basmalah Pictures, Images and Photos
10/03/25 - Our Islamic Story

Choose your Language

Kemerdekaan Palestina: Amal Jariyah Semua Bangsa dan Agama Surat dari Gaza kepada Dunia Assalamualaikum warahmatullahi wabarakat...

Kemerdekaan Palestina: Amal Jariyah Semua Bangsa dan Agama

Surat dari Gaza kepada Dunia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, dan salam damai bagi seluruh umat manusia.

Kami menulis kepada kalian dari reruntuhan Gaza. Dari rumah yang sudah rata dengan tanah, dari masjid yang tinggal puing, dari sekolah yang kini menjadi kuburan. Tapi kami tahu: suara ini tidak hilang. Ia menembus tembok blokade, menyeberang laut, dan sampai ke hati kalian.

Hari ini kami ingin berbicara tentang sebuah kata yang mungkin jarang dipikirkan ketika menyebut Palestina: amal jariyah. Ya, amal jariyah. Karena kami percaya, kemerdekaan kami bukan hanya perjuangan kami, melainkan amal jariyah seluruh bangsa dan agama.


---

1. Apa Itu Amal Jariyah?

Dalam Islam, Rasulullah ï·º bersabda:

> “Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
— HR. Muslim



Biasanya amal jariyah dipahami sebagai wakaf, masjid, sumur, atau sekolah. Tetapi di Gaza kami belajar: amal jariyah juga bisa berupa perjuangan melawan penindasan, doa yang tidak berhenti, solidaritas yang mengalir melintasi benua.

Setiap kali kalian menyumbang, menulis, berdoa, menolak produk yang menopang penjajahan, sesungguhnya kalian sedang menanam benih amal jariyah. Bukan hanya untuk Palestina, tetapi untuk anak cucu kalian sendiri.


---

2. Palestina: Pusat Nurani Dunia

Mengapa Palestina begitu penting?

Karena tanah ini adalah simpul tiga agama samawi.

Di sini ada Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam.

Di sini ada Gereja Makam Kudus, tempat umat Kristiani mengingat penderitaan Yesus.

Di sini pula jejak para nabi Bani Israil tertulis dalam sejarah.


Artinya, membela Palestina bukanlah isu agama sempit. Ia adalah tugas nurani bersama.

Allah berfirman:

> “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.”
— QS. Al-Maidah: 2



Membela Palestina adalah bentuk paling nyata dari tolong-menolong dalam kebaikan.


---

3. Dari Derita Menjadi Warisan Amal

Seorang ibu di Indonesia menyisihkan uang belanja untuk Gaza.
Seorang mahasiswa di Amerika berani berdiri di kampus, menolak normalisasi apartheid.
Seorang pendeta di Afrika Selatan menyerukan bahwa “Palestina adalah ujian moral dunia.”
Bahkan seorang penulis Yahudi di London menolak Zionisme dengan menanggung caci maki komunitasnya.

Mereka berbeda agama, berbeda bangsa, tetapi semua amal itu bertemu di satu titik: membela yang tertindas.

Dan bukankah Allah berfirman:

> “Barangsiapa melepaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan di hari kiamat.”
— HR. Muslim



Melepaskan kesusahan Palestina berarti melepaskan beban kita sendiri kelak di akhirat.


---

4. Sejarah yang Menular: Dari Aljazair hingga Palestina

Lihatlah sejarah. Perlawanan Aljazair melawan kolonialisme Perancis menjadi amal jariyah bagi bangsa-bangsa Asia-Afrika: ia menularkan keberanian.
Gerakan anti-apartheid Afrika Selatan menjadi amal jariyah bagi dunia: ia mengajarkan arti melawan diskriminasi.
Kini, perlawanan Palestina menjadi amal jariyah global: ia membuka mata generasi muda dunia tentang arti keadilan.

Sejarawan Ilan Pappé, seorang Yahudi anti-Zionis, pernah menulis:

> “Palestina bukan hanya tanah, ia adalah simbol pertarungan abadi antara penindas dan yang tertindas.”



Artinya, siapa saja yang ikut membela Palestina sedang ikut menulis sejarah umat manusia.


---

5. Paradoks Kelemahan yang Menguatkan

Secara politik, kami lemah.
Secara militer, kami nyaris tanpa senjata.
Secara ekonomi, kami terblokade.

Tetapi justru di titik paling lemah inilah, kami menjadi cermin bagi dunia.

Kami menyingkap wajah asli Israel.

Kami mengguncang opini publik Barat.

Kami membangunkan umat Islam dari tidur panjangnya.


Mungkin inilah cara Allah mempercepat amal jariyah: melalui penderitaan yang mengguncang nurani dunia.

Allah berfirman:

> “Maka janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu paling tinggi derajatnya jika kamu beriman.”
— QS. Ali ‘Imran: 139




---

6. Amal Jariyah Lintas Agama

Kemerdekaan Palestina kelak akan dicatat bukan hanya sebagai amal umat Islam, tetapi juga amal bersama umat Kristen, Yahudi, Hindu, Buddha, bahkan mereka yang tidak beragama tetapi berdiri untuk keadilan.

Umat Kristen yang melindungi keluarga Muslim di Betlehem.

Yahudi Neturei Karta yang berbaris bersama Muslim menolak Zionisme.

Kaum sekuler yang menulis artikel panjang membela Gaza.


Mereka semua sedang menabung amal jariyah. Karena membela manusia tertindas adalah hukum universal yang diakui semua tradisi iman.


---

7. Amal Jariyah yang Mengalir ke Generasi

Bayangkan suatu hari Palestina merdeka. Anak-anak Gaza yang hari ini tidur di puing, esok menjadi dokter, insinyur, ulama, dan penulis.

Mereka akan berkata:

> “Aku bisa sekolah karena dulu seorang ibu di Indonesia menyumbang.”
“Aku bisa membaca karena dulu seorang profesor di Spanyol menolak normalisasi Israel.”



Itulah amal jariyah yang tidak berhenti. Ia mengalir bukan hanya di masjid atau sumur, tetapi di masa depan anak-anak yang merdeka.


---

8. Kesaksian Hadits: Thaifah Manshurah

Rasulullah ï·º bersabda:

> “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menegakkan kebenaran. Tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menentang mereka hingga datang keputusan Allah.”
— HR. Bukhari dan Muslim



Ulama banyak mengaitkan hadits ini dengan penduduk Syam — termasuk Palestina. Maka sesungguhnya, perjuangan Palestina sendiri adalah amal jariyah yang diwariskan Nabi kepada kita.


---

9. Amal Jariyah Politik Dunia

Bahkan negara-negara yang ikut menolong Palestina kelak akan mendapat amal jariyah sejarah.

Turki yang mengirim kapal kemanusiaan.

Afrika Selatan yang menggugat Israel di Mahkamah Internasional.

Malaysia, Indonesia, Bolivia, Irlandia, dan banyak lagi yang membuka suara di forum dunia.


Semua itu akan dicatat bukan hanya di arsip politik, tetapi di buku amal jariyah.


---

10. Penutup: Palestina, Amal yang Tak Pernah Padam

Saudara-saudara, kemerdekaan Palestina bukan sekadar proyek politik. Ia adalah amal jariyah kolektif seluruh umat manusia.

Setiap doa, setiap aksi, setiap tulisan, setiap boikot, adalah air yang mengalir di sungai amal jariyah. Dan ketika hari itu tiba — ketika Palestina merdeka — dunia akan tahu bahwa kemerdekaan itu bukan milik satu bangsa, tetapi warisan seluruh umat manusia.

Mungkin kita tidak akan menyaksikannya dengan mata, tetapi amal itu tetap hidup. Karena Allah tidak pernah menyia-nyiakan sekecil apapun amal kebaikan.

> “Barangsiapa berbuat kebaikan seberat zarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa berbuat kejahatan seberat zarrah pun, niscaya ia akan melihat (balasannya).”
— QS. Az-Zalzalah: 7–8



Maka benar, kemerdekaan Palestina adalah amal jariyah semua bangsa dan semua agama. Sebuah amal yang akan terus hidup, bahkan setelah dunia ini lelah berputar.


