basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story: Kisah Para Nabi dan Rasul

Choose your Language

Tampilkan postingan dengan label Kisah Para Nabi dan Rasul. Tampilkan semua postingan

Saat Anak Terhimpit Masalah Pelik, Belajarlah pada Nabi Yakub Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Yusuf menghadapi persoalan pelik. ...

Saat Anak Terhimpit Masalah Pelik, Belajarlah pada Nabi Yakub

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Yusuf menghadapi persoalan pelik. Dari upaya pembunuhan oleh para saudaranya, dijadikan budak, rekayasa kasus yang membuatnya masuk penjara, hingga diberi tantangan untuk menafsirkan mimpi raja. Bagaimana sang ayah Nabi Yakub membantunya?

Persoalan anak bisa jadi tak dipahami oleh orangtua. Sebab, zaman dan tantangan telah berubah. Pernak-pernik hidup tak lagi sama. Sang orang tua pun tidak selalu dekat bersama sang anak.

Apakah Nabi Yakub pernah menjadi budak? Apakah pernah mengalami rekayasa hukum? Apakah pernah dipenjara? Semuanya tak pernah dialami. Nabi Yusuf berada dilokasi yang tak diketahui oleh Nabi Yakub. Yusuf di Mesir. Nabi Yakub di Palestina. 

Di tengah ketidaktahuan tentang anaknya. Di tengah ketidakpahaman liku-liku hidup anaknya. Apa yang dilakukan oleh Nabi Yakub?  Hanya bersabar dan memohon pertolongan Allah.

Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja tempat memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." (Yusuf: 18)

Nabi Yakub meyakini bahwa Allah Penjaga terbaik dan Maha Penyayang

Dia (Yakub) berkata, "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?" Maka Allah adalah Penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. (Yusuf: 64)

Nabi Yakub mengadukan seluruh gundah gulananya pada Allah dan meyakini luasnya rahmat Allah .

Dia (Yakub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Yusuf: 86)

Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu putuskan asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Yusuf: 87)

Saat sang anak bergelut dengan persoalan kehidupannya, Nabi Yakub mendekatkan diri dan berdoa kepada Allah untuk anak-anaknya.

Nabi Yakub yang Selalu Menyertakan Allah Bagaimana cara Nabi Yakub menghadapi perselisihan diantara anak-anaknya? Bagaimana sika...

Nabi Yakub yang Selalu Menyertakan Allah


Bagaimana cara Nabi Yakub menghadapi perselisihan diantara anak-anaknya? Bagaimana sikap Nabi Yakub menghadapi kehilangan Nabi Yusuf? Cukup menyertakan Allah. Semuanya terungkap dari dialog Nabi Yakub yang diabadikan dalam surat Yusuf. Nabi Yakub selalu menutup dialognya dengan mengungkapkan keagungan Asmaulhusna-Nya.

Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja tempat memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." (Yusuf: 18)

Maka ketika mereka telah kembali kepada ayahnya (Yakub) mereka berkata, "Wahai ayah kami! Kami tidak akan mendapat jatah (gandum) lagi, (jika tidak membawa saudara kami), karena itu biarkanlah saudara kami pergi bersama kami agar kami mendapat jatah, dan kami benar-benar akan menjaganya." (Yusuf: 63)

Dia (Yakub) berkata, "Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?" Maka Allah adalah Penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang. (Yusuf: 64)

Dia (Yakub) berkata, "Aku tidak akan melepaskannya (pergi) bersama kamu, sebelum kamu bersumpah atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kembali, kecuali jika kamu dikepung (musuh)." Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia (Yakub) berkata, “Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.” (Yusuf: 66)

Dan dia (Yakub) berkata, "Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal." (Yusuf: 67)

Dia (Yakub) berkata, "Hanya dirimu sendiri yang memandang baik urusan (yang buruk) itu. Maka (kesabaranku) adalah kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya. Sungguh Sebenarnya, Dialah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana." (Yusuf: 83)

Dia (Yakub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. (Yusuf: 86)

Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu putuskan asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Yusuf: 87)

Maka ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu, maka diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Yakub), lalu dia dapat melihat kembali. Dia (Yakub) berkata, "tidaknya aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui." (Yusuf: 88)

Dia (Yakub) berkata, "Aku akan memohon ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Yusuf: 98)

Setengah Agama Oleh: Nasrulloh Baksolahar Menikah adalah setengah agama. Sejak akad pernikahan dideklarasikan maka perjalanan ib...

Setengah Agama

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Menikah adalah setengah agama. Sejak akad pernikahan dideklarasikan maka perjalanan ibadah dimulai. Berapa lama perjalanan ibadah ini? Sepanjang perjalanan pernikahan.

Perjalanan ibadah shalat,waktunya selama shalat. Perjalanan ibadah puasa, waktunya selama berpuasa. Perjalanan ibadah haji, waktunya selama ibadah haji. Semua yang dilakukan selama perjalanan tersebut adalah ibadah.

Interaksi pria dan wanita dalam wadah  pernikahan adalah ibadah. Pernak perniknya adalah ibadah. Liku-likunya adalah ibadah. Kesenangan dan kebahagiaannya adalah ibadah. Kesulitan dan kesedihannya adalah ibadah.

Memasak dan mencuci menjadi ibadah. Membersihkan rumah dan halaman menjadi ibadah. Membangun rumah dan perabotannya menjadi ibadah. Membeli kendaraan dan memenuhi kebutuhan operasional rumah tangga menjadi ibadah.

Mendidik anak seperti membangun pesantren di dalam rumah. Derajatnya lebih tinggi daripada seorang kiyai dan ustadz yang mengasuh pesantren. Bukankah hanya sedikit kisah para Nabi dan Rasul yang menitipkan putra-putrinya dididik oleh orang lain?

Kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Yakub, Nabi Dawud, Nabi Zakaria, Maryam dan Luqmam, menjadi ukuran bahwa pernikahan berkembang menjadi sentral pendidikan. Bahkan menjadi sentra ekonomi dan kekuasaan seperti kisah Nabi Syuaib dan Nabi Daud.

Pernikahan merupakan lembaga yang dibentuk oleh Allah untuk menjadi pusat ibadah dan pendidikan. Juga, menjadi titik awal membangun peradaban dunia.

Hanya Menghidupkan Jihad Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana menyelesaikan persoalan hidup? Teruslah berjihad. Jangan menunggu ...

Hanya Menghidupkan Jihad

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagaimana menyelesaikan persoalan hidup? Teruslah berjihad. Jangan menunggu sumber daya yang melimpah. Jangan menunggu pendukung yang banyak. Jangan menunggu waktu dan peluang. Berjihadlah dalam setiap kesempatan.

Dalam setiap momentum yang kritis. Solusinya hanya jihad. Menghadapi persoalan yang melampaui kekuatannya. Dalam titik yang dianggap menuju kehancuran. Dalam kepungan total yang dianggap tidak ada jalan keluar. Mulai dengan jihad.

Dalam menghadapi lawan adi daya. Yang memiliki benteng yang tak tertembus. Harus menjalani perjalanan jauh yang melelahkan namun bekal teramat sedikit. Jalan keluarnya hanya jihad.

Bukankah cara Thalut menghadapi Jalut hanya dengan jihad? Bukankah cara menghadapi kekuatan ekonomi dan militer Quraisy hanya dengan jihad? Bukankah menghadapi gabungan Quraisy, Yahudi, dan Munafikin hanya dengan jihad? 

Bukankah menghadapi benteng kokoh  Yahudi hanya dengan jihad? Bukankah membebaskan Romawi Timur, Persia dan Mesir, hanya dengan jihad? Semua kekuatan yang paling kuat akan runtuh hanya dengan satu cara, yaitu jihad.

Dengan jihad, Allah mengirimkan sinyal ketakutan ke dalam hati musuh sejauh perjalanan setahun. Dengan jihad, Allah akan membuka jalan-jalan-Nya. Dengan jihad, Allah mengirimkan bala tentara-Nya.

Apakah ada kekalahan dalam jihad? Bagi yang menginginkan pertemuan dengan Allah, tidak ada kekalahan. Semuanya kemenangan. Laparnya, hausnya, penderitaannya, lelahnya, berdirinya yang membuat musuh gentar dan murka hingga terbunuhnya, semuanya adalah kemenangan karena mendapat rahmat Allah.

Selalu Muncul Generasi yang Lebih Baik Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah selalu mengganti kaum yang tidak mencintai Allah dengan ...

Selalu Muncul Generasi yang Lebih Baik

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Allah selalu mengganti kaum yang tidak mencintai Allah dengan generasi  yang mencintai Allah. Allah menjadikan Nabi Terakhir, Muhammad saw, sebagai pemimpin para Nabi dan Rasul. Hanya, Nabi Muhammad saw yang diberi hak syafaat di Hari Penghisaban.

Para Nabi ulul azmi, seperti Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad saw, lebih banyak generasi awal atau akhir? Nabi Nuh, bapaknya generasi kedua manusia. Nabi Ibrahim, bapaknya para Nabi. Mereka berdua adalah para pendahulu.

Dari kelima Nabi ulul azmi, ketiga Nabi berikutnya merupakan generasi tahap pertengahan dan akhir, yaitu Nabi Musa, Isa dan Muhammad saw. Bahkan dua Nabi  ulul azmi terakhir, Nabi Isa dan Muhammad saw, diutus di episode terakhir yang diutus secara berurutan.

Jarak antara Nabi Isa dengan Nabi Muhammad saw, merupakan waktu kekosongan risalah. Jeda waktu ini, dunia mengalami kerusakan dan kerusakan moral, nilai dan sistem kehidupan yang parah di seluruh muka bumi dan bidang kehidupan, tetapi bukan berarti tidak ada lagi generasi terbaik yang muncul.

Terjaganya Al-Qur'an dari penyimpangan. Terjaganya sanad dalam hadist, ilmu syariat dan hakikat. Menunjukkan bahwa generasi yang lebih baik akan senantiasa hadir. Walaupun harus mengalami pasang surut.

Dalam kelemahan Muslimin, bukankah bisa menghancurkan tentara Salib yang merupakan gabungan seluruh raja-raja Eropa? Bukankah bisa mengalahkan pasukan Tartar yang hampir menguasai dunia? Bukankah bisa menghancurkan kolonalisme di muka bumi?

Bukankah kekuatan mereka sama dengan kekuatan Romawi dan Persia? Generasi terbaik akan selalu muncul dan terus muncul. Bila, dalam kelemahannya saja mampu menghancurkan para adi daya, bagaimana bila kejayaan itu dimunculkan kembali?

Teruslah Berjuang, Hidupkan Kesabaran Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sukses itu pasti bagi yang beriman. Sukses itu pasti bagi yang ...

Teruslah Berjuang, Hidupkan Kesabaran


Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Sukses itu pasti bagi yang beriman. Sukses itu pasti bagi yang beramal shaleh. Sukses itu pasti bagi yang shalat, berzakat, berpuasa dan berhaji. Setelah itu, apa lagi? Bersabarlah.

Sukses berpolitik dan berbisnis. Sukses personal dan keluarga. Sukses bermasyarakat dan bernegara. Sukses berorganisasi dan militer. Syaratnya, hanya mengikuti, mentaati perintah Allah dan tuntunan Rasulullah saw.

Bila sudah menjalani ini, mindset, visi, misi, strategi dan taktis akan diilhamkan oleh Allah. Allah akan mengajarkan dan menganugerahkan segala yang dibutuhkan. Yaitu, Ilmu, teknologi, dan infrastruktur.

Dibimbing dan dipimpin oleh Allah. Diperbaiki kesalahannya. Disempurnakan kebaikannya. Dimudahkan urusannya. Kapan semuanya terrealisasi? Bersabarlah dan terus menguatkan kesabaran.

Nabi Yusuf harus mengikuti liku-liku yang sangat panjang sejak usia beranjak remaja, hingga menjadi pembesar istana. Nabi Musa melalui liku-liku hidupnya, sejak bayi hingga tersesat di gunung Sinai karena ulah kaumnya. Nabi Musa memiliki kesabaran yang luar biasa.

Para Nabi dan Rasul hanya terfokus pada berdakwah, menyampaikan risalah dan menegakkan ketauhidan. Mereka tak peduli dengan liku-likunya. Fokusnya hanya menyampaikan.

Para Nabi dan Rasul pasti ditolong Allah. Dianugerahkan mukjizat. Namun tidak peduli kapan datangnya. Fokusnya, bersabar menunggu semuanya dihadirkan oleh Allah.

Harapan Menciptakan Peluang Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Yunus di dasar lautan. Di dalam perut ikan paus. Namun terus memilik...

Harapan Menciptakan Peluang

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Nabi Yunus di dasar lautan. Di dalam perut ikan paus. Namun terus memiliki harapan. Padahal tak ada satu pun yang bisa menolongnya. Jadi, darimana harapan tersebut?

Nabi Yusuf diceburkan ke dasar sumur. Di tengah padang pasir. Namun terus memiliki harapan. Begitu juga dengan Siti Hajar yang berada di tengah padang pasir yang gersang tak berair.

Nabi Ibrahim terkepung oleh api. Tak satu pun yang mau menolongnya. Nabi Musa terpojok di pantai, dalam kepungan pasukan Firaun yang hendak membunuhnya. Namun tetap memiliki harapan.

Harapan itu muncul dari dalam diri sendiri. Apakah setelah melihat peluang? Apakah setelah melihat ada secercah harapan? Apakah setelah melihat adanya seseorang yang ingin membantu? Harapan itu tak butuh faktor eksternal. Sebab, harapan itu hanya soal keyakinan.

Harapan hanya muncul bila meyakini Allah yang Maha Rahman dan Rahim. Meyakini dengan Kehendak-Nya segala sesuatu terjadi seketika dengan "Kun Fa Yakun" saja. 

Andai takdir keburukan telah tertulis di Lauhul Mahfudz. Andai malaikat pun sudah mengabarkan takdir yang buruk yang tertulis di Lauhul Mahfudz, namun harapan itu masih tetap ada. Sebab, masih bisa diubah dengan doa.

Harapan itu masih ada, bila hembusan nafas dianugerahkan Allah. Harapan itu masih ada, selama matahari masih terbit dari timur. 

Nabi Nuh Berlayar Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, "Muatkanlah ...

Nabi Nuh Berlayar



Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, "Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman." Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit. (Hud: 40)

Dan dia berkata, "Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Hud: 41)

Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya,1 ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, "Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir." (Hud: 42)

Dia (anaknya) menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!" (Nuh) berkata, "Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan. (Hud: 43)

Dan difirmankan, "Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah." Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan,1 dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi,2 dan dikatakan, "binasalah orang-orang zalim." (Hud: 44)

Difirmankan, "Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat (mukmin) yang bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami beri kesenangan (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab Kami yang pedih." (Hud: 48)

Dua per Tiga Kisah di Al-Qur'an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dua per tiga isi Al-Qur'an adalah kisah. Dua per tiga kisah d...

Dua per Tiga Kisah di Al-Qur'an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dua per tiga isi Al-Qur'an adalah kisah. Dua per tiga kisah di Al-Qur'an adalah kisah perjalanan Nabi Musa dan kaumnya, bani Israel. Dalam satu surat, memuat fragmen tertentu. Bila menggabungkan seluruh surat, maka itulah kisah lengkap Nabi Musa dan Bani Israel.

Kisah bani Israel mencakup beberapa kisah nabi dan rasul lainnya. Yaitu, Nabi Yaqub, Yusuf, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya dan Isa. Beberapa Nabi yang tidak disebutkan namanya. Juga, dari orang-orang yang shaleh,  Ali Imran dan Maryam.

Di era Nabi Muhammad saw, mereka pun dikisahkan kembali, tetapi tidak disebut sebagai bani Israel lagi, tetapi sebagai ahlul kitab dan Yahudi. Kisah Nabi Musa dan umatnya, memenuhi kisah-kisah hingga kedatangan Nabi terakhir. Mengapa bani Israel mendominasi kisah-kisah Al-Qur'an?

Bahkan kisah kaum pertama yang dipaparkan dalam Al-Qur'an di surat Al-Baqarah adalah tentang bani Israel. Apa topik pembahasannya? Fragmen, tidak mensyukuri nikmat Allah yang membuahkan pembangkangan terhadap perintah Allah.

Kisah bani Israel cukup detail dikisahkan, dari asal usulnya dari Nabi  Ishaq dan Yaqub. Perselisihan antara saudaranya. Keterhinaan dan pembangkangan di era Nabi Musa. Perjalanan dari Mesir ke Palestina. Proses peralihan generasi lemah ke kuat di era Thalut. Kejayaan di era Daud dan Sulaiman.

Kehancuran setelah era Nabi Sulaiman. Upaya Pembunuhan terhadap Nabi  Zakaria, Yahya dan Isa. Genosida terhadap Ashabul Ukhdud. Hingga pengusirannya ke sejumlah negri, salah satunya ke Madinah. 

Di Madinah, mereka berinteraksi dengan peradaban baru yang sebelumnya mereka tunggu yang dipimpin oleh Nabi Muhammad saw. Seluruh sepak terjangnya sangat komprehensif dipaparkan. Mengapa?

Perjalanan manusia memang didominasi oleh karakter bani Israel.

Sabar, Buah Penghambaan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ahli sihir memahami kebenaran dari mukjizatnya Nabi Musa. Setelah paham, mer...

Sabar, Buah Penghambaan 


Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Ahli sihir memahami kebenaran dari mukjizatnya Nabi Musa. Setelah paham, mereka bersujud lalu berdoa agar dianugerahkan kesabaran dan diwafatkan sebagai sosok yang menyerahkan diri kepada Allah.

Kesabaran ahli sihir didapatkan setelah bersujud. Sujud membuahkan kesabaran. Sujud adalah kerendahan hamba pada Rabbnya. Yang bisa bersabar hanya pada mereka yang menyadari kehambaannya pada Allah.

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).””
(Al-A’raf: 126)

Yang sombong takkan bisa bersabar. Yang masih mengandalkan kekuatan ego diri, kepintaran, ilmu pengetahuan dan teknologi, takkan bisa bersabar. Dia akan mudah berkeluh kesah.  Ketergesahannya membuat dadanya terasa sempit dan sesak. Sebab perjalanan hidup sesuai Kehendak-Nya, bukan logikanya.

Pasukan Thalut yang bersabar adalah mereka yang meyakini pertemuan dengan Rabbnya. Selain itu, pasukannya lari dari medan perang karena melihat pasukan Jalut yang banyak dan gagah.

Mereka yang berani melawan Jalut hanya mereka yang bersabar, "Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, kokohkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (Al-Baqarah: 250)

Kesabaran adalah buah dari sujud. Buah penghambaaan. Buah keyakinan akan pertemuan dengan Rabbnya. 

Proses Hukum Disaksikan Allah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dalam beberapa kisah di Al-Qur'an, Allah menegaskan bahwa Dia menya...

Proses Hukum Disaksikan Allah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Dalam beberapa kisah di Al-Qur'an, Allah menegaskan bahwa Dia menyaksikan apa yang dilakukan oleh manusia. Seperti, aduan sang istri tentang prilaku suaminya yang menyimpang. Apa keputusan hukum yang akan diambil?

