basmalah Pictures, Images and Photos
01/20/24 - Our Islamic Story

Choose your Language

Saat Munafikin Menghianati Yahudi Madinah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Surat Al-Hasyr 12-13 berkisah tentang penghianat Munafikin...


Saat Munafikin Menghianati Yahudi Madinah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Surat Al-Hasyr 12-13 berkisah tentang penghianat Munafikin kepada Yahudi bani Nadhir di Madinah. Berjanji menolong. Ditunggu bantuannya, namun tidak pernah datang. Padahal perang terhadap Rasulullah saw diproklamirkan. Peperangan pun sudah dimulai dan berlangsung sengit.  Akhirnya, Yahudi bani Nadhir menyerah. Meninggalkan benteng dan semua kekayaannya. Munafikin yang berjanji akan bersama mereka bila terusir dari Madinah, ternyata tidak mengikuti jejaknya pula. Munafikin berkhianat kepada siapapun.

Saat perang Khaibar, kabilah kafir Arab Ghafatan berjanji akan membantu Yahudi Khaibar. Namun Rasulullah saw membuat strategi, seolah-olah akan menyerang kabilah Ghafatan, lalu berbalik menyerang Yahudi Khaibar. Rasulullah saw mengepung Yahudi Khaibar. Namun kabilah Ghafatan tidak juga datang membantu. Satu per satu benteng Khaibar berhasil ditaklukkan. Pada akhirnya, Yahudi Khaibar pun berjuang sendirian, lalu terusir dari Hijaz.

Kabilah Arab Quraisy, Ghafatan, Munafikin dan Yahudi pernah membangun aliansi strategis yang sangat kuat, terutama puncaknya di perang Ahzab atau Khandaq. Mereka mengepung Muslimin di Madinah dari luar dan dalam, dari seluruh penjuru. Mengapa aliansi ini tiba-tiba melemah?

Munafikin menghianati Muslimin pada perang Badar dan Uhud, agar mental Muslimin jatuh dengan mundur dari pertempuran. Namun sekarang, mengapa menghianati Yahudi? Sehingga seluruh kabilah Yahudi terusir dari Hijaz? Kekuatan Yahudi hanya diperalat untuk kepentingan Munafikin. Abdullah bin Ubay memanfaatkannya untuk melemahkan kekuatan Rasulullah saw di Madinah.

Munafikin menjerumuskan Yahudi Madinah untuk melawan dan menghancurkan Muslimin seperti syetan yang menjerumuskan setiap manusia untuk mendurhakai Allah. Namun, syetan berlepas diri dari tanggungjawab tersebut, saat orang kafir mengatakan bahwa yang menjerumuskannya adalah syetan. Ini dijelaskan dalam surat al-Hasyr ayat 16.

Ikatan rapuh aliansi Kafir Quraisy, Ghafatan, Munafikin dan Yahudi, setelah kaum Muslimin mampu menandingi kekuatan Quraisy. Apalagi setelah Kafir Quraisy menandatangani perjanjian Hudaibiyah. Maka aliansi Ghafatan, Munafikin dan Yahudi hanya sekedar berbagi informasi saja tentang gerakan Muslimin yang bisa membahayakan mereka, tidak ada gerakan aliansi gabungan pasukan bersama lagi.

Aliansi strategi yang kuat hanya pada mereka yang tidak memiliki penyakit hati. Yang tidak ada kedengkian dan ketamakan. Selama hatinya kotor, maka kedengkian dan ketamakan yang menghancurkannya. Hati bersih hanya milik Mukminin saja, yang mencintai dan berorientasi pada kehidupan akhirat.

Mengobati Krisis Pengelolaan Uang Pribadi Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Krisis pengelolaan keuangan tengah menerjang negri ini, ti...

Mengobati Krisis Pengelolaan Uang Pribadi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Krisis pengelolaan keuangan tengah menerjang negri ini, tidak saja skala nasional tetapi juga pribadi. Fenomena ini terlihat dari, 42% yang terjerat pinjaman online (pinjol) illegal adalah para guru. 18% adalah ibu rumah tangga. Bahkan ada Perguruan Tinggi Negri yang para mahasiswa terjerat pinjol dengan total hingga milyaran rupiah. Untuk apa uang dari pinjol? Ini yang lebih mengerikan.

