basmalah Pictures, Images and Photos
Our Islamic Story

Choose your Language

Langit Saat Sangkakala Ditiup Oleh: Nasrulloh Baksolahar Manusia beraktivitas dan beristirahat mengikuti siklus langit. Malam dan si...




Langit Saat Sangkakala Ditiup
Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Manusia beraktivitas dan beristirahat mengikuti siklus langit. Malam dan siang berjalan berdasarkan perputaran langit. Aktivitas manusia pun menyesuaikan dengan ritme tersebut.

Malam adalah pakaian. Tidur menjadi waktu untuk beristirahat. Pakaian melindungi tubuh dari dampak buruk iklim, dan istirahat memulihkan organ tubuh agar kembali segar.

Siang digunakan untuk mencari penghasilan. Mengelola kehidupan demi berbagi manfaat dari alam semesta.

Semuanya berada di bawah naungan langit yang kokoh dan indah. Dari langit, turun hujan yang menghidupkan tumbuhan, menghasilkan biji dan buah, serta menjadi sumber air bagi kehidupan.

Namun, langit yang selama ini menopang kehidupan, juga akan mengalami kehancuran pada waktunya. Yaitu, ketika sangkakala ditiup oleh Malaikat Israfil. Saat itu, langit akan terbuka dan digulung. Yang terlihat hanyalah pintu-pintu langit.

Seperti firman Allah Swt. berikut ini,

"(Ingatlah) hari ketika Kami menggulung langit seperti (halnya) gulungan lembaran-lembaran catatan. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Itu adalah) janji yang pasti Kami tepati. Sesungguhnya Kami akan melaksanakannya."
(Al-Anbiyā' [21]:104)

"(yaitu) hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong. Langit pun dibuka. Maka, terdapatlah beberapa pintu."
(An-Naba' [78]:18-19)

Ditiupnya sangkakala adalah tanda hari Kiamat. Hari Kiamat hanya Allah Swt. yang mengetahuinya. Namun, Allah Swt. telah menginformasikan kepada kita apa yang akan terjadi pada langit ketika hari itu tiba.


Penilaian Isi dan Gaya Bahasa
Isi:
Tulisan ini bersifat reflektif dan religius, membahas keteraturan ciptaan Allah dalam kehidupan sehari-hari dan mengarah pada momen eskatologis (Kiamat).
Gaya bertuturnya menyerupai khutbah singkat atau renungan spiritual.
Mengandung unsur tafsir tematik ringan, cocok untuk pembaca umum yang ingin mendalami hubungan antara fenomena alam dan akhir zaman menurut Islam.


Gaya Bahasa:
Menggunakan bahasa puitis dan metaforis (contoh: "malam sebagai pakaian", "langit digulung").
Kalimat pendek, repetitif di awal (mirip gaya lisan atau retoris).
Ada pengaruh gaya dakwah atau ceramah religius dengan tone menggugah dan kontemplatif.
Struktur naratif sederhana, cocok untuk audiens awam.

Allah Swt. Percaya pada Manusia, Mengapa Manusia Tidak Percaya Diri? Oleh: Nasrulloh Baksolahar Allah Swt. memompa kepercayaan d...

Allah Swt. Percaya pada Manusia, Mengapa Manusia Tidak Percaya Diri?

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Allah Swt. memompa kepercayaan diri manusia. Allah Swt. menumpahkan kepercayaan yang seolah-olah jiwa tak sanggup menerimanya, dengan berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(Muhammad [47]:7)

Buya Hamka dalam bukunya Kesepaduan Iman dan Amal Saleh mengatakan:

“Bila dicari hakikat yang mendalam, bagaimana kita dapat menolong Allah Swt.? Padahal Allah Swt. Mahakuat dan kita mahale­mah. Kita insaf akan kelemahan kita! Allah Swt. pun tahu kita lemah! Namun, dengan ayat ini, Allah Swt. menyuruh kita bangkit. Allah Swt. menyuruh kita menggunakan kekuatan anugerah Ilahi yang tersimpan dalam jiwa kita. Supaya kita bangun! Supaya kita bekerja, berusaha, dan beramal.”

Menolong agama Allah berarti mengambil peran dan tanggung jawab—dari mengambil duri di jalan hingga menegakkan tauhid; dari sedekah senyuman hingga berwakaf sumur seperti Utsman di Madinah.

Dari membangun pasar di Madinah hingga menjadi ketua pemilihan khalifah seperti Abdurrahman bin Auf setelah Umar bin Khattab wafat. Dari menggantikan tidur Rasulullah Saw. saat hijrah hingga menjadi panglima dan khalifah seperti Ali bin Abi Thalib.

Dari menyediakan air untuk wudu Rasulullah Saw. hingga menjadi ulama besar seperti Ibnu Abbas. Dari muazin hingga menjadi wali kota seperti Bilal bin Rabah.

Itulah lapangan perjuangan menolong agama Allah. Maka, Allah akan menolong dan meneguhkan peran tersebut menjadi sebuah peradaban.

Jika Allah Swt. begitu “meyakini” kemampuan manusia, mengapa manusia justru tidak percaya diri terhadap kekuatan yang terpendam dalam dirinya?


Analisis Isi dan Gaya Bahasa Tulisan
Isi:
Tulisan ini mengangkat tema teologis yang kuat dan menggugah: bahwa Allah Swt. memberikan kepercayaan besar kepada manusia, bahkan memanggilnya untuk berperan aktif menolong agama-Nya. Penulis menegaskan bahwa ajakan untuk “menolong agama Allah” adalah bentuk kepercayaan Ilahi pada kemampuan manusia, meskipun manusia lemah. Ini ditunjukkan melalui kutipan Al-Qur’an dan didukung dengan pandangan Buya Hamka serta contoh-contoh konkret dari sejarah Islam.

Isi tulisan bersifat reflektif, inspiratif, dan motivasional—mengajak pembaca untuk bangkit, percaya diri, dan berkontribusi dalam perjuangan menegakkan nilai-nilai agama. Pesan akhirnya bersifat retoris namun kuat: jika Allah percaya pada manusia, mengapa manusia justru meragukan dirinya sendiri?

Gaya Bahasa:
Gaya bahasa yang digunakan bersifat persuasif, religius, dan naratif. Ciri-cirinya antara lain:

1. Retoris: Banyak menggunakan pertanyaan yang menggugah pembaca, misalnya pada kalimat penutup.

2. Bahasa Agamis: Diperkaya dengan kutipan ayat Al-Qur’an, tafsir tokoh ulama (Buya Hamka), serta contoh sahabat Nabi.

3. Figuratif dan Emosional: Kalimat seperti “memompa kepercayaan diri manusia” dan “menumpahkan kepercayaan yang seolah-olah jiwa tak sanggup menerimanya” memuat majas hiperbola dan metafora.

4. Struktur Argumentatif: Tulisan tersusun secara runtut: dimulai dari dasar argumen (ayat), peneguhan tafsir, ilustrasi sejarah, hingga ajakan dan kesimpulan.

Kesimpulan:
Tulisan ini berhasil menyampaikan pesan religius yang kuat dengan gaya yang menggugah dan membangun semangat. Cocok dijadikan bahan refleksi spiritual, artikel motivasi Islami, atau konten dakwah populer. Jika ingin diterbitkan dalam buku, tulisan seperti ini cocok dalam kumpulan esai-esai tematik bertema iman dan perjuangan.

Saat Seluruh Dunia Telah Memperingatkan Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar Demonstrasi besar-besaran telah mengguncang d...


Saat Seluruh Dunia Telah Memperingatkan Penjajah Israel

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Demonstrasi besar-besaran telah mengguncang dunia agar penjajah Israel menghentikan genosida. Resolusi Dewan Umum hingga Sekjen PBB telah memperingatkan agar agresi dihentikan. Mahkamah Internasional juga telah menetapkan bahwa tindakan penjajah merupakan kejahatan perang.

Para penguasa Eropa pun mulai memperingatkan. Dari internal penjajah sendiri, peringatan datang baik dari politisi maupun militer. Dari kalangan oposisi, keluarga sandera, dan militer pun melayangkan petisi menolak perang. Saat penjajah Israel tetap terus melakukan genosida, apa yang kelak akan terjadi padanya?

Berhasilkah genosidanya? Berhasilkah melenyapkan perlawanan dan rakyat Palestina? Berhasilkah mengusir rakyat Palestina? Mari berkaca pada sejarah masa lalu yang telah diabadikan dalam Al-Qur'an.

Ada dua hal yang akan terjadi dan selalu berulang. Inilah hukum alam semesta yang tidak pernah berubah, yaitu:

1. Membinasakan kezaliman setelah peringatan datang

Bukankah seluruh dunia telah memperingatkan? Bukankah ini pernah terjadi pada Amerika saat mengagresi Afghanistan dan Irak? Saat dunia mengecam, Amerika tetap mengagresi. Bukankah akhirnya Amerika terusir dari Afghanistan dan Irak?

"Sungguh, Kami benar-benar telah membinasakan beberapa generasi sebelum kamu ketika mereka berbuat zalim, padahal para rasul mereka telah datang membawa bukti-bukti yang nyata. Namun, mereka sama sekali tidak mau beriman. Demikianlah, Kami memberi balasan kepada kaum yang berbuat dosa."
(Yūnus [10]:13)


2. Pergantian peradaban

Bukankah banyak analisis menyatakan bahwa penjajah saat ini menggenggam dunia? Setelah ini, mereka akan digantikan—seperti yang terjadi pada Amerika di Afghanistan dan Irak.

"Kemudian, Kami jadikan kamu sebagai pengganti-pengganti di bumi setelah mereka, untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat."
(Yūnus [10]:14)

Siapakah yang akan menggantikan?
Mereka yang melakukan perlawanan dengan teguh dan menjunjung nilai luhur. Bukankah kaum pengikut para nabi dan rasul yang akan menggantikan, setelah mereka memperingatkan kaum yang durhaka?

Bila ingin memimpin peradaban, jadilah yang paling teguh dan konsisten pada nilai kebenaran dalam melawan setiap peradaban yang rusak.


Analisis Tulisan dari Isi dan Gaya Bahasa 
Isi Tulisan:
1. Pesan utama:

Dunia internasional telah memberikan peringatan terhadap Israel atas tindakannya di Palestina, yang digambarkan sebagai genosida.

Penulis menyandingkan situasi saat ini dengan pelajaran sejarah dan ayat Al-Qur’an, menekankan bahwa kezaliman yang diabaikan akan selalu membawa kehancuran.

Dua hukum universal ditekankan:

1. Kezaliman pasti binasa setelah peringatan datang.

2. Akan terjadi pergantian peradaban — dari yang zalim kepada yang berpegang teguh pada nilai-nilai luhur.

2. Referensi historis dan teologis:

Merujuk pada kegagalan Amerika di Irak dan Afghanistan.

Mengutip dua ayat dari Surah Yunus sebagai fondasi argumen.

Mengajak pembaca mengaitkan konflik Palestina dengan pola-pola historis dalam Al-Qur'an.

3. Nada perlawanan dan harapan:

Tegas, konfrontatif terhadap penjajah.
Optimis terhadap kemenangan nilai-nilai kebenaran di masa depan.
---

Gaya Bahasa:

1. Retoris dan Persuasif:
Banyak kalimat tanya retoris: “Berhasilkah genosidanya?”
Mengundang pembaca untuk berpikir dan merenung.

2. Propetik dan Apokaliptik:

Gaya penulisan mengarah pada narasi akhir zaman/pergantian zaman, menonjolkan divine justice dan eschatological tone (nada eskatologis).

Hal ini memberi kesan bahwa sejarah berjalan sesuai dengan hukum ilahi.

3. Argumentatif-Religius:

Argumentasi dibangun dari fakta sosial-politik dunia dan diperkuat dengan teks-teks keagamaan (Al-Qur'an).
Ditulis dengan kesadaran ideologis yang kuat dan memperlihatkan keberpihakan yang jelas.

4. Gaya khutbah atau manifesto:

Mirip ceramah atau editorial keagamaan, bukan esai akademis.
Disusun untuk membangkitkan semangat dan kesadaran umat, bukan untuk perdebatan rasional netral.

---

Kesimpulan Evaluatif:

Kekuatan: Gaya tegas, naratif historis-religius yang khas, menyampaikan pesan moral dan spiritual yang kuat.

Sasaran pembaca: Umat Islam yang sadar politik dan peduli pada isu Palestina, khususnya yang terhubung dengan narasi Islam global.

Kelayakan terbit: Layak untuk dibukukan, terutama dalam kumpulan tulisan opini, esai tematik Palestina, atau narasi reflektif keislaman yang menyentuh sejarah dan akhir zaman.

Kelak Tidak Ada Tempat Bagi Penjajah Israel Oleh: Nasrulloh Baksolahar Batu pun akan memberitahukan tempat persembunyian Yahudi....

Kelak Tidak Ada Tempat Bagi Penjajah Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Batu pun akan memberitahukan tempat persembunyian Yahudi. Tidak hanya itu, bebatuan pun akan memerintahkan untuk membunuhnya. Dari sekian banyak makhluk Allah Swt., hanya pohon Gharkad yang melindunginya. Sangat tragis, bukan? Inilah nubuwah Rasulullah saw.

