basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Sirah Ulama

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Sirah Ulama. Tampilkan semua postingan

Metode Dakwah Mengikuti Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar Walisongo apakah berdakwah hanya dari mimbar ke mimbar? Dari cerama...

Metode Dakwah Mengikuti Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Walisongo apakah berdakwah hanya dari mimbar ke mimbar? Dari ceramah ke ceramah? Dari tulisan ke tulisan? Medan dakwah itu seluas medan kehidupan manusia. Medan dakwah itu sekompleks aktifitas manusia.

Kiyai Mojo memiliki murid yang tak tangkas berperang. Tak ahli dalam kitab dan ilmu syariat. Dia ahli dalam bidang seni. Sang kiyai memanggilnya agar menjadi dalang. Dari dalang inilah dia menghimpun data intelejen yang diteruskan ke pangeran Diponegoro. Semua gerakan Belanda terbaca. Belanda kesulitan menghadapi perang Jawa.

Syeikh Maulana Malik Ibrahim memulai dakwahnya dengan membangun bendungan, membuka lahan persawahan dan membangun warung. Di era anaknya, Sunan Ampel, barulah dibangun pesantren. Maulana Ishaq memulai dakwahnya di Banyuwangi dengan menyembuhkan rakyat dari wabah penyakit. Setiap persoalan yang dihadapi manusia adalah medan dakwah.

Sunan Gunung Jati berdakwah dengan membangun angkatan perang yang kuat untuk mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Lalu membangun Kesultanan Banten dan membangun Istana dekat pantai sehingga bisa dibangun pelabuhan yang besar dan ramai. Saat Portugis menaklukkan Malaka, pelabuhan Banten menjadi pelabuhan terpenting menggantikan peran Malaka.

Syeikh KH Hasyim Ashari, sebelum membangun pesantren, beliau memiliki jaringan bisnis ke seluruh penjuru Nusantara. Banyak masyarakat yang datang bertamu untuk belajar bertani. Diajarkan bahwa saat menanam harus menghadap kiblat dan membaca shalawat. Setelah itu barulah beliau membangun pesantren.

Syeikh Yusuf Al Makassari, saat di Banten, beliau menjadi Mufti kesultanan Banten. Saat diserbu Belanda, beliau menjadi penasihat strategi perang. Saat ditangkap dan dibuang ke Srilanka oleh Belanda, beliau mengajar para ulama India, Sultan India dan jamaah Haji dari Nusantara yang beristirahat sebelum melanjutkan ke Mekah. Saat dibuang ke Afrika Selatan, beliau menjadi Mursyid Thariqah.

Berdakwah mengikuti peradaban yang ada, menghadirkan solusi yang dibutuhkan, mengoptimalkan potensi dengan peran yang sudah dititipkan Allah padanya. Dakwah itu penuh warna seperti warna warni kehidupan.

Orientasi Kajian Fiqh Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Dalam hukum-hukum Allah terdapat tanda-tanda kebesaran Allah dan rahmat-Nya. I...

Orientasi Kajian Fiqh

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Dalam hukum-hukum Allah terdapat tanda-tanda kebesaran Allah dan rahmat-Nya. Inilah orientasi besar fiqh.  Mengapa dalam mempelajari dan menerapkannya terperosok pada siapakah yang dalilnya paling benar dan lemah? Siapa yang tak sesuai dengan sunah dan paling sunah? Siapa yang bidah?

Hukum Allah berorientasi untuk menjaga agama, darah, keturunan, akal dan kehormatan. Dari semuanya yang diperdebatkan, manakah yang paling dekat dengan tujuan tersebut? Fiqh itu untuk memberikan solusi kemudahan di setiap zaman dan tempat dengan pondasi Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Bukan berdebat tentang dalil dan argumen yang paling benar dan kuat, bila tujuannya sampai disini, untuk apa para ulama mengembangkan ilmu ushul fiqh dan maqasid syariah?

Hukum Allah untuk mensucikan hati dan penghambaan diri kepada Allah. Arahkan pembahasan hukum Allah kepada kesadaran akan rasa syukur dan memuji Allah atas hikmah kebaikan dan penghindaran dari keburukan dan kejahatan dari hukum yang ada, bukan dibawa ke ranah perdebatan dan perselisihan.

Pembahasan ragam mazhab fiqh harus dibarengi dengan kondisi zamannya, realitas yang tengah dihadapi saat itu, kondisi wilayahnya, kondisi kesulitan yang tengah dihadapinya, lalu kaitkan dengan dalil yang menjadi rujukan hukum. Dari sini masyarakat tahu mengapa timbul aneka ragam mazhab. Jangan hanya sekedar kekuatan dalilnya saja.

Setiap wilayah berpegang pada mazhab fiqh tertentu. Setiap kekhalifahan dan kesultanan menjadikan mazhab fiqh tertentu dalam membimbing masyarakat, sistem pemerintahan dan hukum. Mengapa wilayah dan kesultanan tertentu mengambil mazhab tertentu? Ini yang perlu dikaji, agar paham mengapa wazir atau qadi di kesultanan menetapkan pada mazhab tertentu.

Mengapa Nusantara lebih banyak dipengaruhi Mazhab Syafii hasil fatwa Imam Syafii saat di Mesir bukan di Baghdad? Perhatikan kondisi wilayah dan karakter kesultanan di Mesir dengan Nusantara, apakah ada kemiripan? Ini yang harus dikaji lebih mendalam. Bukan terjebak pada meributkan kebenaran dalil. Sebab dalil dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw sudah diuji oleh para ulama Al-Qur'an dan Hadist.

Seharusnya tentang kesahihan dalil dan ragam perbedaan pendapat sudah tuntas. Jadikan semuanya sebagai yurisprudensi hukum. Sekarang hanya tinggal, bagaimana persolan masyarakat dunia diselesaikan dengan khazanah hukum yang telah dimiliki umat Islam dari para pendahulunya?

Dikepung Solusi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah pernah Allah meninggalkan hamba-Nya tanpa pertolongan, bimbingan dan petunjuk?...

Dikepung Solusi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Apakah pernah Allah meninggalkan hamba-Nya tanpa pertolongan, bimbingan dan petunjuk? Dalam segala yang Allah ciptakan pasti dibarengi dengan petunjuk. Dalam setiap sesuatu Allah membersamainya dengan ilmu dan solusi.

Qabil membunuh Habil. Bagaimana menyembunyikan jasad Habil? Dia melihat dua burung yang berkelahi. Burung yang mati dikubur oleh burung yang masih hidup. Maka diikutilah prilaku burung tersebut. Di alam semesta tersebar banyak petunjuk.

Seorang ilmuwan memiliki persoalan bagaimana membuat struktur sayap pesawat terbang. Pergilah dia ke kebun. Dilihatnya rerumputan yang diterjang angin kencang namun tak pernah patah. Dibawalah rumput tersebut ke laboratorium. Akhirnya ditemukan struktur sayap pesawat  dari sebuah rumput.

Ada seorang santri yang paling bodoh di pesantren. Dia berputus asa atas kebodohannya. Diputuskan untuk meninggalkan pesantren. Saat di perjalanan hujan turun, berteduhlah sang santri ke sebuah gua. Di gua, dua melihat batu yang berlubang karena tetesan air yang lemah. Fenomena ini menyadarkan arti kesungguhan dalam belajar. Sang santri kembali ke pesantren, kelak dia diberi nama Abu Hajar Asqalani.

Minuman teh dan kopi berawal dari kebetulan yang diambil dari alam. Ilmu pengobatan kadang diambil dari hewan yang tengah menyembuhkan penyakitnya. Teori dalam ilmu fisika berasal dari ketidak sengajaan. Semua infrastruktur kemudahan dan kenyamanan hidup manusia diambil dari menyontek alam. Di alam semesta banyak petunjuk, ilmu, dan solusi yang tengah dihadapi manusia.

