basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Rakyat Eropa Terus Menyuarakan Palestina Oleh: Nasrulloh Baksolahar Dukungan terhadap rakyat Palestina terus menggema dari berba...

Rakyat Eropa Terus Menyuarakan Palestina
Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Dukungan terhadap rakyat Palestina terus menggema dari berbagai penjuru Eropa. Sekelompok aktivis internasional, termasuk aktivis iklim terkemuka Greta Thunberg, tengah bersiap memulai pelayaran dari Italia selatan menuju Jalur Gaza. Tujuan mereka jelas: menembus blokade Israel sebagai bentuk perlawanan moral terhadap ketidakadilan.

Dalam pernyataannya, Thunberg menegaskan, "Kami melakukan ini karena, tidak peduli apa pun rintangan yang kami hadapi, kami harus terus mencoba. Saat kita berhenti mencoba, itulah saat kita kehilangan kemanusiaan kita. Dan seberbahaya apa pun misi ini, itu tidak sebanding dengan bahaya dari keheningan dunia terhadap genosida yang disiarkan langsung."

Di Inggris, lebih dari 300 tokoh publik—termasuk musisi, aktor, akademisi, hingga mantan hakim agung—menandatangani petisi terbuka yang menuding pemerintah Inggris turut bertanggung jawab atas kekerasan terhadap warga Gaza. Petisi yang diprakarsai oleh organisasi kemanusiaan Choose Love ini menyatakan bahwa Inggris “tidak dapat lagi memandang penderitaan Gaza sebagai bencana sambil tetap memasok senjata kepada Israel.”

Gelombang simpati juga terlihat dari dunia olahraga. Para pendukung klub sepak bola Paris Saint-Germain (PSG), misalnya, menunjukkan solidaritas mereka dalam final Liga Champions di Munich. Mereka turun ke jalan sambil meneriakkan, "Kami semua adalah anak-anak Gaza," sebagai seruan moral mendukung rakyat Palestina.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: Mengapa dukungan rakyat Eropa terhadap Palestina begitu kuat dan konsisten? Apa yang melandasi sikap mereka?

Sahabat Nabi, Amr bin al-Ash—yang pernah lama berinteraksi dengan bangsa Eropa, baik sebelum maupun sesudah masuk Islam, dalam konteks diplomasi maupun peperangan—pernah mengungkapkan karakter dasar mereka sebagai berikut:

1. Mereka adalah orang-orang paling tabah dalam menghadapi cobaan.


2. Mereka cepat pulih dan bangkit dari musibah.


3. Mereka tidak tinggal diam ketika terdesak; mereka berani menyerang balik.


4. Mereka memiliki kepedulian besar terhadap anak yatim, kaum miskin, dan orang-orang lemah.


5. Mereka teguh dalam melawan tirani dan segala bentuk kezaliman.



Karakter-karakter inilah yang menjadikan sebagian rakyat Eropa berani bersuara lantang menentang ketidakadilan global. Boleh jadi, karena menyaksikan keteguhan dan perjuangan rakyat Palestina, mereka semakin dekat dengan nilai-nilai universal yang juga dijunjung tinggi dalam Islam: keadilan, keberanian, dan kepedulian terhadap sesama. Tak heran jika sebagian di antara mereka akhirnya memilih untuk memeluk Islam—agama yang tidak hanya mengajarkan ketundukan kepada Tuhan, tetapi juga keberpihakan kepada yang lemah.

Makna Pemboman bagi Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar Serangan udara yang dilancarkan penjajah Israel telah menewaskan ...

Makna Pemboman bagi Penjajah Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Serangan udara yang dilancarkan penjajah Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 rakyat Palestina dan melukai lebih dari 100.000 lainnya. Mereka menghancurkan gedung-gedung, rumah sakit, tempat pengungsian, hingga lahan pertanian. Namun, apa sebenarnya hasil dari semua pemboman itu?

Ternyata, kehancuran tersebut bukan hanya menimpa rakyat Palestina, tetapi juga kembali menghantam jiwa tentara Israel sendiri. Kekejaman terhadap anak-anak dan wanita bertentangan dengan suara hati nurani mereka. Pemandangan kehancuran total telah menciptakan trauma mendalam dan horor yang sulit dilupakan. Akibatnya, banyak dari mereka memilih mengundurkan diri dan menolak kembali berperang di Gaza.

Namun di tengah kerusakan mental itu, mereka tetap dipaksa masuk ke wilayah konflik. Apakah mungkin bisa meraih kemenangan dalam kondisi kejiwaan seperti itu? Menjalani hidup normal saja tidak mampu, apalagi harus berperang menghadapi musuh yang tangguh dan tidak pernah menyerah.

Kehancuran mental tersebut melahirkan tindakan serampangan: pemboman dan tembakan yang tidak terukur dan membabi buta. Seperti orang yang kehilangan akal, mereka menembak ke segala arah tanpa kendali. Akibatnya, banyak tentara Israel justru tertembak oleh rekannya sendiri dalam kekacauan pertempuran.

Riset dari media penjajah Israel sendiri menunjukkan bahwa banyak sandera justru tewas akibat bom-bom udara yang diluncurkan oleh pesawat Israel. Lalu, untuk apa semua ini? Apa manfaat sebenarnya dari pemboman brutal yang tak mengenal batas itu?

Bahkan data intelijen Israel menyatakan bahwa meski Gaza dibombardir setiap hari dengan ratusan sasaran, jumlah pejuang Palestina justru terus bertambah. Infrastruktur perlawanan masih berdiri kokoh. Mereka tidak goyah, bahkan semakin terorganisir dan berdaya tahan tinggi.

Karena itu, setiap bom yang dijatuhkan di Gaza bukanlah langkah menuju kemenangan bagi penjajah, melainkan tambahan beban kehancuran bagi diri mereka sendiri—baik secara militer, psikologis, maupun diplomatik. Setiap bom adalah kehilangan, dan setiap serangan adalah pelemahan.

Lihatlah ke panggung olahraga dan seni dunia: suara-suara pembelaan terhadap Palestina semakin nyaring, bendera Palestina dikibarkan di stadion, konser, dan forum-forum internasional. Dunia semakin terbuka matanya, dan penjajah semakin kehilangan dukungan global.

Menghalangi Kepergian ke Ka'bah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Musyrikin Quraisy pernah menghalangi Rasulullah saw. dan para sah...

Menghalangi Kepergian ke Ka'bah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Musyrikin Quraisy pernah menghalangi Rasulullah saw. dan para sahabat yang hendak melaksanakan umrah dari Madinah ke Mekah. Meski beberapa utusan Quraisy memastikan bahwa perjalanan itu murni demi ibadah, mereka tetap bersikeras melarang kaum Muslimin memasuki Mekah. Dari ketegangan inilah lahir Perjanjian Hudaibiyah. Apakah sejarah semacam ini tidak terulang?

Pada tahun 1187, di masa Perang Salib, Raynald dari Chatillon berulang kali menyerang jamaah haji yang melintas di sekitar Yerusalem. Ia tidak hanya menjarah dan membunuh mereka, tetapi bahkan mengancam akan menyerang Ka'bah dan menghancurkan Tanah Suci Mekah.

Lima abad kemudian, pada tahun 1502, Raja Manuel I dari Portugis mengirim Vasco da Gama ke India dengan armada besar. Misinya bukan sekadar penjelajahan, tetapi juga untuk memperkuat dominasi Portugal dan menyingkirkan pedagang Muslim dari jalur perdagangan utama.

Dalam pelayarannya yang kedua, da Gama melakukan kekejaman brutal: menyerang kapal-kapal dagang Muslim, menghancurkan pelabuhan di sepanjang pantai timur Afrika, bahkan membakar sebuah kapal yang penuh dengan jamaah haji, menewaskan ratusan penumpang tak berdosa.

Tahun 1566, Sultan Alauddin dari Aceh menulis surat kepada Sultan Sulaiman dari Turki Utsmani, memohon bantuan atas gangguan Portugis yang semakin masif. Dalam suratnya, Sultan Alauddin mengadukan bahwa Portugis bukan hanya menghalangi jalur haji, tetapi juga menangkap dan memperbudak para jamaah, serta menenggelamkan kapal-kapal mereka.

"Demi Allah dan Nabi Muhammad, tolonglah kami dan jamaah haji dalam perjalanan ke Mekah sebelum kekuatan Portugis datang," tulisnya.

Kini, di era modern, sejarah itu tampaknya kembali terulang. Israel melancarkan serangan udara ke Yaman untuk menghancurkan pesawat yang akan digunakan para jamaah haji. Di Tepi Barat, sebuah bus rombongan haji dihancurkan dengan sengaja oleh kendaraan militer Israel, bahkan dua jamaah ditangkap.

Sejarah mencatat akibat dari kezaliman seperti itu. Musyrikin Quraisy dikalahkan dalam peristiwa Fathu Makkah. Tentara Salib tumbang dalam Perang Hittin. Portugal takluk oleh Inggris dalam pertempuran laut di Suvali, India, pada 29 November 1612.

Bagaimana dengan Israel? Kekalahan mereka pun hanya tinggal menunggu waktu. Sebab siapa pun yang menghalangi perjalanan ke Ka'bah, akan menanggung akibat yang sama seperti para pendahulunya.

Perang Tanding yang Diabadikan dalam Al-Qur’an Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pertempuran antara Daud dan Jalut adalah satu-satunya ...


Perang Tanding yang Diabadikan dalam Al-Qur’an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Pertempuran antara Daud dan Jalut adalah satu-satunya perang tanding satu lawan satu yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Peristiwa ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi titik balik peradaban—suatu momentum yang terus berulang dalam berbagai bentuk sepanjang zaman.

> “Maka mereka (pasukan Thalut) mengalahkan mereka (pasukan Jalut) dengan izin Allah, dan Daud membunuh Jalut, lalu Allah memberinya kerajaan dan hikmah, dan mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Kalau bukan karena Allah menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Akan tetapi Allah memiliki karunia atas seluruh alam.”
(QS. Al-Baqarah: 251)



Titik Balik Sejarah

Mengapa peristiwa ini besar? Karena inilah momen pembebasan Bani Israil dari keterpurukan sejarah panjang mereka, sejak mereka menolak memasuki Palestina di masa Nabi Musa. Penolakan itu membuat mereka terlunta-lunta di padang Sinai, menanti pemimpin dan nabi baru.

Pertempuran ini juga luar biasa karena bertentangan dengan logika umum: yang kecil mengalahkan yang besar, yang sederhana menundukkan yang kuat, dan yang tak bersenjata berat mampu merobohkan yang bersenjata lengkap.

Kekuatan Jalut, Keperkasaan yang Dihancurkan

Jalut adalah prajurit elit tanpa tanding. Ia mengenakan baju zirah tembaga seberat 57 kg, melindungi tubuh atasnya dari senjata tajam mana pun. Ketopong tembaganya menjaga kepala dari serangan langsung. Ia dipersenjatai dengan tombak besar yang ujung besinya mencapai 7 kg—cukup untuk menembus zirah mana pun. Selain itu, ia membawa pedang dan perisai kecil, menjadikannya berbahaya baik dalam serangan jarak jauh maupun dekat.

Namun, ternyata lawan yang dihadapinya tak terduga: seorang pemuda gembala, lincah, cepat, dan sangat terampil menggunakan umban—alat pelempar batu. Dengan satu lemparan, sebutir batu melesat ke arah dahi Jalut, satu-satunya titik lemah yang tak tertutup zirah. Batu itu menghantam tepat sasaran, dan Jalut pun roboh.

Hukum Abadi: Yang Zalim Pasti Tumbang

Apakah peristiwa ini hanya berlaku di era Daud dan Jalut? Tidak. Ini adalah hukum abadi Tuhan: bahwa kezaliman, sekuat apa pun, pasti akan tumbang, dan yang lemah secara duniawi bisa menang dengan iman dan keberanian.

Hari ini, kita menyaksikan ulang kisah itu. Penjajah Israel, dengan sistem pertahanan canggih seperti Iron Dome, David’s Sling, dan THAAD bantuan Amerika, tak mampu membendung serangan roket dari pejuang Gaza, Yaman, dan Lebanon.

Tank-tank baja, kendaraan militer, dan buldoser lapis baja yang dilengkapi sistem perlindungan otomatis, dihancurkan oleh senjata panggul Yasiin 105 milik pejuang Palestina.

Allah Swt menghadirkan para pejuang Palestina sebagai sosok Daud zaman ini, untuk menegaskan firman-Nya yang kekal:

> "Kalau bukan karena Allah menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini."
(QS. Al-Baqarah: 251)

Bangsa Penjajah yang Pernah Dijajah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Karakter penjajah dari masa ke masa ternyata tidak berubah. Meski...


Bangsa Penjajah yang Pernah Dijajah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Karakter penjajah dari masa ke masa ternyata tidak berubah. Meskipun pelakunya berasal dari bangsa yang berbeda dan hidup dalam zaman yang berjauhan, wataknya tetap sama: kezaliman dan perusakan. Lihatlah Firaun, Nebukadnezar, hingga bangsa-bangsa Eropa saat menjajah wilayah lain—semuanya menunjukkan sifat yang serupa.

Lalu bagaimana jika bangsa penjajah itu dulunya pernah dijajah, bahkan pernah memimpin peradaban dunia? Ternyata, pengalaman masa lalu tidak serta-merta mengubah watak penjajahan. Mereka tetap membawa luka sejarahnya, namun kini menimpakannya pada bangsa lain.

Ambil contoh Israel. Saat ini, dunia menyaksikan bagaimana mereka melakukan genosida terhadap bangsa Palestina: pengeboman setiap hari, pembunuhan, penghancuran pemukiman, pelarangan bantuan kemanusiaan, hingga penyiksaan brutal di penjara. Kezaliman ini berlangsung terang-terangan di depan mata dunia.

Ironisnya, Israel adalah bangsa yang sejarahnya dipenuhi luka akibat penindasan. Mereka pernah mengalami genosida pada masa Firaun, Nebukadnezar, Heraklius, Ferdinand-Isabel, hingga terakhir di tangan Nazi di Eropa. Mereka pernah terusir dari berbagai wilayah, dan kini mereka yang mengusir rakyat Palestina secara paksa ke kamp-kamp pengungsian dan negara lain, dengan kekerasan dan penindasan.

Bukankah mereka yang pernah merasakan pedihnya genosida? Bukankah mereka yang setiap tahun memperingati tragedi Holocaust dengan penuh kesedihan dan perenungan? Mengapa kini mereka justru melakukan hal yang sama terhadap bangsa lain—hal yang seharusnya mereka pahami sebagai luka yang tak patut diwariskan?

Bani Israil, yang merupakan bangsa paling banyak menerima para nabi dan rasul, dahulu pernah menjadi pusat peradaban ketika kitab sucinya dijadikan pedoman hidup. Namun kini, mengapa justru berubah menjadi bangsa yang tampak tak lagi membawa nilai-nilai wahyu? Mengapa mereka melakukan kejahatan kemanusiaan seolah-olah tidak pernah menerima bimbingan langit?

Sejarah dan pengalaman masa lalu ternyata tidak cukup untuk mencegah seseorang atau sebuah bangsa dari mengulangi keburukan yang sama. Ketika nafsu penjajahan menguasai, maka nurani pun dibungkam. Luka sejarah pun berubah menjadi senjata untuk melukai yang lain.

Huru-Hara Hari Kiamat di Dunia Bisnis Oleh: Nasrulloh Baksolahar Huru-hara diartikan sebagai kekacauan besar yang melanda secara...


Huru-Hara Hari Kiamat di Dunia Bisnis

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Huru-hara diartikan sebagai kekacauan besar yang melanda secara umum. Dalam kondisi ini, tidak ada lagi pola yang terstruktur dan logis. Segala sesuatu menjadi serba tak menentu. Struktur yang sebelumnya mapan dan stabil tiba-tiba runtuh. Semuanya berubah dengan sangat cepat—secepat apa yang dipikirkan dan diciptakan oleh manusia.

Namun, benarkah huru-hara hari Kiamat hanya dimaknai sebagai kehancuran alam semesta, yang ditandai dengan perubahan arah lintasan matahari, dari timur ke barat, lalu bergeser dari barat ke timur?

Ataukah hanya terbatas pada kisah pertempuran Armagedon, ketika "golongan putih" yang dipimpin Imam Mahdi melawan "golongan hitam" di bawah komando Dajjal—perang besar berskala global yang melibatkan banyak bangsa?

Sesungguhnya, huru-hara bisa terjadi dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk dunia bisnis. Dalam terminologi modern, huru-hara semacam ini disebut sebagai disrupsi: perubahan drastis yang mengganggu tatanan atau model bisnis yang telah lama mapan.

Mengapa disrupsi bisa terjadi?
Karena inovasi atau perubahan mendasar muncul dan menggantikan cara lama dalam menjalankan bisnis. Pelaku lama tergeser, struktur pasar berguncang, dan cara-cara baru bermunculan sebagai norma baru.

Contohnya sangat nyata. Dahulu, hanya perusahaan besar seperti Blue Bird yang bisa menjalankan layanan transportasi. Kini, siapa saja bisa melakukannya lewat aplikasi seperti Gojek dan Grab.

Bahkan kekacauan politik dan kemanusiaan dapat memicu disrupsi. Genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina, misalnya, telah memicu gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengannya. Di sisi lain, muncul semangat untuk menggunakan produk lokal sebagai bentuk perlawanan ekonomi sekaligus alternatif yang lebih etis.

Lalu, bagaimana menghadapi disrupsi?

Jika dalam narasi hari Kiamat hanya mereka yang beriman yang akan selamat, maka dalam dunia bisnis pun hanya mereka yang memiliki akar nilai, fleksibilitas, dan ketangguhan yang mampu bertahan. Seperti pohon yang dihempas badai: batang dan daunnya bisa rontok, tetapi selama akarnya menghujam ke dalam tanah, ia akan tetap berdiri dan tumbuh kembali.

Pada akhirnya, hanya bisnis yang berakar pada nilai akan tetap hidup meski dunia terus berguncang.

Kemudahan Itu Selalu Tersedia Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah Swt. tidak pernah membebani seseorang melampaui batas kemampuanny...


Kemudahan Itu Selalu Tersedia

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Allah Swt. tidak pernah membebani seseorang melampaui batas kemampuannya. Inilah hukum ilahi yang berlaku secara universal. Karena itu, setiap kesulitan pasti disertai dengan solusi, dan kemudahan selalu tersedia bagi mereka yang mau bersabar dan berjuang.

Allah Swt pun telah menuliskan takdir di Lauhul Mahfudz bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Jadi bila ingin mudah, tempuhlah jalan kesulitan.

Lihatlah kisah Bilal bin Rabah. Ia disiksa dengan kejam: diterlentangkan di bawah terik matahari padang pasir, lalu dibebani batu besar di dadanya. Majikannya berkata dengan angkuh, “Beginilah nasibmu sampai mati, kecuali engkau ingkar kepada Muhammad dan kembali menyembah Latta dan Uzza.” Namun, di puncak penderitaannya, datanglah Abu Bakar untuk membebaskannya. Bantuan itu datang tepat waktu. Inilah bukti bahwa kasih sayang Allah tidak pernah terlambat.

Begitu pula dalam kisah Nabi Musa. Saat beliau berada di titik kelelahan, kelaparan, dan kehausan setelah melarikan diri dari Mesir, datanglah dua putri Nabi Syuaib yang kemudian membawanya kepada ayah mereka. Di balik keterbatasan dan penderitaan, Allah selalu mengirim pertolongan.

Kemudahan dari Allah bukanlah hadiah yang datang tanpa sebab. Ia sering kali “dipancing” melalui pengorbanan, keberanian mengambil risiko, dan kesungguhan dalam perjuangan. Karena itu, Allah menegaskan dalam Al-Qur'an:

> "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
(QS. Al-Baqarah: 286)



Dan dalam surat yang lain:

> “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)



Maka, siapa yang ingin meraih kemudahan, harus berani menempuh jalan kesulitan. Rasulullah saw. dan para sahabat hijrah ke Madinah meninggalkan harta dan keluarga mereka. Mereka bahkan dikejar untuk disiksa dan dibunuh. Namun, di balik jalan yang berat itu, Allah bukakan pintu kemudahan yang luar biasa: terbentuknya masyarakat Madinah yang kuat, merdeka, dan beriman.

Kemudahan tidak datang kepada orang yang mencari jalan pintas atau menghindari tanggung jawab. Allah Swt. berfirman:

> “Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki dan sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?”
(QS. Al-Balad: 11–12)



Jalan yang mendaki adalah jalan kebajikan dan perjuangan. Jalan ini mengharuskan seseorang mengambil tanggung jawab yang melebihi batas nyamannya. Tapi di situlah letak kunci kekuatan sejati: kemampuan akan tumbuh ketika kita berani melangkah lebih jauh daripada batas kita hari ini.

Lihatlah para Nabi: Nabi Ibrahim diuji saat menghadapi Namrud; Nabi Musa dan Harun menghadapi Firaun; para Rasul lainnya menghadapi penentangan keras dari kaumnya. Dan mukjizat—kemudahan terbesar dari Allah—turun justru pada saat mereka mencapai puncak tantangan.

Salah satu bentuk tertinggi dari jalan yang sukar adalah jihad, baik dalam arti luas—berjuang menegakkan kebenaran—maupun dalam bentuk pertahanan diri dari penindasan. Di jalan jihad, umat Islam menanggung beban yang melebihi kemampuan manusia biasa. Namun, di situlah peran Allah hadir: Dia yang akan menyelesaikan apa yang tak mampu kita selesaikan sendiri.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (356) Al-Qur’an (3) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (249) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (533) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (451) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (486) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (230) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (219) Sirah Sahabat (138) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (142) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)