanahkan. Setiap kita berada di posko masing-masing. Tak ada posko yang tak penting. Tak ada posko yang hina dan tak bergengsi. Jangan meninggalkan posko kita. Jangan ada posko-posko tanpa ada yang menjaganya.

Ambil peranmu, walau tugasnya hanya menjadi penjaga tenda, saat pasukan lainnya tengah tertidur lelap di dalamnya. Kebaikan perjuangan tidak diukur dari besarnya peran tetapi dari kedisiplinan dalam menuntaskan peran kehidupan kita.

Dalam kecilnya peran kita, sebenarnya ada pekerjaan besar yang tengah diselesaikan.

Sumber Kreativitas Dan Solusi, Kecerdasan? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apakah kreatifitas dan solu...

Sumber Kreativitas Dan Solusi, Kecerdasan?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apakah kreatifitas dan solusi bersumber dari kecerdasan? Intelegensi yang tinggi? Gelar sekolah?

Kreativitas bukan soal kecerdasan, tetapi soal mental yang dibangun dari rasa tanggungjawab lalu mengambil peran untuk menyelesaikannya. Andai ada orang paling pintar sedunia, maka kecerdasan tidak akan muncul bila di dalam dirinya tidak memiliki tanggungjawab terhadap masalah yang dihadapinya.

Abu Bakar memiliki ide menuntaskan kemurtadan yang marak menyebar di seluruh jazirah Arab, dengan satu perkataan yang luar biasa, bahwa ini adalah tanggungjawab dirinya untuk menuntaskannya.

Umar memberikan ide brilian kepada Abu Bakar untuk menghimpun Al Qur'an karena sebuah kepedulian semakin banyaknya ahlul Qur'an yang wafat. Abdullah bin Masud memberikan ide brilian kepada Utsman bin Affan untuk membukukan Al Qur'an karena banyak kaum muslimin yang ribut tentang bacaan Al Qur'an.

Andai tidak ada kepedulian. Andai tidak ada rasa tanggungjawab. Andai tidak ada keinginan untuk mengambil peran, maka tidak akan pernah hadir kreatifitas dan solusi.

Kreativitas dan solusi bukan tentang kecerdasan. Tetapi soal mental tanggungjawab dan keinginan untuk mengambil peran.

Merasakan Kelembutan Hukuman Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Persepsi azab Allah. Persepsi hukum...

Merasakan Kelembutan Hukuman Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Persepsi azab Allah. Persepsi hukuman Allah. Bencana, kesulitan, dan kekurangan dipersepsikan sebagai hukum Allah terhadap manusia. Namun ada yang mempersepsikan berbeda. Dijauhkannya dari kebaikan justru sudah bertanda hukuman Allah.

Seorang ulama suatu hari terlambat shalat Subuh berjamaah. Keterlambatan ini sudah dianggap sebuah hukuman dan azab Allah pada dirinya sendiri.

Seorang ulama suatu hari tidak terbangun untuk bertahajud, ini sudah dianggap sebuah teguran Allah. Ada yang salah dalam mengelola harta. Ada yang salah dalam mengelola jiwa dari maksiat. Ada yang salah dalam mengelola waktu. Perbuatan maksiat, sudah dianggap sebagai hukuman Allah pada dirinya. Mengapa Allah membiarkan terjatuh dalam maksiat, padahal nabi Yusuf dihindarkan dari perbuatan dosa? Padahal Rasulullah saw terjaga dari semua kesalahan? Ketika tidak ada penjagaan dari Allah, bertanda ini sebuah hukuman dan teguran Allah. Apakah rasa ini ada pada kita?

Lalai dari zikir kepada Allah, sudah dianggap hukuman Allah. Mengapa Allah memalingkan dirinya dari mengingat-Nya? Ada apa pada dirinya? Sehingga Allah menjauh darinya? Ini sudah dianggap sebuah pukulan telak terhadap diri dan kehidupannya. Mungkin diri kita sudah teramat kotor dan rusak, sehingga kita dipalingkan dari mengingat Allah. Diri kita tidak layak, bukan tempat yang layak untuk mengagungkan Allah.

Ketika kita enggan membaca Al Qur'an bisa jadi ini hukuman dari Allah? Mengapa Allah memalingkan firman-Nya dari kita?  Mengapa sebuah keagungan dan kemuliaan dihindarkan dari kita? Dijauhkannya dari kemuliaan, bukankah sebuah hukuman?

Dijauhkannya dari sahabat yang bertakwa adalah hukuman dari Allah. Mengapa pribadi-pribadi yang dilimpahkan kebaikan tidak didekatkan ke kita? Salah satu tanda keberkahan hidup seseorang adalah ketika Allah mentakdirkan orang dan sahabat terdekatnya adalah orang yang bertakwa. Keberhasilan para pemimpin hebat, salah satunya kehebatan dan ketakwaan orang-orang lingkaran dalamnya.

Keberhasilan Nurudin Zanky menggetarkan pasukan Frank Eropa karena hadirnya Syekh Abdul Qadir Jailani. Kehebatan Shalahuddin Al Ayubi dan Muhammad al Fatih karena pasukan, penasihat dan lingkaran ring satunya adalah para ulama dan tentara yang bertakwa.

Ketika kebaikan dijauhkan. Ketikan maksiat dan dosa dimudahkan. Ketika diri lalai dari mengingat Allah, sebenarnya itulah hukuman yang Allah terberat di kehidupan ini.

Waktu Jeda, Momentum Revolusioner  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Waktu jeda, sebentar namun disitula...

Waktu Jeda, Momentum Revolusioner 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Waktu jeda, sebentar namun disitulah sebuah upaya pemulihan. Shalat, sebuah jeda diantara aktifitas manusia. Tidur, waktu jeda diantara rangkaian usia manusia. Tahajud, waktu jeda diantara tidur pulas manusia. Puasa, waktu jeda di antara aktifitas asupan nutrisi ke tubuh manusia.

Membaca dan menuntut ilmu, waktu jeda diantara rutinitas yang membuat stagnan kehidupan. Berzikir dan diam, waktu jeda diantara hobi manusia yang gemar berbicara. Waktu jeda, waktu pendek untuk memperbaharui kehidupan seseorang.

Dunia adalah waktu jeda dalam rangkaian kehidupan manusia menuju akhirat. Waktu jeda menentukan arah hidup manusia. Andai tidak ada waktu jeda, kehidupan manusia akan monoton, tidak bisa melihat kebelakang dan ke depan, yang ada hanya melakukan apa yang sekarang sudah ada.

Dalam shalat ada waktu jeda yang disebut tumaninah. Menciptakan ketentraman dengan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Tumaninah bagian cara menciptakan khusyuk, memahami makna dan esensi gerakan shalat.

Dalam semua aktifitas ada waktu jeda di awal. Membaca berbagai doa yang berkaitan dengan aktifitas. Minimal membaca bismillah. Jeda di awal untuk menetapkan visi dan misi sebuah aktifitas, juga meneguhkan agar beristiqamah.

Sebelum mengarungi bahtera rumah tangga ada waktu jeda sejenak. Mengucapkan sebuah akad, sebuah janji, sebuah visi dan misi pernikahan. Agar semua problematika keluarga  kembali kepada akad tersebut.

Jeda waktu, sebuah waktu perpindahan dari satu aktifitas ke aktifitas yang lainnya. Setiap aktifitas butuh jeda waktu untuk menentukan rencana, tujuan, target dan moralitas yang dibangun dan dihadirkan.

Untuk melakukan perubahan besar, Imam Al Ghazali berkhalwat di sebuah daerah di Afganistan, lalu lahirlah karya monumental Ihya  Ulumudin. Dalam kesibukan harus ada ketentraman. Dalam keramaian harus ada kesendirian. Dalam hiruk-pikuk harus ada keheningan. Kesibukan, keramaian dan hiruk pikuk harus tercipta dan dirancang dari ketentraman, kesendirian dan keheningan agar terpola dan terkendali.

Sebelum menyerukan dakwah, Rasulullah saw berkhalwat di Gua Hira. Sebelum berhijrah, Rasulullah saw diisramirajkan ke Baitul Maqdis dan Langit Ketujuh. Semua kerja dan karya besar dalam sejarah manusia dimulai dari waktu jeda yang penuh dengan spiritualitas.

Kematiannya Disambut Rasulullah saw Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Utsman...

Kematiannya Disambut Rasulullah saw

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Utsman, Ali bin Abi Thalib termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga. Abu Bakar selalu bersama Rasulullah saw dalam perjalanan dakwah. Dia menjadi sahabat di dunia dan akhirat. Bagaimana agar seperti mereka?

Sebelum wafat, Utsman bin Affan bermimpi bertemu Rasulullah saw, Abu Bakar, dan Umar Bin Khatab. Mereka tengah menanti Utsman bin Affan untuk berbuka puasa bersama. Paham ini saat terakhirnya, walau tengah dikepung oleh pemberontak, Utsman terus membaca Al Quran dan berpuasa. Saat dibunuh, Utsman sedang berpuasa dan membaca Al Quran. Utsman berbuka puasa bersama Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar bin Khatab di akhirat.

Para pemberontak menuntut Utsman untuk menanggalkan kekhalifahannya. Namun Utsman sadar atas sabda Rasulullah saw, bahwa dia dilarang melepaskan status khalifah walau nyawa harus menjadi taruhannya. Demi pesan Rasulullah saw, beliau rela dibunuh oleh pemberontak.

Umar Bin Abdul Aziz, bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw dan 4 Sahabat utama. Tinggal di sebuah rumah yang besar dan indah. Duduk dan berbincang-bincang. Itulah tanda bahwa Umar Bin Abdul Aziz bagian salah satu khalifah yang termasuk Khalifatur Rasyidin yang mulia.

Imam Bukhari disaat kematiannya, dimimpikan sedang ditunggu oleh Rasulullah saw. Dalam mimpi itu, Rasulullah saw dan para Sahabat tengah menunggu seseorang. Setelah ditanya siapa yang ditunggu, ternyata yang ditunggu adalah imam Bukhari. Pada hari itu juga tersiar kabar bahwa imam Bukhari wafat.

Itulah beberapa orang mulia yang kematiannya disambut oleh Rasulullah saw. Itulah orang mulia yang kematiannya disambut oleh Rasulullah saw dan para Sahabat ra. Seperti itukah model kematian kita?

Seorang Sahabat ra datang sambil menangis menghadap Rasulullah saw. Sahabat ini menangis bukan karena ahlul neraka, tetapi apakah di surganya bersama Rasulullah saw? Ini yang meresahkan jiwa. Lalu Rasulullah saw bersabda, "Seseorang dikumpulkan bersama orang yang dicintainya." Inilah yang membahagiakannya. Sudahkah orientasi surga kita seperti Sahabat ini?

Sepanjang sepengetahuan saya ada dua hadist yang bercerita kebersamaan bersama Rasulullah saw yaitu mereka yang peduli terhadap anak yatim dan yang berbisnis dengan jujur dan amanah. Itulah dua cara untuk bersama dengan Rasulullah saw di surga nanti.

Andai tak bisa juga, ambillah peran seperti Rasulullah saw berperan dalam kehidupan ini. Berkiprah sebagai seorang dai. Berkiprah sesuai model yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Semoga kematian Kita, kematian yang disambut oleh Rasulullah saw.

Biarkan Harta Datang dan Pergi Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berkunjung ke rumah teman yang profesin...

Biarkan Harta Datang dan Pergi

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Berkunjung ke rumah teman yang profesinya sebagai pengusaha telur. Karena sulit parkir, akhirnya memilih sebuah tanah kosong di pinggir jalan untuk memakirkan kendaraan saya. Di samping tanah kosong tersebut, ada rumah yang sangat bagus dibandingkan yang lainnya. Halamannya sangat luas dan terbuka. Cukup ngiler melihat rumahnya. Namun kekaguman ku hilang saat pemilik rumahnya keluar.

Tiba-tiba pemilik rumah tersebut memarahi saya karena parkir di tanah kosong tersebut. Alasannya, tanah kosong tersebut akan disapu. Padahal tanahnya penuh dengan rerumputan. Baru kali ini saya diusir parkir Di sebuah tanah kosong. Ku cari informasi ke tetangganya, katanya watak pemilik rumah tersebut memang seperti itu. Ada kisah, seorang ibu duduk di pinggir halaman rumahnya yang luas. Sang pemilik langsung memarahi. Bukankah seharusnya merasa berkah bila yang dimilikinya bisa dimanfaatkan orang lain?

Pulangnya, ku perhatikan tanah kosong tersebut. Tak ada tanda-tanda bekas disapu tempat kendaraanku tadi parkir. Namun ini sebuah pelajaran berharga, betapa kecintaan membabi terhadap harta dunia, membuat segala yang dimiliki tak boleh ada yang merasakan kemanfaatan selain dirinya sendiri. Hidup yang merana, saat dunia merasuki jiwa.

Kehidupan yang paling melelahkan, bila urusan dan perhatian tertancap pada dunia.  Hidup yang paling menggelisahkan bila dunia sudah merasuki jiwa. Dunia ini bukan milik manusia. Dunia ini milik Allah. Dialah yang mempergilirkan kekayaan dan kemiskinan pada setiap manusia. Dia yang mencabut kekayaan dan kejayaan. Dia yang memberikan kekayaan dan kejayaan kepada manusia sekehendak-Nya.

Imam Hasan Al Bashri pernah berkata, "Bila Allah melimpahkan kekayaan, waspadalah karena bisa jadi itu sebuah istidzrat. Bila Allah memalingkan kekayaan, rasakanlah ada sesuatu yang ingin dihindarkan dari Allah. Bila kita tidak merasakan itu semua, bertanda Allah telah mencabut kebaikan dari diri kita."

Kita mencari harta dan dunia hanya sekedar penunjang kehidupan. Kita berikhtiar mencari dunia hanya sekedar agar ibadah semakin khusyuk. Kita berikhitiar mencari kekayaan untuk menyembuhkan penyakit jiwa yang selalu berkeluh kesah dengan sedikitnya harta. Kita mencari harta dunia, hanya untuk menegakkan harga diri sebuah kebaikan.

Bila yang dimiliki saat ini tidak bisa menentramkan diri, tandanya berapapun kekayaan yang digenggam tidak akan bisa menentramkan jiwa kita. Bila terlalu bergembira dengan bertambahnya harta. Bila bersedih dengan kehilangan harta, bertanda bahwa harta sudah menjadi penyakit jiwa.

Biarkan harta datang dan pergi. Karena setiap yang datang pasti akan pergi. Kehidupan ibarat seorang tamu. Datang sebentar, lalu dia pergi. Hidup adalah sebuah pergiliran. Hidup itu saling bertingkat. Yang terpenting ambil kebaikan, ciptakan pahala dimana pun posisi kita berada.

Ambil kebaikan dari kekayaan kita. Ambil kebaikan dari kemiskinan kita. Ciptakan ridha Allah dari kekayaan kita. Ciptakan ridha Allah dari kemiskinan kita. Jangan pernah pusingkan kaya dan miskin, karena bukan itu hakikat kehidupan. Hakikat hidup adalah menciptakan keridhaan Allah dalam menjalani kehidupan ini.

Manajemen Hidup Menghadapi Akhir Zaman Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hari kiamat atau kehancuran, ap...

Manajemen Hidup Menghadapi Akhir Zaman

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hari kiamat atau kehancuran, apakah terjadi dengan tiba-tiba? Kehancuran memiliki titik awal dan tanda-tandanya. Akhir zaman itu di mulai ketika Rasulullah saw diutus ke dunia ini. Perjalanan hidup kita hari ini adalah perjalanan era akhir zaman.

Di era nabi Musa, tanda-tanda akhir zaman itu sudah diinformasikan. Di Era nabi Isa, tanda-tanda akhir zaman juga sudah diinformasikan. Dalam rentang yang begitu jauh, tanda-tanda akhir zaman dijelaskan dengan jelas. Di Era Rasulullah saw, tanda-tanda itu lebih didetailkan sangat detail.

Bagi yang menggeluti pemahaman akhir zaman, apa yang terjadi hari ini dan esok bukan sesuatu yang aneh dan asing lagi. Mereka sudah paham sebelum terjadi. Mereka sudah merasakan sebelum semua terjadi. Mereka paham tanda-tandanya, mereka pun paham menyelamatkan dan menaklukan zaman tersebut. Ini yang utama dari pemahaman akhir zaman.

Huzaifah, Sahabat Rasulullah saw, merasakan fitnah yang keras di masa hidupnya pasca wafatnya Umar Bin Khatab. Dia menjelaskan beragam hadist tentang fitnah kepada para Sahabatnya. Yang bisa membaca tanda kehancuran akan bisa memahami cara penyelamatan.

Tanda-tanda fitnah didetailkan sedetail amal kebaikan. Imam Ibnu Katsir mendetailkan hadist fitnah akhir zaman pada kitabnya Bidayah wa Nihayah. Untuk apa? Agar ketaatan tidak tergelincir pada kehancuran. Agar ibadah tidak tergelincir pada pengrusakan. Agar amal tidak kontradiktif dengan tujuannya.

Rasulullah saw membagi tanda-tanda akhir zaman dengan dua tahapan. Yaitu, tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar. Mengapa? Agar tahu level kerusakannya. Agar tahu level kehancurannya. Agar tahu rentang waktu antara sekarang dengan masa kehancuran total. Tak ada yang tak jelas dalam kehidupan ini. Tak ada black box dalam kehidupan manusia. Perjalanan manusia, sebuah perjalanan yang terang benderang. Karena itulah Allah menyiapkan surga dan neraka sebagai buah tanggungjawab kehidupan.

Dalam mencari solusi pemecahan fitnah akhir zaman. Rasulullah saw memberikan solusi pada saat kondisi kita memiliki kekuatan, tetapi juga pada kondisi yang paling terlemah. Agar apa pun sumber daya yang ada, tidak pernah berhenti untuk meredam fitnah. Agar kita tahu strategi dalam semua kondisi internal yang kita miliki. Membanding kekuatan eksternal dan internal. Menciptakan kondisi terbaik dari kondisi internal yang ada sekarang.

Tanda-tanda akhir zaman, sebuah perjalanan yang pasti terjadi. Tugas kita memperkecil resiko dan berselancar di gelombang akhir zaman untuk menyelamatkan umat manusia.

Merasakan Akan Terjadi Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Meraih kekuatan. Menjadi yang terkuat adalah da...

Merasakan Akan Terjadi

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Meraih kekuatan. Menjadi yang terkuat adalah dambaan. Menjadi yang tak terkalahkan adalah impian. Bagaimana meraihnya?

Bila ingin menjadi yang terkuat dan terhebat, mulailah dengan menjadi yang terlemah. Lemah adalah awal titik start semua proses menuju kekuatan. Siapa yang tidak merasakan kelemahan, dia tidak akan tahu cara meraih kekuatan.

Merasakan adanya krisis, titik awal untuk menuntaskan krisis. Yang paling awal merasakan krisis, akan menjadi yang terkuat saat krisis itu terjadi.

Merasakan adanya masalah, titik awal untuk mendapatkan jalan keluar. Yang paling awal merasakan adanya masalah, akan menjadi terdepan meninggalkan yang lainnya saat masalah itu hadir secara tiba-tiba.

Kepekaan itulah kuncinya. Kepekaan merasakan kelemahan, kepekaan merasakan krisis, kepekaan merasakan masalah,  sebelum semuanya benar-benar dihadirkan dan dihadapkan dalam perjalanan kita.

Semakin peka, akan semakin awal menyiapkan diri. Semakin peka, menciptakan kemampuan membangun benteng kekuatan sebelum kelemahan, krisis dan masalah itu benar-benar hadir.

Benteng kekuatan yang kita bangun tergantung dari persepsi kelemahan, krisis dan masalah yang akan dihadapi. Bagaimana sebuah negara membangun kekuatan militernya, tergantung dari bagaimana cara musuh menghancurkan negrinya.

Kepekaan merasakan sesuatu yang akan terjadi, itulah cara awal memulai membangun sebuah kekuatan sebelum segalanya terjadi.

Basyirah, Mencegah Kecurangan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Rasulullah saw tiba di Madinah. Ternyata...

Basyirah, Mencegah Kecurangan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Rasulullah saw tiba di Madinah. Ternyata kaum Musyrikin Mekkah telah mengirimkan surat ke kaum Munafikin Madinah untuk memerangi Rasulullah saw. Surat itu diterima oleh Abdullah bin Ubay. Abdullah bin Ubay mengumpulkan rekan-rekannya. Saat pertemuan berlangsung, Rasulullah saw datang dan mengancam mereka bila melakukan perlawanan. Darimana Rasulullah saw tahu? Allah melalui malaikat Jibril mewahyukan ke Rasulullah saw.

Daging kambing yang lezat terhidang di meja. Rasulullah saw mengambil daging paha. Saat disuap, lalu dimuntahkan lagi. Ada racun di dalamnya. Allah melalui malaikat Jibril, menginformasikannya. Rasulullah saw bergegas ke orang Yahudi yang telah memasukkan racun ke makanan tersebut.

Rasulullah saw menggelar rapat strategi penyerbuan ke kota Mekkah. Strategi dan waktunya telah disusun. Namun ada sahabat yang khawatir terhadap kondisi keluarganya di Mekkah. Dia pun mengutus seseorang untuk menginformasikan ke keluarganya di Mekkah.

Rasulullah saw mengutus Ali bin Abi Thalib untuk mengejar utusan yang akan membocorkan rahasia penyerbuan ke Mekkah. Siapa yang menginformasikan? Allah melalui malaikat Jibril.

Pengendalian bukan sekedar seni membaca data dan informasi. Bukan juga kemampuan memahami lapangan untuk melihat  beragam kemungkinan kecurangan. Tetapi ada hal lain, yaitu spiritual. Dengan spiritual, Allah akan mengilhamkan firasat, intuisi, basyirah atau ketajaman mata hati untuk melihat beragam kecurangan yang terjadi dan mencegah kecurangan yang akan terjadi.

Memutar dan Berbutar Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengalir dan terus mengalir. Udara segar dan sej...

Memutar dan Berbutar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengalir dan terus mengalir. Udara segar dan sejuk bila terus berhembus. Air terasa bermanfaat bila mengalir dari pegunungan hingga ke hilir. Udara yang diam, akan pengap. Air yang diam, menjadi comberan. Kemanfaatan akan terasa bila terus dialirkan.

Manusia butuh nutrisi, jadi perlu minum dan makan. Namun bagaimana jadinya bila terus ditampung di dalam perut? Merusak kesehatan. Jiwa butuh nutrisi ilmu dan hikmah, bila tak diajarkan kembali akan menjadi sampah ilmu dan hikmah. Maka sampaikanlah walau baru tahu satu ayat.

Harta bukan hanya dicari, tapi harus juga disalurkan. Harta bukan saja harus dikumpulkan, tetapi juga harus didistribusikan. Bila harta hanya dicari dan dikumpulkan saja, yang terjadi sebuah kerusakan. Segala yang diidamkan akan hancur. Segala yang ditimbun menjadi tak berguna. Harta menjadi bermanfaat bila mengalir menyentuh banyak tangan manusia.

Berbisnis dan bekerja adalah kebutuhan. Berinfak dan berzakat, sebuah kebutuhan juga. Aliran masuk dan keluar harus beriring. Agar harta menjadi bersih karena terus mengalir. Setiap yang mengalir akan membersihkan.

Belajar dan mengajarkan, itulah karakter Robaniyun yang disebutkan Al Quran. Ilmu akan berkembang bila kita selalu belajar dan mengajar. Ada ilmu yang hanya bisa diperoleh dari belajar. Ada juga ilmu yang hanya bisa diperoleh bila diajarkan. Harta ada yang diperoleh dengan mencari. Tapi ada harta yang diperoleh melalui memberi.

Tak ada ulama hebat yang hanya belajar. Tak ada ulama hebat yang hanya mengajarkan. Tak ada yang sehat bila hanya makan dan minum. Tak ada yang sehat, bila terus mengeluarkan kotoran dari tubuh. Berilmu dan kesehatan sebuah perpaduan masuk dan keluar.

Qarun menahan hartanya, akhirnya dibenamkan. Andai tak ada yang membayar zakat, Allah akan memberikan musim kemarau yang panjang. Itulah efek bila harta tak disalurkan.

Fenomena Palestina-Syam-Mesir dalam Sejarah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Membaca Sejarah Syam-Pales...

Fenomena Palestina-Syam-Mesir dalam Sejarah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Membaca Sejarah Syam-Palestina-Mesir, bukan saja negri para Nabi tetapi juga tempat kuburan peradaban yang zalim.

Bukankah raja Namrud terkubur di Syam, Bukankah Jalut terkubur di Syam, Bukankah Firaun terkubur di Mesir? Bukankah Romawi awalnya terkubur di Syam dan Mesir? Bukankah Persia awalnya terkubur di Syam?

Andai saat ini Syam penuh dengan pergolakan, tandanya akan lahir pemimpin baru dunia dan akan terkubur kezaliman dunia yang dimulai dari Syam dan Mesir.

Seluruh kekuatan Eropa tergabung dalam satu kekuatan bangsa Frank. Membumihanguskan Baitul Maqdis Palestina dan melenyapkan nyawa penghuninya. Namun kezaliman mereka terhenti oleh Sholahuddin Al Ayubi di perang Hittin. Bila kezaliman sudah mencapai puncaknya dengan menguasai Palestina, berarti tinggal menunggu kehancurannya.

Bangsa Mongol menyerbu seluruh daratan dunia hingga ke Eropa. Bangsa Mongol menghancurkan Baghdad Irak hingga berkeping-keping. Namun disitulah titik awal kehancurannya. Perang Ainu Jalut Palestina telah menghancurkan kezaliman bangsa Mongol yang sebelumnya bergerak bagaikan kilat dan gelombang yang menghempaskan semua kekuatan.

Saat ini Palestina di kuasai Yahudi. Yahudi menjajah rakyat Palestina. Yang sampai saat ini belum bisa dijajah oleh Israel hanya Gaza. Dari sinikah pembebasan Palestina? Dari sini kehancuran Yahudi dimulai lagi?

Saat ini, Amerika, Iran dan beragam kekuatan lainnya memporakporanda negri Syam, Akankah kezaliman mereka tergilas? Saat ini, semua kekuatan kezaliman sudah berkumpul di Palestina-Syam-Mesir, mungkinkah ini kehancuran terakhir mereka sebelum kiamat tiba?

Takdir Palestina-Syam-Mesir dalam kancah perjalanan sejarah manusia selalu melahirkan pahlawan dan menjadi kuburan induk kezaliman. Dia akan terus berulang dan menjadi fenomena abadi.

Bila Mesir saat ini dikuasai para Diktator. Bila pejuangnya dikumpulkan dalam sel-sel penjara dan penyiksaan. Maka akan segera lahir Yusuf dan Musa kembali.

Takdir kezaliman adalah kekalahan dan kehancuran, itulah hukum semesta. Yang paling zalim, dialah yang pertama kali dihancurkan oleh semesta. Takdir kebenaran adalah dimenangkan Allah. Bila kebenaran hadir, kezaliman menjadi sangat rapuh. Tugas kita hanya menyalahkan lilin kebenaran, maka kegelapan akan hilang dengan sendirinya.

Hanya Ambisi Akhirat Saja Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terk...

Hanya Ambisi Akhirat Saja

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terkait dengan Allah dan persiapan kematian. Hubungkan semua kiprah dengan Allah dan persiapan kematian. Itulah cara mengucapkan selamat tinggal pada dunia dan hawa nafsu.

Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terhubung dengan Allah dan persiapan kematian, itulah cara membersihkan jiwa dan meningkatkan martabat jiwa dihadapan para penduduk langit.

Helaan nafas itu modal kehidupan. Bila masih bisa bernafas, sudah cukup untuk menjadi alasan untuk mensyukuri kehidupan. Setiap helaan nafas sudah cukup untuk menjadi alasan untuk berkiprah dan berkarya bagi kehidupan. Karena setiap helaan nafas ada pertanggungjawabannya.

Satu helaan nafas harus terhubung dengan imajinasi akhirat. Apakah satu helaan nafas bernilai akhirat? Apakah satu helaan nafas semakin mengkokohkan imajinasi akhirat, sehingga akhirat menjadi sebuah kenyataan yang hadir dalam satu helaan nafas?

Menarik akhirat ke dunia. Menarik imajinasi akhirat dalam semua waktu yang dijalani. Memandang cakrawala dunia dengan cakrawala akhirat. Itulah cara mempersiapkan masa depan yang terbaik.

Istana Al Hambra di Granada sangat menakjubkan, karena desainnya menggunakan imajinasi surga. Disetiap perjalanan terdapat aliran sungai dan buah yang siap dinikmati sepanjang waktu. Buahnya sangat dekat dan mudah untuk dijangkau. Itulah teknologi arsitektur paling tinggi yang bisa diraih oleh akal manusia.

Penduduk surga bisa berkomunikasi langsung dengan penduduk neraka? Itulah imajinasi akhirat, itulah teknologi tercanggih dalam dunia   komunikasi. Imajinasi akhirat menjadi inspirasi teknologi di kehidupan dunia.

Kondisi masyarakat yang digambarkan dalam imajinasi Surga adalah semua mengucap  doa keselamatan bagi setiap orang yang ditemui, tak ada perkataan yang sia-sia, apalagi kebencian, itulah gambaran kondisi masyarakat akhirat. Imajinasi inilah yang harus diwujudkan oleh pemimpin dunia dan setiap masyarakat yang berimajinasi akhirat. Imajinasi akhirat akan membuat lompatan luar biasa menciptakan kondisi kehidupan dunia.

Dalam surga, tak ada kesengsaraan, tak ada kemiskinan, serba mudah dijangkau dan dieksekusi. Itulah gambaran akhirat. Imajinasi surga itulah imajinasi ambisi kita. Menjadi sebuah kenyataan dalam ruang imajinasi kita, lalu menjadi kenyataan dalam dunia nyata.

Ambisi akhirat akan menggerakan semua aspek kehidupan manusia. Menggerakkan dan melambungkan jiwa. Menggerakkan dan memuliakan kehidupan nyata. Ambisi akhirat bukan menyisihkan dunia. Tapi menciptakan kenyataan dunia sesuai ambisi dan imajinasi akhirat.

Memecahkan Mental Blocking Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Musa, hanya pengembala di negri yang b...

Memecahkan Mental Blocking

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Nabi Musa, hanya pengembala di negri yang bernama Madyan. Hidup jauh dari hiruk pikuk pergulatan kota yang penuh carut marut. Tiba-tiba mendapat tugas menyampaikan kebenaran dihadapan Firaun yang mengaku Tuhan dengan kekuasaan yang tak terhingga. Bagaimana perasaannya mengemban amanah baru ini?

Andai kita menjadi Nabi Musa, bagaimana meningkatkan kapasitas diri dari seorang pengembala menjadi oposisi pemerintah yang super kuat? Bagaimana proses pembentukan dan penyiapan mental dari pengembala menjadi pemimpin Bani Israel? Sebuah lompatan tugas dan tanggungjawab, bagaimana Nabi Musa melakukan penyesuaian diri yang super cepat tersebut?

Allah hanya menyiapkan sebuah tongkat, dimana Nabi Musa sendiri tidak tahu apa manfaatnya. Nabi Musa hanya dibekali doa yang berbunyi, "Ya Allah, lapangkan dadaku, mudahkan urusanku." Nabi Musa hanya dibekali sebuah konsep hidup yang harus diperjuangkan. Dengan ketiga modal tersebut, Nabi Musa menghadapi seluruh tantangan hidup dari pengembala menjadi oposisi dan pemimpin kaumnya. 

Muaz bin Jabal, tiba-tiba mendapatkan tugas menjadi hakim di Yaman. Terbiasa mendapatkan ilmu dan hikmah dari Rasulullah saw, sekarang harus memutuskan dan memberikan solusi bagi penduduk Yaman? Dari pembelajar menjadi pemimpin sebuah kaum. Sebuah lompatan peran yang membutuhkan kematangan dan kebijaksanaan.

Rasulullah saw ingin mengetahui bagaimana kerangka berfikir, bagaimana filosofi Muaz bin Jabal dalam menyelesaikan masalah? Muaz bin  Jabal pun menjawab bila mendapatkan masalah akan mencari solusi di Al-Qur'an dan As sunnah, bila tidak ditemukan juga akan mengoptimalkan peran akal untuk menggali hikmahnya. Bila benar mendapat 2 pahala. Bila salah mendapatkan 1 pahala.

Ali bin Abi Thalib masih belia, tiba-tiba diberi tugas menjadi hakim di sebuah negri oleh Rasulullah saw. Merasa belum mampu, Ali pun menghadap Rasulullah saw. Rasulullah saw hanya mendoakan Ali agar diluaskan ilmu dan hikmahnya. Ali bin Abi Thalib harus membuat lompatan besar, bagaimana menyiapkan sebuah tugas baru?

Ada mental block dalam setiap menghadapi tugas baru, ini yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Dalam ketidaktahuan medan, dihadapankan beragam masalah. Setiap tugas baru hanyalah penempaan pengembangan peran sebagai khalifah di bumi.

Para Pengemban Kemenangan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Para pengemban kemenangan. Siapakah mereka? ...

Para Pengemban Kemenangan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Para pengemban kemenangan. Siapakah mereka? Dimanakah mereka? Mengapa belum terlihat batang hidungnya? Masih bersembunyikah atau disembunyikan?

Rasulullah saw pernah selama beberapa hari melantunkan doa qunut nazilah sebagai bentuk kesedihan kepada para Sahabatnya yang sedang bertugas. Mereka para ahlul Qur'an. Mereka diminta datang ke sebuah daerah untuk mengajarkan Islam. Namun ketika tiba di daerah tersebut mereka dibunuh.

Umar Bin Khatab memohon kepada Abu Bakar untuk membuat tim khusus untuk menghimpun Al Qur'an. Penyebabnya, semakin banyak para Ahlul Qur'an yang wafat di medan perjuangan. Para Ahlul Qur'an, bukan mereka yang hanya menjaga hafalannya saja di sudut-sudut masjid dan lembaga pendidikan, tetapi mereka juga berkiprah dalam semua ranah perjuangan kehidupan untuk perbaikan bangsa.

Para pengemban kemenangan memiliki karakter sebagai Ahlul Qur'an. Kemanakah Ahlul Qur'an saat ini? Dimana kiprah mereka sekarang? Andai kita ingin diamanahi kemenangan, mulailah dengan menjadi Ahlul Qur'an terlebih dahulu. Jangan memimpikan kemenangan sebelum syaratnya terpenuhi oleh kita sendiri.

Dalam sebuah peperangan, Sahabat Anshar diamanahi tugas menjaga kemah Rasulullah saw. Di tengah kegelapan dan keheningan malam, Sahabat tersebut melakukan shalat Tahajud dipinggir tenda Rasulullah saw. Ada musuh yang mendekati tenda Rasulullah saw. Melihat ada penjaganya yang sedang Shalat, sang Musuh tidak jadi mendekati tenda Rasulullah saw. Lalu dia mengambil panah untuk membunuh Sahabat yang sedang bertahajud.

Di tengah kekhusyuan shalat tahajud, Sahabat Anshar dihujani panah. Shalat pun terus dijalankan, hingga musuhnya terheran-heran. Andai bukan karena kekhawatiran keselamatan Rasulullah saw, sang Sahabat akan terus melanjutkan Shalatnya. Para pengembang kemenangan, memiliki karakter menjaga ibadah wajib dan gandrung terhadap ibadah sunnah dengan kekhusyuan dan keikhlasan.

Jangan pernah memimpikan kemenangan bila masih malas terhadap yang wajib. Jangan pernah memimpikan kemenangan bila tidak mau memulai melakukan yang sunah. Jangan pernah mengimajinasikan kemenangan, bila belum belajar khusyuk dan ikhlas.

Thawus seorang Tabiin, di tengah peperangan, di saat yang lain tertidur kelelahan di malam hari, bangun mengendap ke hutan untuk shalat Tahajud. Muhammad bin Washi, seorang Tabiin, jari telunjuknya lebih kuat dari ketajaman ratusan mata pedang. Malamnya menangis dan giat bersujud kepada Allah, siangnya terjun ke medan pertempuran dengan  keberanian tanpa takut kematian. Andai hari ini masih bermalas dengan ibadah, bagaimana bisa menjadi pengemban amanah kemenangan?

Imam Ibnu Taimiyah, Shalahuddin Al Ayubi, dan Muhammad Al Fatih sangat paham karakter para pemenang. Mereka menyeleksi bacaan Al Qur'an dan Tahajud pasukannya. Yang memenuhi kriteria tersebut, dipilihlah sebagai anggota pasukannya.

Shalahuddin Al Ayubi memiliki perdana mentri yang alim, cerdas dan berilmu luas. Salah satu penyebab kemenangan saat merebut Baitul Maqdis adalah kehadiran sang perdana mentri. Goresan catatan strategi dan pemikirannya, lebih baik dari pedang yang tajam.

Para pengembang kemenangan memiliki karakter yang harus dipenuhi. Anugerah kemenangan dari Allah memiliki syarat agar bisa didatangkan. Sudahkah kita memiliki dan memenuhi kriterianya? Kemenangan belum nampak karena kita belum menyiapkan lingkungan yang bisa menyuburkan kemenangan. Bila kriteria dan syarat sudah terpenuhi maka kemenangan akan bekerja dengan sendirinya.

Tak usah bermimpi kemenangan. Sibukan saja dengan memenuhi syarat-syaratnya.

Keterbatasan, Tempaan Pendidikan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jangan pernah ragu untuk bergerak. Ke...

Keterbatasan, Tempaan Pendidikan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jangan pernah ragu untuk bergerak. Keajaiban itu akan selalu ada dan tetap ada dalam rentang sejarah manusia. Keajaiban itu rahmat Allah bagi mereka yang beriman, yang terus bergerak tak pernah letih, dan tak takut dengan beragam rintangan. Lengkapi syaratnya, maka keajaiban itu akan tiba.

Alp Arsalan, Sultan Bani Saljuk, tak menduga bisa mengalah ratusan ribu tentara Romawi dengan sarana yang terbatas. Shalahuddin Al Ayubi tak menduga bisa mengalahkan pasukan  Frank Eropa. Saifuddin Qutuz tak menduga bisa mengalahkan terjangan pasukan Mongol yang tak terkalahkan. Umar Bin Khatab bisa mengalahkan Persia dan mengusir Romawi dari Jazirah Arab, Syam dan Mesir. Dalam semua keterbatasan dibandingkan lawan, mengapa bisa berada di puncak perfomance?

Puncak perfomance sering kali dikaitan dengan ketersediaan sumber daya. Bila seperti itu hanya mereka yang keberlimpahan saja yang bisa unggul. Namun kenyataannya, para penggenggam peradaban dimulai dari mereka yang minim dengan sumber daya. Kreatifitas dan daya juang akan mengalahkan semua kekuatan sumber daya.

Tanda awal kehancuran, bila para prajuritnya mengandalkan sumberdaya sebagai dasar alasan kemenangan. Padahal sumberdaya adalah "ciptaan manusia", mengapa mengandalkan "ciptaannya" bukan potensi dirinya?

Tanda awal kehancuran, bila daya gerak, daya juang sangat tergantung dari sumber daya. Padahal manusia memiliki akal, daya inovasi dan semangat untuk bergerak? Keterbatasan bukan halangan, tetapi sebuah ujian kehidupan untuk dilampauinya.

Khalid Bin Walid pernah mengambil keputusan penuh tantangan yang tak terduga, menembus gurun pasir bersama pasukannya agar cepat tiba di sebuah arena pertempuran sebelum pasukan Persia sampai. Strategi tak terduga ini membuat rencana besar musuh hancur berantakan. Dalam keterbatasan menembus gurun pasir. Namun para penikmat keberlimpahan sumberdaya lebih cendrung memilih jalan biasa yang aman. Dalam keterbatasan, segala potensi termaksimalkan.

Manusia sering diuji dengan keterbatasan. Manusia sering dikepung oleh keterbatasan. Karena keterbatasan bukanlah penghalang. Bukankah Allah tidak pernah menjerumuskan hamba-Nya pada kehancuran?

Keterbatasan adalah tempaan pendidikan. Keterbatasan adalah sarana pendidikan manusia. Karena peran manusia bukan menikmati sumberdaya tetapi menciptakan sumberdaya dari himpitan keterbatasan.

Cara Mengusir Keraguan dari Abdullah Ibnu Rahawah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanyakan pada diri b...

Cara Mengusir Keraguan dari Abdullah Ibnu Rahawah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanyakan pada diri bila ada keraguan. Itulah cara menghilangkan keraguan. Tanyakan sesuatu pada diri, itulah cara mengusir keraguan. Bertanya pada diri dalam setiap moment tertentu akan meneguhkan langkah dan menciptakan ketegaran. Bertanyalah ketika memulai sesuatu.

Abdullah Ibnu Rahawah pernah ragu saat ditunjuk menjadi panglima perang Mu'tah. Para panglima sebelumnya seperti Ja'far bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah sudah gugur menghadapi 100.000 pasukan Romawi. Pasukan yang dipimpinnya hanya 10.000 pasukan. Semua panglima hebatnya telah gugur, apakah dia bisa membalik keadaan menjadi sebuah kemenangan? Abdullah Ibnu Rahawah tertegun sebentar. Dia berusaha menghilangkan keraguan dari jiwanya sebelum tegar menerjang musuh.

Abdullah Ibnu Rahawah bertanya pada diri, "Apakah maju ke medan perang itu karena jumlah pasukannya yang banyak? Apakah alasan berperang itu karena kelengkapan senjata yang canggih? Apakah karena dukungan sumber daya yang kuat?"  Pertanyaan itu terus menggedor jiwanya, lalu dia menemukan alasannya yang sangat kuat yaitu berperang untuk berjihad di jalan Allah, hidup mulia atau mati syahid. Seketika itu pula, keyakinannya tumbuh, keraguannya hilang. Di pelupuk matanya yang terlihat hanya jalan ke surga.

Mengilangkan keraguan bukan tentang mimpi kemenangan. Menghilangkan keraguan tentang apakah jalan yang ditempuh bagian dari membangun peradaban manusia? Apakah jalan yang ditempuh bagian membangun umat dan bangsa?

Abdullah bin Zubair, putra dari pengawal setia Rasulullah saw yang bernama Zubair bin Awwam, dia pahlawan yang menaklukan Afrika Utara dari bangsa Barbar. Saat Mekkah dikepung oleh Hajjaj Ats Tsaqafi, dia ragu untuk menghadapinya. Puluhan ribu pasukan telah mengepung Mekkah. Pelontar Majanik siap menghancurkan kota Mekkah. Menyerah atau melawan? Hatinya galau. Dengan lesu dia menghadap ibunya Asma binti Abu Bakar. Ibunya wanita yang telah berjasa mengirimkan makanan ke Rasulullah saat hijrah ke Madinah.

Sang ibu bertanya, "Apakah ananda berada di pihak yang benar? Bila kebenaran berada digenggaman majulah melawan jangan pernah lemah." Abdullah bin Zubair tiba-tiba memiliki energi, dia pun maju untuk mengusir mereka yang akan menyerang kota Mekkah. Keyakinan bukan soal keyakinan meraih kemenangan dan kesuksesan, tapi apakah langkah kita berada dalam rel kebenaran? Kebenaran yang menjadi keyakinan untuk melangkah walau ujiannya sebesar gunung dan seluas samudera.

Rasulullah saw agak ragu menghadapi pasukan Musyrikin di Badar. Menghadapi 1.000 pasukan dengan 313 pasukan. Ditengah keraguan, Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah, bila pasukan yang kecil ini kalah, maka tidak akan ada lagi yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini?" Air mata berderai. Sorbanya terjatuh tak terasa karena khusyuknya berdoa. Abu Bakar terharu dengan doa Rasulullah saw. Abu Bakar berkata, "Sudahlah ya Rasulullah saw, Allah pasti akan mengabulkan doa mu." Doa sebuah energi untuk menghancurkan keraguan.  Yakin kepada Allah, sumber dari semua keyakinan  hidup. Yakin kepada Allah, energi terbesar dpalam hidup ini.

Keraguan sebuah fenomena jiwa. Pergulatan antara perasaan lemah, keterbatasan sumber daya dengan keinginan kemenangan dan kesuksesan. Bila mengelolanya benar, maka keraguan akan menuju pada keyakinan. Bila salah, keraguan akan menghentikan langkah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)