Kisah Para Sultan Muslim di Asia Tengah dalam Melunasi Utang
Ide Tulisan: Nasrulloh Baksolahar
Narasi: ChatGPT
Berikut adalah kisah para sultan dan penguasa Muslim di Asia Tengah (seperti wilayah Transoxiana, Khurasan, Turkistan, dan sekitarnya), khususnya dari Dinasti Timuriyah, Ghaznawi, dan Khwarizmiyah, yang dikenal melunasi utang rakyat, ulama, dan para mujahid, serta membangun sistem sosial Islam yang menjunjung kehormatan umat dari aib utang.
Meskipun daerah ini sering dikaitkan dengan kekuasaan militer dan ilmiah, namun aspek sosial-ekonominya juga sangat kuat, terutama dalam menjaga harga diri rakyat dari beban utang.
1. Sultan Mahmud Al-Ghaznawi (w. 421 H / 1030 M)
Penakluk India yang Memuliakan Ulama dan Pejuang
Sultan Mahmud Ghaznawi dikenal sebagai raja besar di Asia Tengah yang membuka wilayah India untuk Islam. Ia juga dermawan terhadap ulama dan rakyat fakir.
a. Melunasi utang ulama dan pejuang yang wafat
Dalam ekspedisi jihadnya, banyak ulama dan tentara wafat meninggalkan keluarga dalam utang. Mahmud berkata:
"Mereka yang meninggal dalam jalan Allah, keluarganya adalah amanah kami. Jika mereka meninggalkan utang, maka akulah yang wajib menanggungnya.”
Ia mendirikan lembaga amil militer yang bertugas melunasi utang syuhada, mendukung janda-janda mereka, dan membebaskan budak Muslim yang dijual karena gagal bayar.
2. Alauddin Muhammad Khwarizm Shah (w. 617 H / 1220 M)
Raja Besar yang Terkenal Dermawan
Penguasa terakhir Dinasti Khwarizmiyah ini dikenal sebagai raja yang gemar membebaskan rakyat dari beban pajak dan utang, sebelum kerajaannya diserbu oleh Jenghis Khan.
a. Membebaskan utang rakyat akibat pajak zalim
Saat naik tahta, ia menemukan bahwa sebagian besar rakyat hidup dalam tekanan ekonomi dari pungutan yang tidak manusiawi. Ia langsung memerintahkan:
“Seluruh utang rakyat akibat pajak yang melampaui syariat harus dihapus. Jika mereka masih terlilit utang, lunasi dari baitul mal.”
Ia mendirikan “Dīwān an-Nuẓarā’” (Majelis Pendamaian Keuangan) yang menyelesaikan sengketa utang rakyat dengan tenggang rasa dan pengampunan.
3. Timur Leng (Tamerlane, w. 807 H / 1405 M)
Penguasa Besar Dinasti Timuriyah yang juga dermawan terhadap ulama dan fuqara
Meski dikenal sebagai penakluk yang keras, Timur Leng juga punya sisi sosial yang dalam. Ia sangat menghormati ulama dan fuqaha, dan menyalurkan harta besar untuk mereka.
a. Melunasi utang ulama dan keluarga fakir
Dalam perjalanannya ke wilayah Khurasan dan Samarkand, ia mendapati beberapa ulama besar wafat dalam keadaan meninggalkan utang. Timur berkata:
“Ilmu mereka telah menyinari dunia. Tidak pantas dunia membalas mereka dengan kehinaan karena utang. Lunasi dan muliakan keturunannya.”
Ia bahkan menyuruh mencatat semua ahli ilmu dan pelayan masjid yang kesulitan membayar utang, lalu melunasinya dari kas kerajaan dan wakaf keluarga.
4. Ulugh Beg (w. 853 H / 1449 M)
Ilmuwan dan Penguasa Samarkand yang Membebaskan Utang Pelajar
Ulugh Beg, cucu Timur Leng, adalah seorang sultan sekaligus astronom dan cendekiawan besar.
a. Mendirikan dana beasiswa dan pelunasan utang santri
Ia mendirikan madrasah-madrasah megah di Samarkand dan Bukhara. Ketika diketahui bahwa banyak santri berutang untuk membayar kitab dan makan, ia berkata:
“Ilmu adalah cahaya. Utang akan memadamkannya. Negara harus menyalakan pelita itu.”
Ia membentuk lembaga khusus di madrasah untuk:
Memberi beasiswa penuh
Melunasi utang santri dan pelajar
Memberikan bantuan bagi guru yang kesulitan ekonomi
Kesimpulan:
Sultan Asia Tengah Peran terhadap Utang
Mahmud Ghaznawi Melunasi utang keluarga syuhada dan ulama, membebaskan budak karena utang
Khwarizm Shah Menghapus utang akibat pajak zalim, dan menyelesaikan utang rakyat lewat majelis negara
Timur Leng Melunasi utang ulama dan fuqara, melindungi kehormatan ahli ilmu
Ulugh Beg Mendirikan sistem pelunasan utang untuk pelajar dan guru madrasah
"Kemuliaan seorang pemimpin bukan hanya dalam membangun istana atau menaklukkan kota, tapi dalam membebaskan umat dari kehinaan karena utang.”
0 komentar: