basmalah Pictures, Images and Photos
12/24/21 - Our Islamic Story

Choose your Language

Ambillah Peran Sejarahmu Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ambillah bagianmu dalam sejarah peradaban. J...

Ambillah Peran Sejarahmu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Ambillah bagianmu dalam sejarah peradaban. Jangan menjadi bagian yang bertopang dagu. Ambillah bagianmu dalam pentas sejarah, seperti Umair si kecil yang harus berjingkrak agar terlihat tinggi untuk diijinkan berangkat ke Badar.

Ambillah bagianmu dalam sejarah. Seperti Ibnu Maktum yang buta, yang ingin berangkat ke medan jihad, walau perannya agar dia bagian dari titik hitam banyangan pasukan agar musuh melihat titik hitam banyangan itu banyak dan besar.

Ambillah bagian besar dalam sejarah peradaban. Walau peranmu hanya seperti nabi Dawud yang memungut anak panah yang sudah terlepas dari busurnya. Ambillah bagianmu dalam sejarah, walau tugasnya hanya mengambil rumput bagi makanan kuda-kuda perang.

Ambillah peran dalam sejarah. Walau keahlian kita hanya menabuh genderang dan berteriak keras seperti Abbas Bin Abdul Muthalib yang memanggil pasukan kaum Muslimin yang terkocar-kacir ketika perang Hunain. Dari teriakannyalah pemegang panji Badar, Uhud, dan yang telah berjanji setia kembali berada di pasukan Rasulullah saw.

Ambillah peranmu dalam sejarah. Walau hanya bisa membagikan air seperti saat perang Yarmuk. Satu regu syahid karena mendahulukan pemberian air untuk saudaranya yang kehausan. Akhirnya air tersebut tak ada yang meminumnya.

Ambillah peranmu dalam sejarah peradaban. Walau peranmu seperti Syafiyah binti Abdul Muthalib, yang menjaga penduduk Madinah dari kelicikan Yahudi saat Rasulullah saw dan kota Madinah dikepung saat perang Ahzab.

Kesuksesan membangun sejarah peradaban akan berhasil, bila setiap kita menuntaskan kerja kecil yang kita kuasai, cintai dan yang diamanahkan. Setiap kita berada di posko masing-masing. Tak ada posko yang tak penting. Tak ada posko yang hina dan tak bergengsi. Jangan meninggalkan posko kita. Jangan ada posko-posko tanpa ada yang menjaganya.

Ambil peranmu, walau tugasnya hanya menjadi penjaga tenda, saat pasukan lainnya tengah tertidur lelap di dalamnya. Kebaikan perjuangan tidak diukur dari besarnya peran tetapi dari kedisiplinan dalam menuntaskan peran kehidupan kita.

Dalam kecilnya peran kita, sebenarnya ada pekerjaan besar yang tengah diselesaikan.

Sumber Kreativitas Dan Solusi, Kecerdasan? Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apakah kreatifitas dan solu...

Sumber Kreativitas Dan Solusi, Kecerdasan?

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apakah kreatifitas dan solusi bersumber dari kecerdasan? Intelegensi yang tinggi? Gelar sekolah?

Kreativitas bukan soal kecerdasan, tetapi soal mental yang dibangun dari rasa tanggungjawab lalu mengambil peran untuk menyelesaikannya. Andai ada orang paling pintar sedunia, maka kecerdasan tidak akan muncul bila di dalam dirinya tidak memiliki tanggungjawab terhadap masalah yang dihadapinya.

Abu Bakar memiliki ide menuntaskan kemurtadan yang marak menyebar di seluruh jazirah Arab, dengan satu perkataan yang luar biasa, bahwa ini adalah tanggungjawab dirinya untuk menuntaskannya.

Umar memberikan ide brilian kepada Abu Bakar untuk menghimpun Al Qur'an karena sebuah kepedulian semakin banyaknya ahlul Qur'an yang wafat. Abdullah bin Masud memberikan ide brilian kepada Utsman bin Affan untuk membukukan Al Qur'an karena banyak kaum muslimin yang ribut tentang bacaan Al Qur'an.

Andai tidak ada kepedulian. Andai tidak ada rasa tanggungjawab. Andai tidak ada keinginan untuk mengambil peran, maka tidak akan pernah hadir kreatifitas dan solusi.

Kreativitas dan solusi bukan tentang kecerdasan. Tetapi soal mental tanggungjawab dan keinginan untuk mengambil peran.

Merasakan Kelembutan Hukuman Allah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Persepsi azab Allah. Persepsi hukum...

Merasakan Kelembutan Hukuman Allah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Persepsi azab Allah. Persepsi hukuman Allah. Bencana, kesulitan, dan kekurangan dipersepsikan sebagai hukum Allah terhadap manusia. Namun ada yang mempersepsikan berbeda. Dijauhkannya dari kebaikan justru sudah bertanda hukuman Allah.

Seorang ulama suatu hari terlambat shalat Subuh berjamaah. Keterlambatan ini sudah dianggap sebuah hukuman dan azab Allah pada dirinya sendiri.

Seorang ulama suatu hari tidak terbangun untuk bertahajud, ini sudah dianggap sebuah teguran Allah. Ada yang salah dalam mengelola harta. Ada yang salah dalam mengelola jiwa dari maksiat. Ada yang salah dalam mengelola waktu. Perbuatan maksiat, sudah dianggap sebagai hukuman Allah pada dirinya. Mengapa Allah membiarkan terjatuh dalam maksiat, padahal nabi Yusuf dihindarkan dari perbuatan dosa? Padahal Rasulullah saw terjaga dari semua kesalahan? Ketika tidak ada penjagaan dari Allah, bertanda ini sebuah hukuman dan teguran Allah. Apakah rasa ini ada pada kita?

Lalai dari zikir kepada Allah, sudah dianggap hukuman Allah. Mengapa Allah memalingkan dirinya dari mengingat-Nya? Ada apa pada dirinya? Sehingga Allah menjauh darinya? Ini sudah dianggap sebuah pukulan telak terhadap diri dan kehidupannya. Mungkin diri kita sudah teramat kotor dan rusak, sehingga kita dipalingkan dari mengingat Allah. Diri kita tidak layak, bukan tempat yang layak untuk mengagungkan Allah.

Ketika kita enggan membaca Al Qur'an bisa jadi ini hukuman dari Allah? Mengapa Allah memalingkan firman-Nya dari kita?  Mengapa sebuah keagungan dan kemuliaan dihindarkan dari kita? Dijauhkannya dari kemuliaan, bukankah sebuah hukuman?

Dijauhkannya dari sahabat yang bertakwa adalah hukuman dari Allah. Mengapa pribadi-pribadi yang dilimpahkan kebaikan tidak didekatkan ke kita? Salah satu tanda keberkahan hidup seseorang adalah ketika Allah mentakdirkan orang dan sahabat terdekatnya adalah orang yang bertakwa. Keberhasilan para pemimpin hebat, salah satunya kehebatan dan ketakwaan orang-orang lingkaran dalamnya.

Keberhasilan Nurudin Zanky menggetarkan pasukan Frank Eropa karena hadirnya Syekh Abdul Qadir Jailani. Kehebatan Shalahuddin Al Ayubi dan Muhammad al Fatih karena pasukan, penasihat dan lingkaran ring satunya adalah para ulama dan tentara yang bertakwa.

Ketika kebaikan dijauhkan. Ketikan maksiat dan dosa dimudahkan. Ketika diri lalai dari mengingat Allah, sebenarnya itulah hukuman yang Allah terberat di kehidupan ini.

Waktu Jeda, Momentum Revolusioner  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Waktu jeda, sebentar namun disitula...

Waktu Jeda, Momentum Revolusioner 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Waktu jeda, sebentar namun disitulah sebuah upaya pemulihan. Shalat, sebuah jeda diantara aktifitas manusia. Tidur, waktu jeda diantara rangkaian usia manusia. Tahajud, waktu jeda diantara tidur pulas manusia. Puasa, waktu jeda di antara aktifitas asupan nutrisi ke tubuh manusia.

Membaca dan menuntut ilmu, waktu jeda diantara rutinitas yang membuat stagnan kehidupan. Berzikir dan diam, waktu jeda diantara hobi manusia yang gemar berbicara. Waktu jeda, waktu pendek untuk memperbaharui kehidupan seseorang.

Dunia adalah waktu jeda dalam rangkaian kehidupan manusia menuju akhirat. Waktu jeda menentukan arah hidup manusia. Andai tidak ada waktu jeda, kehidupan manusia akan monoton, tidak bisa melihat kebelakang dan ke depan, yang ada hanya melakukan apa yang sekarang sudah ada.

Dalam shalat ada waktu jeda yang disebut tumaninah. Menciptakan ketentraman dengan doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Tumaninah bagian cara menciptakan khusyuk, memahami makna dan esensi gerakan shalat.

Dalam semua aktifitas ada waktu jeda di awal. Membaca berbagai doa yang berkaitan dengan aktifitas. Minimal membaca bismillah. Jeda di awal untuk menetapkan visi dan misi sebuah aktifitas, juga meneguhkan agar beristiqamah.

