Khalifah Bani Umayyah Melunasi Hutang
Ide Tulisan: Nasrulloh Baksolahar
Narasi: ChatGPT
Berikut adalah kisah para khalifah Bani Umayyah yang dikenal membayar utang—baik utang pribadi, utang rakyat, maupun utang para syuhada dan orang miskin. Meski Bani Umayyah sering dikritik dalam sejarah karena sisi politisnya, ada beberapa sosok yang sangat layak menjadi teladan, khususnya dalam hal menyelesaikan utang dengan amanah dan penuh tanggung jawab.
1. Umar bin Abdul Aziz (Khalifah ke-8 Bani Umayyah, wafat 101 H)
Khalifah yang Melunasi Utang Rakyat
Umar bin Abdul Aziz adalah contoh paling menonjol di antara khalifah Bani Umayyah dalam hal kepedulian terhadap beban utang umat.
Beberapa tindakan nyatanya:
a. Membayar utang rakyat miskin dari Baitul Mal
Ia berkata kepada para gubernurnya:
“Barang siapa yang wafat dan memiliki utang, maka bayarkanlah dari Baitul Mal. Dan barang siapa yang meninggalkan harta, maka serahkanlah kepada ahli warisnya.”
(Al-Bidayah wan-Nihayah, Ibnu Katsir)
Ia menugaskan amil zakat dan para qadhi untuk mendata seluruh rakyat yang terlilit utang karena kebutuhan mendesak (bukan karena pemborosan), lalu membayarnya dari kas negara.
b. Membayar utang keluarga syuhada dan mujahid
Umar bin Abdul Aziz juga memberikan perhatian besar kepada keluarga para pejuang Islam yang gugur dan meninggalkan utang. Ia menganggapnya sebagai tanggung jawab negara.
c. Tidak meninggalkan utang pribadi
Meski hidup sangat sederhana, ia sangat menjaga agar tidak meninggalkan utang. Ia bahkan mengembalikan harta negara yang sempat ia manfaatkan, dan memerintahkan agar seluruh administrasi negara transparan, termasuk pengeluaran pribadi.
Pelajaran: Umar bin Abdul Aziz meletakkan standar bahwa pemimpin adalah pelunasan bagi beban rakyat, bukan penambah beban.
2. Mu'awiyah bin Abu Sufyan (Khalifah pertama Bani Umayyah, wafat 60 H)
Melunasi Utang Sahabat dan Pejabat
Mu‘awiyah, meskipun terkenal sebagai negarawan ulung, juga memiliki sisi kepedulian sosial yang tinggi.
Di antara kisahnya:
Suatu hari, ada sahabat Nabi yang wafat dalam keadaan meninggalkan utang dan tak mampu membayar. Keluarganya kebingungan. Mu‘awiyah segera berkata:
“Ini adalah keluarga sahabat Nabi. Jika dia tidak mampu melunasi utangnya, maka kami yang akan menyelesaikannya.”
Ia menjadikan kas negara sebagai alat untuk menjaga kehormatan umat Islam, termasuk urusan utang.
Catatan: Dalam banyak riwayat, Mu‘awiyah juga menggaji para ahli ilmu, faqih, dan qadhi, serta memberi mereka tunjangan khusus agar mereka tidak sampai berutang untuk bertahan hidup.
3. Abdul Malik bin Marwan (Khalifah ke-5 Bani Umayyah, wafat 86 H)
Menjamin Utang Pejabat yang Jujur
Abdul Malik dikenal sebagai reformis administrasi keuangan negara. Ia membangun sistem pajak dan kas negara (Baitul Mal) yang lebih rapi.
Ketika ada gubernur jujur yang wafat dalam keadaan miskin dan meninggalkan utang, Abdul Malik berkata:
“Gubernur ini bekerja untuk negara, dan meninggal dalam keadaan jujur. Negara wajib menanggung beban yang ia tinggalkan.”
Sejak itu, ia mengeluarkan peraturan bahwa utang pejabat jujur akan ditanggung negara, selama terbukti bukan karena penyalahgunaan jabatan.
4. Hisyam bin Abdul Malik (Khalifah ke-10, wafat 125 H)
Mendirikan Dana Darurat Pelunasan Utang
Hisyam dikenal sebagai khalifah yang membangun banyak infrastruktur, tapi ia juga memiliki program sosial khusus.
Salah satu kebijakan yang jarang dikenal:
Ia mendirikan “dana pelunasan utang” (dâr al-dayn) yang dikelola oleh qadhi dan amil zakat untuk rakyat miskin yang bangkrut, keluarga syuhada, atau orang yang jatuh miskin karena musibah.
Program ini dijalankan melalui kantor zakat dan disatukan dalam sistem administrasi negara.
Pelajaran: Bahkan pada masa puncak kemewahan Bani Umayyah, masih ada kebijakan sosial keuangan Islami yang berbasis tanggung jawab kolektif.
Kesimpulan:
Para khalifah Bani Umayyah yang menonjol dalam pelunasan utang:
Khalifah Bentuk Kepedulian Terhadap Utang
Umar bin Abdul Aziz Melunasi utang rakyat miskin dan syuhada dari Baitul Mal
Mu’awiyah bin Abu Sufyan Melunasi utang sahabat dan memberi bantuan ke keluarga mereka
Abdul Malik bin Marwan Menanggung utang pejabat jujur yang wafat miskin
Hisyam bin Abdul Malik Membentuk lembaga khusus pelunasan utang rakyat
"Pemimpin sejati tidak hanya memimpin dari depan, tetapi juga memikul beban di belakang yang tak terlihat—termasuk beban utang umatnya."
0 komentar: