basmalah Pictures, Images and Photos
07/29/21 - Our Islamic Story

Choose your Language

Menaikan Level Introspeksi Diri Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Hasan Al Bashri melakukan intropeksi ...


Menaikan Level Introspeksi Diri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Hasan Al Bashri melakukan intropeksi bukan saja terhadap amal, tetapi juga terhadap apa yang dipikirkan. Saat beliau melewati sebuah rumah, rasa penasarannya terbangun. Muncullah pertanyaan, siapa pemiliknya? Bisnisnya? Dananya? Untuk membangun rumah. Rasa keingintahuan ini dianggap sebuah kesia-siaan. Karena rasa penasarannya tidak membangun amal dan kemaslahatan akhirat.

Umar bin Khatab juga melakukan intropeksi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Apakah menghasilkan amal? Bila hanya keingintahuan tanpa menghasilkan amal, maka pertanyaan tersebut sementara ditunda terlebih dahulu. Hasan Al Banna pun memiliki prinsip bahwa segala sesuatu yang tidak terbangun amal diatasnya sebaiknya ditinggalkan.

KH Abdullah bin Nuh, Ulama kharismatik asal Bogor, mengatakan pada muridnya yang saat ini telah menjadi ulama besar, "Bagi seorang wali Allah, tidak mengingat Allah sesaat saja berarti sudah kafir." Kewaspadaan sang Kiyai sangat luar biasa. Hati dan pikiran yang tidak menghadirkan Allah dianggap telah mengingkari keberadaan Allah.

Mengontrol besitan hati dan pikiran lebih mudah sebelum menjadi perbuatan dan amal. Semua besitan hati dan pikiran belum dianggap dosa walaupun salah. Namun besitan yang baik sudah dicatat sebagai kebaikan. Itulah cara meraih keridhaaan Allah dengan mengelola apa yang hadir dalam hati dan pikiran.

Allah mengetahui semua yang terbesit di hati dan pikiran. Allah mengetahui apa yang ada dan disembunyikan di dalam dada manusia. Tingkatan intropeksi harus dinaikkan levelnya terus menerus. Bila sebelumnya, beramal dulu baru intropeksi. Terjadi dulu baru intropeksi. Maka saatnya intropeksi saat masih berupa besitan di hati dan pikiran.

Membuang pikiran kesia-siaan. Membuang pikiran yang melalaikan. Membuang pikiran kesenangan. Membuang pikiran yang menyesatkan. Itulah manajemen hati dan pikiran. Timbangannya, apakah Allah ridha? Apakah ada amal yang dibangun? Apakah ada kemaslahatan bagi manusia?

Hati butuh intropeksi, karena selalu berbolak balik. Hati selalu diawasi, karena inilah pertarungan gabungan syetan - hawa nafsu dengan malaikat - iman. Hati harus diteguhkan dengan janji dan sumpah, agar tidak mudah berbelok dan terpleset. Menurut Imam Ghazali, hati harus diikat dengan janji dan sumpah setiap pagi agar teguh, mantap dan tentram.

Beribadah Dengan Berbelanja Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berbelanjalah, bukan untuk memenuhi nafsu...

Beribadah Dengan Berbelanja

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berbelanjalah, bukan untuk memenuhi nafsu konsumtif. Bukan untuk melengkapi perabotan rumah. Bukan untuk menghias diri dengan apa yang dibeli. Berbelanjalah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan berbelanja roda perekonomian berputar. Dengan berbelanja banyak urusan manusia dapat tertunaikan.

Seorang murid terkemuka Ibnu Abbas, Jabir bin Zaid, menjadi berbelanja kepada sesama muslim sebagian sarana beribadah kepada Allah. Jabir bin Zaid satu level dengan Hasan Al Bashri dan Ibnu Sirin. Dia paling mengerti tafsir Al-Qur'an dibandingkan yang lainnya. Dari bentuk pengamalan terhada Al-Qur'an, dia memiliki adab dalam berbelanja kepada sesama muslim.

Jadikan uang yang dikeluarkan menjadi sarana untuk berbuat kebaikan dan menambah pahala sunnah walau bukan dalam bentuk infaq, sedekah apalagi zakat. Uang yang dikeluarkan untuk berbelanja sehari-hari pun harus menjadi timbangan kebaikan yang berat di akhirat. Uang yang dikeluarkan kepada warung tetangga atau pedagang keliling pun harus dijadikan sarana beribadah.

Akhlak Jabir bin Zaid dalam berbelanja, tidak pernah menawar. Saat menyewa kendaraan untuk pergi ke Mekkah selama tiga hari, tidak pernah minta diturunkan harganya. Begitupun ketika membeli hamba sahaya untuk dimerdekakan dan ketika membeli hewan ternak untuk ibadah kurban. Mengapa begitu? Jabir bin Zaid tidak pernah menawar harga apa pun yang ia bayar untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Suatu hari Nabi Sulaiman ingin membayar tanah untuk perluasan Masjidil Aqsa. Sangat terasa harga tersebut terlalu mahal. Lalu Allah berfirman, "Uang yang akan dibayarkan berasal dari harta milikmu atau berasal dari karunia-Ku?" Tersadarlah sang Nabi. Tanah itu akhirnya segera dibayarkan.

Yunus bin Ubaid, seorang ulama salaf yang berprofesi sebagai pedagang sutra,  tidak senang bila dia membeli barang dagangan yang lebih murah dari pasaran. Mendapatkan harga yang lebih murah dari harga pasar bukanlah prestasi, tetapi berpotensi sebuah kezaliman. Saat seorang wanita hendak menjual sutera dengan harga 500 dirham, beliau meminta keridhaaannya agar dibeli dengan harga 1.000 dirham. Begitupun dengan imam Abu Hanifah.

Harta ini milik Allah, gunakan untuk membahagiakan manusia melalui transaksi perdagangan. Saat harta dikeluarkan, tak ada yang berkurang karena semua bukan milik kita.  Kelebihan yang diambil dalam berbisnis hanya untuk bagaimana kebaikan bisnis yang dijalankan terus bisa berjalan dan berputar untuk melayani dan menciptakan kebaikan bagi manusia.

Mengapa Tanda Akhir Zaman Penuh Keburukan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dr Musthafa Murad menulis ...

Mengapa Tanda Akhir Zaman Penuh Keburukan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Dr Musthafa Murad menulis sebuah kitab yang berjudul Alfu Mu'jizati Rasulullah saw. Salah satu tema terbesar yang diangkat adalah nubuwah (berita masa depan) yang akan terjadi dan pasti terjadi. Bukankah penguasa masa depan adalah mereka yang paham masa depan di hari ini? Isi nubuwah Rasulullah saw sebagian besar tentang tanda akhir zaman. Namun mengapa beritanya lebih banyak keburukan?

Manusia lebih mudah jatuh dalam keburukan, walaupun yang menyampaikannya seorang Nabi dan Rasul. Manusia lebih menyukai keburukan, itulah mengapa tanda akhir zaman lebih didominasi oleh berita kerusakan dan kehancuran. Mengapa manusia lebih menikmati kerusakan, padahal setiap waktu mencaci maki efek keburukan dan kerusakan?

Manusia yang masih memiliki nyali akan bangkit saat mendengar akan terjadi keburukan. Yang memiliki energi akan tergerak untuk mengantisipasi. Yang berakal bersegera membuat perencanaan dan strategi aksi. Namun bagi yang lemah kemauannya hanya pasrah saja, bukan dianggap sebuah tantangan. Seperti Nabi Yusuf,  akan terjadi paceklik bersegera membuat rencana aksi agar tidak kesusahan dan hancur di saat paceklik.

Saat para Sahabat Rasulullah saw mendengar kabar bahwa seluruh kabilah Arab mengepungnya.  Mereka menjawab, "Inilah  janji yang telah Allah sebutkan." Pada saat mendengar bahwa seluruh orang terbaik Mekkah bergerak hendak menghancurkan Rasulullah saw di Badar. Maka seluruh Sahabat berjanji setia tetap bersama Rasulullah saw. Berita buruk itu untuk menguji "kesablengan" mental menghadapi hal yang paling terburuk.

Tanda akhir zaman untuk menjaga stamina jihad dan amar makruf nahi munkar dalam tubuh umat Islam. Tanda akhir zaman agar di setiap zaman umat Islam mengikuti derap langkah Rasulullah saw dan para Sahabat. Tanda zaman akhir zaman agar umat tidak bertopang dagu. Tak ada zaman untuk berleha dan bersantai. Tak ada zaman untuk duduk termangu tak berkarya.

Tanda akhir zaman sebuah tanda kehancuran dan keburukan. Bukankah ajaran Islam sebagai  jalan keselamatannya? Bukan umat Islam sebagai pemangku amanah tegaknya keselamatan dunia dan akhirat? Bukan kaum Muslimin sebagai penyelamatnya? Jika mental umat Islam lemah maka jadilah santapan hawa nafsu dan musuhnya, maka tanda akhir zaman akan menjadi nyata. Bukankah hari Kiamat tidak akan terjadi selagi asma Allah menggema di setiap hati umat Islam?

Tanda akhir zaman. Bisnis akan dikuasai oleh orang jahat. Ayo berjihad di Bisnis. Tanda akhir zaman. Kekuasaan digenggam oleh penguasa zalim dan diktator. Ayo berjihad di dunia politik.Tanda akhir zaman. Seni dan budaya dipenuhi oleh hawa nafsu. Ayo berjihad di dunia seni budaya.

Tanda akhir zaman, sebuah energi besar agar umat bergumul dengan jihad. Bukan menerima pasrah. Tanda akhir zaman, sebuah tantangan peradaban bahwa umat memiliki konsep  pemikiran dan operasional untuk menuntaskannya. Tanda akhir zaman, Menandakan bahwa Allah memberikan tanggungjawab pada umat terbaik untuk menuntaskannya.

Tanda Kebrilianan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Paham yang kekal, lalu mengutamakan dan berjuang ke...

Tanda Kebrilianan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Paham yang kekal, lalu mengutamakan dan berjuang keras untuk meraihnya. Paham yang mulia lalu berusaha menduduki tahtanya. Paham yang lebih utama lalu mendahulukan untuk mengerjakannya. Itulah tanda Kebrilianan.

Tidak tertipu dan jatuh pada yang hina. Tidak disibukkan dengan kesia-siaan,  kelalaian dan kemubaziran. Tidak menikmati hal yang merusak diri dan kehidupan. Itulah tanda Kebrilianan.

Menikmati syahwat sesuai kadarnya. Menikmati hawa nafsu hanya sekedar melangsungkan kehidupan dan menopang diraihnya yang mulia. Makan, minum dan tidur sekedar mengokohkan tubuh untuk meraih yang utama. Paham tujuan juga sarananya. Paham bagaimana memperlakukan tujuan dan sarana, itulah tanda kebrilianan.

Paham inti kehidupan. Paham pusat kehidupan. Paham dimana kehidupan ini berputar pada porosnya. Paham liku-liku bagaimana cara meraih inti kehidupan lalu berjuang melaluinya. Itulah tanda kebrilianan.

Kebrilianan tidak hadir hanya dengan akal manusia. Akal bisa tertipu dan salah arah. Akal bisa lurus bila benar tujuan dan niatnya, lalu akal mengeksplorasinya dengan sangat mendalam dan detail. Hati manusia terus berbolak balik. Sering tertipu oleh bisikan syetan dan hawa nafsu. Ada bisikan takwa ada bisikan fujur. Sering kali salah mendeteksi. Sering kali salah mana yang diutamakan.  Lalu bagaimana meraih kebrilianan?

Bila menanggalkan ingat kematian, maka hati akan rusak.  Hanya dengan mengingat kematian seluruh potensi kebodohan bisa dipadamkan dan dibuang. Ingat kematian menjernihkan hati, meluruskan niat, menguatkan langkah, memperkokoh semangat,  membuat seluruh kesulitan menjadi amat sangat ringan dan mudah.

Mulai dari yang akhir. Membentuk mindset dan paradigma yang benar hanya dapat dilakukan bagi mereka yang ingat kepada kematian. Begitulah penekanan Steven Covey dalam bukunya the Seven Habit yang mendunia. Yang katanya menjadi buku rujukan orang sukses di seluruh dunia.

Kebrilianan itu milik mereka yang mendekati Allah. Yang bersama Allah. Yang taat pada Allah. Yang selalu ditolong Allah. Alp Arsalan, sultan Bani Saljuk, dengan 15.000 tentaranya mampu menundukkan kaisar Romawi yang pasukannya berjumlah 250.000 orang. Sang Sultan awalnya ingin menyerah. Bermaksud memberikan daerah kekuasaannya pada kaisar. Namun Ulama yang disampingnya melarangnya. Apa sarana sang Ulama?

Kumpulkan semua prajurit. Beristighasah kepada Allah di waktu yang mustajab dengan doa yang mustajab. Akhirnya kasir Romawi tertangkap oleh seorang budak. Pasukan Romawi dikalahkan dengan telak. Kebrilianan itu mampu meraih yang luar biasa dengan sumber daya dan kekuatan yang sangat terbatas bahkan disaat yang paling sangat lemah. Siapa yang bisa melakukannya? Yang diijinkan Allah. Yang ditolong Allah.

Melawan kekuatan besar dengan kekuatan yang lebih besar bukanlah kebrilianan. Melawan kekuatan dengan kekuatan yang sama bukanlah kebrilianan. Para Sahabat memenangkan seluruh pertempuran bukan karena jumlah prajurit dan sarana perlengkapan perangnya sama atau lebih hebat dari lawannya. Tetapi jumlah sedikit mampu menghancurkan kekuatan yang besar. Itulah tanda Kebrilianan.

Rustum, panglima perang Persia, gentar dengan pasukan muslimin bukan karena jumlah prajurit dan canggihnya peralatan perang. Rustum gentar karena karakter yang kuat, iman yang kokoh, tujuan yang benar yang menghujam di hati kaum muslimin. Saat mereka pun meminta bantuan  kaisar Tiongkok, sang kaisar pun mengucapkan hal yang sama, "Pasukan seperti ini tak bisa dikalahkan."

Napelion Bonaparte, saat melihat karakter pasukan Turki Utsmani. Saat panglima perang inggris melihat jasad relawan Ikhwanul Muslimin saat perang Arab-Israel. Mereka berkata, "Bila aku memiliki pasukan seperti ini, aku bisa menguasai dunia." Memenangkan seluruh pertarungan kehidupan dengan karakter yang kokoh, Itulah tanda kebrilianan.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)