Karya Sastra Yang Menghancurkan Penjajah Belanda dan Jepang (1)
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Hikayat Perang Sabil atau Hikayat Prang Sabi (dalam bahasa Aceh) merupakan salah satu karya sastra berbentuk hikayat yang mengisahkan tentang jihad fi’sabilillah. Lebih tepatnya mengacu pada perang besar antara kaum muslim Aceh melawan Belanda yang terjadi pada tahun 1873 dan biasa disebut dengan Perang Sabil.
Naskah ini ditulis oleh Teungku Chik Pante Kulu yang berisi puisi perang tentang seruan-seruan untuk berjihad melawan penjajah. Naskah ini merupakan karya pertama yang memiliki judul “Hikayat Perang Sabil”.
Hikayat ini ditulis oleh Teungku Chik Pante Kulu atas dasar permintaan kakandanya yang diperkirakan sebagai Teungku Chik Tiro, yang merupakan panglima perang sabilillah pada tahun 1881.
Teungku Chik Pante Kulu dinilai telah memanfaatkan karya sastra berbentuk hikayat untuk menggerakkan semangat perlawanan rakyat pada masa perang kolonial di Aceh. Naskah ini ditulis dengan aksara Arab Jawi dan menggunakan bahasa Aceh.
Keunikan dari Hikayat Perang Sabil ini, yaitu merupakan karya sastra puisi terbesar yang memiliki pengaruh pada semangat perlawanan rakyat Aceh kepada penjajah. Hikayat ini biasa diperdengarkan atau dideklamasikan di masjid-masjid atau di menasah.
Hikayat ini ditakuti oleh bangsa Belanda pada saat itu, karena isinya dinilai sebagai ajakan untuk memberontak kepada Belanda.
Isi dari hikayat ini dinilai akan melipatgandakan keberanian dari para pejuang Aceh untuk bertempur melawan Belanda. Banyak sekali rakyat Aceh yang tergugah semangatnya untuk memerangi Belanda setelah diperdengarkan isi dari hikayat ini. Hal ini membuat Belanda ketakutan sehingga seringkali menyita naskah-naskah dari hikayat ini yang dimiliki oleh para pejuang Aceh pada saat itu.
Banyaknya perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Aceh ini ternyata merupakan pengaruh dari Hikayat Perang Sabil. Banyak pejuang Aceh yang gugur ditemukan dengan mengantongi bagian-bagian dari naskah hikayat ini.
Oleh karena itu, hikayat ini juga dinilai sebagai jimat kaum muslim Aceh mengingat isinya yang juga memuat ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah saw. Bait-bait dari hikayat ini seringkali dinyanyikan setiap malam Jumat di berbagai menasah atau masjid-masjid pada zaman perang setelah para pejuang muslim selesai bertadarus.
Sumber:
https://m.kumparan.com/amp/khusnul-khotimah-1592846337415744856/manuskrip-hikayat-perang-sabil-azimat-yang-ditakuti-belanda-1umQRxhRzpE
Harian Republika, Ahad 15 Agustus 2021, hal 3
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif