Menghalangi Kepergian ke Ka'bah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Musyrikin Quraisy pernah menghalangi Rasulullah saw. dan para sahabat yang hendak melaksanakan umrah dari Madinah ke Mekah. Meski beberapa utusan Quraisy memastikan bahwa perjalanan itu murni demi ibadah, mereka tetap bersikeras melarang kaum Muslimin memasuki Mekah. Dari ketegangan inilah lahir Perjanjian Hudaibiyah. Apakah sejarah semacam ini tidak terulang?
Pada tahun 1187, di masa Perang Salib, Raynald dari Chatillon berulang kali menyerang jamaah haji yang melintas di sekitar Yerusalem. Ia tidak hanya menjarah dan membunuh mereka, tetapi bahkan mengancam akan menyerang Ka'bah dan menghancurkan Tanah Suci Mekah.
Lima abad kemudian, pada tahun 1502, Raja Manuel I dari Portugis mengirim Vasco da Gama ke India dengan armada besar. Misinya bukan sekadar penjelajahan, tetapi juga untuk memperkuat dominasi Portugal dan menyingkirkan pedagang Muslim dari jalur perdagangan utama.
Dalam pelayarannya yang kedua, da Gama melakukan kekejaman brutal: menyerang kapal-kapal dagang Muslim, menghancurkan pelabuhan di sepanjang pantai timur Afrika, bahkan membakar sebuah kapal yang penuh dengan jamaah haji, menewaskan ratusan penumpang tak berdosa.
Tahun 1566, Sultan Alauddin dari Aceh menulis surat kepada Sultan Sulaiman dari Turki Utsmani, memohon bantuan atas gangguan Portugis yang semakin masif. Dalam suratnya, Sultan Alauddin mengadukan bahwa Portugis bukan hanya menghalangi jalur haji, tetapi juga menangkap dan memperbudak para jamaah, serta menenggelamkan kapal-kapal mereka.
"Demi Allah dan Nabi Muhammad, tolonglah kami dan jamaah haji dalam perjalanan ke Mekah sebelum kekuatan Portugis datang," tulisnya.
Kini, di era modern, sejarah itu tampaknya kembali terulang. Israel melancarkan serangan udara ke Yaman untuk menghancurkan pesawat yang akan digunakan para jamaah haji. Di Tepi Barat, sebuah bus rombongan haji dihancurkan dengan sengaja oleh kendaraan militer Israel, bahkan dua jamaah ditangkap.
Sejarah mencatat akibat dari kezaliman seperti itu. Musyrikin Quraisy dikalahkan dalam peristiwa Fathu Makkah. Tentara Salib tumbang dalam Perang Hittin. Portugal takluk oleh Inggris dalam pertempuran laut di Suvali, India, pada 29 November 1612.
Bagaimana dengan Israel? Kekalahan mereka pun hanya tinggal menunggu waktu. Sebab siapa pun yang menghalangi perjalanan ke Ka'bah, akan menanggung akibat yang sama seperti para pendahulunya.
0 komentar: