basmalah Pictures, Images and Photos
07/04/23 - Our Islamic Story

Choose your Language

Indikator Peta Kezaliman Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaimana cara mendapatkan uang,  maka sepert...


Indikator Peta Kezaliman

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Bagaimana cara mendapatkan uang,  maka seperti itu pula cara menghabiskannya. Uang yang haram melahirkan gaya hidup mewah, menghamburkan, menyia-nyiakan, mubazir, dan memamerkan. Allah akan menampakkannya. Mereka tak bisa menyembunyikannya.

Hati yang dengki akan ditampakkan dari raut wajah dam cara bicaranya. Hati yang kotor akan diperlihatkan dari prilaku dan akhlaknya. Semuanya akan ditampakkan dengan sangat jelas. Harta yang haram akan ditampakkan dari cara menggunakannya.

Memamerkan kekayaan tak bisa dicegah dan dilarang. Sebab, itulah hukuman bagi kekayaan yang diperoleh dari yang haram. Perhatikan Qarun yang memamerkan kemewahannya. Perhatikan para pembesar yang menentang para Nabi dan Rasul yang memamerkan kekayaannya.

Perhatikan bagaimana prilaku raja dan pejabat yang zalim? Perhatikan prilaku raja dan pejabat yang adil? Yang zalim selalu memamerkan kekayaannya. Hidup dalam kemewahannya. Yang adil, hidup dalam kesederhanaan bahkan hingga kekurangan. Begitu mudah memotret karakter kepemimpinan,  caranya apakah menonjolkan kemewahan kekayaannya?

Kezaliman penguasa terlihat jelas dari jurang kesenjangan kekayaan pejabat negara dengan potret kemiskinan rakyatnya. Semakin jauh kesenjangannya, berarti semakin zalim penguasanya.

Dimana perputaran uang terbanyak? Bila perputaran uang tertumpu di kalangan terbatas di kalangan para pejabat dan penguasa. Bila uang semakin banyak ditimbun  bertanda sebuah kezaliman merajalela.

Peta ketidakadilan. Peta kezaliman. Peta keharaman kekayaan sangat jelas. Kekayaan memiliki karakter. Karakternya mempengaruhi karakter pemiliknya. Bagaimana kekayaan itu diperoleh, akan mempengaruhi karakter pemiliknya.

Jiwa Penguasa dan Pejabat Publik Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bila masih memandang bahwa kaya dan m...

Jiwa Penguasa dan Pejabat Publik

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Bila masih memandang bahwa kaya dan miskin itu berbeda. Bila masih melihat batu kerikil dan emas itu berbeda. Bila masih melihat kemuliaan itu pada kedudukan. Berarti belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik.

Bila kekayaan semakin bertambah. Bila gaya hidup berubah semakin tinggi sejak menjadi penguasa dan pejabat publik. Bertanda belum siap menjadi penguasa dan pejabat publik. Bukankah Khalifatur Rasyidin, Umar bin Abdul Aziz dan Shalahuddin Al Ayubi justru bertambah miskin sejak menjadi penguasa dan pejabat publik?

Bila masih berhasrat pada dunia. Bila masih terpukau dengan perhiasan dunia. Bila masih bermegah-megahan dengan dunia, bertanda belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik. Umar bin Khatab mendatangi rumah Abu Ubaidah bin Jarrah, panglima perang pembebas Masjidil Aqsha, ternyata di rumahnya tidak ada kekayaan sedikit pun.

Bila kebahagiaan masih memiliki syarat. Bila ketentraman masih memiliki syarat. Bila kesenangan masih memiliki syarat atas kepemilikan sesuatu dari dunia. Berarti belum memiliki syarat menjadi penguasa dan pejabat publik.

Bila orientasi hidup masih ingin mengumpulkan dan memiliki. Bila masih ada besitan hati untuk mengenggam dari sesuatu dari dunia ini. Bila masih ingin bersenang-senang dengan diri sendiri. Berarti belum layak untuk menjadi penguasa dan pejabat publik.

Bila penyebab kebahagiaan, kesenangan dan kesedihan masih berkaitan dengan diri sendiri, keluarga dan kerabat. Bila ukuran kesuksesan masih berkaitan dengan diri sendiri, dan sanjungan dan pujian berarti masih belum layak menjadi penguasa dan pejabat publik.

Penguasa dan pejabat publik adalah perantara antara Allah dengan yang dipimpinnya. Bila dihatinya masih banyak sesuatu selain Allah. Bila obsesinya masih banyak sesuatu selain Allah, bagaimana bisa menjadi perantara dengan Allah? Bagaimana bisa menyelesaikan persoalan yang dipimpinnya dengan rahmat Allah? Bagaimana bisa keberkahan terlimpah dari langit dan bumi?

Manajemen Ragam dan Tahapan Menanam di Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaimana tahapan...

Manajemen Ragam dan Tahapan Menanam di Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Bagaimana tahapan menanam beragam jenis tanaman yang menguntungkan? Jenis tanaman apa saja yang dapar ditanam secara  bersamaan dengan hasil optimal?  Bagaimana mengkaitkan pertanian dengan peternakan? Bukalah Al-Qur'an di surat Abasa.

Allah menggugah manusia dengan pertanyaan, coba perhatikan makanan yang dikonsumsi? Setelah itu mengapa Allah menjelaskan air hujan dari langit dan bumi yang mudah dibelah? Apa kaitan makanan dengan langit dan bumi?

Apa artinya air hujan dari langit tanpa bumi? Apa artinya bumi tanpa air hujan? Bila salah satu tidak ada, maka tidak akan pernah ada kehidupan. Air hujan dan tanah, bila dipadukan akan melahirkan beragam kemukjizatan dan keajaiban yang seringkali dilewatkan, dilupakan dan tidak diperhatikan.

Biji-bijian hanya bisa tumbuh bila bersentuhan dengan tanah dan kelembabannya yang berasal dari air hujan. Apa yang menyebabkan bijia-bijian bisa merespon sehingga mengeluarkan akar dan tunas? Bagaimana interaksi biji dengan tanah sehingga bisa tumbuh?

Al-Qur'an menyebutkan 2 tanaman yang harus ditanam pertama kali, yaitu anggur dan sayuran. Anggur berumur setahun baru berbuah. Sayuran dapat dipanen saat berumur seratus hari. Bagaimana kaitannya dengan cashflow? Bagaimana kaitannya pohon yang merambat dengan sayuran? Apakah bisa saling menopang kesuburan dan kebutuhan zat hara tanah? Apakah bisa meminimalisir hama penyakit?

Setelah berkisah anggur dan sayuran, Allah mengkisahkan pohon zaitun dan kurma. Saat menanam tanaman musiman yang berbuahnya bulanan dan setahun, dilanjutkan dengan tanaman keras yang berumur hingga puluhan tahunan. Bila bisa memadukan kecil, merambat dan besar, ini efektivitas pemanfaatan lahan yang luar biasa. Bawah (sayur), tengah (merambat) dan atas (pohon keras) akan menghasilkan buah. Berbuah setiap saat.

Setelah tanah menjadi teduh dengan pepohonan, maka biarkan rerumputan hidup. Setelah itu beternaklah. Biarkan rumput dimakan oleh binatang ternak. Biarkan tanah disuburkan dengan air seni dan kotoran binatang ternak. Bila seperti ini, cukup bengong saja setiap saat di rumah, namun Allah melimpahkan kekayaan yang banyak. Itulah sebab mengapa zakat pertanian lebih besar daripada hasil bisnis lainnya.

Kesadaran akan Fenomena Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat awan berarak membentuk gumpalan awan...

Kesadaran akan Fenomena Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)



Saat awan berarak membentuk gumpalan awan mendung, apa yang terpikirkan? Saat kilatan halilintar dan guruh bergemuruh serta menggelegar menyambar-nyambar di angkasa, apa yang terbesit?

Allah yang menentukan dimana hujan turun. Allah melempar halilintar sesuai Kehendak-Nya.  Fenomena alam yang tangkap bila tidak membawa kesadaran akan Allah, bertanda apakah? Rasulullah saw berubah raut wajahnya saat angin berhembus keras dan awan tebal menyelimuti langit. Setiap fenomena memunculkan ketakutan dan harap pada Allah.

Bila memasuki hari Jumat, seluruh jagat raya dan hewan menjerit ketakutan. Jeritannya tak dipahami manusia. Semuanya menjerit hingga waktu terbitnya matahari. Mengapa? Hari Kiamat terjadi pada hari Jumat, itulah yang dikhawatirkan oleh jagat raya.

Banyak sekali fenomena optimisme berubah menjadi kehancuran. Perhatikan kisah kaum Aad dan Tsamud? Menantang para Nabi. Saat di langit terlihat awan, disangka hujan yang membawa kemakmuran, ternyata gelombang angin kencang yang membawa batu-batu keras yang menerjang. Mereka hancur di rumahnya sendiri.

Tanda kehancuran diawali saat pintu-pintu dunia dibuka sempurna. Tanda kehancuran diawali saat apa yang ada pada dirinya dianggap miliknya dan merasa bebas melakukan apapun sesuai egonya. Sebab prilaku ini sudah merampas hak Allah.

Membaca fenomena alam, berarti membaca Kehendak-Nya di jagat raya. Memperhatikan fenomena di sekitar kita, berarti membaca takdir-Nya yang sudah tertulis di Lauhul Mahfud. Bisakah semuanya menjadi kesadaran  Ketuhanan? Kesadaran keinsafan? Kesadaran akan masa depan?

Otak media perekaman. Mata, telinga dan panca indra, media mengumpulkan data dan informasi. Akal mengolah dan memahaminya. Hati akan dibawa kemana dan bagaimana meresponsnya? Bila semua fenomena tidak membawa penghambaan diri kepada Allah, maka perjalanan waktu hanya kesia-siaan hidup.

Kekuatan Alam Semesta dan Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Jin Ifrit dapat memindahkan singgasa...

Kekuatan Alam Semesta dan Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Jin Ifrit dapat memindahkan singgasana ratu Balqis sebelum Nabi Sulaiman berdiri. Dia bisa memindahkan singgasana tersebut dengan kekuatan yang ada pada dirinya. Namun manusia bisa memindahkannya sebelum Nabi Sulaiman berkedip matanya. Namun, bukan dengan kekuatannya tetapi dengan ilmu yang didapatkan dari Kitab.

Kekuatan seluruh makhluk di jagat raya berpadu dengan dirinya. Ditanam langsung pada dirinya sendiri. Bagaimana dengan manusia? Kekuatan bawaan manusia sangatlah lemah, menjadi luar biasa bila memanfaatkan ilmu yang berasal dari Kitab dan alam semesta. Kemampuan membaca tanda-tanda kebesaran Allah, itulah kunci ilmu. Itulah kekuatan manusia.

Allah membacakan Kitab kepada manusia. Allah menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya pada manusia. Para Nabi dan Rasul menyeru manusia. Artinya, Allah telah memudahkan manusia untuk mendapatkan ilmu sehingga manusia mudah memahaminya. Ilmu itu datangnya dari Allah.

Allah menciptakan segala sesuatu dengan kebenaran. Menuliskan takdir dan alam semesta dengan kebenaran. Menurunkan Kitab Suci dan Rasul dengan kebenaran. Namun mengapa tidak selalu membawa manusia pada kebenaran? Manusia menutup telinga, mata dan hatinya. Obyek yang benar dilihat dengan alat uji yang salah. Obyek yang benar dengan alat uji yang benar tetapi dengan orientasi yang salah, akan mendapatkan pemahaman yang salah.

Seluruh kesalahan alat uji dan orientasi ini, memperlambat datangnya ilmu yang membahagiakan dan mensejahterakan. Manusia berabad-abad jatuh pada ilmu, teknologi dan peradaban yang salah dan menghancurkan. Waktu dan umur hanya untuk menghancurkannya sendiri.

Peradaban para Nabi dan Rasul adalah peradaban ilmu dan teknologi yang lahir dari kemukjizatan. Peradaban yang tercipta "seketika" tanpa proses alamiah. Bila ingin melahirkan peradaban yang bermartabat dan sejahtera dengan waktu yang singkat, ikutilah cara para Nabi dan Rasul membangun peradaban. Kembali kepada kitab suci.

Bagaimana peradaban sebelum para Nabi dan Rasul? Romawi, Persia, India dan Cina, membangun peradabannya beribu tahun. Bagaimana akhirnya? Kondisi peradaban dunia sebelum diutusnya Rasulullah saw, itulah peradaban tertinggi yang bisa diraih dari hasil ego manusia di semua zaman. Lompatan peradaban hanya bisa dilakukan hanya dengan mengikuti jejak para Nabi dan Rasul saja. Tidak ada jalan selain itu.

Percepatan Ilmu, Teknologi dan Peradaban Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Hidup itu hanya untuk mengham...

Percepatan Ilmu, Teknologi dan Peradaban

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Hidup itu hanya untuk menghambakan diri pada Allah. Tidak menyekutukan-Nya. Menyeru kepada-Nya. Kembali kepada-Nya. Sesederhana itu kehidupan ini.

Sebab penghambaan diri pada Allah-lah, alam semesta ini ditundukkan dan melayani manusia. Bumi dihamparkan. Gunung dijadikan pasak. Rezeki dicurahkan. Allah mengutus para malaikat untuk membantu urusan manusia. Roda alam semesta bergerak hanya untuk menopang penghambaan diri pada Allah.

Keberkahan dari langit dan bumi akan keberlimpahan tak terbatas, bila setiap manusia hanya terfokus pada penghambaan diri pada Allah. Ilmu, teknologi dan kebijaksanaan akan dipahamkan ke dada manusia.  Bisa jadi, hanya dengan lisannya saja seluruh jagat raya akan mematuhinya.

Bukankah banyak kisah, ikan di lautan mengantarkan berlian? Batu menjadi emas? Hentakan kakinya mengeluarkan air? Bekas sujudnya menjadi mata air? Kuda melahirkan kembar di seluruh negri? Buah-buahan berlimpah panennya? Semuanya nyata bila peran penghambaan diri kepada Allah direalisasikan sempurna.

Bila manusia mengandalkan egonya, maka kesulitan yang menderanya. Semuanya harus dipecahkan dengan akal, ilmu, teknologi, kekuatan dan sumber dayanya sendiri. Bila menghambakan diri pada Allah, Allah yang akan menunjukkan jalan-jalannya, menolong, membantu, memudahkan, membimbing, memimpin, dihapuskan kesalahannya dan dilipatgandakan hasilnya.

Saat Nabi Sulaiman dan Dawud  menghambakan diri sempurna, Allah memahamkan ilmu, menundukkan jin, burung, angin, awan, gunung dan lautan. Lautan mengeluarkan harta karunnya. Logam dan besi dilunakkan. Membangun gedung yang tinggi dan kokoh  Bila nabi Sulaiman dan Dawud mengandalkan egonya, berapa ratus tahun untuk bisa mencapainya? Berapa ratus tahun Nabi Nuh bisa membuat kapal? Bila mengandalkan akalnya?

Sejak Renaisance hingga sekarang, apa yang sudah dibangun oleh peradaban Barat? Padahal kaum Muslimin bisa meraihnya hanya puluhan tahun saja. Romawi dan Persia bertempur 700 tahun untuk menentukan hegemoninya. Kaum Muslimin hanya butuh 20 tahun untuk membebaskan Romawi dan Persia. Peradaban manusia berjalan lambat dan terseok-seok karena menanggalkan penghambaan diri kepada Allah dengan beralih  mengandalkan dirinya sendiri.

Menaklukkan Kehidupan dan Alam Semesta  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Yang pintar, ingin segalanya s...

Menaklukkan Kehidupan dan Alam Semesta 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Yang pintar, ingin segalanya sederhana dan mudah. Yang bodoh, segala rumit dan ribet. Bukankah takdir manusia itu dilayani oleh alam semesta? Bukankah takdir manusia itu hanya untuk menghambakan diri dan menjadi khalifah?

Lebih mudah diatur atau mengatur? Diatur hanya tinggal duduk manis, semuanya disediakan, hanya menunggu perintah dan instruksi, dibimbing dan dipimpin, fasilitas dilengkapi dan dipenuhi, bila ingin sesuatu tinggal memohon saja. Padahal hanya cukup bayar ala kadarnya saja. Namun mengapa manusia banyak memilih yang ribet dan ruwet?

Manusia ribet dan ruwet karena ingin mengurusi dirinya sendiri. Padahal dirinya sendiri pun tak paham akan dirinya sendiri. Merasa dengan akal dan ilmunya sudah mumpuni untuk berjuang sendiri menghadapi gelombang kehidupan.

Bandingkan diri dengan kekuatan alam semesta? Bandingkan diri dengan gelombang lautan? Bila lautan tidak ditakdirkan untuk melayani manusia, bisakah manusia menerjang ombak? Berlayar di atasnya? Ikan menjadi lauk pauknya?

Bila tanah tak dihamparkan untuk melayani manusia, bisakah berjalan dan membangun di atasnya? Bisakah menghadapi tanah yang terus bergerak dan berguncang karena tak mau diinjak-injak? Tanah mengeras karena tak mau diolah?

Seluruh kekuatan alam semesta melemah di hadapan manusia. Seluruh kekuatan alam tunduk pada manusia karena manusia diciptakan untuk menghambakan diri kepada Allah dan menjadi wakil Allah di alam semesta. Bukankah saat wafat, yang durhaka kepada Allah akan dihimpit oleh tanah?

"Menaklukkan" alam semesta bukan dengan penguasaan ilmu dan teknologi, tetapi dengan menghambakan diri dan menjadi wakil Allah di muka bumi. Maka alam semesta bergerak sendiri, mengeluarkan seluruh keberkahan yang ada pada dirinya dengan kehendak Allah.

Mengendalikan Mikrokosmos Tubuh Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Sehat itu berawal dari hati yang jerni...

Mengendalikan Mikrokosmos Tubuh

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Sehat itu berawal dari hati yang jernih,  bukan gaya hidup, bukan pula makanan dan minuman yang bergizi. Perhatikan saat dokter memberikan obat pada pasien, mengapa selalu dilengkapi antibiotik? Mengapa tidak cukup suplemen vitamin dan obat untuk penyakit tersebut saja?

Penyakit tubuh berawal dari penyakit hati. Penyakit tubuh tidak berasal dari gaya hidup yang buruk dan kekurangan nutrisi. Penyakit hati akan mengacaukan gaya hidup, pola konsumsi dan model pergaulan. Yang sehat bisa berubah menjadi kekacauan pola bila hatinya sakit.

Setiap penyakit hati akan mengacaukan pola metabolisme tubuh. Setiap penyakit hati merangsang dikeluarkan hormon dan unsur lainnya yang bisa merusak tubuh. Seperti pada mereka yang tidak ridha terhadap takdir Allah akan merangsang keluarnya asam yang berlebihan pada lambung. Segala obat tak bisa menyumbat kelebihan asam lambung bila tidak memperbaiki hatinya terlebih dahulu.

Bagaimana mengendalikan organ tubuh dalam manusia? Bagaimana mengendalikan detak jantung, aliran dan tekanan darah, asam di lambung, metabolisme tubuh, dan ragam yang tidak diketahui oleh manusia? Bagaimana mengendalikan mikrokosmos tubuh?

Hati adalah rajanya. Mengendalikan hati berarti mengendalikan sistem mikrokosmos tubuh? Mengendalikan hati berarti mengendalikan terbangunnya sistem yang memperbaiki dan mengobati  tubuh.

Tak banyak yang harus dilakukan untuk membugarkan dan menyehatkan tubuh. Tak harus berilmu kesehatan yang mumpuni. Tak harus memahami ilmu gizi dan olah tubuh yang mendalam. Yang dibutuhkan hanya ilmu hati dan menghambakan diri pada Allah.

Mengapa dalam dzikir, shalat, puasa dan sedekah terdapat ilmu dan aplikasi kebugaran dan pengobatan yang sangat sederhana dan mudah? Itulah rahmat Allah. Menyehatkan hati dengan beribadah. Bila hati sehat jangan dipikirkan lagi kesehatan raga, sebab itu satu paket kehidupan.

Ragam Lembaga Kekuasaan, Cara Penghisaban Penguasa  Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Membuka lembaran s...

Ragam Lembaga Kekuasaan, Cara Penghisaban Penguasa 


Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Membuka lembaran sejarah hidup para khalifah dan ulama masa lalu. Membuka lembaran kehebatan para legendaris panglima perang. Darimana strategi dan model pemerintahan dan pertempurannya? Darimana memperoleh keilmuannya?

Hasan bin Ali berijtihad memberikan kekuasaan kepada  Muawiyah bin Abu Sofyan. Umar bin Abdul Aziz menyerahkan kekuasaan kepada keturunan Abdul Malik. Padahal mereka sangat mumpuni dalam mengelola kekuasaan. Mereka dapat menunjuk penggantinya yang lebih baik. Titik krusial kekuasaan adalah persoalan peralihan kekuasaan. Kekacauan sering terjadi saat peralihan kekuasaan. Hasan bin Ali dan Umar bin Abdul Aziz sangat paham akan hal ini.

Ragam model peralihan kekuasaan dicontoh oleh Rasulullah saw dan para Sahabat hingga "diamnya" para Salafus Shaleh tentang peralihan kekuasaan secara turun temurun. Yang terpenting bukan strategi dan model kekuasaannya tetapi apa yang diisi dan apa hakikat dari ragam model kekuasaan. Tegakkannya keadilan dan tegakkan keseimbangan.

Manusia cenderung zalim, lalai dan bodoh. Bagaimana membangun model kekuasaan yang menghindari kezaliman, kelalaian dan kebodohan para penguasa? Bagaimana membangun keseimbangan ke dalam model kekuasaan sehingga para penguasa tetap berada di jalan yang lurus?

Imam Mawardi menulis kitab Ahkam Sultaniyah. Memuat syarat menjadi penguasa. Proses penunjukan penguasa. Pengelolaan lembaga kekuasaan agar keseimbangan dan keadilan tegak. Namun apapun model kekuasaan bisa dihancurkan oleh penguasa itu sendiri bila semua lembaga kekuasaan digenggam sempurna agar tidak bisa mengontrol kekuasaannya.

Imam Al Ghazali menulis kitab yang memuat nasihat untuk para penguasa. Yang ditulis di era Bani Saljuk. Sang imam menasihati adab bathiniah dan jiwa spiritual seorang penguasa. Bila adab bathin dan jiw spiritual sudah tuntas tersambung dengan Allah maka ragam strategi kekuasaannya akan melahirkan keadilan; apapun model kekuasaannya.

Ragam lembaga kekuasaan yang dibentuk pada dasarnya untuk membimbing, menasihati, meluruskan tabiat penguasa yang cendrung zalim, lalai dan bodoh. Ragam lembaga kekuasaan untuk meringankan pertanggungjawabannya dihadapan Allah. Dihisab di dunia sebelum dihisab di akhirat.

Sakit Latihan Sakratul Maut Oleh: Nasrulloh Baksolahar  (Channel Yotube Dengerin Hati) Sakit itu latihan menghadapi sakratul mau...

Sakit Latihan Sakratul Maut

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Sakit itu latihan menghadapi sakratul maut. Apakah fokus ke sakit raga? Fokus pada yang bermunculan di hati dan pikiran? Fokus pada ketakutan yang akan ditinggalkan?

Sakratul maut itu sangat menyakitkan bila fokusnya pada pelepasan ruh dengan raga. Seperti tubuh dihujam oleh 1.000 pedang. Namun bila fokus pada yang akan ditemui, maka sakratul maut seperti rambut yang ditarik dari tumpukan tepung saja.

Saat sakit, cobalah untuk shalat. Masih berkeluh kesah dengan sakitnya raga? Atau tak terasa lagi sakitnya raga karena sedang bertemu dengan Allah? Allah memberikan ragam kemudahan shalat bagi yang sakit, agar fitrah sakitnya raga ditolelir sesuai kemampuan manusia sehingga hati bisa tetap fokus pada Allah

Sakit bukan sarana pembenaran berkeluh kesah kepada Allah terhadap yang diderita. Tetapi untuk menguji siapa yang dicintai? Diri sendirikah? Ujian yang sempurna diberikan kepada Nabi Ayub, bukan saja kehilangan keluarga dan kekayaan, bukan saja yang bersifat eksternal tetapi yang ada pada dirinya sendiri.

Bila jabatan hilang. Bila kekayaan hilang. Sesungguhnya tak ada yang hilang. Bila raga sakit, maka ada satu yang hilang. Bisakah kita menganggap semuanya tidak ada yang hilang? Seperti Nabi Ayub.  Sebab tubuh hanya media tunggangan menuju Allah di kehidupan dunia ini.

Tubuh harus dijaga, makan yang halal dan baik, bergerak dan beristirahat, dihiasi dengan yang indah, digunakan untuk beribadah sebab dia adalah amanah dari Allah. Bila ada prilaku yang zalim pada tubuh, maka tubuh akan sakit. Maka, kelolalah tubuh sesuai dengan tata kelola-Nya Allah.

Sebelum sakit, banyak sinyal tubuh yang terbaca, namun diabaikan. Sebelum sakit, banyak prilaku yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah saw yang diabaikan, namun tak dihiraukan. Sakit adalah saran pembersihan  diri atas prilaku kezaliman terhadap diri sendiri.

Batang Pohon Pisang, Sebongkah Pohon Surga Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati ) Dua hari di kebun dalam ko...

Batang Pohon Pisang, Sebongkah Pohon Surga

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati )


Dua hari di kebun dalam kondisi kehujanan. Mencoba membersihkan banyak batang pohon pisang yang berserakan. Dengan bermodal golok kecl, satu per satu batang pisang dicacah, lalu dihamparkan di sekitar pohon Alpukat. Sampai akhirnya tangan tak sanggup lagi mencacahnya. Seluruh otot tangan terasa sakit.

Pisang adalah buah surga. Ternyata batang pohonnya pun surga bagi para hewan tanah. Banyak engkuk (larva) yang kelak berubah menjadi kumbang yang hidup di batang pohon pisang yang buahnya sudah di panen. Kehadiran larva menunjukkan tingginya unsur organik yang mudah diurai.

Pisang adalah buah surga, maka dicoba untuk mengoptimalkan menjadi pupuk organik utama di perkebunan yang kelola. Saya tidak tahu apa yang terkandung di sebuah batang pohon pisang, yang ingin dilakukan hanya untuk mendapatkan rahmat Allah dari buah yang disebutkan oleh Al-Qur'an.

Dari seluruh populasi buah-buahan yang dikonsumsi di Indonesia, pisang menyumbang hampir 35 persennya. Bila diamati selama di perjalanan baik di kereta atau tol wilayah Jabodetabek, pohon pisang banyak tumbuh dipinggir rel kereta dan jalan tol,  tapi tidak terurus. Ini menunjukkan betapa mudahnya menanam pohon pisang.

Di batang pohon pisang yang mulai membusuk banyak ditemukan kehidupan hewan tanah. Banyaknya kehidupan hewan tanah di sebuah tempat menunjukkan kesuburan tanah di tempat tersebut. Para ahli tanah pun membuat riset kesuburan tanah dengan menggunakan indikator hewan tanah yang hidup dan ditemukan di tanah tersebut.

Al-Qur'an bisa menjadi kitab apa saja. Al-Qur'an bisa menjadi kitab Tauhid, Ibadah, Fiqh, Tasawuf. Tetapi juga bisa menjadi kitab tata negara, kitab ekonomi, kitab kemiliteran, kitab kebudayaan, kitab sosial kemasyarakatan juga kitab pertanian hingga kesuburan tanah. Ilmu apa pun ada di Al-Qur'an.

Ingin sukses pertanian? Cukup membaca lembaran Al-Qur'an. Cukup terjun langsung mengolah tanah. Perhatikan bagaimana Al-Qur'an berbicara tentang bumi, langit, udara, kebun-kebun, pepohonan, sungai, binatang dan beragam kisah yang berkaitan dengan pertanian. Salah satu persoalan pembelajaran di negri ini, terlalu banyak dan lama di bangku sekolah. Karena terlewat banyak belajar ilmu hasil rekayasa manusia, bukan langsung ke sumbernya, yaitu Allah swt dan Rasul melalui Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Mengkhawatirkan Keturunan? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Seorang keturunan sultan Khawarizmi terusir...

Mengkhawatirkan Keturunan?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)



Seorang keturunan sultan Khawarizmi terusir dari negerinya. Terlunta-lunta sebagai budak yang diperjualbelikan. Hingga seorang sultan di era bani Ayyub merekrutnya sebagai pengawal pribadi hingga menjadi panglima perang dan membangun kesultanan Mamluk. Dia merontokkan kekuatan Mongol yang pernah menjadi momok terkalahkan

Dzurriyah Rasulullah saw terusir dan terpinggirkan sejak era Bani Ummayah hingga Abbasiyah. Untuk menghindari konflik, mereka memencar ke berbagai negri, salah satunya  Yaman. Dari Yaman dzurriyah Rasulullah saw menyebar hingga ke Nusantara. Nama mereka tetap harum. Namun kemana perginya dzurriyah Ummayah dan Abbasiyah?

Nabi Yusuf sangat belia saat diceburkan ke sumur. Perjalanan hidupnya dijalani sendirian tanpa topangan bapaknya Nabi Yaqub. Menjadi  budak, difitnah dan dipenjara. Berbeda dengan saudaranya yang lain, dididik dan ditopang oleh orangtuanya. Namun Nabi Yusuf menjadi penguasa?

Bayi Musa "dibuang" oleh ibunya ke sungai. Pemuda Musa terusir dari Istana menuju  Madyan. Sendirian sebatang kara, tak tahu apa yang akan diperbuatnya. Saat kembali menjadi sosok yang ditakuti oleh oligarki penguasa. Adakah yang ikut campur dengan perjalanan nabi Musa?

Siti Maryam, mengabdikan dirinya di Baitul Maqdis. Fokusnya hanya beribadah dan melayani. Saat Nabi Zakaria membawakan makanan dan minuman, ternyata dihadapan Siti Maryam sudah makanan. Para penduduk langit yang menyediakannya.

Adakah campur tangan manusia dalam perjalanan manusia? Peran manusia terhadap anak keturunannya hanya mendidik dan mendoakan, setelah itu pasrahkan dan bertawakal semuanya pada Allah.

Banyak kekhawatiran yang tak perlu dikhawatirkan. Banyak ketakutan yang tak perlu ditakutkan. Banyak keresahan yang tak perlu diresahkan. Hanya butuh tunaikan kewajiban, lalu bertawakal, memasrahkan dan menitipkan semuanya pada Allah.

Jejak Para Nabi dan Rasul, Membuka Lahan Baru Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Membuka lahan baru, memb...

Jejak Para Nabi dan Rasul, Membuka Lahan Baru

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Membuka lahan baru, membuka harapan baru. Nabi Adam "berhijrah" dari Surga ke bumi, bukan untuk meninggalkan surga, tetapi untuk kembali. Nabi Musa hijrah dari Mesir ke Madyan, bukan untuk melarikan diri tetapi untuk kembali ke Mesir.

Nabi Adam menempa hidupnya di dunia dengan ragam ujian. Mengokohkan jiwa, menjernihkan hati dan akal, juga membersihkan hawa nafsunya untuk kembali ke Surga. Bumi adalah kawah candradimuka untuk menjadi "pribadi" surga.

Nabi Musa menempa diri di Madyan dengan menikah, menggembala domba dan mengelola lahan pertanian selama 8-10 tahun dengan didikan dari mertuanya. Nabi Musa bukan saja bertambah kuat fisiknya, tetapi jiwanya menjadi lembut dan bijaksana dengan tempaan alam. Nabi Musa siap mengemban amanah meluruskan kezaliman Firaun dan bijaksana menghadapi pembangkangan Bani Israel.

Nabi Ibrahim berhijrah dari Babilonia yang rajanya Namrudz menuju Palestina, Mesir, dan terakhir ke Mekah. Bukan untuk melarikan diri dari tanggungjawab, tetapi membangun umat manusia di tiga pilar kejayaan Islam, yaitu Palestina, Mesir dan Arab. Tiga pilar ini selalu menjadi tumpuan kebangkitan atau indikator kehancuran. Perhatikan perang Salib dan Monggol, dari tiga wilayah ini menjadi tumpuan terusirnya tentara Salib dan Monggol. Juga awal menuju ke Eropa, Afrika, Nusantara dan Cina.

Nabi Yusuf mengikuti jejak leluruhnya Nabi Ibrahim, berhijrah dari Palestina menuju Mesir untuk ditempa menjadi Penguasa. Nabi Musa mengikuti jejak Nabi Ibrahim kembali ke Palestina dari Mesir. Nabi Dawud, Sulaiman hingga Nabi Isa mengikuti jejak Nabi Ibrahim bermukim di Palestina. Nabi Muhammad mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan Ismail di Arab. Lahan baru dibuka oleh Nabi Ibrahim, para Nabi dan Rasul dari keturunannya mengikuti jejak-jejak yang pernah dilaluinya, juga meneruskan dakwahnya, walaupun melewati generasi dan zaman.

Para Sahabat berhijrah dari Mekah ke Habasyah, bukan takut dengan kekejaman kafir Quraisy, tetapi membangun generasi, menyiapkan persiapan untuk kembali ke Mekkah. Rasulullah saw dan Sahabatnya berhijrah ke Thaif dan Madinah untuk mempersiapkan bangunan generasi yang kokoh mengemban amanah peradaban untuk kembali lagi ke Mekah. Pergi untuk kembali.

Membuka lahan baru sebuah jejak para Nabi dan Rasul. Jejak bukan untuk sekedar pergi, melarikan diri atau menanggalkan tanggungjawab, tetapi membangun daerah dan generasi baru untuk menopang amanah peradaban yang kelak akan diserahkan Allah kepada kaum Muslimin kembali. Pergi untuk kembali. Pergi untuk membangun peradaban yang menjadi tanggungjawabnya.

Meraih Kepakaran dengan Kecerdasan Terbatas Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Di air dan kedalaman samud...

Meraih Kepakaran dengan Kecerdasan Terbatas

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Di air dan kedalaman samudera ada kehidupan. Di udara ada kehidupan. Di dalam tanah ada kehidupan. Di setiap lambung hewan dan manusia ada kehidupan. Ada ekologi makhluk-Nya di air, udara, tanah dan tubuh.

Andai kehidupan di lambung hewan dan manusia dirasakan, termonitor dan tersensor? Bagaimana jadinya? Setiap pergerakan dan perubahan ekologi makhluk-Nya di lambung tak terdeteksi oleh hewan dan manusia itu sendiri. Padahal hewan dan manusia sangat peka dengan pendengaran, penglihatan, perubahan suhu dan aroma di sekitarnya.

Semua proses yang terjadi di tubuhnya sendiri tak dirasakan, tak diketahui, dan tak tahu. Bahkan ilmu dan kecanggihan pada tubuhnya sendiri tak diketahui. Hanya sedikit yang diungkap oleh Allah. Hanya sedikit manusia yang peduli bahkan sangat tidak peduli. Fokus manusia hanya ego dan keinginannya saja.

Karena terlalu rumit dan kompleks. Andai manusia ingin mengetahui secara detail. Andai seluruh manusia berbagi peran untuk fokus hanya meneliti tubuhnya, maka tinta sebanyak lautan, kertas sebanyak pepohonan di jagat raya, tidak akan sanggup menguraikannya.

Allah memberikan dan menurunkan ilmu hanya sedikit. Diturunkan secara bergelombang dari zaman ke zaman dan dari generasi ke generasi. Allah menurunkan ilmu sesuai kebutuhan manusia. Namun akhir semua ilmu harus final yaitu menyerap tanda-tanda kebesaran Allah, lalu mengagungkan dan mensucikan-Nya.

Bila pengetahuan, ilmu dan teknologi yang diserap, dicontek dan ditemukan  dari alam semesta membuat merasa diri pintar, cobalah membuat bahan baku dan bahan mentahnya, cobalah membuat sarana dan prasarana untuk mengolahnya. Manusia bisa memanfaatkan angin, air, sinar matahari, tanah dan sebagainya, namun bisakah manusia menciptakannya?

Manusia bisa membuat teknologi digital dan informasi, namun bisakah membuat bahan logam, rare earth, udara, dan segala gelombang yang ada di jagat raya? Semua manusia bisa mencapai tingkat kepakaran tertentu walaupun dengan kecerdasan yang terbatas. Sebab, hanya butuh memperhatikan dan berjalan untuk mendapatkan tanda-tanda kebesaran Allah di lingkungan sekitarnya.

Belajar Teknologi Semut Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Ada surat Al-Qur'an yang bernama semut ata...

Belajar Teknologi Semut

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Ada surat Al-Qur'an yang bernama semut atau An-Naml. Ada kisah unik Nabi Sulaiman dengan semut. Mengapa Nabi yang mulia dikisahkan bersama semut? Sangat jarang hewan disandingkan dengan kisah para Nabi dan Rasul.

Menurut pakar, usia semut di muka bumi lebih lama dari manusia. Mereka bisa berkoloni di dalam tanah bisa selama berabad-abad. Bagaimana membangun terowongan? Bagaimana membangun ruangan di terowongan? Bagaimana suplai air, makanan, udara dan cahaya? Belajarlah pada semut.

Para pakar terowongan belajar pada semut. Pembebasan Konstantinopel, kekalahan Uni Soviet dan Amerika di Afghanistan dan Vietnam. Pertempuran perang dunia ke 2. Ketangguhan rakyat Gaza menghadapi penjajahan Israel menggunakan strategi terowongan. Terowongan menjadi strategi penyelamatan dalam kondisi kritis.

Sekarang cara algoritmanya semut membuat terowongan sedang dipelajari oleh pakar Informasi Teknologi. Para pakar konstruksi belajar bagaimana membangun menara para semut. Para pakar transportasi belajar bagaimana perjalanan semut tidak bertabrakan dan menimbulkan kemacetan?

Di pertanian, manusia sangatlah sombong. Memusnahkan hama dengan pestisida. Membunuh ekologi hewan tanah. Padahal semut merupakan predator hama yang utama. Juga menjadi petunjuk adanya hama pada tanaman. Manusia hanya tinggal membuat lingkungan yang nyaman bagi semut; maka semut akan membasmi sendiri hamanya.

Semut itu membantu penyerbukan, membuat terowongan air dan udara bagi tumbuhan. Menyimpan sisa bangkai dan tanaman yang telah diurai. Menyimpan biji-bijian yang kelak bisa tumbuh. Tanah menjadi subur dengan kehadiran semut. Mengapa manusia membunuhnya dengan membabibuta?

Semut itu bersahabat dengan Nabi Sulaiman. Semut itu senantiasa bersujud dan bertasbih.  Semut lebih dulu hidup di muka bumi dibandingkan manusia. Semut itu pelayan manusia. Mengapa menjadi semut sebagai musuh? Mengapa harus membunuh semut? Bersikaplah seperti Nabi Sulaiman, sebab amat besar jasa semut pada manusia.

Masa Tua Lebih Kikir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Tentram dengan mengingat kematian. Ketakutan itu ...

Masa Tua Lebih Kikir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Tentram dengan mengingat kematian. Ketakutan itu disebabkan merasa akan hidup abadi. Merasa berperan dan bertanggungjawab  terhadap  kehidupan ini. Bila sedetik akan mati, apa yang terpikirkan?

Dalam kitab Shaidul Khatir, semakin berumur manusia semakin kikir dan panjang angan-angan. Semakin mengenggam. Semakin banyak keinginan. Semakin takut miskin. Manusia semakin takut akan tubuhnya yang terus melemah.

Program asuransi dan investasi sangat banyak yang ditawarkan untuk orang tua. Khawatir tentang masa depan? Menjaga kemapanan di hari tua? Atau berikhtiar sambil terus bertawakal? Program asuransi dan investasi untuk hari tua lebih banyak menjual ketakutan dan menyerahkan masa depannya dengan manajemen manusia.

Bagaimana Soekarno di hari tuanya? Bagaimana Soeharto di hari tuanya? Lahirlah demokrasi terpimpin. Lahirkah anekdot Asal Bapak Senang (ABS). Bagaimana Megawati di hari tuanya? Semakin tua semakin kikir dan panjang angannya. Semakin tua, praktek korupsi justru semakin merajalela

Semakin lama, masa jabatan di ranah hukum semakin diperpanjang hingga 70 tahun. Semakin berusia semakin ingin menggengam? Hingga jabatan pun minta 3 periode. Menurut imam al-Jauzy, pasca usia 40 atau 50 semestinya difokuskan untuk menulis, mengarang dan mengajar. Di usia kematangan difokuskan pada pengabdian, menghimpun beragam hikmah yang berserakan dalam tulisan. Sebab generasi berikutnya akan lebih banyak belajar dari generasi yang sudah tidak ada.

Mengapa kelemahan raga tidak menyadarkan? Interaksi yang intensif dengan dunia. Memperturutkan ego dan hawa nafsu. Berkubang pada kenyamanan dunia. Merasa dunia ini tempat tinggalnya. Merasa tidak ada pertanggungjawaban hidup di dunia.

Di masa tua, banyak yang terus memperindah dan meninggikan rumahnya. Di masa lalu, ada kisah yang menyimpan 10.000 dinar di tempat rahasianya, yang diketahui saat wafatnya. Ada yang menelan emasnya agar tetap terjaga. Masa tua ternyata tak menyadarkan. Masa tua ternyata terus dikepung ketakutan. Masa tua ternyata semakin kikir dan panjang angan-angan.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)