Ayat Al-Qur'an yang Berkaitan dengan Pertempuran Melawan Yahudi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Tidak semua pertempuran dengan Musyrikin Arab dijelaskan dalam Al-Qur'an. Namun, seluruh pertempuran dengan Yahudi dijelaskan dalam Al-Qur'an.
1. Sebelum Perang Bani Qainuqa
Kaum Yahudi tak percaya kaum Muslimin menang terhadap Musyrikin Quraisy di Perang Badar.
Mereka pun berkata, "Wahai Muhammad, jangan sombong dengan keberhasilanmu membunuh beberapa orang Quraisy yang tidak mengerti peperangan. Jika engkau (berani) memerangi kami, maka di saat itu engkau akan mengetahui bahwa kami benar-benar manusia dan kamu tidak akan menjumpai orang seperti kami.”
Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan firman-Nya, "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka jahannam, dan itulah seburuk-buruk tempat.” (Ali Imrân/3:12)
Menurut Tafsir Tahlili yang dikeluarkan oleh Kemenag. Pada ayat ini Allah dengan tegas memperingatkan mereka; bahwa mereka pasti akan binasa di dunia ini, sebelum di akhirat nanti.
Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa mereka akan dikalahkan di dunia ini. Tuhan akan menepati janji-Nya, dan di akhirat mereka akan ditempatkan di Neraka Jahanam.
2. Jalannya Perang Bani Nadhir
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, “Surah al-Anfaal turun berkenaan dengan Perang Badar sedangkan surah al-Hasyr turun berkenaan dengan Bani Nadhir.”
Dialah yang mengeluarkan orang-orang yang kufur di antara Ahlulkitab (Yahudi Bani Nadir) dari kampung halaman mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka bahwa mereka akan keluar. Mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat menjaganya dari (azab) Allah. Maka, (azab) Allah datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka. Dia menanamkan rasa takut di dalam hati mereka sehingga mereka menghancurkan rumah-rumahnya dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka, ambillah pelajaran (dari kejadian itu), wahai orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati). (Al-Ḥasyr [59]:2)
Menurut Tafsir Tahlili yang diterbitkan oleh Kemenag,
dalam ayat ini diterangkan bahwa di antara bukti keperkasaan dan kebijaksanaan Allah ialah menjadikan orang Yahudi terusir dari kota Medinah. Atas pertolongan-Nya, kaum Muslimin dapat mengusir mereka dari tempat kediaman mereka, padahal mereka sebelumnya adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan menguasai suku Aus dan Khazraj dalam berbagai bidang kehidupan.
Orang-orang yang beriman tidak mengira bahwa orang-orang Yahudi dapat terusir dari kota Medinah, mengingat keadaan, kekuatan, kekayaan, pengetahuan, dan perlengkapan mereka. Orang-orang Yahudi yang tinggal di Medinah pada waktu itu lebih baik keadaannya dibandingkan dengan kaum Muhajirin dan kaum Ansar.
Mereka banyak yang pandai tulis baca, banyak yang berilmu, dan sebagainya, di samping kelihaian mereka dalam berusaha, berdagang dan mengurus sesuatu. Kenyataan menunjukkan bahwa pengusiran itu terlaksana. Hal ini dapat memperkuat iman kaum Muslimin dan kepercayaan mereka akan adanya pertolongan Allah.
Bani Naḍīr semula mengira bahwa benteng-benteng yang kokoh yang telah mereka buat dapat menyelamatkan mereka dari serangan musuh-musuh. Mereka percaya benar akan kekuatannya, sehingga mereka semakin berani mengadu domba dan memfitnah kaum Muslimin, sehingga orang-orang musyrik Mekah bertambah kuat rasa permusuhannya. Lalu orang Yahudi merencanakan persekutuan dengan orang-orang musyrik dan orang-orang munafik untuk memerangi kaum Muslimin.
Dalam keadaan yang demikian itu, tiba-tiba Bani Naḍīr dikalahkan oleh kaum Muslimin yang mereka anggap enteng selama ini. Bahkan mereka diusir dari Medinah. Mereka hanya diperkenankan membawa barang-barang mereka sekadar yang dapat dibawa unta-unta mereka. Sebagian Bani Naḍīr pergi ke Ażriat (Syam) dan sebahagian lagi ke Khaibar.
Allah menerangkan keadaan orang-orang Yahudi Bani Naḍīr di waktu mereka akan meninggalkan Medinah dalam keadaan terusir. Mereka meruntuhkan rumah-rumah mereka, dan menutup jalan-jalan yang ada dalam perkampungan mereka, dengan maksud agar rumah itu tidak dapat dipakai kaum Muslimin dan agar mereka dapat membawa peralatannya sebanyak mungkin.
3. Perang Bani Quraizhah
Dia menurunkan orang-orang Ahlulkitab (Bani Quraizah) yang membantu mereka (golongan-golongan yang bersekutu) dari benteng-benteng mereka. Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh dan sebagian yang lain kamu tawan. (Al-Ahzab [33]: 26)
Dalam Tafsir Tahlili yang dikeluarkan oleh Kemenag, Ayat ini menerangkan perang menghadapi Bani Quraiẓah, salah satu dari suku-suku Yahudi Medinah yang telah membuat perjanjian damai dengan Nabi. Penyebabnya, ketika kaum Muslimin dalam keadaan kritis menghadapi tentara yang bersekutu di Perang Ahzab, orang-orang Yahudi Bani Quraiẓah yang menjadi warga kota Medinah mengkhianati kaum Muslimin dari dalam.
Setelah Allah menghalau pasukan sekutu, maka Dia mewahyukan kepada Nabi Muhammad, agar kaum Muslimin segera menumpas Bani Quraiẓah yang telah berkhianat. Oleh karena itu, Nabi dan kaum Muslimin segera membuat perhitungan dengan para pengkhianat itu. Nabi dan kaum Muslimin segera mendatangi kampung mereka untuk mengepungnya. Setelah mendengar kedatangan Nabi dan Kaum Muslimin, mereka segera memasuki benteng-benteng untuk mempertahankan diri.
Tentara kaum Muslimin waktu itu dipimpin oleh Ali bin Abi Ṭalib. Setelah dua puluh lima hari lamanya mereka dikepung dalam benteng-benteng itu dengan penuh ketakutan, maka mereka mau menyerah kepada Nabi dengan syarat bahwa yang akan menjadi hakim atas perbuatan mereka ialah Sa’ad bin Mu’āż, kepala suku Aus.
4. Perang Khaibar
Peristiwa peperangan ini terekam dalam Al-Qur’an surat al-Fath ayat 20 sebagai janji Allah kepada kaum Muslimin yang ikut dalam Perjanjian Hudaibiyah, bahwa mereka akan mendapatkan harta rampasan yang banyak.
Allah telah menjanjikan kepadamu rampasan perang yang banyak yang (nanti) dapat kamu ambil, maka Dia menyegerakan (harta rampasan perang) ini untukmu. Dia menahan tangan (mencegah) manusia dari (upaya menganiaya)-mu (agar kamu mensyukuri-Nya), agar menjadi bukti bagi orang-orang mukmin, dan agar Dia menunjukkan kamu ke jalan yang lurus. (Al-Fath [48]:20)
Dalam Tafsir Tahlili yang diterbitkan Kemenag,
Allah menjanjikan kemenangan dan harta rampasan yang banyak bagi kaum Muslimin dari orang-orang kafir secara berangsur-angsur pada masa yang akan datang. Allah akan segera memberikan kemenangan dan harta rampasan pada Perang Khaibar.
Allah juga menjamin dan menghentikan orang-orang Yahudi yang ada di Medinah untuk mengganggu dan merusak harta kaum Muslimin sewaktu mereka pergi ke Mekah dan ke Khaibar.
Allah membantu dan menolong kaum Muslimin dari ancaman dan serangan musuh-musuh, baik diketahui kedatangannya maupun yang tidak, dalam jumlah besar ataupun kecil. Allah membimbing kaum Muslimin menempuh jalan yang lurus dan diridai-Nya.
Menurut Ibnu Jarīr, yang dimaksud dengan perkataan, “Allah menahan tangan manusia yang akan membinasakan Rasulullah dan kaum Muslimin” ialah keinginan dan usaha penduduk Khaibar dan kabilah-kabilah lain yang bersekutu dengan mereka, karena dalam hati mereka masih terdapat rasa dengki dan sakit hati. Kabilah yang bersekutu dengan penduduk Khaibar itu ialah kabilah Asad dan Gaṭafān.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif