basmalah Pictures, Images and Photos
09/22/21 - Our Islamic Story

Choose your Language

Jalur Rempah: Jalur Budaya https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/ Perdagangan rempah di Nusantara meninggalkan jejak peradaban ber...

Jalur Rempah: Jalur Budaya

https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/


Perdagangan rempah di Nusantara meninggalkan jejak peradaban berupa peninggalan situs sejarah, ritus budaya, hingga melahirkan beragam produk budaya yang terinspirasi dari alam Nusantara yang kaya. Nampak sekali, di masa lalu orang-orang dari berbagai bangsa berbondong-bondong ke Nusantara tidak semata untuk berdagang, tetapi lebih pada untuk membangun peradaban. Mulai dari Pelabuhan Barus di Sumatera Utara yang diperkirakan ahli sudah berusia lebih dari 5000 tahun, hingga era kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan bandar, seperti di Lamuri, Padang, Bengkulu, Lampung, Banten, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Makassar, Bali, dan Ternate-Tidore di Maluku–semuanya terbentuk karena perdagangan rempah-rempah.

Poros perdagangan rempah-rempah global Asia, India–Nusantara–Tiongkok, melalui perairan Hindia hingga Pasifik juga meninggalkan jejak peradaban yang signifikan. Terletak di sepanjang jalur maritim tersibuk di dunia, Nusantara dari masa ke masa telah menjadi daerah strategis yang amat penting dan tujuan perdagangan selama ribuan tahun. Tak pelak, sebagai akibat dari lalu lintas laut yang padat ke Asia Timur, Timur Tengah, Afrika, Eropa dan sebaliknya, banyak peradaban berinteraksi; bertukar pengetahuan, pengalaman, dan budaya. Ia menjelma sebagai ruang silaturahmi antarmanusia lintas bangsa sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya yang mempertemukan berbagai ide, konsep, gagasan, dan praksis, melampaui konteks ruang dan waktu–dipertemukan oleh sungai, laut, dan samudra.

Jalur Rempah menyebabkan berkembangnya beragam pengetahuan dan kebudayaan yang bukan saja menjadi warisan bagi Indonesia, namun juga merupakan warisan bagi dunia. Karena posisi geopolitik dan geoekonominya sangat strategis, terletak di antara dua benua dan samudra, Indonesia merupakan “global meeting point” dan sekaligus “global melting point”. Berkat rempah, Nusantara menjadi tempat bertemunya manusia dari berbagai belahan dunia dan menjadi wilayah persemaian dan silang budaya yang mempertemukan berbagai ide, gagasan, konsep, ilmu pengetahuan, agama, bahasa, estetika, hingga adat kebiasaan. Jalur perdagangan rempah-rempah melalui laut inilah yang menjadi sarana bagi pertukaran antarbudaya yang berkontribusi penting dalam membentuk peradaban dunia.


Rempah dan Jalur Perdagangan Global https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/ Jauh sebelum bangsa Eropa datang ke Nusantara, ribuan t...

Rempah dan Jalur Perdagangan Global

https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/

Jauh sebelum bangsa Eropa datang ke Nusantara, ribuan tahun lalu, Jalur Rempah adalah rute nenek moyang kita menjalin hubungan antarpulau, suku, bangsa, dengan membawa rempah sebagai nilai untuk membangun persahabatan yang membentuk asimilasi budaya, dan diplomasi di setiap pesinggahan. Jalur inilah yang akhirnya menghubungkan Nusantara dan dunia. Datangnya penutur bahasa Austronesia ke Nusantara sekitar 4.500 tahun lalu dengan perahu menjadi awal pertukaran rempah dan komoditas lain antarpulau di Indonesia Timur. Budaya mereka inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya budaya bahari yang melayarkan rempah hingga ke Asia Selatan sampai Afrika Timur. 

Jejak kayu gaharu ditemukan di India. Cengkih dan kayu manis dari Indonesia timur sudah ada di Mesir dan Laut Merah. Nenek moyang kita juga membawa rempah ke Asia Tenggara, hingga ke Campa, Kamboja, sehingga terjadi persebaran budaya logam dari Dongson (Vietnam) hingga ke Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.

Sejak awal Masehi, Jalur Rempah telah menghubungkan India dan Tiongkok. Tercatat, sudah ada pelaut Jawa yang mendarat di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi. Kapal-kapal Nusantara digunakan para biarawan dari Tiongkok untuk pergi belajar agama Buddha di Suvarnadvipa atau Sriwijaya dan di India. Kerajaan besar Sriwijaya, Mataram Hindu, Singasari, dan Majapahit menjadikan perdagangan rempah sebagai jalur interaksi utama yang menghubungkan Nusantara dengan Asia Tenggara, Tiongkok, Asia Selatan, Asia Barat, hingga ke Afrika Timur. 

Karena itu tak dapat dipungkiri, bahwa jauh sebelum bangsa Eropa melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara, para pedagang Nusantara telah turut aktif dalam jaringan perdagangan dunia. Rempah Nusantara dan Asia telah terkenal di Eropa jauh sebelum mereka dikenal di kawasan Nusantara dan Asia. Posisi strategis yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan, menghubungkan Asia Timur dengan Asia Barat hingga Timur Tengah, Afrika dan Eropa menjadikan Nusantara sebagai hub penghubung jaringan perdagangan dunia. Jack Turner menulis dalam bukunya Spice, The History of a Temptation (2005):

“Tidak ada rempah-rempah yang menempuh perjalanan lebih jauh ataupun lebih eksotis daripada cengkih, pala, dan bunga pala Maluku. Setelah panen di hutan pala di Banda atau di bawah bayangan gunung vulkanik Ternate dan Tidore. Selanjutnya kemungkinan besar, rempah tersebut dimuat dalam salah satu cadik yang masih melintasi pulau-pulau di Nusantara. Rempah bisa juga dibawa oleh pedagang China yang diketahui telah mengunjungi Maluku dari sejak abad ke-13. Bergerak ke barat melewati Sulawesi, Borneo, dan Jawa melalui Selat Malaka, rempah-rempah tersebut lalu dikapalkan menuju India dan pasar rempah di Malabar. Selanjutnya komoditas itu dikirim dengan kapal Arab menyeberangi Samudera Hindia menuju Teluk Persia atau Laut Merah. Di salah satu dari sekian banyak pelabuhan tua, Basra, Jeddah, Muskat atau Aqaba, rempah lalu dialihkan ke dalam karavan besar menyusuri gurun pasir menuju pasar-pasar jazirah Arab dan Alexandria dan Levant. Baru setelah mencapai perairan Mediterania, rempah-rempah akhirnya tiba di tangan bangsa Eropa.”

jalur rempah, rempah nusantara, jalur rempah nusantara

“Sejarah Rempah” karya Anton Rinawang, Juara Apresiasi Kategori Umum Kompetisi Visualisasi Rempah/Jalur Rempah Ditjen Kebudayaan Kemendikbud 2020

Bukti awal adanya peran Nusantara dalam percaturan dagang di Samudra Hindia datang dari seorang astronom Yunani bernama Claudius Ptolomaeus yang tinggal di Alexandria, Mesir, pada abad ke-1 M. Ia menulis Guide to Geography, peta kuno di mana di dalamnya tercantum nama sebuah kota bernama Barus, yang nampaknya merupakan kota pelabuhan kuno yang amat penting di Sumatera dan dunia. Nama metropolitan kuno ini mengingatkan kita pada sebuah komoditas aromatik rempah yang kala itu amat berharga dan senantiasa diburu oleh bangsa-bangsa mancanegara (Yunani-Romawi, Mesir, Arab, Tiongkok, Hindustan), yakni kapur barus (Guillot, 2014). Bukti kuno perdagangan rempah lainnya berasal dari Terqa, suatu situs di Mesopotamia (sekarang Syria) di mana penggalian arkeologi menemukan jambangan berisi Cengkih di gudang dapur rumah sederhana tahun 1721 SM (Liggett, 1982).

Terkait dengan ini Anthony Reid, sejarawan terkemuka dalam kajian Asia menyatakan dalam buku Southeast Asia in the Age of Commerce, 1450-1680: Volume 2, Expansion and Crisis (1993):

“Cengkih dan kadang-kadang pala dan bunga pala disebut di dalam catatan perdagangan di Kairo dan Alexandria sejak abad ke-10, tapi semuanya itu sangat jarang dan mahal di Eropa hingga akhir abad ke-14. Orang Tiongkok juga mengenal cengkih dan pala pada masa Dinasti Tang tetapi menggunakannya dengan hemat sebelum abad ke 15.”

Konon seorang kaisar Han dari Tiongkok (abad ke-3 M) mengharuskan para pejabat tinggi mengulum cengkih bila menghadap. Meski sejumlah sumber Tiongkok sebelum abad ke-14 mengenal asal cengkih dari Maluku, hanya ada satu catatan bertanggal 1350 yang betul-betul menulis jung Tiongkok langsung berlayar dari Tiongkok ke daerah tersebut. Pengumpulan dan pengangkutan rempah Maluku ke belahan dunia barat Nusantara ditangani sepenuhnya oleh orang Melayu, Jawa, Bugis dan Maluku. Para pedagang dari Melayu, Arab, Persia, dan Tiongkok membeli rempah dari Nusantara, kemudian dibawa dengan kapal ke Teluk Persia dan didistribusikan ke seluruh Eropa melalui Konstantinopel (Istanbul) di wilayah Turki saat ini–dengan harga mencapai 600 kali lipat (Turner 2005).

Tergiur tingginya harga rempah di pasaran dunia, sejak abad 15 Masehi bangsa-bangsa Eropa mulai tergerak mencari wilayah kepulauan penghasil rempah-rempah, hingga kemudian mencapai wilayah Nusantara. Dalam usaha mencari rempah-rempah itu, mereka berinteraksi dan berkompetisi dengan berbagai bangsa di dunia dalam suatu jaringan perdagangan global. Pada abad ini, lahir sistem pelayaran modern yang dipicu oleh persaingan menemukan rempah yang masyhur di Eropa meski belum diketahui persis dari mana asalnya. Aroma wangi rempah Nusantara yang dikatakan turut mengubah wajah Eropa dari sistem monarki feodal menjadi negara modern, semakin menggerakkan persaingan pelayaran dunia. Wilayah Nusantara mulai terpetakan dengan jelas dalam jaringan perdagangan dunia. Sejumlah catatan para pelawat dunia yang sempat singgah di Nusantara memberi kesaksian wanginya aroma Rempah Nusantara di tengah kegiatan perdagangan dunia yang tercipta di wilayah Nusantara.

Nusantara, Ibunya Rempah https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/ Nusantara adalah negeri yang diberkahi. Dipilih Tuhan sebagai temp...

Nusantara, Ibunya Rempah

https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/

Nusantara adalah negeri yang diberkahi. Dipilih Tuhan sebagai tempat pertama di bumi untuk menumbuhkan rempah. Tome Pires dalam bukunya Summa Oriental que trata do Mar Roxo ate aos Chins (Ikhtisar Wilayah Timur: dari Laut Merah hingga negeri China) mengisahkan pengalamannya selama berada di Nusantara pada awal abad ke 16, ia menulis:

“Para Pedagang Melayu berkata bahwa Tuhan telah menciptakan Timor untuk kayu cendana, Banda untuk pala, dan Maluku untuk cengkih. Barang dagangan ini tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia kecuali di ketiga tempat ini. Saya telah bertanya kepada banyak orang dengan sangat cermat dan sabar, mengenai apakah ketiga komoditas tersebut dapat ditemukan di tempat lain, dan semua orang menjawab tidak.”

Nusantara adalah rumah besar keanekaragaman hayati dunia. Sekitar 11 persen jenis tumbuhan dunia ada di hutan tropis Nusantara. Jumlahnya lebih dari 30.000 spesies, yang sebagian di antaranya dipergunakan dan dikenal sebagai rempah. Karena itu tak dapat dinafikan bahwa Nusantara adalah ibu rempah yang antara lain melahirkan jenis Rempah Raja, seperti cengkih, pala, dan cendana, komoditas utama rempah-rempah dunia, yang pada masa jayanya pernah bernilai lebih mahal dari emas. Bahkan Pulau Run di Maluku yang kaya akan rempah pala pernah ditukar dengan Pulau Manhattan, yang saat ini dikenal sebagai New York.

Pohon Cengkih (Syzygium aromaticum) adalah tanaman asli (endemik) Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan, sedangkan pohon pala (Myristica fragrans) adalah endemik Pulau Banda. Tak kalah penting, jenis rempah aromatik dari getah tanaman pohon endemik Sumatera, yaitu kemenyan (Styrax benzoin) dan kamper/kapur (Cinnamomum camphora dan Dryobalanops aromaticum). Beberapa komoditas penting lainnya, seperti kayu manis (Cinnamomum burmanii), lada (Piper nigrum) banyak dihasilkan di Sumatera. Demikian pula cendana (Santalum album) yang banyak tumbuh di kepulauan bagian timur Nusantara.

Sejarah mencatat, rempah bukan sekadar komoditi, namun membawa nilai (value) dan gaya hidup (lifestyle) untuk peradaban global. Begitu pentingnya rempah-rempah dalam kehidupan manusia sehingga ia menjadi penghela perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan politik dalam skala lokal dan global. Para pedagang mempertaruhkan nyawa dan kekayaannya untuk memasarkannya; juru masak meramunya untuk melezatkan hidangan; para tabib ahli kesehatan meraciknya untuk pengobatan; para raja mengirim ekspedisi mengarungi samudra untuk mendapatkannya; diplomasi demi diplomasi dirajut; hubungan antarmanusia menjadi global dan sejarah peradaban manusia dibangun.

Pelajaran dari Afghanistan di Palestina Dr. Yusuf Rizqa https://melayu.palinfo.com/articles/2021/8/17/Pelajaran-dari-Afghanistan...

Pelajaran dari Afghanistan di Palestina

Dr. Yusuf Rizqa
https://melayu.palinfo.com/articles/2021/8/17/Pelajaran-dari-Afghanistan-di-Palestina

Hari ini kita berhadapan dengan pelajaran dari Taliban. Apa yang dikatakan pelajaran ini dalam membaca Palestina?! Pelajaran ini mengatakan dalam bahasa Arab yang fasih bahwa perlawanan selalu menang atas penjajah. Penjajah - bahkan jika ukuran dan kekuatannya adalah Amerika - pasti dikalahkan. Dan perlawanan nasional di mana pun berada dan di mana pun, tidak terelakkan pasti menuju kemenangan. Kemenangan mungkin tertunda dan harga kemenangan bervariasi. Akan tetapi hasilnya adalah kemenangan dari Allah. Dan kemenangan yang dekat diberikan kepada orang yang tulus ikhlas bekerja untuk tanah air dan agamanya serta berpegang teguh pada jalan hidup yang bersumber dari Tuhannya.

Tidak ada keraguan bahwa perlawanan Palestina telah membaca pelajaran Afghanistan ini dengan bacaan nasional yang terkait dengan Palestina dan Masjid al-Aqsha. Perlawanan Palestina tahu bahwa mereka akan sampai pada kemenangan. Seperti yang dicapai oleh orang-orang Afghanistan yang mengobarkan revolusi melawan penjajah Rusia, kemudian melawan penjajah Amerika, dan kemudian rezim boneka nasional. Orang-orang Afghanistan menang karena mereka mematuhi hukum kehidupan dan alam semesta dan tidak mengkhianati tujuan mereka, berbeda dengan otoritas boneka Karzai. Dan sekarang, setelah membayar pajak dan pengorbanan yang besar, mereka memasuki ibu kota Kabul dengan penuh kemenangan. Mengambil kembali negara Islam mereka yang mereka perjuangan dan bekerja untuk tujuan tersebut sejak awal berdiri di tangan Mullah Omar.

Tidak ada yang mengejutkan dari kemenangan Afganistan ini. Kemanangan ini bukanlah keajaiban besar. Melainkan sebuah peristiwa yang menceritakan realitas kehidupan dan hal-hal seperti yang diceritakan oleh kaum revolusioner Aljazair dan kaum revolusioner Vietnam. Apa yang mengejutkan adalah bahwa dalam revolusi Palestina, yang mendahului revolusi Vietnam dan Afghanistan, dan lebih kaya pengalaman dari mereka, namun kenapa belum mencapai kemenangan dan bagaimana orang-orang ini mencapai kemenangan?!

Penundaan kemenangan rakyat Palestina bisa jadi disebabkan oleh kualitas pendudukan permukiman (Zionis) di tanah air mereka. Atau disebabkan oleh cacat revolusi Palestina. Bisa jadi revolusi Palestina mengandung cacat tersembunyi berupa virus korupsi dan tawar-menawar dengan penjajah dan bekerja untuknya sebagai seorang agen atas nama patriotisme, padahal sama sekali bukan patriotisme jika bekerja sebagai agen bagi mereka yang merampas tanah dan membunuh rakyatnya?! Karzai adalah agen di Afghanistan untuk penjajah asing. Dia memerangi Taliban dan perlawanan lainnya dengan bantuan Amerika dan Barat. Namun kebenaran baru-baru ini terungkap oleh ketabahan perlawanan Afghanistan dan ketulusannya pada perjuangan isu mereka. Maka agen boneka itupun jatuh. Ashraf Ghani, pewaris Karzai, melarikan diri dari Kabul ke Tajikistan. Dia meninggalkan ibu kota dan istana untuk merayakan masuknya Taliban, yang oleh Barat digambarkan sebagai terorisme dan fanatisme, dan hari ini dia harus mengakuinya sebagai Negara Islam seperti yang diputuskan oleh Taliban dalam dokumennya.

Pelajaran besar bagi kita di Palestina mengatakan bahwa kita, sebagai perlawanan Palestina dan rakyat Palestina yang menolak pendudukan dan menolak agen penjajah, akan sampai pada berdirinya negara dan meraih kemenangan. Bahkan meskipun orang-orang Yahudi dan Barat menggambarkan kerja dan jihad kita sebagai terorisme. Norma-norma hukum kehidupan dan alam semesta tidak ketinggalan kecuali ketika keseimbangannya terganggu pada diri warga perjuang dan pada diri rakyat pejuang. (was/pip)

Tak Butuh Satu Detik, Perjalanan dari Alam Ruh Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Jarak alam ruh dengan ...

Tak Butuh Satu Detik, Perjalanan dari Alam Ruh

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Jarak alam ruh dengan bumi? Tak ada yang tahu. Namun jarak tempuhnya tak sampai satu detik. Ajaib?

Imam Ibnu Qayim menulis kitab Ar Ruh. Salah satu yang dibahas tentang yang hidup bermimpi bertemu dengan yang sudah wafat. Ini bagian alam ruh?

Mimpi bertemu dengan Rasulullah saw adalah kebenaran sebab siapapun tidak bisa menyerupainya. Mimpi adalah perjalanan ke alam ruh?

Tidur adalah kematian kecil. Saat Tidur, ruh manusia ditahan sementara oleh Allah. Ada yang dikembalikan dan ada yang tidak.

Tidur adalah kebutuhan untuk menyegarkan tubuh, membentuk imunitas dan membersihkan toksin. Perjalanan ke alam ruh adalah kebutuhan asasi

Bukankah mimpi yang buruk sangat menderita? Bukankah mimpi yang baik membahagiakan? Padahal jasad tak ikut serta.

Tidur adalah perjalanan melihat-lihat alam kehidupan berikutnya, yaitu alam ruh. Mengapa tak juga mempersiapkan?

Waktu tempuh dari alam ruh dan terbangun kembali dari tidur kurang dari satu detik. Betapa dekatnya alam ruh dengan dunia nyata.

Alam ruh tahu kemanfaatan sebuah amal tapi tak bisa beramal. Dunia nyata, bisa beramal tetapi tak langsung melihat kemanfaatan amal.

Setiap hari, manusia melakukan perjalanan ke alam ruh. Mengapa tak juga percaya ada kehidupan setelah kehidupan ini?

Setiap hari memasuki alam yang akan menjadi tempat abadinya, mengapa tetap mengatakan kehidupan ruh sesuatu yang tidak nyata?

Waktu tempuh alam ruh dan nyata tak sampai satu detik, masihkah tak mengimaninya?

Mengembangkan Kecerdasan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Kecerdasan dasar yang alamiah dan kecerdasan...

Mengembangkan Kecerdasan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Kecerdasan dasar yang alamiah dan kecerdasan yang terus berkembang sebab karunia Allah.

Kecerdasan dasar alamiah, diberikan kepada setiap manusia, kafirin, musyrikin, zalimin, munafikin dan beriman. Syaratnya hanya akil baligh.

Kecerdasan binatang dan jagat raya, tidak pernah berkembang sebab perannya hanya melayani, menolong dan memudahkan urusan manusia.

Kecerdasan baku dan  pola tetap jagat raya inilah penyebab  manusia bisa merancang ilmu dan teknologi serta memanfaatkan jagat raya.

Pemberdayaan alam semesta dapat dilakukan bila manusia memahami kecerdasan setiap benda dan makhluk-Nya. Seperti Nabi Adam yang diajari benda-benda di Surga

Allah akan menganugerahkan quantum kecerdasan bila manusia berorientasi pada kebaikan. Ditambahkan lebih dahsyat lagi bila bertakwa.

Rasulullah saw dibersihkan dadanya. Diturunkan Al-Qur'an. Nabi Musa dianugerahkan tongkat dan Taurat. Ini spesifik kecerdasan mukjizat.

Para Nabi dan Rasul diberikan mukijzat sebab seluruh hidupnya untuk dakwah. Para Wali Allah dianugerahkan karamah sebab orientasinya hanya Allah

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)