Pembentukan Tarbawi, Memahami Inti dan Ruh
Kesuksesan dakwahnya tidak hanya bergantung pada wawasannya, bacaan atau perubahan simbolis, tetapi pada realitas pengalaman dari berbagai segi.
Yusuf Qardawi berkata, "Kita harus memindahkan perhatian kita pada inti dan ruh, menggantikan kesibukan kita dengan simbol."
"Karena itu, barangsiapa menghilangkan tauhid dari akidahnya, keikhlasan dalam ibadahnya, kejujuran dalam muamalahnya, kasih sayang dalam akhlaknya, adil dalam hukumnya, itqan dalam bekerja, rasa dalam sastra, dan ukhuwah dalam berinteraksi, maka berarti ia telah menghilangkan inti Islam, meskipun ia berpegang teguh dengan lahir dan simbol-simbolnya."
Yusuf Qardawi berkata, "Banyak di antara mereka yang berbangga bahwa mereka telah menjaga dan memperhatikan sunah, namun sebenarnya mereka lebih banyak hanya menjaga simbol dan penampilan, seperti memanjangkan jenggot, memendekkan celana dan lainnya. Namun, tidak baik jika menjadikan ini segalanya dalam agama, seolah-olah ia bagian rukun iman, prinsip Islam, atau kaidah-kaidah Ihsan."
"Tapi tidak baik juga, jika anda menuduh orang yang tidak memeliharanya dengan sedikit iman, lemah keyakinan, atau mengikuti jalan selain kaum mukminin. Padahal, ia merupakan hal-hal tersier dalam urusan agama ini, bukan hal primer maupun sekunder sebagaimana yang diuraikan oleh para ahli fiqih dan ushul. "
Dalam aspek pembinaan tarbawi, Hasan Al-Banna menghimpun seluruh aspek tarbawi terhimpun dalam 5 kata:
1. Kesederhanaan
2. Tilawah
3. Shalat
4. Keprajuritan
5. Akhlak
Sifat yang tertarbawi terhimpun dalam 5 kata:
1. Iman yang mendalam
2. Pemahaman yang benar
3. Pembentukan yang cermat
4. Cinta yang kuat
5. Amal yang berkesinambungan
Semboyan prinsip tarbawi terhimpun dalam 5 kata:
1. Allah adalah tujuan kami
2. Rasulullah saw adalah tauladan kami
3. Al-Qur'an adalah undang-undang kami
4. Jihad adalah jalan juang kami
5. Mati syahid adalah cita-cita kami
Sumber:
Abdurahman Al-Mursy Ramadhan, Manhaj Islah, Era Intermedia
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif