basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Kecerdasan

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Kecerdasan. Tampilkan semua postingan

Beramal di Era Kebisingan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Semakin hari, bumi ini akan semakin bising. Bising dalam kesunyian. Seperti...

Beramal di Era Kebisingan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Semakin hari, bumi ini akan semakin bising. Bising dalam kesunyian. Seperti bisikan hati yang terus berkecamuk tanpa henti, walapun mulut seseorang terdiam. Oleh sebab itu, Allah menghisab yang tersembunyi maupun yang nampak. Allah menghisab setiap besitan hati.

Dalam kondisi ini apa yang dilakukan? Tanamlah pohon. Urus kebun dan ternak. Patahkan mata pedang. Seperti itu pesan Rasulullah saw di akhir zaman. Sibukan dengan berkarya dan beramal. Patahkan semua keributan dan kebisingan.

Di era ini, kebisingan semakin tak terkendali. Kebisingan di dunia nyata dan maya. Hitunglah berapa postingan di media sosial setiap hari? Sekarang, mulut terkunci, namun yang berbicara adalah postingan di media sosial.

Lidah yang diam semakin tak terkendali. Siapapun bisa memposting ekspresinya di ranah publik. Seharusnya lebih mudah mengendalikan tulisan daripada pembicaraan. Ternyata sama saja, artinya hati manusia sudah sangat rusak.

Bagaimana mengendalikan kebisingan? Menyendirilah dengan diri kita sendiri. Menyendirilah dengan jiwa kita sendiri. Menyendirilah dengan karya kita sendiri.

Menanam pohon, mengurus tanah dam ternak berarti berkarya di tempat yang sunyi. Berkarya tanpa popularitas. Berkarya tanpa publikasi. Itulah amal yang dibutuhkan di era ini.

Patahkan mata pedang. Buanglah semua perselisihan dan percekcokan. Tak ada kemenangan dalam setiap perselisihan. Perselisihan hanya akan membuat siapapun terluka hatiny. Yang menang tidak akan menang. Diamlah agar hati memiliki waktu untuk bermuhasabah diri.

Yang Masuk, Itulah yang Keluar Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila yang masuk itu sampah, maka yang keluar pun sampah pula. Jadi, be...

Yang Masuk, Itulah yang Keluar

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila yang masuk itu sampah, maka yang keluar pun sampah pula. Jadi, berhati-hatilah terhadap apa yang masuk. Bila yang masuk ke tubuh itu sampah, apa yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh? 

Bila yang masuk ke hati itu sampah. Maka, letupan, bisikan, niat dan kehendaknya akan sampah pula. Bila yang masuk ke akal adalah sampah, maka mind set dan pemikirannya sampah pula.

Bila yang masuk bukan sampah sudah cukupkah? Bila yang masuk sudah yang halal dan baik, sudah cukupkah? Tetap berhati-hatilah, sebab masih ada para penyusup. Siapakah?

Syetan selalu menyusup ke dalam makanan dan minuman, lalu mengalir melalui darah. Menyusup terhadap yang dilihat dan didengar, lalu merasuk ke hati.

Bagaimana menangkal para penyusup yang tak terlihat? Cukup berdoa sebelum melakukan aktivitas. Saat berdoa, maka Allah yang akan menghalau para penyusup. Allah akan menutup semua pintu masuk.

Mengapa syetan bisa menyusup? Sebab orientasinya sering kali dunia dan hawa nafsu. Makan, minum, mendengar dan melihat, sering kali berorientasi pada nafsu, untuk memuaskan gaya hidup dan memamerkannya.

Menjaga kesehatan tubuh, hati dan akal, hanya butuh kewaspadaan terhadap yang dimakan, minum, didengar dan dilihat. Yang masuk bukan yang diharamkan, syubhat dan kesia-siaan. Yang masuk, didoakan. Yang masuk, tata caranya mengikuti Rasulullah saw. Itulah cara sederhana agar seluruh yang keluar adalah kebaikan.

Adab Makan Sebuah Prinsip Berinteraksi dengan Sumber Daya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Salah satu adab makan adalah menyebut nama ...

Adab Makan Sebuah Prinsip Berinteraksi dengan Sumber Daya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Salah satu adab makan adalah menyebut nama Allah, pasti Allah memberkati makanan. Bila memiliki tujuan yang mulia, maka sumber daya bisa dioptimalkan penggunaannya. Tanpa tujuan mulia, sumberdaya banyak yang tersia-sia dan terbengkalai.

Salah satu adab makan adalah selesai makan, jangan membersihkan jari-jarinya sebelum menjilatinya sendiri. Memastikan tidak ada yang tersisa dan terbuang. Sebab kita tidak tahu pada bagian makanan yang mana keberkahan itu ada.

Salah satu adab makan adalah makan dengan tiga jari, mulai dari yang pinggir dan terdekat. Memastikan, tidak ada yang berlebihan saat masuk ke perut. Memastikan bila ada sisa makanan  maka masih bisa diberikan kepada yang lain.

Salah satu adab makan adalah apabila ada yang jatuh, ambillah. Lalu bersihkanlah yang kotor dan makanlah. Jangan biarkan untuk syetan. Memastikan, bila masih bisa diberdayakan, maka berdayakan.

Makanlah bersama-sama. Makanan untuk dua orang, cukup untuk tiga orang. Makanan untuk tiga orang, cukup untuk empat orang. Bahkan, makanan untuk empat orang, cukup  untuk delapan orang. Kebersamaan  ternyata meningkatkan kegunaan, efisien dan efektifitas yang dimakan.

Salah satu adab makan adalah makan di saat lapar. Berhentilah di saat sebelum kenyang. Memastikan bahwa penggunaan sumberdaya di saat yang tepat. Di saat yang sangat dibutuhkan. Tetapi juga tidak melampui kebutuhan.

Salah satu adab makan, janganlah makan dua butir kurma sekaligus. Kecuali, bila mendapatkan ijin dari saudaranya. Gunakan sumberdaya secara berurutan dengan ukuran tertentu. Jangan sampai ada peluang yang melampui batas.

Salah satu adab makan, gunakan dengan tangan kanan. Tangan kanan itu kekuatan. Jadi harus memiliki prinsip dan aturan yang jelas. Sebelah kanan itulah lambang kreatif dan ide yang besar dalam mengelola sumber daya.

Di Saat Haus Oleh: Nasrulloh Baksolahar Mulai minum dengan membaca bismillah. Mengakhiri minum dengan alhamdulillah. Minumlah de...

Di Saat Haus

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Mulai minum dengan membaca bismillah. Mengakhiri minum dengan alhamdulillah. Minumlah dengan tangan kanan.

Dilarang minum seperti unta. Minumlah dua atau tiga kali tegukkan. Dilarang minum dari bibir teko.

Bila ukuran maksimal makan adalah sebelum kenyang. Maka, ukuran minum adalah tiga tegukkan. Seperti perintah Thalut kepada pasukannya.

Salah satu adab minum adalah tidak bernafas di dalam tempat minuman. Bernafaslah tiga kali, di luar gelas. Dilarang meniup air minum.

Saat makan, tak ada pembahasan tentang bernafas, tetapi saat minum, perintah tidak bernafas dan meniup menjadi topik yang sering diulang.

Dilarang makan dan minum yang wadahnya terbuat dari emas dan perak. Sebab, neraka Jahanam berkobar di perut tersebut.

Pemberi minum menjadi yang terakhir  yang meminum. Menawarkan minum kepada yang lebih mulia, lalu ke sebelah kanan dan kirinya. 

Tanda Kecerdasan Oleh: Nasrulloh Baksolahar 1. Memahami sikap kepada Allah dan makhluk-Nya 2. Memahami kebenaran dan kebathilan ...

Tanda Kecerdasan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

1. Memahami sikap kepada Allah dan makhluk-Nya
2. Memahami kebenaran dan kebathilan
3. Memahami yang bermanfaat dan rusak
4. Memahami jalan yang lurus dan sesat
5. Memahami yang didahulukan dan yang ditunda
6. Memahami yang prinsip dan sampingan
7. Memahami hakikat dan kepalsuan
8. Memahami yang kemanfaatannya panjang dan pendek
9. Memahami yang pengaruhnya luas dan sektoral 
10. Memahami yang membangun dan menghancurkan 
11. Memahami yang mudah dan sulit
12. Memahami kebaikan dan keburukan
13. Memahami yang abadi dan sementara
14. Memahami tujuan dan strategi
15. Memahami kekuatan dan kelemahan
16. Memahami peluang dan ancaman
17. Memahami target utama dan antara
18. Memahami yang sesuai zaman dan kadaluarsa







Obsesi Besar dalam Rutinitas Harian Oleh: Nasrulloh Baksolahar Peliharalah binatang, apa obsesinya? Taruhlah gambar di dinding r...

Obsesi Besar dalam Rutinitas Harian

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Peliharalah binatang, apa obsesinya? Taruhlah gambar di dinding rumah, apa obsesinya? Tutuplah makanan dan minuman saat malam tiba, apa obsesinya? Ciptakan Obsesi besar dalam setiap aktivitas rutin yang remeh. 

Bukankah amalan besar tak selamanya hadir? Bukankah amalan besar sangat sulit didefinisikan? Bila amalan remeh diintervensi dengan obsesinya yang besar, maka amalan remeh akan menjadi amalan yang besar.

Jadikan aktivitas harian rutin yang dianggap membosankan dan tak bernilai menjadi amalan besar. Jadikan rutinitas yang dianggap belenggu dan sumber kehancuran, justru menjadi membentuk peradaban besar. Bagaimana caranya?

Pasanglah hiasan di dinding rumah yang membuat malaikat nyaman masuk ke rumah. Bukan yang menghalangi kedatangan malaikat. Peliharalah binatang yang merupakan kesayangan Rasulullah saw agar meraih syafaatnya. Tutuplah makanan dan minuman di malam hari, agar wabah penyakit tidak masuk ke dalamnya. Sebab ada satu malam, dimana wabah penyakit memasuki wadah-wadah yang terbuka.

Makan dan minumlah, bagaimana agar syetan tidak menikmati sesuap pun? Berhias dan berpakaian yang indahlah, bagaimana agar menciptakan keindahan akhlak juga?

Umar bin Abdul Aziz menjadi pemimpin besar karena dalam setiap amal yang kecil diintervensi dengan obsesi yang besar. Sehingga tak ada amalan yang remeh baginya. Semuanya dijalankan dengan keseriusan, semangat dan ilmu.

Bagaimana agar setiap rutintas remeh  berobsesi besar? Cukup mengikuti sunah Rasulullah saw dalam keseharian kita.

Keotentikan, Kekuatan Sejarah yang Utama Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kekuatan nilai sejarah dan dampaknya pada jiwa manusia sanga...

Keotentikan, Kekuatan Sejarah yang Utama


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kekuatan nilai sejarah dan dampaknya pada jiwa manusia sangat tergantung dari keotentikan sejarah itu sendiri. Kedustaan tidak bisa membangun peradaban. Kebohongan tak bisa dijadikan landasan untuk memperbaiki  jiwa manusia.

Kedustaan sejarah akan merusak jiwa,  akal dan hati generasi. Menambah atau mengurangi, merubah atau menyimpangkan keaslian sejarah berarti menyimpangkan jati diri. Sejarah tak lagi menjadi rekomendasi sebagai pembimbing solusi.

Penjajah Israel merubah sejarahnya dengan mengatakan bahwa Palestina merupakan tanah yang dijanjikan. Nazi Jerman merubah sejarahnya, bahwa bangsa Aria merupakan bangsa paling mulia di bumi. Apa akibatnya?

Kisah manusia superhero, apakah ada manfaatnya? Penulisan sejarah yang melebih-lebihkan akan membawa generasinya tak bisa menghadapi kenyataan pahit yang sebenarnya. Jadi pemicu kesewenangan.

Bani Israel di era Nabi Musa, mereka menulis sejarah yang merendahkan bangsanya sendiri, akibatnya tak memiliki keberanian untuk melawan kezaliman. Tak punya energi untuk bangkit. Terus terhina karena tak memiliki kebanggaan.

Kerusakan sebuah agama dimulai dengan memalsukan dan merekayasa kitab sucinya? Merekayasa melebih-lebihkan atau mengurangkan akan merusak para pemeluknya. Oleh sebab itu, jaminan Allah terhadap pemeliharaan keaslian Al-Qur'an menjadi jaminan kebenaran dan lurusnya peradaban yang dibangun di atasnya.

Melebih-lebihkan, menambah, mengurangi atau menutupi sejarah sama rusaknya. Biarkan goresan sejarah terungkap apa adanya, agar menjadi bimbingan dalam setiap menghadapi ragam tantangan. 

Buah Ideologi Buatan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Manusia sering kali membela dan memburu yang pasti terkalahkan dan diha...

Buah Ideologi Buatan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Manusia sering kali membela dan memburu yang pasti terkalahkan dan dihancurkan. Bersuka ria dengan yang merusak dan melenyapkan eksistensi dirinya. Apa penyebabnya? Memburu kesenangan, gaya hidup, kemewahan dan kebanggaan akan diri.

Nabi Adam tergelincir setelah menikmati surga. Setelah itu ingin kekal dengan kesenangan dan posisinya. Mengapa bisa seperti itu? Ada janji, bisikan dan tipu daya dari dalam dirinya. Padahal yang membisikkan tidak bisa memberikan manfaat dan maslahat.

Yang diburu, tidak bisa menciptakan maslahat. Bila meninggalkannya pun, tidak bisa menimpakan keburukan. Manusia terus terkubur dengan ilusi dan ketakutannya. Manusia terus berkubang dalam kotoran persepsinya sendiri.

Apa pengaruhnya bila memiliki jabatan? Apa positifnya bila menggenggam kekayaan? Apa nikmatnya bila seluruh ucapannya diikuti? Apa manfaatnya sebuah pujian  kebesaran? Manusia terus memburunya.

Banyak yang menggeluti dan memperjuangkan sekularisme, komunisme, sosialisme, hedonisme, liberalisme dan ragam ideologi buatan manusi. Apa kemanfaatannya bagi manusia? Apakah bisa mengangkat derajat manusia?

Banyak yang mengorbankan waktu dan hartanya untuk mewujudkan ideologi buatan manusia. Mewujudkan hasrat keinginan manusia. Bagaimana akhirnya? Lihatlah peradaban Barat dan Timur. Apakah bisa menuntaskan persoalan manusia?

Kemiskinan terus tak terpecah walaupun kucuran pinjaman tak terhenti. Peperangan tak terhenti walaupun pesan perdamaian tak pernah berhenti. Kehancuran moralitas tak terbendung walaupun sistem dan perundangan terus dibangun. Manusia terus dalam kubangan kehancuran dan kebingungan bila mengandalkan ideologi yang dibuat oleh dirinya sendiri.

Cerdas Melawan Syetan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Syetan dihadirkan agar manusia mencari perlindungan Allah. Agar Allah dijadika...

Cerdas Melawan Syetan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Syetan dihadirkan agar manusia mencari perlindungan Allah. Agar Allah dijadikan pelindung dan penolong. Cukup Allah sebagai pelindung dan penolong. Tak ada yang bisa menangkis bisikan syetan selain perlindungan dari Allah.

Dalam surat Annas, yang bisa menghalau bisikan syetan hanya bila menjadikan Allah sebagai Rabbinas. Allah sebagai Illahinas. Allah sebagai Malikinas. Siapapun tak bisa menghalaunya kecuali dengan ketiga keyakinan ini.

Menjauh dari Allah, berarti didekati syetan hingga menjadi sahabat bukan musuhnya. Bila selain Allah dijadikan tuhan. Berarti, syetan mempermainkannya seperti anak kecil bermain bola. Syetan sangat leluasa mengendalikannya.

Syetan tak berdaya dihadapan para hamba-Nya. Bahkan, lari terbirit-birit bila akan bertemu dengannya. Syetan muntahkan makanan dan minuman yang dibacakan bismillah. Syetan menjauhi, tak mendatangi rumah yang bersih dari simbol kemusyrikan.

Kesadaran akan bisikan syetan. Kemampuan membedakan bisikan syetan atau ilham merupakan tanda awal adanya perlindungan Allah. Inilah tanda kejernihan hati. Sebab, semuanya sangat jelas, tidak bingung untuk membedakan kebenaran dan kebathilan.

Bila syetan itu musuh yang nyata dan kuat. Musuh yang tersembunyi dan ahli bertipu daya. Cara paling mudah untuk mengalahkannya, bukan dengan melawannya, tetapi berlindung pada Dzat yang Mahaperkasa.

Bersyukurlah dengan kehadiran syetan, sebab semakin mendesak kita untuk berlindung  di balik benteng Allah yang maha kokoh. Biarkan syetan menembus benteng Allah. Manusia cukup bersembunyi di benteng-Nya. Itulah cara cerdas yang termudah.

Mindset Berhawa Nafsu Oleh: Nasrulloh Baksolahar Hawa nafsu dihadirkan agar manusia senantiasa memohon petunjuk Allah. Agar, mem...


Mindset Berhawa Nafsu

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Hawa nafsu dihadirkan agar manusia senantiasa memohon petunjuk Allah. Agar, memahami batas atas dan bawah sehingga tidak melewati batas dalam segala hal. Yang melewati batas disebut sebagai kezaliman. Nikmati hawa nafsu agar sesuai dengan tujuan  keberadaannya.

Hawa nafsu itu banyak yang dibolehkan daripada yang dilarang. Itulah mubah. Yang diharamkan dan makruh sangat sedikit dibandingkan yang dihalalkan. Bila melewati batas, barulah berdosa dan bermaksiat. Bila masih dalam batas, bisa menjadi ibadah dan berpahala. Namun, mengapa lebih banyak yang memilih melewati batas?

Hawa nafsu ditinggalkan, akan merusak. Mengikutinya hingga melewati batas, akan merusak pula. Jadi nikmati sesuai tuntunan-Nya.

Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa mendefenisikan bagaimana mengelola hawa nafsu. Manusia tidak akan bisa merumuskan cara mengelola hawa nafsu. Akal tak bisa jernih dalam mengelola hawa nafsu. Cara yang benar hanya, mengikuti ajaran Islam. Berpasrah diri dan mentaatinya.

Hawa nafsu itu hanya dorongan-dorongan dari dalam. Diikuti atau tidak, tergantung keputusan manusia. Ada yang mengikutinya, hingga dijadikan Tuhan. Ada yang menolaknya, hingga keberadaanya seperti benda mati. Mengelola hawa nafsu hanya membutuhkan rambu-rambu saja.


Seperti di jalan toll. Kecepatan minimal 60 km per jam. Bila kurang, mengganggu perjalanan. Kecepatan maksimal 100 km per jam. Bila lebih, membahayakan diri dan orang lain.

Cara mudah mengelola hawa nafsu hanya dengan meyakini  pertemuan dengan Allah. Yang paling nikmat itu hanya mengabdi kepada Allah. Sedangkan dorongan hawa nafsu hanya sekedar agar diri kokoh dalam mengabdi kepada Allah.

Mengusahakan Sebab Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Saat kekayaan tak lagi menarik. Saat bisnis untuk bisnis tak lagi menyemangati. S...

Mengusahakan Sebab

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Saat kekayaan tak lagi menarik. Saat bisnis untuk bisnis tak lagi menyemangati. Saat kisah sukses tak lagi menginspirasi. Saat posisi jabatan yang tak lagi jadi magnet. Apa yang paling menarik?

Kekayaan hanya untuk menyumpal nafsu. Agar tak berisik dan menganggu. Agar dia tentram. Berbisnis hanya untuk memberdayakan sesuatu agar tidak sia-sia. Jabatan hanya untuk memberdayakan potensi diri dan menjaga amanah. Hanya sebatas itu saja.

Mengusahakan sebab, walaupun tidak tahu hasilnya. Sebab yang diridhai-Nya agar berubah menjadi ibadah. Bukan sekedar sebab menurut logika dan pengalaman manusia tetapi juga berdasarkan tuntunan dan pimpinan-Nya. Agar sebab menjadi ketaatan kepada-Nya.

Mengusahakan sebab, agar lelah dan peluh menjadi ampunan dari-Nya. Keringat dan letih untuk menunjukkan bahwa diri hanya seorang hamba yang tak berdaya kecuali atas pertolongan-Nya. Bukankah ada dosa yang hanya bisa dihapus dengan keletihan melakukan sebab?

Mengusahakan sebab, agar Ar-Rahma dan Ar-Rahim menurunkan rahmat-Nya. Membuka jalan yang tak terduga yang tak pernah diketahui manusia. Membuka yang tertutup menjadi terbuka, yang sulit menjadi mudah dengan ijin-Nya.

Kerja yang keras tak menjamin sebuah keberhasilan. Kerja yang cerdas tak menjamin hasil yang memuaskan. Kerja yang ikhlas belum tentu meraih apa yang diharapkan. Lakukan semuanya, hanya untuk menunjukkan bahwa itulah kewajiban seorang hamba.

Liku-liku hidup agar manusia tak disibukkan dengan kemaksiatan dan dosa. Keberhasilan dan kekayaan agar manusia tidak bosan dengan kepenatan. Semuanya untuk menjaga dan menghibur jiwa manusia. Semuanya rahmat-Nya.

Peneguh Hati Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu Sesungguhnya akhir itu lebih bai...


Peneguh Hati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu

Sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan

Kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu hatimu menjadi puas

Allah yang melindungi mu, memberikan petunjuk dan memberikan kecukupan

Bukankah Allah telah melapangkan dadamu? Bukankah Allah telah menghilangkan beban yang memberatkan punggungmu?

Bukankah Allah telah meninggikan sebutan namamu? Sesudah kesulitan ada kemudahan

Bila telah selesai suatu urusan maka kerjakan dengan kesungguhan urusan lainnya. Hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap

Sedih dan Bahagia Hanya Persepsi Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bila di hati hanya ada Allah, semuanya merupakan rahmat dan nikmat. ...

Sedih dan Bahagia Hanya Persepsi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bila di hati hanya ada Allah, semuanya merupakan rahmat dan nikmat. Bila hati didominasi oleh selain Allah maka seluruhnya merupakan laknat. Bila di hati hanya Allah, Allah akan mengkaruniakan dan memasukan rasa ridha pada semua kondisi dan keadaan.

Bila masih resah dan gelisah. Bila masih menghujat kondisi dan keadaan. Bila merasa takdir hidup tak sesuai harapan. Bila merasa kepahitan hidup. Bila merasa masih ada takdir yang lebih baik lagi, bertanda hati masih didominasi oleh selain Allah.

Hidup ini diselimuti rahmat dan nikmat, sebab Allah menulis takdir-Nya dengan kemuliaan, kebesaran dan kesempurnaan-Nya. Allah menulis takdir-Nya dengan Kelembutan, Ilmu, Keadilan, Kebijaksanaan, Rahman dan Rahim-Nya.

Sedih dan bahagia hanya persepsi. Susah dan senang hanya persepsi. Kaya dan miskin hanya persepsi. Gagal dan sukses hanya persepsi. Hidup dan mati hanya persepsi. Bila di hati hanya ada Allah, semuanya sama saja.

Bila hidup ini hanya sebentar dan sementara. Bila hidup ini hanya sekejap, kesedihan dan kesenangan tidak ada artinya. Kekayaan dan kemiskinan tidak ada artinya. Semuanya hanya mimpi dan sandiwara. Yang berharga, apa yang ada di akhirat.

Bagi Rasulullah saw lapar dan kenyang itu sama. Dalam lapar ada kerendahan hati dan kesabaran. Dalam kenyang ada kesyukuran. Dalam semua kondisi hanya perputaran sabar dan syukur, semuanya dalam kebaikan. Dalam sabar dan syukur ada anugerah dari Allah.

Hidup ini hanya ladang dan bekal akhirat. Apa yang diberikan Allah, ambillah dengan ikhlas dan kegembiraan. Setiap pemberian Allah merupakan bekal dan solusi di perjalanan berikutnya. Liku-liku kehidupan yang beragam membutuhkan ragam bekal tersendiri pula. Itulah penempaan jiwa dari Allah.

Mendidik Jiwa, Seperti Interaksi Tanah Dengan Langit Oleh: Nasrulloh Baksolahar Jiwa manusia seperti tanah, tanaman dan buah sep...


Mendidik Jiwa, Seperti Interaksi Tanah Dengan Langit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar



Jiwa manusia seperti tanah, tanaman dan buah seperti amalnya. Perhatikan karakter tanah untuk belajar mengelola jiwa. Bukankah manusia berasal dari sari pati tanah? Darimana sari pati tanah itu berasal? Bila tidak tahu asalnya, tidak akan tahu pula apa saja yang membangun, mengokohkan dan mendidik jiwa.

Tanah yang tidak tersinari sinar matahari dan tersiram air hujan, apakah ada tumbuhan yang hidup di atas tanah tersebut? Padahal tanah tersebut mengandung unsur hara yang melimpah. Tanah yang mengandung unsur hara yang sedikit namun tersinari cahaya matahari dan air hujan akan tetap ditumbuhi tanaman. Bahkan semakin lama semakin subur seperti terjadinya hutan.

Potensi jiwa manusia itu tak terhingga kekuatannya seperti tanah yang mengandung unsur hara. Jiwa manusia bisa produktif mengkreasikan beragam karya. Bila jiwa manusia diisi dan berinteraksi dengan unsur langit. Yaitu petunjuk dari Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Syaratnya, lenyapkan penghalang antara jiwa dengan unsur langit tersebut.

Di bawah pohon beringin yang sangat rindang yang tak tertembus oleh sinar matahari dan hujan, apakah ada tanaman yang tumbuh? Namun saat cabang, ranting dan daunnya dibuang. Saat sinar matahari dan air hujan menerpa tanah yang berada dibawah beringin tersebut maka ragam tanam akan bermunculan secara tak terduga.

Bagaimana fenomena yang sangat radikal tersebut terjadi? Padahal hanya disinari oleh sinar matahari dan air hujan? Jiwa manusia yang disinari cahaya Firman Allah swt dan kesejukan Sunnah Rasulullah saw maka akan terjadi proses yang radikal yang tak dipahami oleh jiwanya sendiri. Semuanya takjub dan tercengang.

Pendidikan diri bukanlah proses  pencarian ilmu dan teknologi semata. Penempaan diri bukanlah proses pembiasaan diri semata. Mencerdaskan diri bukan dengan proses berfikir semata. Tetapi sebuah proses bagaimana membangun dan menempa diri bersama Firman Allah swt dan Sunnah Rasulullah saw inilah intinya.

Manusia tak bisa merubah dan mengubah diri dan kehidupannya. Manusia tak pernah bisa memperbaiki dan diperbaiki. Manusia tak bisa mengupgrade diri dan kehidupan selama tidak disinari cahaya dan air yang berasal dari langit.

Meraih Berkah dari yang Wafat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Sebelum Ramadhan, berziarah ke beberapa ...

Meraih Berkah dari yang Wafat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Sebelum Ramadhan, berziarah ke beberapa makam para ulama. KH Noer Ali Bekasi, Pahlawan Nasional,  Syeikh Quro, penyebar Islam di Karawang, dan KH Zulfikor, Ulama kharismatik Bojonggede. Berziarah secara jasadi sudah tidak bisa karena kewafatannya. Hanya bisa berziarah ilmiyah dan ruhiyah.

Tertarik berziarah ke KH Noer Ali Bekasi, Pahlawan Nasional, karena sering mendengar kisah perjuangannya dalam menuntut ilmu hingga ke Mekkah dan memperjuangkan kemerdekaan. Kisah perang gerilya, perjalanannya ke Jogyakarta menemui Jendral Soedirman hingga karamah yang dianugerahkan Allah selama perang Gerilya.

Tertarik berziarah ke KH Zulfikor Bojonggede, karena sering mendengarkan perumpamaan tentang ikhlas dan istiqamah, keteguhannya dalam berdakwah walaupun hujan, banjir, serta tidak ada yang datang, jalan politiknya di era Orde Baru, dan praktek pertaniannya.

Seorang pencari ilmu dari Afrika Utara belajar kitab Al-Muwatha imam Malik. Ditemui sang imam di Madinah, namun sang imam sudah wafat. Sang pencari ilmu mencari muridnya yang pernah bertemu dan belajar langsung dengan imam Malik, sang pencari ilmu pun mencari murid kepercayaan imam Malik hingga bertemu dan belajar langsung dengan murid imam Malik, itulah cara mendapatkan keberkahan ilmu dari mereka yang sudah wafat.

Sang pencari ilmu menjadi pendakwah pertama di Afrika Utara, kelak dia pun menjadi pelopor berdirinya kesultanan di Afrika hingga membuka wilayah baru hingga ke Eropa. Menuntut ilmu, menyerap energi spiritual dari imam Malik dengan belajar kepada muridnya.

Berikhtiar meraih keberkahan para ulama yang telah wafat dengan bersilaturahmi dan berguru pada murid-muridnya yang pernah langsung bertemu dengannya. Seperti para Tabiin yang mendapatkan keberkahan karena bertemu dan belajar dengan para Sahabat yang bertemu dan belajar langsung dengan Rasulullah saw.

Seperti Tabiin at Tabiin yang mendapatkan keberkahan dengan bersilaturahmi dan berguru dengan para Tabiin yang bertemu dan berguru dengan Tabiin. Inilah rangkaian sanad yang tidak boleh terputus. Rasulullah saw bersabda bahwa bila di dalam pasukan masih terdapat para Sahabat, Tabiin dan Tabiin at Tabiin maka pasukan tersebut tak terkalahkan.

Rangkaian ketersambungan generasi masa lalu dengan masa depan, dalam ilmu hadist disebut sanad, dalam dunia keilmuan disebut ijazah, dalam dunia pergerakan disebut baiat, dalam dunia tasawuf disebut talqin. Inilah ketersambungan keberkahan yang tak pernah terputus.

Sinkronisasi Karakter Tanah dan Tanaman Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Al-Qur'an tidak banyak men...

Sinkronisasi Karakter Tanah dan Tanaman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Al-Qur'an tidak banyak menyebutkan tanah yang subur dan hama tanaman. Tetapi lebih banyak membahas ragam tanaman, tanah dan air yang mengalir. Sebab pada dasarnya semua tanah subur karena mendapatkan kesuburan dari air hujan, sisa tumbuhan dan hewan tanah.

Tugas manusia, bagaimana mensikronisasikan karakter tumbuhan dengan karakter tanah? Agar tumbuhan tumbuh berkembang dengan baik. Tugas manusia, bagaimana  mensinkronisasikan karakter hama dengan karakter kombinasi tumbuhan? Agar hama tidak menyerang namun menjadi penopang pertumbuhan tanaman.

Bagaimana mengetahui kesesuaian karakter tanah dengan karakter tumbuhan? Perhatikan tumbuhan yang hidup disekitarnya. Perhatikan tumbuhan yang berbuah lebat di daerah sekitarnya. Atau membawa tanah ke laboratorium untuk diuji karakternya lalu disesuaikan dengan karakter tumbuhan yang cocok.

Ada tanaman yang "bandel" ada juga yang "manja". Ada yang butuh terpaan matahari yang maksimal, ada juga yang hanya bisa hidup dibawah naungan pohon lainnya. Ada yang menyuntikkan unsur hara ke tanah, ada juga yang menghabiskan. Ada yang menghabiskan air tanah, ada yang menjaga air tanah dan mengalirkan ke permukaan tanah.

Ada yang bisa di panen dalam hitungan hari, bulan, setahun, 2-3 tahun dan puluhan tahun. Ada yang berbuah sepanjang tahun atau musim tertentu saja. Ada yang dipanen daun, akar, umbi,  bunga, buah dan kayunya. Jadi apa yang ditanam? Sesuaikan dengan kebutuhan dan target pasarnya.

Al-Qur'an selalu menyebutkan beberapa tanaman secara bersamaan. Ragam karakter tanaman disebutkan dalam satu ayat atau ayat-ayat yang beriringan dan berdekatan. Artinya, hasil yang optimum bila menanam lebih dari satu jenis tanaman dengan karakter yang saling menopang, melengkapi atau saling mengisi.

Gambaran surga adalah sebagian besar gambaran tentang kebun, taman, buah-buahan dan air mengalir. Sedikit yang menggambarkan tentang rumah dan perlengkapan, perhiasan dan bidadari. Artinya bertani dan berkebun lebih membahagiakan dibandingkan membangun rumah, kendaraan dan perhiasan.

Jejak Pencari Dunia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Mengapa masih tertarik dengan tipu daya dunia? Per...

Jejak Pencari Dunia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Mengapa masih tertarik dengan tipu daya dunia? Perhatiannya tidak pada pertanggungjawaban di akhirat. Perhatiannya tidak pada peristiwa pasca kematian. Padahal yang dibanggakan oleh manusia umumnya karya manusia itu sendiri. Seperti masa lalu, menyembah berhala hasil buatan manusia itu sendiri.

Jabatan itu buatan manusia. Mobil, pesawat, motor dan ragamnya buatan manusia. Rumah, perhiasan dan ragamnya, buatan manusia. Uang, emas dan perak olahan manusia. Adakah yang istimewa dari buatan manusia? Mengapa manusia menginginkan, memperebutkan dan membanggakannya?

Yang ada di dunia. Yang diperebutkan dan dibanggakan, semuanya permainan dan senda gurau. Mengapa tiba-tiba batu bisa bernilai jutaan rupiah? Mengapa tiba-tiba ikan hias berniat jutaan rupiah? Padahal setelah itu tak ada harganya? Siapakah yang mempermainkannya? Terkadang kendaraan lama bisa lebih mahal dari yang baru.

Kemana kekayaan para Kaisar Romawi dan Persia? Kemana kekayaan para penakluk dan penemu benua? Kekayaan Namrudz, Firaun, dan Qarun? Dimana singgasana para penguasa? Saat ini tak ada lagi jejaknya. Padahal di eranya, kekuasaan dan kekayaannya  tak terhingga. Banyak manusia yang menginginkannya.

Namun hingga detik ini, manusia terus memburu kekuasaan, jabatan dan kekayaan. Padahal jejak yang dimiliki generasi sebelumnya tidak ada lagi yang ditemukan. Keturunannya pun tak merasakan kekuasaan dan kekayaan dari para pendahulunya.

Manusia terus diperdaya oleh nafsu keinginannya, obsesi cita-citanya, serta angan-angannya. Waktu pun terus bergulir. Saat tua renta, apakah yang dikumpulkan, diburu dan diraih tetap saja masih dibanggakan? Pada akhirnya semuanya tak berguna. Pada akhirnya semuanya biasa saja, sama seperti seonggok pasir di hamparan pantai.

Manusia terus tertipu oleh dunia dan bisikan syetan. Manusia terus terjerumus oleh angan-angan dan khayalannya yang bermunculan dari dirinya. Manusia terus memburu yang bukan kebutuhan masa depannya. Semudah itukah makhluk sempurna menjadi terhina?

Fokus Pertanggungjawaban di Akhirat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Dalam kitab Riyadhus Salihin, ada ...

Fokus Pertanggungjawaban di Akhirat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Dalam kitab Riyadhus Salihin, ada hadist yang menggambarkan bagaimana memalingkan dari tipuan dunia. Bila manusia tahu yang diketahui oleh Rasulullah saw, maka manusia tidak akan bisa menikmati kehidupan seksnya.. Mengapa kehidupan seks menjadi kegandrungan saat ini? Perhatikan kecendrungan penyimpanan seksual di era ini.

Di akhirat kelak, di Padang Mahsyar, wanita dan lelaki telanjang. Mengapa tidak ada hasrat sedikit pun untuk memandang kebugilan? Mengapa lelaki dan wanit tidak ada ketertarikan sama sekali? Sebab urusannya  sangat besar dan sulit. Fokusnya menghadapi  pertanggungjawaban dihadapan Allah.

Saat pertanggungjawaban di hadapan Allah, manusia ingin "membuang" kekayaannya. Menyerahkan seluruh harta sebanyak dan seberat alam semesta untuk beramal shaleh. Ingin memutar balik dan menata ulang perjalanan hidupnya.

Di dunia, banyak yang berbangga dengan banyaknya pengikut dan pendukung. Para pengikutnya berbangga dengan idolanya. Saat pertanggungjawaban di hadapan Allah, Pemimpin dan pengikutnya saling menyalahkan saling memperberat timbangan keburukan.

Banyak yang berbangga dengan kedudukan  dan jabatan. Padahal hanya menjadi kepanjangan tangan keburukan yang memberikan jabatan dan kedudukan. Hidupnya hanyalah menjadi budak-budak. Seperti para penjajah yang memberikan jabatan tinggi kepada pribumi untuk menindas dan memeras bangsanya sendiri.

Hilangnya rasa pertanggungjawaban dihadapan Allah, itulah bibit awal kehancuran peradaban manusia. Oleh sebab itu, dialog terbanyak di Al-Qur'an antara para Nabi dan Rasul dengan penentangnya yaitu tentang Hari Pertanggungjawaban. Padahal hari kebangkitan itu seperti tanah mati yang disiram air hujan.

Derajat tertinggi dalam syariat adalah Ihsan. Derajat tertinggi dalam ketasawufan adalah makrifat. Keduanya melahirkan karakter Muraqabah dan Muhasabah. Inilah method mencicil langkah pertanggungjawaban hidup di dunia sebelum di hadapan Allah. Malu kepada Allah, menghapuskan seluruh persoalan dan penyimpangan peradaban manusia. Islam menghadirkan solusi yang praktis dan mudah, di tengah keruwetan manusia dalam menghadapi persoalan hidupnya.

Doa, Awal Solusi Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Semuanya berasal dari Allah. Semuanya kembali pada Al...

Doa, Awal Solusi

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)



Semuanya berasal dari Allah. Semuanya kembali pada Allah. Allah yang menggenggam ubun-ubun manusia. Allah yang menulis takdir di Lauhul Mahfud. Seluruh urusan di alam semesta akan kembali kepada Allah. Sebab itulah, doa adalah perjalanan awal menuju solusi.

Doa itu di awal, bukan di akhir. Setiap memulai aktivitas, Rasulullah saw mengajarkan berdoa terlebih dahulu. Bahkan membaca Al-Qur'an pun dimulai dengan berdoa. Berdoa sebuah fasilitas jalan pintas termudah dari Allah bagi hamba-Nya.

Mengapa kehidupan menjadi sulit? Di era sekarang, manusia mengandalkan dirinya bukan mengandalkan Allah. Mengandalkan dirinya berarti mengandalkan kebodohan, kelemahan, kelalaian dan kezaliman dirinya sendiri. Mengandalkan diri seperti  mengandalkan kekuatan debu di tengah kekuatan alam semesta.

Bagaimana kehidupan Rasulullah saw di tengah-tengah imperium Romawi, Persia, India dan Cina? Mengapa hanya dalam puluhan tahun mampu melampaui peradaban saat itu? Tak ada catatan yang mencengangkan, semua berjalan seperti biasa saja, natural. Namun mengapa menghasilkan lompatan peradaban?

Doa itu mudah, namun bukankah mampu memutarbalikkan sebuah kenyataan? Doa itu mudah, bukankah bisa merubah takdir dan keadaan dengan sangat cepat dan singkat? Lihatlah para Nabi dan Rasul saat menghadapi kedurhakaan para pembesar dan kaumnya, bukankah hanya dengan berdoa? Seketika itu pula seluruh keadaan berubah.

Dengan doa, Umar bin Khatab berubah dari penentang menjadi pembela. Dari membenci menjadi mencintai. Dari lawan menjadi kawan. Dengan doa, penduduk Thaif yang berusaha  mencelakakan Rasulullah saw, namun di saat kemurtadan melanda jazirah Arab di era Abu Bakar Shidiq, mereka menjadi pembela Islam.

Jalan pintas membangun peradaban Islam kembali bukan dengan ilmu dan teknologi ala Barat atau Timur, tetapi dengan penghambaan diri, penyerahan diri, mentaati syariat-Nya dan doa-doa yang terus dipanjatkan dalam setiap keadaan. Doa adalah wujud penghambaan diri. Inilah jalan pintas tercepat membangun peradaban Islam yang melampaui seluruh peradaban saat ini.


Bukankah doa itu senjata bagi mukmin? Mengapa saat ini kaum muslimin menanggalkan senjatanya? Menanggalkan sarana dan fasilitas datangnya pertolongan Allah?

Kesadaran akan Fenomena Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat awan berarak membentuk gumpalan awan...

Kesadaran akan Fenomena Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)



Saat awan berarak membentuk gumpalan awan mendung, apa yang terpikirkan? Saat kilatan halilintar dan guruh bergemuruh serta menggelegar menyambar-nyambar di angkasa, apa yang terbesit?

Allah yang menentukan dimana hujan turun. Allah melempar halilintar sesuai Kehendak-Nya.  Fenomena alam yang tangkap bila tidak membawa kesadaran akan Allah, bertanda apakah? Rasulullah saw berubah raut wajahnya saat angin berhembus keras dan awan tebal menyelimuti langit. Setiap fenomena memunculkan ketakutan dan harap pada Allah.

Bila memasuki hari Jumat, seluruh jagat raya dan hewan menjerit ketakutan. Jeritannya tak dipahami manusia. Semuanya menjerit hingga waktu terbitnya matahari. Mengapa? Hari Kiamat terjadi pada hari Jumat, itulah yang dikhawatirkan oleh jagat raya.

Banyak sekali fenomena optimisme berubah menjadi kehancuran. Perhatikan kisah kaum Aad dan Tsamud? Menantang para Nabi. Saat di langit terlihat awan, disangka hujan yang membawa kemakmuran, ternyata gelombang angin kencang yang membawa batu-batu keras yang menerjang. Mereka hancur di rumahnya sendiri.

Tanda kehancuran diawali saat pintu-pintu dunia dibuka sempurna. Tanda kehancuran diawali saat apa yang ada pada dirinya dianggap miliknya dan merasa bebas melakukan apapun sesuai egonya. Sebab prilaku ini sudah merampas hak Allah.

Membaca fenomena alam, berarti membaca Kehendak-Nya di jagat raya. Memperhatikan fenomena di sekitar kita, berarti membaca takdir-Nya yang sudah tertulis di Lauhul Mahfud. Bisakah semuanya menjadi kesadaran  Ketuhanan? Kesadaran keinsafan? Kesadaran akan masa depan?

Otak media perekaman. Mata, telinga dan panca indra, media mengumpulkan data dan informasi. Akal mengolah dan memahaminya. Hati akan dibawa kemana dan bagaimana meresponsnya? Bila semua fenomena tidak membawa penghambaan diri kepada Allah, maka perjalanan waktu hanya kesia-siaan hidup.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (262) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (392) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (284) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (449) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (185) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (211) Sirah Sahabat (130) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (138) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)