basmalah Pictures, Images and Photos
Oktober 2022 - Our Islamic Story

Choose your Language

Berbisnis untuk Menyiapkan Kematian Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Berbisnis untuk menyiapkan kematia...

Berbisnis untuk Menyiapkan Kematian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Berbisnis untuk menyiapkan kematian. Berkebun untuk menyiapkan kematian.  Bukankah kematian itu tak terduga? Sedangkan berbisnis dan berkebun hanya untuk mengetahui jati diri, masihkah berorientasi akhirat?

Berbisnis dan berkebun bagian dari hiruk pikuk, kesenangan, senda gurau, dan permainan. Apakah melenakan? Apakah bisa memanfaatkan arusnya untuk menyiapkan kematian? Apakah hanya ibadah-ibadah simbolik yang menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah?

Seperti di Surga, manusia menikmati kesenangan tanpa batas, namun kerinduannya terus tertuju pada Allah. Bagaimana menikmati kesenangan dunia namun setiap langkah kesenangannya bagian kerinduan pada Allah?

Menikmati kesenangan dunia diperbolehkan, kecuali yang dilarang. Kesenangan dunia boleh dinikmati, maka isilah dengan  bersyukur. Bersyukur inilah yang membuat menikmati kesenangan dunia menjadi keterpautan kepada Allah.

Di Surga, manusia menikmati kesenangannya dengan tata kelola yang sudah ditetapkan Allah. Mengapa di dunia tidak menikmati kesenangannya dengan arahan dari Allah? Nikmatilah kesenangan dunia yang telah disiapkan Allah bagi manusia sesuai tata kelola dari Allah.

Berkebunlah. Berbisnislah. Nikmati seluruh proses dan hasilnya. Nikmati seluruh kesenangan yang ada. Berkebun dan berbisnis bukan dengan cara kita, tetapi dengan tata kelola yang dibimbing oleh Allah swt dan Rasul.

Dunia itu bukan penjara tetapi kebebasan. Bukankah Allah memberikan akal, nafsu dan hati? Dunia itu bukan penjara tetapi kebebasan, bagaimana agar kebebasannya menjadi kesenangan yang membahagiakan? Allah menurunkan Al-Qur'an dan mengutus para Nabi dan Rasul. Kebebasan yang terbimbing.

Membentuk Mental Investor dan Pengusaha dengan Bersedekah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Melatih berb...


Membentuk Mental Investor dan Pengusaha dengan Bersedekah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Melatih berbisnis, belajar menjual dan membuat produk? Apa mental utama memulai bisnis? Apa yang ditakuti dalam berbisnis? Semuanya terangkum dalam sedekah. Biasakan bersedekah, mental berbisnis maka terbentuk secara alamiah.

Bukankah inti bisnis itu melayani? Bukankah yang mau menjalani bisnis adalah mereka yang berani mengambil resiko? Mereka yang terbiasa bersedekah sudah terbentuk mental bahwa yang dikeluarkan tidak akan pernah kembali. Jadi mental bersedekah lebih berat dari mental berbisnis bagi para materialis.

Berani kehilangan. Berani memberi tanpa ingin kembali secara sadar dan sukarela. Inilah langkah awal dan yang membentuk daya tahan berbisnis. Tak ada lagi ketakutan apa pun.

Bersedekah membentuk mental  berinvestasi. Hasil investasinya tak perlu dan tak harus dirasakan di dunia di saat masih hidup. Sebab investasi itu membangun masa depan bukan hari ini. Hari-hari yang dilalui dipenuhi investasi bukan konsumsi pemuasan ego diri.

Bersedekah pasti akan kembali.  Bisa berbentuk sikap mental dan karakter, jalan kemudahan dan pertolongan yang tak terduga, ataupun kekayaan yang berlimpah. Bagaimana prosesnya? Hanya Allah yang tahu jalan-jalannya. Namun ini hukum kepastian yang tak diyakini manusia.

Mendapatkan yang amanah dalam pengelolaan harta, amatlah sulit. Mengelola bisnis, banyak hal yang tak bisa dikendalikan. Mengapa tak diniatkan bersedekah saja? Merubah investasi menjadi niat bersedekah. Membangun bisnis dengan niat bersedekah. Bersedekah sesuai ukuran yang telah ditetapkan oleh syariat.

Bersedekah menghilangkan nafsu yang membuat lupa diri untuk berinvestasi karena bisikan khayalan keuntungan menipu yang menguras harta.  Bersedekah menghilangkan ketakutan untuk tidak berivestasi. Bersedekah berarti dalam kondisi yang aman. Tak membangkrutkan dan tak kikir pula.

Organisasi dan Pengelolaan SDM Bisnis dalam Kisah Para Nabi dan Rasul Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) ...

Organisasi dan Pengelolaan SDM Bisnis dalam Kisah Para Nabi dan Rasul

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Menyusun organisasi bisnis. Mengembangkan orang yang terlibat di dalamnya. Belajarlah pada Nabi Daud, Sulaiman dan Musa. Nabi Daud melunakkan besi, burung dan gunung pun berdzikir bersamanya.

Nabi Sulaiman membentuk pasukan dari burung, jin dan manusia. Mereka berhimpun dalam pasukan yang teratur dan patuh. Menghimpun keragaman dalam satu arus besar yang terkendali.

Nabi Sulaiman memanfaatkan angin. Alam semesta menopang dan dimanfaatkan untuk membangun kekuasaannya. Tak menentang takdir. Tak menentang hukum alam yang telah ditetapkan Allah. Semuanya diberdayakan sesuai tujuan penciptaannya.

Setelah lepas dari kejaran Firaun dan bala tentaranya. Apa yang dilakukan Nabi Musa? Mengikuti perintah Allah. Membawa kaumnya ke Palestina. Bagaimana membawa kaumnya yang terhina, rendah diri karena sudah lama diperbudak Firaun? Juga berkarakter durhaka dan pembangkang? Ingin semuanya difasilitasi dengan Kemukjizatan?

Nabi Musa membagi kaumnya menjadi 12 golongan. Setiap golongan sudah paham tempat minumnya dan makannya masing-masing. Dalam struktur kaumnya terdapat 70 orang terpilih, yang saat kaumnya durhaka kepada Allah, mereka menjadi wakil untuk bertaubat kepada Allah. Mereka juga berkomitmen untuk mengikuti Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw.

Allah telah menetapkan adab yang terbentuk saat memasuki bumi Palestina. Yaitu, memohon ampun atas dosanya dan membungkukkan badan. Inilah karakter yang harus tercipta dalam pembinaan bagi mereka yang terlibat dalam pengelolaan bisnis. Inilah hasil akhir pengelolaan sumberdaya manusia.

Al-Qur'an menyebutkan harta ke kekayaan sebagai kebaikan. Para Nabi dan Rasul diutus untuk menyeru kepada kebaikan. Maka semua liku-liku kehidupan para Nabi dan Rasul dapat diterapkan dalam membentuk dan mengelola perjalanan meraih harta kekayaan.

Menyerap Kemukjizatan Al-Qur'an ke Pengelolaan Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Membangun bi...



Menyerap Kemukjizatan Al-Qur'an ke Pengelolaan Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Membangun bisnis, pelajarilah Al-Qur'an. Membangun bisnis sambil mengamalkan Al-Qur'an. Bila gagal pun akan mendapatkan syafaat dari Al-Qur'an di hari Kiamat. Bila berhasil, memang tak ada yang tak sukses bila mengamalkan Al-Qur'an, itulah jaminan dari Allah.

Membangun bisnis, amalkanlah  Al-Qur'an. Akan muncul kemukjizatan yang tak pernah diduga. Akan lahir kekuatan yang tak pernah diperhitungkan. Bisnis menjadi jalan kemudahan, kegembiraan hati, penuh energi, karena raga, jiwa, ruh dan akal bersatu padu. Tak ada pertentangan di sanubari manusia.

Membangun bisnis, amalkanlah Al-Qur'an. Banyak yang tak bisa dikendalikan manusia dalam mengelola bisnis. Banyak peristiwa, momentum, fenomena yang tak pernah terduga oleh manusia. Pengaman yang paling kokoh bukan perhitungan dan manajemen resiko, tetapi perlindungan Allah.

Membangun bisnis, amalkanlah Al-Qur'an. Inti bisnis setelah membangun manusia adalah membangun sistem. Bukankah Allah telah menulis seluruh takdir tata kelola kehidupan di Lauhul Mahfud sebelum kehidupan ini ada? Bukankah Al-Qur'an itu pokok fundamental dari isi Lauhul Mahfud? Bila sistem yang dibangun berlandaskan Al-Qur'an, maka akan ada keselarasan antara pengelolaan perusahaan, takdir kehidupan, dan karakter  jiwa manusia. Ini kekuatan paling dahsyat.

Membangun bisnis, amalkanlah Al-Qur'an. Inti bisnis setelah membangun manusia adalah membangun sistem. Bukankah Allah telah menulis seluruh takdir tata kelola kehidupan di Lauhul Mahfud sebelum kehidupan ini ada? Bukankah Al-Qur'an itu pokok fundamental dari isi Lauhul Mahfud? Bila sistem yang dibangun berlandaskan Al-Qur'an, maka akan ada keselarasan antara pengelolaan perusahaan, takdir kehidupan, dan karakter  jiwa manusia. Ini kekuatan paling dahsyat.

Membangun bisnis itu sulit dan melelahkan bagi yang hanya menggunakan akal dan sumber daya ego manusia. Bukankah manusia berkarakter lemah, bodoh dan zalim? Bagaimana bisa mengelola bisnis dengan karakter seperti ini? Bawa kemukjizatan Al-Qur'an ke dalam pengelolaan bisnis.

Demografi dan Phsycografi dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apa yang pertama dipanda...

Demografi dan Phsycografi dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Apa yang pertama dipandang indah dalam kehidupan ini? Wanita, anak, perhiasan, kendaraan dan terakhir kebun atau sawah. Bagaimana kondisi akhir zaman? Kebanyakan wanita, mereka berpakaian tetapi telanjang. Bagaimana memanfaatkan fenomena ini bagi pengelolaan dunia? Bagaimana agar bermanfaat bagi kehidupan akhirat?

Apa yang diburu dalam kehidupan ini? Kesenangan, bersenda gurau, saling berbangga, dan bermewahan. Itulah cara berinteraksi dengan dunia. Bagaimana karakter yang disebutkan oleh Al-Qur'an diberdayakan bagi kemanfaatan akhirat?

Dalam Al-Qur'an, lebih banyak golongan kanan yang ke surga atau golongan kiri yang ke neraka? Kebanyakan yang kafir dan munafik atau mukmin? Kebanyakan yang tertipu oleh dunia atau yang selamat? Seperti itu demografi yang disebutkan di Al-Qur'an, bagaimana kemanfaatannya bagi mukmin dalam mengelola kehidupan?

Siapakah yang menyakini Al-Qur'an? Tentunya mukmin. Mengapa fenomena kehidupan dunia yang gamblang dijelaskan Al-Qur'an tidak dimanfaatkan untuk menarik manusia pada kebaikan? Pada pengumpulan sumber daya kekuatan bagi kemaslahatan manusia?

Mengapa pengelolaan politik dan ekonomi seorang mukmin tidak memanfaatkan fenomena dunia yang dijelaskan Al-Qur'an? Mengapa pengelolaan "tampilan luar" bisnis tidak memanfaatkan fenomena dunia yang disebutkan Al-Qur'an dan fenomena huru hara Hari Kiamat yang disabdakan Rasulullah saw?

Apakah yang diambil dari Al-Qur'an hanya unsur ibadahnya saja? Mengapa fenomena sosial budaya manusia diabaikan? Bukankah semua penguasa peradaban dan wilayah di awali dari pemahaman dan pemanfaatan fenomena sosial dan budaya? Semuanya dijelaskan dalam Al-Qur'an.

Bukankah seorang muslim adalah sebaik-baiknya umat di kolong jagat raya ini, mengapa tidak memanfaatkan fenomena dunia yang dijelaskan Al-Qur'an untuk memimpin peradaban? Al-Qur'an adalah petunjuk terbaik. Manfaatkan fenomena yang dijelaskan Al-Qur'an untuk menjadi pemimpin peradaban dunia.

Mengapa Resah? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Allah menetapkan pada diri-Nya sendiri bahwa Dia Maha P...

Mengapa Resah?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Allah menetapkan pada diri-Nya sendiri bahwa Dia Maha Penyayang. Allah telah mengharamkan kezaliman pada diri-Nya sendiri. Allah telah menegaskan pada manusia bahwa diri-Nya maha Penyayang dan Penyantun. Apalagi yang dirisaukan dari kehidupan ini?

Akhir yang baik itu bagi yang beriman dan bertaqwa. Bila beriman dan bertaqwa, Allah akan memberikan keberkahan dari langit dan bumi. Diberikan kemudahan, pertolongan, rezeki tak terduga, tanpa perhitungan dan batas. Apakah masih ada yang perlu dikhawatirkan dari kehidupan ini?

Allah telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Allah telah menjamin keterkabulan doa. Tak ada doa yang tak diijabah. Seorang yang kafir pun, bila dianiaya dan teraniaya maka doanya akan dikabulkan Allah. Allah tak pernah tidur. Allah maha Mengabulkan doa. Jadi, apakah masih ada yang diresahkan?

Bila sudah menjadikan Allah sebagai pelindung dan penolong. Bila sudah bergantung dan bertawakal kepada Allah. Bila Allah yang mengenggam seluruh urusan manusia. Bila seluruh persoalan kembali kepada Allah. Masih adakah yang ditakutkan?

Apakah ada para Nabi dan Rasul yang tidak ditolong oleh Allah? Apakah ada para Nabi dan Rasul yang dibiarkan sendirian mengarungi gelombang kehidupan ini? Apakah kehidupan Nabi dan Rasul mulia atau terhina? Bagaimana akhir kehidupan para Nabi dan Rasul? Bila semuanya jelas, masihkah beragam hal persoalan menganggu pikiran?

Janji Allah adalah hukum dan takdir kehidupan. Kehidupan berjalan sesuai hukum dan takdir-Nya. Yang terjadi sesuai hukum dan takdir-Nya. Pahami hukum dan takdir-Nya, ikuti dan jalani hukum dan takdir-Nya, itulah ikhtiar mengarungi suratan perjalanan.

Bila keresahan dan ketakutan masih ada. Bila kekesalan masih ada. Bila sakit hati masih ada, bertanda belum bermarifatullah dengan sepenuh hati. Yang mengenal Allah takkan pernah merasakan penderitaan walaupun manusia melihatnya sebagai orang yang paling sengsara di dunia. Allah sudah cukup bagi dirinya, tak mengangankan selain-Nya.

Iman itu Melampaui Kemukjizatan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Yakin tak butuh keajaiban. Iman tak pe...

Iman itu Melampaui Kemukjizatan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Yakin tak butuh keajaiban. Iman tak perlu menyaksikan peristiwa luar biasa. Bukankah umat yang menyaksikan sendiri kemukjizatan para Nabi dan Rasul pun tetap dalam kekafirannya? Bukankah umat yang ditolong dan menikmati kemukjizatan pun tetap menjadi pembangkang?

Para pembangkang, seandainya firman Allah langsung menjelma menjadi kertas di tangan mereka. Walaupun mereka menyaksikan para malaikat turun beriringan dari langit di hadapan nya. Pasti akan bermunculan ragam alasan untuk membangkang. Seperti kaum Bani Israel yang terus membangkang Nabi Musa, walaupun ragam kemukjizatan dirasakan dan telah menolongnya. Itulah karakter manusia.

Iman itu sendiri sudah melampaui kemukjizatan. Apa akhir dari semua kemukjizatan para Nabi dan Rasul? Beriman pada Allah dan Rasul. Menyelesaikan semua persoalan hidupnya. Perantara datangnya pertolongan dan kemudahan dari Allah.

Dengan iman, jagat raya ini dipenuhi kemukjizatan. Bagaimana langit tanpa tiang? Bagaimana matahari dan bulan tidak bertabrakan? Bagaimana hewan dan tumbuhan  berkembang biak dan berbuah? Setiap pandangan mata. Setiap pendengaran dan rasa, penuh dengan kemukjizatan. Bukankah manusia tidak akan pernah bisa menciptakan sesuatu pun di jagat raya ini? Bukankah manusia hanya bisa mencontek dan memanfaatkannya saja?

Iman itu mendatangkan kemudahan dan jalan ke luar. Iman menjadi penghubung komunikasi dan interaksi manusia dengan Allah. Iman mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan. Bukankah ini yang didambakan?

Tak butuh kehebatan dan keluarbiasaan diri. Tak butuh menjadi manusia super dan powerful. Tak butuh keperkasaan yang tak terkalahkan. Tak butuh kecerdasan super brilian. Dengan iman, Allah akan menundukkan semuanya bagi manusia.

Dengan Iman, manusia menapaki jalan Allah dan Rasul.  Bila jalan ini yang ditempuh, adakah kecerdasan dan kekuatan yang bisa melampauinya? Hidup yang paling mudah itu dengan Iman, bukan dengan akal pikiran dan kekuatannya sendiri.

Kebahagiaan Ada Jalannya Sendiri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Sumber keresahan dan ketentraman ada ...

Kebahagiaan Ada Jalannya Sendiri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Sumber keresahan dan ketentraman ada di dada manusia. Kegelisahan dan ketenangan ada di hati manusia. Siapakah yang menguasai hati? Manusia pun tak bisa. Yang membolak balikkan hati hanya Allah semata.

Siapakah yang menghembuskan dan membisikan ke dada manusia? Malaikat membisikan ketentraman dan ketenangan. Jangan takut dan jangan sedih. Syetan menghembuskan beragam ketakutan dan kekhawatiran. Kapan Allah mengutus Malaikat? Kapan Allah membiarkan syetan menjadi teman manusia?

Sepintar dan secerdas apa pun, manusia tak bisa mengendalikan hatinya. Seluas dan sedalam apapun akal dan ilmunya, manusia tak bisa mengontrol hatinya. Sekaya dan setinggi apa pun jabatannya, manusia tetap tak bisa melakukan intervensi pada hatinya. Padahal hati itu berada di dalam dada manusia.

Bila takdir manusia itu tak bisa mengendalikan hatinya. Bila yang bisa membolak-balikan hati hanya Allah, maka manusia tak bisa menciptakan jalan sendiri untuk membahagiakan dirinya. Manusia tidak bisa merekayasa kebahagiaan dengan caranya sendiri.

Keinginan, kebutuhan, persepsi, harapan, khayalan, angan-angan, obsesi, cita-cita dan mindset hasil egonya yang dianggap bisa membahagiakan diri, tidak akan pernah menuntunnya pada kebahagiaan. Kebahagiaan memiliki jalannya tersendiri. Hanya yang bisa menembus ketentraman hati, yang bisa menciptakan kebahagiaan. Siapakah?

Yang bisa membisikan ketentraman, ketenangan, jangan takut dan jangan bersedih hanya malaikat. Yang bisa mengilhamkan ke dalam hati hanya Allah. Dua cara ini yang bisa memenuhi hati dengan ketentraman dan kebahagiaan. Bagaimana agar Allah dan malaikat terus membersamai? Itulah kuncinya.

Para Penjaga Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apakah manusia ditinggalkan sendirian di muka bum...

Para Penjaga Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Apakah manusia ditinggalkan sendirian di muka bumi? Allah telah menjadi jagat raya sebagai pelayan. Para Nabi dan Rasul sebagai pembimbing dan para Malaikat sebagai teman yang selalu membersamainya.

Para Salafus Shalih tak pernah merasa sendirian. Saat ada ulama sendirian, ditanya mengapa menyendiri? Dia menjawab bahwa dirinya bersama malaikat. Allah membersamainya dengan dzikrullah.

Saat tertidur apakah sendirian? Saat berjalan dan berdiam sendiri, apakah sendirian? Allah selalu mengutus Malaikat Penjaga di depan dan belakang. Allah mempergilirkan malaikat penjaga untuk menjaga manusia di setiap malam dan siang.

Bila merasa sendiri dan sepi, padahal diri manusia selalu ada yang membersamai. Mengapa perasaan ini muncul? Kesendirian dan kesepian disebabkan manusia mengacuhkan para malaikat. Mengapa tak merasakan kehadiran malaikat?

Beramallah seperti amalan para malaikat. Berinteraksilah dengan karakter malaikat. Kelola diri seperti malaikat mengelola dirinya. Bila sudah satu frekwensi dengan malaikat, maka banyak teman yang kekuatannya maha dahsyat yang selalu membersamainya.

Bila di depan dan belakang ada malaikat Penjaga. Maka disebelah kanan dan kiri ada malaikat pencatat amal. Malaikat pencatat kebaikan menjadi leadernya. Saat berniat baik langsung dicatat satu kebaikan, bila dikerjakan dicatat 10 kebaikan.

Malaikat pencatat kebaikan memerintahkan pencatat keburukan agar tidak mencatat niat buruknya, bila melakukan keburukan tidak langsung dicatat, menunggu beberapa waktu hingga beristighfar, bila tak beristighfar barulah dicatat sebagai satu keburukan. Itulah cara malaikat Raqib dan Atid menjaga manusia.

Bersama Penduduk Langit Walaupun Tinggal di Bumi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Ada malaikat Mikail d...

Bersama Penduduk Langit Walaupun Tinggal di Bumi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Ada malaikat Mikail di setiap turunnya hujan. Ada malaikat Mikail di setiap tumbuhan. Rasakanlah kehadiran Mikail di setiap hujan dan tumbuhan. Sebab dia yang diberi tugas menurunkan hujan dan memelihara tumbuhan atas ijin Allah.

Saat hujan tak turun, intropeksilah, mengapa malaikat Mikail tidak menghampiri kita? Saat hujan menjadi banjir, tanah longsor, dan arus yang kencang, mengapa rahmat Allah menjadi musibah? Mengapa makhluk-Nya yang mulia merubah hujan menjadi bencana?

Bersahabat dengan air hujan, berarti bersahabat dengan malaikat Mikail. Bersahabat dengan tumbuhan berarti bersahabat dengan malaikat Mikail. Berinteraksi dengan tumbuhan berarti berinteraksi dengan Mikail.

Ingin mengusir bisikan syetan dan hawa nafsu? Berkawanlah dengan malaikat. Berinteraksikah lebih banyak dan sering dengan malaikat. Air bertebaran di sekitar kita. Tumbuhan hidup di setiap area kehidupan kita. Bersahabat dan berinteraksilah dengan air dan tumbuhan, berarti bersahabat dan berinteraksi dengan malaikat Mikail.

Mengapa sangat tentram dengan gemericik air? Mengapa sangat syahdu dengan suara aliran air? Mengapa sangat bahagia saat bertani dan berkebun? Mengapa banyak tumbuhan, lingkungan menjadi nyaman, sejuk dan asri? Malaikat Mikail yang membersamainya.

Mulailah bersahabat dengan para penduduk langit. Mulailah bercengkrama dengan penduduk langit. Duduklah bersama dengan penduduk langit. Banyak "penjelmaan penduduk langit" di sekitar kita. Bukankah malaikat Raqib dan Atid pun selalu membersamai?

Menyapa alam berarti menyapa malaikat Mikail. Menyapa gunung, berarti menyapa malaikat gunung yang dulu pernah menawarkan jasanya untuk menghancurkan penduduk Thaif. Berinteraksilah dengan penduduk langit selama di bumi.

Buku Tulis Spesial Bapak Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Semalam mulai menulis manual ayat-ayat Al-Qur...

Buku Tulis Spesial Bapak

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)



Semalam mulai menulis manual ayat-ayat Al-Qur'an dengan tangan, walaupun sebelumnya tidak pernah namun dicoba untuk memulainya. Semoga ini bentuk terkecil dari mencintai Al-Qur'an. Setiap hari, satu halaman buku yang ku tulis. Cukup pegal juga, semoga tangan ini akan menjadi saksi di akhirat.

Jadi ingat kumpulan buku tulis bapak ku yang tersimpan di lemarinya. Saat kecil, aku sering menemukan buku tulis bapak di lemari. Isinya tulisan tangan doa-doa yang didapatkan dari guru-gurunya. Buku itu disimpan dengan rapi. Bila ada keperluan, buku itu dibukanya kembali.

Saat SMP, guruku pak Luthfi, mengajarkan khusus menulis ayat  Al-Qur'an dengan tangan walapun hanya satu ayat. Setiap kata diartikannya. Bila dia mengajar, seisi kelas ribut, mungkin membosankan. Sekarang, yang diajarkan pak Luthfi mulai dipraktekkan.

Para wartawan menulis ucapan para penguasa, pengusaha, intelektual, profesional dan semua yang layak untuk diberitakan. Namun mengapa tak tertarik menuliskan firman Allah? Berbangga menulis kutipan manusia, mengapa tak bahagia saat menulis kutipan firman Allah?

Ayat-ayat Al-Qur'an yang menarik dan menyentuh hatiku, terutama tentang asma ulhusna-Nya Allah, doa-doa, penjelasan Allah tentang dzat-Nya dan kesimpulan dari sebuah kisah atau peristiwa.

Setiap malam setelah pulang kerja, ku coba untuk menulis ayat Al-Qur'an dengan tangan, hasilnya memang tidak bagus. Sebab bukan itu tujuannya. Yang diharapkan semoga ini dicatat sebagai jihad kesungguhan.

Ringan dan rutin, hanya menguji karakter, bersabarkah? Beristiqamahkah?

Beramal Sholeh dengan Mengelola dan Mewariskan Harta Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat badan sudah ...

Beramal Sholeh dengan Mengelola dan Mewariskan Harta

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Saat badan sudah ringkih. Saat tak bisa lagi menikmati kesenangan dunia. Saat usia sudah udzur, yang dipikirkan tetap saja tentang dunia?   Harta yang ada harus dihabiskan untuk dirinya.  Kalo masih ada, anak cucunya yang akan menikmatinya padahal dirinya sudah wafat. Hartanya tak boleh dinikmati oleh anak keturunannya sekali pun.

Yang mengumpulkan harta untuk 7 turunan merupakan kebodohan. Apa lagi tidak menyisakan warisan untuk keturunannya dengan dalih nanti yang menikmati bukan dirinya sendiri? Padahal mewariskan harta kepada keturunan adalah ibadah, amal shaleh, infaq terbaik, bukankah Allah mengingatkan untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah?

Mewariskan harta adalah perintah Allah, hukum syariat, melanjutkan amanah kekayaan,   menjaga keberlangsungan hidup agar semuanya dikelola dan diberdayakan, tidak boleh ada kekayaan  yang sia-sia dan menganggur. Semua kekayaan harus bergerak, memutar dan mengalir, sekali diam maka keburukan yang dialami.

Perhatikan, bagaimana takdir yang memiliki kekayaan tetapi didiamkan? Memiliki tanah tetapi tak diolah dan ditelantarkan? Memiliki uang tetapi tak diputar? Bila amanah tak ditunaikan maka Allah akan mencabut harta yang telah ada.

Menelantarkan harta, tanah dan  uang adalah kemaksiatan. Seperti manusia yang tidak menjalankan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Bila memiliki harta, tanah dan uang, pikirkanlah untuk apa semuanya diciptakan oleh Allah? Apa peran harta, tanah dan uang? Lalu tunaikan semua tujuan penciptaan harta, tanah dan uang.

Peran khalifah hanya untuk mengenggam semuanya yang di alam semesta agar sesuai dengan penciptanya. Mengelola alam semesta sesuai perannya. Memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah yang menyebar di alam semesta.

Nasihat  Lukmanul Hakim kepada anaknya, bahwa ketika agama, kekayaan dan akhlak mulia berpadu dalam satu gerak, maka itulah para Wali Allah di muka bumi. Harta, tanah dan uang, hanya untuk melihat, siapakah Wali Allah yang sebenarnya?

Ini Orang Pertama yang Rayakan Maulid Nabi Muhammad REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Maulid Nabi merupakan hari perayaan kelahiran Nab...

Ini Orang Pertama yang Rayakan Maulid Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Maulid Nabi merupakan hari perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal. Namun, dalam peringatan Maulid Nabi ini ada perbedaan pendapat di kalangan umat Islam, ada yang membolehkannya dan ada beberapa yang menghukuminya bid’ah.

Terlepas dari pembahasan hukum merayakan Maulid Nabi itu, bagaimana sejarah perayaan Maulid Nabi SAW ? Dan siapa yang merayakannya pertama kali? Jawabannya dapat ditemukan dalam kitab yang dikarang seorang ulama kelahiran Mesir, Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Imam as-Suyuthi lahir di Kairo pada 1 Rajab 849 Hijriah atau 3 Oktober 1445 Masehi.

Dalam kitabnya yang berjudul Husnul Muqshid Fi Amalil Maulid, Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi adalah Raja Irbil, yaitu Raja al-Mudzaffar Abu Said Kukburi bin Zainuddin Ali bin Biktikin (549-630 H). Dial ah yang memakmurkan Masjid Jami’ al-Mudzaffari di Safah Qasiyun.

Ia adalah seorang raja yang agung, besar dan mulia. Menurut as-Suyuthi, Raja al-Mudzaffar itu juga memiliki riwayat hidup yang baik. Dalam kitab Tarikh-nya, Ibnu Katsir juga berkata bahwa Raja al-Mudzaffar mengadakan Maulid Nabi di bulan Rabi’ul Awal dan melakukan perayaan yang besar.

Menurut Ibnu Katsir, Raja al-Mudzaffar merupakan sosok yang berhati bersih, pemberani, tangguh, cerdas akalnya, pandai dan adil. Semoga Allah merahmatinya dan memuliakan tempat kembalinya. Ibnu Katsir berkata,

“Syekh Abu Khattab Ibnu Dihyah telah mengarang kitab tentang Maulid Nabi dan diperuntukkan bagi Raja al-Mudzaffar yang ia beri nama at-Tanwir fi Maulid al-Basyir an-Nadzir. Lalu Raja al-Mudzaffar membalasnya dengan memberi hadiah sebesar 1.000 dinar atas karyanya itu. Ia diberi usia panjang dalam kekuasaannya hingga ia meninggal saat mengepung kota Prancis tahun 630 H. Ia terpuji sejarahnya dan perangainya.”

Sementara itu, cucu Ibnu al-Jauzi menjelaskan dalam Mi’raj az-Zaman bahwa sebagian orang yang hadir dalam jamuan perayaan Maulid Nabi oleh Raja al-Mudzaffar menceritakan bahwa beliau menyiapkan hidangan hingga 5.000 kepala kambing yang digoreng, 10.000 ayam, 100 kuda, 100.000 burung zabadiyah, dan 30.000 bejana besar yang berisi manisan.

“Orang-orang yang hadir dalam acara Maulid Nabi tersebut adalah para ulama besar dan ulama sufi. Ia bergabung dan bercengkrama dengan mereka. Raja al-Mudzaffar menyediakan jamuan untuk para ulama sufi mulai Dzuhur sampai Subuh. Ia menari bersama mereka,” jelas cucu Ibnu al-Jauzi dikutip dari buku terjemahan berjudul Tujuan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW terbitan Pustaka al-Muqsith.

Dia menambahkan, Raja al-Mudzaffar menghabiskan biaya dalam perayaan Maulid Nabi setiap tahunnya sebesar 100 ribu dinar. Ia memiliki rumah khusus tamu, yang disediakan bagi para tamu dari seluruh penjuru dan kalangan.

Di “rumah tamu” tersebut, ia menghabiskan seribu dinar setiap tahunnya yang diperuntukkan bagi para tamu.

Raja al-Mudzaffar juga memerdekakan budak dari Prancis setiap tahunnya dengan 200 ribu dinar.

Ia juga mengalokasikan dana untuk kota Makkah dan Madinah serta talang Ka’bah (mizab) setiap tahunnya sebesar 30 ribu dinar.

“Ini semua belum termasuk sedekah yang dilakukannya secara sembunyi-sembunyi (yang tidak diketahui),” ungkap cucu Ibnu al-Jauzi.

Dakwah Islam Melalui Perdagangan Hidayatullah.com | SEBELUM kedatangan Islam, Makkah dan Yatsrib (Madinah) sudah menjadi stasiun...


Dakwah Islam Melalui Perdagangan


Hidayatullah.com | SEBELUM kedatangan Islam, Makkah dan Yatsrib (Madinah) sudah menjadi stasiun perdagangan besar. Para pedagang dari luar, terutama dari Yaman memilih kedua kota ini sebagai tempat transaksi setelah tempat perdagangan mereka di Persia tidak aman lagi.


Karena itu, orang-orang Yaman kemudian mengalihkan perdagangannya ke Hijaz, khususnya ke kota Makkah dan Yatsrib. Konsentrasi perdagangan lalu beralih ke kota tersebut, sehingga penduduk setempat, terutama suku Quraisy, ikut ambil bagian dalam nerdagangan bersama orang-orang Yaman.

Tidak lama kemudian Makkah menjadi pusat perdagangan yang sangat besar di Jazirah Arab. Bahkan menjadi jantung kehidupan Romawi dalam banyak hal.

Memasuki abad ke-6, secara bertahap kendali perdagangan mulai berpindah dari orang- orang Yaman ke suku Quraisy, sebagai kabilah Makkah yang disegani. Kecenderungan suku Quraisy memilih menjadi pedagang karena selain Makkah sebagai salah satu pusat perdagangan, juga karena kondisi alam memaksa mere ka melakukan hal itu.

Maklum, alam di wilayah tersebut sangat tandus dan sulit ditanami. Ini berbeda dengan Yaman yang dikenal subur atau Yatsrib yang masih banyak memiliki lahan yang bisa ditanami.


Oleh karena itu, tak heran jika suku ini sangat menggandrungi dunia perdagangan sehingga sering pergi ke berbagai wilayah di muka bumi. Mereka juga mengenal banyak kota di Syam seperti Bushra, Gazat, Aylah, dan Masyarif, sebelum masa Islam.

Demikian juga halnya dengan kota-kota di Iraq, Yaman, sampai ke Mesir. Kabilah ini kemudian mulai memonopoli perdagangan di kawasan Jazirah Arab.

Perkembangan berikutnya, perdagangan di wilayah Jazirah Arab begitu dinamis karena masing-masing wilayah memiliki karakter yang8 berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap wilayah memiliki produk unggulan.

Yaman dikenal dengan produk pisaunya. Hijaz terkenal dengan parfum, kain, dan anggur.

Sebagian ahli menyatakan bahwa parfum dari Hijaz yang dijual ke Romawi mencapai ratusan juta dirham. Sementara yang paling mengagumkan dari Makkah adalah produk kulitnya dan pasar budak paling besar saat itu.


Perbedaan inilah yang menjamin kelangsungan geliat perdagangan ke dalam dan ke luarjazirah Arab. Al-Hamdani, dalam kitab Al-Buldan mengatakan bahwa seandainya bukan karena kemurahan Allah yang memberikan kekhususan setiap wilayah sesuatu yang tidak dimiliki oleh wilayah lain, pastilah perda- gangan itu akan segera lenyap.

Hanya karena perbedaan itulah maka satu kelompok pergi ke tempat lain untuk membeli produk, dan kelompok lain pergi ke kelompok lainnya lagi untuk membeli produknya. Begitu seterusnya sehingga perdagangan ini terus berlangsung.

Dr Jawad Ali dalam bukunya Al-Mufasal fi Tarikh Arabi Qabla Islam mengatakan bahwa pedagang Arab juga telah melakukan perda- gangan lewat Laut Arab, Laut Merah dan Laut Hindia untuk membeli barang di India dan Afrika yang harganya murah, kemudian mereka jual di pasar yang mereka inginkan dengan harga yang tinggi.

Pedagang Arab masa Islam

Ketika Islam berkuasa, kegiatan perdagangan bangsa Arab tidak dibatasi, melainkan tetap berlanjut seperti biasa. Bahkan kebiasaan pada masa jahiliyah seperti menyiapkan karapan-karapan dagang ke atau dari negara lain tetap dilakukan.

Perdagangan bangsa Arab semakin pesat bersamaan dengan menyebarnya agama Islam Mereka yang berprofesi sebagai pedagang juga menjadi penyebar agama Islam. Dakwah dan dagang merupakan dua aktivitas yang berjalan beriringan.

Dengan demikian, dakwah Islam yang dilakukan oleh para pedagang Arab bukanlah pekerjaan sambil lalu, tanpa rencana, dan tanpa strategi. Mereka memilih profesi itu agar mempunyai kebebasan dalam berdakwah dan mengajarkan ilmunya.


Pada masa Dinasti Umawiyvah, Dinasti Abbasiyyah maupun dinasti-dinasti yang lain, pebisnis-pebisnis Muslim menjadi pemegang kendali perdagangan dunia. Mereka menguasai perdagangan di sekitar Laut Tengah, Laut Arab, Teluk Persia, Selat Bosporus dan Laut Merah.

Wilayah tersebut merupakan jalur perdagangan yang amat ramai. Kota-kota yang dikuasai Islam seperti Cordova dan Granada di Spanyol, Basrah dan Baghdad di Iraq serta banyak kota lain Islam yang membnbentang dari Afrika, Eropa, dan Asia, menjadi kota-kota perdagangan yang penuh gemerlap.

Bahkan Baghdad saat tu, seperti  dilukiskan banyak sejarawan, menjadi sebuah megapolitan yang kedudukannya sama dengan kota New York saat ini.

Para pedagang Arab tidak hanya memperdagangkan hasil-hasil negeri Arab, tetapi juga barang-barang yang didatangkan dari Afrika, India, dan sebagainya. Barang-barang tersebut misalnya gading gajah, wangi-wangian, rempah-rempah, batu-batu permata, emas, dan sebagainya.

Karena itu, mereka menjadi perantara antara Eropa dengan negeri-negeri di Timur Jauh. Menurut Louise Marie M. Cornillez dalam bukunya The History of the Spice Trade in India, dominasi pedagang Arab terhadap perdagangan rempah antara India dan Eropa yang menyebabkan Vasco da Gama dan Chistopher Columbus berusaha menemukan rute pelayaran baru ke India, dan mengawali zaman penjajahan Eropa.

Selain di wilayah teluk, para pedagang Arab juga melakukan perdagangan ke daerah timur jauh yaitu China. Catatan sejarah menyebutkan bahwa sudah terjadi hubungan dagang antara dunia Arab dan China sebelum era Islam.


Jalur perdagangannya lewat laut dan darat (jalur sutera). Beberapa pedagang Arab sudah ada yang menetap di beberapa kota bandar dagang di negeri China, seperti Kanton, Chang Chow, dan Chuan Chow. Para pedagang Arab tersebut kemudian banyak yang menikahi perempuan setempat.

Pada perkembangan berikutnya keturunan mereka bukan hanya menjadi pedagang, tapi juga ada yang terjun ke dunia militer dan politik. Pada masa Dinasti Tang (618-905) orang-orang Arab telah mendapat kedudukan yang terhormat.

Menemukan Benua Amerika

Selain ke China, pedagang Arab juga menjalankan bisnisnya sampai benua Amerika. Van Sertima dalam bukunya They Came Before Columbus menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif bernia ga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.

Bagi umat Islam, Amerika bukanlah ‘dunia yang baru’ seperti diungkapkan Christopher Columbus-penjelajah berkebangsaan Spanyol– yang mengklaim sebagai penemu pertama benua itu. Jauh sebelum Columbus menginjakkan kakinya pada 21 Oktober 1492, umat Islam telah tiba di Benua Amerika.

Menurut Fareed H. Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation, jauh sebelum Columbus tiba umat Islam telah sampai di Amerika. Ia mengungkapkan, orang Islam pertama yang tiba di Benua Amerika adalah seorang pelaut dari China.

Pada 1178 M, berdasarkan sebuah dokumen Dinasti Sung, seorang pelaut Muslim telah menemukan sebuah benua yang disebut sebagai Mu-Lan-pi atau Amerika. Dinasti Sung memang dikenal memiliki angkatan laut yang sangat kuat.


Dua abad kemudian, papar Fareed, tepatnya 1310 M, Abu Bakri (Abu Bakar), seorang Kaisar dari Mali, Afrika Barat, telah melakukan serangkaian perjalanan menuju ‘Dunia Baru’, yakni Benua Amerika. Selain itu, pada 1312 M, Muslim dari Afrika Barat terutama Mali yang dikenal dengan istilah Mandinga telah sampai di Teluk Meksiko.

“Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya.”

Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Af- rika dan orang Amerika asli. “Columbus juga tahu bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara,”  tulis Ivan.

Daerah yang juga menjadi tujuan ekspedisi perdagangan orang Arab adalah Malaka dan Nusantara. Kontak orang Arab dengan orang orang Nusantara bahkan terjadi sebelum masehi. Thomas W. Arnold dalam The Preaching of Islam mengemukakan bahwa pada abad ke-2 sebelum masehi, orang-orang Arab memegang peran penting dalam perdagangan dengan Ceylon (Srilangka).*/Bahrul Ulum

Rep: Admin Hidcom
Editor: -

#

Sedekah Saat Krisis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Diprediksi krisis global semakin dekat. Berdasarka...

Sedekah Saat Krisis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Diprediksi krisis global semakin dekat. Berdasarkan analisa, Indonesia bisa masuk ke area krisis walapun peluangnya tidak sebesar Amerika, Eropa dan Cina. Apa penyebab krisis? Salah satunya Inflasi dan bunga yang tinggi.

Bagaimana menekan inflasi? Perbanyak produksi. Apa produksi yang tidak butuh modal besar? Mengolah tanah yang ada. Optimalisasi pengolahan tanah yang menganggur, segera tanami. Tanaman yang berumur pendek tanpa perawatan yang sulit. Yang terpenting perut kenyang. Bila bahan baku ada, tinggal kreativitas untuk meningkatkan nilai tambahnya.

Bagaimana menghindari dampak kenaikan suku bunga? Bangun segala sesuatu dengan modal sendiri. Menabung sesaat untuk berinvestasi. Atau meluaskan usaha dengan kemitraan bukan pinjaman bank.

Batasi tabungan di bank. Biarkan uang berputar untuk menggerakkan produksi. Agar sisi penawaran meningkat untuk menekan inflasi. Semakin takut menggerakkan atau memutar uang untuk investasi, maka inflasi terus merangkak.

Perbanyak sedekah untuk meningkatkan daya beli lalu mendorong sektor produksi. Saat peluang krisis makin besar, maka perbesar juga sedekahnya.  Krisis itu terjadi karena manusia kikir dan tak memutarkan kekayaannya, sehingga daya beli dan produksi mandek.

Bila inflasi naik, maka suku bunga dinaikkan karena pemilik uang tidak mau nilai uangnya turun. Maka cara melawannya dengan bersedekah dan membangun kemitraan. Syaratnya, pertimbangan ekonomi jangan laba dan pengembalian modal tetapi membangun kemanusiaan dan keridhaan Allah.

Orientasi uang dan keuntungan pragmatis yang membuat roda perekonomian tidak bisa menghasilkan kesejahteraan secara maksimal dan merata. Mengeruk kekayaan yang membuat krisis terjadi. Belajarlah pada Utsman bin Affan dan Abdurahman bin Auf saat meredam krisis di Madinah di era Umar bin Khatab.

Memanfaatkan Energi Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Semua urusan kembali kepada Allah. Semua ya...

Memanfaatkan Energi Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Semua urusan kembali kepada Allah. Semua yang terjadi sesuai dengan takdir-Nya. Kehendak Allah yang pasti terjadi. Bukan rencana dan kehendak manusia. Andai manusia merencanakan dan berbuat sesuatu dengan kehendaknya dengan mengerahkan seluruh kekuatan di jagat raya, awalnya seperti sesuai dengan rencananya namun yang terjadi sesuai dengan kehendak Allah.

Rencana dan kehendak manusia, pada awalnya berjalan sesuai rencana. Dikerahkan seluruh yang dimiliki. Saat seluruh sumberdaya telah dikerahkan total, Allah akan mengubah haluan sesuai takdir-Nya. Agar sumber daya tersebut hancur sehingga tak tersisa sedikitpun kekuatan manusia.

Firaun hancur saat di puncak pengerahan kekuatan dan sumberdayanya. Qarun hancur di saat puncak kegemilangan kemewahannya. Haman hancur di saat puncak kekuatan ilmu dan teknologinya untuk menghancurkan kebenaran Nabi Musa.

Semua kisah para pemilik kebun di Al-Qur'an hancur di saat esok pagi akan panen. Hancur di puncak kejayaan, bukankah itu paling menyakitkan dan mengenaskan? Bukankah setelah itu tidak ada sumberdaya dan kekuatan lagi yang tersisa? Allah menghapus semuanya tanpa ada yang tersisa.

Kehendak Allah pasti terjadi. Takdir Allah yang akan berlaku. Bagaimana berjalan sesuai takdir-Nya? Bagaimana menggunakan energi takdir Allah? Biar takdir Allah yang bekerja bukan kemauan dan ikhtiar manusia.

Hasan Al Banna dalam risalah Risalah Pergerakan menjelaskan," Jangan menentang arus alam semesta, manfaat arusnya, belokan arahnya." Memanfaatkan seluruh energi dan kekuatan yang sudah ada, itulah cara agar hidup itu mudah dan menentramkan.

Mengikuti arus takdir dan kehendak Allah, pahami dan jalani Wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Kehendak dan takdir Allah di jagat raya. Proses dan bagaimana takdir dan kehendak Allah bekerja di kehidupan ini, semuanya tertuang dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Saat diikuti, maka bukan manusia yang berikhtiar membanting tulang  tetapi kekuatan Maha Perkasa Allah yang menopangnya.

Dimana Keberadaan Tongkat Nabi Musa AS? Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tongkat Nabi Musa AS...

Dimana Keberadaan Tongkat Nabi Musa AS?


Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tongkat Nabi Musa AS merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT sebagai penguat kenabian dan kerasulan. Di manakah keberadaan tongkat itu sekarang?

Hingga saat ini tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan soal keberadaan tongkat Nabi Musa AS yang dengannya bisa membelah Laut Merah sehingga lolos dari kejaran Fir'aun. Melalui tongkat itu juga, Nabi Musa beberapa kali menunjukkan mukjizat atas Kuasa Allah SWT.

Namun, sebagaimana dilansir di laman Mawdoo, mengutip pernyataan Dr Rasyid Jarrah dalam “Aina Dzahabat Asha Musa”, menjelaskan sampai sekarang tidak ada teks eksplisit atau bukti yang jelas terkait keberadaan tongkat Nabi Musa. Salah satu peneliti menunjukkan bahwa tongkat Nabi Musa dibakar ketika Musa membakar anak sapi orang Samaria.

Sebagaimana klaim peneliti tersebut, orang Samaria telah memanfaatkan tongkat Musa untuk menyebarkan jiwa di dalam anak sapi karena khasiatnya yang ajaib. Hal ini mendorong banyak orang untuk mempercayai orang Samaria dan menyembah anak lembu.

Nabi Musa sendiri menggunakan tongkat tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, dan tongkat itu juga memiliki mukjizat tersendiri.

Misalnya, Nabi Musa biasa bersandar pada tongkatnya saat melakukan perjalanan, bepergian dan mengembara. Tongkat itu juga digunakan untuk berjalan, dan dapat berdiri tegak sehingga Nabi Musa bisa berdiri di atasnya.

Tongkat tersebut juga untuk mengetuk cabang-cabang pohon, agar jatuh daun-daunnya untuk kemudian dimakan para domba gembalaannya. Tongkat ini memiliki dua kepala cabang, yang dipakai untuk menggantung busur atau anak panah.

Pada malam hari, kedua kepala tongkat itu akan menyala seperti lampu. Beberapa manfaat lain dari tongkat Nabi Musa, ialah tongkat itu membantu beliau untuk bisa minum air dari sumur yang dalam. Tongkat ditancap ke tanah dan bertahan lama sampai keluar air dari sumur yang dalam itu.

Kepala tongkat itu kemudian berubah menjadi seperti ember, lalu Nabi Musa mengisinya dan meminum airnya. Jika tongkat tersebut dicabut, maka air akan berhenti keluar.

Selain itu, jika matahari terlalu terik dan panas, dan Nabi Musa tidak dapat menemukan tempat untuk berlindung, maka tongkat itu akan mengeluarkan cabang-cabang, lalu jubah Nabi Musa diletakkan di atasnya sehingga menjadi tempat yang teduh. Ketika Nabi Musa ingin buah, tongkat itu ditancapkan ke tanah, lalu tumbuh dan menghasilkan buah.

Berserah Diri, Kekuatan Utama Muslimin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Para Nabi dan Rasul ingin menja...

Berserah Diri, Kekuatan Utama Muslimin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Para Nabi dan Rasul ingin menjadi umat Nabi Muhammad saw. Umat terdahulu seluruhnya dikabarkan akan kehadiran Nabi Muhammad saw dan umatnya. Salah satu alasan Nabi Musa,  mereka bisa menaklukan Dajjal. Kelak, Nabi Isa  pun akan menjadi pengikut Nabi Muhammad saw.

Keutamaan umat Nabi muhammad saw terus diperdengarkan dan dikabarkan  oleh Allah melalui kitab suci sebelumnya. Umat ini diberikan nama kaum muslimin, kaum yang berserah diri kepada Allah. Mengapa tidak dinamakan umat yang perkasa, hebat dan nama lainnya yang memunculkan ketakutan dan ketakjuban saat mendengar namanya?

Kekuatan umat Islam pada keberserahan dirinya pada Allah, Al-Qur'an, Rasulullah saw dan sunahnya. Keberserahan diri menjadi inti kekuatan dan kedahsyatannya. Mengapa bukan pada ilmu, teknologi, akal, kekayaan, penguasaan sumber daya  dan kekuasaan?

Semua yang tidak terbimbing oleh Allah akan rusak pada akhirnya. Semua yang tidak menyerahkan diri pada Allah akan hancur pada akhirnya. Gunakan timbangan Allah dan Rasulnya dalam mengelola kehidupan. Dalam timbangan maslahat dan mafsadat. Dalam mengukur benar dan salah. Dalam mengambil  keputusan dan hukum.

Dengan ilmu manusia mendapatkan jalan mudah dan terang? Dengan akal manusia bisa menyelesaikan persoalan hidup dengan sempurna? Ilmu yang bersumber dari Allah. Akal yang terbimbing oleh wahyu Allah yang bisa menyelesaikannya. Tanpa bimbingan Allah berarti terbimbing oleh hawa nafsu dan syetan.

Dengan hawa nafsu, ilmu, akal dan pemikiran sangat terbatas dan amat sempit. Daya jangkaunya hanya ego dan kepentingan diri. Dengan bisikan syetan, ilmu, akal dan pemikiran sangat merusak karena orientasinya menghembuskan ketakutan dan kehancuran manusia. Mengapa yang mau menghancurkan justru dijadikan pedoman?

Yang paling nyaman dan tentram itu berserah diri. Seperti penumpang yang berserah diri pada supir dan pilot. Seperti mereka yang menyerah peta perjalanan dengan mengikuti google map. Mengapa tak bisa diterapkan dengan berserah diri mengikuti Allah dan Rasulullah saw?

Mencontek Nabi Musa Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bisakah satu orang menggerakan gerbong kereta deng...

Mencontek Nabi Musa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bisakah satu orang menggerakan gerbong kereta dengan mendorongnya? Bisakah beberapa orang menggerakkan satu gerbong kereta dengan mendorongnya? Padahal sangat mudah menggerakkannya, ambillah kunci staternya. Cukup sedikit menggerakkan, maka seluruh mesin penggerak akan menggerakkan gerbong.

Manusia sangat bodoh dalam menjalani hidup. Menganggap, akalnya bisa mengeksploitasi dan menaklukkan bumi. Padahal akal bisa didayagunakan karena Allah telah menundukkan alam semesta bagi manusia. Karena manusia telah ditunjuk sebagai wakil Allah di muka bumi.

Mengapa tak mencontek Nabi Musa? Dengan tongkatnya mampu menutaskan tantangan  hidup. Mengapa tak mencontek Nabi Nuh? Dengan kayu, mampu melepaskan diri dari banjir besar yang melampaui gunung? Sebab kesombongannyalah manusia tertatih-tatih dan hancur dalam menghadapi persoalan hidup.

Mengapa tak mencontek Nabi Musa? Dengan tongkatnya mampu menutaskan tantangan  hidup. Mengapa tak mencontek Nabi Nuh? Dengan kayu, mampu melepaskan diri dari banjir besar yang melampaui gunung? Sebab kesombongannyalah manusia tertatih-tatih dan hancur dalam menghadapi persoalan hidup.

Bagaimana sebuah tongkat bisa mengalahkan diktator Firaun? Bagaimana sebuah kunci bisa menggerakkan belasan gerbong kereta? Ada kekuatan besar dan energi pendorong yang tak diketahuinya. Ada yang menghimpun seluruh kekuatan untuk membantunya.

Tentara Allah pasti menang. Itulah penggalan ayat Al-Qur'an. Bagaimana agar tentara Allah yang tak terlihat berhimpun bersama kita? Bagaimana hukum alam semesta menjadi sejalan dan menopang? Bagaimana manusia berhimpun? Mudah saja, berserah diri kepada Allah, maka seluruh yang ada di jagat raya akan menolong dan menopang.

Bagaimana mau-Nya Allah dalam mengelola diri, gaya hidup, keluarga, bisnis, kekuasaan, kekayaan? Bacalah dan pahamilah kehendak Allah dalam mengelola jagat raya. Berserah dirilah dengan kehendak Allah. Maka Allah akan menolong.

Membaca dan memahami kehendak Allah. Bukalah kembali Al-Qur'an. Pahami kata per kata, ayat per ayat. Diteladani kembali seluruh kiprah Rasulullah saw. Lalu, berserah diri dan mematuhinya. Menjadi muslim, karakter yang menyerah diri kepada Allah, satu-satu jalan untuk membimbing peradaban.

Mewujudkan Kemukjizatan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Terlalu lama di medan kata-kata, kapan menuju ...

Mewujudkan Kemukjizatan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Terlalu lama di medan kata-kata, kapan menuju medan amal? Terlalu lama di medan penentuan strategi dan methodelogi, kapan menuju medan penerapan dan realisasi? Terlalu lama dihabiskan waktu hanya sebagai tukang pidato dan ahli bicara, padahal zaman menuntut untuk segera mempersembahkan amal nyata yang profesional dan produktif.

Dunia kini tengah berlomba untuk membangun unsur-unsur kekuatan dan mematangkan persiapan, sementara kita masih berada di dunia kata-kata dan mimpi. Perdebatan terus menghiasi seperti benang kusut yang tak bisa diurai. Setiap orang dan kelompok bangga dengan pendapatnya sendiri.

Di era Rasulullah saw, siapakah yang paling banyak berdebat? Para munafikin. Sangat sholeh di depan Rasulullah saw, namun lari kebelakang, mundur, banyak alasan bila lantunan jihad dan amal dikumandangkan. Di era Ali bin Abi Thalib, siapakah yang paling banyak bicara dan mengecam? Saat jihad dikumandangkan justru memusuhi Ali bin Abi Thalib.

Bila Islam itu bukan politik? Bila Islam itu bukan sosial? Bila Islam itu bukan ekonomi? Bila Islam itu bukan peradaban? Lantas apa itu Islam? Apakah hanya rakaat kosong tanpa kehadiran hati? Apakah hanya lafadz-lafadz dzikir? Hanya sebatas spiritualitas keagamaan saja?

Daya jangkau Islam itu universal, daya jangkau dan daya sentuhnya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik bagi mereka yang sedang bangkit, yang telah mapan, yang baru tumbuh, maupun yang sudah maju. Bila salah satu aspek kehidupan disentuh dan konsisten dengan nilai Islam maka kemukjizatannya akan bermunculan kembali.

Kemukjizatan Islam akan kembali ke tengah kehidupan manusia, bila ruang geraknya tidak dipersempit di ranah ibadah formal semata. Sentuhan Allah, kebersamaan Allah, pertolongan Allah, kemudahan dari Allah dan keberkahan kehidupan hanya terwujud dengan menerapkan sistem Allah dalam realita kehidupan ini.

Soedirman Mengajar dari Kisah Pewayangan   Jendral Soedirman. wikipedia.org TEMPO.CO, Jakarta -- Soedirman, Panglima Besar TNI i...


Soedirman Mengajar dari Kisah Pewayangan  


Jendral Soedirman. wikipedia.org
TEMPO.CO, Jakarta -- Soedirman, Panglima Besar TNI itu adalah seorang pengajar. Sebagai pendidik, ia tak hanya sekedar memandu murid dari depan kelas. Dia juga menggunakan aneka metode yang membuat murid tertarik belajar. Berikut adalah nukilan kisahnya mengajar seperti yang dimuat dalam Majalah Tempo, Senin, 12 November 2012.

Lulus dari Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Parama Wiworotomo, lembaga setingkat SMP, pada 1934, Soedirman sempat melanjutkan pendidikan di Hollandsche Indische Kweekschool (HIK) alias Sekolah Guru Bantu di Solo, Jawa Tengah.

Soedirman tak tamat HIK. Dia kembali ke Cilacap setahun kemudian. Soedirman lantas bertemu R. Mohammad Kholil, tokoh Muhammadiyah Cilacap. Berkat guru pribadinya itu, dia diangkat menjadi guru sekolah dasar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Muhammadiyah Cilacap.

Bangunan HIS Muhammadiyah, tempat Soedirman dulu mengajar, kini tak berbekas. Sejak 1993, bangunan tua di tepi Jalan Jenderal Soedirman, Cilacap, itu dirobohkan. Sebagai gantinya, tepat di lokasi tersebut berdiri Taman Kanak-kanak Aisyiah 1.

Sekolah usia dini yang terdiri dari dua kelas dan satu ruang guru tersebut bersembunyi di balik Gedung Dakwah Soedirman, bangunan dua lantai markas Pengurus Daerah Muhammadiyah Cilacap. “Ini untuk mengenang sekaligus tak mengubah fungsi lokasi tersebut sebagai tempat pendidikan,” kata Arif Romadlon, Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Cilacap, Ahad lalu.

Sardiman, dosen sejarah Universitas Negeri Yogyakarta, dalam bukunya Guru Bangsa: Sebuah Biografi Jenderal Soedirman (2008), menuturkan bahwa Soedirman berhasil menarik perhatian murid-muridnya saat mengajar.

Marsidik, salah satu murid HIS Muhammadiyah yang diwawancarai Sardiman pada 1997, menuturkan cara mengajar Soedirman tak monoton, terkadang sambil bercanda dan acap diselingi pesan agama dan nasionalisme. “Soedirman juga sering mengambil kisah-kisah pewayangan,” kata Sardiman kepada Tempo pada Ahad lalu.

TIM TEMPO

Kisah Kiai Busyro Syuhada, Jawara Asal Banjarnegara Guru Silat Jenderal Soedirman Rabu, 26 Mei 2021 21:25 WIB Editor: Adi Suhend...


Kisah Kiai Busyro Syuhada, Jawara Asal Banjarnegara Guru Silat Jenderal Soedirman




Rabu, 26 Mei 2021 21:25 WIB
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Pusara di sebuah lahan sempit yang berada di belakang masjid Desa Binorong, Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Jawa Tengah menyimpan sebuah cerita sejarah.

Di tempat tersebut, diketahui Kiai Busyro Syuhada, pendekar silat yang melegenda dimakamkan.

Tak ada beda makam tokoh tersebut dengan makam lain di sekitarnya.

Hanya batu nisan tua yang menancap di pusaranya.


Tidak ada bangunan atau pagar yang menandai kekeramatannya.

Rumput liar tumbuh subur menutupi permukaan lahan.

Meski namanya kurang populer, Mbah Busyro nyatanya telah melahirkan banyak tokoh pendekar, di antaranya pahlawan nasional Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Bukan hanya memiliki kemampuan militer dan taktik perang, Soedirman rupanya juga membekali dirinya dengan ilmu bela diri dan spiritual.

Untuk urusan itu, Jenderal Soedirman harus mengakui kehebatan Busyro Syuhada, jawara silat di zaman kolonial.

Hingga ia memutuskan pergi ke Banjarnegara untuk menemui sang jawara.

Jenderal Soedirman mendaftar sebagai murid di padepokan yang diasuh kiai Busyro.

Bangunan padepokan yang berada di sisi jalan nasional itu kini sudah tak berbekas.

Baca juga: Mentan SYL di Indonesia Food Summit 2021: Pertanian Adalah Tanggung Jawab Bersama

Lahan padepokan telah disulap menjadi Rumah Sakit Islam (RSI) Bawang, Banjarnegara.


Di padepokan itu, Soedirman bersama santri lainnya dari berbagai daerah digembleng dengan ilmu bela diri dan spiritual.

Tetapi Fuad tak mengetahui persis materi spesifik yang diajarkan kakeknya kepada Jenderal Soedirman.

“Yang diajarkan silat dan ilmu rohani,” kata Fuad, cucu KH Busyro Syuhada, Selasa (25/5/2021)


Jenderal Soedirman tak lama menimba ilmu di padepokan, hanya 21 hari.

Tetapi di waktu yang singkat itu, Soedirman benar-benar total belajar.


Keseriusannya ia buktikan dengan menetap atau tinggal di langgar padepokan.

Sehingga, ia bisa maksimal menyerap ilmu dari sang guru.

Sayang Fuad tak mengetahui cerita lebih lengkap perihal hubungan guru-murid Kiai Busyro dengan Jenderal Soedirman.

Hanya yang ia tahu, setelah berguru ke Mbah Busyro, Soedirman sempat berceramah pada acara gerakan kepanduan Hizbul Wathan di dataran tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

“Habis di Banjar, dia diundang untuk ceramah Hizbul Wathan di Batur,” katanya


Guru Jenderal Soedirman ini jelas bukan orang sembarangan.
Busyro Syuhada adalah jawara silat yang kesohor di zamannya.

Ia memenangi banyak pertarungan dan sayembara di berbagai daerah.

Di antara pertarungan yang membuatnya kondang adalah ketika melawan seorang warga Belanda.


Pria Belanda itu mulanya sempat sesumbar.

Fuad menceritakan, ia menantang orang Indonesia yang paling kuat untuk melawannya.


Tantangan itu sampai ke telinga Busyro.

Ia menyambut tantangan orang asing itu.

Duel keduanya pun dimulai.

Mereka berusaha saling melumpuhkan.


Pria asing itu tentu bukan lawan sembarangan.

Ia sempat berhasil mengempit anggota tubuh Busyro.

Tetapi Busyro tak gampang ditaklukkan.

Ia balik menyerang.

Dalam kondisi terjepit, Busyro mengeluarkan jurus tendangan.
Pria asing itu terkena tendangan maut Busyro di selangkangan.

Tubuh pria bule itu seketika roboh. Ia takluk di tangan Busyro. Busyro berhasil memenangkan pertarungan mematikan itu. Sang jawara kembali berjaya di arena pertarungan.

"Setiap ada sayembara pendekar silat, dia selalu menang," katanya.

Penulis: khoirul muzaki

Mengenal Kiainya Tentara Indonesia & Guru Jenderal Sudirman REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhyiddin Di balik sosok hebat, pasti ada...


Mengenal Kiainya Tentara Indonesia & Guru Jenderal Sudirman



REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhyiddin

Di balik sosok hebat, pasti ada seorang guru yang mendoakan dan membimbing. Termasuk Jenderal Besar Sudirman. Keteguhan hati dan keberanian sang jenderal melawan penjajah Belanda diwariskan dari salah satu gurunya, KH Bey Arifin, ulama asal Sumatra Barat.

Mungkin tak banyak yang tahu siapa KH Bey Arifin. Padahal, sepak terjangnya di berbagai organisasi ulama, akademisi, hingga dunia militer membawanya mengenal banyak tokoh di Indonesia.

KH Bey Arifin menjadi juru dakwah dan imam tentara selama bertahun-tahun. Ia pun menjalin persahabatan dengan banyak tokoh militer Tanah Air, termasuk Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Sosok yang akrab disapa Pak Dirman itu menganggap Kiai Bey Arifin sebagai salah seorang gurunya. Dalam buku biografi Bey Arifin, Jenderal Sudirman menyumbangkan tulisan berjudul Ustadz H Bey Arifin sebagai Perwira Rohani dalam Kesatuanku dan Juga Sebagai Guruku.

Selain dekat dengan kalangan tentara, Kiai Bey Arifin tentunya juga akrab dengan para ulama. Apalagi, ia pernah menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cabang Jawa Timur. Lelaki kelahiran Sumatra Barat itu juga aktif dalam pergerakan politik kebangsaan, misalnya, melalui Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Di Konstituante, ia duduk sebagai anggota mewakili partai tersebut.

Dalam catatan sejarah, KH Bey Arifin juga pernah belajar bersama-sama dengan Ketua Umum MUI per tama Indonesia, yaitu Buya Hamka. Ia dan Buya Hamka pernah ikut dalam forum diskusi besar kalangan alim ulama di Masjid Batu Merah, Ambon, Maluku, tepatnya pada mo men Hari Kebangkitan Nasional. Dalam buku Masjid-Masjid Bersejarah di Indonesia dijelaskan, Masjid Batu Merah tak cukup lapang untuk menampung para peserta forum. Maka, pada 1924 masjid itu pun direnovasi.

Cendekiawan Muslim Prof Deliar Noer pernah mengadakan penelitian tentang gerakan-gerakan Islam di Indonesia pada 1955. Saat melakukan penelitian itu, ia menumpang di rumah Kiai Bey Arifin yang berada di kompleks perumahan dinas militer, Jalan Perwira, Surabaya.

Deliar Noer pun mengenang masa-masa dirinya menumpang di rumah sang kiai. Selama sebulan, ia mengaku mendapatkan kesan yang mendalam tentang sosok Kiai Bey Arifin dan keluarganya. Menurut dia, cita-cita Kiai Bey Arifin untuk menjadi seorang mubaligh saat itu sudah terpenuhi.

Kalau dilihat secara lahir dan mengenal kemauan keras Bey Arifin dari dekat, tampaknya hanya Allah yang akan menghentikannya dalam berdakwah, ujar Deliar Noer, seperti dikutip dalam publikasi Kinantan edisi Agustus 1995.

Kiai Bey lahir pada 26 September 1917 di Desa Parak Laweh, Kecamatan Tilatang, Agam, Sumatra Barat. Ayahnya bergelar Datuk Laut Basa bernama Muhammad Arif, ibundanya bernama Siti Zulaikha.



Dalam buku Perjalanan Panjang Seorang Dai KH Bey Arifin tulisan Totok Djuroto, dirawikan, ayahnya Bey Arifin hanya seorang petani. Akan tetapi, kerja kerasnya berbuah manis. Bey Arifin dapat masuk sekolah umum tingkat dasar (Folkschool).

Di kelas, ia fokus belajar, terutama mengingat perjuangan ayahnya dalam mencari nafkah. Tiga tahun kemudian, ia lulus dengan hasil yang memuaskan.

Karena masih haus ilmu pengetahuan, ia pun melanjutkan pendidikan ke Vervolgschool. Saat duduk di kelas empat, ia juga belajar agama di Ibtidaiyah Diniyahscholl, Simpang Empat. Sekolah Islam itu terletak tidak jauh dari desanya. Pada 1931, ia berhasil menyelesaikan studinya di Vervolgschool.

Sekitar tujuh tahun kemudian, Bey Arifin meneruskan pendidikan di Islamic College Kota Padang. Waktu itu, ia sudah terbiasa dalam kegiatan dakwah Islam. Kemampuan berceramah pun dikuasainya, terutama sejak usia 17 tahun.

Ia sering berpidato atas nama Himpunan Pemuda Islam Indonesia (HPII) di berbagai forum. Di antaranya adalah pengajian umum yang disebut sebagai Openbare Vergadering.

Di atas podium, ia kerap menyingkat namanya menjadi BJ dan menambahkan nama belakang ayahnya. Lengkapnya menjadi BJ Arifin. Namun, pada 1934 seorang sahabatnya, Tamarajaya, menyarankan agar penanda BJ diganti menjadi Bey karena lebih mudah dilafalkan. Sejak saat itu, namanya pun lebih dikenal sebagai Bey Arifin atau Ifin.

Mengikuti tradisi Minangkabau, Bey Arifin pun merantau pada 1939. Dalam buku Nasionalisme Indonesia di Kalimantan Selatan, Wajidi menjelaskan, Bey saat itu menumpang kapal Slout van Dieman. Ia berangkat bersama temannya, Maisyir Thaib, ke Banjarmasin.

Saat itu, Bey Arifin sudah menapaki usia 22 tahun. Begitu tiba di Banjarmasin, mereka lantas menuju daerah Rantau. Di sana, Bey mengajar pada Noormal School Islam, yaitu sekolah yang mendidik para calon guru.

Bey Arifin merasakan zaman pendudukan Jepang. Mulanya, Dai Nippon datang membawa janji-janji pembebasan kepada rakyat Indonesia. Namun, belakangan propaganda itu tak lagi mempan dalam memikat massa.

Apalagi, Jepang sering berlaku kejam terhadap penduduk setempat. Secercah harapan muncul ketika para pemuda pergerakan mengetahui kabar kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.

Bey Arifin pada Agustus 1945 masih berada di Kalimantan. Seperti halnya jutaan rakyat Indonesia, ia pun larut dalam syukur dan gembira usai menerima berita Proklamasi RI.

Berikutnya, ia mendapati informasi, tentara Sekutu mulai memasuki wilayah Tanah Air. Bahkan, Belanda dipastikan turut membonceng balatentara pemenang Perang Dunia II itu dengan niatan ingin kembali menjajah Indonesia.

Pada September 1945, Bey Arifin dan keluarganya menumpang sebuah perahu Madura untuk meninggalkan Kalimantan. Ia menuju Surabaya, Jawa Timur. Di kota itu, suasana sudah menegangkan. Kaum Republik sudah siap tempur melawan tentara Sekutu, utamanya Inggris.


Bey Arifin pun terlibat langsung dalam Perang 10 November di Surabaya. Ia bergabung dengan Laskar Hizbullah. Sesudah pertempuran yang kelak diperingati sebagai Hari Pahlawan itu, ia pun hijrah ke Madiun untuk jangka waktu tertentu. Usai masa revolusi, ia kembali lagi ke Surabaya dan bekerja sebagai guru agama pada Yayasan Pendidikan al-Irsyad.

Waktu itu, Bey Arifin memboyong seluruh anggota keluarganya ke Surabaya. Dengan bantuan dari pihak al-Irsyad, kepindahan Bey dari Madiun ke Surabaya dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang. Sebab, jalur darat waktu itu kurang kondusif.

Dalam era Orde Lama, kariernya sebagai juru dakwah semakin mulus. KH Bey Arifin tidak hanya mengajar di sekolah dan berdakwah di kalangan sipil. Ia pun aktif menjadi penceramah di kalangan tentara. Bahkan, ia pernah menjadi imam tentara di Kodam Brawijaya dan turut mengisi Pusat Rohani Islam Angkatan Darat ABRI (kini Tentara Nasional Indonesia/TNI).

Di atas podium, Kiai Bey Arifin tak selalu menggunakan gaya bahasa formal. Ia juga tak jarang membumbui ceramahnya dengan berbagai anekdot lucu. Karena itu, menurut Totok Juroto, sosok ulama ini sangat disenangi oleh semua tentara, baik dari lapisan prajurit bawahan maupun perwira.

Bahkan, rohaniawan yang mengurusi agama Kristen Protestan juga nyaman berinteraksi dengan Kiai Bey Arifin yang notabene Muslim. Hal ini membuktikan, dalam memberi pengajian seorang juru dakwah penting pula melontarkan guyonan. Mengutip nasihat almarhum KH Maimoen Zubair (Mbah Moen), Kiai yang tidak bisa guyon saat mengaji kitab itu kurang lengkap ilmunya.

Kemampuan humor yang dimiliki KH Bey Arifin menjadi penting agar pesan-pesan agama bisa membekas dalam pikiran jamaahnya. Melalui anekdot, ia dapat lebih mudah menyampaikan makna tekstual yang mungkin terbilang berat kepada para pendengarnya.

Sejak menjadi imam tentara, ia merilis sejumlah karya. Di antaranya adalah Hidup Sesudah Mati (1969), Mengenal Tuhan (1963) dan Samudera al-Fatihah (1966). Saat berumur 72 tahun, Kiai Bey Arifin tercatat sudah menghasilkan sekitar 47 buku. Seluruhnya membahas tentang agama Islam, termasuk dari segi filsafat.

KH Bey Arifin berpulang ke rahmatullah pada 30 April 1995 dalam usia 77 tahun. Selama hidupnya, sang kiai tampaknya benar-benar terpengaruh hadis sahih yang diriwayatkan Imam Bukhari. Sabda Nabi SAW, Sampaikan dariku walau hanya satu ayat. Itulah yang diamalkan Kiai Bey Arifin hingga akhir hayatnya. ed: hasanul rizqa

Mengenal Kiai Subchi, Guru Jenderal Sudirman Jurnalis - Ayu Dita Rahmadhani     Kemerdekaan rakyat Indonesia didapat dari perjua...


Mengenal Kiai Subchi, Guru Jenderal Sudirman
Jurnalis - Ayu Dita Rahmadhani

   
Kemerdekaan rakyat Indonesia didapat dari perjuangan semua golongan rakyat. Termasuk perjuangan kaum santri dan barisan kiai yang berjuang keras untuk menyelamatkan negeri.

 
Jenderal Soedirman

Namun kisah perjuangan para kiai dan santri mulai tenggelam dari narasi sejarah Indonesia. Perjuangan mereka sering tak terlihat dalam buku-buku teks pelajaran sejarah di Indonesia.

Seperti dilansir NU Online, salah satunya pejuang Muslim yang ikut membela Tanah Air adalah Kiai Subchi Parakan. Ia dikenal dengan Kiai Bambu Runcing.

Kiai Subchi merupakan seorang ulama besar yang berasal dari Parakan, Temanggung, Jawa Tengah. Lahir pada tahun 1850, Subchi, atau sering disebut dengan Subeki, merupakan putra sulung Kiai Harun Rasyid yang merupakan penghulu masjid di kawasan tersebut.

Kiai Subchi dikenal sebagai ulama dan pejuang yang membakar semangat para pemuda untuk bertempur melawan penjajah. Pada masa revolusi, beliau meminta pemuda-pemuda untuk mengumpulkan bambu yang ujungnya dibuat runcing, kemudian diberi asma' dan doa khusus.

Dengan bekal bambu runcing, pemuda-pemuda Tanah Air berani berjuang di garda depan bertarung dengan melawan kolonial Belanda. Bambu runcing inilah yang kemudian menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah Belanda.

Melansir dari akun Instagram @ulama.nusantara, Kamis (8/8/2019), Kiai Subchi dikenal sebagai seorang yang murah hati dan suka membantu warga sekitar yang kekurangan. Beliau dikenal sebagai orang yang dermawan dan suka bersedekah.

Kiai Subchi sering membagikan hasil pertanian, maupun menyumbangkan lahan kepada warga yang tidak memilikinya. Inilah kebaikan hati Kiai Subchi, hingga disegani warga dan memiliki kharisma yang sangat kuat.

Ketika barisan Kiai mendirikan Nahdlatul Ulama pada 1926, Kiai Subchi turut serta dengan mendirikan NU Temanggung. Beliau kemudian menjadi Rais Syuriah NU Temanggung. Kiai Subchi juga sangat mendukung anak-anak muda untuk berkiprah dalam organisasi.

Kiai Subchi juga dikenal sebagai sosok sederhana, zuhud dan sangat tawadhuk. Ketika banyak pemuda pejuang yang sowan untuk minta doa dan asma', Kiai Subchi justru menangis tersedu-sedu.

Dalam memoarnya 'Berangkat dari Pesantren', Kiai Saifuddin Zuhri (1919-1986) menceritakan bahwa KH Wahid Hasyim, KH. Zainul Arifin, dan KH Masjkur pernah mengunjungi Kiai Subchi. Dalam pertemuan tersebut, Kiai Subchi menangis karena banyak yang meminta doanya. Padahal ia merasa tidak layak dengan maqam tersebut.

Kiai Saifuddin Zuhri juga menuliskan bahwa, Kiai Subchi menjadi rujukan laskar-laskar yang berjuang di garda depan revolusi kemerdekaan. Berbondong-bondong barisan-barisan laskar dan TKR menuju Parakan, hanya untuk meminta doanya agar mereka mampu berperang melawan penjajah.

Bahkan Jenderal Sudirman berkunjung ke kediaman Kiai Subchi untuk meminta doa dan bantuan darinya. Beliau sowan ke kediaman Kiai Subchi.

Jenderal Sudirman sering berperang dalam keadaan suci. Beliau juga mengamalkan doa dari Kiai Subchi yang merupakan teladannya. Dari kisah ini dapat diketahui kalau Jenderal Sudirman merupakan santri Kiai Subchi.

Aktivitas Dunia Jadi Amal Jariah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Amal Jariah, sekedar membangun masjid...

Aktivitas Dunia Jadi Amal Jariah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Amal Jariah, sekedar membangun masjid dan sarana ibadah? Sekedar mengajarkan ilmu dan anak yang mendoakan? Semua jejak peninggalan yang ikhlas untuk kebaikan manusia dan jagat raya adalah amal jariah.

Membuat sumur, menggali sungai dan menanam pohon juga termasuk amal jariah yang disebut oleh Rasulullah saw. Banyak aktivitas "dunia" yang merupakan amal akhirat. Bahkan hubungan seksual dengan istri pun amal akhirat. Bila benar mengelolanya seluruh aktivitas dunia adalah amal akhirat.

Memudahkan menjual, memudahkan membeli, memudahkan memberi pinjaman, memudahkan menagih hutang, memudahkan pembayaran, dan menerima komplainan dalam bertransaksi akan dirahmati Allah.  Membangun bisnis dengan bisnis proses seperti ini merupakan amal jariah.

Yang memudahkan urusan manusia, akrab, lembut dan rendah hati akan diharamkan dari Neraka. Kemampuan berkomunikasi dan relationship dengan manusia ternyata amal akhirat. Mengapa hanya diniatkan untuk customer service, marketing dan salesmanship saja?

Orang lain adalah ladang amal akhirat. Kesulitan orang lain adalah ladang amal. Memecahkan kesulitan orang lain adalah amal jariah. Mengapa hanya dijadikan ladang bisnis saja? Bila semuanya dijadikan ladang akhirat, maka dunia akan mengikuti.

Mengapa urusan manusia sering tak beres? Mengapa urusan menjadi kusut? Mengapa persoalan bertambah sulit? Karena seluruh aktivitas manusia dibelokkan menjadi amal dunia bukan amal akhirat. Bagi mukmin tak ada amal dunia, semuanya amal akhirat.

Mengapa kesibukan manusia tak pernah tuntas? Mengapa Allah tidak memudahkan urusan manusia? Saat kesibukannya adalah kesibukan akhirat maka Allah akan menyelesaikan kesibukan dunianya. Bila kesibukannya berorientasi dunia, maka kesibukannya akan membinasakannya.

Agar Nafsu Terpuaskan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apa yang didapatkan dari dunia ini? Tidak ada. U...

Agar Nafsu Terpuaskan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Apa yang didapatkan dari dunia ini? Tidak ada. Usia hanya berkurang. Harta dan jabatan hanya pengakuan dan kebanggaan. Apakah berguna? Saat sakit, yang dimiliki, yang diakui, yang dibanggakan tak berguna.

Bila visi hidup untuk dunia, apa yang didapatkan? Hanya kesibukan yang tidak pernah bisa memuaskan keinginan. Manusia jadi budak keinginannya. Menyengsarakan diri demi keinginan yang tak pernah bisa dipuaskan.

Nafsu manusia tak bisa dipuaskan dengan gemerlapnya dunia. Andai seluruh perhiasan dunia jadi miliknya, nafsu tidak akan pernah terpuaskan. Nafsu hanya bisa dipuaskan dengan isi kesenangan surga.

Di surga, manusia diminta berangan, berimajinasi dan berkhayal. Lalu khayalan diwujudkan dengan beberapa kali lipat tambahan lagi dalam seketika. Di dunia, khayalan manusia bisa terwujud butuh waktu. Sering kali terwujud di saat usia senja. Oleh sebab itu, nafsu tidak akan pernah terpuaskan di dunia.

Apakah kesenangan surga, memuaskan manusia? Tidak. Kepuasan manusia hanya terhenti saat melihat Allah. Nafsu manusia di dunia pun tidak akan pernah terpuaskan. Sebab yang bisa memuaskan hanya kebersamaan dengan Dzat Yang Maha Indah dan Sempurna.

Saat penghuni terakhir surga baru keluar dari neraka. Allah melimpahkan 10 kali lipat dari kenikmatan yang pernah dirasakannya di dunia. Bisakah kita mengecap berlipat-lipat dari yang dirasakan saat ini? Bila belum, nafsu tidak akan pernah terpuaskan.

Bila ingin memuaskan nafsu, keinginan, khayalan dan angan-angan, jangan dengan kesenangan dunia. Sebab, jiwa manusia bukan untuk dunia tetapi untuk akhirat. Jiwa manusia hanya ingin bersanding dengan Allah. Itulah yang bisa memuaskan nafsu.

Perintah dan Larangan Allah adalah Mukjizat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apapun yang datang dari Al...

Perintah dan Larangan Allah adalah Mukjizat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Apapun yang datang dari Allah adalah kemukjizatan. Apa yang datang dari manusia adalah kelemahan. Semua perintah dan larangan Allah adalah kemukjizatan. Tanda kemukjizatan, sederhana namun manfaatnya tak terjangkau oleh manusia.

Berdzikir itu sederhana. Buahnya yang selalu diburu manusia. Apakah ada cara yang lebih mudah untuk mendapatkan ketentraman selain berdzikir? Berpuasa adalah sederhana. Hingga sekarang hikmahnya tak henti digali oleh manusia. Puasa akan terus terjaga, sebab manusialah yang membutuhkan puasa.

Shalat adalah mukjizat. Andai tak ada shalat, manusia akan menciptakannya sendiri. Dengan kebodohannya, manusia akan terus mencari jalan menuju dan tersambung dengan penciptanya. Mendapatkan pertolongan Allah dengan shalat.

Semua perintah dan larangan Allah adalah mukjizat. Allah yang menciptakan jagat raya, maka Allah mengetahui tata kelola, hukum sebab akibat, dan sistem kehidupan yang sudah dirancang melalui takdir-takdir-Nya. Dengan kesederhanaan, kehidupan ini bisa dilalui dengan amat mudah. Itulah buah mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah.

Jagat raya dan manusia adalah satu kesatuan. Manusia dan sistem kehidupan adalah satu kesatuan. Bagaimana mengintegrasikannya? Bagaimana mengkolaborasikannya? Jagat raya dan sistem kehidupan bersifat tetap. Sedang manusia sebagai khalifah di muka bumi diberikan kebebasan. Bagaimana dalam kebebasannya manusia bisa beriringan dengan jagat raya dan sistem kehidupan?

Pola interaksi, komunikasi, keterhubungan dan eko sistem antara manusia dengan jagat raya dan sistem kehidupan harus dibentuk.  Oleh sebab itulah Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menjelaskan wahyu kepada para Nabi dan Rasul agar manusia mengetahui pola interaksi, pola komunikasi, pola keterhubungan dan eko sistem dengan jagat raya dan sistem kehidupan yang telah Allah rancang.

Dengan akalnya, manusia bodoh dalam memahaminya. Itulah sebab jagat raya dan sistem kehidupan pada akhirnya merusak dan menghancurkan manusia. Manusia menjadi tak tentram dan selalu was-was, jagat raya dan sistem kehidupan terus mengepung untuk menghancurkannya. Pola manusia penuh kekacauan dan bertabrakan  karena tak sejalan dengan pola jagat raya dan sistem kehidupan.

RA Kartini: Gelar Tertinggi itu Menjadi Hamba Allah Perjumpaan dengan Kyai Sholeh Darat Ada seorang tokoh yang tidak disebutkan ...

RA Kartini: Gelar Tertinggi itu Menjadi Hamba Allah

Perjumpaan dengan Kyai Sholeh Darat

Ada seorang tokoh yang tidak disebutkan secara langsung dalam literatur awal sejarah kehidupan RA. Kartini. Tokoh besar ini adalah Kyai Sholeh Darat.

Hubungan murid-guru RA Kartini dengan Kyai Sholeh Darat terungkap dari catatan pribadi Kyai Sholeh Darat yang disimpan oleh KH. Ma’shum Demak. Selanjutnya sejarawan dan keturunan Kyai Sholeh Darat juga mengkonfirmasikan hal ini.

Dalam beberapa buku disebutkan bahwa Kartini, selain belajar di sekolah Belanda juga pernah belajar agama dari Kyai Sholeh Darat.

Beliau adalah seorang alim yang disegani, nama lengkapnya Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani al-Jawi as-Syafi’i atau lebih dikenal dengan panggilan Kyai Sholeh Darat atau Mbah Sholeh Darat.

Beliau dilahirkan pada tahun 1820 di desa Kedung Cumpleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya adalah Kyai Umar yang merupakan salah seorang pejuang dan tangan kanan Pangeran Diponegoro di wilayah pesisir utara pulau Jawa.  

Kyai Sholeh Darat mendalami ilmu-ilmu keislaman diawali dengan belajar kitab-kitab fiqih kepada KH. M. Syahid di Pesantren Waturoyo, Margoyoso, Kajen, Pati.

Dalam bidang tafsir, Kyai Sholeh Darat mempelajari kitab Tafsir Jalalayn karya Imam Suyuti di bawah bimbingan Kyai Raden Haji Muhammad Sholeh bin Asnawi (Sepuh) di Pondok Damaran Kudus.

Setelah menikah, Kyai Sholeh Darat merantau ke Mekah untuk menuntut ilmu-ilmu agama dan berguru kepada ulama-ulama besar, seperti Syekh Muhammad al-Muqri, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan dan lain-lain. Saat Kyai Sholeh Darat berada di Mekah, beliau juga mengajar disana.

Tercatat dalam sejarah beberapa murid dari Kyai Sholeh Darat yang masyhur, antara lain KH. Hasyim Asy’ari (muassis Nahdlatul Ulama), KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), KH. Bisri Syamsuri (Jombang) dan lain-lain.

Sekembalinya dari Mekah beliau mendirikan pesantren di daerah Darat, Semarang. Kyai Sholeh Darat kerap kali memberikan pengajian khususnya tafsir al-Qur’an di beberapa pendopo Kabupaten sepanjang pesisir Jawa.

Sampai suatu ketika RA Kartini berkunjung ke rumah pamannya, Bupati Demak Ario Hadiningrat. Saat itu sedang berlangsung pengajian bulanan, khusus untuk anggota keluarga Bupati. Pertemuan Kartini dengan Kyai Sholeh Darat bukan hanya dalam satu kali pengajian saja.

Menurut beberapa penulis sejarah, ternyata Kartini selalu hadir dalam pengajian-pengajian Kyai Sholeh Darat saat mengisi pengajian di Demak, Kudus dan Jepara.

Suatu saat dalam pengajian itu, Kyai Sholeh Darat menyampaikan materinya tentang makna yang terkandung di dalam surat al-Fatihah. Saat itulah, ketika mendengar ceramah Kyai Sholeh Darat,  Kartini merasakan ketentraman yang belum ia rasakan sebelumnya.

Karena tertarik pada materi pengajian tentang tafsir al-Fatihah, setelah selesai Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemani untuk menemui Kyai Sholeh Darat.

Ia mengatakan: “Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surah pertama (al-Fatihah), dan induk al-Qur’an yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku”.

Al-Qur’an yang selama ini dibacanya hanya sebagai sebuah lantunan tanpa makna, sedangkan dalam pertemuannya dengan Kyai Sholeh Darat ia mampu menyerap makna yang terkandung di dalamnya dalam bahasa yang ia mengerti.

Bila dilihat dari surat-surat yang ia kirimkan kepada sahabat-sahabat penanya, dapat dikatakan bahwa pemahaman dan penghayatan keagamaan Kartini semakin intens dari waktu ke waktu.

Kartini pada zamannya adalah pemeluk Islam yang masih sangat sederhana. Tidak seperti saudara-saudara laki-lakinya yang memperoleh pendidikan pesantren, ia sama sekali tidak mendapatkan pelajaran agama secara ilmiah.

Dalam surat-suratnya tampak dengan jelas bahwa jiwa Kartini sedang bergolak dalam memahami kebenaran agama.

Perubahan besar terjadi setelah dia sering mengaji kepada Kyai Sholeh Darat dalam banyak kesempatan. Artinya ada keberkahan ia dapatkan disebabkan karena kecintaannya kepada ulama besar ini.

Bahkan Kartini pernah memohon kepada Kyai Sholeh Darat agar beliau menuliskan tafsir al-Qur’an dalam bahasa Jawa. Permintaannya pun dikabulkan oleh Kyai Sholeh Darat.

Setelah peristiwa pertemuannya dengan RA Kartini, Kyai Sholeh Darat tergerak menulis kitab tafsir Faidhur Rahman Fi Tarjuman Tafsir Kalam Malik ad-Dayan dalam bahasa Jawa dan aksara pegon.

Surat yang diterjemahkan Kyai Sholeh Darat adalah al-Fatihah sampai Surat Ibrahim. RA. Kartini mempelajarinya secara serius, hampir di setiap waktu luangnya. Namun sayangnya Kitab Faidhur Rahman ini tidak selesai karena Kyai Sholeh Darat sudah keburu wafat.

Kyai Sholeh Darat menyatakan dalam pembukaan kitab tafsirnya bahwa permintaan untuk menerbitkan bagian dari seluruh tafsir ini merupakan permintaan dari sebagian teman-temannya.

Bukan hanya itu, Kyai Sholeh Darat menuliskan bahwa mereka yang memintanya adalah ikhwan kito fid diin (teman kita yang seagama). Ini menegaskan bahwa permintaan itu bukan dari Belanda yang beda agama.

Alasan kuat beliau mempercepat penerbitan tafsir itu adalah karena umat sudah sangat membutuhkan. Sedangkan sebagian besar orang Jawa tidak bisa berbahasa Arab.

Ungkapan ini senada dengan ungkapan Kartini dalam surat pada Stella Zeehandelaar, sahabat Kartini asal Belanda, pada tanggal 6 November 1899:

“Al-Qur’an terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Disini, orang belajar Al-Qur’an tetapi tidak memahami apa yang dibaca. Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca, itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya.”

Hal ini mengindikasikan bahwa salah satu faktor yang mendorong Kyai Sholeh Darat untuk menerbitkan kitab tafsir berbahasa Jawa ini adalah permintaan dari RA. Kartini.

Kitab ini kemudian dihadiahkan kepada RA. Kartini saat ia menikah dengan Bupati Rembang RMAA. Djojo Adiningrat pada 12 November 1903. Kitab Tafsir ini kemudian banyak mempengaruhi Kartini,  terutama dalam tafsir surat al-Baqarah yang ia baca. Dari  sini tercetuslah kata Door Duisternis Tot Licht (Dari Kegelapan Menuju Cahaya).

Ungkapan itu sebenarnya dari petikan firman Allah SWT dalam Surat al-Baqarah ayat 257, yaitu minazh zhulumaati Ilan nuur. Ù…ِّÙ†َ الظُّÙ„ُÙ…َاتِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ النُّورِ

Kalimat Door Duisternis Tot Licht, itu sebenarnya berarti “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”, jadi bukan “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Walau terlanjur diterjemahkan secara tidak akurat seperti itu, tidaklah menghilangkan pemikiran RA. Kartini yang menginginkan perubahan dari kegelapan menuju cahaya terang.

Pemikiran dan penghayatan keagamaan Kartini

Ilustrasi mengenai perjalanan pemikiran keagamaan Kartini dapat dilihat dari perubahan-perubahan pandangannya tentang agama Islam yang ia tulis dalam surat kepada sahabat-sahabat penanya.

Kegalauannya ini tercermin pada pandangan-pandangan kritis Kartini yang mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami.

Perlu diketahui pada zaman itu Belanda melarang penerjemahan al-Qur’an dalam bahasa-bahasa apapun di Nusantara/ Hindia Belanda.

Ia juga pernah mengungkapkan pandangan bahwa dunia akan menjadi lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti.

“Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyak dosa diperbuat atas nama agama itu..”.

Meskipun dalam surat-suratnya Kartini sering mengkritisi ajaran Islam, tapi dengan penuh kesabaran ia terus mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan kemampuannya, seperti berpuasa, ziarah kubur bahkan kerelaannya dimadu.

Pada awalnya poligami bagi Kartini adalah musuh besarnya. Namun seiring bertambah pengetahuan Kartini terhadap agama Islam, akhirnya ia dapat menerima poligami, tentunya setelah memahami juga bagaimana konteks dan syarat-syarat poligami dalam Islam.

Perkembangan spiritualitas RA. Kartini terjadi setelah ia banyak bertemu dengan Kyai Sholeh Darat dan membaca kitab yang dihadiahkan kepadanya, kegalauannya itu semakin berkurang dan keyakinannya semakin menguat. Dari surat yang ia tulis kepada Ny. Van Kol pada 21 Juli 1902 Kartini mengatakan:

“Tuhan sajalah yang tahu keajaiban dunia. TanganNya mengemudikan alam semesta. Ada seseorang yang melindungi kami, ada seseorang yang selalu dekat dengan kami. Dan seseorang itu akan menjadi pelindung kami, tempat kami berlindung dengan aman di kehidupan kami selanjutnya”.

Di bagian lain Kartini mengatakan:

“Tiada Tuhan selain Allah! Kata kami umat Islam, dan bersama-sama kami semua beriman, kaum monoteis: Allah itu Tuhan, Pencipta alam semesta”.

Dalam surat ke Ny. Abendanon, pada tanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis kalimat bermakna batin yang dalam:

“Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah.”

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)