Hati, Pengendali Hidup
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Meneropong hati berarti meneropong perjalanan hidup kita sendiri. Kelapangan dan keruwetan hidup berasal dari kelapangan dan keruwetan hati. Hati yang hidup membuat kegairahan hidup. Hati yang kusut penyebab kepesimisan hidup.
Sabar itu soal hati, bukan akal. Pertolongan Allah bersama yang sabar. Tidak lemah, tetap bersemangat dan tidak menyerah lahir dari kesabaran. Yang dapat keluar dari krisis yang mendadak hanya bagi yang bersabar. Mengelola hati awal datangnya solusi.
Takwa itu soal hati. Jalan keluar yang tak terduga, rezeki yang tidak disangka-sangka, jalan yang lurus dan mudah, hanya diraih dengan takwa. Jadi kehidupan ini bisa dikendalikan. Jadi hidup ini bisa sesuai keinginan bila bisa mengelola hati.
Tawakal itu soal hati. Setelah bertekad, setelah bermusyawarah atas sebuah keputusan, setelah membuat strategi dan rencana aksi, setelah konsisten dengan rencana, bertawakalah. Allah yang akan membimbing dan memimpin.
Allah hanya melihat hati yang bersih. Semua hiruk pikuk kehidupan untuk mengetahui apa yang ada di dalam dada manusia. Apa prasangka yang berkecamuk di hati. Setelah itu bisakah dibersihkan?
Dalam perang Uhud dan Khandaq, kondisinya sangat mencekam. Bermunculanlah prasangka buruk kepada Allah. Mengapa Allah memberikan ujian seperti itu? Mengapa Allah menimpakan kecemasan? Untuk mengetahui apa yang ada di dada manusia.
Teruslah meneliti hati. Teruslah mengamati ke arah mana berbolak-baliknya hati. Apakah pasrah, sabar, ridha dan tawakal? Apakah kecemasan dan kekhawatiran membawanya pada memohon pertolongan, bimbingan dan pimpinan Allah? Ataukah prasangka buruk pada Allah? Sebelum apa pun, perhatian terlebih dahulu arah tujuan hati.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif