basmalah Pictures, Images and Photos
12/08/22 - Our Islamic Story

Choose your Language

Solusi Bumi Dari Langit Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bila ingin membuka pintu langit, ketuklah pint...


Solusi Bumi Dari Langit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)



Bila ingin membuka pintu langit, ketuklah pintu bumi. Bila ingin membuka pintu bumi, ketuklah pintu langit. Manusia hanya bisa mengetuk, hanya Allah yang bisa membukanya. Datangilah semua pintu walaupun hanya sekedar bisa mengetuknya.

Bila mengalami kesulitan di bumi, ketuklah pintu langit. Bila ingin bahagia di bumi, ketuklah pintu langit. Pintu bumi tak bisa dibuka dengan kunci bumi. Bumi hanya akibat, sebabnya ada di langit. Tanah dan tumbuhan yang subur disebabkan hujan, cahaya, udara yang berasal dari langit.

Bagaimana agar hujan turun? Buanglah kekikiran. Berzakat, bersedekah dan berbagilah. Singkirkan dosa dan kemaksiatan, maka Allah akan menurunkan hujan. Tunaikan shalat Istisqa.

Bila ingin mendapatkan keridhaan Allah, carilah keridhaan orang tua. Bila ingin dikasihi oleh penduduk langit, maka sayangilah penduduk bumi. Bila ingin mendapatkan naungan Allah di hari Penghisaban, jadilah penguasa yang adil. Derajat di langit disebabkan dari apa yang dilakukan di bumi.

Agar keberkahan di keluarkan dari langit dan bumi, maka bertakwalah. Bila ingin dimudahkan urusan, mendapatkan solusi yang tidak pernah terduga, maka bertakwalah. Dibukakan solusi di bumi dengan mengkaji surat Al-Waqiah yang memuat kehidupan di akhirat. Solusi bumi ternyata ada di langit.

Langit dan bumi itu terkoneksi. Dunia dan akhirat itu satu kesatuan yang terintegrasi. Penduduk langit dan bumi itu saling bersilaturahmi. Bukankah yang mengurusi alam semesta adalah para malaikat? Bukankah malaikat selalu hilir mudik bumi-langit untuk mencatat amalan dan rezeki manusia?

Ingin mengelola bumi, gunakan aturan langit. Ingin mengelola kehidupan kita di akhirat, beramallah di bumi dengan aturan langit. Sebab manusia itu bukan makhluk bumi. Makhluk yang diturunkan dari langit untuk menetap sementara di bumi. Oleh sebab itu teknologi yang perkembangannya paling pesat adalah penyelidikan tentang langit.

Catatan Sejarah Pergulatan Negeri Maghribi Maroko dan Andalusia Spanyol Dahulu, Negeri Maghribi mencakup wilayah Afrika Utara ya...



Catatan Sejarah Pergulatan Negeri Maghribi Maroko dan Andalusia Spanyol


Dahulu, Negeri Maghribi mencakup wilayah Afrika Utara yang kini dihuni negara-negara seperti Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Libya. Penjelajahan dan perluasan dakwah Islam yang dilakukan pada masa Dinasti Umayyah sudah mencapai Eropa, di antaranya menyasar Andalusia dan Kepulauan Sisilia.

Ekspedisi ke Eropa pada masa Umayyah dikomandoi oleh Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nushair pada tahun 710 M. Awalnya, Musa mengutus Tharif, orang kepercayaannya untuk menuju kepulauan paling selatan benua Eropa. Semenanjung yang menjadi penjelajahan Tharif saat ini disebut Tarifa. Sejak saat itulah kawasan itu disebut Jazirah Tharif.

Keberhasilan Tharif membuat Musa bin Nushair menginginkan penjelajahan dikembangkan sehingga pada tahun 711 M, dia mengutus seorang budak Berber yang sudah dibebaskan, Thariq bin Ziyad. Thariq mendarat di dekat gunung besar yang kelak mengabadikan namanya, Jabal Thariq (Gibraltar). Saat ini, Maroko dan Spanyol dipisahkan oleh selat Gibraltar.

Singkat riwayat, Islam berkembang di daratan Andalusia dan memusatkan pengelolaannya di Kordova. Di kota tersebut juga dibangun masjid dan perpustakaan yang kelak menjadi Universitas Kordova yang masyhur hingga sekarang. Tahta pengelolaan pemerintahan Islam di Andalusia pada masa Umayyah runtuh akibat keluarga amir saling menjatuhkan satu sama lain. Secara umum, riwayat tersebut merupakan kebangkitan Dinasti Umayyah II.

Philip K. Hitti dalam History of The Arabs (2014) mencatat bahwa runtuhnya Umayyah di Andalusia memunculkan negara-negara kecil seperti Dinasti Murabithun dan Muwahidun. Kekuasaan Murabithun tidak hanya berkembang di Andalusia, tetapi juga mencakup wilayah Maghribi hingga ke Senegal.

Dari kekuasaan yang luas tersebut, Yusuf Ibnu Tasyfin yang merupakan salah satu pendiri Dinasti Murabithun sekaligus menjadi penguasa atau Raja Maghribi (Maroko, Aljazair, Spanyol). Yusuf Ibnu Tasyfin memerintah pada 1061-1106 M. Baik Murabithun maupun Muwahidun mengembangkan pusat-pusat kemajuan negara di beberapa kota seperti Granada, Sevilla, dan Murcia, selain Kordova pada masa Umayyah.

Runtuhnya pemerintahan kaum Muslimin di Andalusia di antaranya perpecahan. Meskipun dipimpin oleh para amir muslimin, konflik internal tidak bisa dielakkan. Salah satu perpecahan kepemimpinan Muslim di Andalusia ialah tidak adanya ideologi pemersatu sehingga terpecah menjadi 33 negara kecil. Dengan kondisi seperti itu, bangsa Eropa lebih mudah merebut dan menguasai kawasan Andalusia.


Bahkan, beberapa kawasan di Maroko seperti semenanjung Ceuta dan Melilla saat ini dikuasai oleh Kerajaan Spanyol. Dahulu, Thariq bin Ziyad mengerahkan sekitar 7.000 pasukan yang sebagian besar berasal dari Suku Berber untuk mengkspedisi Spanyol. Kapal-kapal Thariq dan pasukannya menurut beberapa riwayat disediakan oleh Julian, Pangeran Ceuta. 

Sampai di telinga Imam Al-Ghazali

Kondisi kaum Muslimin di Andalusia terdengar oleh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'I (1058-1111 M). Sangat risau mendengar kekalahan dan penderitaan kaum Muslimin di Andalusia, Filosof yang dikenal dengan Imam Al-Ghazali tersebut menulis surat kepada Raja Maghribi, Yusuf Ibnu Tasyfin yang isinya cukup menggemparkan, sebagai berikut:


“Pilihlah salah satu di antara dua, memanggul senjata untuk menyelamatkan saudaramu-saudaramu di Andalusia atau engkau turun tahta untuk diserahkan kepada orang lain yang sanggup memenuhi kewajiban tersebut.” 


Isi surat dari penulis kitab Ihya’ Ulumiddin tersebut ditulis oleh B. Wiwoho dalam Bertasawuf di Zaman Edan: Hidup Bersih, Sederhana, dan Mengabdi (2006). Sikap tegas Al-Ghazali tentu tidak lepas dari konteks perjuangan Islam di Andalusia saat itu. Kelemahan dalam kepemimpinan, konflik internal, dan kekuatan musuh yang semakin banyak adalah di antara sebab jatuhnya masa-masa kejayaan Islam di Andalusia.


Al-Ghazali sendiri merupakan salah seorang ulama masyhur yang hidup ketika Islam di Andalusia mencapai kejayaan emasnya. Tercatat ilmuwan-ilmuwan Muslim yang lahir dari kemajuan peradaban Islam di Spanyol, Ibnu Bajjah, Ibnu Rusyd, Ibnu Arabi, Al-Farabi, Ibnu Sina, dan lain-lain. Kejayaan Islam di Andalusia tidak lepas dari perkembangan peradaban ilmu pengetahuan.


Sejumlah displin ilmu dan berbagai teori yang ditemukan oleh para ilmuwan Muslim merupakan pintu masuk bagi perkembangan Islam di Barat, khususnya Eropa. Namun, kepemimpinan yang lemah kerap menjadi faktor runtuhnya masa Islam. Meski demikian, ilmu pengetahuan yang dikembangkan ilmuwan-ilmuwan Muslim tetap masyhur meskipun saat ini masyarakat justru lebih banyak mengenal teori-teori pembaruan yang lahir dari para ilmuwan Barat.


Ketegasan Al-Ghazali dalam merespons kepemimpinan Islam di Andalusia merupakan kegelisahan seorang ulama kepada umara-nya. Kritisnya Imam Al-Ghazali tidak lebih dari perhatian dan kasih sayang kepada seorang pemimpin untuk tujuan yang lebih luas, kesejahteraan rakyatnya. Seorang pemimpin wajib melindungi rakyatnya jika mereka dalam kondisi menderita sebab perang. Seperti yang dimaksud Al-Ghazali dalam isi suratnya di atas.


Mengenai rakyat, penguasa, dan ulama, Al-Ghazali dalam kitab At-Tibbr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk atau Nasihat Bagi Penguasa menjelaskan bahwa watak dan perangai rakyat merupakan buah atau hasil dari watak dan perangai pemimpinnya.


Sebab menurut Al-Ghazali, keburukan yang dilakukan orang awam hanyalah meniru dan mengikuti perbuatan para pemimpinnya. Pemimpin di sini tidak hanya ditujukan kepada satu orang saja dalam pemerintahan, tetapi juga para pemangku kebijakan di segala sektor.

Tentang Yusuf Ibnu Tasyfin

Yusuf Ibn Tasyfin dikenal sebagai pendiri serta penguasa pertama Dinasti Murabitun yang berada di Maroko, Afrika Utara. Ketika masih memegang tampuk kepemimpinan, Ibn Tasyfin membawa Islam kembali berjaya di Andalusia setelah sebelumnya berada dalam ancaman kekuatan Eropa.


Kekuasaan Ibn Tasyfin berlangsung dari tahun 1061 hingga 1107. Dia bergelar Amir al-Muslimin dan Nasiruddin. Dalam upaya melegitimasi serta memperkuat kekuasaannya, dia meminta pengakuan dan restu dari khalifah Abu Abbas di Baghdad, Irak.


Baru setelah itu, dia melakukan upaya konsolidasi internal. Antara lain dengan membenahi dan menata struktur administrasi pemerintahan, mempersatukan serta mengoordinasikan kekuatan berbagai suku yang ada, dan juga membentuk satu formasi militer yang tangguh.


Namun persoalan besar menghadang. Saat berjayanya Dinasti Murabitun di bawah kepemimpinan Ibn Tasyfin, nun di seberang sana, kerajaan Islam Andalusia tengah berada di ambang kehancuran. Hal ini dipicu oleh perbutan kekuasaan dan pertentangan antar-muluk at-tawa'if (raja, penguasa kelompok suku). Selain itu, ancaman lebih besar dari kekuatan bangsa Eropa yang menunggu momentum untuk menyerang.


Pada tahun 1107, Ibn Tasyfin meninggal dunia dan langsung digantikan oleh putranya yang bernama Ali bin Yusuf (1107-1143). Sepeninggalnya berangsur-angsur popularitas dan kekuatan Dinasti Murabitun menurun. Dan pada masa pemerintahan Ishaq bin Ali (1146-1147), kekuatan dinasti ini pun hancur dan digantikan Dinasti Muwahidun.


Penulis: Fathoni Ahmad
Editor: Syakir NF


Mengapa Bendera Palestina Berkibar di Menit ke-48 Piala Dunia? Barangkali tak ada bendera nonpeserta yang lebih banyak berkibar ...

Mengapa Bendera Palestina Berkibar di Menit ke-48 Piala Dunia?


Barangkali tak ada bendera nonpeserta yang lebih banyak berkibar di Qatar selain bendera merah, hitam, putih, hijau Palestina sepanjang helatan Piala Dunia kali ini. Ketika aksi serupa kerap berujung sanksi denda untuk klub dan pemain di Eropa, tak demikian di Qatar.

Demikian juga dalam pertandingan antara Tunisia melawan Australia pada babak grup pada Sabtu (26/11/2022) lalu. Bendera perlawanan tersebut sudah nampak di Stadion Al-Janoub dibawa para pendukung Tunisia. Kendati demikian, sepanjang babak pertama, bendera-bendera tersebut belum dikibarkan.

Tepat pada menit ke-48 pertandingan, baru bendera tersebut dengan ukuran raksasa diangkat tinggi, lengkap dengan tulisan "Free Palestine" alias "Bebaskan Palestina"., diarak melintasi para suporter. Teriakan "Falastin! Falastin!" menggema di stadion. Keesokan harinya, dalam pertandingan Maroko melawan Belgia, hal serupa kembali terjadi. Persis pada menit ke-48, naik itu bendera.

Bendera Palestina dibentangkan pada menit ke-48 pertandingan Tunisia vs Australia. (twitter)
Bendera Palestina dibentangkan pada menit ke-48 pertandingan Tunisia vs Australia. (twitter)
Mengapa harus pada menit itu? Hal itu tak lepas dari tragedi yang kini dikenang di seantero dunia Arab dengan nama Nakba, alias Bencana.

Alkisah, pada 1948, pasukan Israel yang kebanyakan berisi milisi Zionis seperti Haganah, Lehi, dan Irgun melancarkan serangan ke wilayah Mandatori Palestina. Dengan bantuan persenjataan dari Amerika Serikat, mereka menyapu desa-desa Palestina di Galilea dari utara, dan kemudian sejumlah desa lainnya dari selatan. Tujuannya hanya satu, mengusir warga Arab dari wilayah-wilayah itu untuk kemudian mendirikan negara Israel.

Dokumen yang dilansir Haaretz tahun lalu mengkonfirmasi, terjadi aneka pembantaian massal dalam aksi pendudukan tersebut. Pada September 1948 misalnya, 14 warga ditembak mati di Galilea. Lelaki dan perempuan tersebut dibunuh di desa Reineh tak jauh dari Nazareth.

Warga Palestina yang terusir dari wilayah Tantura oleh pasukan Israel pada 1948. (Arsip Israel)
Warga Palestina yang terusir dari wilayah Tantura oleh pasukan Israel pada 1948. (Arsip Israel)
Di Pegunungan Meron, 35 orang Palestina ditembak mati teroris Irgun hanya karena mengibarkan bendera. Seorang perempuan dan anaknya dipaksa menggali kubur sendiri kemudian ditembaki. Sebanyak 13 anak-anak juga ditembak mati.

Sepanjang operasi Zionis tersebut, sebanyak 500 desa diserbu dan dihancurkan. Sebanyak 78 persen wilayah Palestina kemudian diduduki. Sedikitnya 700 ribu warga Palestina diusir dari rumah-rumah mereka dan terpaksa mengungsi ke berbagai wilayah sekitar, tanpa boleh kembali lagi. Jumlah itu sekitar 80 persen populasi Arab di Palestina. Yang meninggal sepanjang Nakba berkisar antara 2.500 hingga 7.000 warga Palestina. Kebanyakan warga sipil yang tak bersenjata.

Saat ini, akibat kejadian itu sekitar 13,7 juta keturunan Palestina hidup di luar wilayah Mandatori Palestina. Sementara dari 6,2 juta yang dilabeli pengungsi Palestina oleh PBB, 60 persennya di luar wilayah Palestina dan hanya 40 persen di Gaza dan Tepi Barat. Nakba, adalah salah satu pengusiran massal paling akbar dalam sejarah modern yang masih berjalan.

Di wilayah pengungsian, para warga Palestina ini juga masih terancam. Pada 1982, misalnya, pasukan Israel yang menyerang PLO di Lebanon membiarkan Phalangists melakukan pembantaian di pengungsian Palestina di Sabra-Shatila. Wartawan Inggris Robert Fisk bersaksi, pembantaian yang dibarengi pemerkosaan itu menyebabkan sedikitnya 1.700 pengungsi Palestina meninggal dunia. Sedangkan jurnalis Israel Amnon Kapeliouk menghitung jumlah korban sebanyak 3.000-3.500 orang.

Pada November lalu, PBB akhirnya mengakui secara resmi terjadinya pengusiran besar-besaran dalam peristiwa Nakba tersebut. Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi berjudul “Division for Palestinian Rights of the Secretariat”. “Majelis (Umum) meminta Divisi tersebut untuk mendedikasikan kegiatannya pada 2023 untuk peringatan 75 tahun Nakba, termasuk dengan menyelenggarakan acara tingkat tinggi di Aula Majelis Umum pada 15 Mei 2023,” demikian bunyi keterangan pers yang dipublikasikan PBB di situs resminya.

Israel meradang dengan langkah itu. Hingga saat ini, penyebutan Nakba yang diperingati bertepatan dengan hari kemerdekaan Israel itu bisa berujung pada tiga tahun penjara.


Tak hanya simbolisasi Nakba di pertandingan, Piala Dunia di Qatar kali ini semacam juga pengumuman besar solidaritas terhadap perjuangan Palestina. Di jalan-jalan, nyanyian-nyanyian soal Palestina bergema. Para penggemar dari berbagai negara, tak hanya negara Arab, meneriakkan “Free Palestine!”. Jurnalis-jurnalis Israel diabaikan. Tim Nasional Maroko, satu-satunya wakil Arab di babak gugur merayakan kemenangan mereka atas Spanyol dengan balutan bendera Palestina.

Sejumlah kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara pemerintah negara Arab dengan Israel jadi semacam dokumen yang tak ada artinya. Di akar rumput, masyarakat tak pernah mengkompromikan pembelaan mereka terhadap saudara-saudara di Palestina. Bagaimanapun nasib tim-tim Arab pada Piala Dunia kali ini, skornya masih bertahan, Palestina 1, Israel 0.

Membangun Peradaban Dengan Malu Kepada Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Malulah kepada Allah.  Al...

Membangun Peradaban Dengan Malu Kepada Allah


Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Malulah kepada Allah.  Allah senantiasa berada dalam kesibukan. Mengapa hamba-Nya bermalasan? Allah mengatur segala urusan hamba-Nya. Mengapa hamba-Nya tidak mengelola urusan dirinya melalui pengelolaan pemerintah dan kekuasaan? Berpolitik dan mengenggam kekuasaan karena malu kepada Allah.

Allah Rabbulalamin. Allah menciptakan, memelihara dan mendidik jagat raya. Malulah kepada Allah bila tidak ada karya sedikit pun dalam kehidupan ini. Allah senantiasa menciptakan, mengapa manusia tidak membangun teknologi, fasilitas, sarana prasarana dan infrastruktur? Membangun negri, bertanda malu kepada Allah.

Allah memelihara jagat raya. Rawatlah fasilitas publik, fasilitas industri, rumah dan keasrian lingkungan. Peliharalah area pertanian, perkebunan, sungai, hutan dan gunung. Rawatlah semua yang ada. Malulah kepada Allah, Allah yang memelihara mengapa hamba-Nya justru merusaknya?

Allah menyuburkan tanah dengan air hujan. Kelolalah air hujan sebagai bentuk terimakasih hamba kepada pemberian-Nya. Dengan air hujan, Allah menumbuhkan  tanaman dan mengeluarkan buah. Bentuk malu kepada dengan bertani, berkebun, mengelola hasil panen agar tetap segar.

Allah mendidik jagat raya. Malulah kepada Allah dengan membangun beragam lembaga dan fasilitas pendidikan. Setiap ucapan, ungkapan dan tindakan adalah sarana mendidik. Membaca dan belajar adalah bentuk malu kepada Allah. Bukankah Allah Maha Berilmu? Mengapa hamba-Nya bodoh?

Allah menjaga jejak-jejak umat sebelumnya agar diambil pelajaran. Mengapa manusia mengabaikan warisan masa lalu? Belajar Arkeologi, antropologi, membangun situs dan museum, sejarah, dan berkaitan dengan masa lalu merupakan bentuk malu kepada Allah.

Allah bisa langsung mengazab kaum dan penguasa yang zalim detik ini juga. Yang kafir bisa langsung dimusnahkan sekarang juga. Namun Allah memegang teguh apa yang sudah tertulis di Lauhul Mahfud. Allah Maha Menepati Janji. Bila Allah menepati semua janji-Nya, betapa malunya pada Allah bila kita menghianati perjanjian, konsensus bernegara, akad bisnis dan kemitraan, janji rumah tangga dan janji lainnya?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)