basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Merahasiakan Strategi Pertempuran Oleh: Nasrulloh Baksolahar Ada satu prinsip perang yang senantiasa dijaga oleh Rasulullah ﷺ: k...

Merahasiakan Strategi Pertempuran

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Ada satu prinsip perang yang senantiasa dijaga oleh Rasulullah ﷺ: kerahasiaan. Dalam setiap ekspedisi militer, strategi bukan sesuatu yang diumumkan secara terbuka. Bahkan kepada panglima sekalipun, Rasulullah ﷺ seringkali tidak langsung menyampaikan rencana secara gamblang.

Jika beliau tidak ikut serta dalam ekspedisi, Rasulullah ﷺ akan menitipkan sepucuk surat kepada sang panglima. Namun, surat itu tidak boleh dibuka kecuali setelah dua hari perjalanan. Isinya? Arah gerak pasukan dan strategi pertempuran.

> "Rasulullah ﷺ memberikan surat tertutup kepada pemimpin pasukan dan berkata, 'Jangan engkau buka surat ini kecuali setelah kalian berjalan selama dua hari. Dan ketika engkau membukanya, laksanakanlah perintah yang ada di dalamnya tanpa ragu dan jangan engkau paksa siapa pun untuk ikut bersamamu.'”



Dari sini kita memahami bahwa:

Kerahasiaan total menjaga agar strategi tidak bocor ke musuh.

Ketaatan mutlak dibutuhkan demi menjaga kesatuan dan keberhasilan misi.


Mengapa harus sedemikian rahasia? Karena di Madinah sendiri banyak pihak internal yang berpotensi membocorkan informasi. Abdullah bin Ubay, misalnya, dikenal sebagai pemimpin kaum munafik yang kerap mengkhianati keputusan Rasulullah ﷺ. Ia pernah membocorkan informasi pasukan saat Perang Khaibar, termasuk jumlah pasukan dan arah serangan kepada pihak musuh.

Demikian pula ketika akan terjadi pembebasan Kota Mekah. Salah seorang sahabat yang masih memiliki ikatan kekerabatan dengan kaum Quraisy, mengirimkan surat kepada orang-orang Mekah untuk memperingatkan mereka. Surat itu dibawa oleh seorang wanita dan berhasil dicegat oleh Ali bin Abi Thalib bersama beberapa sahabat. Rasulullah ﷺ menegur sahabat tersebut, tetapi tidak mencabut status keislamannya karena niatnya bukan untuk membocorkan secara penuh, melainkan karena dorongan emosional.

Artinya, bahkan dalam lingkaran sahabat, Rasulullah ﷺ tetap menjaga rahasia perang hanya untuk dirinya. Strategi tidak dibocorkan. Bukan karena tidak percaya, tapi karena amanah strategi bukan milik semua orang.

Jejak Muhammad Al-Fatih

Strategi ini kemudian diteladani oleh Sultan Muhammad Al-Fatih. Ketika pasukannya diberangkatkan, tak satu pun tahu ke mana arah mereka. Bahkan orang-orang kepercayaannya tidak diberi tahu sepenuhnya. Al-Fatih menyimpan rencana dalam hatinya, seolah berkata: “Jika strategi diketahui terlalu banyak orang, musuh pun akan mengetahuinya.”

Bahkan hingga saat Al-Fatih wafat, pasukannya sedang dalam perjalanan menuju sebuah ekspedisi besar. Sejarah mencatat, ekspedisi itu diduga besar mengarah ke Italia, tepatnya ke Roma—simbol utama kekuasaan Kristen Katolik di Eropa. Jika Konstantinopel telah ditaklukkan sebagai pusat Kristen Ortodoks, maka Roma adalah “puncak bukit” berikutnya.

Namun takdir berkata lain. Di tengah perjalanan, Al-Fatih jatuh sakit secara misterius. Ia mengalami demam tinggi di daerah Hünkârçayırı, dekat Gebze, sekitar 50 km dari Istanbul. Beberapa hari kemudian, pada 3 Mei 1481, beliau wafat dalam usia 49 tahun, sebelum sempat membuka secara publik arah pasti pasukannya.

Mengapa Merahasiakan Rencana?

Manshur Abdul Hakim, dalam biografi Khalid bin Walid, menyebutkan bahwa hanya sekali Rasulullah ﷺ mengumumkan rencana perang secara terbuka, yakni pada Perang Tabuk. Itu pun karena sifat ekspedisinya yang jauh dan memerlukan persiapan besar.

Apa hasilnya? Semangat umat untuk berinfak pun luar biasa. Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya. Umar menyerahkan separuh dari kepemilikannya. Utsman membiayai 10.000 pasukan, lengkap dengan 900 unta, 500 kuda pilihan, dan 10.000 dinar.

Namun selebihnya, semua strategi dirahasiakan. Tidak diumumkan. Disampaikan hanya melalui surat kepada panglima.

Khalifah Umar bin Khattab: Teladan Strategi dan Logistik

Umar bin Khattab, sebagai Khalifah, sangat memahami pentingnya kerahasiaan dan kalkulasi logistik. Beberapa prinsip yang beliau terapkan:

1. Tidak Melanjutkan Ekspansi Terlalu Jauh
Setelah kemenangan di Qadisiyah dan Yarmuk, Umar menahan ekspansi ke jantung Romawi dan Persia. Ia lebih memilih konsolidasi dan stabilisasi wilayah.


2. Membagi Pasukan ke Dalam Unit Kecil
Dengan pembagian ini, jika satu unit kalah, unit lain bisa tetap bertahan. Ini strategi saat menghadapi Persia dan Romawi di Syam.


3. Menunda Perang Bila Terjadi Bencana
Saat wabah Tha’un Amwas melanda Syam, Umar menolak masuk ke sana. “Aku lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lain,” kata beliau. Ini bukan sikap pengecut, tetapi hikmah dalam menghadapi musibah.


4. Menghindari Perang Tanpa Perhitungan
Umar tidak memulai peperangan kecuali dengan persiapan matang dan pertimbangan politik yang dalam. Logistik, dukungan rakyat, dan moral pasukan selalu diperhitungkan.



Pandangan Para Pakar Militer Dunia

Kerahasiaan strategi bukan hanya ajaran Islam, tetapi prinsip yang diakui dunia.

> Sun Tzu (Tiongkok) – The Art of War: “Biarkan rencanamu gelap dan tidak bisa ditembus seperti malam; dan ketika kau bergerak, hantam seperti petir.”



> “Segala peperangan didasarkan pada tipu daya.”


> Carl von Clausewitz (Prusia) – On War: “Kejutan adalah akar dari semua operasi militer tanpa terkecuali, meski tingkatannya berbeda-beda.”


> Napoleon Bonaparte: “Rahasia perang terletak pada komunikasi.”


> George Washington: “Bahkan hal-hal kecil pun tidak boleh diungkapkan dalam urusan militer.”



Semua kutipan itu bermuara pada satu hal: rahasia adalah ruh dalam strategi perang.

Kontemplasi

Apa makna dari semua ini bagi kita yang bukan jenderal atau panglima?

Kita mungkin bukan pemimpin pasukan, tetapi hidup ini penuh pertarungan: pertarungan batin, perjuangan dakwah, konflik sosial, bahkan persaingan ide. Dalam semua itu, kita harus belajar menjaga strategi, menahan diri untuk tidak tergesa mengumbar rencana, dan memilih waktu yang tepat untuk bertindak.

Rasulullah ﷺ mengajarkan kehati-hatian, bahkan kepada para sahabat yang paling setia. Bukan karena tidak percaya, tetapi karena strategi harus dijaga dengan amanah.

Sebab terkadang, bukan musuh yang kuat yang membinasakan kita, melainkan lisan dan kelalaian sendiri yang membuka pintu kekalahan.

Wallahu a'lam.

Hanya Jiwa Tauhid yang Bisa Membangun Sejarah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Sejarah lahir dan hidup dari aqidah. Dari kalimat Syaha...

Hanya Jiwa Tauhid yang Bisa Membangun Sejarah


Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Sejarah lahir dan hidup dari aqidah. Dari kalimat Syahadat. Dari iman, Islam dan ihsan. Dari keyakinan dan proses yang benar.

Bukankah kisah para Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an berawal dari menerima risalah ketauhidan? Bukankah perjuangan para Nabi dan Rasul berlandaskan menegakkan ketauhidan?

Adakah yang berorientasi kekuasaan dan kekayaan? Justru, kisah yang berorientasi pada kejayaan, kemenangan, kekuasaan dan kekayaan, menjadi titik awal kehancuran.