Pencakokkan pada tumbuhan, bukankah bisa diterapkan pada tubuh manusia juga? Alam semesta dan manusia memiliki karakter dan pola yang sama. Ajaran Islam, manusia dan alam semesta memiliki keselarasan dan kesamaan. Jadi petunjuk, ilmu dan solusi itu sebenarnya berlimpah.

Bila memahami Islam, secara otomatis memahami manusia dan alam semesta. Memahami semua pernak pernik yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan alam semesta. Memahami semua karakter, prilaku, ilmu dan solusi manusia dan alam semesta. Semuanya terangkum dalam ajaran Islam yang sederhana dan mudah.

Energi Sifat Wara Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tiba-tiba muncul obsesi baru dalam bertani yaitu menapaki langkah menuju wara, yait...

Energi Sifat Wara

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Tiba-tiba muncul obsesi baru dalam bertani yaitu menapaki langkah menuju wara, yaitu berhati-hati terhadap yang halal. Ini untuk membersihkan jejak langkah masa lalu. Ini bentuk jihad istighfar dan taubat akan masa lalu.

Masa lalu tak bisa diubah dan diperbaiki namun dengan memperbaiki masa hidup yang tersisa semoga Allah menutupi dan mengampuni. Seorang sufi berkata, "Taubat tidak bisa menghapuskan catatan masa lalu, walapun Allah telah mengampuninya." Jejak langkah itu masih terlihat walaupun diakhirnya ditutup dengan akhir yang baik.

Penguasa hanya bisa mengelola kekuasaannya dengan mensejahterakan rakyat dan mewujudkan keadilan dengan menegakan kebenaran bila memiliki sifat wara. Wara menandakan kesempurnaan akal dalam berinteraksi dengan hiruk pikuk dunia.

Ulama, pengusaha dan penguasa yang tercatat dalam tinta emas sejarah peradaban adalah mereka yang berkarakter wara. Mengambil dunia sesuai kebutuhannya. Mengambil dunia untuk akhiratnya. Mengambil dunia untuk meneguhkan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

Kekayaan itu tak berguna. Yang disombongkan dan dibanggakan itu tak berguna. Yang melampaui kebutuhan itu tak berguna. Yang berguna itu hanya yang semakin merendahkan diri di hadapan Allah. Semakin rendah semakin kuat untuk menghadapi yang paling keras dan kuat.

Perhatikan ulat. Ulat yang mematikan pohon itu ulat yang berbulu dan menyeramkan, atau ulat yang lemah yang kulitnya lembut tak berbulu? Yang mengkeroposkan kayu itu binatang yang kuat, besar dan bertenaga besar atau seekor rayap? Semakin lemah semakin kuat menghancurkan yang sangat kuat. Tak butuh tanduknya banteng untuk merobohkan pohon.

Banteng hanya bisa memakan rerumputan yang lemah. Ulat kecil yang lembut tanpa bulu justru bisa merobohkan pohon yang besar. Sifat wara terlihat sebuah kelemahan namun sebenarnya ada kekuatan sedikit untuk menghancurkan yang paling kokoh.

Berdakwah dengan Makanan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Syeikh Abdul Qadir Jailani menjelaskan bahwa amalan terbaik adalah memberi m...

Berdakwah dengan Makanan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Syeikh Abdul Qadir Jailani menjelaskan bahwa amalan terbaik adalah memberi makan. "Andai memiliki 1.000 dinar (sekitar 3 milyar) maka akan dihabiskan saat itu pula selama mengisi majlis ilmu." Membangun manusia dimulai dari memberinya makan.

Andai kebaikan itu ada sepuluh, maka 9 kebaikannya ada di rezeki yang halal, sedangkan kebaikan yang lainnya terhimpun dalam 1 tempat. Rezeki yang halal membentuk raga, darah dan hati yang menjadi dasar munculnya ragam amal kebaikan lainnya. Menjadi Wali Allah dimulai dari rezeki yang halal bukan dzikir dan ibadah ritual yang banyak.

Banyak ulama yang tidak bisa bangun malam disebabkan susu yang diminumnya berasal dari rumput yang diambil oleh budaknya dari tanah orang lain tanpa ijin terlebih dahulu. Lalu ulama memerintahkan budaknya untuk meminta ridhanya. Seorang ulama besar lahir dari seorang bapak yang saat memakan buah yang ada di jalanan umum dari pohon sebuah kebun, lalu meminta ridha dari pemilik kebun tersebut.

Nizham Al Mulk, seorang wazir juga ulama di era khalifah Alp Arslan bani Saljuk, yang membangun Universitas Nizamiyah yang melahirkan Imam Al-Ghazali dan Syeikh Abdul Qadir Jailani, memiliki kebiasaan setiap hari bersedekah sebanyak 100 dinar (300 juta). Kedermawanan pejabat negara membangun rakyatnya.

Dakwah para Wali Sanga di Nusantara dipenuhi dengan tradisi berbagi makanan dalam beragam kegiatan dan acara, kadang disebut nasi berkat atau sedekah.  Berbagi makannya tidak saja untuk manusia tetapi juga untuk tumbuhan dan hewan.

Allah mengkabarkan janji surga melalui lisan Rasulullah saw tentang seorang hamba yang memberikan makan pada tamunya. Rasulullah saw memerintahkan berbagi makanan kepada para tetangganya walaupun dengan kuah saja.

Dakwah bil hikmah dimulai dengan menuntaskan kebutuhan dasar manusia yaitu persoalan perut, makanan dan minuman, bukan dari nasihat, ucapan hikmah dan dalil, apalagi pengecaman. Penuhi perutnya maka akan bisa memasuki jiwanya.

Ragam Pelajaran Oleh: Nasrulloh Baksolahar Orang mukmin bagai orang yang menanam pohon kurma namun khawatir berbuah duri. Orang ...


Ragam Pelajaran

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Orang mukmin bagai orang yang menanam pohon kurma namun khawatir berbuah duri. Orang munafik menanam pohon berduri tetapi berharap bisa memetik kurma. Mukmin selalu waspada. Munafik selalu terpedaya.

Berinteraksi dengan dunia seperti berinteraksi dengan api. Manfaatkan namun jangan sampai terbakar apalagi menjadi debu. Seperti ucapan tabiin Sulaiman Addarani, ibadah yang tentram dimulai dari memiliki dua roti kering di rumah.

Siapakah manusia yang layak mendapatkan predikat manusia? Ulama. Siapa para raja itu? Yang berzuhud. Siapakah golongan rendahan itu? Yang makan melalui agamanya. Mengorbankan agamanya untuk mendapatkan dunia.

Abdullah ibnu Mubarak hidup di era 200 Hijriah, dia gemar menyendiri di rumah. Sahabat bertanya, "Tidakah kesepian?" Dijawab, "Bagaimana kesepian, sedangkan aku bersama Rasulullah saw?" Bila selepas shalat, Abdullah ibnu Mubarak pergi. Sahabatnya bertanya, "Mengapa tidak bersama kami?" Dia menjawab, "Aku pergi duduk bersama para Sahabat dan Tabiin melalui atsar dan amal mereka."

Khalifah Harun Al Rasyid pergi ke sebuah daerah. Dilihatnya banyak orang yang berkumpul disebuah tempat. Banyak sendal yang putus. Debu pun berterbangan. Itulah majlis Abdullah ibnu Mubarak. Khalifah berkata, "Itulah kerajaan yang sesungguhnya, sedangkan banyaknya orang yang bersama ku karena kemiliteran dan pengawalan."

Nabi dan Rasul tidak akan diutus kembali. Namun tugas kenabian dan kerasulan tetap terus berjalan. Tugas itu berupa penyebaran ilmu dan membina generasi. Seperti itulah ijtihadnya Abdullah ibnu Mubarak. Sebab itulah,  kekayaan Abdullah ibnu Mubarak dihabiskan untuk menuntut dan menyebarkan ilmu.

Tabiin asal Mesir yang bernama Saad bin Laits bila bersedekah nilainya 1.000 dinar (hampir 3 milyar) untuk satu orang. Pendapatannya dalam satu tahun 80.000 dinar (menyentuh 300 milyar). Setiap hari, selesai shalat fardhu menyediakan makanan gratis untuk 1.000 orang. Bagi muridnya yang tidak mampu, biaya pulang pergi belajar ditanggungnya. Itulah keberkahan harta di tangan ulama yang shadiq

Pecahkan dengan Solusi Akhirat Oleh: Nasrulloh Baksolahar Seorang ulama hidup dalam keadaan papa. Selepas shalat, dia pun berdoa...

Pecahkan dengan Solusi Akhirat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Seorang ulama hidup dalam keadaan papa. Selepas shalat, dia pun berdoa. Saat berdoa, ada seseorang yang menghampiri dan berkata, "Mengapa engkau tidak meminta sesuatu pada Allah agar hidupmu berkecukupan?" Sang ulama terdiam. Diambilnya batu, lalu berdoa. Seketika itu pula batu berubah menjadi emas.

Emas itu diserahkan kepada orang tersebut. Orang itu menerimanya dengan sangat gembira dan berharap sang ulama tidak mengambilnya kembali. Orang itu berkata, "Mengapa tidak berdoa seperti ini terus." Sang ulama berkata, "Yang berharga di dunia ini adalah akhirat."

Beberapa orang tersesat di gurun pasir. Mereka kehausan dan kelaparan. Mereka terus berjalan  dengan harapan mencari seseorang yang memiliki sesuatu. Bertemulah mereka pada seorang pemuda papa yang sedang memanggul kayu bakar di kepalanya. Mereka sangat kasihan dengan pemuda tersebut.

Mereka pun bercengkrama. Merasa dikasihani. Sang pemuda berdoa kepada Allah. Tiba-tiba seluruh kayu bakarnya berubah menjadi batangan emas. Mereka yang tersesat terperanjat. Sang pemuda pun berdoa agar batang emas dirubah kembali menjadi kayu bakar. Lalu sang pemuda pergi.

Seorang pemuda hendak berangkat haji. Sebelum berangkat terlebih dahulu menemuinya seorang ulama. Sang ulama bertanya, "Apa bekalmu?" Dijawab," Hanya kendi kosong." Sang ulama berkata, "Bila kelaparan dan kehausan, shalatlah dua rakaat, berdoalah dan taruhlah kendi di sampingmu." Hanya itu pesan sang ulama.

Sang pemuda dan rombongannya kehabisan bekal. Di tengah gurun pasir kehausan dan kelaparan. Di saat seperti itu, sang pemuda ingat akan pesan sang ulama. Sang pemuda shalat dua rakaat, menaruh kendi disampingnya, lalu berdoa. Seketika itu pula, kendi dipenuhi air. Makanan pun banyak disekitar kendi. Sang pemuda membagikannya ke seluruh rombongan. Hingga seluruh rombongan kenyang dan hilang dahaganya.

Mereka tak menginginkan dunia sehingga "persoalan" dunia pun jadi begitu mudah dipecahkan. Setiap persoalan utama memang akan sulit dipecahkan. Seperti itu karakternya. Maka pecahkan "persoalan dunia" dengan solusi akhirat bukan dengan solusi dunia.

Mengolah Tanah, Mengolah Jiwa Oleh: Nasrulloh Baksolahar Malik bin Dinar yang hidup sezaman dengan Hasan al-Bashri mengupas tent...

Mengolah Tanah, Mengolah Jiwa

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Malik bin Dinar yang hidup sezaman dengan Hasan al-Bashri mengupas tentang kesuburan tanah dengan sangat sederhana. Beliau berkata, "Sungguh Al-Qur'an itu penyubur bagi seorang mukmin. Dia bagaikan hujan penyubur tanah. Hujan turun dari langit ke bumi."

Malik bin Dinar melanjutkan pembahasan penyebab utama kesuburan tanah, "Hujan itu menimpa tanah yang tandus, dimana biji tanaman pun telah tertanam di dalam tanah yang tandus itu, yang mana kelapukan lahannya itu tak menghalanginya untuk hidup, tumbuh subur dan indah. Andai tidak ada hujan, tentu lahan yang amat subur itu telah mengering."

Dalam Al-Qur'an difirmankan bahwa seluruh makhluk di alam semesta seperti manusia juga.  Abu Bakar As Syibli yang hidup sezaman dengan Junaid al Baghdadi berkata tentang jiwa manusia dengan perumpamaan tanah, "Bila engkau ingin melihat dirimu, ambilah segenggam tanah, karena sesungguhnya dari itu kau diciptakan, kesana kau kembali, dan darinya kau akan keluar."

Abu Bakar As Syibli melanjutkan, "Bila ingin melihat dunia seluruhnya, maka lihatlah ke tempat sampah, itulah dunia." Sampah yang digunakan sebagai pupuk memang akan menambah kesuburan tanah, namun bukan yang utama. Hanya "pemanis dan penambah" saja namun bukan yang utama. Faktor utama penopang kesuburan tanah semuanya berasal dari langit, hujan, sinar matahari, udara dan yang tak diketahui oleh manusia.

Perhatikan tanah gambut. Tanah yang terlalu banyak unsur sampahnya, apakah bisa ditanami? Bila sampah itu dunia seisinya, ambilah sampah. Campurkan dengan tanah sekedarnya saja agar air hujan tertahan lebih lama di tanah untuk menjaga kelembaban tanah saja. Jangan melebihi, kekurangan atau dikurangi. Ambil sesuai takarannya 1-2 persen saja.

Kotoran seluruh makhluk pun bisa digunakan sebagai penyubur tanah. Dia menjadi penyanggah air hujan, penahan panas matahari, membuat rongga-rongga tanah agar nitrogen di udara bisa diikat oleh akar tanaman.  Kotoran itu seperti kemaksiatan, bisakah penyesalan akan dosa menjadi penyubur jiwa? Menahan air hujan lebih lama di tanah?

Tanda Ditinggalkan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tiap-tiap nikmat yang bukan surga adalah hina. Tiap-tiap bala bencana yang b...


Tanda Ditinggalkan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Tiap-tiap nikmat yang bukan surga adalah hina. Tiap-tiap bala bencana yang bukan neraka adalah mudah. Surga itu perasaan karena menikmati ridha Allah. Neraka itu puncak kegelisahan merasakan murka Allah. (Hasan Al-Bashri)

Tanda seseorang ditinggalkan Allah adalah dia sibuk dengan sesuatu yang tidak berguna. Semua yang datang dari dunia tidak membahagiakan ku karena aku telah memastikan asalnya, bahwa dunia adalah negri kedukaan, kesedihan, petaka dan fitnah.  (Junaid al Baghdadi).

Junaid al Baghdadi tanya oleh sahabatnya, "Darimana engkau mendapatkan ilmu?" Dia menjawab, "Dari dudukku dihadapan Allah selama 30 tahun di bawah tangga itu." Seraya menunjukkan tangga di rumahnya.

Tanda cinta adalah ridha. Tak peduli lagi dengan takdir-Nya. Menerima semua takdir-Nya. Yang dihindarkan darinya merupakan yang terbaik daripada yang diperolehnya. Bila yang ditakdir untuk melepaskan keburukan, maka apa pun yang terjadi adalah kebaikan.

Huzaifah bin Yaman berkata bahwa fokus hidupnya hanya dua. Yaitu, hanya ada Allah di hatinya dan terus memperhatikan keburukan dirinya. Inilah inti dari ilmu Tasawuf. Inilah inti kehidupan para sufi yang berjalan menuju Allah.

Imam Syafii ditanya beberapa hal. Lalu beliau memaparkan hadist-hadist Rasulullah saw. Lalu ditanya lagi, "Apa pendapatmu?" Tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil berkata, "Seandainya aku memiliki pendapat lain selain menurut Rasulullah saw, di bumi dan di langit mana saya akan bisa tinggal?"

Junaid al Baghdad berkata, "Seluruh jalan menuju Allah telah tertutup, kecuali jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah saw." Mengapa kita selalu memilih jalan lain?

Menolong Mayit Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Imam Syafii mensarikan beragam doa-doa Rasulullah saw u...


Menolong Mayit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Imam Syafii mensarikan beragam doa-doa Rasulullah saw untuk jenazah atau mayit dalam satu doa. Doanya diabadikan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar. Ada yang unik, doa untuk yang bertakwa, hanya semoga dilipatgandakan kebaikannya. Namun bagaimana dengan ahli maksiat?

Untuk mayit yang selama hidupnya banyak dosanya, justru doanya sangat panjang. Semoga Allah menyambut dengan kasih sayang dan pertolongan-Nya. Dilindungi dari fitnah dan azab kubur. Kelak bila dibangkitkan kembali dicatat sebagai penghuni surga. Bahkan memohon agar Allah "tak perlu menyiksanya" karena Allah Maha Kaya.

Imam Nawawi juga mencantumkan anjuran ulama berdasarkan hadist tentang Talqin bagi yang sudah dikubur. Sang mayit dibimbing bagaimana menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur. Perjuangan agar muslim diampuni dan dirahmati terus diupayakan oleh mereka yang masih hidup pada yang sudah wafat. Mengapa saat masih hidup lebih banyak saling mencela? Bukan mendoakan?

Salah satu rukun khutbah Jumat adalah mendoakan kaum muslimin dan muslihat. Doa bagi yang masih hidup dan yang sudah wafat. Dalam beberapa kumpulan doa-doa yang matsur, beberapa ulama memohonkan ampunan bagi yang hidup maupun yang wafat. Kebaikan muslimin yang masih hidup dan sudah mati menjadi tanggungjawab seluruh muslimin yang hidup.

Setelah jenazah dikuburkan, Rasulullah saw mensunahkan berdiam diri sejenak dikuburannya untuk mendoakan ampunan dan ditetapkan imannya karena sang mayit sedang ditanya. Imam Syafii menganjurkan membaca Al-Qur'an hingga hatam. Abdullah bin Umar menganjurkan membaca permulaan dan akhir surat Al-Baqarah.

Para ulama bersepakat doa untuk mayit sangat berguna dan pahalanya sampai. Imam Nawawi mengatakan sebaiknya selesai membaca Al-Qur'an hendaknya berdoa, "Ya Allah sampaikan pahala ayat Al-Qur'an yang saya baca kepada si Fulan." Bila jenazah lewat maka pujilah, maka sang jenazah masuk ke Surga.

Menolong muslimin yang sudah wafat sama pentingnya dengan menolong muslimin yang masih hidup. Maka teruslah melantunkan doa-doa kebaikan jangan saling menghujat, mencela, dan memburukkannya baik di saat masih hidup maupun sudah wafat.

Saat Ulama Berinteraksi dengan Dirinya Sendiri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Seorang ulama besar men...

Saat Ulama Berinteraksi dengan Dirinya Sendiri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Seorang ulama besar menulis buku yang luar biasa. Karya bukunya berjumlah 10.000 buku. Salah satu bukunya yang terkenal mengenai renungan harian paginya. Bagaimana sang imam berinteraksi dengan fenomena kesehariannya? Bagaimana sang imam berinteraksi dengan bisikan jiwa dan hatinya setiap saat? Bagaimana sang imam berinteraksi dengan letupan pemikirannya?

Setiap letupan jiwa dan pemikirannya ditulisnya. Lalu bagaimana sang imam melawan dan membenarkan setiap yang muncul dari akal, jiwa dan hatinya? Berdialog dan berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Bersama menyendiri dengan dirinya sendiri. Mempengaruhi dan membimbing yang muncul dari dirinya sendiri. Mendidik dirinya sendiri.

Sang imam menyeru pada dirinya sendiri. Berdakwah pada dirinya sendiri. Memberikan penyadaran terhadap dirinya sendiri. Mempengaruhi dirinya sendiri. Mengobati dirinya sendiri. Tantangan utama hidup ini adalah dirinya sendiri.

Yang tersulit adalah berinteraksi dengan dirinya sendiri. Sebab jiwa itu menyuruh pada keburukan. Sebab jiwa itu medan pertempuran pertama dan utama, nafsu lawamah. Sebab jiwa itu terus berbolak balik. Seperti lautan yang bergelombang yang harus ditempa dengan karang yang kokoh. Seperti lempengan tanah yang terus bergerak sehingga harus didiamkan dengan kekokohan gunung.

Sekelas ulama besar pun masih terus berdialog dengan dirinya sendiri. Berargumentasi dengan letupan yang muncul dari akal, jiwa dan hatinya. Masih terus menentramkan egonya. Bisa jadi dasar dari ilmu psikologi adalah interaksi dengan jiwanya sendiri.

Akal adalah kendaraan. Nafsu adalah kendaraan. Hati adalah kendaraan. Bisakah mengendalikannya? Lalu menuntunnya pada rahmat Allah? Membimbingnya pada ampunan Allah? Meneguhkannya pada firman Allah dan Sunnah Rasulullah saw?

Mendengar bisikan hawa nafsu dan syetan. Mendengarkan nasihat dari para malaikat. Itulah yang terus berkecamuk pada diri. Manusia diberikan kebebasan untuk memilihnya. Semuanya dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Bertasawuf dalam Berbisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Salah satu kepiawaian pengusaha adalah menc...

Bertasawuf dalam Berbisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Salah satu kepiawaian pengusaha adalah menciptakan sumber daya. Bagaimana caranya? Bukalah lembaran buku-buku Tasawuf. Ikuti perjalanan para sufi. Ikuti perjalanan ulama hati. Bukalah kitab Zuhud imam Ahmad bin Hambali. Bukalah kitab Ihya Ulumudin Al-Ghazali. Apa kaitannya dengan bisnis dan penciptaan sumber daya?

Apa fokus utama pembahasan Tasawuf? Apa fokus perjalanan para sufi? Zuhud dan Wara. Zuhud sebuah karakter pemberdayaan sumber daya. Untuk apa sumber daya itu? Untuk apa uang dan kekayaan? Zuhud merupakan seni mengelola yang terbatas menjadi sumber daya yang siap didayagunakan.

Zuhud lebih banyak terfokus pada bagaimana mengelola penggunaan sumber daya. Sedangkan wara, bagaimana mengelola sumber penghasilan. Zuhud itu buah dari Wara, bila benar bagaimana mengelola sumber penghasilan, akan benar pula mengelola pengeluaran. Perpaduan Wara dan Zuhud, membuahkan keberlimpahan sumberdaya.

Zuhud mengajarkan selektifitas dalam penggunaan sumber daya. Menempatkan sumberdaya pada hal yang sangat prioritas. Membuang penghamburan sumber daya. Bukankah  tujuan besar The Toyota Way itu adalah membuang penghamburan dalam seluruh proses bisnis?  Prioritasnya bukan menurut kacamata akal dan kepentingan ego, tetapi menurut ukuran Allah dan Sunnah Rasulullah saw.

Zuhud itu mendorong pengembangan teknologi dan perbaikan terus proses bisnis. Sebab, setiap sumber daya yang dikeluarkan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan harus memudahkan urusan manusia. Zuhud mendorong pemikiran progresif dan jangka panjang sebab ukurannya bukan yang pragmatis yang terfokus perut dan kemaluan(kesenangan hawa nafsu)

Rasulullah saw mengajarkan zuhud dalam berbisnis. Keuntungan bisnis dibagi ke 3 type pengeluaran, 1/3 untuk Sedekah, 1/3 untuk reinvestment dan 1/3 untuk keseharian (operasional). Zuhud itu berfikir 3 aspek, mengelola bumi agar kehidupan menjadi lebih baik. Menyiapkan akhirat juga kebutuhan hari ini.

Wara itu seni bagaimana mendapatkan sumber daya dengan penuh keridhaan? Bagaimana konsumen membeli dengan penuh kerelaan dan kegembiraan? Hingga konsumen tak peduli lagi dengan yang dikeluarkannya karena sangat puas dan jauh melebihi ekspektasinya. Penuh keridhaan Allah dan manusia saat memperoleh sumber daya, efektif dan efisien  saat pengeluarannya. Itulah buah Wara dan Zuhud dalam pengelolaan bisnis.

Melihat Jati Diri, Kapan Waktunya? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jiwa yang berkecamuk? Karena terlal...

Melihat Jati Diri, Kapan Waktunya?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jiwa yang berkecamuk? Karena terlalu banyak harapan dan keinginan. Jiwa yang terluka? Karena terlalu banyak yang bisa menyayat jiwa.  Imam Ibnu Taimiyah selalu merasakan surga saat dipenjara, disiksa, dibuang dan diasingkan.  Merasakan surga saat orang-orang disekitarnya memusuhi ataupun ketika orang yang memusuhinya itu meminta perlindungan saat hendak dihukum khalifah.

Nabi Ayub tetap bahagia saat Allah memberikan kekayaan, kesehatan dan keluarga yang diberkahi. Dia pun tetap bahagia saat Allah mencabut kekayaannya, kesehatan dan akhirnya hidup dalam kesendirian. Bahkan dia malu berdoa kepada Allah ketika penderitaan menerpanya. Semua kondisi kehidupan sama karena fokus hidup hanya Allah saja.

Rasulullah saw, seluruh keluarga tercinta dicabut oleh Allah. Seluruh anaknya diambil oleh Allah, hanya tinggal Fatimah saja. Seluruh kekayaannya diberikan ke umatnya. Dari saudagar yang kaya raya, lalu menyerahkan kekayaannya untuk umatnya. Saat wafat, tak ada satu pun yang tersisa. Dalam semua kondisi kebahagiaan itu bisa diciptakan.

Orang yang bahagia akan selalu sama karakternya dalam semua kondisi. Dalam kondisi kesulitan, adakah umpatan dan keluhan? Dalam kondisi keberlimpahan, adakah kesombongan dan merendahkan orang lain? Bila ingin tahu karakternya di waktu keberlimpahan, lihatlah karakter di saat sempitnya. Bila ingin tahu karakter di saat sempitnya, lihatlah karakter di saat keberlimpahannya.

Bila lupa diri di saat keberlimpahan, maka cendrung berkeluh kesah dan meratap di waktu sempit. Bila mampu mengelola kesempitan, modal dasar mengelola keberlimpahan sudah dimiliki, tetapi harus berhati-hati dalam keberlimpahannya. Bila beristiqamah dalam keberlimpahan maka Allah akan menolong di saat kesempitan.

Jati diri seseorang terlihat di saat keberlimpahan. Itulah mengapa Sahabat yang dijamin masuk Surga hampir seluruhnya hidup dalam keberlimpahan? Itulah mengapa ukuran dimurkai dan diazabnya sebuah negri dilihat dari bagaimana prilaku orang yang berkelimpahan? Ada kisah, sebuah negri tidak diturunkan hujan oleh Allah karena prilaku buruknya pemegang kekuasaan dan kekayaan.

Para penentang Nabi dan Rasul adalah penguasa, pemuka dan pemilik kekayaan. Para penentang kebenaran dan kebaikan di setiap zaman dan kurun selalu sama hingga akhir zaman. Dalam keberlimpahan itulah cermin diri sebenarnya.

Ada kisah si buta, si botak dan si belang yang bertakwa di waktu sulit dan sempit, tetapi menentang Allah di saat keberlimpahan. Kisah Qarun yang bertakwa di waktu sempit namun menjadi pembela Firaun di waktu keberlimpahan. Rasulullah saw mewanti-wanti umatnya ketika di waktu kemenangan tiba.

Nabi Ayub, Rasulullah saw, para Sahabat dan ulama Salaf menjalani semua keterbatasan dan keberlimpahan dengan karakter yang sama, dengan suasana hati dan kejiwaan yang sama. Karena hidup ini hanya untuk melihat siapa yang berjihad dan sabar? Juga siapa para pendusta? Ada yang menjadi pendusta di saat lapang, ada juga di waktu sempit.

Meniti Lembaran Kejayaan Ulama Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dahulu untuk mendapatkan satu nasihat R...

Meniti Lembaran Kejayaan Ulama

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dahulu untuk mendapatkan satu nasihat Rasulullah saw membutuhkan perjalanan minimal sehari perjalanan. Bahkan ada yang menempuh perjalanan satu-tiga bulan perjalanan. Dengan satu hadist tersebut dirinya semakin berilmu, akhlaknya semakin baik, ibadahnya makin beristiqamah, tawaran posisi keduniaan semakin banyak, hidupnya semakin sejahtera. Di era sekarang, kumpulan hadist berbentuk Sunan dan Musnad tinggal dibaca, mengapa tak bisa meningkatkan kualitas dan kompetensi diri?

Tidak pernah membaca, tidak pernah memahami, tidak pernah mencoba mengamalkannya? Semestinya semakin hari umat Islam semakin baik kondisinya. Karena kebaikan para pendahulunya dikodifikasi dengan baik, dijaga dan diteruskan kepada kita. Apa yang membuat mereka memimpin dunia saat ini masih ada. Masih ada di setiap rumah, mushalah, masjid dan sekolah, bahkan ada di dalam hati dan jiwa kita. Namun mengapa belum bisa menjadi pemimpin peradaban dunia?

Saat pertama kali muncul, umat Islam belum pernah memimpin peradaban dunia, namun tiba-tiba bisa membebaskan manusia dari kezaliman Romawi dan Persia, selama 14 Abad memimpin peradaban dunia. Umat ini tinggal mengulanginya lagi, bukankah mengulang itu lebih mudah? Bukankah jalan kejayaan tinggal ditiru saja? Bukankah jalan itu tinggal diikuti saja?

Peradaban itu siklus naik dan turun. Bukankah kita bisa belajar bagaimana Hasan bin Ali menyelesaikan internal umat? Bisa belajar pada Muawiyah bin Abu Sofyan membangun pertahanan dan kemiliteran? Belajar pada Umar Bin Abdul Aziz membangun kesejahteraan dalam waktu 2 tahun? Belajar pada Nuruddin Zanky dan Shalahuddin Al Ayubi mengangkat kembali kejayaan? Belajar pada Al Qhutuz dan Baibars mengusir kekejaman Mongol? Belajar pada Muhammad Al Fatih membebaskan diri dari super power dunia secara sempurna?

Kita bisa belajar pada imam Mazhab bagaimana syariah mampu menjawab tantangan jaman? Kita bisa belajar pada Al Ghazali dan Syekh Abdul Qadir Jailani  bagaimana iman bisa memperbaiki jiwa dan karakter? Kita bisa belajar pada Imam Ibnu Taimiyah bagaimana mengobati kerusakan budaya dan sosial? Kita bisa belajar pada Imam Nawawi, Izzudin Abdul Salam, Imam Qurani dalam memperbaiki penguasa. Kita bisa belajar kepada Abu Yusuf dalam memperbaiki praktik bisnis dan ekonomi negara. Apa yang tidak dimiliki oleh umat ini untuk memimpin kembali peradaban dunia?

Mari membuka kembali lembaran bagaimana umat ini mempimpin peradaban dunia? Mari membuka kembali lembaran bagaimana umat ini mengelola peradaban dunia? Mari membuka kembali bagaimana umat ini bisa mensejahterakan dunia? Mari membuka kembali bagaimana umat ini bisa menciptakan perdamaian dunia? Membuka lembaran yang sudah tertutup oleh debu, dan mungkin lembaran itu sudah mulai digerogoti oleh rayap-rayap yang kelak membuat umat ini tidak tahu lagi cara merancang dan mengembalikan kejayaannya.

Hukum abadi bahwa Umat Islam adalah umat terbaik masih tetap berlaku hingga hari ini? Takdir Allah bahwa Umat Islam adalah umat terbaik masih tetap menjadi ketentuan abadi. Apakah kita rasakan? Apakah diyakini? Apakah terus dicoba untuk mewujudkannya?

Awalilah dengan meneguhkan Laillahaillallah, buang kesia-siaan dan kelalaian dari dirimu dan teruslah merekayasa kebaikan. Hukum kebangkitan dan kejayaan sangat mudah. Penyakit dan penghalangnya hanya hawa nafsu dan kemalasan yang menyelimuti hati.

Sekelumit Jasa Keturunan Rasulullah saw di Nusantara Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mencatat sedikit ...

Sekelumit Jasa Keturunan Rasulullah saw di Nusantara

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mencatat sedikit perjalanan keturunan Rasulullah saw di negri ini. Bagaimana peranan mereka bagi negri? Ini hanya titik-titik krusial saja yang tercatat.

Walisanga, Sunan Gunung Jati tercatat sebagai keturunan Rasulullah saw. Dia keturunan Sultan Mesir yang berkuasa di Alexanderia. Dia menolak tawaran menjadi sultan berkat kecintaannya pada Nusantara. Beliau menikah dengan putrinya Prabu Siliwangi. Mendirikan kesultanan Cirebon, membebaskan Sunda Kelapa, membangun kota yang bernama Jayakarta yang sekarang disebut Jakarta, ibu kota Indonesia sekarang.

Bila kita bangga dengan Indonesia, ingatlah bahwa Ibukotanya dibangun oleh keturunan Rasulullah saw? Anak keturunan Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten, seperti sultan Hasanudin. Syekh Nawawi Al Bantani, keturunan Sultan Hasanudin yang merupakan keturunan Rasulullah saw dari Sunan Gunung Jati, yang dijuluki oleh ulama Nusantara sebagai bapaknya kitab kuning pesantren di Nusantara.

Syekh Nawawi Al Bantani mendidik KH Khatib As Sambasi, yang merupakan pembawa Tasawuf Qadiriyah di Nusantara yang kemudian berkembang menjadi Tarekah Qadiriyah Naqsabandiyah yang dipimpin oleh Abah Anom Suralaya. Abah Anom menjadi pusat pengembangan tarekah ini terbesar di Asia Tenggara menurut pakar sejarah dari Universitas Padjajaran.

Syekh Nawawi Al Bantani mendidik KH Khalil Bangkalan, KH Hasyim Ashari, KH Ahmad Dahlan yang sekarang berkembang menjadi Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah. Bila dunia pesantren berguru pada keturunan Rasulullah saw. Bila pendiri Muhammadiyah berguru pada keturunan Rasulullah saw. Bila pendiri Tasawuf juga berguru pada keturunan Rasulullah saw. Betapa besar jasa keturunan Rasulullah saw bagi negri ini?

Awal pergerakan modern kemerdekaan Indonesia, siapa yang memulai? Bukan Budi Utomo, bukan pula Syarikat Dagang Islam, tetapi sejarah mencatat dialah Jamiatul Khair. Siapakah Jamiatul Khair? Mereka adalah keturunan Rasulullah saw yang bergelar Sayid dari keturunan Hasan. Jamiatul Khairlah yang pertama menggelorakan perjuangan kemerdekaan melalui saluran yang berbeda yang kemudian lahirlah Syarikat Dagang Islam, Budi Utomo dan yang lainnya.

Bila kita berdiri tegak menghormati bendera Indonesia, Merah Putih, siapakah yang mengusulkannya? Bila bangga membela Merah Putih, siapa yang memprakarsainya? Dialah keturunan Rasulullah saw yang mendirikan perguruan Al Khairat di Palu. Saat saya berkeliling di Sulawesi Tengah, fotonya diabadikan hampir disetiap rumah. Ingat Merah Putih, ingatlah jasa keturunan Rasulullah saw.

Saat semua terdiam ada yang menistakan agama, siapakah yang terdepan membelanya? Saat kemungkaran begitu nyata didiamkan, siapakah yang berusaha membersihkannya? Habib Rizieq Shihab yang mencoba melawannya. Saat pemerintah begitu lemah, siapa yang mengoreksinya? Dialah Habib Rizieq Shihab, keturunan Rasulullah saw dari jalur Husein.

Keturunan Rasulullah saw yang terhimpun dalam Walisanga yang kemudian mendirikan Demak, lalu berubah menjadi Pajang, Mataram yang kemudian menjadi Surakarta dan Jogyakarta. Walisanga juga menjadi pelopor dakwah Islam di Nusantara. Namun sayang petinggi negri ini tak memahami sejarah. Mereka memperlakukan keturunan yang mulia seperti buronan.

Menghormati keturunan Rasulullah saw adalah perintah Al Quran dan As sunnah. Bagi bangsa Indonesia, mereka juga berperan besar bagi negri ini. Mengapa sekarang mereka dihinakan demi melanggengkan kekuasaan?

Saat Seluruh Sektor Kehidupan Dikendalikan Ulama Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin) Dahulu ulama adalah sultan...

Saat Seluruh Sektor Kehidupan Dikendalikan Ulama

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin)

Dahulu ulama adalah sultan, ulama adalah negarawan, ulama adalah cendikiawan, ulama adalah panglima perang, ulama adalah pebisnis, ulama adalah dokter, ulama adalah guru, ulama adalah petani, ulama selalu berada diseluruh profesi manusia. Itulah mengapa negri diberkahi. Itulah mengapa seluruh bidang  kehidupan diberkahi.

KH Muhammad Shiddiq, kelak banyak keturunannya menjadi pengurus Nahdatul Ulama, sambil mengajar santrinya beliau membuka warung. Bila ada yang membeli, dia melayani pembeli. Bila tidak ada, dia melanjutkan mengajar para santri. Sang kiyai bisa menghafalkan Al-Qur'an selama 2 tahun diusia belianya. Bagaimana caranya? Menghafal Al Quran selama perjalanan dari rumah ke pasar. Beliau pun menyempatkan menulis kitab. Ulama, pebisnis dan cendikiawan berpadu pada sang kiyai.

KH Hasyim Ashari, pagi hari dan sore hari mengontrol karyawannya yang merawat sawah, konstruksi dan fasilitas pondok, sisanya mengajar para santri di pesantrennya. Selasa dan Jumat, beliau libur mengajar untuk berdagang di pasar, bertani di sawah dan bersilaturahmi ke tetangga dan kerabat. Beliau juga yang menyerukan seruan jihad melawan penjajah. Di waktu senggang beliau menulis kitab. Ulama, pebisnis, pejuang dan intelektual berpadu pada sang Kiyai.

Syekh Nurudin ar-Raniri, menjadi penasihat sultan Iskandar Tsani, membangun Aceh menjadi sebuah negara demokratis. Ada legislatif dan yudikatif. Dialah perumus ketatanegaraan Samudera Pasai. Banyak kitab yang dibuatnya. Dalam dirinya ada keulamaan, negarawan dan cendikiawan.

Dahulu ulama dan negara tak bisa dipisahkan. Namun mengapa sekarang ingin memisahkan ulama dan negara? Ulama dan bisnis? Ulama dan ketentaraan? Ulama dan kebudayaan? Ulama dipisahkan dari seluruh sektor kehidupannya. Inilah penyebab seluruh sektor kehidupan dan profesi penjadi perusak bukan penopang kebaikan. Mengapa ulama hanya ditujukan kepada mereka yang memberikan nasihat akhirat saja?

Syekh Yusuf dari Makassar. Beliau adalah Mursyid Tarekat Khalwatiyyah. Namun beliau juga pakar ketatanegaraan. Beliau membangun sistem ketatanegaraan kesultanan Banten, menjadi Hakim Agung. Menjadi panglima perang saat melawan penjajah Belanda. Menggerakkan rakyat Nusantara untuk melawan penjajah dari balik jeruji besi di Sri Lanka. Beliau pun menjadi inspirator gerakan anti Apartheid di Afrika Selatan. Menulis banyak kitab. Masih adakah ulama yang bisa menghimpun seluruh kompetensi ini?

Syekh Khatib As Sambasi, Mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah di masanya, yang kemudian dilanjutkan oleh Abah Anom Pesantren Suralaya. Beliau fokus memperbaiki jiwa dan hati. Sangat paham membangun jiwa dengan mendekatkan diri pada Allah. Sangat paham membangun motivasi dan spirit.   Andai dahulu ada Psikolog, Motivator, Trainer, dan Coach, maka ulama ini adalah pakarnya. Namun sayang seluruh profesi ini sudah menjauh dari nilai spiritual.

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, beliau pakar hukum perdata dan pidana, beliau yang memandu pemberlakuan syariat Islam di Kalimantan Selatan, pakar dalam tata kelola air dan irigasi, dia juga ulama tasawuf dan fiqh. Mengapa kita kehilangan sosok parpurna yang memadukan seluruh ilmu dalam satu jiwa?

KH Ahmad Rivai fokus membangun generasi muda untuk menjadi kader dakwah. Menghimpun semua kalangan dari petani, pedagang, pegawai pemerintah untuk dididik menjadi kader dakwah. Menterjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke bahasa Jawa untuk mentransformasikan pemikiran dan mindset masyarakat. Melalui penerjemahan dan pengkaderan sang Kiyai membangun Nusantara.

Saat ulama dipisahkan atau memisahkan dari bidang kehidupan manusia, Bagaimana jadinya umat ini? Mari belajar pada ulama Nusantara sebelumnya.

Financial Engineering Wali Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin) Tips mengelola keuangan. Belajar dari sang...

Financial Engineering Wali Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin)

Tips mengelola keuangan. Belajar dari sang para Wali-wali Allah yang bertebaran di muka bumi. Bisnis berkembang, keluarga senang dan bermanfaat bagi masyarakat. Memadukan tiga hal yang sering kali bertentangan.

Suatu hari seorang kiyai melakukan perjalanan. Tiba-tiba terdengar sebuah pembicaraan. Setelah dicari sumber suaranya, ternyata gumpalan awan sedang berbicara. Kisah ini dinukil dari kitab Shifatush Shafwah karya Imam Ibnul Jauzi. Sang kiyai mendengarkan pembicaraan sang awan. Apa isi pembicaranya?

Gumpalan awan sedang berdiskusi bahwa mereka akan menghujani kebun seseorang. Namanya si fulan. Sang awan berarak menuju lokasi yang dituju. Sang kiyai mengikuti gerak awan berjalan. Ternyata gumpalan awan tersebut hanya menghujani satu kebun saja, sedang kebun yang lain tetap kering kerontang. Kebun yang dihujani sangat subur dan buahnya sangat lebat. Kebun yang lainnya tak berbuah.

Sang kiyai penasaran, milik siapa kebun ini? Setelah hujan selesai, sang kiyai mencari pemiliknya. Ternyata pemiliknya ada dikebun tersebut. Setelah mengucapkan salam, sang kiyai bertanya nama pemilik kebun. Sang kiyai kaget luar biasa, ternyata nama orang tersebut sama dengan nama yang dibicarakan oleh gumpalan awan yang dia dengar.

Sang kiyai bertanya, mengapa hanya kebunnya yang sirami hujan? Mengapa yang lainnya tidak? Sang pemilik kebun menceritakan bagaimana bisa terjadi hujan selalu membasahi kebunnya. Inilah rahasia pengelolaan keuangan yang perlu dicontoh.

Setiap panen, hasil panennya digunakan untuk 3 keperluan. 1/3 dikembalikan untuk menanam kebun kembali. 1/3 untuk keluarga. 1/3 untuk sedekah. Jadi uang yang kita terima harus teralokasi pada tiga hal yaitu investasi atau reinvestasi agar kekayaan terus tumbuh. Meminimalkan kebutuhan konsumsi hanya 1/3 untuk keluarga. Terakhir 1/3 keuangan untuk memberikan kemanfaatan bagi umat. Inilah pengelolaan uang para Wali-wali Allah yang terrekam dalam kitab Shifatush Shafwah karya imam Ibnu Jauzi.

Banyak kisah yang menarik dari perjalanan wali-wali Allah. Ada sebuah daerah yang menjadi sangat subur, air dan buah-buahannya berlimpah karena kedatangan seorang wali. Setelah wali itu pergi, daerah itu menjadi kering kerontang kembali.

Keberkahan rezeki bukan sekedar model bisnis, jaringan bisnis, modal bisnis dan seluruh tetek benget pengelolaan bisnis. Persoalan utama dalam bisnis adalah menciptakan karakter bertakwa pada pemilik dan pengelola bisnis. Disitulah penyebab keberkahan bisnis dan Allah memudahkan jalan rezeki.

Prinsip Pertumbuhan Ilmu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Prinsip ilmu seperti apakah? Satu sisi lentu...

Prinsip Pertumbuhan Ilmu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Prinsip ilmu seperti apakah? Satu sisi lentur. Pada sisi lain dia ketat. Lentur mengikuti dan menjawab zaman sehingga kemaslahat tetap terjaga. Ketat agar ilmu tidak dikotori dan dimanipulasi untuk kezaliman dan keburukan. Itulah dua sisi yang terus terjaga.

Al Qur'an harus disebarkan walau satu ayat. Dalam berbahasa Arab dan tetap terjaga ke orisinalitasnya. Setiap manusia di setiap zaman dan berbagai bangsa harus bisa mengucapkan dan membaca seperti ketika Al-Qur'an turun. Pada sisi lain pemahamannya harus menjawab zaman. Bagaimana agar pemahaman manusia di setaip zaman dan bangsa seperti pemahaman Rasulullah saw dan para Sahabat? Inilah prinsip perkembangan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an.

Hadist Rasulullah saw harus disebarkan ke setiap manusia di setiap zaman. Namun bagaimana agar manusia tidak berdusta atas nama Rasulullah saw? Inilah yang membuat pertumbuhan luar biasa dalam ilmu hadits. Bagaimana menyeleksi mereka yang mengaku menerima hadist? Bagaimana menyeleksi isi dari hadist? Agar tidak ada kedustaan?

Bila pemahaman terhadap Al-Qur'an dan hadist terjaga, maka ilmu-ilmu lain pun terjaga dengan sempurna. Masa Abu Bakar hingga Utsman adalah era peletakkan dasar ilmu-ilmu Al-Qur'an. Era Umar Bin Abdul Aziz adalah era dimulainya penjagaan terhadap ilmu-ilmu hadist. Sejak era ini para ulama berkeliling dunia, menemui para Sahabat dan mereka yang pernah bertemu dengan sahabat untuk mendapatkan hadist Rasulullah saw. Memeriksa jalur periwayatan atau sanad.

Dari perjalanan ini pula berkembang ilmu sejarah, biografi, geografi, astronomi dan berbagai ilmu lainnya. Karena para ulama mencatat setiap perjalanan, peristiwa dan pertemuan dengan setiap orang. Al-Qur'an dan As Sunnah adalah sumber dari semua ilmu dan sumber dari semua pemahaman. Namun, mengapa ditinggalkan?

Dari perjalanan ini pula terjadi interaksi antar bangsa. Maka berkembang pula ilmu bisnis, manajemen dan kepemimpinan. Dahulu ilmu berkembang bukan karena pencapaian harta dan jabatan. Dahulu ilmu berkembang karena ingin menyebarkan firman Allah, menyampaikan lisan Rasulullah saw dan para Sahabat ra. Bagaimana dengan sekarang?

Dahulu ilmu berkembang untuk mengusir kegelapan menuju cahaya. Bisnis bukan tujuan, tetapi bagaimana menebarkan kemaslahatan dengan bisnis. Berkuasa bukan tujuan, tetapi bagaimana menegakan Sunah? Itulah orientasi Khalifatur Rasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Nuruddin Zanky, Shalahuddin Al Ayubi dan Muhammad al Fatih. Sekarang bisnis dan berkuasa untuk apa? Inilah penyebab kerusakan zaman.

Dr Muhammad Ash Shalabi, ahli sejarah Islam, menguak kesuksesan berkuasa. Tujuannya untuk menegakan Sunnah. Para pengusaha muslim dahulu menjadi orang terkaya karena ingin menegakan Sunah. Bagaimana Sunah Rasulullah saw hadir dalam kekuasaan, bisnis dan ilmunya? Itulah kunci didatangkan keberkahan hidup.

40 Hadist, Karya Arahan Rasulullah saw Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Rasulullah saw pernah bersabda ...

40 Hadist, Karya Arahan Rasulullah saw

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Rasulullah saw pernah bersabda yang intinya siapa yang menjaga 40 hadist akan diberikan kedudukan khusus. Subhanallah, banyak ulama yang meresponnya. Salah satu karya yang fenomenal adalah Arbain Nawawiyah karangan imam Nawawi.

Hadist Arbain Nawawiyah, menjadi luar biasa, karena menyeleksi hadist yang munafaqun alaih. Isinya pokok-pokok prinsip fundamental dalam memahami Islam dan syariatnya. Ketika saya mengunjungi seorang ustadz, kitab ini wajib dihafal oleh para santrinya.

Ada ulama yang mengarang kitab yang berisi 40 hadist tentang jihad. Karya ulama yang berisi 40 hadist cukup banyak. Itulah kepatuhan mereka terhadap sabda Rasulullah saw. Bagaimana dengan diri ini?

Salah satu karya yang cukup unik adalah kitab Mawaizh Ushfuriyah karangan Muhammad bin Abu Bakar Al-Ushfuri. Jejak rekam masa lalunya tidaklah mulus. Untuk menebusnya,  sang ulama mengarang kitab berisi 40 hadist. Apa keunikan kitab ini?

Kelebihan kitab ini, menjelaskan hadist dengan hikayat-hikayat. Saat Rasulullah saw bersabda tentang kedudukan Abu Bakar dan Umar bin Khatab, sang ulama mengisahkan kecelakaan-kecelakaan yang dialami oleh orang yang mengejek Abu Bakar dan Umar bin Khatab.

Saat ada hadist yang menjelaskan keutamaan orang yang sudah sepuh, sang ulama mengangkat kisah Ali bin Abi Thalib yang berjalan dibelakang orang tua yang beragama Nasrani. Ali tidak berani mendahuluinya. Lalu Malaikat menahan Rasulullah saw yang sedang rukuk agar Ali bisa mengikuti shalat berjamaah subuh.

Satu hadist dijelaskan oleh sang ulama dengan lebih dari satu kisah atau hikayat. Methodelogi menjelaskan hadist dengan kisah sangatlah jarang. Ini sebuah terobosan dalam mengokohkan pemahaman bagi mereka yang hobi dengan cerita dan kisah.

Metodologi ini mirip imam Ibnu Jauzi, yang banyak mengisahkan berbagai hikayat dalam buku dan ceramahnya. Bahkan sang imam membuat kumpulan banyak kisah bagi para dai yang tampil di depan masyarakat.  Imam Ibnu Qayyim, dalam kitab yang berisi taman orang-orang bercinta dan Ar-Ruh, banyak memaparkan banyak kisah dalam menjelaskan tema-temanya.

Bagaimana menyentuh hati? Salah satunya dengan kisah. Dengan kisah banyak orang mendapatkan inspirasi dan hikmah tanpa digurui.

Mewujudkan Mimpi Rasulullah saw Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati k) Mewujudkan mimpi Rasulullah saw. Mew...

Mewujudkan Mimpi Rasulullah saw

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati k)

Mewujudkan mimpi Rasulullah saw. Mewujudkan berita gembira yang sudah disampaikan oleh Rasulullah saw kepada umatnya. Inilah sebuah upaya bahwa kehadiran kita bagian dari perjuangan Rasulullah saw.

Jangan bekerja untuk mewujudkan mimpimu. Jangan  berjuang untuk mewujudkan obsesi kita. Bukan ambisi kita. Bukan menunjukkan kehebatan kita. Bila seperti ini, kiprah kita bukan mata rantai kehidupan Rasulullah saw, Sahabat, Tabiin dan ulama salaf lainnya. Apakah kehidupan mereka untuk dirinya? Mimpinya? Obsesinya? Mereka ditanggalkan, mereka mewujudkan berita gembira Rasulullah saw. Mereka mewujudkan capaian-capaian umat Islam yang sudah diberitakan dan digariskan oleh Rasulullah saw.

Abu Ayub Al-Anshari, dalam kerentaannya, berada digaris depan pengepungan Konstatinopel. Syuraqah bin Malik terus mewujudkan mahkota Kisra disematkan kepalanya. Muawiyah bin Abu Sofyan membangun angkatan lautnya untuk bisa mencapai gerbang Konstatinopel. Kiprah mereka bukan untuk dirinya, pribadinya, kepentingannya, targetnya tetapi mengkoneksikan dengan target dan capaian yang telah ditetapkan Rasulullah saw.

Mimpi mu tentang bisnis, demi kekayaan? Mimpi tentang kekuasaan, demi ambisi? Mimpi mu tentang pekerjaan, demi status? Bila semua masih berkutat pada diri mu, tak layak untuk diperjuangkan karena hanya menjadi debu kesia-siaan di akhirat nanti.

Diri mu bodoh. Diri mu lemah. Diri mu miskin. Diri mu mudah terperosok dan tertipu. Allah akan menghilangkan semuanya. Allah akan menghapuskan semua kelemahan dan keburukan tersebut. Allah akan memperbaiki. Allah akan memberikan berbagai kelebihan dan kehebatan bila mimpi, obsesi, kiprah dan perjuangan bukan untuk dirimu tetapi untuk mewujudkan capaian-capaian yang telah ditetapkan Rasulullah saw.

Capaian umat ini, Islam akan menembus dinding semua Rumah. Islam akan menyebar ke setiap sudut yang dilalui siang dan malam. Apa yang telah dilakukan untuk capaian ini?

Ada masa lahirnya pemimpin Adil yang memimpin peradaban dunia. Apa yang telah dilakukan untuk mencapai ini?

Ada masa seluruh manusia tidak membutuhkan infaq dan shadaqah. Kemakmuran merata. Kesejahteraan pada puncaknya. Apa yang kita lakukan untuk mewujudkan ini?

Ada masa di mana Yahudi akan terkalahkan di bumi Palestina. Apa yang telah kita lakukan untuk mewujudkan ini? Itulah sebagian target Rasulullah saw yang dicanangkan oleh Rasulullah saw. Apakah engkau menjadi Rasulullah saw sebagai pemimpin?

Bila Rasulullah saw adalah pemimpin mu, maka target Rasulullah saw juga target mu, obsesi mu, mimpi mu dan bagian kehidupan kita. Diri mu melebur dan dileburkan ke dalam kepemimpinan Rasulullah saw.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (130) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (48) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (219) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (164) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (1) Nabi Ibrahim (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Musa (1) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (208) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (102) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (375) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (131) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (178) Sirah Sahabat (110) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (67) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)