Pengaruh Islam dalam Penamaan Pulau di Nusantara
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Sumatera atau Sumatra memiliki sejarah penamaan yang panjang. Menurut Wikipedia, asal nama Sumatra berawal dari keberadaan Kerajaan Samudera Pasai di pesisir timur Aceh atau Lhokseumawe sekarang. Petualang dari Maroko, Ibnu Batutah menjadi orang pertama yang melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian Sumatra ketika berkunjung ke kerajaan ini pada 1345. Nama Sumatra kemudian tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis.
Nama lain dari Sumatera adalah Andalas. Andalas oleh sejumlah riwayat diambil dari kata Andalusia yang artinya memiliki keindahan dan kesuburan, sama seperti Spanyol karena itu disebut Andalusia oleh khalifah Muawiyah bin Abu Sofyan. Walaupun sejumlah pihak pendapat ini lemah. Sedangkan danau Toba berasal dari kata Thayyiba yang artinya indah dalam bahasa Arab.
Pendapat pertama mengenai asal-usul nama Maluku mengemukakan bahwa Kepulauan Maluku konon disebut sebagai Maloko oleh para pedagang Arab. Pendapat yang menyebar di masyarakat, tentang asal-usul Maluku, adalah nama Maluku yang berasal dari kata raja dalam bahasa Arab, yakni malik. Dimana muluk digunakan untuk bentuk jamak.
Para pedagang Arab menyebut daerah tempat empat kerajaan di bagian utara Kepulauan Maluku yang terdiri dari Jailolo, Ternate, Tidore, dan Bacan sebagai jazirat almuluk yang berarti kepulauan raja-raja.
Timbul pertanyaan, mengapa nama-nama pulau di Indonesia yang letaknya jauh dari Arab, menggunakan nama yang berasal dari Arab? Jawabannya, ini gambaran betapa besarnya pengaruh Islam terhadap penamaan peta dunia dan Nusantara di dalamnya.
Dengan kata lain, jauh sebelum Eropa pada abad ke 16 tampil sebagai penjajah, terlebih dahulu Islam melahirkan cendikiawan Muslim, termasuk pakar geografi dalam pembuatan Peta Bumi. Bukankah penunjuk jalan penjelajahan ke berbagai benua atas jasa dan peta yang dibuat cendikiawan muslim?
Dengan banyaknya nama wilayah berbahasa Arab dan banyaknya daerah hunian pengusaha muslim dari Banda Aceh hingga pulau Banda, sebagai bukti bahwa Nusantara sudah mengadakan kontak dengan Arabia. Namun dalam penulisan sejarah Indonesia pada masa penjajahan Belanda hanya sering disebut sebatas Timur Tengah dengan India dan Cina, tanpa menyebutkan Nusantara.
Sumber:
Api Sejarah Jilid 1, Ahmad Mansur Suryanegara, Surya Dinasti
https://id.quora.com/Mengapa-pulau-Sumatera-disebut-juga-dengan-pulau-Andalas
https://andalasmile.wordpress.com/andalas-sebuah-sejarah-yang-terlupakan/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Maluku#:~:text=Pendapat%20pertama%20mengenai%20asal-usul,dikenal%20oleh%20Portugis%20sebagai%20Moloquo.
0 komentar: