Tauladan KH Hasyim Ashari di Penjara Jepang
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Nipponsasi Indonesian itulah yang dilakukan penjajahan Jepang. Mereka memaksakan sistem dan budayanya secara masif dalam bidang politik, ekonomi dan kultur masyarakat. Sebelumnya, cara ini sudah berlangsung efektif di wilayah jajahannya di Korea, Manchuria dan Taiwan.
Umat Islam merasakan dampak Nipponisasi ini. Salah satu yang yang dapat merusak aqidah adalah upacara Saikeirei, dimana warga pribumi harus membungkukkan badan tiap pagi ke arah matahari terbit untuk menghormati Kaisar Jepang Tenno Heika.
KH Hasyim Ashari mengeluarkan fatwa yang melarang orang Islam melakukan Saikeirei. Aparat Jepang memenjarakannya selama empat bulan dengan tudingan sebagai dalang kerusuhan di pabrik gula Jombang.
Mei 1942, KH Hasyim Ashari di penjara Jombang. Kemudian dipindahkan ke Mojokerto. Lalu ke Surabaya, bersama tawanan perang. Setiap pagi, seluruh tahanan dipaksa melaksanakan Saikeirei, namun sang Kiyai menolak melakukannya. Para sipir penjara pun menyiksanya.
Telapak tangan kirinya remuk karena dipukul palu saat di penjara Jepang. Ucapan istighfar yang keluar saat menahan sakit jika hantaman palu mengenai tapak tangannya. Saat itu usianya 70 tahun.
Keteguhan hati Kiai Hasyim Asy’ari dengan tetap menghafal Al-Qur’an dan Kitab Hadits Al-Bukhari sebagai wiridan (kebiasaan rutin) selama dipenjara oleh Jepang. Kesehatan justru semakin membaik. Selama di penjara mampu mengkhatamkan Al-Qur’an dan Kitab Hadits Al-Bukhari berkali-kali.
Akhirnya, setelah empat bulan, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1942, KH Hasyim Asy’ari dibebaskan karena banyaknya protes dari kalangan Kyai dan santri.
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/106076/wirid-kh-hasyim-asyari-saat-dipenjara-jepang
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/nesyfa
https://nasional.okezone.com/amp/2021/04/23/337/2399391/kisah-kh-hasyim-asyari-disiksa-jepang-hingga-telapak-tangannya-remuk
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif