Sebab Sakitnya Rasulullah saw
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Apa penyebab seseorang jatuh sakit? Apakah karena virus, bakteri, cuaca, atau faktor eksternal lainnya? Secara medis, itu semua bisa jadi penyebab. Namun, jika ditilik secara spiritual, ternyata salah satu penyebab utama adalah kezaliman terhadap diri sendiri.
Apa yang dimaksud dengan zalim kepada diri? Yaitu hidup yang melampaui batas, baik batas bawah maupun batas atas. Saat seseorang tidak menjalani hidup sesuai dengan tuntunan Allah dan teladan Rasulullah saw, ia telah keluar dari takaran ideal yang ditetapkan oleh Islam.
Contohnya adalah tidur terlalu larut atau justru terlalu banyak tidur; makan dan minum secara berlebihan atau malah tidak cukup; berolahraga secara ekstrem atau tidak berolahraga sama sekali; tidak pernah berpuasa atau justru berpuasa setiap hari tanpa panduan syariat. Semua itu bentuk kezaliman terhadap diri sendiri.
Untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani, umat Islam diajarkan untuk meneladani Rasulullah saw. Beliau hidup dalam keseimbangan yang sempurna. Namun, meskipun hidup dalam kesempurnaan syariat dan keseimbangan, Rasulullah saw juga pernah jatuh sakit. Lalu, apa penyebabnya?
Sakitnya Rasulullah saw bukan karena kezaliman terhadap diri sendiri, melainkan karena kejahatan dari luar dirinya. Beliau pernah disihir oleh seorang Yahudi, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits yang dicatat oleh Imam Ahmad. Zaid bin Arqam meriwayatkan bahwa Nabi saw pernah merasa sakit selama beberapa hari. Kemudian malaikat Jibril datang dan menyampaikan bahwa seorang lelaki Yahudi telah menyihir beliau dengan membuat buhul di sebuah sumur. Nabi pun mengutus seseorang untuk mengambil buhul itu, dan setelah diurai, beliau pulih kembali. Meski demikian, Nabi tidak membalas atau menunjukkan permusuhan terhadap pelaku sampai wafatnya.
Selain itu, dalam Perang Khaibar, Zainab binti al-Harits, seorang wanita Yahudi, mencoba membalas dendam kekalahan kaumnya dengan meracuni makanan yang disajikan kepada Rasulullah saw. Efek dari racun itu tidak langsung mematikan, tetapi perlahan-lahan melemahkan kondisi fisik Nabi. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari, Nabi bersabda di masa sakitnya, “Sekarang saatnya aku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut.”
Dengan demikian, jelas bahwa sakitnya Rasulullah saw bukanlah akibat dari kelalaian dalam menjaga keseimbangan hidup, melainkan karena serangan dan kejahatan eksternal yang ditujukan kepadanya. Berbeda dengan kebanyakan manusia yang jatuh sakit karena abai terhadap tubuh dan jiwa mereka sendiri—karena mereka telah menzalimi dirinya sendiri.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif