basmalah Pictures, Images and Photos
08/10/21 - Our Islamic Story

Choose your Language

Kewaspadaan  Beribadah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hawa nafsu bisa menjatuhkan manusia dengan kem...

Kewaspadaan  Beribadah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hawa nafsu bisa menjatuhkan manusia dengan kemaksiatan juga dalam ketaatan. Oleh karena itu, para penulis sejarah tidak mau menulis biografi seseorang ketika masih hidup karena setiap orang berpeluang jatuh tersungkur selama nafas masih ada. Dalam Al-Qur'an selalu diingatkan, apakah merasa aman dengan siasat Allah? Apakah merasa aman dengan azab Allah? Yang merasa aman, itulah yang merugi.

Ketika berseliweran saling tuduh membid'ahkan dan mengkafirkan, seorang ulama memberikan kiat. Lihatlah saat kematiannya? Husnul Khatimah atau Suul Khatimah? Bila Husnul Khatimah maka ilmu, yang dicontohkan dan yang diajarkan bukanlah bidah. Begitulah cara mengikuti seseorang. Karena ilmu teramat luas, sehingga imam Malik tidak mau menjadikan kitab Al Muwathanya sebagai satu-satunya referensi hukum di era Bani Abbasiyah.

Syetan dapat menjerumuskan manusia ke jurang kemaksiatan, juga dalam ketaatan. Manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang ditampakkan dan yang tidak ditampakan. Apa yang diperlihatkan dan apa yang tersembunyi di dalam dada. Banyak yang masuk neraka karena tampilan ketaatan dan keshalehannya. Ini sangat berbahaya karena merasa mulia di tengah kehinaannya. Merasa mulia dihadapan manusia namun dihinakan dihadapan penduduk langit.

Hati-hati dalam ketaatan, karena merasa terselamatkan dengan ibadahnya. Hati-hati dalam ibadah, merasa selalu menjadi orang suci tak berdosa sehingga hilang kewaspadaan terhadap tipu daya hawa nafsu dan syetan. Hati-hati dalam ketaatan, karena dosa yang terbesar bukan dosa-dosa tak beribadah, tetapi karena penyakit-penyakit hati. Dalam ibadah, dalam ketaatannya diselimuti penyakit hati, ini yang sering dilalaikan. Ini yang sering lupa dievaluasi.

Taat beribadah tetapi merasa aman dari azab Allah, atau berdosa tetapi takut kepada azab Allah? Yang baik, tetap beribadah namun sangat takut pada azab Allah. Karena yang bisa memadamkan api neraka adalah aliran air mata karena takut kepada Allah. Bila ibadah belum juga mengalirkan air mata takut dan harap pada Allah, bertanda masih banyak kepalsuan ibadah kita.

Penyeru kebaikan, para juru dakwah, tak boleh merasa lebih baik dari para ahli kemaksiatan. Karena para ahli maksiat bisa saja menjadi ulama sekelas Fudhail Bin Iyad. Mereka yang hari ini lalai dalam kekayaan dan kekuasaan bisa saja menjadi ulama sekelas Ibrahim bin Adham atau Abu Hanifah. Menyeru namun tanggalkan bahwa diri lebih baik. Memperbaiki namun tanggalkan bahwa hanya dirinya yang selamat. Apakah sudah tahu Husnul Khatimah? Apakah sudah tahu bahwa kebaikannya diterima Allah?

Takwa dan Jihad, Semuanya Tak Terasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tentukan lapangan jihad secara s...

Takwa dan Jihad, Semuanya Tak Terasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tentukan lapangan jihad secara spesifik. Disitulah Allah akan membersamai dan menurunkan pertolongan-Nya. Dengan jihad,  seluruh potensi dan energi menjadi maksimal. Dengan jihad, medan kehidupan dijelajahi. Dengan jihad, kemenangan bisa diraih dengan sempurna.

Bekal jihad adalah takwa. Takwa seperti magnet yang menarik dan menghimpun energi kehidupan. Takwa menciptakan energi alam tunduk di bawah kendali. Takwa membuat perjalanan jihad menjadi mudah dan ringan. Takwa bekalnya. Jihad cara mengarungi kehidupan ini.

Takwa itu seperti bahtera. Takwa itu perahu di tengah lautan. Perahu yang kecil. Perahu ala kadarnya. Perahu yang hanya sepotong kayu pun mampu mengarungi lautan samudera yang luas dan dalam. Bagaimana bila takwa terus diperbaiki, diperindah, diperkokoh sehingga seperti kapal tongkang dan pesiar? Lebih mudah lagi mengarungi hidup.

Kapal yang bersandar di pantai. Perahu yang menepati di pantai. Dapatkan meraih harapan? Maka gerakanlah dengan jihad. Arungi lautan dengan semangat dan energi jihad. Jihadlah energi yang menggerakkan kehidupan. Inilah yang membuat para Sahabat menang dalam semua medan pertempuran. Walaupun dalam pertempuran ada jatuh dan terpukul, namun akhirnya adalah kemenangan.

Berapa banyak luka Khalid bin Walid? Hampir disekujur tubuhnya. Padahal dia pedang Allah. Abu Sofyan mata buta saat perang Hunain akibat panah. Bagaimana luka Rasulullah saw saat perang Uhud? Pertempuran memang menimbulkan luka dan kesulitan yang mendalam. Namun takwa dan jihadlah yang membuat seluruhnya tak terasa.

Bila perjalanan terasa berat. Bila kesulitan terasa menghimpit. Bertanyalah, ada yang kurang dari ketakwaan diri? Bertanyalah,  semangat jihad masih lemah? Bertanyalah, keyakinan sudah pudar? Bila jihad terus bersemayam, bila takwa menjadi bekal, maka Allah akan menunjukkan semua jalan kemudahan dan kemenangan.

Rasulullah saw Melamar Wanita Pencemburu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ummu Salamah nama aslinya Hi...

Rasulullah saw Melamar Wanita Pencemburu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ummu Salamah nama aslinya Hindun binti Abu Umayyah. Dia wanita sahabat mulia Muhajirin angkatan pertama. Dia sepupu dari Khalid bin Walid dan Abu Jahal. Bapaknya, pemuka kaumnya tanpa pesaing, paling kaya dan dermawan.

Suaminya Abu Salamah. Nama Aslinya, Abdullah bin Abdul Asad. Ummu Salamah dan Abu Salamah termasuk orang yang masuk Islam angkatan pertama. Saat jihad memanggilnya, Abu Salamah masuk ke dalam barisan mujahidin yang gagah berani baik di perang Badar maupun Uhud.

Saat perang Uhud, Abu Salamah terluka. Darah sempat membasahinya. Hari itu dia terluka parah, lukanya hampir merenggut nyawanya. Hanya saja Allah masih berkenan menyembuhkannya. Pasca Uhud, Bani Asad menyusun kekuatan untuk menyerang Rasulullah saw dan Muslimin di Madinah. Rasulullah saw menunjuk Abu Salamah sebagai pemimpin pasukan. Kemenangan pun diperoleh.

Ketika pulang dari pertempuran. Saat di Madinah, lukanya yang sudah sembuh, kambuh kembali. Akhirnya Abu Salamah wafat pada tahun 3 Hijriyah. Ummu Salamah berduka atas kematiannya.

Ummu Salamah menemui Rasulullah saw sambil berkata, "Wahai Rasulullah saw, apa yang harus aku ucapkan?" Rasulullah saw menjawab, "Ya Allah, ampuni kami dan dia. Berilah aku gantinya dengan pengganti yang shalih." 

Setelah masa iddah Ummu Salamah habis. Abu Bakar melamarnya, namun dia tolak. Kemudian Umar bin Khatab melamarnya, namun dia pun menolaknya. Lalu Rasulullah saw mengirimkan pesan kepadanya, maka dia menjawab, "Baik, tetapi katakan kepada Rasulullah saw bahwa aku adalah wanita pencemburu, memiliki anak-anak dan tidak seorang pun dari wali-waliku yang hadir."

Maka Rasulullah saw menjawabnya, "Ada pun perkataannya, 'Aku mempunyai anak-anak' maka tidak perlu dikhawatirkan karena Allah akan mencukupi urusan anak-anakmu. Ada pun perkataanmu, 'Aku pencemburu', maka aku akan berdoa kepada Allah agar menghilangkan sifat pencemburuan mu. Dan ada pun tentang para wali, maka tidak ada seorang pun dari mereka kecuali akan ridha terhadapku."

Maka Ummu Salamah berkata kepada Umar, "Wahai Umar, nikahkanlah Rasulullah saw dengan ku." Rasulullah saw bersabda, "Ketahuilah bahwa aku memberimu tidak kurang dari apa yang aku berikan kepada fulanah. Dua buah penggilingan, dua buah gentong dan sebuah bantal dari kulit berisikan sabit."

Akhirnya Ummu Salamah berkata, "Aku mengucapkannya (doa yang diajarkan Rasulullah saw) dan Allah menggantinya untukku dengan Rasulullah saw."

Sumber:
Para Shahabiyat Nabi, Dr Abdul Hamid as-Shaubani, Darul Haq 2018

KH. R. Abdullah bin Nuh, Di Perang Kemerdekaan Bermimpi Rasulullah saw Hingga Pistol dan Tasbih Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Chan...

KH. R. Abdullah bin Nuh, Di Perang Kemerdekaan Bermimpi Rasulullah saw Hingga Pistol dan Tasbih

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

KH Abdullah bin Nuh sang pencinta ilmu, tekun dan jenius. Di usia 13 tahun sudah mampu mengubah syair berbahasa Arab. Melanjutkan kuliah hingga ke Al-Azhar Kairo. Pulang mengajar di pesantren keluarganya dan mengajar di sekolah MULO hingga menjadi anggota KNIP. Menjadi dosen di Universitas Indonesia dan Universitas Islam Indonesia. Karyanya yang terkenal adalah Kamus Bahasa Indonesia Arab.

Dalam perang kemerdekaan. KH Abdullah bin Nuh ditunjuk sebagai Komandan Batalyon untuk wilayah Bogor, Sukabumi dan Cianjur. Markasnya di Ujung Genteng-mampang Kulon Sukabumi. Saat Jakarta diduduki Belanda, beliau hijrah ke Yogyakarta. Di sini sang Kiyai menjadi kepala seksi siaran bahasa Arab RRI. Sebagai koresponden Arabian Press Board yang menyiarkan perjuangan bangsa Indonesia ke seluruh dunia. Saat Jogyakarta diduduki Belanda, beliau menyingkir ke pedalaman ikut bergerilya.

Dalam perjuangannya bergerilya sang Kiyai beberapa kali bermimpi bertemu Rasulullah saw dalam berbagai kesempatan. Di 14 September 1947, saat penjajah Belanda masuk ke kota Cianjur, sang Kiyai bermimpi bertemu Rasulullah saw dalam tidurnya. Rasulullah saw memakai sorban hijau dan jubah hijau juga. Rasulullah saw masih muda, lalu mengusir penjajah yang mengendarai sepeda.

Di medan gerilya, sang kiyai ingin belajar merakit senjata. Malamnya dia bermimpi berada di tanah berpasir dengan gubuk-gubuk yang ada di Jawa. Ternyata di dalamnya hadir Rasulullah saw. Sang Kiyai mendekati Rasulullah saw, lalu mencium tangannya yang mulia. Lalu Rasulullah saw berkata, "Kamu datang untuk belajar merakit senapan, ayo cepat lakukan." Lalu satu per satu bagian-bagian tersebut terpasang.

Dalam medan pertempuran KH Abdullah bin Nuh tidak pernah meninggalkan 2 senjatanya yaitu pistol dan tasbih. Berdasarkan saksi mata, "Mama Abdullah bin Nuh sering terlihat naik kuda, dengan pistol dipinggang sambil memegang tasbih di tangan. 

Ketika perang kemerdekaan telah usai pun sang Kiyai kerap bermimpi bertemu Rasulullah saw. Peristiwa mimpi pada malam senin 24 Jumadil Ula 1377 H, sang Kiyai bertemu Rasulullah saw di dalam masjid salah satu kampung. Di masjid itu Rasulullah saw bercerita tentang masa perjuangan untuk berdakwah dan penyebaran dakwah. Disimaknya cerita tersebut. Dirangkul dan diciumnya lehernya yang mulia dari samping sambil berkata, "Demi ayah dan bundaku Rasulullah saw."

KH Abdullah bin Nuh dikenal sebagai ahli dan mencintai tasawuf imam Al-Ghazali. Tak heran bila ia mendirikan majelis taklim di kota Paris Bogor yang dinamai Al-Ghazali pada 1968. Majelis taklim ini berkembang menjadi sekolah dan pesantren. Sebagian murid-muridnya menyebut sebagai waliluallah. Begitupun beberapa ulama yang ditemui di Timur Tengah mengenangnya sebagai waliullah dari tataran tanah Sunda.

Mendidik Nafsu, Awal Pendidikan Jihad Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengapa gaung jihad tak menggel...

Mendidik Nafsu, Awal Pendidikan Jihad

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengapa gaung jihad tak menggelora? Mengapa energi jihad tak juga bermunculan? Mengapa jihad tak menjadi ranah yang diperjuangkan? Mengapa ada ketakutan yang mendalam saat menapaki jalan jihad? Inti persoalannya, jiwa masih dalam kubangan hawa nafsu. Jiwa masuk dalam jebakan kemaksiatan.

Menurut Ibnu Qayyim, "Bagaimana mungkin berjihad melawan musuh luarnya, sedangkan musuh yang ada di jiwanya masih menguasainya? Belum melawan dan memeranginya?" Pertarungan melawan hawa nafsu merupakan medan awal penempaan dan pendidikan jihad.

Bagaimana bisa menggelora jihad, bila masih lemah tak berdaya saat menghadapi bisikan dan was-was syetan? Syetan merupakan musuh yang tak pernah lengah, tak pernah berhenti, tak pernah lelah dan selalu memiliki tipu daya yang lembut dan tak terasa untuk mengecoh manusia.

Bagaimana bisa berjihad bila tak berani bergumul dengan kesulitan? Takut hilangnya kenikmatan? Khawatir lenyapnya kelezatan dan berbagai hal yang menyenangkan? Jihad hanya bisa diemban oleh mereka yang sudah melatih dirinya untuk menghadapi kesulitan dan tantangan. Jihad tak mungkin diemban oleh mereka yang berpesta pora dan gembira dengan dunia.

Saat umat Islam menjauhi Allah dan Sunah Rasulullah saw. Saat umat Islam terjebab dalam hawa nafsu, menikmati maksiat dan cinta dunia. Maka Allah akan mengirimkan orang kafir dan munafik untuk menguasainya, menghinakannya, menggengam seluruh lini kehidupannya. Untuk apa? Agar kembali kepada Allah dan sunnah Rasulullah saw.

Saat umat Islam mengikuti hawa nafsu dan bisikan syetan, maka Allah membiarkan orang kafir dan munafik menguasai dan menjajahnya dalam semua lini kehidupan. Umat Islam menjadi sangat lemah, tak berdaya, tak memiliki kekuatan apa pun. Mengapa? Allah tidak menolong, tak melindungi dan tak memeliharanya. Namun, ketika kafirin dan munafikin mencapai puncak kezaliman dan keangkaramurkaannya barulah Allah akan menolong. Pertolongan-Nya bukan karena statusnya sebagai umat Islam tetapi karena sebagai umat yang terzalimi.

Apakah umat terbaik di kolong jagat ini harus menunggu dizalimi, dihinakan dan dijajah terlebih dahulu untuk menunggu pertolongan Allah? Apakah umat terbaik ini tak memiliki terobosan dan bersegera melakukan revolusi eksponensial yang radikal dengan singkat dan tepat? Ataukah harga diri sebagai umat terbaik sudah tercabut hingga ke akar-akarnya hingga tak tersisa lagi benih-benihnya?

Ibnu Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma'ad mengatakan, "Perintah Allah kepada manusia merupakan pertolongan-Nya yang paling besar kepada umat Islam dalam rangka memerangi musuh-musuhnya. Allah menjanjikan jika umat Islam bila berpegang teguh pada perintah Allah, maka akan senantiasa dimenangkan atas musuh-musuhnya." Umat Islam dihinakan oleh musuh-musuhnya karena meninggalkan berbagai perintah Allah dan terjebab dalam kemaksiatan kepada Allah.

Membangun kejayaan umat Islam tak sulit. Setiap diri kembalilah kepada perintah Allah dan sunnah Rasulullah saw, maka secara otomatis kekuatan hawa nafsu, syetan, kafirin dan munafikin akan melemah dengan sendirinya. Seluruh sumberdayanya hancur dengan sendirinya. Selama ditubuh umat Islam ada yang berkarakter Rasulullah saw, para Sahabat, Tabiin dan Atabut Tabiin, maka Allah berkewajiban untuk memenangkannya.

Bahu Membahu Dalam Doa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Doa kita untuk siapa? Diri sendiri? Keinginan ...

Bahu Membahu Dalam Doa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Doa kita untuk siapa? Diri sendiri? Keinginan dan kebutuhan sendiri? Kemenangan dan kejayaan sendiri? Andai berdoa saja masih untuk diri sendiri, Bagaimana bisa hidup dan semua yang dimiliki untuk orang lain? Andai semua doa untuk kepentingan sendiri bagaimana bisa bahu membahu dalam membangun peradaban dunia?

Egoisme dalam berdoa. Itulah tanda perpecahan hati. Egoisme dalam berdoa itu tanda tidak ada peratutan hati. Bagaimana bisa membangun negri dan peradaban bila dalam doa ingin mengungguli orang lain. Bagaimana bisa membangun ukhuwah bila dalam doa bersaing dengan orang lain?

Doakan mereka yang taat juga yang bermaksiat. Doakan mereka yang dalam kezaliman serta yang tengah melakukan kezaliman. Doakan mereka yang hatinya lembut dan keras. Doakan mereka yang teguh dalam beragama juga yang tengah lalai. Mereka adalah umat Rasulullah saw. Mereka adalah umat Islam. Kita harus senantiasa memberikan kebaikan walaupun hanya dalam untaian doa.

Doakan kaum muslimin yang saat ini tengah menghadapi wabah. Doakan kaum muslimin yang saat ini tengah diterjang krisis. Doakan kaum muslimin yang saat ini tengah berjuang membangun dalam bisnis, pemerintahan, ilmu dan teknologi, sosial, budaya dan kesehatan. Doakan seluruh kaum muslimin dalam semua lapangan kehidupan mereka. Mereka adalah kita.

Umar bin Khatab selalu mendoakan kaum muslimin agar diampuni Allah, agar diperbaiki urusannya, agar diteguhkan dan disatukan hatinya, dilimpahkan iman, ilmu dan hikmah juga diteguhkan dalam menapaki jalan dan Sunah Rasulullah saw.

Syeikh Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Nasihahul Ibad menuliskan doa-doa agar setiap muslim meraih khusnul khatimah. "Ya Allah ampuni, rahmati, sehatkan, perbaiki, pelihara, tolong, selamatkan  dan beri rahmat kepada umat Rasulullah saw." Kita umat yang satu. Mengapa doanya hanya tentang diri? Mengapa doanya masih egoisme diri? Mengapa doanya masih ingin saling  mengungguli dari yang lain?

Buang egoisme berdoa. Buang egoisme kelompok, aliran, mazhab dalam berdoa. Angkat tangan ke langit. Menengadahkan tangan ke langit. Panjatkan doa untuk seluruh kaum muslimin. Panjatkan doa kebaikan untuk kaum muslimin yang taat dan bermaksiat. Jangan lagi ada sekatan dalam berdoa. Satukan hati dalam berdoa. Mulai ukhuwah dengan mendoakan kaum muslimin di bumi mana pun mereka tinggal.

Nasionalisme kaum muslimin adalah aqidahnya. Begitulah pesan Asy Syahid Hasan Al Banna. Tak ada sekatan negara dan wilayah. Kaum muslimin adalah satu tubuh dimanapun berada. Maka panjatkan doa untuk mereka. Yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Yang saat ini dalam ketaatan maupun kemaksiatan. Tolong menolonglah melalui doa-doa kita.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (285) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (48) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)