Urutan tertinggi mengambil pinjol illegal adalah untuk menutupi hutang lagi. Berhutang untuk menutupi hutang dengan bunga uang menjerat. "Ada yang berhutang Rp500.000,- tetapi saat ditagih menjadi 24 juta." Demikian ungkapan Mahfud MD saat debat Cawapres.  Setelah itu, hanya untuk memenuhi gaya hidup. Pinjol online  tidak ada yang menyentuh ke sektor produktif.  Bagaimana bisa menutupi hutang berikutnya?

Yang lebih parah, menurut laporan yang disampaikan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana kepada Liputan6.com, Senin (25/9/2023), dapat diidentifikasi sebanyak 2.761.828 masyarakat, atau sekitar 2,7 juta orang mengikuti permainan judi online sejak 2017-2022. Dimana 2,1 juta pelakunya berasal dari kelompok ekonomi bawah, dengan pelaku terbesar adalah pelajar.

Pada 2021 saja, jumlahnya sudah tembus Rp 57,91 triliun dari 43.597.112 transaksi. Puncaknya di 2022, ketika nilai transaksi mencapai Rp 104,41 triliun dari 104.791.427 jumlah transaksi judi online. Berarti ada kenaikan transaksi 240% di tahun 2022 dibandingkan 2021. Dimana setiap orang melakukan rata-rata 38 transaksi.  Bukankah ini fakta yang mengerikan?

Pinjol dan judi online yang diminati guru, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, karyawan hingga kelompok masyarakat lainnya, merupakan fakta krisisnya pengelolaan uang. Bukankah guru merupakan contoh peradaban? Bukankah mahasiswa dan pelajar merupakan pelanjut peradaban?

Bila pinjol illegal sebagian besar hanya untuk membayar hutang. Bila uang dimainkan ke judi online hingga 2023 menyentuh angka 500 trilyun, maka perputaran uang hanya menjadi uang semata, sama sekali tidak menyentuh sektor rill seperti pertanian, olahan dan pabrikasi. Akibatnya, perputaran uang sebesar apapun tidak bisa meningkatkan kesejahteraan. Sebab, kesejahteraan meningkat bila perputaran uang mengalir ke sektor rill. Bagaimana caranya?

Rasulullah saw mengajarkan agar perputaran uang terbagi ke dalam tiga konsep dasar. Yaitu, konsumsi, investasi dan sedekah dengan proporsi idealnya masing-masing sepertiga. Konsumsi untuk menjaga kehidupan dasar masa sekarang. Investasi untuk menciptakan  pertumbuhan di masa depan. Sedekah agar semakin banyak orang yang menggerakkan ekonomi. Bukankah bila hanya untuk konsumsi pribadi, kebutuhannya sangat terbatas? Dalam Islam, semua perputaran uang harus berakhir pada sektor riil.

Rasulullah saw mendidik seorang pengemis dalam mengelola keuangannya. Kain dan perabotan rumahnya dijual dengan harga 2 dirham sebagai modal awal. Satu dirham digunakan untuk konsumsi. Satu dirham untuk membeli kampak. Dengan kampak itu, sang pengemis mengambil kayu bakar lalu dijual ke pasar. Dengan konsep ini, uang itu harus berputar untuk konsumsi pokok dan investasi pada bidang yang bisa memberikan penghasilan secara berkelanjutan.

Cara mudah dan praktis menciptakan kecerdasan finansial adalah dengan berpuasa. Tak perlu banyak teori dari para ahli. Tak perlu banyak studi kasus untuk memahaminya. Cukup berpuasalah. Berpuasa untuk mengelola  yang halal dan mubah pada tempatnya. Puasa menutup pintu keharaman. Keharaman menghacurkan kecerdasan finansial. Keharaman mendorong seseorang pada kecanduan mengeluarkan uang yang efeknya menghancurkan manajemen dan kematangan diri. Akal sehat hilang. Berfikir jangka panjang hancur. Sensitivitas berinvestasi mati, karena terfokus pada kesenangan hari ini dengan penghamburan yang tak terkira.

Suatu hari Umar Bin Khatab berkeliling daerah. Dia menyapa para aparatur negaranya. Salah satu nasihatnya, "Bila keluar gajimu, maka sebagiannya agar dibelikan kambing. Jika keluar gaji berikutnya, belilah satu kambing satu atau dua ekor, lalu jadikanlah sebagai harta pokok." Gaji sebagai modal pengembangan harta masa depan, bukan dihabis memuaskan keinginan. Itulah nasihat Umar Bin Khatab.

Wajar saja, bila pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya stagnan di level 5%. Wajar saja, bila Indonesia berada pada level deindustrialisasi, dimana kontribusi industri terus menurun bagi perekonomian nasional. Wajarlah saja, bila kemiskinan dihitung dengan penghasilan Rp50.000,- per hari, maka angka kemiskinan menjadi 40% dari total penduduk Indonesia. Salah satu sebabnya, perputaran uang tidak menyentuh sektor riil.

Yang Perang Israel, Yang Menanggung Biayanya Amerika Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Semakin banyak rudal perlawanan Palestina  mema...

Yang Perang Israel, Yang Menanggung Biayanya Amerika

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Semakin banyak rudal perlawanan Palestina  memasuki daerah pendudukan Israel maka perekonomian Israel semakin hancur dan keuangannya semakin berat.

Sebab, penjajah Israel memasukkan gerakan perlawanan rakyat Palestina sebagai teroris, maka setiap kerusakan akibat dari gerakan perlawanan rakyat Palestina harus mendapatkan kompensasi dari penguasa Israel. 45.000 warga pemukim Zionis Israel akan mendapatkan kompensasi.

3/4 hotel di Israel sudah dipenuhi oleh warganya yang ketakutan. Siapa yang membayarnya? Tentu saja negara. Rumah dan fasilitas yang rusak warga Israel harus diberi kompensasi. Penguasa penjajah Israel kerepotan membiayai perang juga membayar kompensasi akibat serangan rudal.

Penjajah Israel memberikan banyak kemudahan agar orang Yahudi di seluruh dunia mau berkumpul di tanah Palestina. Harus menjamin keamanan, juga kesejahteraan. Ingatkah, kisah Mana wa Salwa saat Bani Israel bersama Nabi Musa dan Harun ke Palestina? Mereka meminta jaminan logistik dari langit.

Penguasa penjajah Israel juga kebingungan dengan rusaknya kesehatan mental warganya. Yang stress bukan saja tentaranya, tetapi keluarga dan kerabat yang anggota keluarganya dikirim ke perang Gaza. Tidak itu saja, mendengar sirene ada serangan, mereka pun jadi stress padahal di setiap rumah ada bungker di bawah tanah, untuk menghindari efek serangan. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan mental?

Perusahaan yang tidak beroperasi karena efek perang pun mendapatkan kompensasi kerugian. Berapa ruwetnya kondisi keuangan penjajah Israel. Sebab semuanya harus diganti dengan kompensasi bagi warganya yang terkena dampak perang.

Namun penjajah Israel masih bisa tenang, karena Amerika dan Barat akan terus membantu memberikan suntikan dana. Persoalannya, mengapa rakyat Amerika dan Barat yang justru menanggung biaya perang penjajah Israel? Memang aneh dunia ini.

Menang Setelah Kalah dengan Memahami Psikologi Militer Oleh: Nasrulloh Baksolahar  "Jangan pedulikan aku, tetaplah di posis...

Menang Setelah Kalah dengan Memahami Psikologi Militer


Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


"Jangan pedulikan aku, tetaplah di posisimu!" Itu pesan komandan infantri muslim, Mas'ud bin Haritsah, yang terluka saat perang Buwaib 13 Hijrah di era Umar bin Khatab saat berperang melawan Persia di Iraq. Dia pun melanjutkan, "Angkatlah bendera kalian, Allah akan mengangkat derajat kalian. Jangan kalian memperdulikan kematianku."

Sang panglima perang Muslimin, Mutsanna bin Haritsah, melihat syahidnya saudaranya, Mas'ud bin Haritsah, dia pun berkata, "Wahai Muslimin, jangan kalian memperdulikan kematian saudaraku. Sesungguhnya kematian orang yang terbaik di antara kalian adalah dengan cara seperti ini."

Mutsanna bin Haritsah, panglima perang Buwaib, mengirimkan utusan kepada setiap pasukan Muslimin dengan pesan, "Kalian akan mendapatkan kemenangan seperti orang-orang sebelum kalian. Tolonglah agama Allah, niscaya Allah akan menolong kalian sampai musuh dapat dikalahkan."

Pertempuran Buwaib merupakan pertempuran yang penuh dengan beban psikologis yang sangat berat. Sebab di pertempuran sebelumnya, yaitu Jisr Abu Ubaid, kaum Muslimin mengalami kekalahan dari pasukan Persia. Pasukan Muslimin yang masih ada berjumlah 5.000 orang. Yang syahid 4.000 orang. Yang tersisa 3.000 orang. 2.000-nya diperintahkan kembali ke Madinah.

Mundurnya 5.000 pasukan Muslimin di perang Jisr Abu Ubaid bukanlah lari dari perang tetapi mengatur kembali posisi untuk membuat strategi baru. Pasukan Persia yang dipimpin oleh Bahma Jadzawih mencoba menyerang pasukan Muslimin yang masih tersisa, namun tidak berhasil karena kecerdikan Mutsanna bin Haritsah.

Di pertempuran Buwaib, kaum Muslimin dalam kondisi tertekan karena kekalahan di pertempuran sebelumnya. Namun pada sisi lain, pasukan Persia dalam kondisi yang sangat optimis karena menang di pertempuran sebelumnya. Saat pertempuran Buwaib dimulai, pasukan Persia langsung merangsek menyerbu pasukan Muslimin dengan menyeberangi sungai.

Di perang Buwaib, Ada pasukan Muslimin yang merasa bersalah karena lari dari pertempuran Jisr Abu Ubaid, dia akan bertempur mati-matian dengan mengabaikan strategi. Maka Mustanna bin Haritsah menegurnya dengan berkata, "Jangan kamu berbuat demikian, tetaplah kamu berada di posisimu. Jika temanmu datang, maka bantulah dia dan jangan kamu sengaja mencari kematian. Tetaplah kamu berada di posisimu."

Saat kaum Muslimin digempur habis-habisan, jalannya pertempuran semakin ruwet.  Mutsanna bin Haritsah berkata kepada pasukannya, "Wahai pasukanku, kalian telah mengalami kekalahan, tetapi kalian harus bertahan dan tunduk dengan diam-diam."  Itulah cara membangun psikologis kemenangan setelah didera kekalahan di pertempuran sebelumnya.

Mutsanna bin Haritsah dicatat dalam sejarah sebagai panglima yang ahli dalam ilmu psikologi militer. Bagaimana meraih kemenangan setelah mengalami kekalahan serius di perang Jisr Abu Ubaid.

Strategi Reformasi Ashabul Kahfi Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Nabi Ibrahim menghadapi kezaliman Namrudz. Dia melawan dengan mengh...

Strategi Reformasi Ashabul Kahfi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Nabi Ibrahim menghadapi kezaliman Namrudz. Dia melawan dengan menghancurkan mindset dan logika berfikir tentang ketuhanan berhala. Nabi Ibrahim pun dipanggang di dalam api. Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim.

Nabi Musa menghadapi kezaliman Firaun. Kemukjizatan Nabi Musa ditampakkan. Logika Firaun diputarbalikan. Namun Firaun tetap mengaku sebagai tuhan dan memerangi Nabi Musa. Nabi Musa diburu. Allah menenggelamkan Firaun di laut merah.

Ashabul Ukhdud sebuah peristiwa genosida raja yang beragama Yahudi terhadap pemeluk Nasrani di Yaman. Seluruh pemeluk Nasrani dibakar hidup-hidup dalam parit lautan api karena tidak mau mengikuti agama penguasa. Ashabul Kahfi, sebuah perlawanan terhadap raja zalim dengan cara yang unik. Mereka tidak melakukan konfrontasi dengan penguasa tetapi cukup menyembunyikan keimanannya, sambil menunggu pergantian kekuasaan.

Bagaimana menghadapi kezaliman penguasa? Bisa mencontoh pada Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Ashabul Ukhdud dan Ashabul Kahfi. Strategi mana yang diambil? Tergantung kemaslahatannya. Semua pilihan strategi tersebut adalah benar. Tidak ada yang lebih utama atau terbaik, semua tergantung timbangan kemaslahatan.

Akhir dari seluruh strategi adalah rakyat beriman kepada Allah. Allah yang membimbing strategi yang cocok dengan zaman dan tempatnya. Menghadapi penguasa saat ini? Atau diam terlebih dahulu menunggu kondisi yang kondusif seiring dengan kesadaran baru yang tumbuh pada diri masyarakat.

Ashabul Kahfi hanya sekelompok pemuda yang tidak memiliki kekuatan besar menghadapi kezaliman raja. Maka solusinya, menyembunyikan diri hingga terjadi perubahan besar di masyarakat. Momentum perubahan besar selalu ada, hanya butuh kesabaran penantian dan keistiqamahan bergerak saja.

Menyembunyikan diri. Mendidik tunas generasi baru yang tak terendus. Membangun pondasi spiritual generasi baru sebelum mereka diberikan momentum besar untuk merubah keadaan. Diam yang terus bergerak, mendidik dan memperbaiki. Diamnya air laut. Di atasnya tentram, namun dibawahnya terdapat arus besar perubahan.

Mensinergikan Berkebun dan Berladang Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Dalam surat Al-Kahfi ayat 32, Allah menyebutkan 2 kebun yang di...

Mensinergikan Berkebun dan Berladang

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Dalam surat Al-Kahfi ayat 32, Allah menyebutkan 2 kebun yang ditanami pohon Kurma dan Anggur, setelah itu baru menyebutkan ladang. Kebun cendrung untuk tanaman keras. Sedangkan ladang, cendrung untuk tanaman yang usianya singkat, seperti padi, palawija dan sayur mayur. Apakah ini prioritas urutan pertanian?

Hasil kebun memang sangat lama. Namun bila sudah berbuah, umurnya bisa di atas 5 tahun. Resiko panen dan pengelolaannya tidak terlalu besar. Pengelolaannya hanya beresiko di tahap awal. Setelah itu sangat minimal pemeliharaannya. Bagaimana dengan berladang?

Menanam padi, palawija dan sayuran, beresiko tinggi di setiap tahapan prosesnya. Dari memanam, pemeliharaan, panen hingga pasca panen. Juga, membutuhkan keahlian dan spesifikasi khusus agar hasilnya memuaskan. Jadi bagi yang belum memiliki pengalaman pertanian, sebaiknya fokus berkebun terlebih  dulu untuk meminimalisasi resiko.

Bila berkebun sudah menunjukkan hasil yang cukup aman untuk konsumsi, investasi dan sedekah, barulah merambah ke perladangan. Bagaimana perbandingan berkebun dan berladang? Allah menyebutkan 2 kebun dengan   1 ladang. Dalam surat Saba, Allah menjelaskan sebuah kota di sebuah lembah, yang dikelilingi dengan kebun-kebun.

Jadi, apakah berkebun harus lebih luas dari berladang? Bila fokusnya hanya berladang, akan menimbulkan resiko jangka panjang. Hutan habis. Penghijauan tidak ada. Terjadi kerusakan lingkungan dan iklim dunia. Oleh sebab itu, berkebun selalu didahulukan dari berladang. Kuantitas berkebun lebih banyak dari berladang.

Berladang harus dijalankan untuk meningkatkan produktivitas waktu. Bukankah panen dari hasil kebun tidak setiap saat? Memanfaatkan kapasitas yang menganggur. Limbah berkebun bisa untuk menyuburkan ladang. Limbah ladang bisa untuk menyuburkan kebun. Kebun dan ladang sebuah simbiosis yang saling mengisi.

Berkebun lalu berladang. Berkebun harus lebih luas dari berladang. Itulah konsep dasar mensinergikan berkebun dan berladang agar mengoptimalkan hasil dan meminimalisir resikonya. Semuanya dipandu oleh Al-Qur'an.

Jangan Menelantarkan Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Mengelola tanah merupakan sunah Rasulullah saw. Setelah Yahudi Madinah me...

Jangan Menelantarkan Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 



Mengelola tanah merupakan sunah Rasulullah saw. Setelah Yahudi Madinah meninggalkan benteng dan kebun-kebunnya, maka kebijakan Rasulullah saw yang berikutnya adalah bagaimana mengelola tanah tersebut. Beruntungnya, Muhajirin sudah belajar bertani pada Anshar pada awal hijrah. Jadi, sumber daya manusia yang terampil sudah ada untuk mengelola tanah.

Ada persoalan besar setelah pembebasan daerah Khaibar dan Fandak. Area tanah yang diperoleh sangat luas. Sumberdaya manusianya tidak cukup mengelola tanah yang luas tersebut. Bagaimana agar tanahnya tidak menganggur? Rasulullah saw menjalin kemitraan dengan kaum Yahudi dengan konsep bagi hasil.

Di era Umar bin Khatab, wilayah kekuasaan Muslimin sangat luas. Bagaimana mengelola tanah yang luas tersebut? Apakah akan diserahkan kepada pasukan Muslimin seperti pada era sebelumnya? Ini akan menyebabkan tanah menganggur. Karena luasnya tanah dibandingkan dengan kemampuan pasukan dalam mengelola tanah.

Umar bin Khatab mengambil kebijakan agar tanah tetap dikelola maksimal, tanah dikelola oleh pemilik asalnya, namun mereka dibebankan usyur sebesar 10% dari hasil panen untuk kas negara. Tanah menganggur berarti kezaliman karena mengabaikan tanggungjawab atas tanah yang telah diamanatkan.

Umar bin Abdul Aziz mendorong rakyatnya untuk mengelola tanah. Salah satu kebijakannya adalah negara membantu rakyatnya agar tanah yang tidak subur menjadi subur. Bahkan bagi yang membuka lahan baru, maka negara memberi bantuan rumah dan sarana pendukung untuk menghidupkan tanah tersebut.

Ada kebijakan khusus dari Umar bin Abdul Aziz bagi masyarakat yang mau mengelola tanah negara. Yaitu, diberi hak pengelolaan tanah bagi petani dengan hasil dibagi dua antara negara dan petani. Bila petani tidak sanggup, sepertiga hasilnya saja. Bila tidak sanggup; sepersepuluh dari hasilnya. Bila tidak sanggup,  tidak perlu ada bagu hasil. Bila tidak sanggup,  maka negara harus mengeluarkan modal agar petani dapat mengelola tanah tersebut.

Umar bin Abdul Aziz menghukum mereka yang merusak lahan pertanian. Suatu ketika ada pasukan yang melewati lahan pertanian, lalu merusaknya. Maka sang petani mengadukan persoalan tersebut kepada Umar bin Abdul Aziz. Umar pun memanggil memanggil pasukan tersebut dab memerintahkan mereka untuk mengganti kerugian atas rusaknya lahan tersebut.

Umar bin Abdul Aziz pun membuat kebijakan khusus bagi para pengelola tanah atau petani. Yaitu, membebaskan segala pungutan bila dengan pungutan tersebut membuatnya tidak sanggup mengelola tanahnya. Bahkan dipinjamkan dana agar petani mampu bekerja mengelola tanah tersebut.

Kesejahteraan itu bersumber dari tanah. Kekayaan itu awalnya dari tanah. Industri olahan pangan itu berawal dari hasil yang diperoleh dari pengelolaan tanah. Namun mengapa profesi mengelola tanah justru ditinggalkan?

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)