basmalah Pictures, Images and Photos
Juli 2022 - Our Islamic Story

Choose your Language

Manajemen Pengolahan Tanah dari Kisah Nabi Yusuf Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Menikmati kemarau. Se...

Manajemen Pengolahan Tanah dari Kisah Nabi Yusuf

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Menikmati kemarau. Setiap musim ada kekhasannya. Setiap musim ada tujuan penciptaannya. Setiap musim ada perannya tersendiri. Setiap musim untuk mengoptimalkan musim selanjutnya.

Saat musim hujan, siapkan untuk kemarau. Saat kemarau, siapkan untuk musim hujan. Saat hujan, air hujan harus optimal masuk ke tanah, jangan ada yang terbuang. Aliran permukaan tanah harus diminimalkan. Air harus optimal meresap ke tanah. Ini untuk menciptakan cadangan air bagi tanaman di saat kemarau. Jangan ada unsur yang berada di permukaan yang tergerus oleh aliran air hujan.

Saat kemarau, banyak dedaunan yang berguguran. Gunakanlah untuk mendinginkan tanah agar air yang berada di tanah tak menguap. Taburi sekitar tanaman untuk dijadikan cadangan makanan makro dan mikroorganisme tanah. Musim kemarau jadi ajang pengumpulan makanan bagi organisme tanah.

Musim kemarau, gunakan untuk pengolahan pupuk organik. Saatnya menampung kotoran hewan dan dedaunan. Ada juga yang di bakar agar daun, ranting dan yang lainnya menjadi komponen terkecil. Ada juga yang ditaburi di sekitar tanaman. Sisa pembakaran menjadi nutrisi jangka pendek. Yang dibiarkan menjadi nutrisi jangka panjang.

Bagi yang berniat menanam tanaman keras, manfaat musim kemarau untuk menyiapkan lubang tanaman. Campur tanah dengan daun kering, kotoran hewan kering, dansisa pembakaran. Lalu,  rutin diaduk dengan tanah agar menyatukan. Biarkan ditempa dengan panasnya kemarau. Biarkan menjadi kering kerontang.

Kering kerontangnya tanah yang sudah dicampur sempurna dengan daun kering, sisa pembakaran dan kotoran hewan, akan menjadi tanah yang sangat subur bila tercampur dengan air hujan. Ini menjadi media tanaman yang paling baik.

Belajarlah pada Nabi Yusuf, yang menyiapkan musim penghujan untuk musim kemarau. Menyiapkan musim kemarau untuk musim penghujan. Tak ada yang menganggur di musim kemarau. Tak ada keburukan di musim kemarau. Setelah daun berguguran, maka seluruh potensi tanaman terfokus untuk menghasilkan buah.

Kemarau dan Hujan bagi Tumbuhan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Dalam Al-Qur'an, tanah yang kerin...

Kemarau dan Hujan bagi Tumbuhan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Dalam Al-Qur'an, tanah yang kering kerontang tiba-tiba menjadi hijau dengan dedaunan  dan tumbuhan disebabkan air hujan. Ada dua kondisi yang harus ada yaitu kering kerontang dan air hujan. Jadi kemarau dibutuhkan. Air hujan dibutuhkan. Maka, terciptalah hijau.

Bila hujan terus menerus, apa yang terjadi? Tanah bisa menjadi jenuh disebabkan kelebihan air. Akar tak bisa mengambil nutrisi di tanah dan air. Bahkan, akar bisa membusuk.  Bagaimana agar membuang kelebihan air? Membuat drainase dan menyimpan air hujan.

Saat kemarau,  akar tak bisa mengambil nutrisi secara sempurna. Butuh air untuk mengambil dan menyalurkannya. Tanaman pun harus berpuasa. Bagaimana agar air tetap tersedia di saat kemarau? Buatlah mulsa dari tanaman. Agar air yang tersimpan di tanah  tak menguap. Tutupi tanaman dengan sampah. Ini untuk pohon keras.

Kemarau menciptakan lapar bagi tumbuhan? Bukankah di saat lapar, seluruh nutrisi unsur hara menjadi sempurna di serap oleh tanaman bila ada air? Bukankah pada tubuh manusia pun, di saat lapar, nutrisi makan mudah terserap?

Saat kemarau, seluruh benda ada yang memuai dan mencair.  Tanah menjadi terbuka. Benda padat menjadi mengembang dan pori-pori terbuka. Bila kepadatan berkurang, bukankah jadi lebih mudah dihancurkan dan diurai? Saat panas bertemu dinginnya dan hentakan air hujan, maka banyak benda yang bisa diuraikan menjadi komponen yang lebih kecil.

Pertemuan kemarau yang membuat tanah menjadi kering kerontang dengan air hujan, membuat benda-benda di muka menjadi mudah dibuat berkeping-keping atau ukurannya menjadi lebih kecil lagi sehingga akar tanaman lebih mudah mengambil unsur hara.

Saat kemarau, dini hari cendrung lebih dingin. Ini menciptakan Embun yang sangat banyak. Inilah kekuasaan Allah agar di musim kemarau pun dedaunan tetap mendapat air walaupun sedikit. Ini salah satu rahmat Allah. Kemarau dan hujan, perpaduan yang menciptakan kesuburan.

Kelelahan yang Berakhir Kepedihan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Siapakah yang hidupnya paling melela...

Kelelahan yang Berakhir Kepedihan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Siapakah yang hidupnya paling melelahkan dan sulit? Siapakah yang hidupnya paling bekerja keras tapi hancur? Siapakah yang hidupnya pasti terkalahkan, padahal segala hal penyebab kekalahan telah diantisipasi?

Perhatikan, apa yang tidak dilakukan oleh Firaun untuk menghancurkan Nabi Musa? Perbekalan apa saja yang tidak disiapkan? Kekuatan apa saja yang belum dihimpun? Jaringan apa saja yang belum digunakan? Fitnah apa saja yang belum dihembuskan? Strategi apa saja yang belum dilakukan? Semuanya sangat sempurna. Lalu bagaimana akhir kisahnya? Tenggelam di laut merah.

Membangun dunia dengan sekuat tenaga. Membangun kekuasaan dengan segala fitnah dan menghalalkan segala cara. Membangun kekayaan dengan segala upaya. Semuanya dilakukan dan dikorbankan. Bagaimanakah hasilnya? Adakah yang langgeng hingga akhir hayat dan 7 turunannya? Amalnya menjadi sia-sia belaka. Itulah hukum perjalanannya.

Membangun yang pasti runtuh dan hancur. Berjuang yang pasti disia-siakan. Mengumpulkan yang pasti ditinggalkan. Berkorban untuk sesuatu yang tak berguna. Itulah bila orientasinya dunia. Itulah hasil akhir kekafiran dan kezaliman.

Yang paling sengsara adalah mereka yang merasa telah melakukan kebaikan yang banyak. Telah berjuang keras sekuat tenaga. Namun di akhir hayatnya, tak berguna apa yang telah diperjuangkannya. Keletihan dan kelelahannya yang justru membinasakan. Perjuangan yang dianggap membangun peradaban justru terjerumus dalam kesakitan yang tak bertepi. Itulah kerugian hidup.

Dianggap apa yang dibangunnya akan menolongnya. Dianggap seluruh upayanya menjadi ketentraman dan kebahagiaan saat kematiannya. Yang diterima justru hanya siksaan dan azab yang paling pedih. Ini kehancuran hidup yang luar biasa.

Bergeraklah dengan tuntunan Islam. Niatkan karena Allah. Berjuang untuk menegakkan kalimat Allah. Jangan ada yang lain selain itu. Bila masih ada yang lain, dianggap kerja besar membangun peradaban, padahal hanya merusak kehidupan dan berakhir siksaan saat kematian.

Riset Alam Semesta: Penelusuran Tujuan Penciptaan Makhluk Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Semua dicipt...

Riset Alam Semesta: Penelusuran Tujuan Penciptaan Makhluk

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Semua diciptakan dengan tujuan yang benar. Sebutir pasir pun diciptakan dengan tujuan yang benar. Ragam pasir, beragam pula peruntukannya. Seperti tanaman, setiap tanaman memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda. Bagaimana mengambil kebaikan yang ada di alam semesta ini? Perhatikan tujuan penciptaannya.

Bagaimana mengetahui tujuan penciptaan setiap yang ada di alam semesta? Al-Qur'an menjelaskan bahwa tujuan penciptaan matahari dan bulan untuk mengetahui pergiliran waktu. Penciptaan gunung sebagai pasak. Di lautan ada ikan dan perhiasan. Angin mendorong awan. Hujan untuk menghidupkan bumi.

Allah menciptakan manusia untuk beribadah dan menjadi khalifah di muka bumi. Menciptakan beragam hewan untuk diambil daging, perhiasan dan membantu kemudahan dalam perjalanan. Allah menciptakan lalat untuk menggambarkan kelemahan manusia yang tidak bisa mengambil kembali apa yang dirampas oleh lalat.

Allah menciptakan malaikat dengan tujuan yang benar. Untuk membimbing manusia dengan diturunkan wahyu. Menurut hujan dan rezeki. Mencabut nyawa dengan meniup sangkakala. Mencatat perbuatan manusia. Setiap makhluk memiliki kekhasan dalam tujuan penciptaannya.

Manusia seragam. Hanya dibedakan laki-laki dengan wanita. Namun tinggal di wilayah berbeda-beda. Setiap kumpulan manusia menciptakan ekosistem tersendiri, saling terpaut, terkoneksi, dan berkolaborasi. Manusia dan makhluk lainnya bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal. Apa yang dikenal? Salah satunya tujuan penciptaannya.

Memahami tujuan penciptaan setiap makhluk sebuah cara agar hidup ini menjadi mudah dan sederhana. Tapi jangan dieksploitasi. Bagaimana cara memahaminya, tafakur dan tadabur. Perhatikan efek kehadirannya terhadap lingkungan di sekitarnya. Butuh penelitian, analisa dan ragam percobaan.

Apa peran kita diantara sepuluh milyar manusia? Perhatikan hobi, kecenderungan, dan terus mencoba di  berbagai bidang kehidupan. Agar tahu dimana titik optimalnya. Setiap peran ada kebaikan dan kemaslahatan yang unik bagi kehidupan di alam semesta.

Berjalan, Cara Mensyukuri Nikmat Kaki Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Yang tidak bisa jalan, ingin bis...

Berjalan, Cara Mensyukuri Nikmat Kaki

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Yang tidak bisa jalan, ingin bisa jalan. Yang bisa jalan, jarak puluhan meter pun naik kendaraan. Seorang anak kecil berjuang mati-matian, jatuh bangun, agar bisa jalan. Para sepuh yang tak bisa jalan karena penyakit tertentu, berjuang untuk jalan. Mengapa yang bisa jalan justru tidak mau jalan? Terus saja berkendaraan.

Di pasar, berbelanja di kaki lima pun sambil duduk di kendaraan.  Tak memakirkan dulu kendaraannya. Padahal kaki diciptakan untuk berjalan. Seandainya tidak ada buang air besar dan kecil, mungkin manusia tak mau berjalan lagi? Kendaraan merupakan alat bantu bermobilisasi tapi jangan abaikan peran kaki untuk berjalan.

Semakin berumur, semakin butuh untuk berjalan. Semakin banyak asupan makanan dan minuman justru semakin butuh banyak berjalan. Yang terjadi justru berkebalikan. Semakin berumur dan berharta, justru semakin malas untuk berjalan. Berjalan menjadi strata rendah. Berjalan menjadi hal yang aneh.

Perhatikan penyakit yang paling banyak membunuh manusia? Jantung, stroke dan diabetes. Penyebabnya, darah yang menggumpal dan kental, pembuluh darah yang menyempit, terlalu banyak tumpukan di dalam darah. Terlalu banyak energi tetapi tak diberdayakan. Akhirnya menjadi penyakit.

Penyakit keropos tulang terus menggerogoti. Apa penyebab tulang menjadi rapuh? Bagaimana tulang menjadi kuat? Apakah sekedar banyak konsumsi kalsium dan susu? Kaki yang jarang digunakan untuk bergerak bisa memunculkan kerapuhan tulang. Tulang dan otot yang terus digerakan akan semakin kuat dan kokoh.

Gerakan kaki menggerakkan jantung. Memberikan energi gerak pada jantung. Dari jantung, seluruhnya dipompa agar bergerak dan hidup. Jantung harus terus berdetak. Banyak yang ingin berumur panjang, namun mengapa tak memberi suntikan agar jantung terus berdetak?

Berjalan kakilah. Lenturkan kaki saat berjalan. Jangan ditegangkan. Biarkan seluruh otot dan urat dilemaskan saat digerakkan agar seluruh komponen dibagian kaki tertarik dan bergerak hingga terasa tarikannya sampai ke pinggang. Hingga terasa tarikannya sampai ke jantung. Berjalan kakilah, itulah cara mensyukuri nikmat kaki.

Keajaiban dengan Berdoa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Tanpa doa, tidak akan pernah ada keajaiban. Do...

Keajaiban dengan Berdoa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Tanpa doa, tidak akan pernah ada keajaiban. Doa itu senjata orang beriman. Para Nabi dan Rasul menghadapi persoalannya dengan doa. Kekuatan doa ada di shalat. Kedahsyatan doa ada di kesabaran.

Sarana memohon pertolongan, rahmat, ampunan, segala hal yang diinginkan dan dibutuhkan kepada Allah hanya melalui doa. Doa wujud penghambaan seorang hamba. Setiap permulaan dan akhir langkah panjatkanlah doa.

Adakah yang dapat menolong dan melindungi selain Allah? Selain Allah tak ada yang bisa menciptakan sesuatu. Tak bisa menggariskan takdir. Tak bisa menuliskan dan merubah sesuatu di Lauhul Mahfud.

Dalam surat Al-Isra, Allah memaparkan beragam kejadian, dari terombang ambingnya di lautan, dibenamkan ke bumi, azab yang datang tak terduga. Lalu Allah menegaskan disejumlah ayat bahwa tidak ada penolong, pembela dan pelindung kecuali Allah. Ini penegasan agar manusia sadar akan hukum dari sebuah pertolongan yang abadi.

Keteguhan para Nabi dan Rasul dalam berdakwah karena ditolong dan dilindungi Allah. Ketidaktergelinciran manusia oleh bisikan, was-was dan tipu daya syetan karena rahmat Allah. Terjaganya Nabi Yusuf dari godaan yang berat karena rahmat Allah.

Dengan hanya kekuatan doa, manusia mampu menghadapi tantangan apa pun di kehidupan ini. Tantangan untuk menguji, kepada siapa manusia berseru, bermunajat dan berdoa? Tantangan hidup untuk membuka tabir kepada siapa meminta tolong dan berharap?

Ingin mendapatkan kemudahan yang tak terduga? Ingin mendapatkan keajaiban tak terkira? Mudah saja, berdoalah. Sebuah ucapan yang memudahkan segala urusan. Namun mengapa banyak yang menyeru selain Allah? Mengapa banyak yang linglung menghadapi hidup?

Unik, Mengapa Wabah Dunia Dimulai dan Korbannya di Eropa? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Wabah cacar ...

Unik, Mengapa Wabah Dunia Dimulai dan Korbannya di Eropa?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Wabah cacar monyet mulai merebak. Dimana pusat penyebaran terbanyak? Spanyol, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Kanada, Brasil, Portugal, Italia dan Belgia. Saat Covid-19 pun, Eropa dan Amerika menjadi wilayah yang paling banyak korbannya. Mengapa sebagian besar wabah yang mendunia dimulai dan  terjadi di Eropa?

Maut Hitam, disebut juga Wabah Hitam atau Black Death, adalah suatu pandemi hebat yang pertama kali melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351) dan membunuh sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa

Penyakit yang sama diduga kembali melanda Eropa pada setiap generasi dengan perbedaan intensitas dan tingkat fatalitas yang berbeda hingga abad 1700-an. Beberapa wabah penting yang muncul kemudian antara lain Wabah Italia (1629 – 1631), Wabah Besar London (1665 – 1666), Wabah Besar Wina (1679), Wabah Besar Marseille (1720 – 1722), serta wabah pada tahun 1771 di Moskwa.

Flu Spanyol, pandemi flu 1918, sangat mematikan yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1. Virus ini menjangkiti sekitar 500 juta orang (sepertiga dari populasi dunia pada saat itu) dalam empat gelombang berturut-turut dari Februari 1918 hingga April 1920. Korban meninggal mungkin mencapai 100 juta jiwa, pandemi ini menjadi paling mematikan dalam sejarah umat manusia

Wabah Kelaparan Besar (The Great Famine) mengacu pada kejadian meluasnya kelaparan di Eropa pada rentang waktu antara tahun 1845–1852. Walaupun melanda banyak negara Eropa saat itu, dampak terparah terjadi di Irlandia dan Skotlandia

Perang Dunia I (PD1) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa, dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta prajurit gugur.

Perang Dunia II, sebuah perang global mulai tahun 1939 sampai 1945. Yang melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semua kekuatan besar Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer.

Kisah Maulana Hasanuddin, Anak Wali Songo yang Jadi Raja Pertama Kesultanan Banten Andryanto Wisnuwidodo Selasa, 19 Oktober 2021...


Kisah Maulana Hasanuddin, Anak Wali Songo yang Jadi Raja Pertama Kesultanan Banten

Andryanto Wisnuwidodo Selasa, 19 Oktober 2021 - 08:59:00 WIB


JAKARTA, iNews.id - Maulana Hasanuddin merupakan pendiri Kesultanan Banten yang dinobatkan menjadi raja pada tahun 1525. Dia bergelar Pangeran Sabakingkin atau Seda Kingkin yang bertakhta di Banten dalam rentang waktu1525-1570 M.

Maulana Hasanuddin merupakan putra dari salah satu Wali Songo yaitu Asy-Syaikh Maulana Sultan Syarif Hidayatullah Al-Azhamatkhan Al-Husaini Al-Cirbuni Shahib Jabal Jati (Sunan Gunung Jati). Dia Raja Banten pertama yang termasyhur dengan nama lain Sulthanul-Auliya' Wal Arifin Asy-Syaikh Sultan Syarif Maulana Hasanuddin Al-Azhamatkhan Al-Husaini Al-Bantani.

Kesultanan Banten yakni sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Tatar Pasundan, Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kesultanan Cirebon dan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan lalu menjadikannya sebagai kawasan perdagangan.

Berdasarkan sejarah Banten dalam 'Banten dalam Perjalanan Jurnalistik'' yang ditulis Lukman Hakim, awalnya berdiri Kerajaan Banten di Banten Girang. Kerajaan ini sebelum Hasanuddin dinobatkan menjadi raja Banten yang pertama.

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah bersama anaknya Hasanuddin kemudian memimpin pasukan Demak pada awal abad XVI menaklukkan Kerajaan Banten. Selama masa kepemimpinan dua tokoh karismatik tersebut, kerajaan menjadi makmur dengan menghasilkan lada yang menjadi sumber perdagangan di masa tersebut.

Pada awal masa kekuasaan Maulana Hasanuddin, pusat pemerintahan Kesultanan Banten berada di Banten Girang. Kala itu, transportasi utama dilakukan melalui Sungai Cibanten sepanjang 13 km dari Teluk Banten.

Dalam catatan sejarah, transportasi yang menghubungkan pelabuhan dengan Banten Girang yakni melalui Sungai Cibanten dan jalan darat terdapat di kedua sisi sungai tersebut.

Sebelumnya, ketika masih menjadi bagian kekuasaan Pajajaran dengan pusat pemerintahan di Banten Girang, Banten belum dikenal luas di kalangan pedagang.

Setelah Sunan Gunung Jati dan Maulana Hasanuddin menaklukkan daerah tersebut, ditetapkanlah Surosowan sebagai Ibu Kota Kerajaan Islam Banten dengan raja pertamanya Maulana Hasanuddin.

Saat Maulana Hasanuddin berkuasa, rakyat Banten lebih senang menyebutnya dengan sebutan Pangeran Sabakingkin yang artinya rindu dengan kebijaksanaan. Di masa kekuasaan Maulana Hasanuddin, Kota Banten Lama meliputi area seluas 1.200.000 m2.

Pangeran Sabakingkin juga membangun menara penjagaan di utara dekat pantai yang terbuat dari kayu dan dilengkapi persenjataan meriam.

Maulana Hasanuddin juga membangun keraton dan Benteng Surosowoan serta Masjid Agung Banten. Raja Maulana Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 dan dimakamkan di Halaman Masjid Agung Banten di sebelah utara.

Setelah wafat, Maulana Hasanudin digantikan puteranya Maulana Yusuf, Panembahan Pekalangan Gede.


Editor : Donald Karouw

https://www.google.com/amp/s/regional.inews.id/amp/berita/kisah-maulana-hasanuddin-anak-wali-songo-yang-jadi-raja-pertama-kesultanan-banten

Riwayat Ibnu Bajjah, Sang Filsuf dari Sarqusthan Ibnu Bajjah menggagas klasifikasi manusia berdasarkan pertalian mereka dengan A...


Riwayat Ibnu Bajjah, Sang Filsuf dari Sarqusthan

Ibnu Bajjah menggagas klasifikasi manusia berdasarkan pertalian mereka dengan Akal Aktif.
OLEH HASANUL RIZQA

Di Andalusia, perkembangan filsafat Islam ditopang para pemikir brilian. Di antara mereka adalah Ibnu Bajjah. Sang filsuf menjadi inspirasi tokoh-tokoh sesudahnya, semisal Ibnu Thufail, Ibnu Rusyd, dan Ibnu Khaldun.


Selama hampir 800 tahun, Islam menghadirkan peradaban yang gemilang di Semenanjung Iberia, ujung barat Benua Eropa. Dataran yang kini terdiri atas negara Spanyol dan Portugal itu melahirkan banyak cendekiawan yang brilian pada abad pertengahan.

Sejarah mencatat, kaum terpelajar Andalusia—sebutan bagi daulah Islam di sana—tidak hanya berasal dari kalangan Muslim, melainkan juga non-Muslim. Hal itu menunjukkan tingginya budaya kosmopolitan yang berbalut kemajemukan.


Dalam bidang filsafat, salah satu sarjana yang berperan besar di Andalusia abad ke-12 M adalah Ibnu Bajjah. Orang-orang Eropa menyebutnya dengan pelafalan bahasa Latin, Avempace. Gagasan-gagasannya menyoroti banyak topik, termasuk fenomenologi jiwa (soul phenomenology).

Bahkan, sesungguhnya ia merupakan seorang polymath alias ilmuwan yang serba bisa. Kepakarannya tidak melulu pada disiplin filsafat, tetapi juga sastra, gramatika Arab, ilmu musik, fisika, astronomi, dan kedokteran. Salah satu karyanya yang membahas botani, Kitab an-Nabat (Buku Tumbuh-tumbuhan), menjadi rujukan yang populer di kampus-kampus Eropa hingga awal abad modern.

Pemilik nama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shaigh at-Tujibi bin Bajjah itu lahir di Sarqusthan atau kini Zaragoza tahun 1080 M/487 H. Pada zaman itu, kota tersebut merupakan salah satu dari puluhan negara-kecil (taifa) yang terbentuk sejak runtuhnya pengaruh Bani Umayyah di Andalusia. Barulah ketika sang filsuf berusia 34 tahun, kampung halamannya menjadi bagian dari kekuasaan Dinasti Murabithun.

Keterangan tentang riwayat masa kecilnya tidak banyak diketahui. Yang jelas, pendidikan dasar diperolehnya di Sarqusthan. Hingga berusia muda, dia terus belajar kepada sejumlah guru di kota kelahirannya maupun Andalusia pada umumnya.

Ibnu Bajjah muda semakin dikenal sebagai ilmuwan yang terkemuka. Karena itu, reputasinya sampai ke telinga raja Murabithun, yang baru saja menaklukkan Sarqhustan pada 1114 M. Sang raja menunjuk Abu Bakar Ali bin Ibrahim as-Sahrawi sebagai gubernur baru yang bertugas memimpin pemerintahan kota tersebut.


Reputasinya sampai ke telinga raja Murabithun, yang baru saja menaklukkan Sarqhustan pada 1114 M.
  
Abu Bakar as-Sahrawi menjalin hubungan yang baik dengan para ulama dan cendekiawan lokal, termasuk Ibnu Bajjah. Malahan, pemikir yang banyak dipengaruhi ide-ide Aristoteles itu kemudian diangkat menjadi perdana menteri setempat. Karena itu, salah satu julukannya adalah wazir al-hikmah.

Sekitar empat tahun berlalu. Pengaruh Murabithun melemah. Pada 1116, as-Sahrawi gugur dalam sebuah pertempuran melawan pasukan Kristen di perbatasan. Untuk mengenang wafatnya sang gubernur, Ibnu Bajjah diketahui membuat sebuah puisi dukacita atau elegi.

Pada 18 Desember 1118, Sarqusthan akhirnya jatuh ke tangan Kerajaan Aragon. Raja Alfonso I lebih lanjut menjadikan kota tersebut sebagai pusat kekuasaannya. Sejak saat itu, kehidupan umat Islam setempat berubah drastis. Terjadi marak persekusi terhadap mereka di sana.

Ibnu Bajjah sempat hijrah ke Valencia, yang ketika itu menjadi basis pasukan Ibrahim bin Tasyrifin. Keberadaannya di sana tidak lama. Kemudian, ia pergi ke Seville dengan identitas sebagai seorang dokter. Namun, daerah itu juga diserbu balatentara Alfonso sehingga dia berpindah lagi, kali ini ke Granada.

Situasi politik dan keamanan di Andalusia masih tidak stabil. Murabithun di bawah pimpinan Ali bin Yusuf bin Tasrifin terus berjuang menghalau ekspansi Aragon.

Ibnu Bajjah juga memiliki masalahnya sendiri. Popularitasnya memang menanjak, tetapi fitnah pun bertubi-tubi datang menghampirinya. Berkali-kali, ia dituding sebagai seorang ahli bidah.

Di Syatibah, sebelah selatan Valencia, Ibnu Bajjah pernah ditangkap dan dipenjara amir setempat. Kuat dugaan, penahanan itu dilakukan karena pengaruh tuduhan bidah tersebut. Karena tidak terbukti bersalah, dia pun dibebaskan.

Akhirnya, Ibnu Bajjah memilih untuk meninggalkan Andalusia. Menyeberangi Selat Jabal Thariq, ia pun tiba di Maghribiyah, Afrika utara. Di Kota Fas, dia diterima dengan tangan terbuka oleh bangsawan Murabithun, Yahya bin Yusuf bin Tasrifin.

Dengan latar belakang kemampuan dan keilmuannya yang mumpuni, ia pun diberi jabatan tinggi. Selama dua dekade, posisi elite itu didudukinya hingga tutup usia pada tahun 1138 M. Sosok yang disebut-sebut sebagai guru Ibnu Rusyd (Averroes) itu mengembuskan nafas terakhir usai diracun oleh salah seorang pembencinya yang juga dokter kenamaan, Abul Ala bin Zuhr.

Menurut Syamsuddin Arif dalam “Filsafat Islam Antara Tradisi dan Kontroversi” (2014), perkembangan filsafat yang digerakkan para pemikir Muslim di sepanjang sejarah tidak terlepas dari kebudayaan-kebudayaan pra-Islam, khususnya Yunani kuno. Para penekun filsafat pada periode awal, seperti al-Kindi (801-873 M) dan al-Farabi (870-950 M), banyak bergelut dengan karya-karya filsuf Yunani—semisal Plato, Sokrates, dan Aristoteles.

Josep Puig Montada dalam Stanford Encyclopedia of Philosophy menjelaskan, maraknya kegiatan berfilsafat di Andalusia terjadi lebih belakangan daripada kawasan sisi timur dunia Islam, semisal Syam atau Irak.

Pada abad ke-10, buku-buku yang berkaitan dengan pemikiran Ikhwan ash-Shafa—sebuah perkumpulan “misterius” yang dibentuk para pemikir di Basrah—diketahui sampai ke Andalusia. Tokoh yang diduga menyebarkannya adalah Maslamah bin Ahmad al-Majriti, seorang filsuf kelahiran tahun 950 M dari Madrid.

Khususnya di Sarqusthan, jejak-jejak filsafat dapat ditelusuri pascawafatnya al-Majriti, yakni pada peranan Solomon bin Gabirol atau Avicebron. Pemikir dari kalangan Yahudi itu memperkenalkan neo-Platonisme kepada publik Barat. Gagasan-gagasannya, terutama yang termaktub dalam buku Yanbu al-Hayyah (Sumber Kehidupan), diterjemahkan ke dalam Latin pada 1150 dan mengilhami skolastisisme abad pertengahan di Eropa.

Dua generasi kemudian, tokoh berikutnya memberikan warna baru bagi tumbuhnya filsafat Islam di Andalusia. Dialah Abu Bakar Muhammad Ibnu Bajjah. Agak berbeda dengan para pendahulunya, ia sangat dipengaruhi pemikiran Aristoteles.

Menurut Mian Mohammad Sharif dalam A History of Muslim Philosophy, Ibnu Bajjah membaca dengan teliti dan mengomentari karya-karya pemikir Yunani kuno tersebut. Dalam beberapa hal, filsuf Andalusia itu mengandalkan al-Farabi untuk menelaah filsafat.

Tidak seperti sosok yang berjulukan “guru kedua” setelah Aristoteles itu, Ibnu Bajjah memakai metode yang berlandaskan pada nalar untuk mendekati masalah-masalah filsafat.
  
Namun, tidak seperti sosok yang berjulukan “guru kedua” setelah Aristoteles itu, Ibnu Bajjah memakai metode yang berlandaskan pada nalar untuk mendekati masalah-masalah filsafat.

Sebagai contoh, pemikiran Aristoteles mengenai substansi dan aksiden. Yang pertama tersebut merupakan hal yang utama dan fundamental. Itu membedakannya dengan kategori-kategori lain yang adalah aksidennya belaka.

Katakanlah, sebuah meja. Substansinya adalah “maujud” meja. Adapun model, warna, fungsinya di ruangan, dan lain-lain itu sekadar aksidennya saja. Totalitas benda itu adalah meja. Bahwa benda itu terbuat dari kayu, berwarna hijau, dipakai untuk makan, dan lain-lain—itu hanyalah menunjukkan kekhasannya, yang bukan pokok fundamental tentangnya.

Mengenai teori Aristoteles itu, Ibnu Bajjah menambahkan perihal empat aksiden rohani yang dipandangnya berpusat dalam diri insan. Pertama, aksiden yang muncul karena adanya indera.

Kedua, aksiden yang lahir lantaran adanya tingkah laku. Misalnya, rasa dahaga membuat orang segera mencari air. Dua aksiden terawal ini tidak hanya ditemukan pada manusia, tetapi juga binatang.

Ketiga, aksiden yang terwujud melalui hasil pemikiran akal rasional. Inilah yang dimiliki manusia (biasa). Keempat, aksiden yang ada akibat “akal aktif”. Wahyu yang diterima nabi, mimpi yang benar atau ilham yang diperoleh seorang bijaksana dapat digolongkan ke dalam jenis yang terakhir ini.

Pembahasannya mengenai “akal aktif” tidak terlepas dari legasi al-Farabi. Sang “guru kedua” berpandangan, setiap insan memiliki “watak bawaan” sehingga siap menerima bentuk-bentuk pengetahuan universal, termasuk kebenaran (tentang adanya Tuhan).

“Watak bawaan” itu diistilahkannya sebagai akal potensial (al-‘aql bi al-quwwah). Seperti tampak pada namanya, isinya adalah potensi-potensi yang akan mengabstraksikan bentuk-bentuk pengetahuan yang diserapnya. Akal potensial, setelah itu, meningkat menjadi akal aktual (al-‘aql bi al-fi’il).

Proses abstraksi, menurut al-Farabi, hanya dapat terjadi setelah akal potensial menerima “cahaya” dari akal aktif. Hubungan antara akal aktif dan akal potensial itu seumpama matahari dan mata-manusia.

Dalam kegelapan yang pekat, sepasang mata hanyalah “penglihatan potensial.” Sementara itu, matahari yang merupakan sumber cahaya melakukan penyinaran.

Dengan menerima cahaya atau pantulan cahaya itu, “penglihatan potensial” mata berubah menjadi “penglihatan aktual". Maka, objek-objek yang tadinya berpotensi dilihat menjadi benar-benar terlihat oleh mata.

Cahaya matahari pun memungkinkan mata untuk menemukan matahari itu sendiri. Dengan mekanisme seperti itu, “cahaya” akal aktif menyebabkan akal potensial berubah menjadi akal aktual, yang bahkan bisa memahami akal aktif itu sendiri.

Sampai di sini, tampaklah bahwa al-Farabi dan juga Ibnu Bajjah merupakan kalangan pemikir yang meyakini, pengetahuan tidak diperoleh hanya melalui indra (empiris). Bagi mereka, bantuan Akal Aktif diperlukan sebagai inteligensi yang mengatur dan yang membuat manusia bisa mencapai isi ilmu, penalaran apodiktik, atau pengetahuan yang bersifat niscaya.

Terkait itu, Ibnu Bajjah menggagas klasifikasi manusia berdasarkan pertalian mereka dengan Akal Aktif. Pertalian yang dimaksud tidak bersifat afektif, apalagi indrawi, melainkan intelektual.

Gagasannya itu dituangkan dalam kitab Risalat al-Ittishal al-‘Aql bi al-Insan (Uraian tentang Persatuan Intelek dengan Manusia). Karya itu merupakan himpunan surat-menyurat yang dilakukannya dengan murid kesayangan, Ibnu al-Imam. Karena termaktub di sana, buah pikirnya mengenai kelas-kelas manusia itu di kemudian hari dikenal sebagai Teori Ittishal.

https://www.republika.id/posts/29533/riwayat-ibnu-bajjah-sang-filsuf-dari-sarqusthan

Garis Edar Angkasa dan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Perhatikan angkasa raya, mengapa antar ...

Garis Edar Angkasa dan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Perhatikan angkasa raya, mengapa antar galaksi tidak saling berbenturan? Mengapa antar planet tidak saling berbenturan? Mengapa antar benda-benda di angkasa raya tak saling berbenturan? Padahal "penghuni" angkasa raya sangat rumit seperti kehidupan manusia di muka bumi.

Bisakah merasakan kesempurnaan takdir Allah saat membawa kendaraan motor atau mobil di jalan yang sempit? Pernahkah saling berhadapan antar kendaraan sehingga menjadi macet total? Pernahkah menemukan dua kendaraan yang bertemu di jalan sempit lalu tidak ada tempat bagi salah satu kendaraan untuk menepi?

Seluruh benda di angkasa raya ada garis edar atau lintasannya sendiri. Ada planet yang garis edarnya berbentuk bulat, oval, lonjong dan agak zig-zag, mengapa tak saling berbenturan?  Para ahli antariksa mencoba memecahkan teka-teki ini? Mengapa mereka tak mencari rahasianya di Al-Qur'an?

Perjalanan hidup manusia ada garis edarnya sendiri, seperti benda-benda di ruang angkasa.  Urusan  rezeki, jodoh, karir dan kesuksesan setiap manusia memiliki garis orbitnya sendiri. Namun mengapa terus terjadi konflik-konflik kepentingan?

Apa penyebab terbesar kecelakaan lalu lintas? Ego, marah, tak stabil emosinya dan tak memperhatikan aturan berlalu lintas. Saat manusia memiliki takdirnya sendiri atau sudah tercatat garis edarnya sendiri. Mengapa sering terjadi konflik kepentingan? Iri, dengki, ingin hidup bermewahan, dan penyakit hati lainnya.

Seluruh benda-benda di angkasa raya selalu bersujud dan bertasbih. Itulah kesibukan per detiknya. Tak ada keinginannya selain beribadah. Mereka tak sempat melihat kelebihan antar benda-benda angkasa. Bagaimana dengan manusia?

Kesibukan manusia, lebih banyak saling berbangga , bermewahan, kikir dan tak pernah merasa cukup. Dalam hatinya, menyelusup kedengkian, iri, mencintai dan saling berlomba terhadap terhadap dunia. Inilah penyebab, garis edar manusia menjadi kacau, padahal apa yang diraihnya sesuai garis edar yang ditentukan Allah. Inilah kebodohan dan kelelahan yang tak berguna.

Ilmu, Perjalanan yang Tak Pernah Selesai Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Ilmu manusia apakah pasti seb...

Ilmu, Perjalanan yang Tak Pernah Selesai

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Ilmu manusia apakah pasti sebuah kebenaran? Apakah ilmu itu sebuah titik akhir? Apakah ilmu itu pasti memberikan solusi terbaik? Bukankah setiap zaman selalu muncul teori baru yang membantah teori lama? Bukankah setiap masa muncul para pembaharu?

Ilmu itu datangnya dari sisi Allah bukan dari sisi manusia. Ilmu itu hasil pengamatan, penyelidikan, analisa, dan pemahaman terhadap fenomena alam semesta dan kehidupan. Siapakah yang mendesain fenomena alam semesta dan kehidupan? Bukankah semua fenomena sudah tertulis di Lauhul Mahfud sebelum alam semesta diciptakan dan kehidupan dimulai?

Luas atau sempitnya ilmu tergantung seberapa luas dan dalamnya manusia terhadap fenomena alam semesta dan kehidupan ini. Fenomena yang ada bukanlah titik akhir. Dia dipengaruhi banyak hal. Fenomena yang sama bisa menghasilkan ilmu yang berbeda-beda karena banyak hal yang mempengaruhinya.

Ilmu harus dibimbing oleh Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Tanpa bimbingan, ilmu hanya membuahkan perselisihan. Ilmu adalah cara pandang dan pemahaman atas sesuatu. Padahal pemahaman terhadap sesuatu sesuai yang ditangkap saat meneliti dan mengamati di waktu, ruang dan media yang terbatas.

Banyak yang menghabis waktu, tenaga dan sumber daya untuk ilmu. Padahal ilmu itu bukan final kebenaran. Kebenaran yang final ada di Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Mencurahkan yang belum tentu kebenarannya, namun menanggalkan kebenaran yang sesungguhnya. Itulah berilmu yang dikepung kebodohan.

Bila berdebat soal ilmu, berlapang dadalah. Sebab pada dasarnya semua manusia bodoh. Yang tahu kebenaran hanya Allah. Maka berdebatlah dengan menghormati dan menghargai jerih payahnya dalam mengamati, memperhatikan, memahami dan menyimpulkannya. Terimalah sebagai sebuah khazanah, yang ada di alam dan kehidupan ini sangat kompleks untuk dipahami manusia. Setiap manusia hanya melihat bagian terkecil saja dan bukan keseluruhannya.

Ilmu harus dicari dan digeluti, namun tak ada ilmu yang final. Bila perjalanan alam semesta belum tuntas maka perjalanan ilmu tidak akan mencapai garis finish pula. Ilmu yang dibukakan Allah kepada manusia sejalan dengan perjalanan alam semesta. Agar manusia tak bergelut dengan perjalanan panjang keilmuan, Allah menurunkan kitab suci, mengutus para Nabi dan Rasul untuk membimbing perjalanannya.

Sensitivitas Terhadap Rahmat Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Belajar hanya menyerap ilmu yang su...

Sensitivitas Terhadap Rahmat Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Belajar hanya menyerap ilmu yang sudah ada. Bertafakur dan bertadabur, akan membuka ilmu yang sebelumnya tidak pernah ada. Tanda-tanda kebesaran Allah tak bertepi. Andai ingin ditulis, sebanyak apapun tinta samudera tidak akan cukup untuk menulisnya. Tanda-tanda kebesaran Allah tak bertepi dan tak ada ujungnya.

Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Siang malam adalah rahmat Allah. Matahari dan bulan, langit dan bumi beserta yang ada dikeduanya merupakan rahmat Allah. Rahmat Allah yang terbesar adalah Islam. Sibuk mentafakuri dan mentadaburi rahmat Allah, membuat diri tak berkesempatan untuk melakukan yang sia-sia.

Dari seekor cacing tanah, sangat terasa rahmat Allah. Dari gerombolan semut dan rayap, terasa rahmat Allah. Dari seonggok garam, terasa pula rahmat Allah. Dalam kotoran binatang ternak, sungguh terasa rahmat Allah-nya. Bila rahmat Allah telah dirasakan meliputi segala sesuatu, maka hati, akal dan jiwa akan sibuk dengan menikmati rahmat Allah. Kesibukannya bersama Allah.

Apakah merasakan rahmat Allah dalam setiap basuhan air di saat berwudhu? Apakah merasakan  rahmat Allah dalam setiap huruf Al-Qur'an? Apakah merasakan rahmat Allah dalam setiap gerakan dan bacaan shalat? Bila belum, mengapa Allah masih menutupinya? Adakah sesuatu dengan diri ini?

Ada dinding dan pembatas antara rahmat Allah dengan sensitivitas diri dalam merasakan hadirnya rahmat Allah. Tidak adanya sensitivitas dalam merasakan rahmat Allah dan tanda kekuasaan Allah merupakan bencana kehidupan. Tak melihat keindahan dan ketakjuban. Tak merasakan kedahsyatan dan keterpesonaan. Tak menikmati kesegaran dan kegairahan.

Bila setiap saat menemukan rahmat dan tanda kekuasaan Allah yang selalu baru, maka tidak akan terhempas oleh kebosanan, rutinitas yang hampa, pengulangan yang tak menarik dan suasana yang beku. Setiap saat ada warna baru yang terbarukan tanpa henti.

Kepada siapa Allah membuka tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya? Kepada siapa Allah membuka rasa sensitivitas akan rahmat-Nya? Hanya mereka yang rindu akan pertemuan dengan Allah. Mereka tak saja ingin bertemu di akhirat, tetapi juga menyaksikan Allah di dunia ini.

Hanya Satu Sumber Bencana Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Al-Qur'an mengkaitkan bencana dengan ked...

Hanya Satu Sumber Bencana

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Al-Qur'an mengkaitkan bencana dengan kedurhakaannya kepada Allah. Sekarang manusia mengkaitkan kerusakan alam dengan bencana.  Mengapa cara mindsetnya berbeda? Sibuk memperbaiki alam. Sibuk dengan program menanam dan energi terbarukan. Namun mengabaikan pokok utama kerusakan alam, yaitu durhaka kepada Allah.

Kerusakan alam adalah akibat bukan sebab. Seperti memperbaiki pemerintah, sibuk memperbaiki sistem, namun bila manusia  yang merancang, membuat, menjalankan, mengawasi dan menegakkannya sudah rusak, apakah bisa memperbaiki tata kelola pemerintahannya?

Generasi terus berganti. Generasi baru datang dengan mengoreksi kesalahan generasi sebelumnya. Namun mengapa generasi baru pun jatuh di lubang yang sama? Peralihan Orde Lama ke Orde Baru, lalu ke era Reformasi. Mengapa persoalannya sama, padahal generasinya berbeda?

Orde Lama dengan Demokrasi Terpimpinnya. Orde Baru dengan mengedepankan pertumbuhan ekonominya. Sekarang era dimana para penguasa mendengungkan "NKRI Harga Mati". Mengapa hasilnya sama? Yaitu kediktatoran walaupun dengan ragam yang berbeda. Pembungkaman dengan strategi yang berbeda.

Cara pemilihan Presiden dan Kepala Daerahnya berbeda. Namun mengapa hasil pengelolaan kekuasaannya tetap sama? Padahal tingkat pendidikan semakin baik. Pengetahuan dan informasi semakin terbuka. Namun mengapa hasilnya tetap sama?

Korupsi semakin meningkat, disaat semakin banyak lembaga kekuasaan yang dilibatkan untuk pemberantasan korupsi. Korupsi semakin merebak, di saat ormas dan elemen masyarakat semakin banyak yang terlibat dalam pengawasan. Semakin banyak lembaga dan eksponen yang mengawasi, mengapa korupsi semakin merebak?

Semuanya bukan soal sistem dan pengawasan. Semuanya bukan mindset generasi yang berbeda. Semuanya tentang kedurhakaan manusia kepada Allah dalam membangun peradabannya. Allah dicampakan. Iman dibuang. Syariat diperolok. Nabi dihinakan. Inilah bencana yang terus mengepung manusia.

Mimpi Terindah Dalam Hidupku Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Mengabadikan mimpi. Mimpi mukmin merupaka...

Mimpi Terindah Dalam Hidupku

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Mengabadikan mimpi. Mimpi mukmin merupakan tanda kenabian. Banyak kisah mimpi para ulama yang diabadikan imam Ibnu Qayim Al-Jauzi dalam kitabnya Ar-Ruh. Seolah-olah mimpi menjadi perantara antara bumi dengan alam ruh.

Salah satu tafsir mimpi terbaik di kalangan Sahabat adalah Abu Bakar. Saat Rasulullah saw mengutarakan mimpinya tentang tangga Rasulullah saw lebih tinggi 2,5 tangga dengan Rasulullah saw, maka Abu Bakar menafsirkan bahwa kematian dirinya setelah 2,5 tahun pasca wafatnya Rasulullah saw.

Para istri Rasulullah saw, sudah tahu bahwa mereka akan diperistri oleh Rasulullah saw. Mereka bermimpi yang luar biasa sebelum dilamar dan dinikahi Rasulullah saw. Alam mimpi seperti sebuah jendela yang membuka sesuatu.

Banyak firasat kelahiran orang besar yang diambil dari mimpi. Seperti kelahiran Umar bin Abdul Aziz yang dijuluki Khalifatur Rasyid di era Nabi Umayyah. Mimpi tak selamanya benar. Namun ada mimpi yang pasti benar yaitu bertemu dengan Rasulullah saw. Bagaimana bertemu Rasulullah saw walaupun di dalam mimpi? Untuk melepaskan rindu kepada beliau?

Semalam saya bermimpi, berkumpul dengan para guru ngajiku yang sudah wafat. Dalam mimpi, saya mendengar sayup-sayup majlis ilmu yang membahas sebuah kitab. Kitab itu berbahasa Arab, tapi entah kenapa seolah-olah saya memahaminya. Setiap kitab itu dibacakan saya menangis tersedu-sedu.

Saat tengah menangis, seorang guru ngajiku mengajak ku bergabung. Aku mengikuti beliau dalam sebuah majlis yang melingkar. Semuanya berpakaian putih. Ku mendengarkan  kajian kitab sambil terus menangis. Tiba-tiba salah seorang dari mereka yang merupakan guru ngajiku menegurku, "Mengapa kamu bisa kumpul di majlis ini?" Aku pun terdiam tak tahu.

Salah seorang guru ngajiku berkata, "Karena engkau pernah membantu mengajar ngaji dari salah satu dari ustadz yang ada disini." Dalam majlis tersebut dikatakan bahwa Umar bin Khatab pun ada dalam lingkaran majlis tersebut. Inilah mimpi paling indah selama hidupku.

Ensiklopedia Bencana dan Solusinya Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Al-Qur'an memuat ragam bencana ...

Ensiklopedia Bencana dan Solusinya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Al-Qur'an memuat ragam bencana dan azab yang ditimpakan kepada kaum yang durhaka. Mengapa tak dijadikan ensiklopedi ragam bencana di bumi dari masa ke masa? Ragam bencana di muka bumi tidak akan berbeda dan berubah  dengan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Hukum Allah tak pernah berubah.

Perhatikan di era Firaun, Mesir diserang wabah kodok, belalang, banjir darah, dan kutu. Bagaimana cara Firaun menyelesaikannya? Memohon doa kepada Nabi Musa untuk menghilangkannya. Saat wabah hilang, Firaun menyalahkan Nabi Musa dengan anggapan bahwa wabah datang karena kedatangan Nabi Musa.

Perhatian apa yang terjadi di era Firaun dengan ragam wabah yang menghempasnya? Kekuasaan untuk kezaliman,  kediktatoran dan penindasan. Kekayaan untuk kesombongan dan keangkuhan. Ilmu dan teknologi untuk "menantang" Tuhan. Bila semuanya berpadu, wabah akan menghempasnya. Bagaimana bila karakter ini sudah mendunia?

Ada bencana yang disebabkan oleh karakter penguasa. Ada juga yang disebabkan oleh kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Bencana di era Nabi Shaleh disebabkan kedurhakaan dalam pengelolaan ekonomi dan bisnis, yaitu memanipulasi timbangan. Hancurnya karakter sosial dan budaya masyarakat menyebabkan bencana di era Nabi Luth.

Kaum Aad di era Nabi Hud, kemakmuran dan kesejahteraan digunakan untuk membangun infrastruktur bangunan tinggi di bukit dan pegunungan untuk menonjolkan kemewahan dan kesombongan. Membangun benteng yang kokoh agar tidak dihantui oleh kematian. Karakter masyarakat ini menyebabkan datangnya bencana.

Kedurhakaan kepada Allah menyebabkan ragam kerusakan pada penguasa dan masyarakat. Kehancuran sebuah kaum memiliki akar masalah yang sama yaitu kedurhakaan kepada Allah. Namun penyakit yang menghinggap pada penguasa dan masyarakat berbeda-beda sesuai kondisi dan zamannya. Maka bencana yang menerpanya akan berbeda-beda pula.

Bagaimana kaum Nabi Yunus merubah bencana menjadi kemakmuran? Bagaimana panas iklim yang membuat padang pasir menghitam di era Umar diselesaikan? Bila solusinya dengan ilmu dan rekayasa teknologi, berapa lama tuntasnya? Umar bin Khatab menyerukan untuk meninggalkan maksiat dan banyak bersedekah. Umar meminta paman Rasulullah saw, Abbas bin Abdul Muthalib, sebagai wasilah berdoa kepada Allah saat shalat Istisqa. Dalam Islam ada jalan pintas untuk menyelesaikan bencana dan wabah.

Radikalisasi Penurunan Pemanasan Global Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Suhu panas di Inggris mencapai...

Radikalisasi Penurunan Pemanasan Global

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Suhu panas di Inggris mencapai 40 derajat celsius. Pengawal Ratu Inggris ada yang pingsan saat parade karena kepanasan. Pengawal istana kerajaan Inggris tak lagi segarang dulu, karena harus sering minum. Inilah suhu terpanas sepanjang sejarah Inggris. Apakah secepat ini pemanasan global?

Di Portugal, 1.000 orang wafat karena efek gelombang panas. Sungai di Jerman, Italia, Spanyol kekeringan. Kebakaran besar terjadi di Yunani dan Inggris. Belanda pun dihantam suhu terpanas disepanjang sejarahnya. Beberapa daerah di Cina mulai dihantam gelombang panas juga.

Seorang teman ada yang berkata bahwa ada siklus waktu tertentu bumi akan diterjang kemarau panjang.  Bumi akan menghadapi kekeringan yang luar biasa. Apakah ini sesuai dengan siklus prilaku manusia yang menyimpang? Saat sebuah kaum durhaka maka bumi pun meresponnya.

Kekafiran akan menyebabkan datangnya bencana yang dekat, sebelum azab yang besar di akhirat. Mengapa azab itu bertingkat? Allah masih memberikan kesempatan manusia di dunia untuk kembali kejalan yang benar. Saat nasihat dan seruan tak lagi didengarkan dan dipatuhi, maka cara kembali ke jalan yang benar dengan siksaan.

Kekafiran dan kedurhakaan manusia memiliki pola yang sama. Bagaimana nasib kaum umat terdahulu bila kafir dan durhaka? Apa yang terjadi pada umat terdahulu, akan terjadi pula pada umat hari ini dan umat yang akan datang. Ketetapan Allah tak pernah berubah. Seperti itu Al-Qur'an menjelaskan. Tidak akan pernah ada perubahan dalam hukum Allah.

Bagaimana para Nabi dan Rasul menghadapi iklim yang ekstrim? Bagaimana bimbingan Rasulullah saw dalam menghadapi cuaca yang ekstrim? Bagaimana Umar bin Khatab menghadapi cuaca ekstrim hingga pasir pun berwarna hitam karena sangat panasnya? Seperti di Eropa ada bukit pasir yang terbakar pula.

Apakah sekedar pengurangan emisi karbon dan efek rumah kaca? Apakah sekedar menanam pohon saja? Apakah hanya dengan teknologi ramah lingkungan saja? Apakah prilaku tersebut bisa meradikalisasi penurunan pemanasan global? Mari menggali kembali cara Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw dalam mempercepat proses penurunan pemanasan global.

Andalusia dan Ibnu Khaldun bagi Dunia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Di usia 50 tahun, Ibnu Khaldun m...

Andalusia dan Ibnu Khaldun bagi Dunia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Di usia 50 tahun, Ibnu Khaldun meninggalkan seluruh aktifitas politiknya. Dia memilih jalan seperti Imam Al-Ghazali, menyendiri dan berkhalwat. Walaupun dia ditawari jabatan strategi oleh kaisar Timur Lenk.

Dalam berkhalwatnya, Ibnu Khaldun menelurkan karya fenomenal yaitu kitab Muqadimah, dia pun dijuluki sebagai bapak Sosiologi dunia oleh para cendikiawan. Bagaimana dia meramu keilmuannya?

Seperti perang Uhud, kegetiran perang ini menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Perang yang diabadikan dalam Al-Qur'an untuk mengikis habis, menjelaskan fenomena proses kehancuran gerakan dakwah, masyarakat, bangsa dan negara. Perang uhud sangat penting, sebab sebagian besar sering melupakan faktor-faktor kehancurannya.

Ada 4 momentum tragedi sejarah bagi umat Islam. Yaitu perang Salib, kehancuran Andalusia, serbuan bangsa Mongol dan runtuhnya Turki Utsmani. Setiap tragedi memunculkan tokoh sejarah. Namun hingga hari ini, kehancuran Andalusia belum terobati.

Perang Salib terobati dengan munculnya Imam Al-Ghazali, Syeikh Abdul Qadir Jaelani, Nurudin Zanky dan Shalahuddin Al-Ayubi. Serbuan Mongol terobati dengan munculnya Syeikh Izzudin Abdulsalam, Saifuddin Qhutuz,  berbondong bangsa Mongol menjadi muslim dan menyebarnya islam ke Asia Tengah dan Selatan.  Bagaimana dengan kehancuran Andalusia?

Sejarah kehancuran Andalusia melahirkan mercusuar ilmu pengetahuan. Siapakah yang meramunya? Dari Andalusia melahirkan ilmuwan seperti Aguste Comte, Adam Smith dan ragam ilmuwan ekonomi, sosial dan kebudayaan lainnya. Siapa yang berhasil mentransformasikan dan merekam semua ini?

Dalam khalwatnya, Ibnu Khaldun merekam jatuh bangunnya sebuah bangsa, kondisi ekonomi, teknologi, sosial dan budaya. Sejarah Andalusia direkam oleh Ibnu Khaldun. Sejarah direkayasa menjadi filosofi sejarah. Filosofi sejarahnya ini ditularkan kepada dunia melalui kitab Muqadimahnya. Dari kitab ini lahirlah para ilmuwan dunia lainnya.

Kondisi Negara Sempurna Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Negara yang sempurna, tanpa dokter dan hakim. ...

Kondisi Negara Sempurna

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Negara yang sempurna, tanpa dokter dan hakim. Begitulah ujar Ibnu Bajjah seorang ulama dari Andalusia. Bagaimana bila dokternya sendiri yang melakukan malpraktek? Bagaimana bila penegak hukumnya sendiri yang melakukan kejahatan? Ini gambaran sebuah negara dan masyarakat yang sangat rusak.

Di era Rasulullah saw, seorang penguasa Mesir mengirimkan dokter ke Madinah. Apa yang terjadi? Ternyata tak ada seorang pun yang berobat mengeluhkan sakitnya. Rasulullah saw mengangkat Umar bin Khatab sebagai hakim, namun tak seorang pun yang mengadukan sengketa perselisihan. Inilah negara yang sempurna. Mengapa manusia mencampakkan  model negara seperti ini?

Sakit mencerminkan manajemen diri, suasana kejiwaan, kondisi sosial, budaya dan gaya hidup. Peradilan, tak ada sengketa, mencerminkan kebersamaan, kesatuan hati masyarakat, tak ada konflik vertikal horisontal, dan kebijakan penguasa yang adil dan mensejahterakan.

Sekarang, wabah penyakit terus mengepung. Orang tua tak lagi menikmati ketenangan hari tuanya karena dirundung sakit. Anak muda tak bisa menikmati masa muda dan dewasanya, karena ragam penyakit mulai merambah di usia muda dan dewasa.

Sengketa tidak saja di level negara, tetapi kasus rumah tangga yang masuk ke pengadilan agama semakin meningkat. Keributan antar tetangga, orang tua dan anak terus menghiasi. Apalagi level negara yang penuh dengan haus kekuasaan dan kekayaan?

Tanda huru hara Hari Kiamat, semakin banyak kebutuhan terhadap aparat keamanan dan penegak hukum. Sektor keamanan dan pertahanan semakin lebih penting. Semakin berkuasa dan berharta semakin butuh para pengawal dan ajudan. Ini tanda ketidaknyamanan yang akut.

Saat iman dicampakan, yang muncul keresahan, takkan tercipta kestabilan. Sebab, tuhan-tuhan palsu bermunculan saling menghantam. Saat agama ditinggalkan, yang muncul kesalahan kepemimpinan dan manajemen diri, masyarakat dan negara. Sebab, tak ada aturan dan pemimpin yang diterima oleh hati, jiwa dan akal manusia.

Rahasia Liku-Liku Hidup Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Merubah takdir. Belajarlah pada kaum Nabi Yunu...

Rahasia Liku-Liku Hidup

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Merubah takdir. Belajarlah pada kaum Nabi Yunus. Negri yang akan dihancurkan oleh Allah karena menentang seruan Nabinya. Negri yang akan diazab karena mendurhakai Allah. Akhirnya, tak jadi diazab. Kaum Nabi Yunus, bersegera merubah sikap sebelum azab mendekatinya.

Merubah takdir. Belajarlah pada Nabi Yunus. Dilemparkan ke laut. Dimakan ikan paus. Hidup di dasar samudera. Namun selamat hingga terlempar ke tepian pantai. Nabi Yunus terus mengokohkan tauhid dan beristighfar.

Berbeda dengan kaum Aad. Kaum Nabi Hud melihat azab berupa gumpalan awan hitam. Kaum Aad mentertawakan Nabi Hud dan menantang kedatangan azab Allah.  Disangka awan itu menurunkan hujan ternyata angin kencang yang memporakporandakan apa yang ada di muka bumi.

Berbeda dengan kaum Bani Israel. Diberi keutamaan oleh Allah. Ditolong oleh Allah. Diberi makanan dan minuman dari langit. Namun berubah menjadi kaum yang dihinakan oleh Allah. Mereka tidak saja mendurhakai tetapi juga membunuh para Nabi.

Qarun awalnya pengikut Nabi Musa yang setia. Samiri awalnya pengikut Nabi Musa. Namun berubah haluan setelah memiliki kekayaan yang berlimpah ruah. Berubah setelah melihat jejak-jejak malaikat Jibril yang dirubahnya menjadi berhala sapi.

Pada sisi lain, para ahli sihir Firaun yang sebelumnya sangat keras menentang Nabi Musa, namun berubah menjadi pembela ajaran Nabi Musa dan Harun hingga rela mengorbankan jiwanya. Begitu pula beberapa orang pejabat Firaun yang diam-diam membela Nabi Musa saat Firaun hendak membunuh Nabi Musa dan Harun.

Kerabatnya Nabi Yusuf. Awalnya berniat membunuhnya. Namun diakhir kisahnya hidup penuh keakraban. Saat nyawa masih bersama raga, tetaplah waspada dan terus mengharapkan rahmat Allah. Karena semuanya masih bisa berubah. Allah yang Maha Kuasa menganugerahkan petunjuk atau mencabutnya.

Berjiwa Hewan Ternak Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Ada hewan yang hidup di alam terbuka. Bebas berke...

Berjiwa Hewan Ternak

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Ada hewan yang hidup di alam terbuka. Bebas berkeliaran kemanapun kaki melangkah. Tak ada yang membatasi dan menghalangi. Setiap sudut adalah makanan, minuman, hiburan, rileksasi dan pemandangan alam yang indah. Fisiknya kuat, jiwanya bebas merdeka.

Ada juga hewan ternak. Hidupnya terbatas dan dibatasi. Ada yang cukup hanya untuk tubuhnya sendiri. Ada yang beberapa langkah saja. Hidupnya difasilitasi sesuai persepsi pemiliknya. Bisa jadi tak sesuai dengan kebutuhannya.

Binatang ternak seluruh hidupnya diarahkan sesuai pemiliknya. Tak ada kebebasan berkehendak. Makan dan minumnya dipola. Kebiasaannya dipola. Untuk apa? Agar bisa dieksploitasi. Hewan ternak tak memiliki kekuasaan terhadap dirinya sendiri.

Mereka yang kafir, tak beriman, zalim dan mendurhakai Allah, hidupnya lebih hina dari binatang ternak. Makan dan minum seperti hewan ternak. Pergilah, berkunjunglah ke ragam peternakan. Bisa jadi hewan ternak adalah diri kita yang sebenarnya. Hewan ternak adalah cermin kita sendiri.

Yang tidak bertafakur dan bertadabur. Yang memiliki mata, telinga dan hati, namun tak digunakan untuk memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah, kehidupannya lebih rendah dari hewan ternak. Kehidupan hewan ternak hanya makan dan minum. Makan dan minumnya pun tak bebas sesuai keinginan dan kebutuhannya.

Lebah pun diternak. Namun bebas berkeliaran. Bebas makan dan minum sekehendaknya. Tak ada pengekangan. Tetap merdeka. Dibuatkan rumah. Hanya karyanya saja yang dimanfaatkan. Jiwanya tak disembelih.

Bila jiwa terus dikekang hawa nafsu. Bila jiwa terus mendurhakai Allah. Pergilah ke peternakan hewan, seperti itulah karakter jiwanya. Seperti itulah akhir kehidupannya.

Fitrah Pedagang dan Petani Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Ibrahim bin Adham, seorang sufi, sebelumnya...

Fitrah Pedagang dan Petani


Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Ibrahim bin Adham, seorang sufi, sebelumnya anak seorang sultan dan hobinya berburu di hutan. Saat hidayah menghampirinya, dia mengembara mencari ilmu. Juga berprofesi sebagai petani. Mengapa pertanian menjadi profesinya? Ada kisah menarik saat dia mengelola kebun, tak tahu rasa buah pohon yang dikelolanya, karena sangat amanah mengelola kebun.

Rasulullah saw lebih diterima di masyarakat agraris yaitu Madinah, dibandingkan masyarakat pedagang yaitu Mekah. Interaksi masyarakat agraris yang sering bersentuhan dengan alam, tanah, air, sinar matahari, udara, tumbuhan dan hewan, membuat kefitrahannya terjaga. Seperti Nabi Ibrahim, yang "mencari tuhan" melalui interaksi dengan alam.

Masyarakat pedagang, banyak berinteraksi dengan ragam manusia, kekayaan, perhiasan dan pengalaman yang menakjubkan di berbagai negri. Saat datang seorang Rasul yang hanya seorang manusia biasa, mereka tak mau menerima. Seharusnya para Rasul lebih hebat dari mereka dan memiliki yang luar biasa.

Rasulullah saw ditantang, bisakah menciptakan mata air? Bisakah mengeluarkan air yang mengalir dari sela-sela pohon kurma dan anggur? Bisakah membuat rumah yang seluruhnya terbuat dari emas? Bisakah meruntuhkan langit? Bisakah naik ke langit, lalu saat turun diiringi oleh malaikat, Tuhan dan kitab suci?  Mengapa bukan malaikat saja yang diutus?

Masyarakat pedagang Mekah baru takluk, saat Rasulullah saw bisa menaklukkan seluruh kabilah Yahudi, memenangkan pertempuran dengan ragam kabilah Arab, berdiplomasi dengan Romawi, Persia, Mesir dan Habasyah. Madinah menjadi pusat perdagangan dan meredupkan peran Mekah sebagai pusat bisnis.

Manusia yang sering berinteraksi dengan manusia, perhiasan, kekayaan dan kekuasaan, membuat fitrah tersusupi oleh ragam penyakit  jiwa. Bagaimana cara membersihkannya? Berinteraksilah dengan dunia pertanian dan perkebunan. Berinteraksilah dengan alam.

Dahulu para raja dan sultan, memiliki ruang atau tempat rahasia untuk menyendiri. Yang kadang lokasi tak diketahui oleh siapapun. Tempat untuk bertafakur dan bertadabur. Ada juga yang menyamar menjadi rakyat biasa, menapaki hutan, pedesaan, pegunungan, dan sungai. Itulah cara mengembalikan fitrah yang ternodai menjadi bersih kembali.

Membaca Hiruk-Pikuk Menjelang Kiamat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Rasulullah saw mengabarkan hiruk ...

Membaca Hiruk-Pikuk Menjelang Kiamat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Rasulullah saw mengabarkan hiruk pikuk menjelang hari Kiamat, apa manfaatnya? Mengapa proses kehancuran alam semesta dijelaskan tahapannya secara jelas dan detail? Mengapa fragmen dan peristiwa global dan sektoral, fenomena alam sangat detail dan jelas dikabarkan oleh Rasulullah saw menjelang Hari Kiamat?

Seperti manusia, tanda-tanda tubuh mendekati kematian diberikan tanda-tandanya. Rambut yang memutih, mata yang mulai tak jelas melihat, telinga yang mulai samar mendengar, kekuatan yang terus melemah dan daya ingat yang terus berkurang. Untuk apa Allah memberikan tanda-tanda ini semua?

Ustman bin Affan dijelaskan oleh Rasulullah saw tentang ragam peristiwa sebelum kematiannya. Rasulullah saw menasihati apa yang harus dilakukan disaat ajalnya. Utsman bin Affan mengikuti nasihat Rasulullah saw. Ammar bin Yasir dijelaskan tentang fragmen dan peristiwa menjelang kematiannya oleh Rasulullah saw. Ammar bin Yasir pun mengikuti pesan Rasulullah saw. Seperti itulah sikap seluruh para Sahabat.

Al-Qur'an pun banyak mengkisahkan fragmen dan peristiwa menjelang kehancuran sosok tertentu dan beragam umat manusia. Setiap kehancuran sebuah kaum dijelaskan prosesnya. Dihadirkan para penyeru yang ikhlas. Kaumnya melakukan pembangkangan, penolakan hingga pembunuhan terhadap sosok penyeru. Diingatkan untuk bertaubat dan reformasi. Namun semuanya ditolak. Itulah awal kehancurannya.

Pemaparan hiruk-pikuk menjelang hari Kiamat oleh Rasulullah saw merupakan salah satu amanah dari Allah. Sebab, Rasulullah saw tidak hanya membimbing, memimpin dan menempa manusia di zamannya, tetapi juga seluruh umat manusia dan seluruh generasi selama kehidupan ini berdenyut.

Hiruk-pikuk menjelang hari Kiamat sangat komprehensif dijelaskan, dari fenomena sosial budaya, politik kekuasaan, kekayaan dan pertahanan, gaya hidup dan selera yang bersifat pribadi, sektoral hingga global, bahkan penjelasan yang sangat rinci tentang keringnya sebuah sungai di daerah tertentu.

Semuanya penjelasan Rasulullah saw disaksikan oleh manusia yang hidup di setiap zamannya. Agar manusia memahami risalah Rasulullah saw ada fakta nyata yang dilihat, disaksikan, dialami, diberitakan saat itu juga. Iman yang ditopang oleh kenyataan, harusnya lebih mengokohkan. Namun mengapa justru lebih banyak yang mendustakan?

Visi dan Misi Hidup yang Mengikuti Kehendak Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bila yang dikejar ad...

Visi dan Misi Hidup yang Mengikuti Kehendak Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bila yang dikejar adalah visi dan misi pribadi, tingkat keberhasilannya tergantung dari diri sendiri. Mengandalkan kecerdasan diri. Mengandalkan ikhtiar diri. Mengandalkan potensi diri. Mengandalkan sumber daya dan kekuatannya sendiri. Mengapa hidup harus dibenturkan dengan hal ini?

Bagaimana agar hidup selalu ada yang menolong? Selalu ada yang membimbing dan memimpin? Kesalahannya selalu ada yang memperbaiki? Ikhtiarnya ada yang menyempurnakan? Selalu dimudahkan? Ada yang memberi sumber daya dan kekuatan?

Mengapa para Nabi dan Rasul dianugerahi mukjizat? Mengapa para Wali Allah dianugerahi karamah? Mengapa setiap pertempuran yang di dalamnya ada Sahabat, Tabiin, dan Attabi Tabiin dijamin kemenangan oleh Allah? Mengapa ada pertolongan Allah dengan turunnya malaikat atau makhluk-Nya?

Para pencari ilmu didoakan oleh seluruh makhluk Allah. Saat Rasulullah saw hijrah, burung dan laba-laba membantunya. Pasir menenggelamkan kaki Suraqah yang hampir mengejar Rasulullah saw. Apakah semuanya karena kemuliaan pribadi para Nabi dan Rasul?  Kehebatan pribadi para Wali Allah?

Seluruh makhluk Allah menjadi pelayan dan menolong, bila visi dan misi hidupnya selaras dengan tujuan diciptakannya manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Bila hanya ingin menegakkan kalimatullah maka alam semesta akan membantu dan melayaninya dengan ijin Allah.

Rekayasa terbaik, penempaan pribadi terbaik bukan menciptakan pribadi yang hebat dan mulia. Tetapi menyelaraskan visi dan misi hidup sesuai arahan Allah. Bila visi dan misi sudah selaras dengan arahan Allah, maka Allah yang menempa dan mendidiknya langsung.

Ilmu dan teknologi jangan dijadikan visi dan misi. Kekayaan dan kekuasaan, tak layak dijadikan visi dan misi. Kesenangan dan kebahagiaan tak layak dijadikan obsesi. Sebab semuanya anugerah Allah karena manusia telah menyelaraskan hidupnya dengan kehendak Allah.

Pelajari yang Dimudahkan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Meraih ilmu dan hikmah itu tidak rumit....

Pelajari yang Dimudahkan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Meraih ilmu dan hikmah itu tidak rumit. Memahami ilmu dan hikmah itu tidak ngejelimet. Menyentuh dan membuka hati dan kesadaran itu amat mudah. Pelajari dan pahami sesuatu yang sejak awal memang sudah dimudahkan.

Kemudahan meraih ilmu dan hikmah bukan soal kecerdasan yang dimilikinya. Tetapi juga objek yang dipelajarinya. Bagaimana agar berapa pun level kecerdasannya, namun mudah mendapatkan ilmu dan hikmah dari yang dipelajarinya?

Bagaimana yang dipelajarinya, mampu menaikan level kecerdasannya? Kebriliannya tidak tumbuh dari bawaan lahir, tetapi juga efek interaksi antara dirinya dengan yang dipelajarinya. Bukankah selama ini, sebab kecerdasannya jadi mudah mempelajari sesuatu? Mengapa tidak dibalik, disebabkan mempelajari sesuatu, yang dipelajarinya menambah bobot kecerdasannya?

Yang dipelajari memberikan cahaya, menghidupkan hati dan akal. Yang dipelajari memberikan bimbingan, pimpinan dan petunjuk. Yang dipelajari memperluas dan melapangkan  dada yang sempit. Adakah yang seperti ini?

Kesulitan belajar. Kesulitan mempelajari sesuatu, bisa jadi karena kerumitan objek yang dipelajari. Saat ini manusia membuang sesuatu yang amat mudah untuk dipelajari. Namun bergiat luar biasa menggeluti sesuatu yang sulit dipelajari. Sebab itulah, mengapa manusia selalu salah dalam bersikap, bertindak dan mengambil keputusan.

Pelajari yang hidup bukan yang mati. Pelajari yang menghidupkan bukan yang mematikan. Pelajari yang memberikan energi pencerahan bukan yang menggelapkan hati. Pelajari yang menjadi pintu gerbang air bahnya ilmu.

Al-Qur'an sudah dimudahkan untuk dipelajari oleh Allah. Mudah, sederhana namun mendalam dan kompleks. Sunnah Rasulullah saw, kalimatnya mudah dan sederhana namun amat dalam ilmunya. Bisa jadi kebodohan kita disebabkan karena salah apa yang dipelajari bukan karena lemah kapasitasnya. Bukankah manusia makhluk terbaik dan sempurna?

Keterkaitan Karakter Manusia, Respon Alam dan Ragam Peristiwa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaiman...

Keterkaitan Karakter Manusia, Respon Alam dan Ragam Peristiwa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Bagaimana menyikapi perubahan iklim? Bagaimana menyikapi persoalan pangan? Bagaimana menyikapi pademi? Banyak yang memberi solusi secara ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun mengapa tidak mengambil solusi dari Rasulullah saw? Bagaimana Sunnah Rasulullah saw menjadi kebijakan publik yang dikawal oleh negara?

Spanyol dan Italia sedang dilanda kekeringan yang hebat. Banyak sungai yang mengering. Beberapa negara diterjang badai dan suhu panas. Beberapa pulau diprediksi tenggelam. Australia diterjang banjir besar. Apakah ini akan menjadi gejala mendunia? Atau sektoral saja? Semuanya menjadi topik utama negara G-20.

Negara-negara Islam sangatlah  kaya, namun mengapa sumber dayanya dikuasai musuh-musuhnya? Mengapa yang berkuasa justru para penguasa yang zalim? Semuanya sudah dijelaskan Rasulullah saw. Lalu, bagaimana Rasulullah saw membimbing umatnya?

Akal sudah terlalu sering digunakan untuk mencari solusi. Apakah seluruhnya bisa dipahami oleh akal? Akal hanya bisa menangkap yang empiris saja. Apakah akal bisa memahami keterkaitan karakter manusia dengan karakter alam semesta? Apakah akal bisa memahami akhlak manusia dengan respon alam semesta?

Manusia dan alam semesta saling merespon. Alam semesta sebagai pelayan. Bagaimana agar alam semesta terus melayani manusia dengan kerelaan? Beragam kejadian di dunia merupakan respon terhadap karakter manusia, bagaimana memahami interaksi prilaku manusia-respon alam-ragam perisitiwa? Mari kita buka sunnah Rasulullah saw untuk memahaminya.

Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah perzinahan dilakukan secara terang-terangan di suatu negri, kecuali mereka ditimpa wabah penyakit dan bencana yang belum pernah ada. Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan ukuran, kecuali mereka akan ditimpa kekeringan, kelaparan dan kezaliman penguasa."

"Tidaklah mereka menolak pembayaran zakat kecuali mereka akan dihalangi dari turunnya hujan. Bila bukan karena binatang ternak mereka tidak akan diturunkan hujan. Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan Rasul-Nya kecuali mereka akan dikuasai oleh musuhnya sehingga sebagian harta mereka dirampas. Tidaklah penguasa menerapkan hukum Allah dan memilih hukum sesuai hawa nafsunya, kecuali Allah akan timpakan siksa atas mereka."

Si Pitung, Jagoan Betawi yang Menjadi Musuh Bebuyutan Kompeni Kompas.com, 23 Juni 2021, 10:00 WIB  Editor: Nibras Nada Nailufar ...


Si Pitung, Jagoan Betawi yang Menjadi Musuh Bebuyutan Kompeni
Kompas.com, 23 Juni 2021, 10:00 WIB

 Editor: Nibras Nada Nailufar
KOMPAS.com - Pada masa penjajahan kolonial Belanda, muncul sosok jagoan dari Betawi yang dikenal dengan nama Si Pitung.

Sosok yang juga dijuluki sebagai Robin Hood dari tanah Betawi ini diperkirakan hidup pada akhir tahun 1800-an.

Si Pitung adalah seorang bandit yang mencuri dari rumah-rumah orang kaya untuk dibagikan kepada rakyat miskin yang tertindas.

Bagi masyarakat Betawi, ia disanjung sebagai seorang pahlawan.

Namun, bagi kompeni (penjajah asal Belanda), Si Pitung dianggap sebagai penjahat dan musuh bebuyutan karena telah berani mengganggu ketenteraman orang-orang kaya.

Di sisi lain, minimnya jejak sejarah dan banyaknya versi cerita tentang Si Pitung terkadang membuat eksistensinya diragukan.

Lantas, benarkah Si Pitung itu ada?

Biografi Si Pitung
Surat kabar Hindia Olanda, yang diterbitkan pada akhir abad ke-19, menjadi salah satu sumber sejarah yang membuktikan keberadaan Si Pitung.

Namun, berita-berita dalam surat kabar berbahasa Melayu tersebut hanya memuat tentang aksi pencurian dan akhir hidup Si Pitung, tidak dengan hari lahirnya.

Menurut riwayat yang diturunkan orang-orang Betawi, Si Pitung diperkirakan lahir pada 1866 di Kampung Pengumben, sebuah pemukiman kumuh di Rawabelong.

Si Pitung adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Bang Piung dan Pinah.

Nama asli Si Pitung adalah Salihun. Ia baru merubah namanya setelah menjalankan aksi merebut harta orang-orang kaya untuk si miskin.

Semasa kanak-kanak, ia berguru di pesantren di bawah bimbingan Haji Naipin hingga menjadi anak kesayangannya.

Oleh Haji Naipin, Si Pitung pun tidak hanya diajari mengaji dan pencak silat, tetapi juga ilmu kekebalan diri.

Pada akhirnya, Si Pitung tumbuh menjadi sosok yang cerdas, sopan, soleh, pemberani, dan suka menolong.

Awal cerita rakyat Si Pitung
Awal kisah Salihun menjadi Robin Hood dari Betawi bermula saat dirinya menjual kambing milik sang ayah di Pasar Tanah Abang.

Dalam perjalanan pulang, uang milik ayahnya tersebut dicuri oleh para bandit.

Dibantu teman-temannya, Salihun berhasil menemukan para pencuri dan mengambil kembali uangnya.

Oleh para pencuri, Salihun justru ditawari untuk bergabung bersama mereka.

Meski sempat menolak, Salihun akhirnya setuju dan sejak saat itulah ia menggunakan nama Si Pitung dan aksi pencuriannya dimulai.

Aksi pencurian Si Pitung pertama kali diberitakan Hindia Olanda pada Juni 1892.

Beragam pro dan kontra pun menyelimuti sosok legendaris Si Pitung.

Beberapa pihak menyebutnya sebagai pahlawan sosial karena menyalurkan hasil curiannya untuk orang-orang miskin.

Namun, sebagian lainnya bersikeras bahwa aksi kriminal Si Pitung tetap tidak dapat ditoleransi.

Terlepas dari kontroversi yang ada, aksi Si Pitung diyakini sebagai bentuk pemberontakan sosial terhadap penguasa pada saat itu.

Kesaktian Si Pitung
Dalam menjalankan aksinya, Si Pitung kerap mempraktikkan kesaktian yang diajarkan oleh sang guru.

Konon katanya, Si Pitung memiliki kemampuan untuk menghilang, mengubah diri menjadi ayam, dan menguasai ilmu kekebalan diri.

Pada beberapa versi cerita, rahasia kesaktikan tersebut diyakini berasal dari sebuah jimat.

Kendati demikian, koran Hindia Olanda mengungkap informasi yang dapat menyangkal kesaktian Si Pitung.

Ketika tengah menjalankan aksinya, Si Pitung pernah tertangkap dan dipenjara.

Beberapa bulan kemudian, Si Pitung berhasil menghilang dari penjara dengan cara yang misterius.

Setelah dilakukan investigasi, ternyata Si Pitung berhasil kabur setelah seorang petugas penjara meminjaminya sebuah belincong (linggis pencungkil).

Akhir Hidup
Dari surat kabar Hindia Olanda, diketahui bahwa Si Pitung menjalankan aksinya dan menjadi buronan Belanda selama kurang lebih 16 bulan.

Pada Oktober 1893, Kepala Polisi Schout A.W.V. Hinne mendapat laporan tentang keberadaan Pitung.

Si Pitung akhirnya disergap dan tewas setelah terkena beberapa tembakan di tubuhnya.

Kabar mengenai tewasnya Si Pitung dimuat dalam surat kabar berbahasa Belanda, De Locomotief, edisi 19 Oktober 1893 dan koran Hindia Olanda edisi 20 Oktober 1893.

Si Pitung kemudian dimakamkan oleh kepolisian Belanda di daerah Krekot, dekat Pasar Baru.

 

Referensi:

Suliastuti, Threes. (1988). Batavia: Kisah Jakarta Tempo Doeloe. Jakarta: Intisari.

Satu Doa yang Menghancurkan Tahta Penguasa Zalim Oleh: Buya Hamka  Sejarah perjalanan manusia selalu menysaksikan kezaliman dan ...

Satu Doa yang Menghancurkan Tahta Penguasa Zalim

Oleh: Buya Hamka 

Sejarah perjalanan manusia selalu menysaksikan kezaliman dan kesombongan lantaran berkuasa. Pemakaian harta benda yang sesuka hati. Kemewahan yang berlebihan yang menyebabkan orang lupa daratan.

 Seruan para Nabi dan Rasul dan mereka yang memiliki cita-cita bermartabat, selalu menjadi ejekan dari penguasa. Yang menyeru pada kebenaran, dimusuhi dan dibenci penguasa. Sebaliknya, para penjilat, pengambil muka, pemuja, sampai menyamakan martabat penguasa menyamakan Allah dipelihara. Kondisi ini sebenarnya menghancurkan penguasa, tak ada lagi orang yang jujur, sebab yang jujur dimusuhi.

Kelebaran rejeki ialah kekuasaan, kedudukan, dan harta benda yang tak terbatas. Mereka pun mabuk. Mereka tak dapat lagi mengendalikan maka berbuatlah dia semau--maunya, karena tidak ada lagi orang yang berani membantahnya. Penjara di mulutnya. Senjata disediakannya. Yang membantah ditutup mulutnya dan dirampas harta bendanya. Bagaimana menghadapi kondisi ini?

Dalam kondisi ini, tidak ada lagi tempat mengadu, sebab puncuk kekuasaan ada ditangan penguasa. Jalan satu-satunya yang dilakukan manusia yang teraniaya ini, tidak lain hanya tinggal berdoa memohon perlindungan kepada Allah.

Saat penguasa melihat rakyat tak berkutik lagi, penguasa berbuat lebih gila lagi. Mereka membujuk, menipu, mengadakan propaganda palsu untuk membela diri agar yang salah dianggap benar. Agar pendukung penguasa semakin banyak dan luas. Agar yang menyuarakan kebenaran semakin dibenci banyak orang.

Perjalanan sejarah manusia sering ditemukan suatu waktu, dimana segala usaha menemui kebuntuan. Rakyat diperintah secara sewenang-wenang oleh penguasa zalim. Rakyat sudah kehilangan daya. Segala jalan tertutup. Segala kemungkinan tidak tampak. Jalan satu-satunya hanya berdoa.

Nabi Musa dan Harun berdoa, "Ya Allah, Sesungguhnya Engkau telah memberikan kepada  Firaun dan penyokongnya itu perhiasan dan harta benda di kehidupan dunia ini. Ya Allah, jadikan mereka tersesat dari jalan Engkau. Musnahkan harta benda mereka, dan keraskan hati mereka." Doa inilah yang membuat Firaun dan bala tentara tenggelam di lautan. Satu doa yang menghancurkan kekuasaan yang besar dan kuat.

Sumber:
Tafsir Al-Azhar jilid 4, GIP, hal 488-489

Keluar dari Himpitan Diktator Penguasa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat Firaun membunuh para ahli ...

Keluar dari Himpitan Diktator Penguasa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Saat Firaun membunuh para ahli sihirnya. Saat Firaun terus melakukan aksi kekerasan, intimidasi, memata-matai dan menangkap pengikut Nabi Musa. Saat kekuatan Firaun terus semakin kuat. Saat peribadatan di muka publik dilarang. Apa yang dilakukan Nabi Musa dan Harun?

Allah mewahyukan agar Nabi Musa dan Harun membangun rumah. Menjadikan rumah sebagai kiblat, mendirikan shalat dan menggembirakan orang yang beriman. Rumah menjadi pusat peribadatan, menjalankan syariat yang telah dipusakai sejak Nabi Ibrahim  dan Yusuf sebelum pindah ke Mesir.

Kerja utama saat penuh tekanan adalah memperkuat jiwa, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat. Menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Asal ada iman,  amal kepercayaan kepada Allah tetap teguh, teguh menjalankan yang diperintahkan Allah, bagaimana pun sulit keadaan, kelak akan bertukar dengan kegembiraan juga.

Kekuasaan harta benda dan siasat busuk musuh itu tidak akan dapat mengalahkan jiwa yang kuat karena iman. Iman akan kebenaran yang diperjuangkan. Perubahan kondisi berawal dari kekuatan jiwa.

Jika sudah yakin dengan pimpinan Rasul, telah bertawakal, menguatkan jiwa yang tadinya nyaris lemah, diikuti dengan usaha nyata dengan mendorong mendirikan rumah menetap untuk mendirikan shalat, maka keadaan akan berubah. Dari tunas kecil ini, kelak kekuatan akan datang, pengharapan akan timbul, kian lama kian kukuh.

Betapapun gelapnya keadaan yang dihadapi, betapa pun masih kecilnya kekuatan diri sendiri dibandingkan kekuatan musuh, apabila organisasi, kepemimpinan dan susunan yang kecil itu sudah mulai teratur, kegembiraan kerja mulai tumbuh. Cita-cita yang diperjuangkan adalah benar. Yang diperjuangkan bukan urusan pribadi. Semua ini terwarisi hingga generasi berikutnya. Maka yang salah pasti hancur. Cuma soal waktu.

Bila usaha manusia bertemu kebuntuan dan kehilangan daya. Bila penguasa semakin kokoh kesewenangannya. Segala jalan sudah tertutup. Segala kemungkinan tidak nampak. Maka satu-satunya jalan ialah mengadu kepada Yang Maha Tinggi dan Yang Paling Atas.

Isu Pangan, Bertanilah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati)  Yang dikhawatirkan oleh dunia tentang perubaha...

Isu Pangan, Bertanilah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati) 

Yang dikhawatirkan oleh dunia tentang perubahan iklim. Yang dikhawatirkan oleh dunia tentang kenaikan harga dan ketersediaan pangan. Rusia menggunakan pangan sebagai senjata terhadap pendukung Ukraina.

Yang dibahas oleh G-20 tentang pangan. Setiap negara tidak boleh menahan ekspor pangan. Kunjungan Jokowi ke Ukrania bukan soal perdamaian tetapi soal gandum. Erdogan ingin mempertemukan Ukrania dan Rusia soal pangan. Pangan menjadi isu dunia.

Indonesia, 100% import gandum. 98% import bawang putih. 2,2 juta ton kedeleai import, produksi dalam negri hanya 200-400 ribu ton saja. Kacang Tanah, kebutuhannya 1 juta ton, produksi dalam negri 400-600 ribu ton. Bagaimana dengan beras? Negara agraris yang terus mengimpor pangan.

Saat kebutuhan pangan meningkat dan harga cendrung naik, mengapa tak terdorong untuk mencangkul tanah? Mengairi tanah, membuka lahan dan menanam? Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring jumlah manusia yang diperkirakan akan mencapai 10 milyar dalam waktu dekat ini.

Orientasi kepemilikan tanah bukan mengolah tanah untuk menjadi kebun, ladang dan sawah pertanian, tetapi untuk investasi dan spekulasi kenaikan harganya. Tanah tak diberdayakan. Tanah ditelantarkan. Padahal tanah merupakan sumber daya yang paling dasar. Bukankah penjajahan berawal dari soal tanah? Bukankah banyak peperangan berawal dari Tanah?

Persoalan iklim dan energi, bukanlah persoalan utama, bila manusia mau menanam. Bukankah dengan bertanam iklim semakin segar? Bukankah hasil sampingan dari pertanian dan perkebunan, bisa berupa bagan baku energi? Energi itu hanya soal bagaimana mengubah sesuatu menjadi panas dan bergerak?

Banyak yang engan menggeluti pertanian dan perkebunan sebab tingkat pengembalian hasil, waktunya lama, dan kegagalannya. Coba perhatikan berapa banyak yang terbuang dari membeli kendaraan? Andaikan kendaraan yang macet ria di jalanan dialihkan untuk mengolah pertanian? Kemewahan memang membawa pada banyak kemubaziran.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)