Sebelum mengarungi bahtera rumah tangga ada waktu jeda sejenak. Mengucapkan sebuah akad, sebuah janji, sebuah visi dan misi pernikahan. Agar semua problematika keluarga  kembali kepada akad tersebut.

Jeda waktu, sebuah waktu perpindahan dari satu aktifitas ke aktifitas yang lainnya. Setiap aktifitas butuh jeda waktu untuk menentukan rencana, tujuan, target dan moralitas yang dibangun dan dihadirkan.

Untuk melakukan perubahan besar, Imam Al Ghazali berkhalwat di sebuah daerah di Afganistan, lalu lahirlah karya monumental Ihya  Ulumudin. Dalam kesibukan harus ada ketentraman. Dalam keramaian harus ada kesendirian. Dalam hiruk-pikuk harus ada keheningan. Kesibukan, keramaian dan hiruk pikuk harus tercipta dan dirancang dari ketentraman, kesendirian dan keheningan agar terpola dan terkendali.

Sebelum menyerukan dakwah, Rasulullah saw berkhalwat di Gua Hira. Sebelum berhijrah, Rasulullah saw diisramirajkan ke Baitul Maqdis dan Langit Ketujuh. Semua kerja dan karya besar dalam sejarah manusia dimulai dari waktu jeda yang penuh dengan spiritualitas.

Kematiannya Disambut Rasulullah saw Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Utsman...

Kematiannya Disambut Rasulullah saw

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Utsman, Ali bin Abi Thalib termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga. Abu Bakar selalu bersama Rasulullah saw dalam perjalanan dakwah. Dia menjadi sahabat di dunia dan akhirat. Bagaimana agar seperti mereka?

Sebelum wafat, Utsman bin Affan bermimpi bertemu Rasulullah saw, Abu Bakar, dan Umar Bin Khatab. Mereka tengah menanti Utsman bin Affan untuk berbuka puasa bersama. Paham ini saat terakhirnya, walau tengah dikepung oleh pemberontak, Utsman terus membaca Al Quran dan berpuasa. Saat dibunuh, Utsman sedang berpuasa dan membaca Al Quran. Utsman berbuka puasa bersama Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar bin Khatab di akhirat.

Para pemberontak menuntut Utsman untuk menanggalkan kekhalifahannya. Namun Utsman sadar atas sabda Rasulullah saw, bahwa dia dilarang melepaskan status khalifah walau nyawa harus menjadi taruhannya. Demi pesan Rasulullah saw, beliau rela dibunuh oleh pemberontak.

Umar Bin Abdul Aziz, bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw dan 4 Sahabat utama. Tinggal di sebuah rumah yang besar dan indah. Duduk dan berbincang-bincang. Itulah tanda bahwa Umar Bin Abdul Aziz bagian salah satu khalifah yang termasuk Khalifatur Rasyidin yang mulia.

Imam Bukhari disaat kematiannya, dimimpikan sedang ditunggu oleh Rasulullah saw. Dalam mimpi itu, Rasulullah saw dan para Sahabat tengah menunggu seseorang. Setelah ditanya siapa yang ditunggu, ternyata yang ditunggu adalah imam Bukhari. Pada hari itu juga tersiar kabar bahwa imam Bukhari wafat.

Itulah beberapa orang mulia yang kematiannya disambut oleh Rasulullah saw. Itulah orang mulia yang kematiannya disambut oleh Rasulullah saw dan para Sahabat ra. Seperti itukah model kematian kita?

Seorang Sahabat ra datang sambil menangis menghadap Rasulullah saw. Sahabat ini menangis bukan karena ahlul neraka, tetapi apakah di surganya bersama Rasulullah saw? Ini yang meresahkan jiwa. Lalu Rasulullah saw bersabda, "Seseorang dikumpulkan bersama orang yang dicintainya." Inilah yang membahagiakannya. Sudahkah orientasi surga kita seperti Sahabat ini?

Sepanjang sepengetahuan saya ada dua hadist yang bercerita kebersamaan bersama Rasulullah saw yaitu mereka yang peduli terhadap anak yatim dan yang berbisnis dengan jujur dan amanah. Itulah dua cara untuk bersama dengan Rasulullah saw di surga nanti.

Andai tak bisa juga, ambillah peran seperti Rasulullah saw berperan dalam kehidupan ini. Berkiprah sebagai seorang dai. Berkiprah sesuai model yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Semoga kematian Kita, kematian yang disambut oleh Rasulullah saw.

Biarkan Harta Datang dan Pergi Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berkunjung ke rumah teman yang profesin...

Biarkan Harta Datang dan Pergi

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Berkunjung ke rumah teman yang profesinya sebagai pengusaha telur. Karena sulit parkir, akhirnya memilih sebuah tanah kosong di pinggir jalan untuk memakirkan kendaraan saya. Di samping tanah kosong tersebut, ada rumah yang sangat bagus dibandingkan yang lainnya. Halamannya sangat luas dan terbuka. Cukup ngiler melihat rumahnya. Namun kekaguman ku hilang saat pemilik rumahnya keluar.

Tiba-tiba pemilik rumah tersebut memarahi saya karena parkir di tanah kosong tersebut. Alasannya, tanah kosong tersebut akan disapu. Padahal tanahnya penuh dengan rerumputan. Baru kali ini saya diusir parkir Di sebuah tanah kosong. Ku cari informasi ke tetangganya, katanya watak pemilik rumah tersebut memang seperti itu. Ada kisah, seorang ibu duduk di pinggir halaman rumahnya yang luas. Sang pemilik langsung memarahi. Bukankah seharusnya merasa berkah bila yang dimilikinya bisa dimanfaatkan orang lain?

Pulangnya, ku perhatikan tanah kosong tersebut. Tak ada tanda-tanda bekas disapu tempat kendaraanku tadi parkir. Namun ini sebuah pelajaran berharga, betapa kecintaan membabi terhadap harta dunia, membuat segala yang dimiliki tak boleh ada yang merasakan kemanfaatan selain dirinya sendiri. Hidup yang merana, saat dunia merasuki jiwa.

Kehidupan yang paling melelahkan, bila urusan dan perhatian tertancap pada dunia.  Hidup yang paling menggelisahkan bila dunia sudah merasuki jiwa. Dunia ini bukan milik manusia. Dunia ini milik Allah. Dialah yang mempergilirkan kekayaan dan kemiskinan pada setiap manusia. Dia yang mencabut kekayaan dan kejayaan. Dia yang memberikan kekayaan dan kejayaan kepada manusia sekehendak-Nya.

Imam Hasan Al Bashri pernah berkata, "Bila Allah melimpahkan kekayaan, waspadalah karena bisa jadi itu sebuah istidzrat. Bila Allah memalingkan kekayaan, rasakanlah ada sesuatu yang ingin dihindarkan dari Allah. Bila kita tidak merasakan itu semua, bertanda Allah telah mencabut kebaikan dari diri kita."

Kita mencari harta dan dunia hanya sekedar penunjang kehidupan. Kita berikhtiar mencari dunia hanya sekedar agar ibadah semakin khusyuk. Kita berikhitiar mencari kekayaan untuk menyembuhkan penyakit jiwa yang selalu berkeluh kesah dengan sedikitnya harta. Kita mencari harta dunia, hanya untuk menegakkan harga diri sebuah kebaikan.

Bila yang dimiliki saat ini tidak bisa menentramkan diri, tandanya berapapun kekayaan yang digenggam tidak akan bisa menentramkan jiwa kita. Bila terlalu bergembira dengan bertambahnya harta. Bila bersedih dengan kehilangan harta, bertanda bahwa harta sudah menjadi penyakit jiwa.

Biarkan harta datang dan pergi. Karena setiap yang datang pasti akan pergi. Kehidupan ibarat seorang tamu. Datang sebentar, lalu dia pergi. Hidup adalah sebuah pergiliran. Hidup itu saling bertingkat. Yang terpenting ambil kebaikan, ciptakan pahala dimana pun posisi kita berada.

Ambil kebaikan dari kekayaan kita. Ambil kebaikan dari kemiskinan kita. Ciptakan ridha Allah dari kekayaan kita. Ciptakan ridha Allah dari kemiskinan kita. Jangan pernah pusingkan kaya dan miskin, karena bukan itu hakikat kehidupan. Hakikat hidup adalah menciptakan keridhaan Allah dalam menjalani kehidupan ini.

Manajemen Hidup Menghadapi Akhir Zaman Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hari kiamat atau kehancuran, ap...

Manajemen Hidup Menghadapi Akhir Zaman

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hari kiamat atau kehancuran, apakah terjadi dengan tiba-tiba? Kehancuran memiliki titik awal dan tanda-tandanya. Akhir zaman itu di mulai ketika Rasulullah saw diutus ke dunia ini. Perjalanan hidup kita hari ini adalah perjalanan era akhir zaman.

Di era nabi Musa, tanda-tanda akhir zaman itu sudah diinformasikan. Di Era nabi Isa, tanda-tanda akhir zaman juga sudah diinformasikan. Dalam rentang yang begitu jauh, tanda-tanda akhir zaman dijelaskan dengan jelas. Di Era Rasulullah saw, tanda-tanda itu lebih didetailkan sangat detail.

Bagi yang menggeluti pemahaman akhir zaman, apa yang terjadi hari ini dan esok bukan sesuatu yang aneh dan asing lagi. Mereka sudah paham sebelum terjadi. Mereka sudah merasakan sebelum semua terjadi. Mereka paham tanda-tandanya, mereka pun paham menyelamatkan dan menaklukan zaman tersebut. Ini yang utama dari pemahaman akhir zaman.

Huzaifah, Sahabat Rasulullah saw, merasakan fitnah yang keras di masa hidupnya pasca wafatnya Umar Bin Khatab. Dia menjelaskan beragam hadist tentang fitnah kepada para Sahabatnya. Yang bisa membaca tanda kehancuran akan bisa memahami cara penyelamatan.

Tanda-tanda fitnah didetailkan sedetail amal kebaikan. Imam Ibnu Katsir mendetailkan hadist fitnah akhir zaman pada kitabnya Bidayah wa Nihayah. Untuk apa? Agar ketaatan tidak tergelincir pada kehancuran. Agar ibadah tidak tergelincir pada pengrusakan. Agar amal tidak kontradiktif dengan tujuannya.

Rasulullah saw membagi tanda-tanda akhir zaman dengan dua tahapan. Yaitu, tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar. Mengapa? Agar tahu level kerusakannya. Agar tahu level kehancurannya. Agar tahu rentang waktu antara sekarang dengan masa kehancuran total. Tak ada yang tak jelas dalam kehidupan ini. Tak ada black box dalam kehidupan manusia. Perjalanan manusia, sebuah perjalanan yang terang benderang. Karena itulah Allah menyiapkan surga dan neraka sebagai buah tanggungjawab kehidupan.

Dalam mencari solusi pemecahan fitnah akhir zaman. Rasulullah saw memberikan solusi pada saat kondisi kita memiliki kekuatan, tetapi juga pada kondisi yang paling terlemah. Agar apa pun sumber daya yang ada, tidak pernah berhenti untuk meredam fitnah. Agar kita tahu strategi dalam semua kondisi internal yang kita miliki. Membanding kekuatan eksternal dan internal. Menciptakan kondisi terbaik dari kondisi internal yang ada sekarang.

Tanda-tanda akhir zaman, sebuah perjalanan yang pasti terjadi. Tugas kita memperkecil resiko dan berselancar di gelombang akhir zaman untuk menyelamatkan umat manusia.

Merasakan Akan Terjadi Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Meraih kekuatan. Menjadi yang terkuat adalah da...

Merasakan Akan Terjadi

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Meraih kekuatan. Menjadi yang terkuat adalah dambaan. Menjadi yang tak terkalahkan adalah impian. Bagaimana meraihnya?

Bila ingin menjadi yang terkuat dan terhebat, mulailah dengan menjadi yang terlemah. Lemah adalah awal titik start semua proses menuju kekuatan. Siapa yang tidak merasakan kelemahan, dia tidak akan tahu cara meraih kekuatan.

Merasakan adanya krisis, titik awal untuk menuntaskan krisis. Yang paling awal merasakan krisis, akan menjadi yang terkuat saat krisis itu terjadi.

Merasakan adanya masalah, titik awal untuk mendapatkan jalan keluar. Yang paling awal merasakan adanya masalah, akan menjadi terdepan meninggalkan yang lainnya saat masalah itu hadir secara tiba-tiba.

Kepekaan itulah kuncinya. Kepekaan merasakan kelemahan, kepekaan merasakan krisis, kepekaan merasakan masalah,  sebelum semuanya benar-benar dihadirkan dan dihadapkan dalam perjalanan kita.

Semakin peka, akan semakin awal menyiapkan diri. Semakin peka, menciptakan kemampuan membangun benteng kekuatan sebelum kelemahan, krisis dan masalah itu benar-benar hadir.

Benteng kekuatan yang kita bangun tergantung dari persepsi kelemahan, krisis dan masalah yang akan dihadapi. Bagaimana sebuah negara membangun kekuatan militernya, tergantung dari bagaimana cara musuh menghancurkan negrinya.

Kepekaan merasakan sesuatu yang akan terjadi, itulah cara awal memulai membangun sebuah kekuatan sebelum segalanya terjadi.

Basyirah, Mencegah Kecurangan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Rasulullah saw tiba di Madinah. Ternyata...

Basyirah, Mencegah Kecurangan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Rasulullah saw tiba di Madinah. Ternyata kaum Musyrikin Mekkah telah mengirimkan surat ke kaum Munafikin Madinah untuk memerangi Rasulullah saw. Surat itu diterima oleh Abdullah bin Ubay. Abdullah bin Ubay mengumpulkan rekan-rekannya. Saat pertemuan berlangsung, Rasulullah saw datang dan mengancam mereka bila melakukan perlawanan. Darimana Rasulullah saw tahu? Allah melalui malaikat Jibril mewahyukan ke Rasulullah saw.

Daging kambing yang lezat terhidang di meja. Rasulullah saw mengambil daging paha. Saat disuap, lalu dimuntahkan lagi. Ada racun di dalamnya. Allah melalui malaikat Jibril, menginformasikannya. Rasulullah saw bergegas ke orang Yahudi yang telah memasukkan racun ke makanan tersebut.

Rasulullah saw menggelar rapat strategi penyerbuan ke kota Mekkah. Strategi dan waktunya telah disusun. Namun ada sahabat yang khawatir terhadap kondisi keluarganya di Mekkah. Dia pun mengutus seseorang untuk menginformasikan ke keluarganya di Mekkah.

Rasulullah saw mengutus Ali bin Abi Thalib untuk mengejar utusan yang akan membocorkan rahasia penyerbuan ke Mekkah. Siapa yang menginformasikan? Allah melalui malaikat Jibril.

Pengendalian bukan sekedar seni membaca data dan informasi. Bukan juga kemampuan memahami lapangan untuk melihat  beragam kemungkinan kecurangan. Tetapi ada hal lain, yaitu spiritual. Dengan spiritual, Allah akan mengilhamkan firasat, intuisi, basyirah atau ketajaman mata hati untuk melihat beragam kecurangan yang terjadi dan mencegah kecurangan yang akan terjadi.

Memutar dan Berbutar Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mengalir dan terus mengalir. Udara segar dan sej...

Memutar dan Berbutar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mengalir dan terus mengalir. Udara segar dan sejuk bila terus berhembus. Air terasa bermanfaat bila mengalir dari pegunungan hingga ke hilir. Udara yang diam, akan pengap. Air yang diam, menjadi comberan. Kemanfaatan akan terasa bila terus dialirkan.

Manusia butuh nutrisi, jadi perlu minum dan makan. Namun bagaimana jadinya bila terus ditampung di dalam perut? Merusak kesehatan. Jiwa butuh nutrisi ilmu dan hikmah, bila tak diajarkan kembali akan menjadi sampah ilmu dan hikmah. Maka sampaikanlah walau baru tahu satu ayat.

Harta bukan hanya dicari, tapi harus juga disalurkan. Harta bukan saja harus dikumpulkan, tetapi juga harus didistribusikan. Bila harta hanya dicari dan dikumpulkan saja, yang terjadi sebuah kerusakan. Segala yang diidamkan akan hancur. Segala yang ditimbun menjadi tak berguna. Harta menjadi bermanfaat bila mengalir menyentuh banyak tangan manusia.

Berbisnis dan bekerja adalah kebutuhan. Berinfak dan berzakat, sebuah kebutuhan juga. Aliran masuk dan keluar harus beriring. Agar harta menjadi bersih karena terus mengalir. Setiap yang mengalir akan membersihkan.

Belajar dan mengajarkan, itulah karakter Robaniyun yang disebutkan Al Quran. Ilmu akan berkembang bila kita selalu belajar dan mengajar. Ada ilmu yang hanya bisa diperoleh dari belajar. Ada juga ilmu yang hanya bisa diperoleh bila diajarkan. Harta ada yang diperoleh dengan mencari. Tapi ada harta yang diperoleh melalui memberi.

Tak ada ulama hebat yang hanya belajar. Tak ada ulama hebat yang hanya mengajarkan. Tak ada yang sehat bila hanya makan dan minum. Tak ada yang sehat, bila terus mengeluarkan kotoran dari tubuh. Berilmu dan kesehatan sebuah perpaduan masuk dan keluar.

Qarun menahan hartanya, akhirnya dibenamkan. Andai tak ada yang membayar zakat, Allah akan memberikan musim kemarau yang panjang. Itulah efek bila harta tak disalurkan.

Fenomena Palestina-Syam-Mesir dalam Sejarah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Membaca Sejarah Syam-Pales...

Fenomena Palestina-Syam-Mesir dalam Sejarah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Membaca Sejarah Syam-Palestina-Mesir, bukan saja negri para Nabi tetapi juga tempat kuburan peradaban yang zalim.

Bukankah raja Namrud terkubur di Syam, Bukankah Jalut terkubur di Syam, Bukankah Firaun terkubur di Mesir? Bukankah Romawi awalnya terkubur di Syam dan Mesir? Bukankah Persia awalnya terkubur di Syam?

Andai saat ini Syam penuh dengan pergolakan, tandanya akan lahir pemimpin baru dunia dan akan terkubur kezaliman dunia yang dimulai dari Syam dan Mesir.

Seluruh kekuatan Eropa tergabung dalam satu kekuatan bangsa Frank. Membumihanguskan Baitul Maqdis Palestina dan melenyapkan nyawa penghuninya. Namun kezaliman mereka terhenti oleh Sholahuddin Al Ayubi di perang Hittin. Bila kezaliman sudah mencapai puncaknya dengan menguasai Palestina, berarti tinggal menunggu kehancurannya.

Bangsa Mongol menyerbu seluruh daratan dunia hingga ke Eropa. Bangsa Mongol menghancurkan Baghdad Irak hingga berkeping-keping. Namun disitulah titik awal kehancurannya. Perang Ainu Jalut Palestina telah menghancurkan kezaliman bangsa Mongol yang sebelumnya bergerak bagaikan kilat dan gelombang yang menghempaskan semua kekuatan.

Saat ini Palestina di kuasai Yahudi. Yahudi menjajah rakyat Palestina. Yang sampai saat ini belum bisa dijajah oleh Israel hanya Gaza. Dari sinikah pembebasan Palestina? Dari sini kehancuran Yahudi dimulai lagi?

Saat ini, Amerika, Iran dan beragam kekuatan lainnya memporakporanda negri Syam, Akankah kezaliman mereka tergilas? Saat ini, semua kekuatan kezaliman sudah berkumpul di Palestina-Syam-Mesir, mungkinkah ini kehancuran terakhir mereka sebelum kiamat tiba?

Takdir Palestina-Syam-Mesir dalam kancah perjalanan sejarah manusia selalu melahirkan pahlawan dan menjadi kuburan induk kezaliman. Dia akan terus berulang dan menjadi fenomena abadi.

Bila Mesir saat ini dikuasai para Diktator. Bila pejuangnya dikumpulkan dalam sel-sel penjara dan penyiksaan. Maka akan segera lahir Yusuf dan Musa kembali.

Takdir kezaliman adalah kekalahan dan kehancuran, itulah hukum semesta. Yang paling zalim, dialah yang pertama kali dihancurkan oleh semesta. Takdir kebenaran adalah dimenangkan Allah. Bila kebenaran hadir, kezaliman menjadi sangat rapuh. Tugas kita hanya menyalahkan lilin kebenaran, maka kegelapan akan hilang dengan sendirinya.

Hanya Ambisi Akhirat Saja Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terk...

Hanya Ambisi Akhirat Saja

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terkait dengan Allah dan persiapan kematian. Hubungkan semua kiprah dengan Allah dan persiapan kematian. Itulah cara mengucapkan selamat tinggal pada dunia dan hawa nafsu.

Ambisimu, jangan ada lagi kecuali yang terhubung dengan Allah dan persiapan kematian, itulah cara membersihkan jiwa dan meningkatkan martabat jiwa dihadapan para penduduk langit.

Helaan nafas itu modal kehidupan. Bila masih bisa bernafas, sudah cukup untuk menjadi alasan untuk mensyukuri kehidupan. Setiap helaan nafas sudah cukup untuk menjadi alasan untuk berkiprah dan berkarya bagi kehidupan. Karena setiap helaan nafas ada pertanggungjawabannya.

Satu helaan nafas harus terhubung dengan imajinasi akhirat. Apakah satu helaan nafas bernilai akhirat? Apakah satu helaan nafas semakin mengkokohkan imajinasi akhirat, sehingga akhirat menjadi sebuah kenyataan yang hadir dalam satu helaan nafas?

Menarik akhirat ke dunia. Menarik imajinasi akhirat dalam semua waktu yang dijalani. Memandang cakrawala dunia dengan cakrawala akhirat. Itulah cara mempersiapkan masa depan yang terbaik.

Istana Al Hambra di Granada sangat menakjubkan, karena desainnya menggunakan imajinasi surga. Disetiap perjalanan terdapat aliran sungai dan buah yang siap dinikmati sepanjang waktu. Buahnya sangat dekat dan mudah untuk dijangkau. Itulah teknologi arsitektur paling tinggi yang bisa diraih oleh akal manusia.

Penduduk surga bisa berkomunikasi langsung dengan penduduk neraka? Itulah imajinasi akhirat, itulah teknologi tercanggih dalam dunia   komunikasi. Imajinasi akhirat menjadi inspirasi teknologi di kehidupan dunia.

Kondisi masyarakat yang digambarkan dalam imajinasi Surga adalah semua mengucap  doa keselamatan bagi setiap orang yang ditemui, tak ada perkataan yang sia-sia, apalagi kebencian, itulah gambaran kondisi masyarakat akhirat. Imajinasi inilah yang harus diwujudkan oleh pemimpin dunia dan setiap masyarakat yang berimajinasi akhirat. Imajinasi akhirat akan membuat lompatan luar biasa menciptakan kondisi kehidupan dunia.

Dalam surga, tak ada kesengsaraan, tak ada kemiskinan, serba mudah dijangkau dan dieksekusi. Itulah gambaran akhirat. Imajinasi surga itulah imajinasi ambisi kita. Menjadi sebuah kenyataan dalam ruang imajinasi kita, lalu menjadi kenyataan dalam dunia nyata.

Ambisi akhirat akan menggerakan semua aspek kehidupan manusia. Menggerakkan dan melambungkan jiwa. Menggerakkan dan memuliakan kehidupan nyata. Ambisi akhirat bukan menyisihkan dunia. Tapi menciptakan kenyataan dunia sesuai ambisi dan imajinasi akhirat.

Memecahkan Mental Blocking Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Nabi Musa, hanya pengembala di negri yang b...

Memecahkan Mental Blocking

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Nabi Musa, hanya pengembala di negri yang bernama Madyan. Hidup jauh dari hiruk pikuk pergulatan kota yang penuh carut marut. Tiba-tiba mendapat tugas menyampaikan kebenaran dihadapan Firaun yang mengaku Tuhan dengan kekuasaan yang tak terhingga. Bagaimana perasaannya mengemban amanah baru ini?

Andai kita menjadi Nabi Musa, bagaimana meningkatkan kapasitas diri dari seorang pengembala menjadi oposisi pemerintah yang super kuat? Bagaimana proses pembentukan dan penyiapan mental dari pengembala menjadi pemimpin Bani Israel? Sebuah lompatan tugas dan tanggungjawab, bagaimana Nabi Musa melakukan penyesuaian diri yang super cepat tersebut?

Allah hanya menyiapkan sebuah tongkat, dimana Nabi Musa sendiri tidak tahu apa manfaatnya. Nabi Musa hanya dibekali doa yang berbunyi, "Ya Allah, lapangkan dadaku, mudahkan urusanku." Nabi Musa hanya dibekali sebuah konsep hidup yang harus diperjuangkan. Dengan ketiga modal tersebut, Nabi Musa menghadapi seluruh tantangan hidup dari pengembala menjadi oposisi dan pemimpin kaumnya. 

Muaz bin Jabal, tiba-tiba mendapatkan tugas menjadi hakim di Yaman. Terbiasa mendapatkan ilmu dan hikmah dari Rasulullah saw, sekarang harus memutuskan dan memberikan solusi bagi penduduk Yaman? Dari pembelajar menjadi pemimpin sebuah kaum. Sebuah lompatan peran yang membutuhkan kematangan dan kebijaksanaan.

Rasulullah saw ingin mengetahui bagaimana kerangka berfikir, bagaimana filosofi Muaz bin Jabal dalam menyelesaikan masalah? Muaz bin  Jabal pun menjawab bila mendapatkan masalah akan mencari solusi di Al-Qur'an dan As sunnah, bila tidak ditemukan juga akan mengoptimalkan peran akal untuk menggali hikmahnya. Bila benar mendapat 2 pahala. Bila salah mendapatkan 1 pahala.

Ali bin Abi Thalib masih belia, tiba-tiba diberi tugas menjadi hakim di sebuah negri oleh Rasulullah saw. Merasa belum mampu, Ali pun menghadap Rasulullah saw. Rasulullah saw hanya mendoakan Ali agar diluaskan ilmu dan hikmahnya. Ali bin Abi Thalib harus membuat lompatan besar, bagaimana menyiapkan sebuah tugas baru?

Ada mental block dalam setiap menghadapi tugas baru, ini yang harus dipecahkan terlebih dahulu. Dalam ketidaktahuan medan, dihadapankan beragam masalah. Setiap tugas baru hanyalah penempaan pengembangan peran sebagai khalifah di bumi.

Para Pengemban Kemenangan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Para pengemban kemenangan. Siapakah mereka? ...

Para Pengemban Kemenangan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Para pengemban kemenangan. Siapakah mereka? Dimanakah mereka? Mengapa belum terlihat batang hidungnya? Masih bersembunyikah atau disembunyikan?

Rasulullah saw pernah selama beberapa hari melantunkan doa qunut nazilah sebagai bentuk kesedihan kepada para Sahabatnya yang sedang bertugas. Mereka para ahlul Qur'an. Mereka diminta datang ke sebuah daerah untuk mengajarkan Islam. Namun ketika tiba di daerah tersebut mereka dibunuh.

Umar Bin Khatab memohon kepada Abu Bakar untuk membuat tim khusus untuk menghimpun Al Qur'an. Penyebabnya, semakin banyak para Ahlul Qur'an yang wafat di medan perjuangan. Para Ahlul Qur'an, bukan mereka yang hanya menjaga hafalannya saja di sudut-sudut masjid dan lembaga pendidikan, tetapi mereka juga berkiprah dalam semua ranah perjuangan kehidupan untuk perbaikan bangsa.

Para pengemban kemenangan memiliki karakter sebagai Ahlul Qur'an. Kemanakah Ahlul Qur'an saat ini? Dimana kiprah mereka sekarang? Andai kita ingin diamanahi kemenangan, mulailah dengan menjadi Ahlul Qur'an terlebih dahulu. Jangan memimpikan kemenangan sebelum syaratnya terpenuhi oleh kita sendiri.

Dalam sebuah peperangan, Sahabat Anshar diamanahi tugas menjaga kemah Rasulullah saw. Di tengah kegelapan dan keheningan malam, Sahabat tersebut melakukan shalat Tahajud dipinggir tenda Rasulullah saw. Ada musuh yang mendekati tenda Rasulullah saw. Melihat ada penjaganya yang sedang Shalat, sang Musuh tidak jadi mendekati tenda Rasulullah saw. Lalu dia mengambil panah untuk membunuh Sahabat yang sedang bertahajud.

Di tengah kekhusyuan shalat tahajud, Sahabat Anshar dihujani panah. Shalat pun terus dijalankan, hingga musuhnya terheran-heran. Andai bukan karena kekhawatiran keselamatan Rasulullah saw, sang Sahabat akan terus melanjutkan Shalatnya. Para pengembang kemenangan, memiliki karakter menjaga ibadah wajib dan gandrung terhadap ibadah sunnah dengan kekhusyuan dan keikhlasan.

Jangan pernah memimpikan kemenangan bila masih malas terhadap yang wajib. Jangan pernah memimpikan kemenangan bila tidak mau memulai melakukan yang sunah. Jangan pernah mengimajinasikan kemenangan, bila belum belajar khusyuk dan ikhlas.

Thawus seorang Tabiin, di tengah peperangan, di saat yang lain tertidur kelelahan di malam hari, bangun mengendap ke hutan untuk shalat Tahajud. Muhammad bin Washi, seorang Tabiin, jari telunjuknya lebih kuat dari ketajaman ratusan mata pedang. Malamnya menangis dan giat bersujud kepada Allah, siangnya terjun ke medan pertempuran dengan  keberanian tanpa takut kematian. Andai hari ini masih bermalas dengan ibadah, bagaimana bisa menjadi pengemban amanah kemenangan?

Imam Ibnu Taimiyah, Shalahuddin Al Ayubi, dan Muhammad Al Fatih sangat paham karakter para pemenang. Mereka menyeleksi bacaan Al Qur'an dan Tahajud pasukannya. Yang memenuhi kriteria tersebut, dipilihlah sebagai anggota pasukannya.

Shalahuddin Al Ayubi memiliki perdana mentri yang alim, cerdas dan berilmu luas. Salah satu penyebab kemenangan saat merebut Baitul Maqdis adalah kehadiran sang perdana mentri. Goresan catatan strategi dan pemikirannya, lebih baik dari pedang yang tajam.

Para pengembang kemenangan memiliki karakter yang harus dipenuhi. Anugerah kemenangan dari Allah memiliki syarat agar bisa didatangkan. Sudahkah kita memiliki dan memenuhi kriterianya? Kemenangan belum nampak karena kita belum menyiapkan lingkungan yang bisa menyuburkan kemenangan. Bila kriteria dan syarat sudah terpenuhi maka kemenangan akan bekerja dengan sendirinya.

Tak usah bermimpi kemenangan. Sibukan saja dengan memenuhi syarat-syaratnya.

Keterbatasan, Tempaan Pendidikan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jangan pernah ragu untuk bergerak. Ke...

Keterbatasan, Tempaan Pendidikan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Jangan pernah ragu untuk bergerak. Keajaiban itu akan selalu ada dan tetap ada dalam rentang sejarah manusia. Keajaiban itu rahmat Allah bagi mereka yang beriman, yang terus bergerak tak pernah letih, dan tak takut dengan beragam rintangan. Lengkapi syaratnya, maka keajaiban itu akan tiba.

Alp Arsalan, Sultan Bani Saljuk, tak menduga bisa mengalah ratusan ribu tentara Romawi dengan sarana yang terbatas. Shalahuddin Al Ayubi tak menduga bisa mengalahkan pasukan  Frank Eropa. Saifuddin Qutuz tak menduga bisa mengalahkan terjangan pasukan Mongol yang tak terkalahkan. Umar Bin Khatab bisa mengalahkan Persia dan mengusir Romawi dari Jazirah Arab, Syam dan Mesir. Dalam semua keterbatasan dibandingkan lawan, mengapa bisa berada di puncak perfomance?

Puncak perfomance sering kali dikaitan dengan ketersediaan sumber daya. Bila seperti itu hanya mereka yang keberlimpahan saja yang bisa unggul. Namun kenyataannya, para penggenggam peradaban dimulai dari mereka yang minim dengan sumber daya. Kreatifitas dan daya juang akan mengalahkan semua kekuatan sumber daya.

Tanda awal kehancuran, bila para prajuritnya mengandalkan sumberdaya sebagai dasar alasan kemenangan. Padahal sumberdaya adalah "ciptaan manusia", mengapa mengandalkan "ciptaannya" bukan potensi dirinya?

Tanda awal kehancuran, bila daya gerak, daya juang sangat tergantung dari sumber daya. Padahal manusia memiliki akal, daya inovasi dan semangat untuk bergerak? Keterbatasan bukan halangan, tetapi sebuah ujian kehidupan untuk dilampauinya.

Khalid Bin Walid pernah mengambil keputusan penuh tantangan yang tak terduga, menembus gurun pasir bersama pasukannya agar cepat tiba di sebuah arena pertempuran sebelum pasukan Persia sampai. Strategi tak terduga ini membuat rencana besar musuh hancur berantakan. Dalam keterbatasan menembus gurun pasir. Namun para penikmat keberlimpahan sumberdaya lebih cendrung memilih jalan biasa yang aman. Dalam keterbatasan, segala potensi termaksimalkan.

Manusia sering diuji dengan keterbatasan. Manusia sering dikepung oleh keterbatasan. Karena keterbatasan bukanlah penghalang. Bukankah Allah tidak pernah menjerumuskan hamba-Nya pada kehancuran?

Keterbatasan adalah tempaan pendidikan. Keterbatasan adalah sarana pendidikan manusia. Karena peran manusia bukan menikmati sumberdaya tetapi menciptakan sumberdaya dari himpitan keterbatasan.

Cara Mengusir Keraguan dari Abdullah Ibnu Rahawah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Tanyakan pada diri b...

Cara Mengusir Keraguan dari Abdullah Ibnu Rahawah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Tanyakan pada diri bila ada keraguan. Itulah cara menghilangkan keraguan. Tanyakan sesuatu pada diri, itulah cara mengusir keraguan. Bertanya pada diri dalam setiap moment tertentu akan meneguhkan langkah dan menciptakan ketegaran. Bertanyalah ketika memulai sesuatu.

Abdullah Ibnu Rahawah pernah ragu saat ditunjuk menjadi panglima perang Mu'tah. Para panglima sebelumnya seperti Ja'far bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah sudah gugur menghadapi 100.000 pasukan Romawi. Pasukan yang dipimpinnya hanya 10.000 pasukan. Semua panglima hebatnya telah gugur, apakah dia bisa membalik keadaan menjadi sebuah kemenangan? Abdullah Ibnu Rahawah tertegun sebentar. Dia berusaha menghilangkan keraguan dari jiwanya sebelum tegar menerjang musuh.

Abdullah Ibnu Rahawah bertanya pada diri, "Apakah maju ke medan perang itu karena jumlah pasukannya yang banyak? Apakah alasan berperang itu karena kelengkapan senjata yang canggih? Apakah karena dukungan sumber daya yang kuat?"  Pertanyaan itu terus menggedor jiwanya, lalu dia menemukan alasannya yang sangat kuat yaitu berperang untuk berjihad di jalan Allah, hidup mulia atau mati syahid. Seketika itu pula, keyakinannya tumbuh, keraguannya hilang. Di pelupuk matanya yang terlihat hanya jalan ke surga.

Mengilangkan keraguan bukan tentang mimpi kemenangan. Menghilangkan keraguan tentang apakah jalan yang ditempuh bagian dari membangun peradaban manusia? Apakah jalan yang ditempuh bagian membangun umat dan bangsa?

Abdullah bin Zubair, putra dari pengawal setia Rasulullah saw yang bernama Zubair bin Awwam, dia pahlawan yang menaklukan Afrika Utara dari bangsa Barbar. Saat Mekkah dikepung oleh Hajjaj Ats Tsaqafi, dia ragu untuk menghadapinya. Puluhan ribu pasukan telah mengepung Mekkah. Pelontar Majanik siap menghancurkan kota Mekkah. Menyerah atau melawan? Hatinya galau. Dengan lesu dia menghadap ibunya Asma binti Abu Bakar. Ibunya wanita yang telah berjasa mengirimkan makanan ke Rasulullah saat hijrah ke Madinah.

Sang ibu bertanya, "Apakah ananda berada di pihak yang benar? Bila kebenaran berada digenggaman majulah melawan jangan pernah lemah." Abdullah bin Zubair tiba-tiba memiliki energi, dia pun maju untuk mengusir mereka yang akan menyerang kota Mekkah. Keyakinan bukan soal keyakinan meraih kemenangan dan kesuksesan, tapi apakah langkah kita berada dalam rel kebenaran? Kebenaran yang menjadi keyakinan untuk melangkah walau ujiannya sebesar gunung dan seluas samudera.

Rasulullah saw agak ragu menghadapi pasukan Musyrikin di Badar. Menghadapi 1.000 pasukan dengan 313 pasukan. Ditengah keraguan, Rasulullah saw berdoa, "Ya Allah, bila pasukan yang kecil ini kalah, maka tidak akan ada lagi yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini?" Air mata berderai. Sorbanya terjatuh tak terasa karena khusyuknya berdoa. Abu Bakar terharu dengan doa Rasulullah saw. Abu Bakar berkata, "Sudahlah ya Rasulullah saw, Allah pasti akan mengabulkan doa mu." Doa sebuah energi untuk menghancurkan keraguan.  Yakin kepada Allah, sumber dari semua keyakinan  hidup. Yakin kepada Allah, energi terbesar dpalam hidup ini.

Keraguan sebuah fenomena jiwa. Pergulatan antara perasaan lemah, keterbatasan sumber daya dengan keinginan kemenangan dan kesuksesan. Bila mengelolanya benar, maka keraguan akan menuju pada keyakinan. Bila salah, keraguan akan menghentikan langkah.

Keresahan Orang Pilihan Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Bosan? Butuh Tantangan. Banyak sinyal jiwa yan...

Keresahan Orang Pilihan

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Bosan? Butuh Tantangan. Banyak sinyal jiwa yang terlewatkan, sering kali salah menyikapinya. Apa yang kita rasakan adalah sinyal-sinyal jiwa. Bila tubuh memiliki masalah, sinyalnya adalah demam, nyeri dan sakit. Bagaimana bila jiwa memiliki masalah? Kita pun harus merasakan sinyal tersebut.

Bosan adalah sinyal. Kegelisahan adalah sinyal. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda ikutilah apa yang membuatmu tentram. Berarti kegelisahan bertanda ada masalah atau potensi kerusakan pada jiwa. Rasakanlah semua sinyal-sinyal jiwa?

Jiwa itu kadang sakit dan sehat. Berkarakter nafsu lawamah atau mutmainah. Jiwa yang sehat selalu merasakan ketenangan. Jiwa yang sakit diselimuti kegelisahan, segeralah move on! Kegelisahan bertanda harus ada revolusi jiwa, revolusi mindset, prilaku dan tindakan. Intinya harus ada perubahan total sebelum kematian datang.

Berada dalam kebenaran tetapi arahnya salah, methodeloginya salah, pendekatannya salah, strateginya salah. Ini pun bisa menciptakan kegelisahan. Seperti yang dialami oleh para pembaharu. Imam Al Ghazali merasakan kegelisahan sebelum Baitul Maqdis di hancurkan tentara frank Eropa. Hasan Al Banna dan Sayid Qutb merasakan kegelisahan melihat pemikiran dan pola perjuangan umat Islam pasca hancurnya kekhalifahan Turki Utsmani. Kegelisahan telah mendorong sebuah pembaharuan. Itulah mereka yang bisa merespon kegelisahan dengan positif dan aktif.

HOS Cokroaminoto merasakan kegelisahan, setelah membaca kekalahan perjuangan rakyat Indonesia dengan strategi kedaerahan. Strateginya dirubah. Menyatukan bangsa sebelum mengalahkan penjajah. Rasa memiliki bangsa harus diciptakan terlebih dahulu sebelum berjuang. Dididiklah Soekarno-Hatta dan berbagi pemuda dari sejumlah daerah. Bergerak serentak di semua daerah. Kegelisahan menciptakan cara baru untuk memerdekakan bangsa.

Nabi Ibrahim merasakan kegelisahan. Nabi Muhammad merasakan kegelisahan. Kegelisahan menyebabkan dia menemukan Allah dan diamanahkan tugas sebagai Nabi dan Rasul. Kegelisahan bila dikelola menjadi sebuah titik balik yang besar dan luar biasa pada diri dan kehidupan seseorang. Bila kegelisahan melanda, segeralah menelisik jiwa, tanyakan pada diri revolusi apa yang harus diperbuat?

Bila kegelisahan tidak direspon secara positif, maka kehancuran didatangkan agar manusia dipaksa untuk merespon lebih cepat lagi. Bukankah potensi manusia kadang terbongkar ketika dalam keterpaksaan? Kondisi terhimpit dan terjepit, sebuah sinyal bahwa kita terlambat merespon kegelisahan, lalu dipaksa bertindak reaktif bukan responsif.

Bosan harus segera direspon dengan menciptakan tantangan bukan menunggu tantangan. Tantangan harus diciptakan, seperti Rasulullah saw segera mengirimkan berbagai ekspedisi pasukan kecil ke sejumlah kabilah di jazirah Arab. Tiba di Madinah yang kondusif bukan untuk berleha dan beristirahat, tetapi sebuah pondasi untuk menciptakan tantangan baru.

Mari membaca sinyal-sinyal jiwa. Mari merasakan dan memahami sinyal-sinyal jiwa. Lalu responlah dengan positif dan bergerak aktif. Jangan didiamkan, karena akan menghancurkan diri sendiri.

Mushaf Al-Qur'an, Karya Utsman bin Affan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Banyak yang menuduh bah...

Mushaf Al-Qur'an, Karya Utsman bin Affan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Banyak yang menuduh bahwa Mushaf Al-Qur'an saat ini tidak asli lagi. Alasannya, bagaimana Utsman bin Affan menyusun rangkaian ayat dan suratnya? Darimana beliau mengetahuinya? Mengapa Al Fatihah ditaruh di depan. Mengapa ayat yang pertama turun tidak ditaruh di muka?

Menurut Sayid Qutb dalam Fizilalil Quran, "Pengumpulan ayat-ayat semua surah dalam masing-masing surah beserta tata urutan ayat-ayatnya, maka hal itu bersifat tauqifi, begitu adanya dari Rasulullah sesuai petunjuk wahyu. Semua ini terekam dalam sebuah hadist Imam At-Tirmidzi ketika Ibnu Abbas bertanya pada Utsman bin Affan tentang peletakan surat Bara'ah setelah surat Al Anfal.

Bukan itu saja, setiap malam Ramadhan Rasulullah menghafalkan Al Qur'an secara keseluruhan hingga selesai dihadapan malaikat Jibril, sebagaimana malaikat Jibril membacakannya kepada beliau. Menurut Sayid Qutb, ini berarti keduanya membacanya dengan ayat-ayatnya secara berurutan di dalam surah-surahnya.

Salah satu Istri Rasulullah saw yang fokus pada penjagaan kemurnian Al Qur'an adalah Hafsah bin Umar. Dialah yang menjaga Al Qur'an  ketika Abu Bakar membuat project penjagaan Al Qur'an Karena banyaknya Hafidz Al Qur'an yang wafat di medan jihad.

Allah telah berjanji untuk menjaga Al-Qur'an, mereka yang tak mempercayai kemurnian susunan ayat Al-Qur'an yanf saat ini ada berarti tidak mempercayai janji Allah.

Mereka Yang Tak Butuh Popularitas  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Murid yang seharusnya berkunjung ke...

Mereka Yang Tak Butuh Popularitas 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Murid yang seharusnya berkunjung ke rumah guru. Namun Imam Syafii justru lebih sering mengunjungi murid-muridnya. Banyak yang mencela sikapnya. Namun Imam Syafii tak menghiraukannya. Itulah salah satu ketawadhuan sang imam.

Kenikmatan yang dirasakan oleh Abdullah Ibnu Mubarak bukanlah pada saat dihormati. Tapi pada saat tak dihiraukan oleh siapapun. Hari yang paling bahagia menurutnya adalah saat hari tak seorangpun mengenalnya. Saat itu sang imam harus berhimpitan dan berdesakan untuk datang ke sebuah tempat untuk minum air. Beliau pun menghapus sebuah kitab, yang didalamnya tertera pendapatnya sambil berkata, "Siapa diriku hingga perkataanku harus ditulis seperti ini?" Saat banyak manusia mencari kepopuleran, justru sang imam mempertanyakan ketidakpantasannya menjadi populer.

Khalifah Salim 1 dari kekhalifahan Turki Utsmani pulang dengan kemenangan perang yang luar biasa. Saat akan memasuki kota Istambul, tersiar kabar bahwa penduduk kota sudah menghias jalan dan akan menyambut dengan meriah. Mendengar alasan tersebut sang khalifah mencari jalan lain untuk menghindari penyambutan dengan alasan, "Kita berperang bukan untuk mencari ketenaran, kemuliaan, atau sanjungan. Kita berperang di jalan Allah hanya untuk mendapatkan ridha Allah."  Jiwa besar tak butuh pengakuan kehebatannya. Kiprahnya sudah cukup membuktikan kemuliaan jiwanya.

Ketika sebagian besar kuda pasukan kaum muslimin terbunuh oleh tentara Tartar pada perang Ain Jalut. Sultan Saifuddin Qutuz berperang tanpa kuda. Kondisi ini membahayakan jiwanya. Seorang prajuritnya menawarkan kuda karena khawatir sang sultan terbunuh. Namun Al Qutuz menolak sambil berkata, "Kalau aku mati, ruhku akan menuju surga. Ada pun Islam, aku yakin Allah tidak akan menelantarkannya. Bila banyak prajurit muslim yang mati, akan muncul prajurit baru yang akan menyelamatkan Islam. Sebab, Allah tidak akan menelantarkan Islam." Sang pemimpin harus berani berjuang dengan keterbatasan sarana, karena itulah ujian seorang pemimpin.

Imam Ibnu Taimiyah, seorang ulama besar. Namun hari-harinya dipenuhi perkataan, "Demi Allah, hingga kini aku masih berusaha memperbaiki keislamanku setiap saat."  Dalam syairnya dia berkata, "Sungguh aku menzalimi diriku." Kefaqihan seorang ulama justru terletak  pada perasaan ketidaktahuannya. Keulamaan seseorang terletak pada keberanian pengakuan ketidaktahuannya. Seperti juga Imam Malik yang sering menjawab tidak tahu dan juga mengumumkan ketidaktahuannya dihadapan publik. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui. Mengapa harus menyematkan sifat Allah pada diri kita?

Saat Abu Bakar melepas Usamah bin Zaid ke Romawi. Abu Bakar mengantarkannya sambil berjalan kaki. Sedang Usamah bin Zaid menaiki  kuda. Karena grogi melihat sang Khalifah berjalan kaki, Usamah berkata, "Wahai Khalifah Rasulullah, naiklah ke atas binatang tungganganmu, atau aku yang turun." Abu Bakar berkata, "Tidak ada salahnya jika aku mengotori kakiku sesaat untuk di jalan Allah." Mereka yang mengharapkan balasan Allah tak pernah merasakan perlu dengan sematan manusia.

Yang berjiwa besar tak butuh lagi popularitas dan penghormatan manusia, semuanya justru sebab rontoknya sebuah martabat. Mengapa harus mengiba pada pujian makhluk? Biarkan ketawadhuan akan selalu menjadi permata bagi yang berjiwa besar. Kebesaran seseorang bukan pada popularitasnya tetapi pada karyanya. Fokus pada tujuan karyanya, itulah rahasia menjadi pejiwa besar.

Pendidikan Jiwa dengan Air Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Efektifitas itulah cara berfikir muslim. S...

Pendidikan Jiwa dengan Air

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Efektifitas itulah cara berfikir muslim. Saat air hanya digunakan untuk pelepas dahaga, seorang muslim berfikir bagaimana air membersihkan jiwanya? Bagaimana membersihkan jejak-jejak dosa kemaksiatannya?

Merubah air menjadi kemanfaatan akhirat, bisakah? Jangan biarkan air hanya untuk mandi, minum dan memasak. Rubahlah air menjadi sarana memadu cinta kepada Allah.

Bilal bin Rabah, raganya di dunia namun sandalnya sudah jadi penghuni surga. Apa rahasianya? Melanggengkan wudhu. Bila selesai wudhu, beliau selalu shalat dua rakaat.

Dengan berwudhu, kemana air mengalir kesitulah dosa-dosa berguguran. Bila mengalirnya ke mulut, jejak dosa mulut berguguran. Bila air mengalir ke muka, tangan, telinga dan kaki, jejak dosa berguguran. Aliran air di bumi, menciptakan kehidupan. Aliran air wudhu, menghidupkan jiwa yang kering kerontang dengan dosa.

Salah satu kesuksesan imam Bukhari dalam mencari ilmu adalah dengan mencari keberkahan wudhu. Sebelum menuliskan hadist, beliau berwudhu dan shalat sunah terlebih dahulu.

Para ulama di era Tabiin dan At Tabiin, menjadikan malamnya terjaga dengan wudhu. Seperti imam Abu Hanifah, yang shalat Subuhnya berasal dari wudhu di waktu Isya.

Tidur dalam kondisi berwudhu akan didoakan malaikat ketika bangun tidurnya, "Ya Allah, ampunilah hamba-Mu, karena ia tidur dalam keadaan suci."

Dari wudhu, kita mencoba bagaimana mencegah hadast kecil? Hadast kecil yang berlebihan  bertanda ada ketidakstabilan dalam organ dalam tubuh kita. Akhirnya kita terjaga dari makan, minum dan gaya hidup yang tidak sehat. Dengan memperhatikan wudhu, maka akan perhatikan menciptakan keseimbangan tubuh.

Menjaga wudhu merupakan sebuah bagian pelatihan keprajuritan. Rasulullah saw menjelaskan bahwa wudhu adalah sarana pelatihan ribath atau menjaga pertahanan dari musuh. Keutamaannya menyamai keutamaan orang yang berada di garis depan dalam berjuang di jalan Allah.

Abul Laits As Samarqandhi menuturkan ucapan ayahnya, bahwa menjaga wudhu pun bisa menyebabkan dilimpahkan rezeki yang tak bisa dihitung. 

Bagaimana menciptakan mental yang kokoh? Jagalah wudhu. Allah berfirman pada Nabi Musa, "Jika kamu takut kepada raja, maka berwudhulah. Mereka yang berwudhu dalam genggaman-Ku dari apa yang ia takuti."

Wudhu hanya sebuah aktifitas mengalirkan air ke bagian tubuh tertentu. Mudahkan?  Bila masih malas, bagaimana bisa membersihkan jiwa secara sempurna?

Kekuatan Pemimpin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Memimpin tak ada rumus baku. Karena dia seni memasu...

Kekuatan Pemimpin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Memimpin tak ada rumus baku. Karena dia seni memasuki jiwa, seni memasuki emosi dan pemikiran orang lain. Akhirnya menggerakkan dan melahirkan pemimpin baru.

Pemimpin tak harus hadir fisiknya. Namun mindset, semangat, arahnya terus membimbing, mengilhami dalam menyelesaikan dan menemukan solusi. Banyak pemimpin yang telah tiada, namun pemikiran tak pernah berhenti untuk digali.

Kekuatan pemimpin terletak di hatinya. Bukan akal, kepintaran, kekayaan dan kekuatan fisik. Seperti hati yang menjadi raja pada diri seseorang. Yang dimasukan ke surga pun, mereka yang memiliki qalbu salim atau hati yang bersih.

Kekuatan pemimpin dimulai dari energi cinta kepada timnya. Mencintai awal untuk dicintai dan dihormati. Mencintai adalah bibit. Buahnya adalah dicintai. Jangan pernah bisa menyuburkan cinta pada timnya, bila tak pernah mencintai yang dipimpinnya.

Samudera cinta sang pemimpin  tak boleh bertepi. Tak boleh dikhususkan. Tak boleh berpihak. Semua prilakunya harus berdasarkan cinta. Hingga marahnya pun atas nama cinta. Bila tak ada alasan cinta, diamlah dan jangan bertindak dan mengambil keputusan. Tunggu hingga cinta itu hadir.

Bila cinta itu energi kepemimpinan, maka bila ingin belajar kepemimpinan mulailah belajar untuk mencintai yang berkeadilan. Candradimuka kepemimpinan sebenarnya adalah manajemen cinta dalam hati kita, bukan kelas-kelas training center yang mendikte akal semata.

Orang Disekitar Kita Oleh: Nasruloh Baksolahar  Adakah yang dominan di semesta ini? Semua pasti ada penyeimbangnya. Kebaikan yan...

Orang Disekitar Kita

Oleh: Nasruloh Baksolahar 

Adakah yang dominan di semesta ini? Semua pasti ada penyeimbangnya. Kebaikan yang dominan menimbulkan keterlenaan dan kemanjaan. Keburukan yang dominan menciptakan kerusakan dan keputusasaan. Rasulullah saw meminta sehari kenyang dan sehari lapar agar bisa bersyukur dan bersabar. Inilah puasa terbaik, yang memadukan perbedaan secara bergiliran dan konsisten. Kenyang terus menimbulkan penyakit dan kelalaian. Lapar terus menciptakan kelelahan dan kelemahan. Memadukan keduanya dalam rentang yang sama itulah kebugaran.

Burung tak bisa terbang dengan satu sayap. Manusia tak bisa berjalan sempurna dengan satu kaki. Panas dan dingin, membuat udara menjadi sejuk. Tak ada yang berani mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi bila tak ada rem yang pakem. Kekuatan melaju dan menghentikan menimbulkan keberanian. Andai tak ada dataran tinggi dan rendah apakah ada aliran sungai? Perbedaan tekanan dan ketinggian menciptakan pergerakan.

Takut dan harap, bila diramu menghasilkan ketentraman. Orang yang bijaksana selalu bisa mencampur hal yang sangat bertolak belakang menjadi paduan baru yang positif. Setiap perbedaan memiliki peran yang tak bisa tergantikan. Setiap perbedaan ada satu titik kesamaan yang bisa disatukan. Seperti Nusantara yang berbeda suku dan bahasa, mengapa bisa disatukan? Tak selamanya yang berbeda-beda itu tidak ada titik kesamaan. Tak selamanya yang sama itu tidak ada titik perbedaan. Lihatlah dengan jeli dan seksama.

Di inti bumi penuh magma yang panas. Di daratan penuh dengan air dan es. Hasilnya, tanah yang kita injak menjadi hangat. Hasilnya, bumi itu lambat panas dan dingin, sehingga saat terjadi pergiliran siang dan malam kondisi alam menjadi tidak ekstrim. Inilah penyebab bumi sangat nyaman untuk ditempati. Benci dan cemburu bila dipadukan menjadi kehangatan cinta.

Apa pun karakter istri, suami, anak, saudara, orang tua, atasan, rekan kerja dan teman, yang tidak kita sukai, pada hakikatnya untuk menyerasikan karakter kita. Menyeimbangkan keburukan  karakter kita agar menjadi baik. Menjaga kebaikan kita agar lebih baik. Mengapa banyak teman yang dipertemukan? Mengapa banyak teman yang dekatkan? Semua untuk melengkapi kehidupan ini.

Tanah yang gembur, hasil  perpaduan antara tanah yang kering dan terlalu banyak air. Perpaduan kering dan basah membuat kehidupan bagi tumbuhan. Tugas manusia hanya mencari takaran yang pas dari berbagai aneka ragam perbedaan yang bertolakbelakang.  Inilah seni berkreasi dan memimpin.

Satu warna membosankan. Banyak warna membingungkan. Lalu bagaimana berkreasi dari berbagai warna untuk menciptakan keindahan? Bagaimana mengkombinasikan warna agar serasi untuk berbagai situasi? Mempola, menata, mengkombinasikan berbagai karakter manusia dalam satu wadah sebuah keluarga, dalam wadah organisasi dan lembaga. Itulah desain Allah dalam mempertemukan dan menata berbagai karakter  manusia di kehidupan ini.

 Kehadiran orang tua, teman, istri, suami dan anak dalam kehidupan pribadi kita, bukanlah pertemuan tanpa perencanaan dan desain Allah. Tinggal dipelajari, apa yang ingin Allah perbaiki dari kehadiran mereka  bagi kita?

Beragam Pertanyaan dari Sejarah Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mukjizat para Nabi dan Rasul, semua da...

Beragam Pertanyaan dari Sejarah

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mukjizat para Nabi dan Rasul, semua dari Allah. Kharomah para auliya, semua dari Allah. Nabi Yusuf diberikan kekuasaan dan ilmu, semua dari Allah. Nabi Sulaiman diberikan kerajaan yang tak tertandin, semua dari Allah.

Kemenangan kaum muslimin pada perang Badar, Khandaq dan berbagai peperangan lainnya, semua dari Allah. Pertanyaan, memgapa Allah memberikan berbagai limpahan luar biasa kepada mereka? Apa perbedaan generasi terdahulu dengan sekarang? Sehingga pertolongan dan rahmat Allah tidak seperti pada generasi terdahulu?

Apa yang menyebabkan generasi yang tidak memiliki infrastruktur kekuatan fisik dan teknologi pertempuran mampu mengalahkan Romawi dan Persia? Mengapa generasi yang tidak memiliki pengalaman mengelola kekuasaan dan pemerintah mampu menciptakan keadilan dan kemakmuran yang merata? Mampu mengelola kekuasaan yang luas, seluas daerah kekuasaan Romawi dan Persia?  Apa yang menyebabkan berbagai  bangsa dengan kerelaan mau memeluk Islam?

Mengapa ujian-ujian terberat selalu bisa dipecahkan dan dicarikan solusinya dengan penuh inovatif dan tak pernah diperkirakan? Generasi terdahulu sudah menjalankannya. Apakah generasi sekarang bisa mengulanginya dengan perbaikan sesuai zamanya? Bagaimana meraih anugerah Allah seperti generasi sebelumnya?

Bila mempelajari sejarah Islam, berbagai pertanyaan menggelitik akan terus berhamburan. Berbagai pertanyaan mencari alasan dan penyebab terus menusuk jiwa yang mau berfikir. Apakah akan terjawab? Atau hanya menjadi pertanyaan untuk terus belajar.


Peta Perjalanan, Semua Ada Waktunya Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Perjalanan dakwah yang penuh liku-...

Peta Perjalanan, Semua Ada Waktunya

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Perjalanan dakwah yang penuh liku-likunya ditamsilkan oleh Sayid Qutb dalam tafsir Fizilalil Quran dengan sangat komprehensif. Sayid Qutb menggambarkan perjalanan dakwah seperti sebuah pohon.

Pohon yang tinggi dan terus tumbuh. Akarnya menghujam ke tanah, ranting dan dahannya menjulang membentuk jaringan. Islam pun tumbuh perlahan-lahan, lembut dan tenang. Kemudian jadilah dia sebagaimana yang dikehendaki Allah. 

Gambaran ini sepertinya diambil oleh Sayid Qutb dari hasil perenungannya pada surat Ibrahim ayat 24-27. Namun bagaimana perjalanan pohon tersebut menghadapi cuaca, Haman dan tantangannya?

Sayid Qutb menjelaskan bahwa terkadang pohon tertaburi debu di atasnya, kadang sebagian dimakan ulat. Kadang terbakar karena panas. Kadang terendam banjir. 

Akan tetapi, sang penanam sangat piawi dan tahu bahwa tanaman itu akan kekal dan berkembang. Ia akan mengalahkan semua hama dalam waktu yang panjang. Karena itu dia tidak akan pernah melakukan penindasan dan tidak pernah gelisah.

Dia tidak akan berusaha mematangkannya tanpa menggunakan sarana fitrah keasliannya yang tenang dan stabil, yang toleran dan penyayang.

Semua perjalanan dakwah adalah bagian dari takdir Allah. Dimana Dia akan bekerja dengan jalan-Nya sendiri. Sehingga para dai tidak boleh meminta disegerakan kerja tangan Allah itu. Dan tidak boleh menyuruh-Nya melakukan sesuatu. Semua sudah ada peta perjalanannya. Inilah yang menyebabkan ketentraman kiprah seorang penyeru kebenaran.



 

Pelajari, Ilmui dan Pahami Peradaban Lain Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Pelajari, ilmui dan pahami ...

Pelajari, Ilmui dan Pahami Peradaban Lain

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Pelajari, ilmui dan pahami peradaban lain, maka akan terpampang jelas peradaban yang didasari kemuliaan Islam, Al-Qur'an dan Sunnah  Rasulullah saw.

Pelajari, ilmui dan pahami setiap orang hebat yang muncul dijagat raya ini, maka akan ditemukan kemuliaan sosok para Sahabat, Tabiin dan generasi sesudahnya

Pelajari, ilmui dan pahami para pemimpin hebat di jagat raya ini, maka akan ditemukan kemuliaan para Khalifatur Rasyidin dan khalifah adil sesudahnya

Pelajari, ilmui dan pahami panglima perang terhebat di jagat raya, maka akan paham kehebatan panglima perang muslim yang pernah membebaskan dunia.

Pelajari konsep hukum, ekonomi, kebudayaan hasil akal manusia, maka akan ditemukan kemuliaan konsep Al-Qur'an, Sunah dan yang pernah dilahirkan para ulama

Semakin luas pemahaman akan semakin menunduk akal, hati dan jiwa pada syariat Allah. Semakin kokoh hawa nafsu dan ego, akan semakin menyepelekan syariat Allah.

Semakin luas mendalam mempelajari hasil pemikiran akal manusia, semakin banyak pertentangan, perselisihan dan kebingungannya.

Mengapa banyak sekte dan aliran dalam ragam pengetahuan dan ilmu? Banyak ideologi? Mengapa banyak aliran filsafat? Itulah tanda kebingungan

Mengapa banyak eksploitasi? Saling menghancurkan dalam bisnis dan kekuasaan? Saling menindas antar kelas dan kelompok? Tak paham tauhid

Islam itu ketauhidan. Menyelaraskan, membersamakan, menempatkan semuanya pada satu tujuan. Ini yang tak ada di peradaban mana pun

Ada pusat tata surya. Ada inti atom. Ada poros. Peradaban selain Islam tak memiliki konsep ini. Semua bergerak sesuai akal dan egonya sendiri secara tak beraturan. Tak ada kesatuan tujuan dan filosofi

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)