Takwil Mimpi Ibnu Sirin Yang Merubah Hidup Pemuda Abu Hanifah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Ibnu Sirin seorang Tabiin yang dianugerahi ilmu menakwilkan mimpi. Ilmu ini diperoleh sejak dia bertemu dengan Nabi Yusuf dalam mimpinya. Nabi Yusuf berkata, "Bukalah mulut mu!" Ibnu Sirin pun membuka mulutnya. Nabi Yusuf meletakkan lidahnya di mulut Ibnu Sirin. Saat ia terbangun dari tidurnya, seketika itu pula dia pandai menakwilkan mimpi.
Ketika dimintai pendapat sebuah mimpi, ia menjelaskan berdasarkan ilham. Dikisahkan, ada dua orang yang bermimpi sama. Yaitu, diazankan. Kedua orang itu mengadukan mimpinya pada Ibnu Sirin. Yang satu dijawab, "Suatu hari kau akan di mencuri, kemudian tangan mu dipotong." Yang Kedua, "Kau akan melaksanakan haji ke Baitullah."
Mengapa mimpinya sama tetapi tafsirnya berbeda? Ibnu Sirin berkata, "Pada pemuda yang pertama, ayat yang muncul dalam benaknya surat Yusuf ayat 70. Pemuda kedua, ayat yang muncul surat Al-Hajj ayat 27." Jadi tafsir mimpi tidak bisa diperoleh dari buku atau teori, tidak dari pikiran dan ilmu. Bahkan dari buku Ibnu Sirin sekalipun.Tetapi dari hati nuraninya hingga Allah menganugerahkan ilmu tersebut.
Suatu hari pemuda Abu Hanifah pergi menemui Ibnu Sirin. Abu Hanifah bertanya, "Aku bermimpi yang membuatku sangat kaget." Pada saat kesedihannya memuncak lantaran mimpi tersebut, Ibnu Surin bertanya, "Apa mimpimu?" Abu Hanifah menjawab.
"Aku bermimpi pergi ke makam Rasulullah saw. Kemudian aku ke dalamnya. Aku melihat Rasulullah saw berbentuk tulang-tulang yang berserakan, kemudian aku mengumpulkannya."
Ibnu Sirin menjawab, "Kau akan menghimpun sunahnya." Ini takwil berdasarkan ilham dari Allah kepadanya. Dalam kisah lain, sejak Abu Hanifah bertemu dengan ulama yang menjelaskan potensi dirinya, dia merubah hidupnya dari sibuk berdagang menjadi fokus menghadiri majelis ilmu.
Mengapa takwil Ibnu Sirin selalu tepat sebab ia berada pada pintu, "Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." Al-Kahfi ayat 65.
Sumber:
Memahami Marifat, Fauzi Muhammad Abu Said, Qalam
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif