basmalah Pictures, Images and Photos
01/06/22 - Our Islamic Story

Choose your Language

Imam Ortodoks: Jika Bukan Karena Orang-orang Turki, Hagia Sophia Sudah Runtuh Sejak Lama Pandangan berbeda mengenai berubahnya s...

Imam Ortodoks: Jika Bukan Karena Orang-orang Turki, Hagia Sophia Sudah Runtuh Sejak Lama


Pandangan berbeda mengenai berubahnya status Aya Sofya atau Hagia Sophia menjadi masjid disampaikan oleh seorang imam Kristen Ortodoks Yunani. Namanya Evangelos Papanikolaou, imam di Gereja Analipseos di Rafina, dekat Athena.

Dalam sebuah pidatonya, Papanikolaou menjelaskan bahwa jika bukan karena orang-orang Turki, bangunan Hagia Sophia yang besar sebenarnya sudah runtuh sejak lama karena perselisihan antara Ortodoks dan Katolik Roma.

Bukan hanya Hagia Sophia, orang-orang Turki juga melindungi banyak gereja di Yunani dan tidak menutupnya. Sementara ketika seorang Pangeran Bavian Katolik dinyatakan sebagai Raja Yunani pada 1832, banyak gereja dan biara yang ditutup, katanya.

"Siapa yang akan melindungi bangunan besar seperti Hagia Sophia? Orang-orang Turki," ujarnya seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (28/7).

Menurut Papanikolaou, orang-orang dapat mempraktikkan agama mereka di bawah pemerintahan Turki Utsmaniyah di Yunani.

"Itulah sebabnya orang (Bizantium) mengatakan 'Saya lebih suka melihat turban Turki daripada uskup Latin'. Saya tidak ingin melihat satu pun dari mereka. Tetapi jika saya harus membuat keputusan, saya lebih suka Turki," jelasnya.

Ungkapan 'Saya lebih suka melihat turban Turki daripada uskup Latin' ternyata terkenal untuk mencerminkan bagaimana beratnya penderitaan umat Kristen Ortodoks di tangan umat Katolik setelah Great Schism of Christianity pada 16 Juli 1054.

Lebih lanjut, Papanikolaou mengatakan, banyak wisatawan mengunjungi Hagia Sophia dengan pakaian yang tidak pantas ketika situs tersebut berstatus museum. Namun mulai saat ini, ketika Hagia Sophia kembali menjadi masjid, mereka yang datang akan melepas sepatu dan mengenakan gamis dan jilbab sesuai dengan aturan berpakaian di tempat ibadah.

"Bukannya itu tanda hormat? Mungkin kita perlu menganggap ini bukan sebagai kutukan tetapi koreksi," imbuhnya.

Berdasarkan keputusan pengadilan Turki pada 10 Juli 2020, dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sophia menjadi museum telah dibatalkan. Kemudian pada 24 Juli 2020, untuk pertama kalinya dalam 86 tahun, Hagia Sophia melaksanakan shalat Jumat dengan sekitar 350 ribu jamaah.

Hagia Sophia menjalankan fungsinya sebagai gereja selama 916 tahun hingga Konstantinopel ditaklukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih. Al Fatih kemudian menjadikan Hagia Sophia menjadi masjid pada 1453.

Ketika diambil alih, kondisi bangunan Hagia Sophia cukup memprihatinkan. Banyak yang rusak karena perang antara Ortodoks dan Katolik. Hingga akhirnya Al Fatih menyatakan memelihara bangunan tersebut dan menjadikannya sebagai masjid. Ia juga mewaqafkan Hagia Sophia agar bisa terus dijadikan sebagai tempat beribadah. 

Sumber:
https://dunia.rmol.id/read/2020/07/28/445547/imam-ortodoks-jika-bukan-karena-orang-orang-turki-hagia-sophia-sudah-runtuh-sejak-lama

Wafat Saat Membangun Proyek Kehidupan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berkaryalah sebagai bukti syukur...

Wafat Saat Membangun Proyek Kehidupan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berkaryalah sebagai bukti syukur kepada Allah. Begitulah Allah menutup kisah Nabi Dawud dan Sulaiman dalam Al Quran di Surat Saba. Ini sebuah mindset luar biasa dalam berkarya. Ternyata menjaga dan meningkatkan nikmat salah satunya dengan berkarya. Karena karya adalah perwujudan syukur.

Nabi Sulaiman wafat saat sedang mengawasi sebuah mega proyek yang sedang dikerjakan oleh manusia, jin dan makhluk yang lain. Seandainya rayap tidak memakan tongkatnya, semua yang bekerja saat itu tidak tahu bahwa nabi Sulaiman sudah wafat. Wafat di tengah mengerjakan mega proyek? Bukan saat berbaring di tempat tidur? Bukan saat lemah lunglai tak berdaya.

Apa yang tak dimiliki oleh nabi Dawud? Kekuasaan dan kekayaan sudah dimilikinya. Namun apakah berdiam diri? Nabi Dawud masih meleburkan besi untuk dibuat peralatan mesin rumah tangga, baju besi dan pedang. Tak ada topang dagu di tengah tumpah ruahnya kekayaan dan kekuasaan. Berkarya bukan untuk merengkuh dunia lalu beristirahat. Berkarya untuk mensyukuri nikmat kehidupan. Mensyukuri akal, jasad dan ruh untuk membangun peradaban.

Dalam situasi seperti apa Rasulullah saw wafat? Di tengah proyek pengiriman pasukan ke Romawilah beliau wafat. Usamah bin Zaid, pemuda belia sang panglima , pulang kembali setelah mendengar Rasulullah saw wafat. Manusia yang dicintai Allah wafat di saat tengah menciptakan karya besar.

Mereka yang syahid sangat dimuliakan Allah. Mengapa? Karena wafatnya di saat tengah menoreh sebuah maha karya bagi kemanusiaan. Wafat di saat berkarya. Wafat di saat membangun. Wafat di tengah mewujudkan rasa syukur.

Jangan dibiarkan wafat di saat bertopang dagu. Beragam proyek karya kehidupan harus diambil dan diburu, bukan untuk memperebutkan dunia tetapi ingin mewujudkan rasa syukur kepada Allah.

Kesadaran Matematis, Syukur  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Awali hari dengan bersyukur. Bersyukur ka...

Kesadaran Matematis, Syukur 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Awali hari dengan bersyukur. Bersyukur karena ditakdirkan sebagai manusia. Bersyukur karena  ditakdirkan lahir dari orang tua yang muslim. Bersyukur ditakdirkan lahir di akhir zaman sebagai umat nabi Muhammad saw. Andai tidak ada nikmat selain itu, sudah cukup untuk menggugah rasa syukur kepada Allah. Andai ketiga nikmat tersebut belum membangkitkan rasa syukur, segeralah periksa isi hatimu.

Andai hari ini Allah masih mengembalikan ruh ke jasad. Andai hari ini masih bisa terbangun dari tidur lalu berdoa. Andai pagi ini masih menikmati kehidupan. Menghirup kesegaran udara pagi. Melakukan shalat subuh berjamaah. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur. Masih bisa hidup adalah nikmat. Berapa banyak berita kematian di pagi hari?  Bisa berdoa dan shalat adalah nikmat. Berapa banyak yang dikunci mata hatinya oleh Allah? Berapa banyak yang hatinya dipalingkan dari Allah?

Andai bangun pagi masih bisa berdiri dan berjalan. Andai pagi hari masih bisa melangkahkan kaki. Mari melihat mereka yang terbaring karena sakit. Mari melihat mereka yang terbaring di rumah sakit. Mari melihat mereka yang hidupnya dalam kukungan penjara. Bisa berdiri itu nikmat. Bisa berjalan itu nikmat. Bisa mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh adalah nikmat. Andai semua tak membangkitkan rasa syukur, maka kita tak tergolong sebagai hamba yang bersyukur.

Bersyukur itu soal merasakan nikmat. Bersyukur itu tentang kesadaran matematis, kesadaran menghitung nikmat. Adakah rasa? Adakah kesadaran nikmat? Kesadaran akan nikmat sebelum melahirkan syukur. Hidup ini adalah curahan kasih sayang Allah. Hidup ini adalah limpahan Rahman-Rahim-Nya Allah. Hidup ini adalah anugerah Allah agar manusia merasakan dan menikmati apa yang ada di jagat raya sebelum memasuki nikmat surga.

Hidup ini adalah pemberian Allah. Setiap pemberian-Nya adalah kebaikan. Yang tak menyadari konsep ini, maka sampai kapan pun takkan bisa bersyukur. Nafas adalah pemberian Allah. Waktu adalah pemberian Allah. Makan, minum, tidur, berbaring, duduk, berdiri adalah pemberian Allah. Berapa banyak yang makanan dan minuman berlimpah terhidang dihadapannya tetapi tidak bisa makan dan minum? Berapa banyak yang tidak bisa tidur padahal dirinya ingin tidur? Berapa banyak yang ingin berbaring, duduk, dan berjalan tetapi tak bisa melakukannya? Apakah ini soal kekuatan dan kemauan kita? Ini soal pemberian Allah.

Berapa banyak yang uang dan kekayaan berlimpah, dokter spesialis menjaga dan merawatnya, namun berbaring lemah di kursi dan pembaringan? Kesehatan tak bisa dibeli. Itulah keterhalangan dirinya terhadap apa yang dimilikinya. Jadi hidup ini adalah pemberian Allah. Allahlah yang melapangkan. Allahlah yang menganugerahkan. Allahlah yang mencurahkan. Allahlah yang menciptakan kehidupan. Manusia hanya tinggal menikmatinya saja. Andai rasa ini tidak ada. Andai kesadaran ini tidak ada. Sampai kapan pun kita tak bisa bersyukur.

Ikatlah nikmat dengan bersyukur. Akses untuk mendapat nikmat yang lebih berlimpah ruah adalah dengan bersyukur. Keterhalangan terbesar, benteng kokoh yang membatasi diri dengan nikmat adalah rasa tidak bersyukur. Syukur adalah magnet yang akan menarik nikmat. Syukur adalah inti atom yang seluruh nikmat akan diikat dan mengitarinya. Keberlimpahan nikmat dengan menghadirkan syukur. Syukurlah yang membuat seluruh nikmat datang merunduk. Syukurlah yang membuat seluruh nikmat mengejarmu.

Kesimpulan Biografi, Mengandalkan Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) 3 tahun membaca buku biografi....

Kesimpulan Biografi, Mengandalkan Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

3 tahun membaca buku biografi.  Ada kesimpulan rahasia dari perjalanan mereka. Kuncinya, fokus pada Allah dan mengandalkan Allah. Kunci inilah yang akan membuka seluruh rahasia hidup dan hikmah. Kunci inilah yang membuka seluruh tabir dan hijab.

Semua kekuatan bukan dari diri kita. Semua kecerdasan dan kepintaran bukan dari diri kita. Semua keunggulan bukan dari kita. Semua sumber daya bukan dari kita. Semuanya bersumber dari Allah.

Tak ada yang sanggup menanggung beban amal, dakwah dan jihad kecuali atas pertolongan Allah. Tak ada yang bisa memberikan jalan keluar yang jitu dan praktis dalam situasi tertekan dan terdesak kecuali atas pertolongan Allah. Tak ada yang bisa keluar dari keterbatasan sumber daya kecuali pertolongan Allah.

Bila mengandalkan kecerdasanmu, yang lain bisa lebih cerdas. Bila mengandalkan kekuatanmu, yang lain bisa lebih kuat. Bila mengandalkan sumber dayamu, yang lain bisa memiliki sumber daya yang lebih besar. Kita harus mengambil kekuatan di luar kita. Kita harus didukung oleh kekuatan dari sumber kekuatan semesta.

Jangan merasa yakin menang bila didukung oleh kekuatan dunia. Jangan merasa yakin melampaui segala hal bila hanya mengandalkan kekuatan selain Allah. Semua kekuatan hakikatnya sangat lemah tanpa mengandalkan pertolongan Allah. Optimisme bukan sekedar berasal dari pengerahan sumber daya yang dimiliki, tetapi lebih mengandalkan pertolongan Allah.

Kemenangan dan keberhasilan tanpa merasakan hadirnya pertolongan Allah, bisa jadi kemenangan yang menghancurkan. Sebuah kamuflase kedigjayaan yang beberapa saat kemudian akan menggulingkan dirinya sendiri. Terbuai oleh kekuatan selain Allah, sama saja meremehkan Kemahakuasaan Allah.

Bersimpuh diri. Bersujud dan berdoa. Menyerahkan urusan pada Allah, harus menjadi awal semua tahapan perjuangan untuk meraih kemenangan, sebelum mengerahkan potensi dan kekuatan diri.

Minimal Keberhasilan Penyeru Dakwah  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Keberhasilan seorang dai dapat di...

Minimal Keberhasilan Penyeru Dakwah 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Keberhasilan seorang dai dapat dilihat dari interaksinya dengan dakwah. Sayid Qutb menjelaskan dalam tafsir Fizilalil Quran. Tanda minimal keberhasilan adalah kesabaran bagi para pengusungnya. Kesabaran yang menenangkan, yang tidak disertai kemarahan, kegoncangan dan keraguan terhadap kebenaran janji Allah.

Kesabaran yang dipenuhi keyakinan atas akibat yang akan terjadi, ridha terhadap kadar Allah, merasakan hikmah di balik ujian-Nya. Selalu berhubungan dan mengharapkan pahala dari sisi-Nya pada setiap apa yang menimpanya.

Yang kedua, minimal keberhasilan itu adalah mantapnya hakikat iman di dalam hati para dai sendiri hingga mereka menemui kematian dan menemui sesuatu yang lebih dahsyat daripada kematian di jalan dakwah tanpa berbalik arah.

Dengan demikian, mereka memperoleh ketinggian di muka bumi, lepas dari daya tariknya. Terbebas dari tali kehidupan dunia. Ini saja sudah merupakan keberhasilan yang besar daripada perjuangan yang pahit.

Kegagalan dakwah itu bukan pada menjauhnya manusia. Bukan mencibir dan menolaknya manusia. Bukan pula memusuhinya. Kegagalan dakwah yang utama adalah ketika seorang dai kehilangan rasa sabar. Tak lagi menyakini keberhasilan langkahnya.

Nabi Nuh digolongkan sebagai Ulil Azmi bukan karena keberhasilannya merekrut banyak orang yang beriman. Tetapi keteguhannya, keberaniannya dan keyakinannya pada kebenaran jalan dakwahnya. Keteguhan menghadapi puncak keberpalingan, kesombongan, kekeraskepalaan dan kesesatan  kaumnya.

Keberhasilan dakwah seorang dai dimulai dari keberhasilan mengelola dan memimpin dirinya dalam mengarungi liku-liku perjalanan dakwah.   Inilah yang harus diperjuangkan terlebih dahulu sebagai tanda awal keberhasilan dakwah.

Ukuran keberhasilan para Nabi dan Rasul bukanlah dari banyaknya manusia yang beriman dan mengikuti jalannya. Tetapi dari keteguhan dan keyakinan dalam menjalani duri dan jerih payah perjalanan dakwah.

Meraih Impian, Tapi Tak Bahagia Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dunia takkan pernah bisa memberikan ke...

Meraih Impian, Tapi Tak Bahagia

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dunia takkan pernah bisa memberikan kenyamanan terhadap orang yang paling kaya sekalipun. Dunia takkan pernah bisa memberikan ketentraman terhadap orang yang paling memiliki kekuasaan mutlak sekalipun. Mereka yang paling kaya pun berguguran. Mereka yang paling totaliter pun berjatuhan. Karena dunia bukan tempat keabadian. Yang menyembahnya akan selalu diliputi ketakutan.

Orang terkaya yang tercatat dalam sejarah  adalah seorang Muslim. Dia seorang raja dari Mali. Bernama Mansa Musa pada tahun 1.300 masehi. Namun kemana perginya kekayaan tersebut? Kemana perginya keturunan para kaisar yang dulu menguasai sebagian besar dunia? Semua pergi, semua berguguran, semua berjatuhan dan semua tumbang. Nama mereka pun mungkin banyak yang tak mengenalnya lagi. Membangun dunia dengan dunia, akan luluh lantah tak berbekas.

Manjadi orang yang terkaya bukanlah tujuan. Menjadi orang yang paling berkuasa bukanlah kehendak terbesar. Jangan jadikan dunia sebagai puncak mimpi dan ilmu. Karena dunia akan menggulingkan kita dalam sekejap. Yang paling dielu-elukan bisa jadi terhina dalam seketika. Yang paling berkuasa bisa jatuh terhimpit di arena pojok kehidupan yang gelap dalam seketika.

Kemana perginya para artis ternama? Mereka tergulung oleh ketuaan diri. Mereka terhempas oleh keriputnya kulit dan semakin lemahnya tubuh. Kabar beritanya hanya pacaran-kawin-cerai-selingkuh. Tak ada berita selain itu. Itukan dunia gemerlap yang ingin dimasuki? Dunia akan selalu meninggalkan kita setelah puas menghancurkan dan menjerumuskan jiwa-jiwa yang sebelumnya bersih.

Yang paham hakikat dunia akan selalu waspada. Selalu bertanya, untuk apa kekayaan? Untuk apa kekuasaan? Untuk apa keterkenalan? Selalu bertanyalah pada jiwa. Selalu bertanyalah pada hati yang bersih. Kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan adalah hanya efek karya-karya kita untuk akhirat. Kita tak memperdulikan semua itu, karena orientasinya hanya Allah. Kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan hanya bunga-bunga penghias perjalanan seorang khalifah di muka bumi.

Umar Bin Khatab ingin meninggikan kalimatullah. Namun Allah memberikan kemakmuran, kekuasaan yang meliputi Romawi, Persia dan Mesir. Padahal tak sedikitpun Umar Bin Khatab bertujuan untuk itu. Tak pernah bermimpi tentang kekayaan, kekuasaan dan keterkenalan namun Allah memberikan secara cuma-cuma karena niat-niat akhiratnya. Bukankah Umar Bin Khatab pemimpin yang tak memperdulikan Dunia? Namun mengapa dunia menjadi dalam genggamannya? Inilah rahasia hidup yang harus dibongkar.

Dunia akan merunduk pada pemimpi Akhirat. Dunia akan mendekati pada mereka yang mendekati akhirat. Dunia akan mengabdi pada mereka yang bekerja untuk akhirat. Karya-karya yang berorientasi akhirat akan melampaui semua karya yang berorientasi pada dunia. Akhirat bergerak naik ke langit. Dunia akan bergerak ke bawah, ke tanah. Karya akhirat dibawah bimbingan Allah. Karya dunia dicengkeram hawa nafsu. Itulah mengapa dalam 90 tahun umat Islam bisa menembus sebagian Eropa Barat. Menjadi mercusuar akhlak dan ilmu pengetahuan. Bisakah generasi ini mengulanginya lagi?

Tanpa Islam, Eropa pun Pernah Saling Jajah Satu Sama Lain Dalam bukunya yang cukup “berani”, sejarawan asal Kanada, Graham E Ful...

Tanpa Islam, Eropa pun Pernah Saling Jajah Satu Sama Lain


Dalam bukunya yang cukup “berani”, sejarawan asal Kanada, Graham E Fuller, membuat pengandaian yang menarik. Ia bertanya, “Bagaimana sebuah dunia tanpa Islam?” Untuk membangun alternatif jawabannya, Fuller menyinggung generalisasi stigma yang kerap dilontarkan Barat kepada Timur atau Islam. Ia berusaha menunjukkan, banyak faktor pemicu pertentangan antara Barat dan Timur yang sudah ada bahkan sebelum Islam datang. 

Pada awalnya, Fuller memaparkan fakta historis, Eropa mengalami keterpecahan antara Kristianitas Barat (Katolik Roma) dan Kristianitas Ortodoks. Yang satu berpusat di Roma, sedangkan yang lain di Konstantinopel (Istanbul). Sejak ditaklukkan Islam, pusat Kristen Ortodoks pindah ke Moskow, yang disebut juga sebagai Roma Baru karenanya.

Perbedaan lainnya adalah, Konstantinopel merupakan wilayah budaya Yunani, sedangkan Roma merupakan Latin. Berbeda dengan eksklusivitas bahasa Latin, bahasa Yunani justru mempersatukan kawasan Mediterania.

Pada abad keempat, Kekaisaran Romawi/Byzantium menjadikan Kristen sebagai agama negara. Hal itu justru menjadikan negara mampu merasuki perumusan dogma-dogma agama tersebut. Konsili Nicea pada 325 adalah buktinya. Sejak saat itu, muncul pula aliran-aliran terkait, misalnya, ketuhanan Yesus atau Maria. 
Pada 476, kekaisaran yang berpusat di Roma berakhir. Paus yang bertempat di Roma pun terkucil. Bagi Konstantinopel, paus itu tak lebih daripada “Uskup Agung Roma” sehingga tak berwenang mengklaim universalitas Kristen. Pada 1054, antara Roma dan Konstantinopel saling mengucilkan. 

Endapan perasaan-perasaan ini merupakan bahan bakar untuk konflik ratusan tahun ke depan. Bahkan, ketika pada akhirnya Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mahmed pada 1453, orang-orang Kristen Ortodoks merasa “beruntung” sebab dikalahkan kaum Muslim Turki, bukan orang Latin yang Kristen. Sebab, mereka tahu, gereja-gereja Ortodoks akan tetap hidup di bawah pemerintahan Muslim.

Lebih jauh, menurut Fuller, sesungguhnya Perang Salib yang berlangsung sejak abad ke-11 sampai ke-13 tetap akan terjadi sekalipun Islam tidak pernah ada. Perang yang dipicu pidato Paus Urbanus II dalam Konsili Clermont 1095 ini terjadi selama beberapa tahap.

Namun, dalam pidato tersebut sebenarnya tidak ada penyebutan satu kali pun “Islam” atau “Muslim”, melainkan hanya “orang kafir.” Sebutan yang sesungguhnya tidak jelas batas-batas referensinya karena bisa merujuk pada siapapun yang dianggap berbeda.

Puncaknya, pada Perang Salib gelombang keempat yakni tahun 1204, balatentara Salib justru menyerbu Konstantinopel dan membunuh warga kota itu secara kejam, meskipun mereka toh Kristen seperti mereka. Kejadian ini seolah menegaskan ujaran Paus Innocentius III, bahwa harapan jangka panjang Perang Salib sebenarnya adalah mengembalikan kesatuan Gereja antara Timur dan Barat. Penjarahan atas Konstantinopel tentu saja memupuskan harapan ini.

Senarai peristiwa-peristiwa historis “benturan” antara Barat dan Timur itu dapat saja diteruskan. Namun, akar daripadanya hanyalah embusan sentimen-sentimen yang menegaskan batas “kami-kalian.” 
Padahal, persoalan identitas memerlukan kajian yang lebih mendalam dan jernih sehingga bertujuan mempererat hubungan antarperadaban, bukan malah saling membenturkannya.
 
Agaknya, dunia lebih memerlukan lebih banyak ilmuwan yang mengambil posisi seperti Fuller. Ilmuwan-ilmuwan demikian dapat muncul dari Barat maupun Timur. Mereka yang menilai bahwa polarisasi demikian tidak perlu dipandang kaku, melainkan cair. 
Terlebih lagi, dalam pesatnya perkembangan teknologi informasi mutakhir. Prasangka dan pengetahuan akan identitas the others bercampur-baur dalam banjir informasi. Mereka begitu mudah diakses oleh siapa saja dan kapan saja.

Sumber:
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q6xqan320
 

Takdir Sejarah Kristen dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Semua peristiwa dan hukum ...

Takdir Sejarah Kristen dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Semua peristiwa dan hukum yang ada di kehidupan ini, hanya mendetailkan apa yang sudah tertulis di Al-Qur'an. Rentetan sejarah manusia hanya tafsiran dan penjelasan komprehensif dari Al-Qur'an. Al-Qur'an hukum keabadian yang sangat mudah dipahami manusia.

Ada hukum tersendiri bagi Nasrani yang telah menyembunyikan dan mengabaikan kitabnya. Yaitu perpecahan abadi hingga hari Kiamat. Ibnu Katsir, mengamati fenomena ini. Di eranya, telah terjadi perseteruan yang tajam diantara sekte-sekte Nasrani.

Ketika perang Salib, kerajaan Binzyantium dan Roma saling bertempur. Roma menyerbu Binzyantium karena tidak mau berkoalisi dalam perang Salib. Paus mengerahkan kerajaan Roma. Namun Patrick sebagai petinggi Nasrani di Binzyantium tidak mengijinkannya. Untuk itulah Shalahuddin Al Ayubi membuat perjanjian kerjasama dengan Binzyantium dalam menghadapi serbuan tentara Salib yang dikerahkan oleh Paus.

Saat Amr bin Ash membebaskan Mesir. Pemeluk Nasrani Koptik Takdir Mesir justru berpadu bersama Muslimin mengalahkan Romawi. Sebab, petinggi Romawi yang Nasrani justru menjajah sesama Nasrani sendiri. Memahami keadilan pemimpin Muslimin, pemeluk Nasrani Koptik justru merasa merdeka dibawah lindungan Khalifah Islam.

Saat Jafar bin Abdul Muthalib, pamannya Rasulullah saw, berhijrah ke Habasyah. Terjadi perseteruan antara raja Najasi yang saat itu masih Nasrani dengan para pemuka agama Nasrani.  Pemuka agama Nasrani melakukan pemberontakan untuk menjatuhkan raja Najasi.  Penyebabnya, mereka tidak menyetujui sikap raja Najasi soal Kenabian Isa bin Maryam yang menurut pemuka Nasrani adalah tuhan.

Menurut intelektual Inggris abad ke-18 Edward Gibbon, perkembangan ajaran Kristus adalah salah satu faktor yang membawa Imperium Romawi ke jurang kehancuran. Dalam The History of the Decline and Fall of the Roman Empire (1776), Gibbon menjelaskan bahwa ambisi orang Romawi terhadap kekayaan dan kejayaan duniawi adalah akar dari dominasinya di Eropa. Ambisi itu lalu memudar oleh doktrin Kristen tentang kehidupan setelah kematian dan kebahagiaan surgawi.

Saat Andalusia berhasil dihancurkan oleh Ratu Isabel dan Ferdinand. Paus membagi dunia menjadi dua. Dibagi peta dunia kepada Portugis dan Spanyol. Namun Portugis dan Spanyol bertempur di Nusantara di kepulauan Maluku untuk memperebutkan rempah. Setelah Spanyol hengkang, datanglah Belanda yang berperang dengan Portugis. Saat Portugis kalah, Portugis meminta Belanda agar yang beragama Kristen Katolik diberikan kebebasan beragama seperti Kristen Protestan.

Perang Tiga Puluh Tahun atau "The Thirty Years Wars" merupakan salah satu peristiwa yang turut berkontribusi dalam perkembangan seni diplomasi berpolitik. Pemantik terjadinya perang disebabkan karena adanya permasalah agama. Saat itu terdapat dua agama besar, yakni Katolik dan Protestan, keduanya saling bersaing untuk menunjukkan kekuasaan serta kekuatan masing-masing. Konflik ini terjadi dalam empat fase, yakni Bohemian Phase, Danish Phase, Swedish Phase, dan French Phase.

Ketika perang Salib, kerajaan Binzyantium dan Roma saling bertempur. Roma menyerbu Binzyantium karena tidak mau berkoalisi dalam perang Salib. Paus mengerahkan kerajaan Roma. Namun Patrick sebagai petinggi Nasrani di Binzyantium tidak mengijinkannya. Untuk itulah Shalahuddin Al Ayubi membuat perjanjian kerjasama dengan Binzyantium dalam menghadapi serbuan tentara Salib yang dikerahkan oleh Paus.

Sejarawan Kanada, Graham E Fuller  memaparkan fakta historis, Eropa mengalami keterpecahan Katolik Roma dan Ortodoks. Endapan perasaan-perasaan ini merupakan bahan bakar untuk konflik ratusan tahun ke depan. Bahkan, ketika Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mahmed pada 1453, orang Kristen Ortodoks “beruntung” dikalahkan Muslimin bukan orang Latin yang Kristen. Sebab, mereka tahu, gereja-gereja Ortodoks akan tetap hidup di bawah Muslim.

Perang Salib tetap akan terjadi sekalipun Islam tidak pernah ada. Perang yang dipicu pidato Paus Urbanus II dalam Konsili Clermont 1095 sebenarnya tidak ada penyebutan satu kali pun “Islam” atau “Muslim”, melainkan hanya “orang kafir.” Sebutan yang sesungguhnya tidak jelas batas-batas referensinya karena bisa merujuk pada siapapun yang dianggap berbeda.
Bisa jadi harapan dari Perang Salib sebenarnya adalah mengembalikan kesatuan Gereja antara Timur dan Barat.

Buya Hamka dalam bukunya Islam, Ideologi dan Revolusi, banyak memaparkan konflik Internal yang terjadi dikalangan agamawan Kristen dan pertempuran berdarah sesama pemeluk agama Kristen. Serta penyebab beragam landasan revolusi di benua Eropa. Takdir ini akan berlaku juga pada Muslimin bila bersikapnya sama dengan kaum Nasrani.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)