Apakah Jalan Kehidupan Itu Berliku-liku?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bagi mukmin, tidak ada jalan yang berliku. Yang ada, hanya jalan yang lurus. Bagaimana jalan yang lurus itu? Jalannya para Nabi dan Rasul-Nya.
Jalan yang lurus adalah jalan yang selalu ada solusi dan kemudahan yang dihadirkan Allah. Bukan jalan yang tidak ada tantangannya. Bukan jalan yang tidak ada jerih payahnya. Bukankah bersama kesulitan ada kemudahan? Itulah jalan yang lurus.
Jalan yang lurus itu mengambil solusinya dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Dari Al-Qur’an dan Sunnah. Dari aqidah dan syariatnya. Dari tauladan Nabi dan sahabatnya. Mengapa hanya jalan ini?
Karena hanya Allah SWT yang menentukan takdir. Hanya Allah SWT yang menentukan hukum-hukum yang berlaku. Hanya Allah yang menciptakan seluruh proses yang ada di kehidupan dan alam semesta ini. Mencari selain Allah SWT, berarti menapaki jalan yang hanya membuahkan kesesatan.
Jalan yang lurus itu amat mudah, karena hanya tinggal membuka buku panduan. Hanya tinggal mencontek dan menduplikasi. Tak harus cerdas. Tak harus bergelar tinggi. Tak harus berpengalaman dan memiliki cakrawala luas dengan melanglang buana. Jadi apa syaratnya?
Hanya butuh ketaatan dan ketundukan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Hanya butuh mengikuti. Hanya butuh menanggalkan ego diri. Hanya butuh berserah diri. Inilah kesulitan terbesar untuk meraih jalan yang lurus.
Apakah akal manusia bisa menemukan jalan yang lurus? Apakah keluasan ilmu, pemahaman dan pengalaman manusia bisa menciptakan jalan yang lurus? Apakah bila seluruh pemikiran dan ilmu dari manusia pertama dan terakhir dikumpulkan bisa membukukan panduan jalan yang lurus?
Tidak ada yang bisa, sebab yang bisa menunjuki jalan yang lurus hanya Allah SWT dan Rasul-Nya. Jalan yang lurus hanya hak preogratif Allah SWT dan Rasul-Nya.
0 komentar: