basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Palestina

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Palestina. Tampilkan semua postingan

Aktivis Kenang Perjuangan Muslim Selamatkan Yahudi dari Kejaran Nazi Red: Agung Sasongko Rep: Hasanu Rizqa 04 Feb 2016,     REPU...


Aktivis Kenang Perjuangan Muslim Selamatkan Yahudi dari Kejaran Nazi

Red: Agung Sasongko
Rep: Hasanu Rizqa
04 Feb 2016,
   
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sekelompok aktivis menggelar acara mengenang keberanian seorang diplomat Muslim kelahiran Iran, Abdol Hossein Sardari, yang telah menyelamatkan ribuan orang Yahudi dari kebiadaban Nazi Jerman. Peristiwa heroik itu terjadi ketika Prancis jatuh dalam pendudukan Nazi sewaktu Perang Dunia II berkobar.

Dilansir The Independent, Rabu (3/2), Abdol Hossein memanfaatkan kebijakan rasis Nazi untuk melawan kampanye anti-Yahudi Nazi sendiri. Ketika menjabat sebagai kepala Konsulat Iran di Paris, dia berargumen bahwa orang Iran, meskipun Yahudi, merupakan ras Arya sehingga tak tersentuh hukum intimidatif Nazi.

Seperti diketahui, salah satu poin agitasi Hitler ketika itu ialah mengagungkan ras Arya di atas ras-ras lainnya. Lantas, menggunakan pengaruhnya, Abdol Hossein mengeluarkan banyak pasport untuk para Yahudi yang diselamatkannya itu.

Hal ini dilakukan sang diplomat tanpa mengindahkan desakan atasannya. Sehingga, dia berhasil menolong tak kurang dari dua ribu orang Yahudi untuk melarikan diri dari wilayah pendudukan Nazi.

Kini, puluhan tahun kemudian, aksi heroiknya itu terkesan dilupakan orang-orang di abad 21. Untuk itu, sekelompok aktivis yang menamakan diri I Am Your Protector (IAYP) melakukan napak tilas untuk mengenang kebaikan diplomat Muslim tersebut di Paris.

"Dalam pada itu, kami mau menegaskan kembali aksi timbal balik. Orang-orang non-Muslim dari gereja-gereja dan sinagog-sinagog yang melindungi Muslim dalam melawan tindakan kebencian dan Islamofobia," kata salah satu pendiri IAYP, Dani Laurence, kepada Huffington Post seperti dikutip The Independent, Rabu (3/2).

Selain Abdol Hossein, IAYP juga melakukan napak tilas untuk mengenang Noor Inayat Khan, seorang Muslimah Inggris yang ikut berperan dalam spinonase terhadap Nazi di Prancis sewaktu Perang Dunia II. Selain itu, IAYP pun mengenang keberanian diplomat Turki di Yunani saat itu, Selahattin Ulkumen, yang turut mengorganisir kapal untuk menyelamatkan ratusan Yahudi ke wilayah Turki. Intervensi politik Selahattin dinilai telah berhasil meloloskan 50 orang Yahudi dari genosida Nazi.


https://khazanah.republika.co.id/berita/o1zxjy313/aktivis-kenang-perjuangan-muslim-selamatkan-yahudi-dari-kejaran-nazi

Kisah Imam Masjid yang Selamatkan Yahudi dari Pembantaian Nazi, Ini yang Dilakukan Red: Nashih Nashrullah 11 Nov 2023     REPUBL...


Kisah Imam Masjid yang Selamatkan Yahudi dari Pembantaian Nazi, Ini yang Dilakukan


Red: Nashih Nashrullah
11 Nov 2023
   
REPUBLIKA.CO.ID, AKARTA—Grande Mosque de Paris menjadi saksi bisu sejarah kelam bangsa Yahudi ini. Dalam buku berjudul The Mosque That Sheltered Jews, sang penulisnya Annette Herskovits mengungkapkan bagaimana umat Islam di Prancis selama Perang Dunia II membantu ratusan orang Yahudi yang kebanyakan anak-anak. Mereka melarikan diri dari Nazi.

Herskovits sendiri merupakan anak dari korban tindakan Holocaust tentara Nazi. Kisah mengenai ini ia temukan dalam sebuah dokumen tua.  

Saat bangunan Grande Mosque de Paris telah resmi digunakan, masyarakat dunia baru saja pulih dari trauma Perang Dunia I yang berlangsung dari 1914 hingga 1918. Kendati pihak Jerman mengalami kekalahan pada perang tersebut, pada babak berikutnya justru bangkit dan tumbuh menjadi sebuah kekuatan baru di kancah internasional.

Melalui gerakan Nazi, pemimpin Jerman, Adolf Hitler, kembali berusaha menancapkan kekuasaan dan pengaruhnya di dunia internasional melalui propaganda-propaganda yang dilancarkannya. Salah satu propaganda yang dilancarkan Nazi adalah menyebarluaskan kebencian terhadap Yahudi.

Karena itu, ketika pecah Perang Dunia II, bangsa Yahudi pada masa itu hidup di bawah bayang-bayang ketakutan. Para tentara Jerman Nazi tidak segan-segan membunuh orang-orang Yahudi yang mereka jumpai yang dikenal dengan nama Holocaust. 

Bahkan, beberapa sumber sejarah menyebutkan, untuk menjalankan aksinya ini, para tentara Nazi mengumpulkan orang-orang Yahudi yang berhasil mereka tangkap di sebuah kamp konsentrasi untuk kemudian dibunuh secara massal.     

Dalam tulisannya, Herskovits menceritakan bahwa komunitas Muslim di Prancis yang sebagian besar keturunan Aljazair telah menyembunyikan sekitar 1700 orang asing. Sebagian besar adalah Yahudi dari kamp-kamp pembantaian Nazi. 

Mereka disembunyikan di dalam sebuah bangunan masjid yang berada di pusat Kota Paris. Masjid tersebut digambarkan memiliki menara yang tinggi dan sebuah taman yang indah.

Herskovits juga menceritakan bahwa imam masjid saat itu, Si Kaddour Benghabrit, telah membantu orang-orang Yahudi mendapatkan sejumlah dokumen palsu, seperti sertifikat identitas sebagai Muslim, akta kelahiran, hingga surat nikah. 

Sang imam juga benar-benar menyembunyikan mereka di masjid dan di rumah-rumah yang ada di lingkungan sekitar bangunan masjid. Bahkan, ia tidak segan untuk membantu mereka melarikan diri dengan cara menyusuri Sungai Seine dan menumpang kapal kargo.  

https://khazanah.republika.co.id/berita/s3xwss320/kisah-imam-masjid-yang-selamatkan-yahudi-dari-pembantaian-nazi-ini-yang-dilakukan

Peran Muslim di Balik Keselamatan Yahudi dari Holocaust Red: Nashih Nashrullah 25 Feb 2019,     REPUBLIKA.CO.ID, Kebijakan repre...


Peran Muslim di Balik Keselamatan Yahudi dari Holocaust

Red: Nashih Nashrullah
25 Feb 2019,
   
REPUBLIKA.CO.ID, Kebijakan represif Adolf Hitler, penguasa Nazi Jerman, terhadap pemeluk Yahudi, telah menorehkan catatan kelam dalam sejarah peradaban manusia. 

Kebijakan Holocaust yang diberlakukan selama periode 1941–8 Mei 1945, telah merenggut kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II. Genosida itu berlangsung di hampir seluruh wilayah yang dikuasai Nazi. 

Namun, ternyata, tak banyak diungkap bagaimana sepak terjang umat Islam dalam upaya menyelamatkan penganut Yahudi dari kejaran para tentara Nazi. 

Mengutip Arabicpost, beberapa data terkini menungkap peran yang sangat signifikan sekaligus menantang maut, orang Islam dalam menyembunyikan dan menyelematkan pemeluk Yahudi dari incaran Nazi. 

Dalam memori peringatan resmi Israel, Yad Vashem, sebuah monumen memorial yang dibangun Israel pada 1953, terdapat 2.500-an nama yang berjasa menyelematkan Yahudi dari horor Holocaust. 

Dia antara nama itu adalah Salahudin Euclumen, seorang diplomat Turki Muslim yang bertugas di Yunani. Dia menyiapkan sejumlah armada perahu yang digunakan untuk mengangkut tak kurang dari 50 Yahudi menuju Turki. 

Selain Euclumen ada nama Kaddour Ben Gabrit. Gabrit adalah pendiri kajian Islam di Paris. Dia memberikan ‘status’ Muslim kepada para Yahudi yang dia temui di sejumlah kamp persembunyian untuk mengelabui tentara Nazi. Seorang Muslim berkewarganegaraan Tunisia, Si Ali Sikat, berhasil menyelematkan 60 Yahudi. 

Di Albania, perlindungan umat Islam terhadap Yahudi lebih kentara lagi. Sebelum Perang Dunia II, populasi Yahudi di Albania sebanyak 200 jiwa. Sementara setelah dunia tersebut, jumlah tersebut meninggat tajam menjadi kira-kira 2.000 jiwa. 

Pada masa itu, Yahudi bebas memasuki Albania sekalipun mereka tidak memiliki dokumentasi resmi. Bahkan untuk memastikan mereka aman, Albania memberikan mereka dokumen sebagai seorang Muslim. 

Perlindungan itu tak terlepas dari Dokumentasi Pisa yang tersarikan dari nilai-nilai luhur Islam. Dalam dokumentasi tersebut, penduduk Albania dituntut untuk menghormati tamu-tamu mereka, tak terkecuali Yahudi. 

 
https://khazanah.republika.co.id/berita/pngpc5320/peran-muslim-di-balik-keselamatan-yahudi-dari-holocaust

Muslim Berulang Kali Selamatkan Kaum Yahudi dari Kepunahan, Begini Ceritanya Tanpa kedatangan Islam, Yahudi terancam punah di Ro...


Muslim Berulang Kali Selamatkan Kaum Yahudi dari Kepunahan, Begini Ceritanya
Tanpa kedatangan Islam, Yahudi terancam punah di Romawi dan Persia.

Red: Fitriyan Zamzami
Senin , 28 Apr 2025
   
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hubungan umat Islam dan kaum Yahudi belakangan seperti di titik nadir menyusul genosida yang dilancarkan entitas Zionis Israel di Jalur Gaza. Pembantaian yang dilakukan negara Yahudi itu kian menyakitkan jika menengok bahwa Islam berulang kali berperan signifikan menyelamatkan kelompok tersebut dari pemusnahan total.

