basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Sirah Penguasa

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Sirah Penguasa. Tampilkan semua postingan

Mengusung, Mendukung dan Beroposisi Terhadap Penguasa Sebagian orang membicarakan kesalahan yang diambil oleh pemimpin, padahal ...

Mengusung, Mendukung dan Beroposisi Terhadap Penguasa


Sebagian orang membicarakan kesalahan yang diambil oleh pemimpin, padahal hal tersebut pada hakikatnya bukanlah kesalahan apabila mau memeriksa apa yang sebenarnya terjadi.

Sebenarnya yang dipermasalahkan itu tentang prioritas antara berbagai maslahat yang dihadapi, dan mengikuti kaidah fiqh para ulama tentang meraih maslahat yang paling besar ketika terjadi kontradiksi antar beragam maslahat, walaupun dengan mengabaikan maslahat yang lebih kecil.

Kaidah fiqh tentang dibolehkannya menanggung salah satu kerusakan ketika terjadi kontradiksi antar dua kerusakan itu, dalam rangka menghindarkan diri dari kerusakan yang lebih besar.

Dengan kaidah ini, kadang-kadang imam Ibnu Taimiyah mengeluarkan pendapat yang kadangkala dipersepsikan sebagai pendapat aneh atau kurang tepat bagi yang tidak berpengalaman dalam urusan kebijakan politik umat.

Kebanyakan kritikan yang diarahkan ke organisasi berkisar sekitar masalah kaidah umum di atas, dalam mempertimbangkan tingkatan maslahat, atau sesuatu yang makruf dan bahaya (kerusakan) atau sesuatu yang mungkar.

Jadi, dalam setiap kerjasama dengan suatu kelompok atau partai yang punya cela, atau pernyataan yang mendukung amal kebaikan seorang penguasa atau pejabat yang tidak sempurna keislamannya dan lainnya, maka para pemimpin mempunyai alasan berdasarkan kaidah fiqh ini.

Bisa jadi keputusan yang dihasilkan tidak tepat, namun ketidaktepatan ini tidak dapat dijadikan sandaran untuk menilai seorang muslim. Ini hanyalah proses ijtihad dalam masalah kebijakan politik, sebagaimana yang terjadi pula dalam masalah yang lain, sehingga bisa salah dan benar, sesuai dengan ketajaman firasat, ilmu dan pengalaman seseorang.

Akan tetapi, patokan terpenting dalam menilai masalah ini adalah semua interpretasi dan ijtihad ini harus berdasarkan pada pendapat para ulama yang diakui oleh mazhab-mazhab fiqih masa lalu. 

Namun demikian, segala langkah dan strategi, tidak mungkin para pemimpin tersebut membeberkan pembahasannya ketika memutuskan suatu kebijakan walaupun sudah berdasarkan kaidah fiqh. Sebab, kebijakan kadangkala didasarkan atas hal-hal yang mesti dirahasiakan. Tidak boleh dibeberkan secara terbuka, tidak boleh diketahui lawan, agar tidak dijadikan bahan strategi permusuhan mereka untuk menghadapinya.

Tradisi kami adalah mandiri dalam beramal, menyatukan, dan menutup jalan bagi orang-orang yang zalim.

Wahai para dai, janganlah anda menjawab semua kritikan, huruf demi huruf, karena hal itu merupakan sesuatu yang tidak pada tempatnya. Ulama terdahulu juga telah menghadapi cobaan seperti ini. Semuanya adalah salah satu sunnatullah dalam amal Islami.


Sumber:
Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press

Kapan Memproklamasikan Khilafah Islamiyah? Tugas utama para penguasa Islam setelah meraih kemerdekaan dipaparkan oleh Hasan Al-B...

Kapan Memproklamasikan Khilafah Islamiyah?


Tugas utama para penguasa Islam setelah meraih kemerdekaan dipaparkan oleh Hasan Al-Banna, sebagai berikut,

"Mengembalikan eksistensi daulah Islam kepada umat Islam dengan membebaskan negaranya, menghidupkan keagungannya, mendekatkan peradabannya, menghimpun kalimatnya."

Setelah semua proses tuntas barulah, "Hingga semua itu mengantarkan kembalinya khilafah islamiyah yang telah hilang dan persatuan yang dicita-citakan."

Hasan Al-Banna merinci kembali kewajiban penguasa Islam,

1. Mengamalkan hukum-hukum Islam, dan itu merupakan kewajiban

2. Melaksanakan sistem sosial Islam secara lengkap

3. Memproklamirkan prinsip-prinsip yang tegas ini, jangan sampai ia dibiarkan tidak tegas

4. Menyampaikan dakwah Islam dengan arif dan bijaksana kepada semua orang, jangan sampai di dunia ini ada orang yang belum tersentuh oleh dakwah Islam yang disertai argumentasi yang jelas

Jadi menurut Hasan Al-Banna, proklamasi  khilafah secara resmi dilakukan di tahap-tahap akhir saja demi memperoleh kemaslahatan yang lebih luas. Walaupun demikian, proklamasi khilafah ini harus terlebih dahulu menyiapkan sosok ideal yang patut menerima amanat ini.

Menurut pendapat para ahli fiqih Syafii,  mereka melihat bahwa, jika khalifah telah hilang, maka harus diberikan kepada orang yang paling faqih di masanya.

Tujuannya,  menunggu kesepakatan secara bulat dari seluruh muslimin, mempertimbangkan masukan mereka secara personil maupun tempat agar tidak terjadi fitnah dan perselisihan di kemudian hari.


Sumber:
Said Hawa, Membina Angkatan Mujahid, Era Intermedia 

Umar bin Abdul Aziz Mengangkat Budaknya Jadi Mata-Mata Dirinya Suatu hari Umar bin Abdul Aziz memanggil budaknya yang bernama Mu...

Umar bin Abdul Aziz Mengangkat Budaknya Jadi Mata-Mata Dirinya


Suatu hari Umar bin Abdul Aziz memanggil budaknya yang bernama Muzahim. Ini sebuah pembicaraan yang sangat rahasia di antara mereka berdua saja, di ruang yang rahasia pula. Apa yang dibicarakan?

Sang budak, Muzahim, memenuhi panggilan sang khalifah. Sang budak duduk dengan khidmat menunggu titah sang khalifah. 

"Sesungguhnya para penguasa itu memasang mata-mata untuk mengawasi rakyatnya." Ujar Umar bin Abdul Aziz memecah keheningan. 

Sang khalifah berdiam sejenak. Mengambil nafas cukup panjang. Sepertinya ada keputusan yang luar biasa yang akan diambilnya. Sang khalifah memang selalu membuat terobosan besar dalam mengelola kekuasaannya.

"Sedangkan saya akan mengangkatmu sebagai mata-mata untuk diriku sendiri." Itulah keputusan sang khalifah.

Sang budak mengawasi khalifah, bukan khalifah yang mengawasi budak? Sang budak mengawasi tuannya? Yang rendah mengawasi yang tinggi? Sang budak sangat heran dengan keputusan ini. Lalu, bagaimana cara mengawasi Sang khalifah?

"Jika kamu mendengar ucapanku yang tidak baik, atau perbuatanku yang tidak kamu sukai, maka nasihatilah aku dan cegahlah diriku darinya." Seperti itulah arahan tugas dari Umar bin Abdul Aziz  pada budaknya. 

Sumber: 

Muhammad Ahmad Rasyid, Hambatan-Hambatan Dakwah, Rabbani Press

Hanya Menunggu  Kehancuran  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Penguasa yang zalim pasti akan dihancurkan sebelum kiamat. Allah akan men...

Hanya Menunggu  Kehancuran 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Penguasa yang zalim pasti akan dihancurkan sebelum kiamat. Allah akan menurunkan azab. Mereka melarikan diri dari negrinya. Mereka seperti tanaman yang telah ditunai. Tidak akan bangkit lagi kekuasaannya.

Siapakah penguasa yang lari keluar dari negrinya karena telah merusak negrinya? Siapakah penguasa yang bersembunyi karena ketakutan akan kemarahan rakyatnya? Kaisar Persia telah lari memohon bantuan ke Cina. Kaisar Romawi Timur di Baitul Maqasid telah lari ke Konstantinopel, mereka tak pernah kembali.

Para penjajah keluar dari negri jajahannya. Lalu mereka berusaha kembali untuk menjajah, seperti Belanda yang membonceng tentara sekutu yang berkekuatan para pemenang perang dunia 2 ke Indonesia. Bisakah? Mereka seperti tanaman yang telah dituai.

Kezaliman bukan tanda kehebatan. Genosida bukan tanda kemenangan dan kekuatan. Tetapi awal kehancuran. Penghancuran rumah ibadah dan pembakaran kitab suci, merupakan tanda puncaknya kezaliman. Setelah itu, apa yang terjadi? Hanya kehancuran.

Potret penjajah Israel dengan dukungan Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya, merupakan tanda kehancurannya. Sebab, mereka telah melakukan kerusakan dan kekejaman yang paling sadis di abad ini.

Saat kezaliman dihancurkan, Allah telah menyiapkan generasi baru. Seperti larinya Amerika dan Uni Soviet dari Afghanistan, Allah telah menyiapkan generasi baru. Mendidik generasi baru tak boleh berhenti, itulah cara agar kezaliman dapat dihancurkan.

Penjajah Israel, Amerika, Inggris, Jerman dan sekutunya, hanya tinggal menunggu kehancurannya. Para pelaku kezaliman dan kerusakan hanya menunggu tahap akhir kehidupan. Itulah takdir kehidupan yang telah tertulis. 

Umar bin Abdul Aziz Menikmati Jawaban Allah Setiap kali Umar bin Abdul Aziz membaca surat Al-Fatihah, ia menghayati ayat demi ay...

Umar bin Abdul Aziz Menikmati Jawaban Allah


Setiap kali Umar bin Abdul Aziz membaca surat Al-Fatihah, ia menghayati ayat demi ayat dan diam sejenak di sela-sela setiap ayat. Ketika ditanyakan alasannya, dia menjawab, "Aku sedang menikmati jawaban Tuhanku."  Mengapa adabnya seperti ini? 

Membaca surat Al-Fatihah berarti membuka pintu kemuliaan teragung, yaitu berkomunikasi dengan Allah swt.   Rasulullah saw meriwayatkan dalam hadits qudsi,

"Aku membagi shalat antara Aku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian,  dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta."

"Apabila hamba berkata, "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam." Allah berfirman, "Hamba-Ku memuji-Ku."

"Apabila hamba berkata, "Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." Allah berfirman, "Hamba-Ku menyanjung-Ku."

"Apabila hamba berkata, "Yang menguasai hari pembalasan." Allah berfirman, "Hamba-Ku memulaikan-Ku." Atau, "Hamba-Ku berserah diri kepada-Ku."

"Apabila hamba berkata, "Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." Allah berfirman, "Ini antara Aku dan hamba-Ku, dan baginya apa yang dimintanya."

"Apabila hamba berkata, "Tunjuki kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang sesat dan bukan pula dimurkai." Allah berfirman, "Ini antara Aku dan hamba-Ku dan baginya apa yang dia minta."

Setiap membaca Al-Fatihah, berarti akan merasakan bahwa Allah langsung memberikan jawaban kepada yang membacanya. Adakah kemuliaan yang sepadan dengan dialog yang berisi penyebutan hamba dan pengabulan doanya oleh Allah?

Padahal sang hamba tidak melakukan hal yang baru dan tidak memberikan jasa apa pun kepada Allah. Seandainya ketika membaca Al-Fatihah di dalam hatinya merasakan bahwa Allah menjawabnya ayat demi ayat, maka akan terbang dengan kebahagiaan tak terkira.

Sesungguhnya, Maha Suci Allah, satu-satunya yang layak mendapatkan pujian, bahkan Dia lebih baik dari apa yang dipujikan hamba-Nya.

Sumber:
Amru Khalid, Khowathir Qur'aniyah, al-I'tisham

Memperebutkan Emas? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tanda semakin dekatnya hari Kiamat adalah sebuah sungai kering. Dasar sungai ters...

Memperebutkan Emas?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Tanda semakin dekatnya hari Kiamat adalah sebuah sungai kering. Dasar sungai tersebut dipenuhi dengan emas. Manusia saling memperebutkan emas tersebut sehingga bergelimpangannya nyawanya. Mana yang lebih penting, air ataukah emas?

Manusia memang sangat bodoh dalam menahami hakikat. Mengapa  emas lebih berharga daripada air? Mengapa nyawa lebih murah daripada emas? Mengapa memperebutkan yang terbatas? Mengapa yang budak diperebutkan oleh tuannya?

Akhir zaman dipenuhi oleh kebodohan yang sangat mendasar. Dasar timbangannya adalah hawa nafsu. Yaitu, perut, kemaluan, popularitas dan kebanggaan akan kebendaan. Semua obsesi keinginan dan ilmu adalah kebendaan.

Memilih mentor dan pelatih. Memilih lembaga pendidikan dan pelatihan. Memilih jurusan ilmu dan teknologi. Mengorbankan waktu dan sumberdaya. Semuanya tertuju pada capaian kebendaan.

Tidak itu saja, amal akhirat menjadi amal dunia. Shalat, infaq, membaca  Al-Qur'an, zikir, salawat, umrah dan berhaji pun, mengharapkan imbalan kebendaan. Benda telah melampaui tuhan.

Benar dalam penggambaan diri kepada Allah. Benar dalam berilmu. Benar dalam ibadah. Semuanya diukur dari, kekayaan dan kemiskinan. Bisa jadi benar, namun banyak salah tujuannya.

Apakah sudah terlalu lama berinteraksi dengan dunia? Apakah terlalu lama memandang dan menikmati dunia?

Semuanya Ketakutan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Para pengusaha ketakutan bisnisnya tidak berkembang. Takut targetnya tak tercapai....

Semuanya Ketakutan

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Para pengusaha ketakutan bisnisnya tidak berkembang. Takut targetnya tak tercapai. Takut pangsa pasarnya stagnan dan menurun. Takut munculnya para pesaing baru.

Para politisi dihimpit ketakutan. Takut posisinya digantikan. Takut masa jabatannya habis. Takut tak terpilih lagi. Takut popularitasnya menurun. Takut saat sendirian, tak lagi menggengam kekuasaan.

Para karyawan dan bawahan pun takut. Takut dipecat dan diberhentikan. Takut disingkirkan dan dikucilkan karena tidak bekerja sesuai target atau proses pemilik usaha atau penguasa.

Yang tak berharta, ketakutan tidak makan. Tak tahu, apakah besok masih bisa makan dan minum. Besok, harus berjalan ke mana agar bisa makan dan minum?

Namrud dan Firaun saja masih dilanda ketakutan. Abu Jahal dan Lahab saja masih ketakutan. Kaisar Persia dan Romawi saja masih ketakutan ketika diseru oleh Rasulullah saw. Jadi, siapakah yang tidak ketakutan?

Penjajah Israel yang didukung oleh Amerika, Inggris, Jerman dan sekutu lainnya. Dilindungi oleh sejumlah negara Arab. Masih ketakutan dengan faksi perlawanan rakyat Palestina. Mereka harus menghancurkan Palestina.

Kekuatan sekuat apa pun. Kekayaan segunung apa pun. Tak akan bisa menghapus ketakutan. Sebab, was-was setan terus mengepung manusia. Ketentraman itu bila hati bergantung kepada Allah.

Memahami Topografi Gunung bagi Pertempuran  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Yang memahami topografi alam, maka akan memenangi pertemp...

Memahami Topografi Gunung bagi Pertempuran 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Yang memahami topografi alam, maka akan memenangi pertempuran. Topografi alam dapat digunakan sebagai benteng perlindungan, pertahanan juga penyerangan. 

Perhatikan arah dari Bogor ke Sukabumi? Bagaimana topografi alam dimanfaatkan untuk menyerang Belanda. Perhatikan tugu pahlawan di Maseng dan Bojong Kokosan? Jalan yang berkelok, menanjak dan diapit bukit digunakan untuk menghancurkan tentara sekutu NICA.

Syeikh Yusuf al-Makasari, Sultan Ageng Tritayasa dan Pangeran Purbaya memanfaatkan gunung Halimun sebagai benteng pertahanan. Para Ajengan dan Santri, memanfaatkan Bogor Barat yang dipenuhi gunung dan perbukitan untuk bertahan dan melawan Belanda.

Perang Jawa mengapa bisa bertahan lama? Mengapa menguras kekayaan VOC Belanda hingga bangkrut? Pangeran Diponegoro dan tentaranya memanfaatkan Jawa Tengah bagian selatan untuk melawan Belanda. Memanfaatkan pohon Sawo sebagai sumber pangan yang tak dipahami oleh penjajah Belanda.


Setiap jalan yang menurun dan menanjak. Setiap jenis tanah yang keras maupun lunak. Setiap cekungan  maupun yang menonjol. Setiap sungai  maupun lembah. Setiap pohon dan tumbuhan adalah benteng pertahanan dan penyerangan.

Tentara Salib V yang dipimpin oleh kaisar Louis kalah karena terjebak di lumpur. Tentara Mongol yang hebat dikalahkan karena terjebak di bawah perbukitan. Khalid bin Walid memanfaatkan topografi alam untuk menguras daya tahan tentara Persia.

Naik gunung bukan sekedar menikmati suasana gunungnya saja, tetapi juga pahamilah topografinya. Apakah bermanfaat untuk pertempuran saja? Memahami topografi berarti mengoptimalkan sumberdayanya. 

Istana Runtuh Sebab Doa Nenek Miskin Alkisah, ada seorang penguasa membangun sebuah istana yang tinggi dan megah di atas tanahnya. Kemudian,...


Istana Runtuh Sebab Doa Nenek Miskin

Alkisah, ada seorang penguasa membangun sebuah istana yang tinggi dan megah di atas tanahnya. Kemudian, ada seorang nenek muslimah datang dan membangun sebuah gubuk tempatnya untuk beribadah di luar kawasan istana sang penguasa.

Pada suatu hari, sang penguasa berjalan-jalan mengelilingi halaman istana dan melihat gubuk tertersebut.

"Apa ini?" Kata sang penguasa.

"Ini adalah gubuk tempat tinggal seorang perempuan," Kata seseorang kepada sang penguasa.

Lantas,  sang penguasa memerintahkan agar gubuk itu dirobohkan. Kebetulan waktu itu, si nenek sedang tidak ada di sana.

"Siapa yang telah merobohkan gubuk ini?" Tanya si nenek ketika sudah pulang dan melihat gubuknya telah rata dengan tanah.

"Tadi, sang raja lewat dan melihat gubukmu itu. Lalu, sang raja menginstruksikan agar gubukmu itu dirobohkan," Jawab orang-orang kepadanya.

Lantas, sang nenek menengadahkan tangannya ke langit seraya berucap, "Ya Allah, tadi saya sedang tidak ada, tapi Engkau selalu ada dan mengetahui apa yang terjadi."

Lantas, Allah swt memerintahkan Malaikat Jibril untuk meruntuhkan istana tersebut dan menimpakannya atas semua orang yang ada di dalamnya.

Sumber:
Ibnu Jauzi, 500 Kisah Orang Saleh Penuh Hikmah, Pustaka Al-Kautsar

Saat Tajikistan Melarang Simbol Islam Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Presiden Tajikistan ingin menghampus jejak-jejak Islam di negr...

Saat Tajikistan Melarang Simbol Islam

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Presiden Tajikistan ingin menghampus jejak-jejak Islam di negrinya dengan dalih pelestarian budaya. Apakah akan berhasil? Mengapa tidak belajar pada negara-negara yang pernah melakukan hal ini?

Bukankah serangan militer yang dahsyat pun, tidak bisa menghapuskannya? Padahal sudah mendapatkan restu dari dunia. Padahal negara-negara besar bersekutu untuk menghancurkannya. Mengapa tidak belajar darinya?

Dulu, setelah perang dunia 2, Turki sebuah negara yang disekulerkan. Undang-undangnya disekulerkan. Budaya dan bahasanya disekulerkan. Shalat dan azan pun harus berbahasa Turki. Tulisan berbahasa Arab pun dilenyapkan. Sistem politik dan militer pun disekulerkan. Militernya menjadi penjaga sekularisme sehingga dapat melakukan apa saja demi menjaga sekularisme.

Apa yang terjadi? Dalam sejumlah pemilu, setelah sekularisme ditopang negara dan militer, partai Islam beberapa kali memenangkan pemilu walaupun pada akhirnya dikudeta oleh militer. Itulah fakta, bahwa agama tidak bisa disingkirkan selamanya.

Di Indonesia pernah terjadi sebuah periode, dimana umat Islam disingkirkan dari tanah kekuasaan, kemiliteran  dan perekonomian. Yang paling mudah dilihat, tuduhan subversif dan penjara, menjadi sangat biasa bagi tokoh Islam. Yang termudah untuk dilihat, jilbab pernah dilarang di sekolah milik pemerintah. Bagaimana sekarang?

Di Mesir, gerakan Islam diberangus. Tokohnya dibunuh dan dipenjara. Namun, saat ada kesempatan untuk muncul, dia akan menjadi gerakan yang tak terbendung sehingga membawa Muhammad Mursi sebagai presiden, walaupun pada akhirnya dikudeta militer atas ijin Barat.

Di Eropa, bukankah golongan politik sayap kanan yang mendapat dukungan luas? Bukankah ide sekularisme dari Eropa? Di Eropa, pertumbuhan Islam sangat tertinggi. Di Rusia, di era Stalin, Islam diberangus. Sekarang, bagaimana? Di Bosnia, Islam hendak diberangus dari jantung Eropa, bagaimana sekarang? 

Mengapa di negri muslim sendiri justru dilarang? Padahal sejarah pemberangusan Islam selalu gagal.

Ratu Antokia, Agen Rahasia Shalahuddin Al-Ayyubi di Tubuh Tentara Salib Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Gerakan intelejen dalam sebu...

Ratu Antokia, Agen Rahasia Shalahuddin Al-Ayyubi di Tubuh Tentara Salib

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Gerakan intelejen dalam sebuah pertempuran merupakan sesuatu yang sangat strategis dalam meraih kemenangan militer. Di perang Salib, Shalahuddin Al-Ayubi membangun agen mata-mata yang handal, tidak saja dari Muslimin tetapi juga dari para Tentara Salib sendiri.

Agen rahasia Shalahuddin Al-Ayubi yang berasal dari tentara salib, tidak saja dari tentara biasa, tetapi ada juga yang berasal kalangan dekat atau ring satu para penguasa kerajaan yang didirikan oleh tentara salib pada Perang Salib I setelah menguasai Baitul Maqdis Palestina. Mengapa musuh bisa menjadi kawan?

Keberhasilan Shalahuddin Al-Ayubi memenangkan Perang Hitthin, yang menyebabkan Baitul Maqdis bisa direbut kembali, salah satunya buah operasi intelejen. Dimana Shalahuddin Al-Ayubi mengadakan kontak rahasia dengan istri penguasa Antokia, raja Bohemond III. Dia menginformasikan tentang langkah-langkah militer tentara salib dan agenda perangnya.

Ibnu Atsir berkata, "Ratu Antokia berkirim surat kepada Shalahuddin Al-Ayubi, memberikan petunjuk dan memberikan informasi yang susah ditembus oleh Shalahuddin." Ibnu Syamah berkata, "Ratu Antokia merupakan loyalis Shalahuddin, ia menjadi mata Shalahuddin untuk melihat musuh, menunjuki, menasehati dan membongkar rahasia tentara salibis."

Keterkaitan Shalahuddin dengan Ratu Antokia ini, menyebabkan lahirnya sebuah roman di Prancis pada abad ke-14 M menyebutkan, Saladin pernah jatuh cinta dengan Lady Sibylla, istri Pangeran Antiokhia Bohemond III. Padahal, tidak ada bukti Shalahuddin pernah benar-benar bertemu wanita ini walaupun setidaknya ada kontak secara tidak langsung.

Mengapa sang Ratu Antokia rela membantu Shalahuddin? Akhlak pasukan Muslimin dalam menepati perjanjian dengan kerajaan Antokia. Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern, pada 1151 M Nurudin Zanki, sang guru Shalahuddin, berhasil menaklukan kota Edessa. Penguasa Edessa dan Antokia berhasil disandera. Akhirnya, mereka dibebaskan setelah memberikan tebusan. 

Dalam buku The Crusades through Arab Eyes, Amin Maalouf, menjelaskan, Shalahuddin menaruh hormat kepada lawan sekalipun. Pernah suatu ketika, dalam masa damai, sejumlah bangsawan Kristen dari Antokia mendatanginya untuk meminta kembali daerah yang direbut Muslimin empat tahun sebelumnya. Permintaan itu kemudian dikabulkan Shalahuddin.

Akhlak yang luar biasanya inilah yang membuat Ratu Antokia tertarik menjadi bagian kemenangan Muslimin pada perang Hitthin. 

Mimpi dan Firasat Kelahiran Shalahuddin Al-Ayubi  Di sebuah kota tua, di antara Baghdad-Irak dan Mosul-Syam, terdapat sebuah ben...

Mimpi dan Firasat Kelahiran Shalahuddin Al-Ayubi 


Di sebuah kota tua, di antara Baghdad-Irak dan Mosul-Syam, terdapat sebuah benteng  yang terletak di atas batu karang besar. Benteng ini berada di ujung kota yang menghadap ke sungai Dajlah atau Tigris. Benteng ini bernama Benteng Tikrit.

Benteng Tikrit dibangun oleh bangsa Persia sejak zaman dulu untuk menyimpan kekayaan, sekaligus sebagai menara pengintai musuh. Benteng ini berhasil direbut oleh kaum Muslimin pada tahun ke-6 Hijriyah di masa Khalifah Umar bin Khatab.

Saat itu Bani Seljuk sedang berkuasa, dengan sultannya Muhammad Malik Sah. Benteng Tikrit berada di wilayah kekuasaan Bani Seljuk di bawah provinsi Baghdad. Saat itu, kaum Muslimin mengalami kondisi yang kritis. Para penguasanya saling bertikai memperebutkan kekuasaan. Sedangkan Masjidil Aqsha di Palestina di kuasai Tentara Salib, gabungan penguasa Eropa.

Dalam suasana kritis tersebut, di tahun 532 Hijriyah (1137 M), di Benteng Tikrit, ada seorang wanita muda sedang mengandung. Saat gadis, dia berdoa kepada Allah, agar dari rahimnya lahir pembebas Palestina. Sang suaminya, saat perjaka, juga berdoa agar keturunannya menjadi sosok pembebas Palestina. Akhirnya, Allah menjodohkannya.

Pada suatu malam, wanita yang hamil tersebut bermimpi, ada sosok yang mendatangi dalam mimpinya. Sosok itu berkata, "Di dalam perutmu ini ada salah satu pedang Allah." Wanita tersebut terbangun. Memikirkan makna mimpi tersebut tentang jabang bayinya yang dijuluki pedang Allah.

Hari berbahagia pun tiba. Sang bayi pun lahir. Namun apa yang terjadi? Beberapa hari setelah kelahiranya, ada perintah dari penguasa Baghdad untuk segera meninggalkan benteng sesegera mungkin. Bila tidak, seluruh anggota keluarga tersebut bisa dibunuh oleh komandan benteng.

Hanya berbekal ala kadarnya, mereka mengendap secara rahasia keluar benteng di malam hari. Namun tangisan sang bayi sangat kencang sehingga sangat membahayakan bila diketahui oleh komandan benteng. Sang ayah bermaksud membunuh bayi tersebut. Namun dicegah oleh pengikutnya.

Sang pengikut berkata, "Apa dosa sang bayi? Bukankah yang terjadi pada kita merupakan ketentuan dari Allah? Siapa tahu kelak, bayi ini justru yang akan menjadi penguasa yang disegani dan memiliki kedudukan terhormat. Semoga Allah menjadikan untuknya suatu kedudukan."

Ayah bayi tersebut tersadar, dia tidak jadi membunuh bayi tersebut. Kelak bayi tersebut benar-benar menjadi pedang Allah, sang Pembebas Baitul Maqdis, yang bernama Shalahuddin Al-Ayubi. Mimpi sang ibu dan firasat pengikut ayahnya menjadi kenyataan.

Sumber:
Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Shalahuddin Al-Ayubi, Pustaka Al-Kautsar

Penyebab Muslimin Berjihad Bersama Shalahuddin Al-Ayubi Karakter Shalahuddin Al-Ayubi membuat banyak orang menjadi bagiannya. Be...

Penyebab Muslimin Berjihad Bersama Shalahuddin Al-Ayubi


Karakter Shalahuddin Al-Ayubi membuat banyak orang menjadi bagiannya. Berhimpun bersamanya. Sebab, Shalahuddin sangat dermawan dalam urusan harta. Dia memberikan banyak hadiah dan hibah kepada pengikutnya, delegasi yang datang, orang-orang yang mau tunduk kepadanya.

Dia bersikap toleran kepada seluruh rakyatnya dengan memaafkan hutang-hutang pajak, menghapuskan berbagai pungutan dan pemerasan, selain retribusi yang sah menurut syariat. Tujuannya, menarik hati semua orang ke barisannya dan membungkam para musuhnya.

Saat terjadi pertempuran dengan penguasa dan pasukan muslim yang tidak mendukung gerakan front Islam melawan tentara salib, ia tidak mengijinkan untuk mengejarnya, tidak membunuh mereka yang terluka, tidak menjadikannya sebagai tawanan. Terkadang toleran kepada musuhnya, semoga kelak menjadi sekutu.

Shalahuddin memiliki keimanan yang mendalam. Tidak hanya tekun beribadah, tetapi juga sangat bersemangat dalam jihad. Ia meyakini bahwa jihad merupakan kewajiban baginya dan bagi yang lainnya, sehingga dia berusaha membawa mereka terlibat dalam jihad.

Shalahuddin membiarkan para pejabat, komandan, orang terdekat, serta kawannya untuk menduduki jabatan mereka. Dia tidak berambisi pada jabatan tersebut karena yang dibutuhkan adalah kekuatan militer untuk tujuan tertinggi.

Dihadapan gurunya, Shalahuddin menampakkan dirinya sosok yang kuat yang memiliki mentalitas tangguh untuk mewujudkan prinsip-prinsip yang dijalankan gurunya, Nurudin Zanky dan Imaduddin Zanki.

Shalahuddin memposisikan khalifah Abbasiyah sebagai sumber otoritas spiritual yang sah bagi Muslimin. Secara berkala mengirimkan surat ke khalifah untuk menginformasikan beragam situasi. Ini penegasan bahwa kekuatan Muslimin hanya akan terbentuk atas dasar keakraban, komitmen untuk melindungi agama, aqidah dan menolak para aggresor.

Shalahuddin mengabaikan ragam penyakit yang deritanya. Fokusnya, hanya berjihad, sehingga membuatnya lupa akan ragam rasa sakit dan melupakan semua derita fisik.

Sumber:
Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Shalahuddin Al-Ayubi, Pustaka Al-Kautsar

Strategi Shalahuddin Al-Ayubi Menyatukan Kekuatan Muslimin Bani Seljuk berseteru. Anak dan kerabat berperang di antara mereka se...

Strategi Shalahuddin Al-Ayubi Menyatukan Kekuatan Muslimin


Bani Seljuk berseteru. Anak dan kerabat berperang di antara mereka sendiri. Akhirnya, Bani Seljuk terpecah di Timur dan Barat. Setelah itu, mereka bertempur lagi, sehingga masing-masing hanya menguasai kota. Setelah itu mereka bertempur kembali antar kota hingga meminta bantuan kepada Pasukan Salib. Oleh sebab itu, pasukan Salib dengan mudah menguasai kekuasaan mereka. Hingga, Baitul Maqdis dikuasainya.

Banyak ulama dan panglima perang yang mencoba membangkitkan semangat jihad melawan pasukan Salib. Namun, ditubuh muslimin hanya berperang hanya untuk merebut kekuasaan dan kekayaan saja. Hingga lahir Shalahuddin Al-Ayubi yang menggelorakan jihad bersama gurunya Nurudin Zanky. Selama 12 tahun, Shalahuddin menyatukan front Islam di Mesir dan Syam. Bagaimana caranya?

Dengan sangat terpaksa, Shalahuddin berperang dengan sesama penguasa Muslimin yang orientasinya hanya kekuasaan dan kekayaan hingga mereka terkalahkan. Mereka disadarkan untuk bersatu menggelora jihad melawan tentara Salib. Selain perang, apalagi yang dilakukannya?

Penguasa dan prajurit yang menyerah tanpa melalui peperangan diberikan jaminan keamanan. Syaratnya, harus bersatu melawan musuh dari luar.

Menyebarkan selebaran melalui lontaran anak panah ke dalam benteng yang enggan menyerah. Isi selebarannya, himbauan kepada warga benteng agar menyerah. Ini dilakukan untuk menciptakan ketegangan psikologis di barisan lawan.

Bagi kota yang memiliki pertahankan kokoh. Shalahuddin bertekad tinggal menetap di dekat  kota itu. Ini efektif untuk membuat yang tinggal di dalam benteng tertekan lalu meminta jaminan keamanan. Sebab, kekuatan Shalahuddin cukup besar untuk bisa menguasai benteng kota tersebut.

Shalahuddin juga rela memberikan banyak uang dan hadiah kepada pejabat di benteng, agar mereka membukakan pintu benteng demi menghindari peperangan.

Shalahuddin juga menggunakan jalur-jalur politik, dengan menjalin persekutuan dengan sebagian pejabat musuh, untuk melemahkan kekuatan mereka dan mempercepat penyerahan.

Sumber:
Prof Dr Ali Muhammad Shalabi, Shalahuddin Al-Ayubi, Pustaka Al-Kautsar

Hasilnya Melimpah Karena Tidak Zalim Suatu hari seorang raja mengunjungi wilayah kekuasaannya. Dia melihat seseorang sedang meme...

Hasilnya Melimpah Karena Tidak Zalim


Suatu hari seorang raja mengunjungi wilayah kekuasaannya. Dia melihat seseorang sedang memeras susu seekor sapi, namun hasilnya sama dengan susu tiga puluh ekor sapi. Raja takjub dan berniat besok akan mengambil sapi itu.

Esoknya, raja memerah sapi itu, tapi hasilnya hanya setengah dari sebelumnya. Raja berkata, "Kenapa air susunya berkurang, bukankah sapi ini engkau gembalakan di tempat biasa?"

Pemilik sapi itu menjawab, "Benar, Tapi, paduka telah berniat zalim." Sang raja tertegun. Apa yang diucapkan sang pemilik sapi memang sangat benar. Hati yang zalim membuat keberkahan dicabut. 

Masih ingat kisah Rasulullah saw saat masih kecil, ketika menggembala kambing di Bani Saad? Mengapa kambing yang Rasulullah saw gembalakan pulang dengan kenyang? Padahal para pengembala juga mengikuti tempat pengembalaan Rasulullah saw?

Mengapa susu yang keluar dari kambing yang digembalakan Rasulullah saw menghasilkan susu yang berlimpah dibandingkan kambing para pengembala lainnya? Padahal tempat pengembalaannya sama?

Dalam kisah lain, sekelompok kijang mendekati Nabi Adam. Nabi Adam mendoakan dan mengusap punggung sang kijang. Aroma misik pun keluar dari punggung mereka. Binatang yang lain pun, ingin seperti kijang. Mereka menemui Nabi Adam, Nabi Adam pun mendoakan dan mengusap punggung mereka. Namun tidak mengeluarkan aroma misik.

Mereka menemui kijang, lalu berkata, "Kami telah melakukan apa yang kalian lakukan, tetapi kami tidak mendapatkan apa yang kalian dapatkan?" Sang kijang berkata, "Kami mengunjungi beliau karena Allah, sedangkan kalian mengunjunginya demi aroma misik."

Sumber:
Abdurrahman Asy-Syafi'i, A'malul Kubra, Sahara Publishers

Delimanya Manis dan Segar Karena  Niatnya Benar  Suatu hari seorang gubernur bernama Syarwan pergi berburu. Di perjalanan, dia m...

Delimanya Manis dan Segar Karena  Niatnya Benar 


Suatu hari seorang gubernur bernama Syarwan pergi berburu. Di perjalanan, dia merasa haus, lalu dia melihat kebun yang ditunggui seorang anak.

Dia meminta air, tapi anak itu berkata, "Kami tidak punya air." Dia berkata, "Tolong berikan saya buah delima." Anak itu memberinya dan dia langsung memakannya.

Gubernur merasa buah delima itu sangat lezat, sehingga terbetik niat di hatinya untuk mengambil kebun itu. Dia meminta buah delima lagi, tapi rasanya kecut.

Dia bertanya, "Bukankah buah ini dari pohon tadi?" Anak itu menjawab, "Ya." Sang gubernur bertanya lagi, "Lalu kenapa rasanya berubah?"

Anak itu berkata, "Barangkali karena niat paduka telah berubah." Gubernur mengurungkan niatnya untuk mengambil kebun tersebut, lalu berkata, "Berikan satu lagi untukku." Ternyata, rasanya lebih lezat dibandingkan yang pertama.

Gubernur bertanya, "Kenapa rasanya berubah lagi?" Anak itu menjawab, "Karena niat paduka telah berubah lagi." Manis dan kecutnya buah delima tergantung dari niat-niat sang gubernur.

Alam merespon setiap niat. Niat yang baik, Alam pun akan memberikan kebaikan. Niat yang jahat, Alam pun akan memberikan yang buruk. Memperbaiki alam semesta dengan memperbaiki niat-niat yang terbesit di dalam dada manusia.

Sumber:
Abdurrahman Asy-Syafi'i, A'malul Kubra, Sahara Publishers

Ilmu Penegak Kebenaran? Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Yang literatur dan referensi bacaan tentang demokrasi dan pemerintah sangat ...

Ilmu Penegak Kebenaran?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Yang literatur dan referensi bacaan tentang demokrasi dan pemerintah sangat banyak, mengapa justru menjadi bagian indikasi kecurangan Pilpres 2024? Padahal di dua Pilpres sebelumnya, mereka yang menggugat kecurangan Pilpres. Ada juga pakar hukum tata negara yang jadi bagian indikasi kecurangan Pilpres kali ini. Apakah kepakaran telah mati?

Apakah ilmu tidak bisa menjadi pembimbing jalan hidup? Apakah ilmu tidak membuat seseorang menjadi pembela dan penegak kebenaran? Apakah ilmu tidak bisa menjinakan hawa nafsu dan membersihkan hati? Apakah ini yang disebut Imam Al Ghazali sebagai ulama suu?

Di kitab Ihya Ulumudin, lebih banyak membedah sarana pembersihan hati, penyakit hati dan sikap hati terhadap ritual ibadah. Mengapa tidak mengikuti methodelogi para Imam Mazhab Fiqh sebelumnya? Ilmu pun harus memiliki jiwa dan rasa. Ilmu pun harus diarahkan. Sebab, sangat banyak orientasi puncak ilmu adalah dunia.

Ilmu tidak bisa menjadi satu-satunya alat untuk melihat dan menegakkan kebenaran. Sebab, masih ada syahwat dan bisikan syetan. Seperti Nabi Adam, beliau telah diajarkan ilmu oleh Allah yang melampaui para malaikat. Namun jatuh oleh hawa nafsunya yang ingin hidup abadi. Dalam setiap keinginan selalu ada tipuan dan bisikan hawa nafsu dan syetan.

Bukankah banyak yang mengetahui rambu lalu lintas tetapi melabraknya? Bukankah banyak pembuat dan penegak rambu lalu lintas, justru yang melanggarnya? Jadi bukan semata-mata ilmu yang bisa menegakkan kebenaran. Hati yang bersih yang membimbing pada kebenaran.

Kiprah politik untuk mengungkap apa yang ada di hati. Kiprah bisnis untuk mengungkap apa yang ada di hati. Semua kiprah kehidupan untuk mengungkapkan apa yang ada di relung hati. Al-Qur'an menjelaskan bahwa wajah dan suara menjadi sarana membongkar apa yang ada di hati. Hati tak bisa disembunyikan.

Berkiprahlah di semua bidang kehidupan. Bukan untuk meraih sesuatu, tetapi untuk intropeksi berbolakbaliknya hati. Untuk membongkar semua bisikan hawa nafsu dan tipu daya syetan. Apakah diikuti? Apakah lebih memilih kehendak Allah dan Rasul-Nya?

Kekuasaan Tanpa Etika Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apa ciri kelemahan? Menerima kezaliman. Seperti Bani Israel yang menolak kehad...

Kekuasaan Tanpa Etika

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Apa ciri kelemahan? Menerima kezaliman. Seperti Bani Israel yang menolak kehadiran Nabi Musa untuk membebaskannya dari Firaun.  Pada sisi lain, sang penguasa menjadikan perbudakan, kemiskinan, ketakutan, kekejaman dan kelaparan menjadi senjata untuk mengokohkan kekuasaannya atas anak bangsa yang lemah. Yaitu, mereka  yang hanya memikirkan perut, kemaluan dan kesenangan saja, walaupun kemerdekaan dan harga dirinya diamputasi.

Kezaliman tidak akan bisa membangun bangsa. Tidak akan mau membangun negri. Tak peduli dengan rakyatnya. Rakyatnya harus terus dibodohkan dan dimiskinkan. Sebab, kebodohan dan kemiskinanlah yang membuat kekuasaannya bertahan. Kesenjangan terus diciptakan. Dinasti dan oligarki kekuasaan politik dan ekonomi terus diabadikan dalam bentuk feodalisme.

Ekonomi dan kekuasaan hanya bergulir dan mengalir di tangan tertentu saja. Organisasi dan lembaga dibentuk hanya agar ekonomi dan kekuasaan bergulir dalam jaringan yang berhubungan dengannya saja, seperti jaring laba-laba. Banyak wajah, namun sebenarnya sama.

Memperhatikan rakyat hanya saat pilpres, pemilu dan pilkada dengan membagi-bagi bantuan gratis yang jumlahnya puluhan trilyun. Setelah menang, akan memeras rakyat dengan ribuan trilyun sampai tak terhingga melalui menaikkan pajak, mencabut subsidi, dan membuat perundangan yang menguntungkan lingkaran kekuasaannya sendiri.  Uang rakyat yang dikumpulkan dibagi-bagikan atas nama sumbangan penguasa. Anggaran negara menjadi seperti dompetnya sendiri. Sumberdaya alam seperti harta warisan bagi kelompoknya sendiri.

Kekuasaan tanpa etika akan terjatuh di lubang yang sama, siapapun sosok penguasanya. Apapun sistem pemerintahan dan cara pemilihannya. Sebab, semua model pemerintah bisa direkayasa sesuai kehendak penguasa.  Para diktator dan koruptor tidak hanya lahir dari kudeta, tetapi juga dari proses demokrasi.

Etika itu tidak bersumber dari hukum. Etika itu tidak bersumber dari logika dan ilmu pengetahuan. Etika itu dari hati. Etika itu bersumber dari langit. Etika bersumber dari rukun iman, Islam dan ihsan. Inilah etika yang komprehensif itu bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.

Tak ada yang bisa tegak tanpa Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, sebab apa yang dibangun oleh manusia semuanya bisa diselewengkan dan pemutarbalikan. Yang dirancang oleh manusia bisa direkayasa dan dimanipulasi sesuai kehendaknya sendiri. Yang dirancang manusia ada sisi kegelapan dan kesalahan yang bersumber dari hakekat manusia itu sendiri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (232) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (50) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (356) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (69) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (2) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (4) Nabi Sulaiman (1) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (218) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (437) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (180) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (204) Sirah Sahabat (124) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (133) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)