Perhatikan perjalanan Bani Israil bersama Nabi Musa dari Mesir, Palestina hingga ke Sinai? Walaupun disisinya terdapat Nabi terbesar Bani Israil, apa yang terjadi? Bani Israil tak bisa meraih mimpinya.

Perhatikan Muslimin di perang Uhud dan Hunain, bukankah hampir menelan kekalahan? Bersama Nabi dan manusia termulia yang bersamanya pun, bila orientasi bukan ketauhidan, maka hanya berbuah kehancuran.

Sekuat apapun daya topang dan pondasinya seperti Fir’aun dan kaum yang memusuhi para Nabi dan Rasul, bila titik awal dan jalan perjuangannya bukan tauhid, maka akan menjadi lemah dan hancur.

Ibnu Khaldun dan Arnold Toynbee, sejarawan sejarah, membuat kesimpulan dari hasil penelitian tentang beragam peradaban yang ada di dunia. Kesimpulannya sama, bila tidak ada nilai ketauhidan, peradaban yang ditopang oleh kekuatan apapun akan hancur.

Tidak Terobsesi Kaya dan Berkuasa, Tetapi Meraihnya Tanpa Disadarinya Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apakah Al-Qur’an pernah mengab...

Tidak Terobsesi Kaya dan Berkuasa, Tetapi Meraihnya Tanpa Disadarinya

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Apakah Al-Qur’an pernah mengabadikan Yusuf dan  Daud yang terobsesi menjadi pejabat dan raja? Pernah mereka berdoa untuk mendapatkannya? Namun mengapa kekuasaan dan kekayaan bersamanya?

Nabi Sulaiman memang berdoa agar kekuasaannya tidak ada yang bisa melampauinya. Namun didahului dengan permohonan ampun kepada Allah SWT. Mohon ampunan menjadi wasilah kekuasaannya yang kokoh.

Apakah layak meminta kekayaan dan kekuasaan? Apakah kekayaan dan kekuasaan milik mereka yang terobsesi dan berdoa kepadanya? Mengapa para khalifahatur Rasyidin tidak menginginkan semuanya, namun mereka mendapatkannya?

Sehat tapi tak terobsesi menjadi sehat? Sebab dengan rutinitas keseharian mengikuti sunah Rasulullah saw, otomatis akan sehat dengan sendirinya. Mengejar syafaat Rasulullah saw dari aktivitas harian, maka akan dilimpahkan kesehatan. Namun, mengapa mengejar kesehatan, bukan syafaat Rasulullah saw?

Kaya tetapi tanpa obsesi kaya. Apa dasar pengelolaan kekayaan? Apa dasar menambah kekayaan? Bukankah mengelola hawa nafsu berarti benar mengelola kekayaan?  Bukankah berzuhud dan wara menciptakan modal investasi? 

Bukankah jujur, amanah dan selalu ingin berbuat kebaikan akan menumbuhkan kepercayaan dalam berbisnis dari konsumen dan mitra kerja? Bukankah ini akan meluaskan skala bisnis? Mengapa tidak teguh pada pengelolaan hawa nafsu, jujur, amanah dan selalu berbuat kebaikan? Tetapi justru bersaing pada merebut kekayaannya.

Amar maruf dan nahi munkar, bukankah ini dasar kekuasaan? Menegakkan keadilan, bukankah ini tujuan dari kekuasaan? Bila konsisten dengan sikap ini, maka banyak yang berbondong-bondong memberikan kekuasaan pada yang teguh pada komitmen ini. Mengapa tidak teguh pada Amar Maruf, nahi munkar dan keadilannya? Justru terperosok pada perebutan kekuasaannya?

Muhammad Al-Fatih merebut Konstantinopel bukan untuk obsesi dirinya, tetapi untuk mewujudkan dan mengaplikasikan hadist Rasulullah saw? Meraih syafaat, lalu Allah SWT menganugerahkan kemenangan.

Jenius pada Diri Sendiri Oleh: Nasrulloh Baksolahar Apakah jenius itu harus bergelar profesor? Menjabat Menteri dan Direktur? Di...

Jenius pada Diri Sendiri

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Apakah jenius itu harus bergelar profesor? Menjabat Menteri dan Direktur? Dihormati sebagai kiyai? Populer dan menjadi referensi dan kutipan di tulisan dan karya ilmiah? Menulis banyak buku?

Jenius pada diri bila serius menunaikan  hak Allah SWT dan manusia. Mampu mengelola dan  mengisi waktu sesuai sekala prioritasnya. Hatinya selalu bertafakur. Lisannya berdzikir. Mata dan pendengaran terjaga.

Jenius pada diri sendiri berarti ridha terhadap takdir. Menjalani hidup sesuai kehendak-Nya, bukan keinginan dirinya. Melihat, mendengar, berbicara, menggerakkan seluruh anggota tubuhnya sesuai bimbingan-Nya.

Jenius pada diri sendiri, berarti menikmati apapun yang ada dan peristiwanya. Yang dialami lebih baik dari apa yang diangankan. Yang diraih lebih berharga dari yang diharapkan.

Jenius pada diri sendiri berarti terus berkarya, apa pun hasilnya.  Terus melangkah apapun cemoohannya. Terus bersemangat, biarpun tak dihargai. Karena, yang diharapkan hanya wajah Allah SWT.

Jenius pada diri sendiri, berarti terus menghidupkan harapan. Melihat cahaya di tengah kegelapan. Melihat kesempatan di tengah kesempitan. Merasakan keyakinan di tengah ketidakberdayaan.

Apa modal kejeniusan diri? Hanya aqidah. Hanya "Tidak Ada Tuhan Selain Allah". Hanya hati yang terus tersambung kepada Allah. Hanya Allah yang bersemayam di singgasana hatinya. Hanya itu saja sumbernya. 



Mengendalikan Lalulintas Hati Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Al-Qur'an surah Al-Mulk ayat 13 وَاَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ اَوِ اجْهَ...

Mengendalikan Lalulintas Hati

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 


Al-Qur'an surah Al-Mulk ayat 13

وَاَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
"Rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati."

Menurut riwayat Ibnu ‘Abbās, ia berkata, “Pada suatu ketika orang-orang musyrikin mempergunjingkan Nabi Muhammad dan menjelek-jelekkannya, maka Allah menurunkan kepada beliau semua yang dibicarakan mereka itu.

Lalu sebahagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Rendahkanlah suaramu agar kata-katamu tidak didengar oleh Tuhan Muhammad.” Maka turunlah ayat ini yang antara lain menjelaskan bahwa tidak ada suatu apa pun yang luput dari pengetahuan Allah.

Pada ayat ini, Allah kembali menjelaskan bahwa Dia mengetahui segala yang dirahasiakan dan segala yang dilahirkan oleh hamba-hamba-Nya, baik berupa perkataan, perbuatan, dan segala yang dirasakan oleh hati dan panca indera.

Semuanya itu tidak luput sedikit pun dari pengetahuan Allah, karena Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

Mengapa gemar bergunjing? Mengapa terjadi pertempuran kata yang sia-sia dalam obrolan  di dunia nyata dan media sosial? Karena tak bisa mengelola lintasan-lintasan hati. Lintasan hati yang buruk sebanyak bisikan syetan yang berkecamuk. 

Lintasan hati lebih sibuk dari kendaraan yang melintas di pusat perkantoran Jakarta yang sibuk. Lebih ruwet dari kendaraan yang melintas saat musim mudik lebaran. Kemunculannya tak bisa diduga dan tak terhingga. Mulut bisa  diam, namun  bisikan hatinya tak pernah berhenti.

Bagaimana mengendalikan lalulintas hati? Sibukan hati dengan mengingat Allah SWT. Karakter hati yang terus berkecamuk diarahkan untuk kesibukan bersama Allah SWT. 

Alangkah malunya, saat Allah SWT mengetahui bahwa di hati kita ada yang lain selain-Nya. Bukankah Allah SWT Maha cemburu? Bukankah Allah Maha mendengar bisikan hati kita?

Awal Perjalanan Hamba Oleh: Nasrulloh Baksolahar  Apa yang pertama dibahas dalam kitab kumpulan hadist yang membahas ilmu fiqh? ...

Awal Perjalanan Hamba

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Apa yang pertama dibahas dalam kitab kumpulan hadist yang membahas ilmu fiqh? Apa yang pertama dibahas dalam kitab Riyadhus Shalihin dan Arbain Nawawiah serta Ihya Ulumuddin? Itulah yang paling awal diperbaiki.

Manusia terdiri dari raga, hati dan akal? Bagaimana langkah awal memperbaiki raga, hati dan akal? Bukanlah kitab-kitab di bab awal dalam ilmu fiqh dan tasawuf.

Apa puncak dari kenikmatan raga? Kesehatan. Bagaimana mengawali kesehatan? Bersucilah. Bersuci mengawali kesehatan tubuh sebagai penopang utama beribadah.

Apa puncak dari kenikmatan hati? Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya. Bagaimana mengawali cinta? Membersihkan hati agar ikhlas. Orientasinya hanya Allah SWT.

Apa puncak kenikmatan akal? Paham terhadap yang haq dan batil. Paham benar dan salah. Paham yang makruf dan munkar. Bagaimana mengawalinya? Hanya dengan ilmu.

Awal yang baik membentuk akhir yang baik. Muhammad Ahmad Rasyid mengatakan keteguhan seseorang pada dakwah dan jihad tergantung dari benarnya langkah pada saat mengawali tarbiyah dan riyadhah.

Terus memperbaiki yang awal untuk memperbaiki yang akhir. Apa yang diraih bila awalnya benar? Mari membuka hadist Arbain An Nawawiah yang terakhir:

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak), kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi)

Apakah Jalan Kehidupan Itu Berliku-liku? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Bagi mukmin, tidak ada jalan yang berliku. Yang ada, hanya j...

Apakah Jalan Kehidupan Itu Berliku-liku?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Bagi mukmin, tidak ada jalan yang berliku. Yang ada, hanya jalan yang lurus. Bagaimana jalan yang lurus itu? Jalannya para Nabi dan Rasul-Nya.

Jalan yang lurus adalah jalan yang selalu ada solusi dan kemudahan yang dihadirkan Allah. Bukan jalan yang tidak ada tantangannya. Bukan jalan yang tidak ada jerih payahnya. Bukankah bersama kesulitan ada kemudahan? Itulah jalan yang lurus. 

Jalan yang lurus itu mengambil solusinya dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Dari Al-Qur’an dan Sunnah. Dari aqidah dan syariatnya. Dari tauladan Nabi dan sahabatnya. Mengapa hanya jalan ini?

Karena hanya Allah SWT yang menentukan takdir. Hanya Allah SWT yang menentukan hukum-hukum yang berlaku. Hanya Allah yang menciptakan seluruh proses yang ada di kehidupan dan alam semesta ini.  Mencari selain Allah SWT, berarti  menapaki jalan yang hanya membuahkan kesesatan.

Jalan yang lurus itu amat mudah, karena hanya tinggal membuka buku panduan. Hanya tinggal mencontek dan menduplikasi. Tak harus cerdas. Tak harus bergelar tinggi. Tak harus berpengalaman dan memiliki cakrawala luas dengan melanglang buana. Jadi apa syaratnya?

Hanya butuh ketaatan dan ketundukan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Hanya butuh mengikuti. Hanya butuh menanggalkan ego diri. Hanya butuh berserah diri. Inilah kesulitan terbesar untuk meraih jalan yang lurus.

Apakah akal manusia bisa menemukan jalan yang lurus? Apakah keluasan ilmu, pemahaman dan pengalaman manusia bisa menciptakan jalan yang lurus? Apakah bila seluruh pemikiran dan ilmu dari manusia pertama dan terakhir dikumpulkan bisa membukukan panduan jalan yang lurus?

Tidak ada yang bisa, sebab yang bisa menunjuki jalan yang lurus hanya Allah SWT dan Rasul-Nya. Jalan yang lurus hanya hak preogratif Allah SWT dan Rasul-Nya.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (361) Al-Qur’an (6) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) cerpen Nabi (8) cerpen Nabi Musa (2) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fiqh (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) kecerdasan (2) Kecerdasan (263) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) kisah para nabi dan rasul (1) Kisah para nabi dan rasul (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (577) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (29) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (15) Namrudz (2) Nasrulloh Baksolahar (1) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) nusantara (3) Nusantara (249) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (568) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (493) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (260) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah penguasa (6) Sirah Penguasa (243) sirah Sahabat (2) Sirah Sahabat (160) Sirah Tabiin (43) Sirah ulama (21) Sirah Ulama (157) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)