Ternyata keputusan hukum tentang persengketaan yang terjadi di era Nabi Daud dan Sulaiman, tentang pemilik kebun dan pengembala kambing, pun  ditegaskan bahwa Allah menyaksikan proses keputusan hukumnya.

Penegakan hukum berarti memperbaiki kekuasaan dan masyarakat. Memperbaiki manusia dan kehidupannya. Hancurnya negara dan masyarakat, diawali dari kehancuran penegakkan hukum. Untuk itulah Allah selalu menegaskan bahwa proses hukum diawasi oleh Allah.

Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu. (Al-Anbiya: 78)

Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman (tentang hukum yang lebih tepat);  dan kepada masing-masing Kami memberikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya. (Al-Anbiya: 79)

Bila proses hukumnya untuk menegakkan kebenaran, maka Allah membimbing para penegak hukum dengan hikmah dan ilmu yang datang dari sisi Allah, sehingga hasil keputusannya dirasakan oleh semua pihak penuh dengan keadilan dan kasih sayang.



Kisah di Al-Qur'an, Allah Membersamai Manusia Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Al-Qur'an memuat banyak kisah, dari level bang...

Kisah di Al-Qur'an, Allah Membersamai Manusia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Al-Qur'an memuat banyak kisah, dari level bangsa, kaum, suku, komunitas,  keluarga hingga perorangan. Semua persoalan dan solusi level dari negara hingga perorangan dipaparkan.

Al-Qur'an memuat kisah dari sosok nabi hingga orang soleh. Apakah Allah membedakan mereka dalam menolong, melindungi dan membimbingnya?

Allah berkisah tentang perjalanan mukminin, munafikin hingga kafirin. Agar jelas bagaimana liku-liku dan akhir kehidupannya di dunia dan akhirat. 

Al-Qur'an berkisah dari sosok penguasa, pejabat negara, intelektual, yang kaya dan miskin. Ayah, ibu, paman, saudara kandung, sepupu, anak, menantu dan dan juga kaumnya. Al-Qur'an sangat komprehensif memaparkan hubungan interaksi manusia.

Fragmen yang dimunculkan pun sangat beragam. Satu kisah nabi dan rasul terdiri dari beragam fragmen dan dialog. Setiap fragmen berbicara kepada hati, akal, realita dan peristiwa yang dilalui. Juga, tantangan dan solusinya.

Jadi, tak ada celah yang terlupakan dan terlewatkan. Tak ada bagian sedikit pun yang tidak terbimbing. Tak ada sisi yang membuat akal dan hati berjalan sendirian untuk memahami sesuatu. Al-Qur'an senantiasa membersamai dan membimbing akal, hati dan liku-liku perjalanan ini.

Ragam kisah-kisah dalam Al-Qur'an menunjukkan bahwa Allah senantiasa hadir dalam seluruh kehidupan manusia. Dari pernak pernik hati hingga pernak-pernik kehidupan. Dari persoalan pribadi hingga kekuasaan.



Diilhamkan Allah dalam Tataran Taktis Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagaimana menghadapi pemburuan Firaun dan bala tentaranya yang ...

Diilhamkan Allah dalam Tataran Taktis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Bagaimana menghadapi pemburuan Firaun dan bala tentaranya yang memiliki program membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir? Allah mengilhamkan ibunda Musa agar menghanyutkan bayinya ke sungai Nil. Setelah itu, apa yang akan terjadi? Allah yang mengurusnya.

(yaitu), letakkan dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (Tahaa: 39)

Nabi Nuh menghadapi permusuhan dari kaumnya selama 950 tahun. Bagaimana menghadapi tantangan ini? Allah mengilhamkannya untuk membuat kapal. Bagaimana Nabi Nuh bisa membuat kapal? Allah yang membimbing dan mengawasinya.

Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah Anda berbicara dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sebenarnya mereka itu akan ditenggelamkan." (Hud:37)

Dan dimulainya dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, "Jika kamu menonton kami, maka kami (pun) akan menontonmu sebagaimana kamu menonton (kami). (Hud: 38)

Allah membimbing Nabi Dawud bagaimana bisa melunakan besi. Allah   membimbingnya juga bagaimana besi yang dilunakan bisa dibuat baju besi dan anyaman untuk segala kebutuhan manusia.

Dan sungguh, Telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami. (Kami berfirman), "Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud," dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (Saba: 10)

(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Saba: 11)

Bagaimana agar Allah mengilhamkan beragam solusi? Hanya mengambil peran sebagai pewaris para nabi dan rasul.

Al-Qur'an penuh dengan Kegembiraan dan Hiburan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah kancah perjuangan hanya memuat keseriusan?...

Al-Qur'an penuh dengan Kegembiraan dan Hiburan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Apakah kancah perjuangan hanya memuat keseriusan? Apakah langkah perbaikan itu hanya memuat liku-liku beratnya beban dan kesedihan? Ternyata perjuangan lebih banyak dipenuhi dengan relaksasi dan imajinasi yang menghibur dan mengembirakan.

Bukankah perjuangan membutuhkan energi jangka panjang? Perjalanan membutuhkan bahan bakar dan baterai energi yang senantiasa tersedia kapanpun dan dimana pun diperlukan? Al-Qur'an menyediakan suplai energi jiwa, akal dan hati yang berlimpah yang terus terbarukan.

Dua pertiga isi Al-Qur'an adalah kisah. Artinya, Al-Qur'an lebih banyak muatan hiburannya dari pada keseriusannya. Lebih banyak kegembiraan dan keceriaan. Lebih banyak mengisi jiwa dengan energi kebahagiaan daripada menguras energi kelelahan.

Isi Al-Qur'an sangat banyak dipenuhi fenomena alam semesta, dari hamparan bumi hingga keindahan langit. Dari keindahan daratan hingga luasnya lautan. Dari gunung hingga pantai. Dari tumbuhan hingga hewan. Dari hujan hingga hangatnya matahari.

Isi Al-Qur'an penuh dengan fenomena surga. Kebun yang rindang dan banyak buahnya. Di sela-selanya mengalir sungai. Fenomena alam yang lembah-lembahnya dialiri sungai. Makanan dan minuman. Rumah, tempat duduk,  tidurnya dan perabotan rumahnya.

Isi Al-Qur'an banyak memuat janji-Nya akan kekuasaan dan kemenangan. Yang tertindas akan menjadi penguasa. Yang berjuang akan ditolong dan dimenangkan. Kezaliman dan pengrusakan akan dilenyapkan. Bukankah ini keoptimisan yang penuh kepastian?

Al-Qur'an banyak memuat kisah-kisah bahwa akhir yang baik hanya bagi yang beriman dan bertakwa. Banyak pertolongan dan bimbingan di saat kesulitan menghimpit. Sehingga tak berputus asa akan rahmat dan ampunan Allah. Al-Qur'an itu penuh limpahan kegembiraan dan hiburan yang tak terbatas dan selalu terbarukan

Cara Allah Berkisah Kepada Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kapan Allah berkisah kepada Rasulullah saw? Berkisah untuk ...

Cara Allah Berkisah Kepada Rasulullah saw

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kapan Allah berkisah kepada Rasulullah saw? Berkisah untuk menyiapkan menghadapi sebuah peristiwa yang akan terjadi dan saat peristiwa itu terjadi. Allah membekali Rasulullah saw sangat sempurna sehingga benar dan teguh dalam bersikap.

Kisah Nabi Yusuf dikisahkan sebelum Rasulullah saw berhijrah. Allah menceritakan bagaimana perjalanan seorang remaja yang dimusuhi oleh saudara-saudaranya dengan dimasukkan ke dalam sumur di Palestina bisa menjadi seorang pembesar istana di Mesir. Bukankah liku-likunya antar negara dan benua?

Kisah Nabi Musa dari bayi, pemuda, dan dewasa yang selalu diburu untuk dibunuh oleh Firaun, namun bisa selamat. Bahkan kembali ke Mesir dari Madyan langsung ke Istana menghadapi Firaun. Lalu, hancurlah mereka yang memburu Nabi Musa. Kisah ini tuntas diceritakan selama Rasulullah saw melakukan perjalanan hijrah.

Apa yang dikisahkan Allah selalu sama dengan apa yang akan dan sedang dihadapi Rasulullah saw. Ini bukti bahwa Allah selalu membersamai Rasulullah saw, juga Maha Mengetahui yang dibutuhkan oleh Rasulullah saw. Sebab, perjalanan para Nabi dan Rasul adalah sama.

Bagaimana cara Allah berkisah? Ada kisah di dalam kisah. Seperti kisah Ibunda Musa. Allah sedang berkisah kepada Rasulullah saw tentang keteguhan Nabi Musa.  Bagaimana Nabi Musa bisa teguh menghadapi Firaun? Allah pun mengkisahkan Nabi Musa tentang perjalanan ibundanya sendiri. Allah meneguhkan Rasulullah saw dengan kisah yang berlapis. Kisah ini ada dalam surat Taha. 

Kisah Ibunda Musa juga dikisahkan secara tunggal. Tidak dikaitkan dengan kisah lainnya. Seperti kisah Ibunda Musa dalam awal surat Al-Qasas. Kisah ini hanya untuk Rasulullah saw saja.

Banyak kisah yang seolah-olah muncul secara tiba-tiba. Sepertinya tak berkaitan. Padahal kisah itu untuk meneguhkan dan memaparkan agar menyentuh hati, kesadaran dan pemahaman yang mendalam.

Kisah Ibunda Musa, Cara Allah Mengokohkan Keyakinan akan Pertolongan-Nya Oleh: Nasrulloh Baksolahar Nabi Musa baru saja diberika...

Kisah Ibunda Musa, Cara Allah Mengokohkan Keyakinan akan Pertolongan-Nya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Nabi Musa baru saja diberikan wahyu oleh Allah dalam perjalanan dari Madyan ke Mesir. Allah memperlihatkan bekal kemukjizatan pada Nabi Musa berupa tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang bercahaya putih.

Setelah diberi bekal tersebut, Allah memerintahkannya untuk mendatangi istana Firaun untuk berdakwah. Meluruskan kesalahan Firaun. Namun, masih ada keraguan. Bagaimana mungkin lari dari Mesir lalu kembali dengan langsung menghadapi Firaun?

Di saat keraguan tersebut, Allah mengingatkan liku-liku kehidupan Nabi Musa di saat kecil. Perjalanan ibunda Musa saat menghanyutkannya ke sungai yang baru saja terjadi yang amat dekat dengannya. Kisah ini diabadikan dalam surat Tahaa ayat 37-40,

Dan sungguh, Kami telah memberikan nikmat kepada Anda pada kesempatan yang lain (sebelum ini), (37)

(yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan, (38)

(yaitu), letakkan dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (39)

(Yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu dia berkata (kepada keluarga Fir'aun), 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?' Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hati dan tidak bersedih hati. (40)

Dalam kisah tersebut, Allah yang merancang semua perjalanan hidup. Merancang semua takdir. Selalu membersamai hamba-Nya. Jadi, mengapa harus takut dengan Firaun? Akhirnya Nabi Musa pun dengan keyakinan kuat melangkahkan kaki menuju istana Firaun.

Mental Bertempur Yahudi dari Era Nabi Musa Hingga Rasulullah saw Oleh: Nasrulloh Baksolahar Al-Qur'an menggambar mental bert...

Mental Bertempur Yahudi dari Era Nabi Musa Hingga Rasulullah saw


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Al-Qur'an menggambar mental bertempur Yahudi dari masa ke masa. Baik di era nabi Musa, maupun di era sesudah Nabi Musa yang nabinya diutus khusus di kalangan mereka sendiri. Begitu pula di era Nabi Muhammad saw.

1. Di era Nabi Musa, mereka diperintahkan untuk menyerbu negri yang telah dijanjikan (di era tersebut), namun saat melihat penduduk negri tersebut, mereka ketakutan luar biasa sehingga tidak berani memasukinya. Ini terungkap dalam surat Al-Maidah ayat 22-24.

Mereka berkata, "Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk." (Al-Maidah: 22)

Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu benar-benar orang-orang beriman." (Al-Maidah: 23)

Mereka berkata, "Wahai Musa! Sampai kapanpun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja." (Al-Maidah: 24)


2. Di era sesudah nabi Musa, di saat longgar mereka bersemangat untuk berperang. Namun, di saat melihat kekuatan musuhnya, hanya sedikit yang mau berperang bersama pemimpinnya.

Tidakkah kamu memperhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, "Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami akan berperang di jalan Allah." Nabi mereka menjawab, "Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang di jalan Allah?" Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak mau berjuang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Tetapi ketika perang itu diwajibkan mereka, mereka pun berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 246)


3. Di era Nabi Muhammad, Yahudi selalu mengejek kemenangan pertempuran Rasulullah saw atas musyrikin Quraisy.  Mereka menganggap Musyrikin Quraisy tidak sehebat mereka. Namun, saat mereka dikepung oleh Rasulullah saw, mereka memilih menyerah.

Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung halamannya pada saat pengusiran yang pertama.  Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang bukan mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka; sehingga mereka menghancurkan rumah-rumah mereka dengan tangan sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan! (Al-Hasyr: 2)

Apakah kelemahan mental bertempur Yahudi hanya di era diutusnya para Nabi? Mental seperti ini akan terus berulang hingga akhir zaman. Karena seperti itulah DNAnya Yahudi.

Perjalan Firaun, Haman dan Qarun Oleh: Nasrulloh Baksolahar Al-Qur'an menyebut Firaun, Haman dan Qarun secara bersamaan di d...

Perjalan Firaun, Haman dan Qarun

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Al-Qur'an menyebut Firaun, Haman dan Qarun secara bersamaan di dua surat yang berbeda. Bila ketiga kekuatan ini bergabung, sangat kuatlah kedudukannya. Tak ada bisa yang mengoyangkannya. Tak ada yang bisa melemahkannya.

Firaun sosok pemegang hukum tertinggi. Ucapannya adalah hukum tertinggi. Tak ada yang bisa membantahnya. Oleh sebab itu, dia butuh "gelar" tuhan agar seluruh sistem hukum dan kekuasaan di bawah kendalinya.

Haman adalah sosok eksekusi yang paling pawai, kejam dan menghalalkan semua cara untuk mewujudkan hukum Firaun. Seluruh struktur jabatan, dan orang yang memangku jabatan, berada dalam wewenangnya. Seluruh sumber daya dan infrastruktur dibawah kendalinya.

Qarun adalah sosok yang menggali, menyediakan dan mendistribusikan seluruh sumber daya dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mewujudkan perintah Firaun. Bagaimana agar yang lain mau menghamba jadi budak penguasa? Cukup memamerkan kekayaannya.

Firaun dan Haman tokoh dari bangsa Mesir. Qarun tokoh dari bani Israel. Mereka menggengam kekuasaan, jabatan dan kekayaan. Namun, ketiganya memiliki sikap yang sama terhadap Nabi Musa, yaitu Musa itu penyihir dan pendusta. Mereka pun melakukan tindakan yang sama, yaitu kesewenangan, kezaliman dan permusuhan.

Para pelaku kezaliman akan selalu bertemu sesama mereka, meskipun berlainan negri dan suku bangsa. Meskipun berbeda kekuatannya. Oleh karena Al-Qur'an menyamakan dan mensejajarkan Firaun, Haman dan Qarun.

Faktor penyebab kezaliman  di antaranya adalah kekuasaan, harta, kedudukan dan jabatan. Namun, titik temu semua itu adalah akibat yang ditimbulkannya, yaitu kezaliman. Bagaimana akibat yang ditanggung mereka?

dan (juga) Karun, Fir'aun dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah). (Al-Ankabut: 39)

Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. (Al-Ankabut: 40)



Kisah Al-Qur'an, Mengapa Terfokus di Syam, Jazirah Arab dan Mesir? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Kisah-kisah di Al-Qur'an k...

Kisah Al-Qur'an, Mengapa Terfokus di Syam, Jazirah Arab dan Mesir?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Kisah-kisah di Al-Qur'an kebanyakan mengkisah peristiwa di Syam, Jazirah Arab dan Mesir. Bukankah banyak peristiwa di belahan bumi lain? Bukankah setelah banjir di era Nabi Nuh, manusia menyebar ke seluruh bumi?

Apakah Allah tidak mengetahui peradaban lainnya? Allah selalu menjelaskan bahwa peradaban masa lalu lebih besar kekuatan dan kekuasaannya. Lebih besar sumberdaya dan kekayaan yang dimilikinya. Sekarang, adakah negara sebesar dan sekuat yang telah dicapai oleh Babilonia, Romawi, Mesir dan Islam? 

Bukankah sejarah peradaban yang ditulis oleh manusia pun di era sekarang pun hanya berkutat di Syam, Jazirah Arab dan Mesir juga? Bukankah hingga kini, mata dunia, mata pena, hiruk pikuk dunia dan suasana kejiwaan dunia terfokus di tempat ini juga?

Semua peradaban akan tumbuh dan berkembang. Semua peradaban mengikuti pola yang sama. Semua peradaban akan bergerak dari lemah menuju kuat, lalu hancur. Peradaban mana yang telah melalui seluruh siklus ini? 

Saat belahan dunia lain masih sunyi senyap. Saat belahan dunia lain baru memulai perjalanannya, peradaban di wilayah Syam, Jazirah Arab dan Mesir telah mencapai kematangannya. Bahkan, sudah ada yang hancur. Ada yang meninggal jejak, ada juga yang tenggelam, hanya menyisakan legenda dan mitos saja.

Peradaban selanjutnya, hanya akan memulai, menjalani dan berprestasi seperti apa yang telah dicapai oleh peradaban tertinggi pada masa lalu. Maka peradaban di Syam, Jazirah Arab dan Mesir, bisa menjadi pelajaran bagi setiap peradaban yang telah ada dan yang akan muncul.

Al-Qur'an merekam seluruh perjalanan peradaban tersebut. Allah mengabadikannya dengan otentik dan benar. Allah "menyalinnya" dari Lauhul Mahfudz dan catatan para malaikat-Nya. Agar, sejarah yang diungkapkan adalah fakta nyata, bukan legenda dan mitos. Agar manusia bisa langsung menikmatinya tanpa harus berupaya keras yang melelahkan untuk bisa merangkai sebuah kisah dan sejarah.


Kisah Qarun dalam Al-Qur'an  Allah menjelaskan jati diri Qarun dalam surat Al-Qasas ayat 76-83,  Sesungguhnya Karun termasuk...

Kisah Qarun dalam Al-Qur'an 

Allah menjelaskan jati diri Qarun dalam surat Al-Qasas ayat 76-83, 

Sesungguhnya Karun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaraan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. 

(Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri." (76)

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (77)

Dia (Karun) berkata, "Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka. (78)

Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, "Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar." (79)

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, "Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar." (80)

Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. (81)

Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu berkata, "Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya).

Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)." (82)

Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik)1 itu bagi orang-orang yang bertakwa. (83)

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Qur'an (246) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (230) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) Kisah Para Nabi dan Rasul (368) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (70) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (210) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (247) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (445) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (184) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (205) Sirah Sahabat (125) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (136) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)