basmalah Pictures, Images and Photos
09/02/21 - Our Islamic Story

Choose your Language

Roti di Tangan Imam Ahmad  Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Mungkinkah harga roti dibawah satu dirham m...

Roti di Tangan Imam Ahmad 

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Mungkinkah harga roti dibawah satu dirham menjadi 50 dirham. Padahal itu hanya roti biasa. Bagaimana teknik membuat dan menjualnya? Bagaimana bisa menciptakan nilai tambahnya?

Roti itu hanya roti biasa. Dibuat dari bahan ala kadarnya. Bukan dari kualitas super dengan koki yang mumpuni. Namun mengapa orang berebut ingin membelinya? Nilai apa yang terkandung dari rotinya?

Nilai sebuah produk kuliner sering tertuju pada enaknya, sesuai dengan lidah dan kantongnya, suasana ruangannya, prestisenya. Itu yang membuat produk kuliner sangat bernilai. Semua diukur dari kualitas produknya. Namun bagaimana sebuah produk biasa saja dihargai selangit luar biasa?

Fenomena produk harus dirubah. Tidak lagi mengandalkan fisik produk tetapi pada nilai keberkahan dari produk tersebut. Bagaimana produk menciptakan keberkahan bagi pembelinya? Sehingga keberkahannya melampaui harganya?

Bagaimana menciptakan produk kuliner yang bisa menentramkan jiwa pembelinya? Menghidupkan akal dan jiwa pembelinya? Menghidupkan jiwa fitrah dan iman pembelinya? Itulah keberkahan sebuah produk. Jangan sampai produk kuliner hanya berorientasi pada kenikmatan dan sensasional saja.

Satu pagi imam Ahmad bin Hambal, duduk di Masjid di hadapan muridnya. Kemudian seorang peminta-minta datang. Imam Ahmad memberi sepotong roti. Salah satu muridnya menghampiri sang peminta-minta sambil berkata, "Berikan roti itu kepadaku, aku akan ganti dengan yang lain." Sang pengemis berkata, "Tidak mau." Sang murid berkata, "Harga roti itu tidak senilai satu dirham, biarlah ku bayar dengan 50 dirham."  Sang pengemis termangu-mangu lalu berkata, " Aku mengharap berkah darinya, sama seperti mu yang juga mengharapkan berkah darinya." Itulah rahasia keberkahan produk kuliner ditangan imam Ahmad. Bagaimana produk kuliner Kita? Seperti imam Ahmad kah?

Suatu hari Imam Syafii berkunjung ke rumah imam Ahmad. Ketika disuguhi makanan oleh imam Ahmad, Imam Syafii makan dengan lahapnya. Anaknya imam Ahmad terheran-heran melihat lahapnya imam Syafii. Sang anak berkata, "Mengapa imam Syafii makan dengan lahapnya?" Imam Syafii menjawab, " Makanan yang disajikan oleh ayahmu pasti halal, karena beliau sangat wara?" Itulah ketentraman hati sang imam Syafii saat menyantap makanan imam Ahmad.

Imam Ahmad bukan sekadar memakan yang halal tetapi berhati-hati dari subhat. Suatu hari tetangganya menyuguhkan makanan. Sang Imam bertanya, "Bagaimana memasaknya?" Tetangganya menjawab makanan itu dimasak di sebuah rumah. Dimana pemilik rumahnya terkadang mendapatkan fasilitas dari negara. Mengetahui hal itu, sang imam tidak mau memakannya. Karena alat masak dan kayu bakarnya bisa jadi dibeli dari dana fasilitas negara. Bila seperti ini, wajar saja bila imam Syafii makan dengan lahapnya?

Apa yang membuat hidup penuh ketentraman? Apa yang membuat hati begitu lembut? Abu Hafsh bertanya kepada imam Ahmad. Dijawabnya, "Makanan yang halal." Abu Hafsh bertanya kepada beberapa ulama yang lain. Para ulama menjawab, "Dengan berzikir kepada Allah." Abu Hafs berkata kepada para ulama, "Mengapa imam Ahmad bin Hambal menjawab makanan yang halal?" Sang ulama berkata, "Imam Ahmad telah menyampaikan esensinya kepadamu. Landasan utamanya seperti yang disampaikan imam Ahmad."

Tanggungjawab para produsen kuliner adalah menciptakan keberkahan langit dari produk kulinernya. Produk kuliner yang menghidupkan hati, jiwa dan akal. Bukan produk kuliner yang menghidupkan hawa nafsu dan kegelapan hati. Bila itu sudah tercipta, harga bukanlah masalah. Keuntungan mudah diraih. Itulah sumbangsih kita pada peradaban saat ini.

Memohon Pertolongan Allah dengan Berbisnis Oleh : Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Apakah bisnis yang kita ba...

Memohon Pertolongan Allah dengan Berbisnis

Oleh : Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Apakah bisnis yang kita bangun bisa menjadi perantara datangnya pertolongan Allah? Manajemen bisnis seperti apa sehingga layak mendapat pertolongan Allah.

Ada kisah unik di kitab Riyadus Shalihin karangan Imam Nawawi. Ada seorang pemuda yang bertawasul doa dengan bisnisnya. Saat itu 3 pemuda sedang melakukan perjalanan jauh. Di perjalanan, hujan lebat pun turun. Mereka mencari tempat untuk berteduh. Didapatkanlah sebuah gua di bawah bukit.

Setelah di dalam gua. Hujan semakin deras, angin semakin kencang. Batu berguguran dari atas bukit. Salah satu batu besar menutup pintu gua. Jadilah ketiganya terkurung dalam gua.

Ketiga pemuda bekerjasama untuk mendorong dan membongkar gua sekuat tenaga. Namun batu tak bisa bergerak sedikitpun. Apa yang harus dilakukannya lagi?

Tidak ada cara lain, kecuali dengan memohon pertolongan Allah dengan berdoa.  Bagaimana agar doanya diijabah? Dengan bertawasul.

Doa pemuda pertama dan kedua berhasil menggeser gua dengan tawasul taat kepada orang tua dan menghindari kemaksiatan. Apa amal yang bisa digunakan oleh sang pemuda ketiga?

Pemuda ketiga ini seorang pebisnis. Dia ingat kisah sukses bisnisnya, dengan mengelola gaji karyawan yang tak diambilnya, dia bisa membangun usaha peternakan yang sangat besar.

Ketika bisnis tersebut sudah besar, tiba-tiba datanglah mantan karyawannya untuk mengambil gajinya, yang sudah bertahun-tahun pergi. Pemuda ini sadar bahwa bisnis ini berasal dari modal mantan karyawannya.

Akhirnya diserahkanlah bisnis tersebut. Setelah diserahkan, ternyata mantan karyawannya mengambil seluruh bisnisnya, tanpa ada niat sedikitpun untuk sharing profit. Perlakuan mantan karyawannya diterima dengan ikhlas.

Ketika bertawasul dengan amalan ini, ternyata batunya bergeser sehingga tidak lagi menutupi pintu gua. Itulah cerita sebuah bisnis yang menyebabkan datangnya pertolongan Allah.

Apakah bisnis kita sudah layak untuk dijadikan amal shaleh untuk mendapatkan pertolongan Allah?

Memahami Pola Takdir Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dalam takdir ada masalah juga solusi. Dalam takdi...

Memahami Pola Takdir

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Dalam takdir ada masalah juga solusi. Dalam takdir ada kebahagiaan juga ada ujiannya. Yin dan Yan selalu berpadu, tidak pernah terpisah. Semesta itu selalu perpasangan, maka carilah sisi lain untuk menyeimbangkannya. Itulah cara agar tidak terjerumus dan merusak.

Bila dihadapkan pada masalah, cari pasangannya? Cari obatnya. Cari solusinya. Kadang manusia harus dipaksa oleh Allah untuk belajar dan memahami. Dipaksa untuk menemukan sesuatu untuk mendongkrak kehidupannya agar tidak lalai dan terbuai. Semua masalah dalam sekenario Allah. Dalam masalah ada takaran dan ukurannya. Temukan hukum-hukum Allah, sebab-akibat, keterkaitan yang satu dengan yang lainnya, maka kita akan melihat keajaiban semesta yang tersusun rapih dan saling terkoneksi.

Dalam kesenangan, segera cari pasangannya?  Cari kelalaian dan kerusakan dari yang disenangi, lalu diwaspadai. Cari penyakitnya yang bisa menjerumuskan dan menghancurkan. Itulah seni menghindari penyakit kehidupan.

Dalam ketaatan, cari penyakitnya. Dalam Kesuksesan, cari yang bisa menjatuhkannya. Setiap takdir itu ada mizannya. Ada timbangannya. Itulah hukum keseimbangan yang ditemukan juga dalam hukum ekonomi. Permintaan dan penawaran selalu bersanding. Bisikan malaikat dan syetan selalu bergesekan.  Kediktatoran dan kebebasan selalu bergumul. Itulah hukum kehidupan.

Menjadi malaikat apakah benar? Karena manusia bukanlah malaikat. Mengikuti Syetan apakah salah? Karena manusia memiliki ruh dan fitrah. Ikuti bisikan kebaikan, hingga taraf yang diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah saw. Ikuti bisikan Syetan hingga taraf yang mubah dan dihalalkan Allah. Bila melewati batas itu, berarti kerusakan.

Setiap takdir ada ukuran, tingkatan dan hukumnya. Carilah rahasianya. Setiap takdir memiliki hukum seperti dalam hukum syariat. Apa itu? Baligh, bila akalnya sudah sempurna. Mukalaf, sanggup menanggung beban. Bila kedua syarat terpenuhi, barulah hukum syariat diwajibkan. Begitu pula hukum yang berlaku dalam takdir-takdir Allah. Itulah kemahaadilan Allah.

Bila hukum syariat untuk menjaga manusia dan semesta. Maka takdir pun untuk menjaga manusia dan semesta. Syariat dibakukan dalam Al Quran dan As sunnah. Takdir itu dirahasiakan sebagai wujud Maha Berilmu, Maha Mengetahui dan Maha Kuasa-Nya Allah. Namun semua memiliki pola hukum yang sama.

Mencium Semerbak Surga Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Anas bin Malik berkata; Anas bin An-Nadhr, pam...

Mencium Semerbak Surga

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Anas bin Malik berkata; Anas bin An-Nadhr, paman Anas bin Malik tidak ikut perang Badar. Dan ketika dia datang, dia berkata,"Saya tidak ikut perang Badar yang dilakukan Rasulullah saw melawan musyrikin. Jika Allah swt menunjukkan kepadaku satu peperangan, niscaya Allah  akan melihat gigihnya perjuangan yang akan saya lakukan."

Ketika terjadi perang Uhud, saat pasukan kaum muslimin mengalami fase kekalahan. Maka saat itu Anas bin Nadhr berkata," Ya Allah, Saya membebaskan diriku dari apa yang dibawa oleh musyrikin itu, dan saya memohon ampunan atas kesalahan yang dilakukan oleh kaum muslimin."

Kemudian dia berjalan dengan menghunus pedangnya, dan di jalan dia bertemu dengan Sa'ad bin Muadz. Dia berkata kepadanya," Hai Sa'ad, demi Allah yang jiwa ku bersamaNya, Saya mencium bau surga di Uhud ini. Selamat datang semerbak surga!"

Sa'ad berkata,"Saya tidak mampu melakukan apa yang dilakukannya." Anas berkata,"Kemudian kami menemukan dia di antara orang yang terbunuh, dan pada tubuhnya terdapat lebih dari delapan pulu luka, karena sabetan pedang, tusukan tombak dan hantaman anak panah. Kaum musyrikin juga telah menghancurkan tubuhnya. Sehinggga kami tak lagi mengenalinya, akhirnya saudari perempuanyalah yang mengenalinya dengan melihat jari-jari tangannya."

*) Dari Buku 500 kisah orang sholeh dan penuh hikmah, Imam Ibnu Jauzi, pustaka al Kautsar Juni 2017, Hal 26.

Biarkan Harta Datang dan Pergi Oleh: Nasruloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Berkunjung ke rumah teman yang profesin...


Biarkan Harta Datang dan Pergi

Oleh: Nasruloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Berkunjung ke rumah teman yang profesinya sebagai pengusaha telur. Karena sulit parkir, akhirnya memilih sebuah tanah kosong di pinggir jalan untuk memakirkan kendaraan saya. Di samping tanah kosong tersebut, ada rumah yang sangat bagus dibandingkan yang lainnya. Halamannya sangat luas dan terbuka. Cukup ngiler melihat rumahnya. Namun kekaguman ku hilang saat pemilik rumahnya keluar.

Tiba-tiba pemilik rumah tersebut memarahi saya karena parkir di tanah kosong tersebut. Alasannya, tanah kosong tersebut akan disapu. Padahal tanahnya penuh dengan rerumputan. Baru kali ini saya diusir parkir Di sebuah tanah kosong. Ku cari informasi ke tetangganya, katanya watak pemilik rumah tersebut memang seperti itu. Ada kisah, seorang ibu duduk di pinggir halaman rumahnya yang luas. Sang pemilik langsung memarahi. Bukankah seharusnya merasa berkah bila yang dimilikinya bisa dimanfaatkan orang lain?

Pulangnya, ku perhatikan tanah kosong tersebut. Tak ada tanda-tanda bekas disapu tempat kendaraanku tadi parkir. Namun ini sebuah pelajaran berharga, betapa kecintaan membabi terhadap harta dunia, membuat segala yang dimiliki tak boleh ada yang merasakan kemanfaatan selain dirinya sendiri. Hidup yang merana, saat dunia merasuki jiwa.

Kehidupan yang paling melelahkan, bila urusan dan perhatian tertancap pada dunia.  Hidup yang paling menggelisahkan bila dunia sudah merasuki jiwa. Dunia ini bukan milik manusia. Dunia ini milik Allah. Dialah yang mempergilirkan kekayaan dan kemiskinan pada setiap manusia. Dia yang mencabut kekayaan dan kejayaan. Dia yang memberikan kekayaan dan kejayaan kepada manusia sekehendak-Nya.

Imam Hasan Al Bashri pernah berkata, "Bila Allah melimpahkan kekayaan, waspadalah karena bisa jadi itu sebuah istidzrat. Bila Allah memalingkan kekayaan, rasakanlah ada sesuatu yang ingin dihindarkan dari Allah. Bila kita tidak merasakan itu semua, bertanda Allah telah mencabut kebaikan dari diri kita."

Kita mencari harta dan dunia hanya sekedar penunjang kehidupan. Kita berikhtiar mencari dunia hanya sekedar agar ibadah semakin khusyuk. Kita berikhitiar mencari kekayaan untuk menyembuhkan penyakit jiwa yang selalu berkeluh kesah dengan sedikitnya harta. Kita mencari harta dunia, hanya untuk menegakkan harga diri sebuah kebaikan.

Bila yang dimiliki saat ini tidak bisa menentramkan diri, tandanya berapapun kekayaan yang digenggam tidak akan bisa menentramkan jiwa kita. Bila terlalu bergembira dengan bertambahnya harta. Bila bersedih dengan kehilangan harta, bertanda bahwa harta sudah menjadi penyakit jiwa.

Biarkan harta datang dan pergi. Karena setiap yang datang pasti akan pergi. Kehidupan ibarat seorang tamu. Datang sebentar, lalu dia pergi. Hidup adalah sebuah pergiliran. Hidup itu saling bertingkat. Yang terpenting ambil kebaikan, ciptakan pahala dimana pun posisi kita berada.

Ambil kebaikan dari kekayaan kita. Ambil kebaikan dari kemiskinan kita. Ciptakan ridha Allah dari kekayaan kita. Ciptakan ridha Allah dari kemiskinan kita. Jangan pernah pusingkan kaya dan miskin, karena bukan itu hakikat kehidupan. Hakikat hidup adalah menciptakan keridhaan Allah dalam menjalani kehidupan ini.

Waktu Tepat, Menuntaskan Konflik Keluarga Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Seorang anak Abu Talhah dar...

Waktu Tepat, Menuntaskan Konflik Keluarga

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Seorang anak Abu Talhah dari Umum Sulaim meninggal dunia. Maka Umum Sulaim berkata pada keluarganya,"Jangan kalian beritahu Abu Talhah tentang kematian anaknya, hingga saya yang menceritakannya."

Saat Abu Thalhah datang, dia menyambutnya dan selanjutnya memberikannya makan malam. Abu Thalhah pun makan dan minum dengan tenang. Sementara itu Ummu Sulaim juga berdandan dengan sebaik-baiknya, sehingga Abu Thalhah terbangkitkan keinginan syahwatnya dan dia pun menggaulinya.

Setelah melihat suaminya telah kenyang dan telah terpuaskan syahwatnya, maka dia berkata pada suaminya,"Wahai Abu Thalhah, jika ada yang meminjamkan sesuatu pada satu keluarga, kemudian yang meminjamkan itu ingin mengambil kembali pinjamannya, apakah dia berhak menolaknya?"

Abu Thalhah menjawab,"Tidak." Umu Sulaim berkata,"Seperti itulah keadaan anakmu." Abu Thalhah kemudian menemui Rasulullah saw, dan memberitahukan tentang apa yang terjadi. Rasullah saw bersabda,"Semoga Allah memberikan keberkahan bagi kalian pada malam kalian berdua." Kemudian Ummu Sulaim pun hamil.

*) Buku 500 kisah orang saleh dan penuh hikmah, Imam Ibnu Jauzi, penerbit pustaka al Kautsar Juni2017 hal 85-86

Kejujuran, Dimana Allah? Abdullah bin Umar dan sejumlah kawannya pergi ke pinggiran Madinah. Kemudian, pada saat mereka berhenti...

Kejujuran, Dimana Allah?


Abdullah bin Umar dan sejumlah kawannya pergi ke pinggiran Madinah. Kemudian, pada saat mereka berhenti istirahat makan, ada pengembala lewat.

Umar memanggil si pengembala ,"Kemarilah, ikut makan bersama kami." Pengembala menjawab,"Saya sedang berpuasa."

"Di hari yang sangat panas ini, ditengah perbukitan sambil mengembala kambing masih tetap berpuasa?" Kata Ibnu Umar. Si pengembala berkata,"Hari-hari terus berlalu dan saya tidak ingin menyia-nyiakannya."

Umar pun merasa kagum pada pengembala. Umar pun ingin menguji kejujurannya,"Maukah engkau menjual salah satu kambingmu itu kepada kami untuk dipotong? Nanti kamu akan memberimu sebagian dari dagingnya untuk engkau berbuka puasa."

Pengembala menjawab,"Kambing itu bukan kepunyaanku, tapi punya majikan." Umar berkata,"Bilang saja kepada majikanmu bahwa salah satu kambingnya hilang dimangsa serigala."

Lalu Pengembala pergi sambil menunjuk ke atas sambil berkata,"Lantas, dimanakah Allah?!" Umar pun mengulang perkataan gembala,"Lantas, dimanakah Allah?"

Setelah kembali ke Madinah, Ibnu Umar lantas menemui majikan si  pengembala lalu memerdekakanya.

*) 500 kisah orang saleh dan penuh hikmah, Imam Ibnu Jauzi, penerbit pustaka al Kautsar, juni 2017, Hal 154-155

Perampok Yang Menjadi Wali Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Dulu Fudhail bin Iyad adalah seorang...

Perampok Yang Menjadi Wali Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)


Dulu Fudhail bin Iyad adalah seorang penyamun. Dia biasa melakukan aksinya seorang diri. Pada suatu malam, dia pergi untuk menjalankan aksi penyamunan di suatu jalan.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya ada kafilah sedang lewat menuju ke arahnya. Sebagian dari mereka berkata kepada yang lain,"Lebih baik kita belok arah menuju ke desa lain, karena di depan kita ada penyamun bernama Fudhail."

Fudhail mendengar perkataan tersebut dan tiba-tiba dia merasa gentar dan tubuh nya gemetar. Lalu dia berkata,"Wahai kalian semua, saya Fudhail, silahkan lewat saja. Demi Allah, sungguh saya akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak lagi berbuat durhaka terhadap Allah."

Lalu, Fudhail pergi. Sejak itu dia meninggalkan kebiasaannya sebagai penyamun.

Dalam kisah lain, Fudhail menjamu mereka. Dia berkata,"Kalian semua akan dari ancaman Fudhail."

Lalu, dia pergi keluar mencarikan pakan hewan untuk mereka. Ketika kembali, dia mendengar seseorang membaca ayat," Belumkah datang waktunya bagi orang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?" (al Hadid:16)

Seketika itu juga, Fudhail berteriak dan menyobek bajunya seraya berkata,"Ya, Sungguh demi Allah, telah tiba waktunya, telah tiba waktunya."

Itulah awal pertaubatan Fudhail bin Iyad.

*) Buku 500 kisah orang saleh dan penuh hikmah, Imam Ibnu Jauzi, penerbit pustaka al Kautsar, Hal 398-399

Jeli Menetapkan Waktu Kemenangan Oleh: Nasrulloh Baksolahar (Channel Youtube Dengerin Hati) Sultan Alib Arsalan dari dinasti Sal...

Jeli Menetapkan Waktu Kemenangan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)

Sultan Alib Arsalan dari dinasti Saljuk harus menghadapi kaisar Armanus Romawi. Sang kaisar berkekuatan 200.000 pasukan. Ada 300 komandan pasukan. Tiap komandan membawa 100 prajurit berkuda.

Ikut serta pula 35.000 Eropa. 15.000 prajurit perang terlatih dari Konstantinopel. 100.000 tukang penggali dan penjebol benteng dan 1.000 arsitek. 400 gerobak pembawa sendal dan paku. 2.000 gerobak pengangkut senjata, pelita, pelontar kecil dan besar dengan 1.200 pelontar. Misinya, membasmi Islam dan pemeluknya.

Lalu berapa jumlah kekuatan muslimin?  hanya 20.000 pasukan saja. Sang Sultan Arsalan merasa gentar melihat banyaknya pasukan Romawi. Lalu apa yang dilakukannya ?

Ulama penasihatnya, Abu Nashr Muhammad, memberikan nasihat agar waktu pertempurannya bertepatan dengan hari Jumat setelah matahari tergelincir. Ketika para khatib memanjatkan doa untuk muhajidin.

Saat Jumat tiba, sang Sultan memimpin shalat. Sultan menangis, semua orang pun menangis karena tangisan Sultan. Beliau berdoa, pasukannya pun mengamini.

Sultan pun membuang busur dan anak panahnya, lalu mengambil pedangnya. Beliau mengenakan kain putih dan melilitkan di tubuhnya, sambil berpesan,"Jika aku terbunuh, maka inilah kafan ku."

Saat pasukan sudah berhadapan. Sultan turun dari kuda. Bersujud pada Allah dan melumuri wajahnya dengan tanah sambil berdoa.

Allahuakbar!  Akhirnya kepada orang seperti merekalah kemenangan Allah diturunkan.


*) Muhammad al Fatih, Syekh Ramzi Al-Munyawi, Pustaka Al Kautsar Juni 2016

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (208) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (6) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (225) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (283) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (46) Nabi Daud (1) Nabi Ibrahim (2) Nabi Isa (2) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (2) Nabi Nuh (3) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (1) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (191) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (431) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (155) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (195) Sirah Sahabat (114) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (95) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)