basmalah Pictures, Images and Photos
Agustus 2022 - Our Islamic Story

Choose your Language

Mengapa Firaun dan Namrudz Resah? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bila menjadi orang terkaya dan berku...

Mengapa Firaun dan Namrudz Resah?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bila menjadi orang terkaya dan berkuasa, apakah tak memiliki masalah lagi? Persoalannya hidupnya adalah bisikan yang muncul dari hatinya. Saat tak beriman kepada Allah, manusia akan menjadi lemah dan tak bisa mengelola besitan hatinya. Padahal inilah pondasinya.

Yang jauh dari Allah, akan selalu dirundung kemalangan luar biasa. Bukankah sakit hati lebih sakit dari sakit gigi? Bukankah penyakit jiwa lebih sengsara daripada sakit tubuh? Bukankah untuk mengobati tubuh yang sakit dimulai dari penyembuhan jiwanya?

Yang jauh dari Allah, apapun capaian hidupnya akan senantiasa dipenuhi bisikan dan hasutan syetan. Apa itu? Samudera ketakutan, was-was dan keresahan. Syetan akan selalu membisikan was-wasnya. Ingatkah kisah seorang Rahib yang telah beribadah seratus tahun? Sekali bermaksiat syetan akan terus memasukkan was-was ketakutan dan keresahan. Di akhir hayatnya, dia mengakui syetan sebagai tuhannya.

Rasa was-was, ketakutan dan keresahan tak bisa diobati dengan akal dan ilmu. Tak bisa diobati dengan menghindari yang ditakutkan. Tak bisa diobati dengan ikhtiar untuk mengobati ketakutan. Hanya dengan rahmat Allah saja ketakutan, was-was dan keresahan  akan lenyap.

Rasa was-was, ketakutan dan keresahan hanya lenyap bila bersahabat dengan malaikat. Malaikatlah yang memasukkan ke dalam hati manusia rasa ketentraman. Seperti saat perang Badar, Malaikat menyelipkan ketentraman kepada muslimin.

Firaun resah karena lahir seorang bayi walaupun telah dinobatkan sebagai tuhan. Namrudz resah dengan seorang pemuda, walaupun dia penguasa yang kuat. Pemilik kebun dalam surat Al-Kahfi resah bila ada fakir miskin yang meminta hasil panennya. Saat pelindung dan penolongnya selain Allah maka kekuatannya seperti rumah sarang laba-laba.

Terus berjalan menapaki ketakutan, keresahan dan was-was, itulah bila teman perjalanannya syetan atau selain Allah. Akhirnya kelemahan jiwa sebab was-was. Terus berjalan menjalani kezaliman yang paling zalim untuk menghancurkan ketakutannya dalam kehidupannya. Itulah dua jalan yang pasti terjadi saat manusia menjauhi Allah.

Mengkhawatirkan Masa Depan, Belajarlah pada Nabi Ibrahim Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Nabi Ibrahim ...

Mengkhawatirkan Masa Depan, Belajarlah pada Nabi Ibrahim

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Nabi Ibrahim meninggal Mekah dengan penuh kekhawatiran. Daerah gersang tak berair. Dia hanya mengikuti perintah Allah saja. Didekatnya hanya ada tumpukan  batu Baitullah.  Seorang Nabi tak bisa memberikan kemanfaatan dan kemudharatan walaupun kepada istri dan anaknya sendiri. Dia meninggalkan Siti Hajar dan bayi Ismail. Apa bekal keyakinannya?

Doa adalah kemukjizatan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Doa adalah sarana pertolongan, perlindungan dan fasilitas kemudahan. Nabi Ibrahim berdoa tidak hanya untuk Istri dan putranya, juga untuk generasinya hingga hari kiamat.

Apa yang dikhawatirkan terhadap keturunan dan generasi berikutnya? Apa yang dikhawatirkan terhadap masa depan putri kita? Masa depan yang tandus tanpa harapan? Kehidupan yang tandus seorang diri tanpa pertolongan, perlindungan dan kemudahan? Belajarlah pada Nabi Ibrahim.

Siapakah yang mencintai anak keturunan kita? Allah lebih mencintai seorang anak manusia dari pada seorang ibu yang mencintai bayinya. Allah lebih mencintai seorang anak daripada kecintaan ayah dan ibunya. Allah maha peduli, tak pernah lelah mengurusi dan terus mencurahkan rezeki dari pada bapak dan ibunya.

Setiap Allah menciptakan sesuatu maka Allah menyediakan petunjuk dan rezeki terhadap yang diciptakannya. Setiap makhluk sudah ditetapkan tempat tinggalnya dan tempat rezekinya. Setiap makhluk-Nya memiliki peran khusus di alam jagat raya ini. Adakah yang masih harus dikhawatirkan?

Nabi Ibrahim hanya berdoa agar negri tempat Siti Hajar dan bayi Ismail tinggal, diberkahi dan aman. Keturunannya dalam kondisi berserah diri, tidak menyekutukan Allah, diajarkan cara beribadah, hikmah, pembersih diri dan diutusnya Rasul. Doa merupakan bekal dan arahan yang tersimpan di langit agar kelak dicurahkan kepada generasi berikutnya di saat yang tepat.

Apakah masih khawatir tentang masa depan keturunan kita? Belajarlah pada Nabi Ibrahim. Tetap optimis dengan doanya walaupun meninggalkan keturunannya di lembah yang tandus, tak ada sumber air, tak ada kehidupan sedikit pun. Kuncinya doa dan setiap kiprahnya  berasal dari tuntunan Allah.

Cara Nabi Sulaiman Mengelola Kekuasaan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Nabi Sulaiman mengawasi manusia...

Cara Nabi Sulaiman Mengelola Kekuasaan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Nabi Sulaiman mengawasi manusia, jin dan ragam makhluk yang sedang bekerja. Dalam diam tak berbicara. Dengan tongkat yang menjadi tumpuannya. Tak ada perintah, petunjuk, saran, komando dan koordinasi. Dalam diamnya Nabi Sulaiman, seluruhnya bekerja dengan baik.

Bisakah mengelola kekuasaan dan lembaga seperti Nabi Sulaiman yang tengah duduk terdiam? Dianggap masih hidup padahal sudah wafat. Dalam diam, seluruhnya bekerja dengan sempurna. Filosofi ini bisa dicontoh dalam mengelola kekuasaan dan ragam institusi.

Nabi Sulaiman memahami semua bahasa makhluk dan  hewan.  Paham bahasa jin, manusia, angin, burung, semut dan sebagainya.  Bisakah pemimpin memahami bahasa seluruh timnya? Walau beragam latarbelakang? Memahami, awal untuk dipahami. Memahami bahasa awal untuk memahami jiwa, hati dan akal. Inilah awal sinergi.

Nabi  Sulaiman paham peran burung Hud-hud. Menggali informasi, sebagai intelejen dan  menyebarkan informasi. Nabi Sulaiman paham peran jin, menggali kekayaan yang tersimpan di lautan dan membangun infrastruktur. Kuds, angin dan awan dimanfaatkan untuk membawanya menjelajahi pelosok negri. Tempatkan dan berdayakan sesuai tujuan penciptaannya.

Nabi Sulaiman paham jeritan hati, harapan, dan mimpi yang tak terdengar oleh siapapun. Suara semut dapat didengarnya. Harapan semut dipenuhinya. Ketundukan hati, penyerahan diri, konsisten pada tujuan peran Nabi dan Rasul yang membuatnya mampu mendengar harapan, keinginan dan jeritan yang tersembunyi. Itulah kepekaan pemimpin.

Nabi Sulaiman memiliki pasukan yang terdiri dari manusia, jin dan burung. Mereka bergerak dengan rapih, teratur dan tertib. Bisakah menggabungkan unsur yang berbeda dalam keteraturan? Nabi Sulaiman bermusyawarah dalam hal apa yang dilakukannya terhadap ratu Bilqis? Jin bersiap mengerahkan kekuatannya. Manusia yang berilmu bersiap mengerahkan ilmunya.  Bermusyawarah untuk mendayagunakan seluruh sumberdaya.

Apa yang mengeratkan hati seluruh makhluk di jagat raya? Keadilan. Allah memberikan hidayah keadilan kepada Nabi Sulaiman yang melampaui Nabi Dawud. Semuanya puas dengan putusan hukumnya Nabi Sulaiman. Berhimpun dan menghimpun. Bersatu dan bergerak bersama hanya bisa dilakukan dengan ikatan keadilan.

Kandungan Dalam Butiran Air Hujan Dalam penjelasan ilmiah mengenai peran hujan yang "menghidupkan" lahan yang "ma...

Kandungan Dalam Butiran Air Hujan


Dalam penjelasan ilmiah mengenai peran hujan yang "menghidupkan" lahan yang "mati" yang disebutkan dalam Alquran sudah dianalisa oleh para pakar ilmu pengetahuan. Diketahui bahwa hujan membawa butiran air yakni suatu materi yang penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di dunia, ternyata butiran air hujan juga membawa serta material yang berfungsi sebagai pupuk.

Saat air laut yang menguap dan mencapai awan, ia mengandung sesuatu yang dapat merevitalisasi daratan yang mati. Butiran air hujan yang mengandung bahan-bahan revitalisasi tersebut biasa dikenal dengan nama "surface tension droplets."

Bahan-bahan ini diperoleh dari lapisan permukaan laut yang ikut menguap. Pada lapisan tipis dengan ketebalan kurang dari seper-sepuluh milimeter dan biasa disebut "lapisan mikro" oleh para ahli biologi ini, ditemukan banyak serasah organik yang berasal dari dekomposisi algae renik dan zooplankton.

Beberapa serasah ini mengumpulkan dan menyerap beberapa elemen, seperti fosfor, magnesium dan potasium, yang jarang diperoleh di dalam air laut. Serasah ini juga menyerap logam berat seperti tembaga, zink, cobalt dan lead.

Sehingga tanaman di daratan yang tersiram hujan akan memperoleh sebagian besar garam-garam mineral dan elemen lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhannya bersamaan dengan datangnya air hujan. Garam-garam yang turun bersama air hujan, merupakan suatu miniatur dari pupuk yang biasa digunakan dalam pertanian (Natrium, Potassium, Kalium dan sebagainya).

Logam berat di udara akan membentuk elemen yang akan meningkatkan produktivitas pada saat pertumbuhan dan pembuahan tanaman. Dengan demikian, hujan adalah sumber pupuk yang sangat penting.


Pupuk yang dikandung pada butiran hujan saja, dalam waktu 100 tahun, tanah yang miskin hara dapat mengumpulkan semua elemen yang diperlukan untuk tumbuhnya tanaman. Hutan juga tumbuh dan memperoleh keperluan hidupnya dari semua bahan kimia yang berasal dari laut.

Dengan cara demikian, setiap tahun sekitar 150 ton pupuk jatuh ke bumi. Tanpa mekanisme ini, maka mungkin jumlah jenis tanaman tidak akan sebanyak yang kita ketahui saat ini dan kemungkinan ketidak seimbangan ekologi dapat juga terjadi.

Memang tidak semua negeri yang mendapat limpahan rahmat itu, tetapi ada pula beberapa tempat di muka bumi yang tidak dicurahi hujan yang banyak, bahkan ada pula beberapa daerah dicurahi hujan tetapi tanah di daerah itu hilang sia-sia tidak ada manfaatnya sedikit pun.

Mengenai tanah-tanah yang tidak dicurahi hujan itu Allah berfirman, "Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS An-Nur: 43)

Menurut ayat ini hujan lebat yang disertai hujan es itu tidak tercurah ke seluruh pelosok di muka bumi, hanya Allah-lah yang menentukan di mana hujan akan turun dan di mana pula awan tebal itu sekadar lewat saja sehingga daerah itu tetap tandus dan kering.

Ego Diri, Tantangan dalam Kesenangan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Hidup di surga dalam kesenangan y...

Ego Diri, Tantangan dalam Kesenangan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Hidup di surga dalam kesenangan yang nyata, menakjubkan dan luar biasa. Di surga, seluruh kebutuhan dipenuhi secara sempurna. Di surga, serba mudah tak ada kesulitannya. Apa tantangannya? Jiwanya sendiri.

Nabi Adam tetap kesepian walaupun kesenangan surga direngkuhnya. Walaupun malaikat dan bidadari melayaninya. Tantangan dalam kesenangan yang melimpah adalah dirinya sendiri, bisakah mengelolanya? Bisakah menaklukkannya?

Saat Allah menghadirkan Hawa di surga untuk lebih menyempurnakan kesenangannya. Adakah tantangannya? Ingin agar kesenangan abadi. Berambisi kekuasaannya abadi. Ini gejolak jiwa yang terus dikompori dan dihembuskan oleh syetan.

Manusia tak pernah berhenti dengan tantangan. Bila seluruh kebutuhan dan keinginan terpenuhi. Bila seluruhnya tercukupi sempurna. Tantangan yang muncul dari dirinya sendiri yaitu ego nafsu dan akalnya. Itulah yang dialami oleh Nabi Adam.

Nabi Musa bergelar Ulul Azmi. Berkomunikasi dengan Allah langsung tanpa perantara. Dengan kemukjizatan dari Allah, para ahli sihir terkalahkan. Firaun dan bala tentaranya ditenggelamkan. Setelah itu, adakah tantangannya lagi? Merasa lebih berilmu, paling paham tentang hikmah.

Allah mendidik Nabi Musa. Ilmu Nabi Musa belumlah seberapa. Allah ingin menghancurkan kesombongan Nabi Musa yang mulai teracuni oleh keburukan jiwanya sendiri. Diutuslah Nabi Musa untuk mencari seseorang yang akhirnya dikenal sebagai Nabi khidir

Nabi Sulaiman sang raja perkasa dan kaya. Tak ada bandingannya di dunia ini. Apa tantangannya? Dirinya sendiri. Merasa mampu memberikan makan dan minum seluruh makhluk. Merasa mampu melahirkan putra yang perkasa untuk berjihad di jalan Allah hingga melupakan dan meninggalkan Allah dengan mengandalkan kekuatan dirinya. Tantangan hidup yang terberat ternyata diri sendiri.

Kisah Nabi Nuh, Mental yang Kuat dalam Mendidik Anak Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Air mulai mengali...

Kisah Nabi Nuh, Mental yang Kuat dalam Mendidik Anak

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Air mulai mengalir dari dalam bumi. Hujan, petir dan badai mengepung kapal Nabi Nuh. Dari atas kapal, Nabi Nuh memperhatikan umatnya yang berusaha menyelamatkan diri dengan menggunakan akalnya. Yaitu, berlari ke gunung yang tinggi agar terhindar dari banjir. Itulah jangkauan akal manusia.

Dari atas kapal, Nabi Nuh melihat putranya yang tengah mendaki gunung yang tertinggi. Nabi Nuh sudah mendapatkan wahyu bahwa dataran akan tenggelam berapapun ketinggiannya. Maka diajaklah sang putra untuk naik ke kapal. Berdoalah Nabi Nuh agar sang putra diselamatkan.

Perjuangan Nabi Nuh untuk menyadarkan, memperbaiki, mendidik dan berdakwah pada putranya. Kasih sayang Nabi Nuh yang terus tercurah dan tak terputus pada putranya. Tak mengenal putus asa untuk mendidik putranya.

Dialog antara Nabi Nuh di atas kapal dengan putranya yang tengah mendaki gunung dengan dilatarbelakangi hujan, angin, badai dan ombak gelombang yang besar, tak menyurutkan ikhtiar Nabi Nuh untuk berdakwah kepada putranya. Doa pun dipanjatkan dengan kesungguhan, kepasrahan dan keikhlasan. Itulah mental mendidik anak yang luar biasa.

Tak ada putus asa dalam berdoa. Tak berhenti berikhtiar apa pun kondisinya sebelum takdir-Nya berlaku. Nabi Nuh terus mendidik putranya hingga Allah memutuskan bahwa putranya bukan keluarganya lagi. Setelah gunung gelombang membatasinya. Setelah suaranya tak lagi bisa didengar oleh putranya. Barulah Nabi Nuh berhenti berdoa dan berikhtiar dalam mendidik putranya.

Nabi Nuh tidak saja memiliki mental yang kuat dalam memperbaiki kaumnya, tetapi juga dalam mendidik putranya. Sang ayah terus berusaha menyelamatkan sang putra agar beriman kepada Allah. Menyadarkan tidak ada keselamatan dan pertolongan kecuali dari Allah. Walaupun banjir, gelombang, hujan, badai dan petir membatasi keduanya.

Kisah Nabi Nuh, sebuah kisah mental dalam mendidik keluarga. Sebelum putranya wafat, berarti pintu doa masih terbuka. Pintu ikhtiar harus terus dilakukan. Tanggungjawab mendidik itu hingga putranya wafat. Walaupun sadar bahwa sang Nabi pun tak bisa memberikan maslahat dan hidayah.

Mengatur Urusan Manusia dari Langit Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Allah bersemayam di Arsy. Allah me...

Mengatur Urusan Manusia dari Langit

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Allah bersemayam di Arsy. Allah mengatur urusan dari langit ke bumi. Allah menciptakan langit dan bumi. Di Al-Qur'an, mengapa langit selalu di dahulukan sebelum menyebutkan bumi? Ada apa dengan langit? Adakah kehidupan di bumi tanpa langit?

Air hujan datangnya dari langit. Bumi menyimpannya, maka kehidupan pun bergeliat. Bila Allah ingin menciptakan kehidupan di bumi, cukup dengan menurunkan hujan. Sinar matahari, bulan dan bintang berasal dari langit. Udara dan awan berada di langit. Bumi tanpa langit adakah kehidupan?

Allah menggerakkan udara, awan, darinya Allah menurunkan hujan. Pelajari takdir Allah, bagaimana hujan itu turun. Mengapa Allah menggerakkan awan dan hujan ke daerah tertentu? Mengapa Allah menyuburkan daerah tertentu? Bila tak ingin rumit mengetahuinya cukup membuka Al-Qur'an saja.

Mengetahui apa yang terjadi di bumi, cukup dengan memperhatikan fenomena langit. Bukankah ada udara, angin, awan, matahari, bulan dan bintang sebagai petunjuknya? Kejadian di bumi bisa terbaca dengan memperhatikan makhluk-Nya yang ada di langit.

Petani dan nelayan memperhatikan langit untuk memulai aktivitas. Penerbangan pesawat memperhatikan langit untuk memutuskan penerbangan. Perkiraan cuaca, iklim dan musim dilakukan dengan memperhatikan langit. Allah mengatur urusan di bumi dari langit.

Langit tak terbatas dan tak bertepi. Allah menghiasi langit sehingga sangat indah mempesona. Untuk menjelajahinya butuh 1.000 tahun perjalanan manusia dengan teknologi tercanggih.  Hanya satu manusia yang bisa menjelajahi dengan raganya hanya dalam waktu semalam yaitu Rasulullah saw.

Malaikat melaporkan urusan manusia di bumi ke langit di waktu pagi dan petang. Langit terlihat hening dan senyap, padahal langit sangat sibuk dengan lalu lalang malaikat yang melaporkan urusan manusia dan syetan yang berusaha mencuri informasi dari langit.

Antara Mindset dan Hakikat dalam Memahami Takdir Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Dalam setiap ciptaan ...

Antara Mindset dan Hakikat dalam Memahami Takdir

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Dalam setiap ciptaan Allah ada keindahan. Seperti hewan tunggangan, bukan sekedar untuk membawa manusia dan beban, tetapi banyak unsur keindahannya. Dalam takdir-Nya pun tersimpan keindahan. Namun mengapa mindset manusia berbeda dengan hakikatnya?

Mengapa manusia sering menganggap buruk takdirnya? Padahal seluruh ciptaan-Nya penuh dengan keindahan? Ada syarat khusus agar pemahaman takdir sesuai dengan hakikatnya bukan mindsetnya. Yaitu, bersujud, bertasbih, bertahmid dan menghancurkan kesombongan  diri.

Akalnya dianggap lebih baik. Keinginan dan cita-citanya dianggap lebih membahagiakan. Rencana dan strateginya dianggap bisa memberikan kepuasan. Bila tak tercapai dianggap keburukan. Bukankah banyak yang durhaka dan pembuat kerusakan dapat meraih yang diinginkan? Bagaimana akhirnya?

Apa pun takdirnya fokuslah beribadah dan bertawakal. Apa pun takdirnya bersabar dan bertasbihlah. Apa pun takdirnya tetaplah bersabar dan memohon pertolongan Allah. Itulah agar takdir memberikan energi pada jiwa dan kekuatan hati.

Bila bertakwa, takdir menjadi samudera ilmu dan hikmah. Menjadi medan penempaan dan pembelajaran. Mencetaknya menjadi hamba Allah. Menyadari hakikat manusia yang lemah, bodoh dan dipenuhi kesalahan.

Bila seluruh makhluk-Nya sangat indah. Bila seluruh ciptaan-Nya sangat mempesona. Bila manusia ciptaan-Nya yang terbaik. Maka takdir manusia pun yang paling indah, mempesona dan terbaik, tak ada yang bisa menyamainya.

Bagaimana takdir manusia diantara manusia lainnya? Bukankah liku-liku perjalanan para Nabi dan Rasul berbeda-beda? Bukankah medan ujiannya berbeda-beda? Namun mengapa hasilnya tetap sama? Dalam semua takdirnya, mereka tetap mengarungi peran yang sama. Menjadi hamba Allah dan khalifah. Menjadi pemegang amanah Allah.

Agar dalam Berkelimpahan Kemudahan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Mengapa Allah memberikan kemukjizat...

Agar dalam Berkelimpahan Kemudahan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Mengapa Allah memberikan kemukjizatan kepada para Nabi dan Rasul? Mengapa Allah memberikan karamah kepada para Wali Allah? Apakah tujuannya mereka soal ego, obsesi dan cita-citanya sendiri? Allah akan menolong mereka yang membela agamanya. Ini prinsip dasarnya.

Barang siapa menempuh jalan untuk mencapai keridhaan-Nya, maka Allah akan menunjukkan jalan-jalannya. Ini prinsip bagaimana liku-liku hidup yang dijalani manusia. Perjalanan hidupnya hasil dari tujuan hidupnya. Allahkah?

Banyak yang berkeluh kesah karena sulitnya liku-liku hidup yang dijalaninya. Tak merasakan kemudahan. Tak ada pertolongan. Tak ada sesuatu yang menakjubkan. Persoalannya hanya, apa tujuan hidupnya, Allah atau ego diri?  Jalan apa yang ditempuhnya, bimbingan Allah atau bimbingan egonya?

Dalam kepelikan yang luar biasa, mengapa Allah menurunkan mukjizat dan karamah kepada para Nabi, Rasul dan Wali Allah? Sebab tujuannya hanya kepada Allah. Perjalanan hidupnya mengikuti bimbingan Allah. Bagaimana dengan Kita? Hidup dalam keegoan  diri namun berkeluh kesah karena tak mendapatkan pertolongan Allah.

Tujuan hidup yang berorientasi pada Allah secara otomatis terkandung dan menciptakan kemudahan, walaupun banyak orang melihatnya penuh kesulitan. Tujuan hiduplah yang menciptakan ruang-ruang kemudahan yang berkelimpahan. Benar menentukan tujuan hidup berarti titik awal berkelimpahannya kemudahan

Dalam syariat Allah terdapat anugerah dan menciptakan kemudahan. Mengikuti syariat Allah berarti menceburkan diri dalam lautan kemudahan. Lihatlah para nelayan, bagi yang melihatnya seperti menerjang ombak yang besar, padahal saat di tengah lautan mereka hanya memungut ikan-ikan saja.

Berkomitmen pada bimbingan syariat Allah, berarti pintu awal memasuki dan mengarungi hidup yang dipenuhi kemudahan yang berlimpah. Dua kunci agar mendapatkan mukjizat dan karamah, tujuan hidupnya Allah dan berkomitmen mengikuti syariat-Nya.

Owner Bisnis dalam Konsep Rabbul Alamin Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Banyak yang menyematkan diriny...

Owner Bisnis dalam Konsep Rabbul Alamin

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Banyak yang menyematkan dirinya sebagai owner bisnis. Tapi tak tahu apa karakter yang harus dimiliki? Bukanlah surat Al-Fatihah. Renungkan kata Rabbul alamin. Dari kata inilah, seharusnya owner bisnis bercermin.

Ibnu Fâris rahimahullah berkata, “Kata Rabb menunjukkan beberapa arti pokok, yang pertama: memperbaiki dan mengurus sesuatu. Maka Rabb berarti yang menguasai, menciptakan dan memiliki, juga berarti dzat yang memperbaiki (mengurus) sesuatu.
Ibnul Atsîr rahimahullah menyatakan, “Kata Rabb secara bahasa diartikan pemilik, penguasa, pengatur, pembina, pengurus dan pemberi nikmat.

Sifat rubûbiyah Allâh Azza wa Jalla ini meliputi seluruh alam semesta beserta isinya, karena Dialah yang memelihara dan mengatur semua makhluk dengan berbagai macam nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada mereka, Dialah yang menciptakan mereka dengan kehendak dan kekuasaan-Nya, Dialah yang menyediakan semua kebutuhan makhluk-Nya, dan Dialah yang memberikan kepada semua makhluk penciptaan yang sesuai dengan keadaan mereka kemuadian memberi petunjuk kepada mereka untuk kebaikan dalam hidup mereka

Apakah fokus utama owner bisnis? Merancang, mendidik, mengembangkan dan melayani  organisasi dan sistemnya. Seorang owner tak ada sedikit pun untuk memperkaya diri dari bisnisnya. Owner bisnis merupakan duplikasi dari sifat Rabbul alamin.

Awal surat Al-Fatihah berisi karakter Rabbul Alamin. Dalam beberapa doa yang diajarkan Rasulullah saw saat didera malapetaka yang besar dengan meneguhkan Allah sebagai Rabb langit, bumi dan arsy. Jadi saat kondisi yang kritis dalam bisnis, solusinya melaksanakan konsep Rabbul alamin.

Rabb adalah Murabbî (yang maha memelihara dan mengurus) seluruh makhluk-Nya dengan mengatur urusan dan (melimpahkan) berbagai macam nikmat (kepada mereka). Bagaimana pendidikan awal menjadi owner bisnis? Jadilah Murabi yang mendidik dan mengembangkan peserta didiknya. Itu yang dipahami oleh gerakan tarbiyah di Indonesia

Ilmu bisnis bukanlah ilmu sekuler. Membuat bisnis bukanlah ilmu mengejar dunia. Memimpin dan mengembangkan bisnis bukan profit oriented. Tetap sebuah jejak kehidupan yang menduplikasi asma ulhusna-Nya Allah dalam kehidupan ini. Sebab, ruh manusia merupakan tiupan dari Allah.

Berbisnis, Berkacalah pada Alam Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bisnis itu untuk melayani manusia dan ...

Berbisnis, Berkacalah pada Alam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bisnis itu untuk melayani manusia dan jagat raya. Menggeluti bisnis berarti menyiapkan diri bermental pelayan. Harus ada ketawadhuan dan semangat memberi. Perhatikan alam, dia diam. Tak bisa bergerak dan berbicara. Namun mengapa manusia rela mengelola, memberikan pupuk dan segala yang diperlukan? Mengapa manusia rela merancang ragam teknologi dan infrastrukturnya?

Alam selalu melayani dan memberi. Namun mengapa tak pernah habis sumber dayanya? Bukankah alam tak punya akal dan ikhtiar untuk memperbaharui dirinya? Tak bisa menciptakan teknologi dan infrastruktur untuk membuat sesuatu yang baru agar terjaga kesinambungannya?

Saat alam tak berdaya, namun terus melayani seluruh penghuninya. Maka Allah, melimpahkan rahmat-Nya yang tak terbatas. Alam mengikuti takdirnya. Tak pernah membantah, mendurhakai apalagi menentang. Dalam diam, tak punya akal dan ikhtiar, alam selalu diperebutkan oleh manusia.

Mengapa manusia terus memburu tanah? Mengapa terus menanam pohon? Mereka tak pernah ingkar janji. Bila dikelola pasti ada hasilnya. Mereka terus memberikan sesuatu yang ditanam dan yang diolahnya. Tanah bisa diberdayakan untuk apa saja.

Setinggi apapun capaian bisnis yang mengejar kekayaan pasti akan melelahkan dan memenatkan. Nafsu tak bisa dipenuhi hasratnya walaupun telah memiliki kunci perbendaharaan  langit dan bumi. Nafsu tak bisa dibungkam kecuali dengan tanah perkuburan.

Bagaimana agar Allah melimpahkan rahmat-Nya? Bagaimana agar Allah menurunkan pertolongannya dalam berbisnis? Contohlah alam yang terus melayani sesuai perannya di muka bumi. Manusia akan mengejar dan memperebutkannya sesuai peran alam tersebut.

Manusia itu lemah tak berdaya. Manusia  makhluk yang bodoh sehingga butuh banyak pertolongan. Manusia itu khalifah di muka bumi. Dia butuh pelayanan. Dari kerangka inilah bisnis bergulir dan mengalir untuk menjalankan perannya di muka bumi.

Rekonstruksi Pembunuhan dari Kisah Nabi Yusuf Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaimana menutupi kasus...

Rekonstruksi Pembunuhan dari Kisah Nabi Yusuf

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bagaimana menutupi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh para oligarki kezaliman? Lihatlah kisah Nabi Yaqub dan saudaranya Yusuf. Lihatlah cara saudaranya Nabi Yusuf dalam membuat rekayasa kebohongan dalam rekonstruksi terbunuhnya Nabi Yusuf di hadapan Nabi Yaqub.

Pilihlah tempat yang semua pihak sepakat bahwa tempat tersebut  sangat berbahaya. Yaitu,  padang pasir yang banyak serigalanya. Buatlah kesepakatan bersama dalam tubuh oligarki untuk saling menguatkan rekayasa dengan kalimat bahwa kami satu kelompok yang kuat untuk menjaga Nabi Yusuf.

Tidak boleh ada yang berkhianat diantara kelompok oligarki maka dibangun mindset bersama bahwa Nabi Yusuf lebih dicintai oleh Nabi Yaqub dari mereka, padahal mereka banyak jumlahnya dan  kelompok yang kuat. Nabi Yusuf harus dijadikan musuh bersama.

Korban oligarki kezaliman adalah seorang anak yang mau beranjak remaja. Belum memiliki kekuatan yang sempurna. Dianggap masih bisa dikelabuhi dengan bermain-mainan dan bersenang-senang. Seorang anak belia, dihadapi dengan kelompok besar dan kuat. Itulah logika oligarki kezaliman untuk memudahkan kerja-kerja kezalimannya.

Setelah setingan lokasi, korban, dan internal oligarki sudah sempurna, aksi pembunuhan pun dilakukan. Saat aksi dilakukan, ternyata masih ada keraguan. Nabi Yusuf yang sebelumnya akan dibunuh, ternyata Allah menolongnya dengan memasukkan keraguan pada pihak oligarki. Aksi pembunuhan pun diubah hanya dengan memasukkan Yusuf ke dalam sumur yang kering, di padang yang tandus.

Saudara-saudaranya Nabi Yusuf datang menghadap Nabi Yaqub dengan membawa alat bukti yang sangat meyakinkan. Sebuah pakaian  nabi Yusuf yang dilumuri darah Yusuf. Walau sebenarnya darah Srigala. Lalu, mengarang rekonstruksi peristiwa pembunuhan bahwa mereka keasyikan bermain sehingga meninggalkan Yusuf bersama perbekalannya. Lalu Srigala menerkamnya. Kasus pembunuhan ingin dialihkan isu menjadi hanya kelalaian saja.

Semua saudara Nabi Yusuf datang dengan menangis bahwa mereka tak bisa menjaga amanah ayahnya untuk menjaga Yusuf. Tak ada penghianatan diantara mereka saat itu. Rekayasa pembunuhan dilakukan secara sempurna dengan dalih kekhilafan untuk mencuci tangan kezaliman yang telah dilakukan mereka.

Mendeteksi Oligarki Kezaliman, Belajar dari Nabi Yaqub Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Para pelaku kez...

Mendeteksi Oligarki Kezaliman, Belajar dari Nabi Yaqub

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Para pelaku kezaliman dan kemungkaran, lakukanlah apa yang ingin dilakukan. Rencanakan apa yang ingin rencana semau--maunya. Mereka bekerja, kita pun bekerja. Mereka menunggu, kita pun menunggu hasil perbuatannya. Semua takdir-Nya ada waktunya.

Yang kuat tanpa takwa, hanya berbuah kezaliman dan kediktatoran, baik golongan atau penguasa. Lihatlah dalam kisah Nabi Yusuf, saudara-saudaranya merekayasa keburukan. Lihatlah kisah Firaun, para penguasa bersama kaki tangannya bahu membahu. Beroligarki itulah karakter kezaliman.

Kezaliman tak bisa dilakukan sendirian. Sebab, keburukan itu lemah. Keburukan itu mudah terdeteksi dan terbaca. Keburukan butuh sistem yang sempurna menyembunyikannya. Bukankah sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga? Bukankah aroma bau itu akan tercium juga walaupun ditutupi dengan sempurna?

Bagaimana mendeteksi kezaliman sejak dini? Belajarlah pada Nabi Yakub. Walaupun saudaranya Nabi Yusuf belum merencanakan dan melakukan aksi kezalimannya, namun Nabi Yakub sudah tahu kemungkinan tersebut. Dipanggillah Nabi Yusuf, agar jangan menceritakan perihal mimpinya. Sebab, karakter utama kezaliman adalah sangat dengki. Tidak boleh ada tunas kebaikan yang mulai merekah. Dihancurkan walaupun masih berbentuk biji sekalipun.

Bagaimana cara menghancurkan kebaikan? Saudara Nabi Yusuf menghadap bapaknya Nabi Yaqub, akan mengajak Yusuf bermain-mainan dan bersenang-senang. Cara awal menghancurkan kebaikan adalah membawa pendukungnya terfokus untuk bermain-mainan dan bersenang-senang. Mengalihkan kesibukan dan menyuarakan kebaikan dengan bersenang-senang dan bermain-mainan.

Nabi Yaqub sudah paham rencana kezaliman saudaranya Yusuf, bagaimana dalam keadaan lemah, tua dan sendirian menghadapi oligarki kezaliman yang kuat dan menggurita? Diungkapkan alasannya, khawatir mereka tak bisa menjaga Yusuf, khawatir mereka lengah sehingga Yusuf dimakan serigala. Nabi Yaqub membongkar rencana jahat saudara Yusuf sebelum mereka melakukannya, agar sadar bahwa rencana tersebut sudah terbaca dan saudaranya Yusuf tak melakukannya.

Nabi Yaqub menolak membiarkan Nabi Yusuf dibawa oleh saudaranya. Namun Nabi Yakub memberikan pesan bahwa Dia sudah tahu rencana kejahatan para oligarki kezalimannya.  Walaupun sudah terendus mereka tetap melakukannya karena mereka sudah merancang sistem, kekuatan dan rekayasa peristiwa untu menutupinya. Mereka tidak saling membongkar keburukan diantara mereka sendiri.

Gunung Pancar, Persawahan yang Tergerus Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Hampir 4 tahun tidak rutin ke ...


Gunung Pancar, Persawahan yang Tergerus

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Hampir 4 tahun tidak rutin ke pemandian air panas kawah merah gunung pancar. Jalan yang kecil sunyi sekarang ramai dan macet parah. Dahulu daerah ini sangat terpencil sekarang banyak areal persawahan yang sudah menjadi milik developer real estate sekelas PT Setul tbk.

4 tahun yang lalu, dari pemandian air panas, pemandangannya dipenuhi pegunungan gunung gede, hijau dan asri. Sekarang bila pribadi mulai banyak bermunculan. Sawah menjadi vila dan resto. Masyarakat desa tak memiliki sawah lagi. Mengapa yang dipikirkan oleh yang berharta hanya kendaraan dan real estate?

Satu sisi, dunia dihadapan pada persoalan krisis pangan dan perubahan iklim global. Pada sisi lain yang berharta, yang berpendidikan dan yang memiliki kekuasaan, terfokus pada membangun aset real estate. Lahan pertanian dan perkebunan diubah fungsinya menjadi hanya sebagai tempat peristirahatan dan kesenangan saja. Padahal, pada kemampuan yang besar terdapat tanggungjawab yang besar.

Air yang gemericik di sepanjang jalan sudah hilang. Aliran air jernih dan selokan yang berada disisi pemandian telah hilang. Entahlah apa yang dipikirkan oleh yang berharta dan berkuasa. Apakah hidup itu hanya untuk bersenang-senang? Apakah kebahagiaan itu hanya bermewahan? Apakah sukses itu hanyalah kepemilikan aset saja? Mengapa tak dimanfaatkan untuk membangun ketahanan pangan? Yang membuat perut kenyang dengan harga terjangkau?

Eropa dan dunia bagian utara telah dihempas kekeringan atau banjir besar. Sungai kekeringan. Banyak ikan yang mati. Pertanian dan perkebunan gagal panen. Mengapa negri ini yang alamnya sangat subur dan indah tidak memanfaatkan momentum ini? Mengapa justru menghabisi lahan pertanian,  perkebunan dan hutan untuk real estate saja?

Setiap sepuluh tahun, suhu bumi naik 0.3 derajat celcius. Apakah ada yang peduli? Semuanya berlomba membeli kendaraan baru. Bahkan kadang jumlah kendaraannya melebihi penghuni rumahnya? Area hijau terus tergusur, hanya sekedar untuk menambah tempat peristirahatan saat akhir pekan. Bukankah hidup itu untuk berjuang? Dalam perjuangan ada kegairahan bukan saat berleha-leha.

Nenek-nenek, itulah sosok dunia yang dihadirkan Allah saat Rasulullah saw Isra Miraj.  Nenek-nenek yang terus diperebutkan, yang terus diburu, yang terus dibanggakan hingga menghinakan jiwa, hati, dan akalnya. Manusia terus ketakutan ditinggalkan oleh dunia. Namun apa yang didapatkan dari apa yang dikumpulkan?

Kesibukan Terindah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Mengisi training spiritual di sejumlah tempat. Bert...

Kesibukan Terindah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Mengisi training spiritual di sejumlah tempat. Bertemu dengan para pemuda yang belia. Buka puasa bersama. Shalat bersama. Berdzikir bersama. Qiyamullail bersama. Hingga tidur bersama dengan beralaskan tikar di ruang-ruang sempit. Ini lebih baik dari dunia dan seisinya.

Saat ibuku wafat, aku sedang mengisi training spiritual. Kumpul riung di masjid, berdzikir, membaca Al-Qur'an, shalat dan qiyamullail bersama. Aku tak sempat melihat wajah ibu ku yang terakhir. Namun semoga kiprahku ini sebagai baktiku pada ibu ku. Semoga Allah melimpah rahmat dan ampunan padanya.

Dari sekian banyak kebersamaan dalam training spiritual, aku tak peduli apakah mereka  sadar ataukah tidak. Sebab, tugasku hanya menyampaikan. Aku tak bisa memberikan hidayah. Yang bisa hanya Allah. Andai tak ada yang tersadar pun, aku tak peduli sebab tugasku hanya menyampaikan saja.

Andai ada yang tersadarkan, semoga menjadi amal jariah. Menyadarkan satu orang lebih baik dari dunia dan seisinya. Semoga satu orang ini menjadi saksi, bahwa jalan hidupku berjuang untuk selalu berada di jalan para Nabi dan Rasul. Tak jalan hidup selain itu.

Titik tekan training, bagaimana menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong? Bagaimana shalat sebagai sarana penelanjangan diri yang paling jujur dan benar?  Apa kesibukan utama seorang pemimpin? Bagaimana melahirkan ilmu kepemimpinan dan  manajemen dari kisah Nabi Adam?

Materi training spiritualnya tentang bagaimana bekerja dan berbisnis menjadi sarana datangnya pertolongan Allah? Orang lain melihatnya sebagai kesibukan dunia, padahal sebenarnya tengah berjihad dan menerapkan Al-Qur'an dalam keseharian. Bagaimana mengelola keuangan dengan konsep Rasulullah saw juga bagaimana membangun bisnis walaupun sangat sibuk bekerja kantoran

Beberapa malam dalam sebulan disibukkan untuk mengisi training spiritual. Inilah perjalanan paling berharga dan indah dalam hidupku. Inilah perjalanan sepi dan sunyi. Inilah perjalanan tanpa hiruk-pikuk yang selalu ku cari.

Pelajaran Hidup dari Sisa Koran saat Berkebun Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Membawa sisa koran haria...

Pelajaran Hidup dari Sisa Koran saat Berkebun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Membawa sisa koran harian Republika untuk mulsa tanaman di perkebunan yang terletak di Sukabumi. Ada satu karung yang dibawa. Sebelum dijadikan mulsa, kubaca dulu judul head linenya. Setiap edisi Ahad, kubaca habis bagian sejarahnya tentang Islam Digest. Tak disangka ada rentetan yang luar biasa. Sepertinya Allah tengah mengajari saya.

Headline pertama soal Wakaf. Bagaimana Turki Utsmani membangun kemakmuran dengan konsep wakaf. Dari wakaf tanah, bangunan, infrastruktur, peralatan teknologi, emas, perak hingga uang tunai. Para khalifah menyerahkan kekayaan pribadinya untuk wakaf. Hingga sebuah masjid memiliki jaringan bisnis yang menggurita hingga fasilitas publik, rumah sakit,   sekolah gratis. Sepertinya Allah mengingatkan tujuanku membangun perkebunan, yaitu untuk wakaf produktif, seperti pesan Umar bin Khatab

Headline kedua tentang kisah-kisah musyawarah burung. Sekelompok burung yang mencari pemimpin yang dipandu oleh Hud-hud. Ini kisah sufi. Pencarian tentang Allah. Hingga hidupnya meraih kefanaan. Melenyapkan dirinya. Yang dilihat, dirasakan, didengar dan seluruh kehidupan bersama Allah saja. Sepertinya Allah membimbingku untuk mentauhidkan-Nya walapun dalam urusan pengelolaan perkebunan ini.

Headline ketiga tentang imam Jazari, beliau ulama robotik saat seluruh Eropa belum mengenal mandi. Selama hidupnya dia mampu merancang mesin sebanyak 100 mesin dengan konsep hidrolik. Rancangan mesinnya hingga sekarang masih digunakan. Sepertinya Allah mengingatkanku agar memanfaatkan teknologi otomatisasi dalam pengelolaan perkebunan.

Headline ke empat tentang kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Dari karakter ulama melahirkan karakter yang adil. Keadilan lahir dari ketakwaan bukan kecerdasan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Keadilan lahir dari kasih sayang dan cinta. Sedangkan mata air kasih sayang dan cinta adalah iman kepada Allah. Sepertinya Allah mengajarkan bahwa meraih kepemimpinan harus melalui 3 tahap, mewakafkan hidup bersama Allah, berorientasi hidup hanya untuk Allah, dan merekayasa tanda-tanda kebesaran Allah menjadi ilmu dan teknologi.

Headline ke lima tentang Sumbangan Turki Utsmani pada Irlandia yang diserang kelaparan parah. Inggris yang menjajah Irlandia tak peduli.  Sebab Inggris beragama Protestan sedang Irlandia Katolik. Namun Islam adalah rahmatan lil alamin untuk semua umat manusia. Sepertinya Allah mengajarkan bahwa kelak saat kepemimpinan sudah diraih gunakan untuk menolong dan memudahkan seluruh urusan manusia.

Headline ke enam tentang Futuh Mekah. Aku bertanya, "Apakah setelah ini masih ada Islam Digest harian Republika yang belum dibaca? Karena masih banyak sisa koran yang belum dijadikan mulsa tanaman". Sampai koran yang terakhir ternyata tidak ada, yang terakhir bertema Futuh Mekah. Futuh Mekah itulah yang terakhir, setelah melewati headline pertama hingga kelima. Bisa jadi inilah proses kebangkitan dan kembalinya kepemimpinan pada umat Islam.

Allah telah mendidik dan memberikan pelajaran saat aku berkebun di pagi hari. Saat matahari baru terbit. Saat burung mulai berkicau. Saat tanah dan pepohonan masih basah oleh hujan semalam. Saat bersamaan, Allah menurunkan ragam ilmu dan kepahamanan selama berkebun di perbukitan yang hening. Masya Allah...

Model Kebangkitan Umat Islam Oleh: Dr. Adian Husaini Hidayatullah.com | PADA kajian akhir tahun di Institute for the Study of Is...



Model Kebangkitan Umat Islam

Oleh: Dr. Adian Husaini

Hidayatullah.com | PADA kajian akhir tahun di Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), tahun 2019 dibedah buku karya Dr. Majid Irsan al-Kilani,  berjudul ”Model Kebangkitan Umat Islam: Upaya 50 Tahun Gerakan Pendidikan Melahirkan Generasi Shalahudin dan Merebut Palestina.” Pembahasnya, Ustad Asep Sobari Lc, penerjemah buku, yang juga peneliti INSISTS.

Judul asli buku tersebut adalah: ”Hakadza Zhahara Jilu Shalahuddin wa Hakadza ’Adat al-Quds”. Menurut Asep Sobari, ia mengenal buku ini saat kuliah di Universitas Islam Madinah, dimana sang dosen, Dr. Ghazi bin Ghazi al-Muthairi, meminta para mahasiswa membaca buku penting tersebut.


Berdasarkan hasil telaahnya yang mendalam terhadap kondisi umat Islam di masa Perang Salib, Irsan al-Kilani menjelaskan, bahwa kebangkitan umat Islam yang hakiki harus dilakukan melalui lahirnya satu generasi baru. Cara seperti ini sudah menjadi model, yang berulang kali terjadi dalam sejarah Islam.

Karena pentingnya model kebangkitan melalui proses pendidikan ini, Irsan al-Kilani mengimbau para insan pendidikan, agar mereka benar-benar paham, bahwa untuk mengubah kondisi suatu kaum yang lemah, harus dilakukan dengan mengubah kondisi internal mereka sendiri. Yakni, mengubah keyakinan, pemikiran, konsep, orientasi, cara berpikir, nilai, dan parameter kehidupan mereka.

Yang perlu diubah adalah sistem pendidikan yang telah melahirkan generasi lemah, layak kalah, hina, inferior, berorientasi duniawi, meninggalkan jihad, menghamba pada harta dan para penguasa.

*****

Mengambil kasus lahirnya generasi Shalahuddin dan pembebasan kembali Masjid al-Aqsha, Irsan al-Kilani menceritakan bagaimana kaum Muslimin mampu bangkit dari keterpurukan selama sekitar 50 tahun pada awal Perang Salib. Tahun 1095 Perang Salib dimulai.

Pada tahun 1099, Jerusalem jatuh ke tangan pasukan Salib. Ribuan umat Islam dibantai dengan sadis di Masjid al-Aqsha dan berbagai daerah lainnya.


Meskipun ada kekhalifahan, umat Islam berada dalam kondisi sangat terpuruk. Mereka terjangkit penyakit cinta dunia, tercengkeram aneka paham sesat, dan terlibat konflik antar mazhab yang parah, sampai saling bunuh di kampus.

Di zaman ada kekhalifahan itu, umat Islam perlu waktu 88 tahun untuk membebaskan kembali kota Jerusalem. Itu terjadi di bawah kepemimpinan Shalahuddin al-Ayyubi, tahun 1187.

Nah, buku ini memaparkan data, bahwa Shalahudin bukanlah pemain tunggal yang ”turun dari langit”. Tetapi, dia adalah bagian dari satu ”generasi” yang merupakan produk pendidikan para ulama yang hebat.

Al-Kilani menyebut contoh dua ulama yang berjasa besar dalam menyiapkan generasi baru itu, yakni Imam al-Ghazali dan Syekh Abdul Qadir al-Jilani. Menurut Dr. Irsan al-Kilani, dalam melakukan upaya perubahan umat yang mendasar, Imam al-Ghazali lebih menfokuskan pada upaya mengatasi kondisi internal umat.


Menurut al-Ghazali, masalah paling besar adalah rusaknya pemikiran dan diri kaum Muslim yang berkaitan dengan aqidah dan kemasyarakatan. Sang Hujjatul Islam tidak menolak pentingnya perubahan aspek politik dan militer.

Tetapi yang dia tekankan adalah perubahan yang lebih mendasar, yaitu perubahan pemikiran, akhlak,  dan perubahan diri manusia itu sendiri. Untuk itu, al-Ghazali melakukan perubahan dimulai dari dirinya sendiri dahulu, kemudian baru mengubah orang lain.

Kata penulis buku ini: ”Al-Ghazali lebih menfokuskan usahanya untuk membersihkan masyarakat muslim dari berbagai penyakit yang menggerogotinya dari dalam dan pentingnya mempersiapkan kaum Muslim agar mampu mengemban risalah Islam kembali sehingga dakwah Islam merambah seluruh pelosok bumi dan pilar-pilar iman dan kedamaian dapat tegak dengan kokoh.”


Melalui hasil kajian dan perenungannya yang mendalam terhadap kondisi umat Islam, al-Ghazali sampai pada kesimpulan bahwa yang harus dibenai pertama dari umat adalah masalah keilmuan dan keulamaan. Oleh sebab itu, kitabnya yang terkenal dia beri nama Ihya’ Ulumuddin (Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama).

Adalah menarik, bagaimana dalam situasi perang seperti itu, Imam Ghazali mampu merumuskan masalah umat secara komprehensif dan mendasar. Melalui Ihya’ Ulumuddin, al-Ghazali menekankan pentingnya masalah ilmu, ibadah, akhlak, dan juga aktivitas ’amar ma’ruf nahi munkar’.

Bahkan, aktivitas “amal ma’ruf dan nahi munkar”, dikatakan sebagai kutub terbesar dalam urusan agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah mengutus para nabi. Jika aktivitas ‘amar ma’ruf nahi munkar’  hilang, maka syiar kenabian hilang, agama menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan binasa. Begitu juga  umat secara keseluruhan.

Jadi, simpul Irsan al-Kilani, yang pertama kali harus dilakukan adalah perubahan dalam diri manusia itu sendiri. (QS 13: 11). Nabi Muhammad ï·º juga menyatakan: ”Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh. Namun, jika ia rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Ketahuilah, itu adalah qalb.” (HR Muslim).

Umat Islam kalah dan hina bukan karena kehebatan musuh-musuh mereka. Tapi, lebih karena kelemahan internal umat sendiri. Mereka memang dalam kondisi yang ”pantas kalah  dan terbelakang” (al-qabiliyyah lit-takhalluf wa al-hazimah). Inilah yang harus diatasi terlebih dahulu, sebelum menghadapi kekuatan eksternal yang hebat.


Sejalan dengan pemikiran Dr. Irsan al-Kilani, Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas juga menyatakan bahwa kondisi umat Islam saat ini secara mendasar sama persis dengan kondisi di masa Imam al-Ghazali. Dalam Konferensi Pendidikan Islam Pertama di Kota Mekkah, tahun 1977, Syed Naquib al-Attas merumuskan akar masalah umat Islam adalah ”loss of adab”. Dan solusinya adalah pendidikan (ta’dib). Bahkan, Prof. Al-Attas juga sudah membuktikan konsepnya melalui satu isntitusi pendidikan di peringkat tinggi.

Banyak kalangan umat Islam yang telah menyadari dan mencoba mewujudkan pendidikan yang mampu melahirkan generasi gemilang. Kita perlu terus berpikir dan mengevaluasi apa yang telah dan sedang kita kerjakan.           

Bagaimana aplikasi model pendidikan untuk melahirkan generasi hebat, seperti generasi Shalahudin? InsyaAllah, itu bisa dibaca dalam buku: Pendidikan Islam: Mewujudkan Generasi Gemilang Menuju Negara Adidaya 2045 (YPI Attaqwa, 2018).

Tentu saja, penerapan model pendidikan yang ideal (ta’dib)  sangat tidak mudah. Tantangan, hambatan,  dan ujian internal dan eksternal begitu berat. Ketika hal ini saya sampaikan kepada Prof. Wan Mohd Nor, beliau berkata: ”Ya memang berat. Dan untuk itulah Nabi diutus.” Wallahu A’lam bis-shawab. (Depok, 22 Desember 2019).*

Penulis pengasuh Pondok Pesantren Attaqwa-Depok

Rep: Ahmad
Editor: Insan Kamil

Ragam Fragmen dan Latarbelakang Kisah dalam Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Banyak ragam...

Ragam Fragmen dan Latarbelakang Kisah dalam Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Banyak ragam latarbelakang kisah-kisah dalam Al-Qur'an. Latarbelakang masa lalu dan masa depan. Latarbelakang dunia juga akhirat. Latarbelakang kisah manusia juga hewan. Kadang latarbelakang kisah-kisah tersebut dipadukan.

Kisah-kisah para Nabi dan Rasul dan umatnya merupakan kisah yang berlatarbelakang belakang masa lalu. Kisah-kisah hari Penghisaban, surga dan neraka, merupakan kisah yang berlatar belakang  masa depan. Kadang kisah masa lalu dikaitkan dengan akibatnya di masa depan. Prilaku umat masa lalu langsung dijelaskan akibatnya di akhirat nanti.

Mengapa terdapat kisah berlatarbelakang masa lalu dan masa depan? Mengapa ada kisah yang berlatarbelakang dunia juga akhirat? Kisah seperti apa yang berlatarbelakang masa lalu dan masa depan? Bagaimana pengaruh perbedaan latarbelakang terhadap hati, jiwa dan akal manusia?

Perjuangan hidup, tantangan, persoalan, seluk beluk dan liku-likunya berlatarbelakang masa lalu. Untuk dijadikan bimbingan, pengarahan dan pimpinan. Perhatikan kondisi kejiwaan Rasulullah saw dalam setiap ayat Al-Qur'an, pada kondisi seperti apa Allah menurunkan ayat yang berkaitan masa lalu?

Pada kondisi seperti apa Rasulullah saw, Allah menurunkan kisah yang berlatarbelakang masa depan? Saat hati bisa terlena dan khilaf karena  melihat fenomena kehebatan dan kesombongan kekafiran, kedurhakaan, kerusakan dan kezaliman, maka Allah mengkisahkan kehancuran mereka yang akan terjadi.

Saat menceritakan balasan amal, latarbelakang masa depan yang dihadirkan. Bukankah mimpi baik itu terasa sangat indah? Bukan mimpi buruk itu terasa sangat menyakitkan, menakutkan dan menegangkan? Dibanding realitas sebenarnya yang dihadapi?

Ragam fragmen dan latarbelakang kisah-kisah dalam Al-Qur'an, membuat Al-Qur'an menjadi bacaan dan pelajaran yang paling menarik di muka bumi. Yang paling menyentuh dan menghujam kuat pada jiwa dan akal manusia.

Bersenang-senang dalam Kesibukan Oleh: Nasrulloh Baksolahar  (Channel Yotube Dengerin Hati) Para penghuni surga bersenang-senang...

Bersenang-senang dalam Kesibukan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Para penghuni surga bersenang-senang dalam kesibukannya. Mengapa? Sebab Allah telah meridhainya. Dalam keridhaan Allah tak ada kelelahan dan kepenatan. Dalam keridhaan Allah yang ada hanya kesenangan dan kegairahan saja. Mengapa manusia di dunia mudah merasakan kelelahan dan kepenatan?

Banyak yang melampiaskan kebosanan, kepenatan dan kelelahan dengan beragam permainan, hiburan, bersantai, bercanda ria hingga terjerumus pada kesia-siaan dan kemaksiatan, dapatkan kepenatan berubah menjadi kegairahan?

Kesia-siaan dan kemaksiatan tidak dapat merubah sesuatu menjadi kegairahan. Justru, semakin menghancurkan jiwa, meredupkan dan melemahkan energi. Jiwa hanya bisa dicharge dengan energi yang berasal dari asma ulhusna-Nya Allah, berkomunikasi dengan Allah melalui shalat dan membaca firman-Nya.

Karakter jiwa dan ruh, hanya Allah yang tahu. Manusia walapun terus dan telah memperdalam ilmu tentang jiwa dan ruh selama ribuan tahun, tetap saja hanya diberikan ilmu yang sangat sedikit. Bukankah semut di seberang lautan sangat terlihat jelas dan gajah di pelupuk mata terlihat kecil?

Jiwa dan ruh hanya bisa bersenang-senang bila orientasi seluruh kiprahnya hanya mendapatkan ridha Allah. Di awali dengan membangun keikhlasan dalam seluruh kiprahnya. Keikhlasanlah yang menyebabkan turunnya keridhaan Allah.

Jiwa dan ruh menjadi penuh kegairahan bila orientasinya ingin bertemu Allah, melihat wajah-Nya. Saat bertemu Allah, Allah senantiasa menambah rahmat-Nya. Seperti itulah interaksi manusia dengan Allah di surga. Mengapa hal ini tidak kita tarik ke dunia,

Koneksi hati dengan Allah adalah koneksi energi jiwa dan ruh. Tafakur dan tadabur, beribadah dan berdzikir, adalah sarana tersambung manusia dengan penciptaannya. Bila kekuasaan ruh dan jiwa sudah penuh, maka kiprahnya dalam suasana bersenang-senang dalam kesibukannya.

Isi Surat Umar bin Khattab Kepada Sungai Nil di Mesir Red: Muhammad Hafil REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Gubernur Mesir Amr bin Ash...


Isi Surat Umar bin Khattab Kepada Sungai Nil di Mesir

Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Gubernur Mesir Amr bin Ash mengirimkan surat kepada Khalifah Umar bin Khattab di Madinah. Dalam surat itu dia mengabarkan budaya dan t radiri orang Mesir saat itu yang selalu mempersembahkan anak perempuan sebagai tumbal dengan cara dilempar ke sungai Nil setiap tahunnya.

Mereka berkata, "Wahai gubernur, sesungguhnya sungai Nil ini mempunyai kebiasaan. Ia tidak mengalirkan air kecuali dengan kebiasaaan itu."

Amr bertanya, "Kebiasaan apa itu?"

Mereka menjawab, "Pada malam kedua belas di bulan ini, kami mengambil anak perempuan yang masih gadis yang tinggal bersama kedua orang tuanya. Lalu kami bujuk kedua orang tuanya agar merelakan anak gadisnya. Setelah itu kami dandani anak gadis itu dengan perhiasan dan pakaian terbaik. Kemudian kami melemparkannya ke sungai Nil sebagai tumbal."

Amr bin Ash berkata, "Sungguh ini tidak diperbolehkan dalam Islam. Karena Islam telah menghancurkan tradisi sebelumnya."

Setelah larangan itu, penduduk Mesir mengalami masa paceklik, karena sungai Nil tidak sedikitpun mengalirkan air. Kondisi ini, membuat mereka berniat meninggalkan Mesir.

Melihat kejadian itu, Amr bin Ash menulis surat kepada Umar bin Khattab mengabarkan tentang hal ini. Umar membalas suratnya: "Engkau benar. Sesungguhnya sikapmu itu sudah tepat. Saya kirimkan sepucuk surat ini kepadamu. Jika suratku sudah engkau terima, lemparkanlah surat ini ke dalam sungai Nil. Sesampainya surat di tangan Amr, dia membukanya. Di dalamnya tertulis:

Dari   : Hamba Allah Amirul Mukminin Umar
Kepada: Sungai Nil di Mesir


"Amma ba'du. Jika kamu mengalir dengan kehendakmu sendiri, maka kamu tidak usah mengalir. Jika Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa yang mengalirkanmu, maka kami mohon kepada Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa agar Dia mengalirkanmu."

Amr kemudian melemparkan surat itu ke dalam Sungai Nil. Pada saat itu, penduduk Mesir tengah bersiap-siap untuk meninggalkan Mesir. Namun, pada pagi hari Sabtu,  Allah telah mengalirkan air sungai Nil setinggi enam belas hasta dan mengakhiri kebiasaan buruk itu dari penduduk Mesir sampai hari ini.

Biografi Mohammad Natsir Rep: Kamran DIkarma Red: Muhammad Hafil REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mohammad Natsir adalah tokoh intelek...

Biografi Mohammad Natsir


Rep: Kamran DIkarma Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mohammad Natsir adalah tokoh intelektual, pejuang, ulama, sekaligus negarawan yang pernah dimiliki Indonesia.  Dalam dunia politik, ia juga merupakan tokoh terpandang dan dipercaya untuk memimpin Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) pada 1945 hingga titik pembubarannya pada 1960.

Natsir dilahirkan di Kampung Jam batan, Alahan Panjang, Padang, Sumatra Barat, pada 17 Juli 1908. Ia merupakan putra dari pasangan Mohammad Idris Sutan Saripado dan Khadijah.

Pada masa kecilnya, Natsir mengenyam pendi dikan di Sekolah Rakyat Maninjau selama dua tahun. Dia kemudian melanjutkan ke Hollandsch- Inlandsche School (HIS) Adabiyyah di Padang. Ketika menimba ilmu di HIS, pada waktu yang sama, ia juga belajar ilmu agama di Madrasah Diniah Solok pada 1916 hingga 1923.

Natsir memang ikut dalam dunia pergerakan nasional. Seperti di ku tip dari Muhammad Natsir dan Pemikirannya Tentang Demokrasi dan diterbit kan Universitas Islam Ne geri Sunan Kalijaga disebutkan bahwa sepak terjang Natsir dalam dunia pergerakan dimulai ketika dia meneruskan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO).

Ketika di MULO Natsir mulai aktif dalam perhimpunan atau organisasi pemuda. Di antaranya, Jong Isalamieten Bond (JIS) dan Pandu Nationale Islamietische. Dia pernah dipercaya untuk menjadi ketua JIS Bandung pada 1928 hingga 1932.

M Dzulfikriddin dalam bukunya Mohammad Natsir dalam Sejarah Politik Indonesia menyebut bahwa Natsir telah mencurahkan hidupnya dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai pendidikan, dakwah Islam, hingga politik.

Dalam dunia pendidikan, Natsir sempat mendirikan Pendidikan Islam (Pendis) di Bandung, Jawa Barat. Pendis merupakan sebuah pendidikan Islam modern bercorak agama. Di Pendis, Natsir menjadi direktur selama 10 tahun terhitung sejak 1932.

Dalam dunia politik, Natsir dikenal sebagai tokoh yang menghendaki Islam sebagai landasan atau ideologi negara.  Dalam sebuah jurnal berjudul Pandangan Mohammad Natsir Mengenai Islam Sebagai Ideologi Negara yang dipublikasikan Univer sitas Sumatra Utara (USU), disinggung mengenai hal ini.

Natsir berpendapat, agama harus dijadikan fondasi dalam mendirikan suatu negara. Agama, dalam konteks ini Islam, bukan semata-mata suatu sistem peribadatan antara makhluk dengan Tuhan yang Maha Esa. Islam lebih dari sebuah sistem peribadahan. Ia adalah suatu kebudayaan atau peradaban yang lengkap dan sempurna.

Dalam hal ini, Islam, menurut Natsir, dapat terejawantahkan dalam setiap lini kehidupan, mulai kehidupan masyarakat, ketatanegaraan, pemerintah, hingga perundang-undangan.

Kendati demikian, Islam tetap mengizinkan setiap orang untuk menyatakan pandangan atau pendiriannya dalam musyawarah bersama. Seperti Allah SWT berfirman, Dan hendaklah urus an mereka diputuskan dengan musyawarah.

Natsir memang mencoba menjawab kesulitan-kesulitan yang dihadapi masyarakat Islam. Dengan dasar pemikiran bahwa ajaran Islam sangat dinamis untuk diterapkan pada setiap waktu dan zaman.

Menurut jurnal yang diterbitkan USU, Natsir dinilai telah melampaui pemikiran Maududi atau Ibnu Khaldun yang melihat sistem pemerintahan Nabi Muhammad SAW dan empat khalifah setelahnya sebagai satu-satunya alternatif sistem pemerintahan negara Islam.

Kendati menginginkan hadirnya unsur Islam dalam tata pemerintahan, Natsir memang menghendaki model pemerintahan demokratis. Dalam hal ini, Natsir tetap menghendaki model pemerintahan yang demokratis, yang tetap mengedepankan atau memprioritaskan ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa.

Muhammad Natsir menekankan persatuan agama dan negara dalam pemerintahan. Sebab, ia memang menyepakati dan menyatakan bahwa demokrasi itu sesuai dengan ajaran Islam.

Bahkan, Bruce Lawrence, seorang pakar studi Islam pernah men juluki Natsir sebagai tokoh paling menonjol dalam membantu pembaruan Islam. Semasa hidupnya, Natsir telah menerima berbagai penghargaan ber kat jasanya. Pada 1957, misalnya, ia menerima bintang Nichan Istikhar (Grand Gordon) dari Raja Tunisia, Lamine Bey, karena jasanya menolong perjuangan kemer dekaan rakyat Afrika Utara.

Pada 1980, Natsir juga dianugerahi penghargaan Faisal Award dari Raja Fahd Arab Saudi lewat Yayasan Raja Faisal di Riyadh. Ia memperoleh gelar doktor kehormatan dalam bi dang politik Islam dari Kampus Islam Lebanon pada 1967. Ia juga memperoleh gelar kehormatan untuk bidang sastra dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

Masih terdapat beberapa penghargaan lainnya yang diberikan kepada Mohammad Natsir. Natsir wafat pada 6 Februari 1993. Pada masa pemerintahan BJ Habibie, Natsir kembali diberi penghargaan lainnya, yakni penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana.

Kaitan Harta yang Disimpan dengan Kesehatan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Apa kaitan pengelolaan har...

Kaitan Harta yang Disimpan dengan Kesehatan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Apa kaitan pengelolaan harta dengan tubuh manusia? Emas dan perak yang disimpan, kelak di akhirat akan diteriskakan ke dahi, perut dan punggung pemiliknya. Siksaan-Nya ditimpakan ke dahi, perut dan punggungnya. Mengapa tidak dijelaskan ke seluruh tubuh?

Bukankah harta yang disimpan seharusnya menimbulkan ketentraman? Kebutuhannya ditopang dengan kekayaan yang cukup. Namun mengapa justru merusak raganya? Dahi, perut dan punggung. Adakah keterkaitan langsung antara dahi, perut dan punggung?

Logika manusia kadang sama dengan hukum alam semesta. Namun kadang berseberangan dan bertentangan. Bukankah kekikiran itu akan menambah harta, namun mengapa hukum alam semesta yang disebutkan dalam Al-Qur'an justru disebutkan tindakan kebinasaan? Hukum mana yang berlaku dan terjadi di muka bumi, hukum hasil persepsi akal manusia atau hukum di Al-Qur'an?

Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa harta yang disimpan merupakan azab dari Allah. Azab yang terpedih adalah kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan yang terus mengepung setiap saat. Bila harta terus disimpan, bukan tanda ketakutan akan berkurang dan lenyap harta untuk menopang ego hawa nafsu? Apakah harta seberat langit dan bumi mampu memenuhi dan menopang hawa nafsu?

Harta yang disimpan hanya menimbulkan ketakutan dan kegelisahan. Seperti itulah fitrah manusia yang telah digariskan Allah. Harta yang diputar akan menciptakan ketentraman, seperti itulah hukum alamnya. Kegelisahan akan membebani akalnya. Kepala akan pening. Harta tak bisa menjadi sumber ketentraman, tetapi sumber ketakutan. Setelah itu apa yang terjadi?

Dari kepala akan menyerang bagian perut. Kegelisahan mendorong ganguan pada perut. Perut menghasilkan asam lambung yang berlebihan lalu menekan ke bagian atas dari ulu hati, jantung hingga ke bagian otak. Otak yang pening ditambah tekanan asam lambung akan lebih merusak otak. Setelah itu apa yang terjadi lagi?

Otak kedua manusia adalah perut, bila otak dan perut sudah bermasalah maka seluruh instrumen tubuh manusia akan mudah rusak. Kerusakan ini akan merusak punggung, dimana dalam ilmu akupuntur, punggung menjadi pusat syaraf untuk memberi energi penyembuhan dan pencegahan penyakit. Punggung menjadi rumah vital bagian belakang. Bila otak, perut dan punggung sudah diserang, bagaimana memulihkan raga manusia kembali?

Analogi Kisah Kebun dalam Al-Qur'an dalam Mengelola Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Bagaima...

Analogi Kisah Kebun dalam Al-Qur'an dalam Mengelola Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Bagaimana agar Al-Qur'an menjadi penjelas segala sesuatu? Kuatkan spiritualitas. Kuatkan iman dan takwa, maka Al-Qur'an akan menjelaskan, berbicara dan berinteraksi dengan amat mudah dipahami  oleh jiwa dan akal manusia.

Bagaimana agar Al-Qur'an menjadi penjelas segala sesuatu? Kuatkan spiritualitas. Kuatkan iman dan takwa, maka Al-Qur'an akan menjelaskan, berbicara dan berinteraksi dengan amat mudah dipahami  oleh jiwa dan akal manusia.

Dalam sebuah kebun, pohon yang menghasilkan buah, pohon hidup dengan mengambil nutrisi dari tanah, udara, air hujan dan cahaya matahari. Petani yang mengolah, menanam dan memelihara pohon dan tanah. Bagaimana bila hal ini dipraktekkan dalam mengelola bisnis?

Dari banyaknya tanaman di muka bumi, mengapa Al-Qur'an menjelaskan hanya dua jenis tanaman saja? Pohon Anggur dan Kurma. Mengapa menjelaskan dua jenis tanah saja, yaitu tanah perkebunan dan ladang? Mengapa di tengahnya dijelaskan ada air yang mengalir? Bisakah perumpamaan ini dianalogikan dalam pengelolaan bisnis atau organisasi?

Buah bisa saja dianalogikan produk. Pohon bisa saja dianalogikan organisasi, sistem dan teknologi yang paling canggih? Pelajari pohon untuk membangun, dan merekayasa model sistem dan teknologi. Adakah yang lebih canggih dari pohon? Tanah, udara, air hujan, sinar matahari, iklim, angin adalah faktor-faktor yang membentuk organisasi. Faktor-faktor ini tak bisa direkayasa oleh petani secara mutlak. Lalu bagaimana agar banyak hal yang tidak bisa dikendalikan namun pohon bisa tumbuh dan berbuah?

Tanam pohon di tanah dan pada iklim yang sesuai dengannya. Bila sudah sesuai, petani tak butuh banyak sumber daya, kompetensi, pengalaman dan ilmu untuk menangani pohon tersebut. Carilah tanah yang ber-PH netral, maka secara otomatis hara yang bersifat mineral akan ada dengan sendirinya dan menghidupi pohon.

Menanam tak butuh pupuk yang banyak. Bisnis tak butuh suntikan sumber daya yang melimpah bila sudah tepat menyelaraskan tanah, iklim dan pohonnya. Tanah dan iklim yang menjadi faktor utama yang menumbuhkembangkan pohon. Semuanya akan berjalan secara otomatis dengan hanya sedikit pengolahan dan pemeliharaan saja.

Andai Manusia Jadi Tuhan, Bahagiakah? Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Saat rejeki sudah dijamin. Saat ...

Andai Manusia Jadi Tuhan, Bahagiakah?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)

Saat rejeki sudah dijamin. Saat rahmat Allah amatlah luas. Saat pertolongan Allah begitu dekat. Saat jalan keluar datang tak terduga. Mengapa masih ada keluh kesah? Manusia hanya diminta berikhtiar dan bersabar.

Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Allah telah memudahkan jalan kehidupan. Allah telah mentakdirkan seluruh makhluk-Nya untuk melayani manusia. Manusia hanya fokus menjalankan perannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi saja. Mengapa masih ada yang berputus asa?

Kesulitan dan keresahan menerpa karena manusia salah fokus. Fokus pada ego. Fokus pada hawa nafsu. Fokus pada keinginan dan obsesinya sendiri. Fokus pada kesenangan. Hidup ingin berfoya-foya dan bergelimang kemewahan. Padahal liku-liku manusia sudah ada garis takdirnya.

Dunia itu negri amal, mengapa manusia ingin menuai dan menikmati hasil? Semua yang ada akan lenyap, mengapa yang ada ingin menjadi abadi? Semuanya bergulir sesuai perputaran waktu yang telah ditetapkan, mengapa manusia ingin terus mempertahankannya? Inilah yang melelahkan manusia.

Mindset dan definisi kemuliaan, kehebatan dan keagungan yang membuat manusia terjebab pada kesusahan dan penderitaan. Mindset dan definisi strata kesuksesan,  keberhasilan dan kebahagiaan yang membuat terombang ambing pada keresahan. Padahal takwalah yang membedakannya.

Apakah Firaun merasakan ketentraman dengan kekuasaannya? Apakah Qarun merasa cukup dengan kekayaannya? Jiwa manusia terpuaskan hanya dengan cinta kepada Allah. Bila tak mencari ridha Allah, seandainya manusia dijadikan tuhan. Andai manusia menguasai perbendaharaan langit dan bumi. Jiwa manusia tetap tak pernah puas dan tentram.

Manusia terpuaskan dan tentram. Manusia bahagia dan membahagiakan. Bila di hatinya  hanya ada Allah. Bila perjalanan hidup dibawah bimbingan dan pimpinan Allah. Bila langkah-langkahnya mengikuti syariat-Nya. Namun bila semuanya tidak Ada, seandainya  jadi penguasa jagat raya dan seluruh galaksi di alam semesta pun, hidup manusia tetaplah terasa hampa.

Harapan Yang Menembus Akhirat Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Yotube Dengerin Hati) Harapan itu harus selalu ada, apa pun ko...

Harapan Yang Menembus Akhirat

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)


Harapan itu harus selalu ada, apa pun kondisinya. Harapan tak boleh pernah redup ataupun mati, sebab Allah Maha Pemberi Rahmat. Dalam kehidupan ini, hanya Allah yang bisa menolong dan melindungi. Allah Pemilik takdir.

Bila Allah Maha Pemberi Rahmat. Bila hanya Allah yang bisa memberikan pertolongan dan perlindungan, mengapa tidak menerjunkan diri ke kancah perjuangan? Mengapa tidak mau bergelut dalam tantangan? Mengapa tak mau menempuh jalan yang sukar? Harapan mukim menembus dunia dan akhirat.

Tak ada yang sulit dalam kesulitan di dunia. Tak ada yang  menyedihkan dalam pergulatan hidup. Tak ada yang tak disanggupi dalam semua tantangan hidup. Kuncinya, bertakwa dan jadilah hamba Allah.

Sulit bila tak ada kesulitan. Sedih bila tak ada kesedihan. Susah bila tak ada kesusahan hidup.  Begitulah pesan Buya Hamka. Karena semuanya yang ada di kehidupan ini sudah dimudahkan oleh Allah. Persoalannya hanya, sudahkah kita menempuh arahan Allah?

Bila fokus hidup hanya menempuh perjalanan menuju Allah dengan mentaati syariat-Nya, maka kehidupan akan dipenuhi dengan keberlimpahan dan kelapangan. Selalu ada jalan keluar tak terduga. Selalu ada rezeki dari ragam arah.

Saat Rasulullah saw terkepung di Gua Tsur, adakah manusia yang menolong Rasulullah saw? Saat Nabi Yunus terkubur di lautan di dalam perut ikan Paus, adakah manusia yang menolong? Saat Nabi Musa, terpojok di tepi lautan dalam kepungan bala tentara Firaun, adakah manusia yang menolong?

Tak ada seorang pun yang menolong, namun mengapa para Nabi dan Rasul selalu mendapatkan kemudahan dan jalan keluar? Para Nabi dan Rasul terjun dalam tantangan kehidupan karena yakin akan pertolongan Allah. Bila hancur di dunia, bukankah masih ada 99% rahmat Allah di akhirat?

Jong Islamieten Bond (JIB) yang sangat modern oleh: Rosdiansyah Hidayatullah.com | JONG ISLAMIETEN BOND (JIB) fenomena tak terga...


Jong Islamieten Bond (JIB) yang sangat modern

oleh: Rosdiansyah

Hidayatullah.com | JONG ISLAMIETEN BOND (JIB) fenomena tak tergantikan. Minimal sulit menyamainya, sebab jaman sudah berbeda. Adalah Mohammad Natsir, Kasman Singodemejo, Jusuf dan Mohammad Roem, kuartet motor penggerak JIB di tengah perubahan zaman.

Ketika Jepang akan tiba di negeri khatulistiwa, Belanda takut tiada tara. Pegiat JIB berbagi cara menyiasati era yang berubah.


Mohammad Natsir siswa Algemeene Middelbare School (AMS) angkatan 1927 di Bandung. Ia adik kelas M Sjahrir. Natsir seangkatan Mohammad Roem di AMS Bandung.

Walau berbeda etnis, keduanya dipersatukan gairah ”Need for Achievement” (NAc) berkompetisi menghadapi anak-anak Belanda atau peranakan Belanda yang selalu merasa superior dihadapan pribumi. Jika Sjahrir sibuk dengan klub debat ”Patriae Scientifiqiae” (Ibu Pertiwi dan Pengetahuan), maka Natsir bersama Roem aktif di Jong Islamieten Bond (JIB) Bandung.

JIB Bandung ini unik, ketika pertama kali dibentuk 1926, justru langsung diketuai mojang priangan asli Bandung, Emma Poeradiredja. Emma tidak berhijab, tapi ia seorang muslimah taat.

Ia lahir besar dari keluarga bangsawan Sunda (menak). Semula, Emma aktif di Jong Java, namun ia merasa Jong Java kurang pas karena menonjolkan etnisitas Jawa, kurang modern dan kesukuan.

Begitu JIB terbentuk di Bandung, Emma pindah ke Jong Islamieten Bond lalu didaulat sebagai ketua. JIB sendiri dibentuk di Batavia oleh Samsurijal pada 1 Maret 1925, lalu bersama Haji Agus Salim, Samsurijal membentuk cabang JIB di Bandung pada 1926.

Banyak anggota Jong Java yang menyeberang ke Jong Islamieten Bond. Para anggota JIB terbiasa memakai bahasa Belanda dalam bercakap-cakap. Itulah bahasa sehari-hari mereka.


Mereka tak terbiasa memakai bahasa Indonesia. Ukuran modern kala itu, untuk menghadapi Belanda.

George McT Kahin Indonesianis AS, sohib karib M Natsir, menulis obituari dalam jurnal Indonesia pada tahun 1993, bahwa Natsir baru masuk JIB pada 1929. Artinya, dua tahun setelah bersekolah di AMS Bandung. Sebelumnya, Natsir sudah aktif di Persatuan Islam (Persis) Bandung.

Natsir sangat terkesan pada sosok Dr Van Bessem, kepala sekolah AMS Bandung. Dari Van Bessem inilah Natsir belajar bahasa Latin, Yunani, Prancis, Jerman dan Inggris. Gemblengan AMS Bandung menjadikan Natsir sangat menguasai bahasa Latin, selain bahasa Belanda dan Inggris, sangat modern jaman itu.

Setiap kali bertemu Roem, Jusuf Wibisono (seangkatan dengan Sjafruddin di AMS) dan Sjahrir, mereka selalu ngobrol dalam bahasa Belanda. Di tangan M Natsir, JIB Bandung berkembang pesat, apalagi JIB sering menggelar acara diskusi dalam bahasa Belanda di dalam salah-satu ruang sekolah AMS.


Van Bessem memperbolehkan pemakaian ruangan itu, karena Van Bessem berwatak terbuka. Ia sumringah melihat anak-anak didiknya piawai mengolah kata, berdebat serta doyan baca.

Seluruh buku milik Van Bessem dibaca tuntas para aktivis JIB. Mereka sudah menjelajah dunia literasi saat masih belia, bahkan para aktivis JIB sangat tahu apa isi Das Kapital, dll.

Tahun 1929, Sjahrir lulus AMS, ia diterima di fakultas hukum Amsterdam Universiteit. Sedangkan Natsir lulus AMS pada 1930, ia sebenarnya sudah memperoleh dua beasiswa, yaitu ke Leiden untuk belajar hukum dan ke Rotterdam untuk belajar ekonomi.

Namun, Natsir memilih ke sekolah guru (kweekschool) agar ia punya dasar untuk mengembangkan lembaga Pendidikan Islam (Pendis) yang sudah dirintisnya.  Kelak, pada Januari 1946, Natsir dan Sukiman bertemu Tan Malaka dan Jenderal Soedirman di Solo untuk membentuk ”Persatoean Perjoeangan” menghadapi kabinet I Sjahrir.*

Peminat sejarah, tinggal di Surabaya

Rep: Admin Hidcom
Editor: -

Raden Saleh dan Pangeran Diponegoro Oleh: Mochamad Fauzie RADEN Saleh Syarief Bustaman tidak syak lagi adalah pelukis dari Hindi...


Raden Saleh dan Pangeran Diponegoro


Oleh: Mochamad Fauzie

RADEN Saleh Syarief Bustaman tidak syak lagi adalah pelukis dari Hindia Belanda yang ternama sejak jamannya (abad ke-19) sampai kini, di Eropa dan lebih-lebih di tanah airnya. Kemasyhuran Saleh telah menempatkannya sebagai duta seni lukis yang pertama bagi bangsanya. Ia merepresentasi keberhasilan bumiputera Indonesia, bahkan Nusantara, dalam menguasai alat, media, teknik dan gaya melukis Barat yang berkembang pada masa itu.

Oleh karena kegemilangan prestasinya tersebut, sebagian orang belakangan ini mewacanakan Saleh untuk dinobatkan sebagai pahlawan Indonesia dalam bidang kebudayaan. Tetapi sebagian orang lagi tampaknya tidak mudah menerima gagasan tersebut dengan mengingat kedekatan – bahkan kemanjaan – Saleh terhadap pemerintah kolonial yang mengasuhnya dan rekam jejak Saleh yang kurang menunjukkan perlawanan terhadap penjajahan.


Terdapat sejumlah karya ilmiah, makalah dan buku yang sudah ditulis orang tentang Raden Saleh dan karya-karyanya. Di antara yang terbaru adalah disertasi I Ketut Winaya yang memaknai beberapa lukisan Saleh sebagai ekspresi anti-kolonial. Tulisan super singkat berikut ini mencoba ikut meramaikan dengan memberi kilas-balik tentang Raden Saleh pada sisi-sisi yang mungkin terlewat dari perhatian. Tujuannya bukan untuk pagi-pagi memihak pada salah satu kubu di atas, tetapi untuk mendorong penilaian yang lebih adil terhadap sikap Raden Saleh dengan meletakkannya pada konteks atau situasi jamannya.

Raden Saleh (1807-1880) diberangkatkan ke Eropa pada 1829 (saat berusia 22 tahun) untuk belajar melukis, nyaris bersamaan dengan Pangeran Diponegoro ditangkap. Pemberangkatan Saleh ini bernuansa politik, yakni untuk menjauhkan Saleh dari pengaruh pamannya, Sosrohadimenggolo (buku lain menulis Surohadimenggolo), yang terindikasi simpati pada Diponegoro.


Saleh berada di Eropa selama 20 tahun, mulanya di Belanda, lalu ke beberapa negeri di Eropa, meliputi: Jerman, Austria dan Perancis, berinteraksi dengan banyak cendekiawan dan seniman ternama masa itu, disamping produktif melukis dan memamerkan lukisan.

Saleh berada kembali di tanah air pada 1852 sampai wafatnya, yang menjadi kurun yang paling produktif dalam menghasilkan lukisan. Sebagian besar lukisannya tersebar di Eropa, menjadi barang koleksi museum dan pribadi-pribadi yang tidak mudah dilacak lagi. Lalu sebagian kecil saja berada di tanah air, menjadi koleksi beberapa museum dan keraton.

Adalah fakta bahwa Raden Saleh selama hidupnya berada dalam kedekatan yang sangat dengan pemerintah Belanda. Tetapi patut diingat, bahwa pada jaman itu, Belanda berada dalam puncak kekuatan dan penguasaan atas Jawa, menyusul keberhasilannya menghentikan perlawanan besar terakhir di Jawa yang dipimpin Diponegoro. Dengan kalimat lain, perlawanan fisik terhadap kolonial sedang dalam masa anti klimaks setelah berakhirnya Perang Diponegoro. Maka, sulit berharap seorang Saleh yang dibina sejak usia belia akan melakukan perlawanan terbuka, bahkan, untuk sekadar hijrah (berlepas-diri) dari pemerintah kolonial.

Kendatipun demikian, dari sebagian surat dan catatan terserak tentang riwayat Saleh terungkap, bahwa Saleh tidak sepenuhnya nyaman dengan ketergantungannya pada pemerintah kolonial dan tidak selalu bersikap manis. Dari surat-suratnya terkuak, bahwa ia kerap mengalami pergulatan batin yang menunjukkan gejala melakukan perlawanan atau pembangkangan – meski sedemikian jauh tetap berada dalam stadium psikis (intelektual), pun dengan cara sembunyi-sembunyi atau simbolik.


Gejala demikian tampak terutama saat Saleh memasuki usia matang, yakni setelah beberapa tahun di Eropa dan berlanjut sepulangnya ke tanah air. Ketika di Jerman, ia akrab dgn para aristokrat dan cendekiawan setempat dan merasa menemukan teman-teman sejati di mana ia dapat bicara (merumpi) secara lebih terbuka. Acapkali ia keceplosan menyatakan simpatinya pada Jerman (masa itu) yang anti penjajahan dan mengaku, bahwa dirinya berasal dari keluarga yang anti penjajahan.

Selama di Eropa, Saleh kedapatan terus mengikuti perkembangan di tanah air pasca penangkapan Diponegoro melalui media massa yang beredar di Barat. Ia bahkan terobsesi untuk melukis Diponegoro. Obsesinya berhasil diwujudkan 5 tahun setelah berada kembali di tanah air, maka lahirlah salah satu lukisannya yang terkemuka: “Penangkapan Diponegoro” (1857). Oleh para ahli, lukisan ini dikenali memuat 2 (bahkan ada yang menyatakan lebih dari 2) sosok Saleh dalam berbagai usia, di antara prajurit Diponegoro. Keputusan memasukkan potret diri ke dalam lukisan ini patut diduga sengaja dilakukan untuk secara simbolik menunjukkan keberpihakan pada Diponegoro. Sikap in-groupnya dengan Diponegoro juga terindikasi dari keputusannya menikahi perempuan kerabat dekat Diponegoro setelah bercerai dari istri pertamanya yang berkebangsaan Barat.


Di pihak lain, pemerintah Belanda pun cenderung mengembangkan sikap curiga, bahkan sampai memata-matai Saleh sejak pelukis ini menjadi ‘makhluk pribumi pintar sendiri’ sepulang dari Eropa. Ketika di Bekasi terjadi pemberontakan kecil pada 1869, Saleh bahkan ditangkap, diinterograsi dan dikenai tahanan rumah. Meskipun tidak terbukti terlibat, toh sejak itu peran Saleh dalam pemerintahan terus dikurangi.

Saleh meninggal 1880. Dua tahun sepeninggalnya, lahirlah HOS Tjokroaminoto (1882-1934), yang 25 tahun kemudian baru mulai berkiprah untuk mempelopori pendirian organisasi pergerakan kebangsaan pertama yg dgn terbuka mencita-citakan Indonesia Raya (merdeka). Ingat juga, bahwa Tjokroaminoto kelak menelorkan Soekarno. Pada kurun yang paralel dengan HOS Tjokroaminoto, di Yogya muncul Ahmad Dahlan yang menjadi sumber kemunculan Fachruddin dan kelak disusul Sudirman. Jadi, dalam kontinum perjuangan bangsa, masa Raden Saleh adalah titik kontinum yang prematur untuk diharapkan melakukan perlawanan terbuka, bahkan justru titik balik, mengingat penangkapan Diponegoro masih segar. Diperlukan waktu berpuluh-puluh tahun kemudian untuk munculnya perlawanan baru di Pulau Jawa khususnya, dan di Nusantara pada umumnya.

Sedikit catatan menarik patut saya susulkan – sebagaimana yang telah saya sampaikan kepada RRI Pro-3 pada Juni 2012 yang lampau dalam wawancara dengan saya perihal Raden Saleh – bahwa pada masa Raden Saleh di Eropa, aliran romantik (Romantisisme) dalam seni lukis sedang mencapai puncak kejayaan. Dalam pada ini, lukisan nude sangat biasa dibikin orang, tidak terkecuali oleh ikon dan bintang seni lukis romantik: Delacroix. Tetapi sejauh yang berhasil diketahui, dari begitu banyak lukisan Saleh, tidak satupun yang menggambarkan perempuan telanjang atau sekadar mendekati telanjang. Hal menarik lain, di Jerman, Saleh sempat membikin sebuah musholla dengan arsitektur dan ornamen geometris khas Islam. Musholla ini konon masih terpelihara baik sampai kini. Fakta-fakta ini agaknya menandakan terpeliharanya akhlak Raden Saleh sebagai seorang Muslim.


Dalam belantara kehidupan Eropa yang sudah permisif masa itu, menghindari tema nude tentu tidak mudah. Orang dapat saja mengatakan Saleh memiliki perilaku tidak simpatik dalam kesehariannya. Tetapi dalam soal karya, Saleh terbukti sangat menjaga diri. Agaknya ini menjadi sisi ‘terang’ yang perlu terus diungkap dan ditafsirkan, di tengah data-data tentang Raden Saleh yang sebagian besar bersumber dari literatur/dokumen Barat yang acapkali memberi citra ‘kelam’ pada pribadi Raden Saleh. Integritas akhlak Saleh sebagai muslim menjadi penting mengingat Islam cenderung menjadi sumber kebencian kolonialis itu sendiri, sebab Islamlah yang tiada lain menjadi sumber spirit perlawanan terhadap kolonialisme dari jaman ke jaman.

Uraian di atas mudah-mudahan ikut membantu memberi apresiasi secara lebih adil/proporsional mengenai sikap Raden Saleh Syarief Bustaman terhadap pemerintah kolonial. Mungkin sikapnya lebih pas dianggap ambigu daripada sepenuhnya tidak melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial, mengingat setting jamannya memang belum kondusif untuk mengembangkan perlawanan yang lebih nyata.*/Bogor, Shafar 1435/ Desember 2013.

Penulis adalah peneliti Raden Saleh dan Karyanya

Rep: -
Editor: Cholis Akbar

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)