---

Salam dari Gaza.
Kami mungkin lapar, tetapi hati kami penuh harapan.
Kami mungkin hancur, tetapi amal kalian sedang membangun kembali kami.
Dan kelak, ketika Palestina merdeka, pahala amal jariyah itu akan kembali kepada kalian — abadi, tak pernah putus.

Pertanyaan “Apakah Palestina bertambah lemah?” jika dilihat dari era 1948 hingga genosida di Gaza hari ini bukanlah pertanyaan s...


Pertanyaan “Apakah Palestina bertambah lemah?” jika dilihat dari era 1948 hingga genosida di Gaza hari ini bukanlah pertanyaan sederhana. Ia menyentuh nadi sejarah, luka kolektif, sekaligus paradoks ketahanan. Mari kita susun secara bertahap dalam kerangka sejarah, geopolitik, dan refleksi spiritual.


---

1. 1948: Hari Nakbah — Awal Luka yang Tak Pernah Sembuh

Tahun 1948 menjadi titik mula ketika lebih dari 750.000 warga Palestina diusir dari tanah mereka dalam peristiwa Nakbah (bencana). Desa-desa dihancurkan, ladang dirampas, rumah ditinggalkan dalam kepedihan. Secara militer, Palestina memang kalah; mereka tidak memiliki negara, tidak punya struktur militer formal, hanya pasukan kabilah yang berusaha melawan milisi Zionis yang didukung Inggris.

Pertanyaan muncul: apakah saat itu Palestina lemah? Ya, dalam arti fisik dan geopolitik. Tetapi pada saat yang sama, kekuatan moral dan identitas mereka mulai dipatri: mereka tidak hilang meski diusir.

> “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman.”
— QS. Ali ‘Imran: 139




---

2. 1967: Kekalahan Dunia Arab dan Keterasingan Palestina

Perang Enam Hari 1967 membuat Israel merebut Yerusalem Timur, Tepi Barat, Gaza, Sinai, dan Dataran Tinggi Golan. Dunia Arab terpukul. Palestina, yang sebelumnya “dititipkan” pada Yordania dan Mesir, semakin kehilangan pijakan. Dari sini lahirlah PLO (Palestine Liberation Organization) yang dipimpin Yasser Arafat.

Di mata dunia, Palestina tampak semakin lemah karena kehilangan sisa tanah mereka. Namun justru di titik ini, Palestina menemukan bentuk politiknya: mereka tidak lagi sekadar pengungsi, tetapi bangsa dengan organisasi perlawanan.


---

3. 1987: Intifada Pertama — Batu Melawan Tank

Intifada pertama meletus pada tahun 1987. Anak-anak muda Palestina, dengan batu di tangan, melawan tentara Israel yang bersenjata lengkap. Dari sinilah dunia menyaksikan: Palestina mungkin tidak punya senjata, tapi mereka punya narasi dan keberanian.

Hadits Nabi ï·º terasa hidup dalam momen ini:

> “Janganlah kamu menganggap remeh amal kebaikan sekecil apapun, meskipun hanya dengan wajah ceria ketika bertemu saudaramu.”
— HR. Muslim



Batu melawan tank mungkin tampak kecil. Tetapi ia menjadi simbol kebaikan, perlawanan, dan keberanian yang mengguncang opini global.


---

4. 1993: Oslo — Janji Manis yang Menjadi Racun

Perjanjian Oslo dianggap sebagai momentum “pengakuan.” Palestina (PLO) mengakui Israel, dan Israel “berjanji” memberi jalan menuju negara Palestina. Namun apa yang terjadi? Permukiman Yahudi justru terus berkembang. Palestina diberi janji masa depan, Israel mendapat legitimasi instan.

Di sini, Palestina kembali dilemahkan secara politik. Namun secara spiritual, rakyat Palestina sadar: diplomasi Barat hanya jebakan. Oslo mengajari mereka bahwa kekuatan sejati tidak lahir dari meja runding yang timpang.


---

5. 2000: Intifada Kedua — Darah Membayar Janji Kosong

Kunjungan Ariel Sharon ke Masjid Al-Aqsa pada tahun 2000 memicu Intifada kedua. Kali ini lebih berdarah. Ribuan syuhada gugur. Dunia menyaksikan Israel menggunakan kekuatan brutal, sementara Palestina menolak tunduk.

Secara militer, lagi-lagi Palestina tampak lemah. Namun pada titik ini, lahir generasi baru perlawanan yang tidak lagi hanya mengandalkan PLO: muncul Hamas, Jihad Islami, dan faksi-faksi yang menolak kompromi Oslo.


---

6. 2006: Gaza Memilih Hamas

Dalam pemilu demokratis yang jujur, Hamas menang telak di Gaza. Tetapi hasil itu justru membuat Palestina semakin terisolasi. Amerika dan Eropa memboikot, Israel memblokade. Gaza berubah menjadi penjara terbuka.

Apakah ini kelemahan? Dari sudut politik, ya: Palestina semakin terpecah, Fatah dan Hamas berselisih. Tetapi dari sisi moral dan semangat perlawanan, Gaza menjadi benteng terakhir. Dunia menyaksikan: meski diblokade, rakyat Gaza tetap bertahan.


---

7. 2008–2023: Siklus Perang dan Blokade

Israel berulang kali menyerang Gaza: 2008, 2012, 2014, 2021. Setiap kali, ratusan hingga ribuan syuhada jatuh. Rumah hancur, infrastruktur porak-poranda. Tetapi setiap kali pula, perlawanan Palestina bertambah solid: dari roket sederhana yang jatuh di ladang kosong, menjadi roket yang bisa mencapai Tel Aviv.

Kelemahan fisik Palestina ditutupi oleh kekuatan spiritual dan kreativitas perlawanan. Setiap kali Israel ingin menghancurkan, justru lahir generasi baru pejuang.


---

8. 2023–2025: Genosida Gaza dan Paradoks Kekuatan

Tragedi Gaza 2023–2025 adalah genosida yang nyata: lebih dari 40.000 warga syahid, jutaan terusir, rumah sakit hancur. Secara material, inilah titik terlemah Palestina. Tetapi anehnya, inilah juga titik di mana Palestina semakin kuat secara moral dan global.

Dunia menyaksikan kebenaran di layar.

Solidaritas global meningkat, dari mahasiswa Amerika hingga nelayan Yaman yang ikut “Flotilla Sumud.”

Israel semakin kehilangan legitimasi moral, bahkan di mata Yahudi sendiri.


Ayat ini menjadi nyata:

> “Mereka membuat tipu daya, dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”
— QS. Ali ‘Imran: 54




---

9. Apakah Palestina Bertambah Lemah?

Jika kita melihat dari 1948 hingga genosida:

Secara militer dan material: Palestina memang lemah, tidak bisa dibandingkan dengan kekuatan nuklir Israel dan dukungan penuh Amerika.

Secara politik: sering dipermainkan dalam perundingan, dipecah belah oleh kekuatan besar.

Tetapi secara moral, spiritual, dan simbolik: Palestina justru semakin kuat.


Mereka tidak hilang. Identitas mereka bertahan. Narasi mereka merambah dunia. Anak-anak Gaza yang kehilangan rumah tetap hafal Qur’an.


---

10. Refleksi Penutup

Palestina mungkin tampak lemah di mata dunia, tetapi sejarah menunjukkan sesuatu yang berbeda: semakin ditindas, semakin kuat ia hidup.

Seperti rumput yang tumbuh di celah beton, Palestina selalu kembali, menolak mati.

> Rasulullah ï·º bersabda:
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang senantiasa memperjuangkan kebenaran, tidak akan membahayakan mereka orang yang menghinakan mereka, hingga datang ketentuan Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian.”
— HR. Muslim



Maka, jawaban dari pertanyaan itu adalah: Palestina tidak bertambah lemah. Mereka sedang ditempa. Mereka mungkin kehilangan tanah, rumah, bahkan nyawa. Tapi mereka menemukan sesuatu yang lebih kuat: kesabaran, keyakinan, dan janji Allah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (360) Al-Qur’an (4) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) cerpen Nabi (8) cerpen Nabi Musa (2) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (253) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (576) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (29) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (15) Namrudz (2) Nasrulloh Baksolahar (1) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (245) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (541) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (493) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (256) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (239) Sirah Sahabat (155) Sirah Tabiin (43) Sirah Ulama (156) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)