“Ini adalah klaim yang tidak populer dan tidak menyenangkan di dunia modern. Tapi itu adalah kebenaran sejarah,” tulis David Wasserstein, sejarawan Yahudi dalam tulisannya di Jewish Chronicle.

Argumennya ada dua. Pertama, pada tahun 570 M, ketika Nabi Muhammad lahir, umat Yahudi dan Yudaisme sedang menuju kepunahan. Dan kedua, masuknya Islam menyelamatkan mereka. Islam memberikan konteks baru di mana mereka tidak hanya bertahan, namun juga berkembang, meletakkan dasar bagi kemakmuran budaya Yahudi selanjutnya melalui periode abad pertengahan hingga dunia modern.

Pada abad-7  Masehi misalnya, menurut sejarawan Armenia, Sebeos, kaum Yahudi nyaris dimusnahkan Bizantium yang dipimpin Kaisar Heraklius. Kala itu, Yahudi yang ratusan tahun ditindas Romawi bersekutu dengan Dinasti Sasaniyah dari Persia. Pada tahun 614, mereka berhasil menduduki Yerusalem dan kemudian membantai puluhan ribu warga Kristen di kota wilayah itu.

Yerusalem kemudian diserahkan Persia kepada pemimpin Yahudi. Namun, kaum Yahudi tak puas karena mereka merasa dijanjikan penguasaan atas keseluruhan wilayah yang meliputi Palestina dan sebagian Lebanon dan Suriah saat ini. Ini membuat Persia memerangi Yahudi di Yerusalem.


Pada 622, kaisar Bizantium Heraklius berhasil merebut kembali Yerusalem. Mengingat yang dilakukan kaum Yahudi kepada penduduk Kristen sebelumnya, Heraklius melakukan pembantaian terhadap umat Yahudi. Mereka juga diusir dari Yerusalem dan tak boleh tinggal di radius tiga kilometer dari kota suci tersebut.

Mantan Pemuka Yahudi Buktikan Betapa Bebalnya Kaum Yahudi
Tak hanya itu, Pada 630-an, Heraklius mengeluarkan titah yang memaksa semua kaum Yahudi yang tinggal di wilayah Bizantium berpindah agama menjadi Kristen. Perintah itu dijalankan bertahap mulai dari Yerusalem hingga Afrika. 

Anak-anak Yahudi juga diambil paksa karena Heraklius khawatir orang tua mereka hanya berpura-pura menjadi pemeluk Kristen. Kebijakan itu terus meluas hingga mencapai Afrika Utara dan Iberia serta wilayah Turki saat ini yang memiliki komunitas Yahudi dalam jumlah signifikan.

Dalam tekanan yang sedemikian, penyelamat umat Yahudi datang dari timur. Pasukan Muslim yang dipimpin sahabat Rasulullah SAW Abu Ubaidah kala itu membawa pasukan untuk menaklukkan Yerusalem. 

Melihat kesempatan, Sebeos menuturkan bahwa semua suku-suku Yahudi yang merupakan keturunan Ishak bergabung dengan suku-suku Ismail dari Arabia. Mereka kala itu berjuang mengeklaim Tanah Suci di Palestina sebagai keturunan Ibrahim. “Tuhan memberikan negeri itu sebagai harta warisan Abraham dan anak-anaknya setelah dia. Warisanmu adalah gurun pasir. Maka pergilah dengan damai ke negaramu," kata pasukan itu kepada pasukan Romawi dikutip Sebeos.

Pasukan tersebut kemudian berhasil mengepung dan akhirnya menduduki Yerusalem. Khalifah Umar bin Khattab yang datang dari Madinah untuk menerima  kunci kota Yerusalem membatalkan semua perintah Heraklius, membolehkan umat Yahudi kembali tinggal di Yerusalem dan menjamin kebebasan beragama mereka dalam status sebagai dzimmi.

 
https://news.republika.co.id/berita/svf9d5393/muslim-berulang-kali-selamatkan-kaum-yahudi-dari-kepunahan-begini-ceritanya

Tentara Israel Hadapi Krisis Moral 28 April 2025 pukul 12:05 siang Tentara pendudukan Israel tengah berjuang menghadapi krisis m...

Tentara Israel Hadapi Krisis Moral

28 April 2025 pukul 12:05 siang


Tentara pendudukan Israel tengah berjuang menghadapi krisis moral, yang digambarkan sebagai "bom waktu" oleh media lokal, menyusul keputusan untuk memperpanjang wajib militer selama empat bulan. Hal ini terjadi di tengah operasi yang sedang berlangsung di Gaza dan meningkatnya ketegangan dengan Lebanon.

Menurut laporan media, perintah tersebut telah memicu ketidakpuasan yang meluas di kalangan prajurit yang telah terlibat dalam pertempuran selama lebih dari satu setengah tahun. Banyak yang mengungkapkan perasaan kelelahan, eksploitasi, dan hilangnya kepercayaan terhadap negara dan pimpinan militer. "Moral berada pada titik terendah... para pejuang mencoba melarikan diri dari posisi tempur untuk peran lain," kata seorang perwira.

Para prajurit melaporkan bahwa mereka terkejut ketika diberi tahu tentang perpanjangan masa tugas mereka tanpa pemberitahuan sebelumnya. Sersan Mayor Rishon A. dari Brigade Nahal, yang dijadwalkan akan diberhentikan minggu lalu, mengatakan bahwa ia diberitahu sehari sebelum ia diberhentikan tentang perpanjangan masa tugas selama empat bulan. Ia menambahkan: “Negara mengeksploitasi kami tanpa ampun… Saya merasa kehidupan pribadi saya tidak berarti apa-apa bagi mereka.”

Rishon mencatat bahwa gaji baru sebesar 8.000 shekel ($2.205) tidak mengimbangi rasa frustrasi: “Saya bisa mendapatkan jumlah ini sebagai pelayan, tetapi saya lebih suka bangun setiap pagi dengan gratis, bukan dipaksa bekerja.”

Prajurit lainnya menyoroti kekurangan parah pasukan tempur di dalam angkatan darat, yang mengakibatkan mereka melakukan tugas-tugas non-tempur seperti bekerja di dapur, yang mereka pandang sebagai bukti ketidakmampuan militer untuk melaksanakan tugas-tugas intinya.

Sersan S., seorang veteran yang telah bertugas selama 14 bulan di unit lapis baja, mengungkapkan rasa frustrasinya, dengan menyatakan: “Jika saya pergi, siapa yang akan menggantikan saya? Tidak seorang pun. Kami terjebak.”

Selain itu, para prajurit menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap pengecualian penuh yang terus diberikan kepada kaum Haredim (Yahudi ultra-Ortodoks) dari dinas militer, dengan menganggapnya sebagai “ketidakadilan yang serius”, yang telah meningkatkan perasaan diskriminasi dan mengikis kepercayaan terhadap negara.

Para perwira senior menegaskan bahwa keputusan untuk memperpanjang masa tugas telah menyebabkan kerugian besar bagi semangat tempur dan keinginan untuk terus bertugas, khususnya di unit tempur. Seorang perwira menjelaskan bahwa arahan tersebut dilaksanakan secara tidak adil di seluruh unit, yang menyebabkan frustrasi yang mendalam di antara para prajurit.

Dikisahkannya Firaun dan Kaum Tsamud dalam Tragedi Genosida Oleh: Nasrulloh Baksolahar Surat Al-Buruj mengkisahkan rentetan geno...

Dikisahkannya Firaun dan Kaum Tsamud dalam Tragedi Genosida

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Surat Al-Buruj mengkisahkan rentetan genosida yang dilakukan oleh penguasa Najran di Yaman di era setelah Nabi Isa. Namun, tidak mengkisahkan kehancuran pelakunya. Seolah-olah, pelakunya aman, tidak ditimpakan kehancuran dan azab.

Yang dikisahkan setelah rentetan genosida justru kehancuran Firaun dan kaum Tsamud. Apa maksudnya? Kehancuran mereka pasti terjadi, seperti liku-liku kehancuran Firaun dan kaum Tsamud.

Seandainya pelaku genosida yang muncul di sepanjang zaman memiliki kekuatan, kekuasaan, kekayaan, pendukung dan infrastruktur, seperti Firaun dan kaum Tsamud, maka liku-likunya kehancurannya akan sama juga.

Penguasa yang paling banyak dikisahkan dalam Al-Qur'an adalah Firaun. Setiap Firaun muncul, maka akan muncul pula sosok seperti Nabi Musa dan Harun. Yang memiliki keteguhan perjuangan dan kelembutan diplomasi. 

Juga, indikasi bahwa sangat banyak penguasa yang bermunculan dengan kewenangan tak terbatas hingga memunculkan kesewenang-wenangan, kerusakan dan penghancuran pada pihak yang bersebrangan dan lemah. Namun, kekuasaan seperti ini akan hancur pula di setiap zamannya.

Mengapa semuanya terjadi? Allah swt menjelaskan, "Pemilik ʻArasy lagi Maha Mulia, Maha Kuasa berbuat apa saja yang Dia kehendaki." (Al-Burūj [85]:15-16)

Takdir kehancuran sudah digariskan bagi pelaku genosida.  Karena bukan mereka yang memiliki kekuasaan di jagat raya  ini.

Penjajah Israel Dikepung dari Belakang Oleh: Nasrulloh Baksolahar Media penjajah Israel terus memberitakan tewasnya tentara IDF ...

Penjajah Israel Dikepung dari Belakang

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Media penjajah Israel terus memberitakan tewasnya tentara IDF sejak aksi genosida jilid 2-nya di akhir Maret 2025. Uniknya, pertempuran itu terjadi pula di daerah zona keamanan yang dianggap sudah dibersihkan dari rakyat sipil dan pejuang Palestina.

Pejuang Palestina menyerang langsung ke pos-pos dan lalu lintas  kendaraan tentara IDF di garis belakang karena pasukan belakang ini biasanya, lebih santai, dan tidak setinggi kesiagaannya dibanding mereka yang berada tepat di garis konflik. Apakah hanya sampai disini?

Dalam surat Al-Buruj, Allah swt tidak saja mengkisahkan genosida, tetapi juga kehancuran pelakunya. Yaitu, dikepung oleh Allah swt dari belakang.

Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara, (yaitu bala tentara) Fir‘aun dan Samud? Memang orang-orang kafir (selalu) mendustakan,
padahal Allah mengepung dari belakang mereka.
(Al-Burūj [85]:17-20)

Apa artinya bila pasukan garis depan tidak didukung oleh garis belakang? Tidak ada pasokan infrastruktur militer, logistik, informasi dan tentara pengganti. 

Bila di era Biden, beberapa jenis bom berat ditunda pasokaannya ke penjajah Israel, maka di saat Trump membebaskannya, penjajah Israel ditimpa badai kekurangan pasukan, keenganan bertempur dan kelelahan yang luar biasa akibat perang yang berkepanjangan.

Di era Biden, penjajah kesulitan mendapatkan pasokan senjata dari sejumlah negara, karena sebelumnya mereka telah kontrak untuk pertempuran Ukraina-Rusia. Penjajah Israel banyak membeli senjata di pasar gelap. Saat Trump membawa Amerika dan Rusia mengarah pada penurunan eskalasi di Ukraina, penjajah Israel justru dihantam badai petisi penolakan perang.

Perseteruan Netanyahu dan Ketua  Intelijen Shin Bet, tentu saja mempengaruhi arus pasokan data Intelijen dalam pertempuran. Apalagi lembaga militer lebih banyak masih dikuasai sayap kiri, yang tak sejalan dengan penguasa yang digenggam sayap kanan yang radikal.

Kehancuran rezim Assad di Suriah, yang sebelumnya membuat penjajah merasa aman dan nyaman, tiba-tiba menjadi ancaman nyata setelah membangun fakta pertahanan dengan Turki.

Drama Badai Al-Aqsa akan banyak disuguhi dengan fragmen berbahaya di garis belakang pertempuran di pihak penjajah Israel. Banyak kejutan yang tak terduga yang sangat melemahkan kekuatan penjajah. Saksikanlah dengan seksama.

Dikisahkannya Genosida di Periode Mekah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Peristiwa genosida kepada mukminin dari pengikut Nabi Isa dik...

Dikisahkannya Genosida di Periode Mekah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Peristiwa genosida kepada mukminin dari pengikut Nabi Isa dikisahkan oleh Allah swt di periode Mekah. Di surat Al-Buruj juz ke 30. Inilah satu-satunya genosida yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Mengapa dikisahkan di periode Mekah?

Saat Muslimin masih lemah, tertindas, disiksa, dan dihinakan. Maka genosida bisa saja dialami. Ini untuk menegaskan bahwa inilah perjalanan yang harus di lalui di setiap zaman dan generasi oleh Muslimin.

Kisah genosida di era Mekah untuk meneguhkan mukminin untuk terus melangkah, berjuang dan berkarya walaupun penindasan, penyiksaan, dan pembantaian terus mengepung setiap saat oleh para penguasa dan sekutunya.

Keteguhan harus tetap kokoh, walaupun seluruh manusia berpangku tangan dengan duduk menyaksikan pembantaian terjadi. Walaupun, semua manusia diam, mendukung genosida dan bersorak sorai gembira menyaksikan genosida.

Tetaplah kokoh, jangan pernah bergeming. Hiraukan semua janji palsu dan iming-imingan para pelaku genosida. Walaupun pada akhirnya tak menyisakan siapapun. Dimana seluruh wanita,  anak dan bayi diceburkan ke dalam api, apalagi laki-lakinya.

Bagaimana Allah swt meneguhkan Muslimin di saat seperti ini? Allah swt memulai surat Al-Buruj dengan fenomena langit dan gugusan bintang. Artinya, walaupun suasana sangat kelam. Walaupun seluruh penduduk bumi tak peduli dengan tertidur pulas. Masih ada Dzat Yang Maha Tinggi yang memberikan harapan.

Walaupun, harus musnah dengan genosida, masih ada hari yang dijanjikan, yaitu Hari Pembalasan,  dimana Yang Maha Tinggi akan mengadili semuanya. Bukankah, akhirat itu lebih mulia?

Dengan tidak adanya yang hidup dari genosida tersebut, apakah pelaku genosidanya selamat? Akhirnya, mereka tenggelam di lautan. Jadi, tetaplah kokoh dan teguh, Allah swt memiliki cara tersendiri untuk membinasakannya.

Membumihanguskan Palestina oleh Amerika Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa bertemu dengan Anggota Kongres Amerika ...


Membumihanguskan Palestina oleh Amerika

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa bertemu dengan Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Cory Mills dari Partai Republik di istana presiden di Damaskus pada Jumat (18/4/2025)

Kunjungan ini dilakukan setelah AS menyampaikan sejumlah syarat kepada pemerintah Suriah untuk “membangun kepercayaan” antara Damaskus dan Washington, yang bertujuan untuk mencapai pencabutan sebagian sanksi terhadap Suriah, menurut The Washington Post. Salah satu syaratnya: 

Mengeluarkan pernyataan resmi publik yang melarang semua milisi dan aktivitas politik Palestina di wilayah Suriah, serta deportasi anggota kelompok-kelompok ini untuk “menenangkan kekhawatiran Israel.”

Amerika dalam membangun jaringan diplomatiknya pun selalu mensyaratkan menekan dan melumpuhkan gerakan pro Palestina di negara mana pun berada. Bahkan, bantuan keuangan ke sejumlah negara mensyaratkan hal yang sama.

Kebijakan deportasi para intelektual imigran pro Palestina di Amerika. Pembekuan beragam dana kepada universitas yang membiarkan mahasiswanya berdemo pro Palestina. Menunjukkan bahwa kebijakan apa pun, didasari pada pembelaannya pada penjajah Zionis Israel.

Membuka kran ekspor senjata bom-bom berat, pesawat tempur termodern, dan pengembangan bersama sistem persenjataan Iron Dome, merupakan bukti bahwa Amerika memang pendukung utama genosida di Palestina.

Bahkan Mentri Pertahannya pun berkata, "Kisah Amerika terkait dengan sejarah Yudeo-Kristen dan ‘Israel’ modern. Jika kamu cinta Amerika, kamu harus cinta ‘Israel’. Tuhan berdiri bersama ‘Israel’ melawan musuh-musuhnya. Garis depan iman kita adalah Yerusalem dan ‘Israel’."

Amerika Memberangus Pusat Riset Terbaiknya Sendiri Demi Penjajah  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Presiden Amerika Serikat Donald Tru...

Amerika Memberangus Pusat Riset Terbaiknya Sendiri Demi Penjajah 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencabut dana hibah, kontrak federal dan kementerian kepada Universitas Harvard. Tidak itu saja, status bebas pajak pun dicabut. 

Universitas yang bernasib sama adalah Universitas Columbia, Cornell, Brown dan Northwestern, Princeton, dan Pennsylvania. Alasannya, tidak bisa mengekang aksi mahasiswanya yang menggelar protes pro-Palestina. 

Padahal universitas tersebut kampus yang meraih kualitas riset terbaik di dunia. Buktinya, pada 2021, Harvard meraih peringkat pertama dengan perolehan 151 Nobel, disusul oleh Columbia University sebanyak 101 Nabel. Apa dampaknya bagi Amerika secara jangka panjang?

Mengapa Jerman kalah dalam perang dunia ke 2? Banyak intelektualnya yang pindah ke Amerika. Mengapa Muhammad Al-Fatih mampu menaklukkan Konstantinopel, benteng terbaik dan terkuat di dunia saat itu? Salah satunya karena terus menghidupkan para intelektual untuk mengembangkan risetnya.

Apa yang dilakukan Bani Saljuk (Suni)  untuk mengalahkan pengaruh Bani Fatimiyah (Syiah)? Membangun Universitas Nizhamiyah di Baghdad untuk menandingi Universitas Al-Azhar di Kairo.

Apa yang menyebabkan Saifudin Qutuz memenangkan pertempuran melawan Tentara Mongol? Bergandengan tangan dengan para ulama (intelektual) untuk menggelorakan kesadaran  untuk berjuang. Apa artinya bagi Amerika bila memberangus pusat riset terbaiknya sendiri?

Walaupun Amerika akan menghemat uang cukup besar karena pembekuan dana-dana ke berbagai universitas. Namun, secara jangka panjang, akan menghambat pertumbuhan sumber daya sains dan teknologinya sendiri. Bukankah, Amerika mengandalkan sektor ini? Uang dan militer semata tak bisa diandalkan keberlanjutan pertumbuhan.

Pembebasan Damaskus: Pertanda Dekatnya Pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha yang Mulia Oleh:  Prof. Dr. Abdul Fattah al-Awaisi al-Maq...




Pembebasan Damaskus: Pertanda Dekatnya Pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha yang Mulia

Oleh: Prof. Dr. Abdul Fattah al-Awaisi al-Maqdisi 

(Arrahmah.id) – Perubahan yang begitu cepat di panggung lokal, regional, maupun global selama 14 bulan terakhir telah menjadi saksi sejarah yang monumental. Peristiwa Badai Al-Aqsha pada 7 Oktober 2023, diikuti oleh pembebasan Damaskus pada 8 Desember 2024—tepat di peringatan 1430 tahun kemenangan Umar bin Khattab atas Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha—serta upaya serius untuk mempersiapkan umat Islam melalui strategi yang terencana, sistematis, dan berkelanjutan, telah mengukuhkan keyakinan saya. Bukan sekadar keyakinan, ini adalah kepastian nyata, bahwa kita akan memasuki Masjid Al-Aqsha sebagaimana Amirul Mukminin Umar bin Khattab dan para sahabat melakukannya dengan penuh keagungan. Seperti yang Allah firmankan dalam Surah Al-Isra ayat 7: “Dan agar mereka memasuki masjid sebagaimana mereka memasukinya pertama kali.

Rentetan peristiwa heroik dimulai dengan pembebasan Aleppo, disusul Hama hanya beberapa hari kemudian pada 5 Desember 2024, bertepatan dengan 4 Jumadil Akhir 1446 H—hari yang menandai 1430 tahun kemenangan Umar atas Baitulmaqdis. Lalu, kota-kota lain seperti Homs, Daraa, dan banyak lagi di Suriah menyusul dibebaskan. Puncaknya adalah momen agung: pembebasan Damaskus pada 8 Desember 2024 (7 Jumadil Akhir 1446 H), sebuah hari yang diberkahi Allah. Pencapaian luar biasa dalam 11 hari ini bukanlah kebetulan belaka. Ini adalah takdir yang telah tertulis, buah dari persiapan matang, pemanfaatan peluang yang tepat, dan pertanda mulia bahwa pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha sudah di ambang pintu.

Pembebasan Suriah dan runtuhnya rezim keluarga Assad—rezim yang identik dengan tirani, penindasan, korupsi, dan ketergantungan pada kekuatan asing—menandakan akhir dari hegemoni Iran di Suriah. Lebih dari itu, ini adalah awal dari keruntuhan proyek ekspansionis strategis Iran di kawasan Arab. Suriah, dengan posisi geopolitiknya yang sangat istimewa, telah lama menjadi pilar utama dalam ambisi regional Iran. Hal ini diakui oleh tokoh-tokoh kunci di Iran, seperti Mehdi Taib, kepala markas “Ammar Strategis” yang didirikan pada 2009 untuk melawan perang lunak terhadap Iran. Pada 14 Februari 2013, ia dengan tegas menyatakan:

“Suriah adalah provinsi ke-35 Iran, sebuah provinsi strategis bagi kami. Jika musuh menyerang untuk menduduki Suriah atau Khuzestan, prioritas kami adalah mempertahankan Suriah. Kehilangan Suriah berarti kita tak bisa mempertahankan Teheran. Namun, jika kita kehilangan Khuzestan, kita bisa merebutnya kembali selama Suriah masih di tangan kita. Jika kita menguasai Suriah, kita bisa merebut kembali Khuzestan, tetapi jika Suriah jatuh, Teheran pun tak akan bertahan.”

Pernyataan ini mencerminkan betapa krusialnya Suriah bagi Iran, dan karenanya, kekuatan Muslim yang masih hidup di kawasan Arab—khususnya gerakan perlawanan Islam Palestina—perlu meninjau ulang sikap mereka terhadap Iran. Saya tidak ragu sedikit pun, bahkan dengan kepastian mutlak, bahwa pembebasan Suriah sebagai jantung Bilad as-Sham adalah prasyarat untuk pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha. Keyakinan ini berpijak pada teori baru geopolitik, Teori Lingkaran Berkah Baitulmaqdis, serta kajian mendalam terhadap dinamika sejarah, yang telah saya rinci dalam buku Perencanaan Strategis untuk Pembebasan Mendatang Masjid Al-Aqsha.

Berikut adalah inti dari pemikiran tersebut.

Pertama: Teori Baru Geopolitik – Lingkaran Berkah Baitulmaqdis

Teori ini, yang pertama kali saya publikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 2005, mengungkapkan bahwa ada empat negara kunci di kawasan yang akan memainkan peran sentral dalam pembebasan Baitulmaqdis dan kebangkitan umat: Mesir, Suriah (beserta seluruh Bilad as-Sham), Irak, dan Turki, dengan tambahan Siprus dan Hijaz. Untuk memperpanjang usia “Israel” sebagai negara penyangga dan menunda pembebasan Tanah Suci, kekuatan asing merancang penghancuran keempat negara kunci ini.

Suriah, misalnya, telah menderita selama 53 tahun di bawah cengkeraman keluarga Assad. Rakyat Suriah mengalami pembantaian massal, penahanan, pemerkosaan, penindasan, domestikasi, pengucilan, dan marginalisasi.

Sifat Hafez dan Bashar Assad, ditambah keterkaitan mereka dengan aktor lokal, regional, dan internasional, membuat mereka memainkan peran ganda: berpura-pura sebagai pendukung perlawanan sambil menindas rakyat Suriah dengan kejam. Sikap ini menguntungkan “Israel,” terutama setelah kesepakatan dengan Amerika Serikat yang ditegaskan melalui kunjungan Presiden Richard Nixon dan Menteri Luar Negeri Henry Kissinger ke Damaskus pada Juni 1974. Kesepakatan ini memungkinkan keluarga Assad berkuasa dalam waktu lama dengan imbalan koeksistensi dengan “Israel,” meskipun secara retoris mereka menunjukkan sikap sebaliknya. Rezim Assad menjadi bagian dari “tali Arab” yang menopang kelangsungan “Israel” di Tanah Suci, memperpanjang usianya di tanah yang diberkahi ini.

Inilah mengapa revolusi Suriah berlangsung begitu lama. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa tidak ingin menggulingkan Bashar Assad karena khawatir hal itu akan melemahkan “Israel.” Selama 13 tahun terakhir, mereka justru berupaya memperpanjang usia rezim ini, bahkan berusaha mereproduksinya. Sementara itu, Suriah berada di bawah pendudukan militer tiga kekuatan asing: Amerika, Iran, dan Rusia. Dukungan tak terbatas dari Iran telah menjadi nafas hidup bagi rezim Assad, yang pada gilirannya memperpanjang usia “Israel” dan menghambat peran sentral Suriah dalam pembebasan sejati Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha.

Namun, kini “Israel” telah mencapai puncak siklusnya. Negara penyangga ini mendekati akhir masa edarnya dan akan runtuh dalam beberapa tahun ke depan, bersamaan dengan keruntuhan banyak rezim Arab yang terkait erat dengannya, terutama rezim Assad di Suriah. Meskipun umat Islam mengalami kekalahan di abad ke-20, mereka memiliki potensi untuk merebut kembali kejayaan dengan menguasai kembali Baitulmaqdis. Teori Lingkaran Berkah Baitulmaqdis memberikan strategi untuk merencanakan pembebasan ketiga Baitulmaqdis, menegaskan bahwa selama Masjid Al-Aqsha masih diduduki, seluruh umat Islam dan kawasan Arab secara keseluruhan dianggap terjajah.

Pembebasan harus dimulai dengan menggulingkan rezim-rezim tirani, korup, dan tunduk pada kekuatan asing di negara-negara kunci, khususnya Mesir dan Suriah, serta membebaskan Suriah dari pendudukan asing dan Mesir dari cengkeraman pengaruh Barat.

Teori ini juga mengungkap hubungan strategis yang erat antara Mesir dan Bilad as-Sham, yang telah membentuk dinamika sejarah kawasan. Keamanan keduanya saling terkait, dan ancaman terhadap salah satunya sering kali berasal dari yang lain. Pertempuran besar Mesir sering terjadi di Bilad as-Sham, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, pertahanan salah satunya dimulai dari yang lain.

Kekuatan asing yang menduduki Baitulmaqdis akan selalu berupaya: (1) menduduki Mesir dan Bilad as-Sham, (2) menguasai pengaruh di keduanya, atau (3) menghancurkannya.

Tanpa kendali atas keduanya, kekuatan penduduk Baitulmaqdis akan tetap lemah dan rentan runtuh.

Langkah strategis untuk mengakhiri pendudukan Baitulmaqdis adalah:

  1. Memahami dan menyadari realitas geopolitik ini.
  2. Membebaskan Mesir dan Bilad as-Sham dari pendudukan, tirani, penindasan, korupsi, dan ketergantungan pada kekuatan asing.
  3. Membangun persatuan politik dan militer antara Mesir dan Bilad as-Sham, serta menjalin kerja sama strategis dengan Siprus.

Jika kita benar-benar serius ingin membebaskan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha, kita harus mengerahkan segala upaya untuk memastikan keberhasilan revolusi di Suriah dan Mesir di semua lini.


Kedua: Memahami Gerak Sejarah

Pembebasan Umar bin Khattab Dalam strategi kenabian untuk membebaskan Baitulmaqdis, yang buahnya dipetik oleh Amirul Mukminin Umar bin Khattab, Damaskus dibebaskan terlebih dahulu pada 5 September 635 (15 Rajab 14 H). Kemenangan ini diikuti oleh Pertempuran Yarmuk yang menentukan pada 12 Agustus 636 (5 Rajab 15 H), dan akhirnya pembebasan Baitulmaqdis pada 4 Juli 637 (4 Jumadil Akhir 16 H). Selisih waktu antara pembebasan Damaskus dan Baitulmaqdis kurang dari dua tahun, menunjukkan betapa strategisnya pembebasan Damaskus sebagai langkah awal.

Pembebasan Salahuddin Al-Ayyubi Salahuddin Al-Ayyubi menghabiskan lima tahun (1169–1174) untuk menggulingkan Dinasti Fatimiyah di Mesir, yang berkolaborasi dengan Tentara Salib. Setelah berhasil menstabilkan Mesir, ia bergerak ke Bilad as-Sham pada 1174 dan fokus selama 13 tahun (1174–1187) untuk menyatukan wilayah-wilayah Islam. Selama 11,5 tahun (1174–1186), ia memerangi penguasa Muslim yang berkolaborasi dengan Tentara Salib dan kelompok-kelompok seperti Hashashin. Setelah persatuan tercapai, ia mengalahkan Tentara Salib di Pertempuran Hittin pada 4 Juli 1187, yang diikuti oleh pembebasan Masjid Al-Aqsha pada 2 Oktober 1187.

Menariknya, Salahuddin menghabiskan 16,5 tahun untuk menyatukan Mesir dan Bilad as-Sham (1169–1186), sementara perang melawan Tentara Salib hanya memakan waktu 5,5 tahun (1187–1192)—seperempat dari total waktunya. Ini menunjukkan bahwa ia memahami bahwa keberlanjutan pendudukan Tentara Salib bergantung pada kolaborator lokal, yaitu penguasa Muslim yang menjadi bagian dari masalah dengan menjaga dan mendukung proyek kolonial Barat.

Inti dari Semua Ini

Secara ilmiah dan berdasarkan kajian sejarah serta geopolitik, pembebasan Baitulmaqdis dan Masjid Al-Aqsha bergantung pada runtuhnya rezim-rezim tirani, penindas, korup, dan tunduk pada kekuatan asing di negara-negara kunci, khususnya Mesir, Suriah, dan Yordania. Rakyat Arab harus merebut kembali kebebasan mereka yang telah dirampas selama puluhan tahun oleh rezim-rezim ini. Pembebasan Suriah dari pendudukan Iran, Rusia, dan Amerika, serta penggulingan Bashar Assad dan rezimnya, adalah langkah krusial menuju pembebasan Baitulmaqdis.

InsyaAllah, kita akan melaksanakan salat kemenangan dan pembebasan di Masjid Al-Aqsha yang telah merdeka. Seperti yang Allah firmankan dalam Surah Ar-Rum ayat 4–7:

Kepunyaan Allah-lah segala urusan sebelum dan sesudahnya. Dan pada hari itu, orang-orang beriman akan bergembira dengan pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Itulah janji Allah, dan Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Penulis: Guru Besar Hubungan Internasional di sejumlah universitas dunia dan pendiri Proyek Peradaban Global untuk Baitulmaqdis. Sumber: Diadaptasi dari Abd al-Fattah El-Awaisi (2022), Perencanaan Strategis untuk Pembebasan Mendatang Masjid Al-Aqsha (Istanbul: Dar Al-Usul Al-Ilmiyah).

(Samirmusa/arrahmah.id)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (355) Al-Qur’an (2) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (249) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (523) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (421) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (478) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (215) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (218) Sirah Sahabat (137) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (142) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)