basmalah Pictures, Images and Photos
08/12/23 - Our Islamic Story

Choose your Language

Mendidik Jiwa Belajar dari Bertani Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tanah itu subur. Jiwa dan akal manusia itu subur. Bila tidak ditan...

Mendidik Jiwa Belajar dari Bertani

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tanah itu subur. Jiwa dan akal manusia itu subur. Bila tidak ditanami akan tererosi. Terbawa arus ke lautan. Atau, tumbuhnya beragam gulma. Bermanfaat, namun minimal. Bermanfaat namun tak sesuai yang diharapkan.

Jiwa itu bila tak ada karya yang dibangun. Bila tidak ada amal shaleh yang dibiasakan akan bermunculan beragam penyakit hati, tumbuh kebiasaan yang sia-sia, tumbuh karakter yang melampaui batas, tumbuh jiwa-jiwa perusak. Sibukan dengan amal agar jiwa dan akal semakin subur. Agar tidak seperti tanah yang tak pernah diurus.

Tanah semakin subur bila diolah dan dicangkul. Jiwa-jiwa manusia semakin subur dengan tempaan pelatihan jiwa atau riyadhah. Tanah semakin subur bila disebarkan pupuk oganik, yang berasal dedaunan, ranting, buahnya sendiri. Jiwa semakin subur dengan keilmuan hasil perjalanan hidupnya sendiri. Hasil dari tafakur, tadabur dan dzikirnya. Bukan keilmuan "kimia pabrik" yang disuntikkan ke dalam jiwanya.

Tanaman yang kecil rawan dikepung oleh gulma yang menghambat pertumbuhannya.  Tumbuhan yang besar secara otomatis membunuh menghambat pertumbuhan gulma. Oleh sebab itu Al-Qur'an memerintahkan menanam pohon yang akarnya menghujam ke bumi dan dahannya menjulang ke langit.

Tanaman yang besar secara otomatis membuat gulma tidak tumbuh. Andai pun ada, tidak akan merusak pepohonan. Amal yang berorientasi kepada Allah akan membuat semua gejolak, godaan dan bisikan perusak lemah secara otomatis. Sedangkan terpaan angin yang kencang bisa jadi mematahkan dahan atau menumbuhkan pohon, tetapi akan bisa tumbuh kembali.

Persoalan utama dan pertama menanam pohon adalah tanah, air hujan dan sinar matahari. Mengolah tanah sehebat apapun tidak akan menumbuhkan pepohonan yang subur dan berbuah bila tidak disiram oleh air hujan dan sinar matahari.

Bila manusia mengolah jiwa, hati dan akal berdasarkan kemauan, ilmu dan egonya sendiri. Bila manusia mengolah jiwa, hati dan akal berdasarkan penelitian ilmiah dengan methodelogi yang tepat sekali pun, tidak akan bisa membangun, mendidik dan menempanya, karena yang dominan adalah unsur langit yaitu wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah saw.

Ketundukan dan Kewaspadaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ada dua sifat yang sedang diperjuangkan agar menjadi karakter yang melekat...

Ketundukan dan Kewaspadaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Ada dua sifat yang sedang diperjuangkan agar menjadi karakter yang melekat hingga akhir hayat. Yaitu, ridha dan wara. Ridha itu puas dan selalu bahagia dengan segala takdir dan hukum-Nya, juga sunah Rasulullah saw. Ridha terhadap seluruh kaum muslimin, manusia dan makhluk-Nya.

Apa alasan untuk ridha? Apa dasar untuk ridha? Allah memiliki Asmaulhusna. Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Ampunan-Nya mendahului azab-Nya. Tak ada yang sia-sia dalam kehidupan ini.

Bila tidak ridha, apakah manusia bisa memilih planet lain? Pindahan ke alam semesta yang lain?  Memilih kehidupan yang lain? Apakah ada Tuhan selain Allah? Ada sumber kebaikan selain Allah?

Ridha hanya butuh ketundukkan hati. Membuang ego lebih tahu akan kebaikan. Membuang definisi tentang manfaat dan mudharat versi diri. Ketentraman itu ada pada ridha.

Ridha membuat langkah manusia selaras dengan Allah. Mengikuti kemana pun kehendak Allah. Bergandengan membersamai Allah. Seperti dua sejoli yang terus melangkah bersama dengan kemesraan dan kerinduan.

Wara buah atas kekhawatiran akan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Menghitung diri sebelum dihitung di hadapan Allah. Bertanya kepada diri sebelum ditanyai Allah. Wara ada sebuah kewaspadaan.

Hasil riset dari kiprah para Sahabat dan Salafus Shaleh di berbagai kitab, semuanya memiliki karakter utama seperti ini. Yang tersulit adalah ridha karena harus menghancurkan ketuhanan diri. Yang tersulit adalah wara karena harus waspada atas kebutuhan yang mendasar dan esensial.

Jaminan Sosial Mandiri Muslimin  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam Al-Qur'an, berbuat baik kepada kerabat itu tanpa syarat. S...

Jaminan Sosial Mandiri Muslimin 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam Al-Qur'an, berbuat baik kepada kerabat itu tanpa syarat. Sedangkan berbuat baik kepada orang lain ada sekala prioritasnya, yatim, miskin dan ibnu sabil. Berbuat baik ada skala prioritas yang terdekat pula. Mulai dari keluarga, tetangga dan terus meluas. Itulah konsep jaminan sosial yang mandiri yang tumbuh pada diri muslimin seandainya negara tidak ikut campur tangan.

Seorang direktur perusahaan ternama berkata bahwa teman itu lebih berharga daripada kerabat. Saat memiliki reputasi, kekayaan dan jabatan, banyak yang mendatangi pada saat terpuruk yang ada hanya tinggal keluarga dan kerabat. Berbuat baik pada kerabat mendapatkan pahala silaturahmi dan sedekah. Kerabat pun ujian dari Allah bisakah tetap berbuat ihsan dengan segala tingkah polanya?

Pengalaman selama Covid-19 dan mengolah lahan pertanian beberapa tahun memberikan arti mendalam tentang kekuatan kerabat. Bertahan dalam gonjang ganjing kehidupan. Bertahan dalam pengolahan lahan yang jauh dan bermodalkan besar, ternyata bisa terus berlanjut dengan semangat kerabat dekat.

Abu Bakar Shidiq terus menopang kerabat  dekatnya walaupun pada saat fitnah Hadistul Ifki ada kerabat dekatnya yang justru menjadi salah satu yang menyebarkan isu tentang Siti Aisyah. Hingga wafatnya Abu Bakar Shidiq, dia terus menopang kerabatnya.

Nabi Nuh tetap bersama istrinya. Nabi Luth tetap bersama istrinya. Nabi Ibrahim tetap bersama ayahnya. Nabi Yusuf tetap membantu saudara-saudaranya yang berkhianat. Rasulullah tetap membantu kafir Quraisy saat musim paceklik menerjang Mekkah. Itulah tanggungjawab terhadap orang dan kerabat yang terdekat. Membantu dan menopang keluarga dan kerabat dekat itu tanpa syarat.

Rasulullah saw mendahulukan tanggungjawab kepada keluarga dan kerabat terdekat daripada jihad. Jihad itu tanggungjawab negara dan masyarakat. Sedangkan keluarga dan kerabat itu tanggungjawab pribadi. Bila negara dan  masyarakat tidak mampu menopang menunaikan tanggungjawab pribadinya, maka tanggungjawab berjihad itu gugur, kecuali bila keluarga dan kerabatnya merelakannya.

Keluarga inti, kerabat, tetangga, muslimin dan seluruh manusia, itulah tingkatan jaminan sosial dalam Islam. Itulah tanggungjawab renteng yang diemban. Bila memungkinkan, mengelola bisnis pun dikelola berbarengan dengan profesionalitas atas dasar konsep ini.

Psikologi Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Di akhirat kelak, orang kafir ingin menjadi tanah. Yang dijebloskan ke neraka, ingin...

Psikologi Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Di akhirat kelak, orang kafir ingin menjadi tanah. Yang dijebloskan ke neraka, ingin menjadi tanah. Mengapa tanah menjadi obsesi? Di saat syetan memandangnya hina?

Dijelaskan dalam Al-Qur'an, manusia berasal dari tanah liat yang kering dan hitam. Tanah liat itu paling mudah untuk dibentuk menjadi apa pun. Tanah liat itu bisa menampung air sebelum dialirkan ke tempat lain. Tanah kering itu tak bisa menumbuhkan apa pun, butuh siraman air. Apa air terbaik bagi tanah?

Air terbaik untuk tanah kering adalah air hujan. Air hujan mengandung nutrisi terbaik dan terbanyak bagi tanah. Tanah yang kering kerontang bila disiram hujan akan berubah menjadi padang rumput atau ilalang yang hijau.

Tanah yang kering, paling mudah untuk menyerap air. Tanah yang kering, totalitas menyerap air. Tanah liat yang kering, berarti tanah yang bila terkena air akan mudah untuk dibentuk dan paling terbaik penyerapannya. Berilah air hujan agar tanah mengandung unsur hara terbaik.

Tanah yang hitam adalah tanah yang paling subur. Paling banyak unsur haranya. Namun apa artinya bila kering? Apa artinya bila disiram  dengan air beracun? Siramlah dengan air hujan. Air hujan itu adalah wahyu Allah. Sumber terbaik untuk menyuburkan dan membangun jiwa manusia.

Apa pun yang dilemparkan ke tanah akan diubahnya menjadi pupuk. Daun, kayu, benda keras dan lunak, diurai menjadi bagian terkecil lalu menjadi pupuk. Apa pun takdir kehidupan diubah menjadi penyubur jiwa? Bagaimana cara mengurai semua kejadian? Gunakan udara, iklim, air hujan dan sinar matahari. Tanah tak bisa mengurai sendiri, tetapi butuh unsur langit.

Tanah memiliki kekuatan pengurai. Manusia bisa mengurai persoalannya dengan akalnya, namun tak bisa berdiri sendiri. Butuh energi langit untuk mengurainya. Butuh energi langit untuk membongkarnya. Itulah cara termudah dan tercepat mengurai persoalan hidup.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)