Larangan Mendekati Pohon dalam Kisah Nabi Adam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Dalam adegan Nabi Adam di surga dalam surat Al-Baqarah, ada yang paradok? Mengapa di surga masih ada larangan? Inilah medan penempaan sebelum Nabi Adam menjadi khalifah di bumi. Bagaimana berinteraksi dengan kesenangan?
Kesenangan bila dituruti akan merusak dan menghancurkan. Bukankah kekenyangan merusak? Bukankah yang berlebihan itu merusak? Sakit tubuh lebih banyak disebabkan oleh yang berlebihan.
Kapasitas manusia ada batasnya. Ada takarannya. Ada batas atas dan bawahnya. Kesenangan harus ada koridornya. Tak bisa semaunya. Tak boleh jatuh pada kesewenangan. Itulah gunanya sebuah larangan.
Oleh sebab itu, Allah akan memasukkan Nabi Adam, bila melanggar larangan, menjadi golongan orang yang zalim. Apa maksudnya? Menurut Imam Al-Maraghi, zalim itu berarti menyimpang dari jalan yang wajib ditempuh untuk mencapai kebenaran.
Kesenangan bisa dinikmati tanpa merusak bila menghindari yang dilarang. Itu cara berinteraksi dengan kesenangan. Larangan itu bermanfaat agar manusia dapat melanggengkan kesenangan.
Larangan dibutuhkan agar berhati-hati dan waspada di saat senang. Agar tidak tergelincir, terperosok, terjebak dan jatuh, saat di puncak keberhasilan.
Larangan seperti rem pada kendaraan. Agar manusia bisa berlari dengan kecepatan tinggi namun tetap selamat tanpa terjadi kecelakaan. Seperti obat dan jamu yang pahit untuk menjaga kebugaran.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif