basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Nabi Musa

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Nabi Musa. Tampilkan semua postingan

Kisah Ibunda Musa, Cara Allah Mengokohkan Keyakinan akan Pertolongan-Nya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Musa baru saja diberika...

Kisah Ibunda Musa, Cara Allah Mengokohkan Keyakinan akan Pertolongan-Nya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Musa baru saja diberikan wahyu oleh Allah dalam perjalanan dari Madyan ke Mesir. Allah memperlihatkan bekal kemukjizatan pada Nabi Musa berupa tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang bercahaya putih.

Setelah diberi bekal tersebut, Allah memerintahkannya untuk mendatangi istana Firaun untuk berdakwah. Meluruskan kesalahan Firaun. Namun, masih ada keraguan. Bagaimana mungkin lari dari Mesir lalu kembali dengan langsung menghadapi Firaun?

Di saat keraguan tersebut, Allah mengingatkan liku-liku kehidupan Nabi Musa di saat kecil. Perjalanan ibunda Musa saat menghanyutkannya ke sungai yang baru saja terjadi yang amat dekat dengannya. Kisah ini diabadikan dalam surat Tahaa ayat 37-40,

Dan sungguh, Kami telah memberikan nikmat kepada Anda pada kesempatan yang lain (sebelum ini), (37)

(yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan, (38)

(yaitu), letakkan dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (39)

(Yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu dia berkata (kepada keluarga Fir'aun), 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?' Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hati dan tidak bersedih hati. (40)

Dalam kisah tersebut, Allah yang merancang semua perjalanan hidup. Merancang semua takdir. Selalu membersamai hamba-Nya. Jadi, mengapa harus takut dengan Firaun? Akhirnya Nabi Musa pun dengan keyakinan kuat melangkahkan kaki menuju istana Firaun.

Perjalan Firaun, Haman dan Qarun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Al-Qur'an menyebut Firaun, Haman dan Qarun secara bersamaan di d...

Perjalan Firaun, Haman dan Qarun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Al-Qur'an menyebut Firaun, Haman dan Qarun secara bersamaan di dua surat yang berbeda. Bila ketiga kekuatan ini bergabung, sangat kuatlah kedudukannya. Tak ada bisa yang mengoyangkannya. Tak ada yang bisa melemahkannya.

Firaun sosok pemegang hukum tertinggi. Ucapannya adalah hukum tertinggi. Tak ada yang bisa membantahnya. Oleh sebab itu, dia butuh "gelar" tuhan agar seluruh sistem hukum dan kekuasaan di bawah kendalinya.

Haman adalah sosok eksekusi yang paling pawai, kejam dan menghalalkan semua cara untuk mewujudkan hukum Firaun. Seluruh struktur jabatan, dan orang yang memangku jabatan, berada dalam wewenangnya. Seluruh sumber daya dan infrastruktur dibawah kendalinya.

Qarun adalah sosok yang menggali, menyediakan dan mendistribusikan seluruh sumber daya dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mewujudkan perintah Firaun. Bagaimana agar yang lain mau menghamba jadi budak penguasa? Cukup memamerkan kekayaannya.

Firaun dan Haman tokoh dari bangsa Mesir. Qarun tokoh dari bani Israel. Mereka menggengam kekuasaan, jabatan dan kekayaan. Namun, ketiganya memiliki sikap yang sama terhadap Nabi Musa, yaitu Musa itu penyihir dan pendusta. Mereka pun melakukan tindakan yang sama, yaitu kesewenangan, kezaliman dan permusuhan.

Para pelaku kezaliman akan selalu bertemu sesama mereka, meskipun berlainan negri dan suku bangsa. Meskipun berbeda kekuatannya. Oleh karena Al-Qur'an menyamakan dan mensejajarkan Firaun, Haman dan Qarun.

Faktor penyebab kezaliman  di antaranya adalah kekuasaan, harta, kedudukan dan jabatan. Namun, titik temu semua itu adalah akibat yang ditimbulkannya, yaitu kezaliman. Bagaimana akibat yang ditanggung mereka?

dan (juga) Karun, Fir'aun dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah). (Al-Ankabut: 39)

Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. (Al-Ankabut: 40)



Kisah Qarun dalam Al-Qur'an  Allah menjelaskan jati diri Qarun dalam surat Al-Qasas ayat 76-83,  Sesungguhnya Karun termasuk...

Kisah Qarun dalam Al-Qur'an 

Allah menjelaskan jati diri Qarun dalam surat Al-Qasas ayat 76-83, 

Sesungguhnya Karun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaraan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. 

(Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri." (76)

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (77)

Dia (Karun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka. (78)

Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar." (79)

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar." (80)

Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. (81)

Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu berkata, "Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya).

Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)." (82)

Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik)1 itu bagi orang-orang yang bertakwa. (83)

Sosok Tersembunyi Pembela Nabi Musa  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah Nabi Musa dengan Firaun memenuhi kisah-kisah dalam Al-Qur&...

Sosok Tersembunyi Pembela Nabi Musa 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah Nabi Musa dengan Firaun memenuhi kisah-kisah dalam Al-Qur'an. Ini kisah yang paling frontal. Ini kisah pertarungan head to head. Firaun menggunakan seluruh instrumen kekuasaannya untuk menghancurkan Nabi Musa dan pengikutnya.

Dalam kezaliman dan keangkaramurkaan Firaun, ternyata tak semuanya seperti Haman dan Qarun. Dalam kemewahan dan gemerlapan kalangan istana Mesir, ternyata masih ada yang bersih kehidupannya.

Saat bayi Musa dalam pemburuan upaya pembunuhan. Ternyata ada sosok yang tak disebutkan namanya langsung dalam Al-Qur'an. Sosok wanita yang menyelamatkan bayi Musa dari hanyutan aliran sungai Nil.

Saat pemuda Musa terdiam di sebuah kota karena tak sengaja membunuh pemuda Mesir. Kalangan istana sedang merancang upaya pembunuhan terhadap pemuda Musa. Namun, tak disangka datang sosok laki-laki yang tergopoh-gopoh menginformasikan agar Musa segera berlari dan menyembunyikan dirinya, karena pasukan Firaun akan mengejarnya.

Saat Musa mendatangi istana. Firaun merencanakan pembunuhan terhadap  dirinya dan kaumnya, muncullah sosok laki-laki yang menentang upaya tersebut dengan menyodorkan beragam fakta sejarah akibat pembunuhan terhadap Nabi.

Saat Nabi Musa membutuhkan pemahaman terhadap ilmu-ilmu yang mendalam, muncullah sosok orang shaleh yang mengajarkan beragam ilmu laduni. Tidak hanya itu, para ahli sihir yang sebelumnya menentang Musa karena imbalan luar biasa dari Firaun, ternyata berbalik membela Nabi Musa.

Banyak tokoh yang tersembunyi yang membela perjuangan Nabi Musa. Tokoh yang tetap terjaga hati, akal dan jiwanya, di tengah hiruk pikuk kesesatan dan perak porandanya zaman. Mereka akan muncul dan menolong para mujahid di saat tak terduga dan tepat.

Wabah, Peringatan Allah sebelum Firaun Ditenggelamkan Musa berkata kepada kaumnya, "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan b...

Wabah, Peringatan Allah sebelum Firaun Ditenggelamkan


Musa berkata kepada kaumnya, "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (128)

Mereka (kaum Musa) berkata, "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum engkau datang kepada kami dan setelah engkau datang." (Musa) menjawab, "Mudah-mudahan Tuhanmu membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi; maka Dia akan melihat bagaimana perbuatanmu." (129)

Dan sungguh, Kami telah menghukum Fir'aun dan kaumnya dengan (mendatangkan musim kemarau) bertahun-tahun dan kekurangan buah-buahan, agar mereka mengambil pelajaran. (130)

Kemudian apabila kebaikan (kemakmuran) datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini adalah karena (usaha) kami." Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan pengikutnya. Ketahuilah, sesungguhnya nasib mereka di tangan Allah, namun kebanyakan mereka tidak mengetahui. (131)

Dan mereka berkata (kepada Musa), "Bukti apa pun yang engkau bawa kepada kami untuk menyihir kami, kami tidak akan beriman kepadamu." (132)

Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (133)

Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata, "Wahai Musa! Mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu sesuai dengan janji-Nya kepadamu. Jika engkau dapat menghilangkan azab itu dari kami, niscaya kami akan beriman kepadamu dan pasti akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu." (134)

Tetapi setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang harus mereka penuhi ternyata mereka ingkar janji. (135)

Maka Kami hukum sebagian di antara mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan melalaikan ayat-ayat Kami. (136)


Liku-liku Perjuangan Nabi Musa Hingga Firaun Ditenggelamkan Apa yang dilakukan Nabi Musa sejak mendatangi Firaun di Istana hingg...

Liku-liku Perjuangan Nabi Musa Hingga Firaun Ditenggelamkan


Apa yang dilakukan Nabi Musa sejak mendatangi Firaun di Istana hingga Allah memberikan pertolongan-Nya?

Nabi Musa terus membangun dan mengokohkan masyarakat. Liku-liku ini dijelaskan dalam surat Yunus ayat 83 hingga 89.

Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, selain keturunan dari kaumnya dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan para pemuka (kaum)nya akan menyiksa mereka.

Dan Sungguh, Fir'aun itu benar-benar telah berbuat sewenang-wenang di bumi, dan benar-benar termasuk orang yang melampaui batas. (83)

Dan Musa berkata, "Wahai kaumku! Apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang muslim (berserah diri)." (84)

Lalu mereka berkata, "Kepada Allahlah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim, (85)

dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari orang-orang kafir." (86)

Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya, "Ambillah beberapa rumah di Mesir untuk (tempat tinggal) kaummu dan jadikanlah rumah-rumahmu itu tempat ibadah dan laksanakanlah salat serta gembirakanlah orang-orang mukmin." (87)

Dan Musa berkata, "Ya Tuhan kami, Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia.

Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan, binasakanlah harta mereka, dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih." (88)

Dia Allah berfirman, "Sungguh, telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan jangan sekali-kali kamu mengikuti jalan orang yang tidak mengetahui." (89)

Koalisi dan Oposisi dengan Firaun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Yusuf dari Palestina ke Mesir. Leluhurnya terdahulu, Nabi Ibr...

Koalisi dan Oposisi dengan Firaun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Yusuf dari Palestina ke Mesir. Leluhurnya terdahulu, Nabi Ibrahim, pernah juga singgah di istana Firaun. Nabi Ibrahim berkomunikasi dengan Firaun. Bahkan, saat dari Mesir, Firaun menitipkan keluarganya, yang kemudian menjadi istri Nabi Ibrahim, yaitu Siti Hajar.

Nabi Yusuf merasakan buruknya sistem hukum di Mesir. Hingga harus dipenjara dengan rekayasa bukti dan dakwaan. Namun, Nabi Yusuf terus berupaya mengajukan banding ke Firaun. Hingga, bandingnya diterima karena Yusuf bisa menafsirkan mimpi Firaun. 

Apakah Yusuf sakit hati dengan rekayasa hitam hukum Firaun? Yusuf justru menawarkan diri untuk menyelesaikan persoalan bangsa Mesir. Memilih koalisi, daripada kehancuran total bangsa Mesir. Bukankah ini tugas sang khalifah di muka bumi?

Berbeda dengan Nabi Musa, lebih memilih beroposisi. Sebelum beroposisi. Dia sudah menawarkan agar tidak beroposisi dengan memberikan dua opsi. Yaitu, Firaun menyembah Allah atau membiarkan dirinya dan bani Israel keluar dari Mesir. Namun kedua opsi tersebut di tolaknya.

Saat Mesir ditimpa wabah, Firaun meminta bantuan kepada Nabi Musa. Walaupun beroposisi, Nabi Musa tetap membantu Firaun untuk menyelesaikan persoalan Mesir. Para ahli sihir, merubah sikap dari koalisi menjadi oposisi, setelah memahami bahwa kebenaran itu berada di pihak Nabi Musa.

Namun ada pula sosok mukmin di era Nabi Musa yang memilih berkoalisi dengan Firaun. Dia berasal dari keluarga Firaun. Dia menyembunyikan keimanannya. Dia memiliki pemahaman yang kuat terhadap perjalanan bangsa Mesir dan perjalanan bangsa-bangsa di sekitar Mesir yang telah hancur.

Sosok mukmin ini memilih berkoalisi dengan Firaun, tidak mengikuti jejak oposisinya Nabi Musa. Tujuannya, menyelamatkan Mesir dari kehancuran dengan mengikuti opsi dari Nabi Musa dan meredam niat istana untuk membunuh Nabi Musa dan pengikutnya.

Mau berkoalisi atau beroposisi? Semuanya ranah ijtihadi. Semuanya dicontohkan oleh para nabi dan rasul dan orang shaleh terdahulu.

Intelektualitas Mukmin yang Berkoalisi dengan Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana cara sosok Mukmin mempengaruhi kebijak...

Intelektualitas Mukmin yang Berkoalisi dengan Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagaimana cara sosok Mukmin mempengaruhi kebijakan Firaun yang hendak membunuh Nabi Musa dan pengikutnya? 

Sosok Mukmin mengungkapkan fakta-fakta penyebab kehancuran umat-umat dan penguasa terdahulu. Jangan terlena dengan kekuasaan hari ini, "Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!"

Umat terdahulu, yang lebih kuat dan besar kekuasaan, lalu bersatu padu dengan membuat aliansi sekutu pun hancur, "Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka."

Firaun terpojok dengan argumentasi ini, dengan berkata: "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar".

Sosok mukmin ini pun memaparkan fakta masa lalu di Mesir. Fakta fenomenal yang selalu diingat oleh setiap rakyat dan penguasa Mesir. Bukankah seorang Nabi pun pernah menjadi bagian dari kekuasaan Firaun? Yang memberikan bantuan kepada Firaun terdahulu? Sehingga Mesir terselamatkan dari bencana krisis selama 7 tahun.

"Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: "Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya."

Tidak itu saja, bukankah Nabi Musa dan bani Israel merupakan keturunan dari Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya? Yang telah berjasa kepada Mesir? Mengeksplorasi fakta dan data, itulah argumentasi yang diungkapkan sosok Mukmin yang berusaha meluruskan kebijakan Firaun.

Orang Mukmin yang Berkoalisi dengan Fir'aun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Yang berada di sekitar Firaun ternyata bukan saja Ham...

Orang Mukmin yang Berkoalisi dengan Fir'aun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Yang berada di sekitar Firaun ternyata bukan saja Haman dan Qarun, tetapi juga ada dari kalangan yang beriman. Peran Haman dan Qarun, menjadi tangan kanannya Firaun yang mengkonsep dan mengeksekusi setiap kebijakan Firaun.

Musa mendatangi Firaun di istananya. Namun, Firaun, Haman dan Qarun berkata, "Musa itu seorang penyihir dan pendusta." Tidak itu saja, mereka memerintahkan, "Bunuhlah anak laki-laki dari orang yang beriman dan biarkan hidup perempuan-perempuan mereka."

Lalu apa peranan orang beriman saat berkoalisi dengan Firaun? Mengapa dia tidak beroposisi seperti Nabi Musa? Mengapa keberadaannya tidak mengusik Firaun seperti tindakan Firaun yang membunuh para ahli sihir karena mengikuti Nabi Musa?

Orang beriman ini berasal dari keluarga Firaun. Dia menyembunyikan keimanan. Dengan kondisi ini, apakah orang yang beriman ini berdiam diri atas kebijakan Firaun yang hendak membunuh Nabi Musa dan pengikutnya?

Orang beriman ini menasihati Firaun ketika Musa telah meninggalkan Istana. Orang mukmin ini tidak mengungkapkan bahwa dia mendukung Musa, tetapi menentang rencana kebijakan pembunuhan Firaun terhadap Musa dan pengikutnya.

Orang mukmin tersebut berkata dihadapan Firaun, "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu." 

"Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu".

Jadi peran orang mukmin yang berkoalisi dengan Firaun adalah untuk mempengaruhi,  mengoreksi dan memperbaiki kebijakan yang bisa menghancurkan dan membunuh kebaikan. Walaupun, dia tidak bisa merubah ideologi penguasanya.

Firaun Terpojok, Saat Kaumnya Menasihatinya dengan Fakta Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Musa mendatangi Firaun di istananya....

Firaun Terpojok, Saat Kaumnya Menasihatinya dengan Fakta Sejarah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Musa mendatangi Firaun di istananya. Namun, Firaun, Haman dan Qarun berkata, "Musa itu seorang penyihir dan pendusta." Tidak itu saja, mereka memerintahkan, "Bunuhlah anak laki-laki dari orang yang beriman dan biarkan hidup perempuan-perempuan mereka."

Firaun menambahkan, "Biar aku yang membunuh Musa dan suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sungguh aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi." Bagaimana reaksi terhadap rencana pembunuhan Musa? 

Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu." 

"Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu". Bagaimana reaksi atas rencana tersebut? 

Laki-laki itu melanjutkan,  "Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!"

Fir'aun berkata: "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar".

Dan orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa (bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Aad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka."

"Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil. (Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorangpun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorangpun yang akan memberi petunjuk."

Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: "Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya."

Kisah dipaparkan dalam Al-Qur'an surat Mukmin ayat 23-34. Seorang kaum dari Firaun memaparkan nasihat berlandaskan kisah Nabi Nuh, Aad, Tsamud dan Yusuf. 

Bergugurannya Pasukan Thalut  Pasukan Thalut ketika beragkat berjumlah 40.000 Sebelum melawati sungai sdh di ingatkan agar janga...

Bergugurannya Pasukan Thalut 


Pasukan Thalut ketika beragkat berjumlah 40.000
Sebelum melawati sungai sdh di ingatkan agar jangan meminum air berlebih, yg di perbolehkan hanya 1 ciduk air di tangan

Kemudian setelah melewati sungai yang terus berangkat menyisakan 6.000 aja

Sambil terus  menuju tempat peperangan dan bertemu pasukan jalur sebagian besar mundur krn jumlah pasukan musuh sangat banyak, ada yg meriwayatkan 100.000

Sehingga tersisa pasukan yang benar benar berperang tinggal 313 pasukan

Kam min fiatin qolilatin Gholabat katsirotan bi idznillah...

Antara Pasukan Thalut dan Pasukan Khaibar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pasukan Thalut terdiri dari Bani Israel yang meminta kepada...

Antara Pasukan Thalut dan Pasukan Khaibar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Pasukan Thalut terdiri dari Bani Israel yang meminta kepada Nabinya untuk berperang sebab sudah tak kuat lagi dengan penderitaan karena kezaliman penguasa. Namun, mereka berselisih saat Thalut diangkat menjadi pemimpin, padahal itu merupakan sabda Nabinya.

Bukan hanya itu, saat pasukan tersebut diuji dengan sebuah sebuah sungai, sang pemimpin Thalut berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi Bani Israel meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Bagaimana dengan pasukan Rasulullah saw yang berhasil membebaskan benteng-benteng Khaibar milik Yahudi? Benteng besar yang dibebaskan sebanyak 5 buah. Benteng kecil berjumlah puluhan. Rasulullah saw menuntaskan pembebasan ini dalam waktu dua bulan. Bagaimana kondisi perbekalan logistiknya?

Dikisahkan, kesusahan dan kelaparan yang menerjang Muslimin sudah sangat parah, sehingga tidak ada jalan  untuk menghilangkan lapar yang akut itu kecuali dengan menyembelih keledai piaran mereka. Namun, pada saat daging keledai telah dimasukkan ke periuk-periuk yang airnya sudah mendidih. Saat daging telah siap disantap. Tiba-tiba, datang larangan Rasulullah saw untuk memakan daging keledai peliharaan.

Apa reaksi para Sahabat? Seluruhnya menumpahkan periuk-periuk tersebut.  Padahal, tidak ada lagi makanan yang dimakan, tak ada lagi sebutir kurma pun yang tersisa. Tak ada yang memprotes, mencabut senjata, atau meninggalkan medan pertempuran.

Pasukan Muslimin sangat teguh dan disiplin dalam mematuhi perintah yang sulit maupun yang mudah, yang disukai maupun yang dibenci. Senantiasa melepaskan dominasi perutnya meskipun berada dipuncak kelaparan dan harus berperang. Itulah ketangguhan mental yang sangat tinggi yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah. Bukankah itu karakter rakyat Palestina saat ini?

Kisah Pertempuran Pertama dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Banyak pertempuran yang dilalui oleh Rasulullah saw, na...

Kisah Pertempuran Pertama dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Banyak pertempuran yang dilalui oleh Rasulullah saw, namun mengapa hanya pertempuran tertentu saja yang dikisahkan dalam Al-Qur'an? Mengapa  bukan pertempuran Rasulullah saw yang dimunculkan dalam Al-Qur'an?

Surat Al-Baqarah merupakan surat ke dua dalam Al-Qur'an, namun mengapa kisah pertempuran pertamanya tentang Thalut yang memimpin pertempuran? Berarti, pertempuran Thalut dan Jalut adalah pondasi kemenangan sebuah pertempuran. Juga, liku-liku awal hingga akhirnya pertempuran di setiap zaman dan generasi.

Kapan pertempuran dimulai? Bani Israel terjebak dengan penderitaan berat yang dialami sebagai momentum dimulainya perang. Sebagai momentum menggelorakan perang. Padahal, kemenangan tidak diukur sini.

Bani Israel terjebak dengan perselisihan tentang siapa yang tepat untuk memimpin pertempuran. Ukurannya, adalah feodalisme dan nepotisme, sehingga mereka lemah sebelum bertempur.

Bani Israel tidak memiliki mental yang tangguh dalam bertempur, sehingga saat diuji dengan air sungai yang seharusnya diminum secukupnya, justru tidak ditaati. Sehingga, terbuai dengan hawa nafsu kesenangan.

Bani Israel terjebak dengan kekuatan musuh yang besar dan kuat, sehingga muncul keraguan lalu meninggalkan medan pertempuran. Lalu, hanya kelompok kecil memiliki mental bertempur.

Oleh sebab itulah, kisah pertempuran Thalut ditutup dengan doa, "Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (Al-Baqarah: 250)

Sebab hanya mental tempurlah yang menyebabkan kemenangan pertempuran.

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. L...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an


Kisah Thalut dijadikannya raja. Pertarungan Thalut melawan Jalut, serta kemunculan Nabi Daud. Lalu, Daud diangkat menjadi raja dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 246-252,

Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah."

Nabi mereka menjawab, "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?"

Mereka menjawab, "Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?"

Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. (246)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu." 

Mereka menjawab, "Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?"

(Nabi) menjawab, "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (247)

Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat." Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Allah) bagimu, jika kamu orang beriman. (248)

Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, "Allah akan menguji kamu dengan satu sungai. Maka barang siapa meminum (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barang siapa tidak meminumnya, maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan."

Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil dari mereka. Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya menyeberangi sungai itu, mereka berkata, "Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya."

Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, "Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah." Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (249)

Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (250)

Maka mereka mengalahkannya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut. Kemudian Allah memberinya (Dawud) kerajaan, dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki.

Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam. (251)

Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan kepadamu dengan benar dan engkau (Muhammad) adalah benar-benar seorang rasul. (252)

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246...

Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, Ada Kesamaran yang Tak Perlu Dijelaskan


Kisah Thalut dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah 246-252, ada beberapa hal yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

1. Zaman terjadinya Kisah Thalut, hanya disebutkan setelah Nabi Musa
2. Nama Nabi di zamannya
3. Nasab keturunannya, bagaimana awal perkembangannya hingga menjadi raja
4. Rincian luasnya ilmu dan bagaimana pengelolaan pemerintahnya
5. Tabut dan kisahnya

Mengapa tidak dijelaskan detail? Sebab bila dijelaskan pun tidak mengandung faedah apa pun. Allah menyebutkan apa yang memiliki faedah kaum muslimin dan yang mau melihat dan mengambil pelajaran.

Anehnya, sebagian ahli tafsir, sejarawan, para penulis, dan ahli hadist, tidak mencukupkan dengan apa yang dipaparkan oleh Al-Qur'an dan hadits. Malah, mendatangkan cerita-cerita Israiliyat.

Mereka mencari tahu dari cerita-cerita Israiliyat untuk memecahkan yang samar, mendetailkan peristiwa tadi, namun mereka tidak bisa memberikan ilmu baru dan faedah apa pun.

Dengan demikian, semuanya sebuah tindakan pemborosan terhadap energi dan waktu yang bukan pada tempatnya, dan meninggalkan paparan Al-Qur'an dan apa yang dikandungnya, dari pelajaran dan Ibrah,  serta petunjuk yang ada di dalamnya.

Sumber:
Ali Muhammad Shalabi, Fiqh Tamkin, Pustaka Al-Kautsar

Bayi Musa dan Kekuatan Firaun  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bayi yang baru lahir, mengapa bisa hidup? Seorang anak yang belum bali...

Bayi Musa dan Kekuatan Firaun 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bayi yang baru lahir, mengapa bisa hidup? Seorang anak yang belum baligh, mengapa bisa hidup? Pada sisi lain, banyak yang menyuarakan bahwa hidup harus memiliki target dan impian? Apakah bayi dan anak kecil memiliki impian dan obsesi?

Bayi Musa dialirkan ke sungai. Mengapa bisa selamat hanya dengan mengikuti aliran air yang tak bisa dikendalikannya? Sang ibu pun, hanya menyaksikan saja. Tidak melakukan apa pun.

Sang bayi berada di pangkuannya Firaun yang hendak membunuhnya. Mengapa tidak jadi dibunuh? Mengapa justru kembali ke gendongan ibunya? Semuanya tak ada perencanaan dan strategi. Jadi apa yang membuat seluruh kejadian tersebut?

Firaun membuat perencanaan, strategi,  mengerahkan seluruh sumber daya dan kekuatannya. Melaksanakan misinya dengan sangat detail dan eksekusi yang sempurna. Mengapa mengalami kegagalan? Berarti ada yang lebih dominan dan mumpuni dari perencanaan, strategi, eksekusi dan sumberdaya.

Begitu pun saat pemuda Musa melarikan diri dari Mesir ke Madyan. Adakah perbekalan mukjizat? Adakah perbekalan yang cukup? Adakah perencanaan dan strategi agar selamat? Pemuda Musa hanya berlari dan berlari untuk menyelamatkan diri.

Mengapa Firaun dengan pasukan terlatih, kendaraan yang berlari kencang, dan perbekalan yang mencukupi, tidak mampu mengejar pemuda Musa? Berarti ada yang lebih dominan dan mumpuni dari kekuatan Firaun.

Kekuatan tertinggi itu adalah ketaatan kepada Allah. Sumberdaya terbesar adalah langkah kaki yang ingin menjadi abdinya Allah. Infrastruktur yang terkuat adalah syariat-Nya. Kelak, semuanya diperjalankan oleh Allah.

Suasana Kejiwaan Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Berjalan dalam suasana kegersangan dan panas terik. Tidak itu ...

Suasana Kejiwaan Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Berjalan dalam suasana kegersangan dan panas terik. Tidak itu saja, seluruh pemuda terpilih kafir Quraisy mengejarnya. Tidak itu saja, seluruh kabilah Arab mencarinya karena imbalannya sangat besar bila berhasil menangkap Rasulullah saw dalam kondisi hidup atau mati. Namun, bagaimana suasana kejiwaan Rasulullah saw?

Sahabatnya Abu Bakar, terkadang terasuki was-was, terutama saat di gua Tsur. Sebab, kaki-kaki pemuda kafir Quraisy berada di atas kepala mereka. Namun, Rasulullah saw menentramkannya, bahwa Allah bersama mereka. Apa buktinya?

Selama perjalanan hijrah, ada satu surat di Al-Qur'an yang tuntas diwahyukan Allah. Surat yang berkisah tentang perjalanan seorang bayi, yang diburu untuk dibunuh oleh bala tentara Firaun.  Firaun mengerahkan kekuatan penuh untuk membunuh bayi tersebut.

Bila bayi yang lemah dan tak berdaya. Tanpa memiliki perencanaan dan strategi. Bila bayi yang sendirian terhanyut di sungai Nil, hanya mengikuti aliran sungai yang tidak tahu arahnya saja selamat,  bagaimana dengan Rasulullah saw yang dipadukan dengan rencana dan strategi?

Bila seorang pemuda Muda berjalan sendiri dari Mesir tanpa tahu arahnya. Sedangkan yang mengejarnya merupakan pasukan terlatih dan terhebat di zamannya, saja selamat. Bagaimana dengan hijrah yang waktu, teman perjalanan dan tujuannya sudah ditentukan Allah swt?

Sedangkan Firaun yang dikawal dengan bala tentaranya. Qarun yang perjalanannya membawa kekayaan dan dikawal oleh pemuda yang kuat. Namun tidak selamat, tenggelam oleh bumi dan lautan? Jadi, persoalan selamat atau tidaknya sebuah perjalanan, bukan kekuatan dan infrastrukturnya, tetapi misi perjalanannya.

Di dalam perjalanan, Rasulullah saw menyaksikan sendiri kisah-kisah Nabi Musa yang sangat nyata. Terjepit dan terkurung di gua Tsur. Terkejar oleh Suraqah bin Malik. Semuanya tak menghalangi perjalanannya untuk tiba di Madinah.

Kisah Para Ibu dan Bayinya, yang Merevolusi Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar Di padang pasir yang gersang, iklim yang ekster...

Kisah Para Ibu dan Bayinya, yang Merevolusi Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Di padang pasir yang gersang, iklim yang eksterm dan tak ada kehidupan. Siti Hajar dan bayinya Ismail, menjalani kehidupan. Mereka berdua mulai langkah membangun peradaban tauhid. Kelak, lahirlah bangsa Arab yang menjadi pembela ketauhidan dan kebenaran.

Di suatu malam, hanya ditemani pembantunya, lahirlah seorang bayi dari rahim Siti Aminah. Sang ayah telah wafat, saat sang bayi dalam kandungan. Sang ibu merawatnya sendiri tanpa kehadiran ayah. Kelak, sang bayi menjadi penghulu para Nabi dari bangsa Arab.

Bangsa Arab dilahirkan dan menjadi pemimpin peradaban karena Ibunda Hajar dan bayinya Ismail dan Ibunda Aminah dengan bayinya Muhammad saw.

Dalam kejaran Firaun dan infrastruktur militernya. Seorang ibu menggendong bayi yang terus menangis. Akan kemanakah? Sebab seluruh jengkal tanah sudah diawasi oleh intelejen dan pasukan yang akan membunuh bayi tersebut.

Sang ibu membawanya ke tepian sungai. Menghanyutkannya ke sungai Nil. Kisah perlawanan Bani Israel terhadap kezaliman Firaun. Kisah agama Yahudi, bermula dari Ibunda dan bayinya Musa di tepian sungai Nil.

Sang bunda, selalu berada di Masjidil Aqsha. Sejak di dalam kandungan, sudah dinazarkan untuk berkhidmat di Masjidil Aqsha. Dia wanita suci yang senantiasa beribadah. Yang mendapat pemeliharaan dari Allah.

Allah telah menentukan Kehendak-Nya. Dari wanita perawan yang suci, terlahirlah bayi suci bernama Isa. Bayi yang mampu berbicara dan berdakwah di saat bayi. Dari mereka berdualah, perlawanan terhadap kezaliman Romawi dan Yahudi dimulai. Kelak, lahirlah agama Nasrani.

Revolusi peradaban dunia dimulai dari Ibunda dan bayinya, tanpa ayah disisinya.

Kisah Para Nabi yang Menemani Hijrah Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam kejaran kafir Quraisy. Dari titik persembun...

Kisah Para Nabi yang Menemani Hijrah Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam kejaran kafir Quraisy. Dari titik persembunyian ke titik persembunyian  lainnya. Dalam drama ketegangan yang harus penuh kewaspadaan. Apakah energi Rasulullah saw terkuras dengan kekhawatiran? Ternyata Allah mewahyukan kisah yang sangat spesial.

Dalam perjalanan dan ketegangan pun, tak boleh menganggur dari bimbingan wahyu. Tak boleh berhenti belajar. Justru pembelajaran selama hijrah hanya membuat kisah-kisah saja. Tidak ada wahyu yang berkaitan dengan hukum.

Allah mengisahkan perjalanan bayi Musa dan ibundanya yang dalam kejaran upaya pembunuhan oleh Fir'aun dan infrastruktur militernya. Ibunda Musa harus melepaskan bayinya. Allah menjanjikan bahwa sang bayi akan kembali ke pangkuannya.

Allah mengisahkan pula, saat Musa remaja. Saat berada di sebuah kota, ada pemuda Mesir yang menganiaya pemuda Bani Israel. Pemuda Bani Israel meminta pertolongan kepada Musa. Musa memukulnya, tak disangka pemuda Mesir itu tewas. 

Berita tewasnya pemuda Mesir tersebar. Musa menunggu informasi apa yang akan terjadi akibat perbuatan nya. Ada seseorang yang mendekati Musa, menginformasikan bahwa kalangan istana berencana membunuh Musa. Musa diperintahkan untuk pergi segera untuk menghindari kejaran infrastruktur militer Firaun. Lalu, Allah menceritakan liku-liku perjalanan Musa hingga ke negri Madyan.

Allah juga mengkisahkan sosok lain yang keluar dari negrinya. Dialah Qarun, yang keluar dari kediamannya, untuk memamerkan kekayaan yang kunci-kuncinya harus dibawa oleh kendaraan yang mengular dan sosok yang kuat. Qarun berakhir dengan kebinasaan.

Berbeda dengan Musa, di negri Madyan, dia mendapatkan kemakmuran dan perlindungan. Kembali ke Mesir, kekuasaan Firaun dihancurkan. Itulah kisah-kisah yang menemani hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah.

Persoalan Pribadi Sang Firaun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sang raja Mesir yang menganggap dirinya tuhan, apakah tidak memiliki pe...

Persoalan Pribadi Sang Firaun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sang raja Mesir yang menganggap dirinya tuhan, apakah tidak memiliki persoalan yang sangat personal? Persoalan ini yang sangat menekan dirinya sebagai raja. Yang berpengaruh pada keberlangsungan kekuasaannya. Bukankah para penguasa, persoalan terbesarnya tentang kekuasaan pula?

Sang raja Mesir tak memiliki anak. Bukankah anak itu penyejuk hati? Bukankah anak itu sumber kebahagiaan? Kekuasaan tanpa anak. Kekayaan tanpa anak. Bagaimana rasanya? Inilah yang menekan kejiwaan Firaun.

Oleh sebab itu, saat di pinggir istana, di tepian sungai Nil mengapung perahu dengan suara tangisan bayi yang keras, nurani keluarga Firaun tersentuh, untuk melihatnya. Kemudian memungutnya.

Maka dia dipungut oleh keluarga Fir'aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang berdosa. (Al-Qasas: 8)

Saat dilihat, ternyata postur tubuh sang bayi sangat cocok menjadi sosok raja yang perkasa. Bukankah kelak, bayi Musa menjadi pemuda dengan satu pukulan bisa membunuh? Dikejar ke negri Madyan tak tersusul oleh pasukan Firaun? Menang bersaing mengambil air? Mampu mengelola lahan pertanian dan peternakan yang luas? Karakter ini sudah terbaca oleh keluarga Fir'aun  saat melihat bayi Musa.

Dan istri Fir'aun berkata, "(Dia) adalah penyejuk mata hati yang memenuhi dan bagimu. Janganlah engkau membunuh, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita ambil dia menjadi anak," sedang mereka tidak menyadarinya. (Al-Qasas: 9)

Musa kecil menjadi kebanggaan Firaun. Dia menggendongnya dihadapan para pembesarnya. Namun kerisauannya muncul kembali, saat Musa memegang janggutnya. Apa Musa kecil menjadi pelanjut kekuasaannya atau yang mengambil alih kekuasaannya? Untuk itulah, Firaun mengujinya dengan diminta memakan roti atau bara api.

Kerisauan Firaun terus berlanjut tentang keberlangsungan kekuasaannya yang berawal dari belum memiliki keturunan. Inilah persoalan krusial para penguasa. 

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (355) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (26) Nabi Nuh (3) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (131) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)