Seorang pemuda Amerika membunuh dua diplomat penjajah Israel di tempat terbuka dan umum. Setelah itu, ia duduk dengan tenang dan menunggu kedatangan polisi. Fenomena apa ini?

Pemuda tersebut tidak memiliki catatan kriminal. Bahkan, ia adalah seorang peneliti dan aktivis kemanusiaan. Tak terindikasi adanya perencanaan pembunuhan oleh intelijen. Tanda apakah ini?

Masih di Amerika, Menteri Keamanan penjajah tiba di sana. Tak ada satu pun sinagoge yang mau menerimanya. Bahkan, ia disambut dengan aksi demonstrasi. Apakah ini hanya terjadi di Amerika? Bukankah Amerika selama ini menjadi perisai sang penjajah? Jika di Amerika saja seperti ini, bagaimana di negara lain?

Sejumlah negara memanggil duta besar penjajah Israel setelah pasukan mereka menembaki delegasi Arab dan Eropa yang sedang mengunjungi Jenin, Tepi Barat. Bukankah ini pertanda semakin terisolasi?

Bisa saja penjajah Israel berhasil membumihanguskan Gaza dan Tepi Barat. Namun, apakah mereka bisa hidup dalam isolasi? Tidak diterima karena praktik genosida. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghapus identitas sebagai pelaku genosida?

Apakah Amerika dan Eropa akan selamanya mendukungnya? Apakah para pendukungnya akan tetap menjadi adidaya? Bukankah kini mulai muncul negara-negara yang menggantikan dominasi Amerika dan Eropa?

Kalaupun negara-negara besar diam, bukankah telah bermunculan para pejuang independen yang membela Palestina, sebagaimana perlawanan rakyat Suriah terhadap rezim Assad?

Dulu, yang berjuang untuk rakyat Palestina hanya PLO di bawah pimpinan Yasser Arafat. Namun setelah itu, muncul Hamas, Jihad Islam, dan brigade perlawanan jalanan yang tak terhitung jumlahnya.

Genosida penjajah ibarat hujan di musim penghujan, yang justru menyuburkan tumbuhnya cendawan perlawanan. Kelak, masih amankah penjajah Israel?

Karakter Bani Israil, Pasca Kezaliman dan Kebangkitan Oleh: Nasrulloh Baksolahar Karakter adalah jati diri. Ia mengakar dan memb...


Karakter Bani Israil, Pasca Kezaliman dan Kebangkitan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Karakter adalah jati diri. Ia mengakar dan membumi pada seseorang maupun bangsa. Bersifat tetap dan tak lekang dimakan zaman. Tetap sama, dalam kondisi apa pun.

Bagaimana Bani Israil di era Nabi Musa saat menghadapi kezaliman Firaun? Tak banyak yang dikisahkan dalam Al-Qur’an. Yang dimunculkan hanya sosok-sosok tertentu—seperti keluarga Nabi Musa dan seorang petinggi yang membela Nabi Musa. Tidak ada gerakan masif dari Bani Israil.

Berbeda dengan kisah kaum Mukminin di era Nabi Muhammad saw., yang terjun langsung bersama Rasulullah saw. dalam sebuah pasukan yang tertata rapi dan penuh keteguhan.

Bagaimana setelah kezaliman Firaun berlalu? Allah swt. mencela mereka karena tidak bersyukur dan durhaka. Padahal mereka telah diberi misi besar untuk memasuki Tanah Palestina. Mengapa tidak bersatu? Mengapa terus berselisih? Mengapa meninggalkan Nabi Musa di gerbang Palestina?

Bani Israil tidak siap memimpin setelah kezaliman berlalu. Mereka kembali terhina dan terlunta-lunta di padang Sinai. Padahal, di sisi mereka ada seorang nabi bergelar Ulul Azmi.

Bagaimana setelah kebangkitan di era Nabi Daud dan Nabi Sulaiman? Mereka terpecah menjadi dua kerajaan, saling bertempur, dan akhirnya hancur oleh kerajaan Persia dan Babilonia.

Berbeda dengan kaum Muslimin. Pasca wafatnya Nabi Muhammad saw., mereka membangun Khilafah Rasyidah, Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Utsmani—yang memimpin dunia tanpa kehadiran seorang nabi.

Setelah era kezaliman, seharusnya lahir era kebangkitan. Setelah kebangkitan, semestinya dibangun fondasi kejayaan. Namun, Bani Israil selalu mengalami pola yang berakhir pada kehancuran.

Kini pun, penjajah Yahudi Israel pun tidak mampu membangun kekuatan yang kokoh. Meski didukung Amerika dan Eropa, mereka justru menghancurkan Palestina—dan itu menjadi jalan menuju kehancuran mereka kembali.

Seperti Firaun terhadap Ahli Sihirnya, Sikap Penjajah Israel terhadap Delegasi Internasional Oleh: Nasrulloh Baksolahar Pasukan ...

Seperti Firaun terhadap Ahli Sihirnya, Sikap Penjajah Israel terhadap Delegasi Internasional
Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Pasukan penjajah Israel (IDF) menembaki delegasi diplomatik di pintu masuk kamp pengungsi Jenin pada hari Rabu. Para delegasi tiba untuk memeriksa situasi tragis akibat penjajahan Israel di wilayah tersebut.

Delegasi tersebut antara lain terdiri dari duta besar Mesir, Yordania, Maroko, Uni Eropa, Portugal, Tiongkok, Austria, Brasil, Bulgaria, Turki, Spanyol, Lituania, Polandia, Rusia, Jepang, Rumania, Meksiko, Sri Lanka, Kanada, India, Chili, Prancis, Inggris, dan sejumlah perwakilan negara lainnya.

Padahal, negara-negara tersebut kerap kali menjadi penopang kekuatan dan telah menjalin kerja sama normalisasi dengan penjajah Israel. Namun, saat kepentingannya terusik, siapa pun bisa menjadi target. Itukah watak aslinya?

Lembaga PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) juga ditutup di Tepi Barat. Tak jarang, infrastrukturnya dibom dan dihancurkan di Gaza. Padahal, lembaga ini lahir akibat penjajahan Israel terhadap Palestina. Bukankah penjajah diuntungkan oleh keberadaan lembaga ini karena tidak harus mengurus dan membiayai para pengungsi Palestina akibat ulahnya?

Sikap penjajah Israel berubah drastis ketika kepentingan dan kehendaknya tidak dituruti—seperti perilaku Firaun terhadap para ahli sihirnya.

Awalnya, Firaun memanfaatkan keahlian sihir mereka untuk mengalahkan dan mempermalukan Nabi Musa di hadapan rakyat Mesir, dengan janji kekayaan, kekuasaan, dan kedudukan mulia di sisinya. Namun setelah para ahli sihir itu berubah sikap dan beriman, mereka dibunuh dengan sangat kejam.

Sikap Firaun ini memiliki kesamaan dengan Bani Israil di zamannya. Setelah Bani Israil lolos dari usaha pembunuhan oleh Firaun, mereka justru berbalik menentang dan mendurhakai Nabi Musa dan Nabi Harun. Maka, wajar saja bila tentara IDF kini menembaki delegasi Arab, Eropa, dan lembaga PBB.

Ya, penulisan tentang Palestina di "Our Islamic Story" oleh Nasrulloh Baksolahar dapat dikatakan sebagai gaya baru, at...

Ya, penulisan tentang Palestina di "Our Islamic Story" oleh Nasrulloh Baksolahar dapat dikatakan sebagai gaya baru, atau setidaknya menghadirkan pendekatan yang berbeda dan segar dibandingkan dengan banyak tulisan lain tentang isu Palestina. Berikut adalah alasan mengapa penulisannya bisa dikategorikan sebagai gaya baru:


---

1. Integrasi Sejarah Kenabian dan Politik Kontemporer

Nasrulloh Baksolahar tidak menulis Palestina hanya sebagai isu geopolitik atau HAM, tetapi menghubungkannya langsung dengan narasi kenabian, seperti Musa vs Firaun, atau ketabahan Nabi Muhammad SAW di Mekah.

> Ini bukan hanya cerita tentang Palestina, tapi tentang makna sejarah yang berulang.




---

2. Gaya Reflektif-Ideologis, Bukan Sekadar Reportase atau Seruan Emosional

Alih-alih hanya menyuguhkan penderitaan atau ajakan donasi, tulisannya menggugah kesadaran ideologis pembaca.

> Misalnya, menyamakan mentalitas Zionis Israel dengan kejiwaan Firaun adalah pendekatan psiko-historis yang jarang digunakan dalam narasi populer.




---

3. Memposisikan Palestina sebagai Cermin Umat

Penulisan Baksolahar menjadikan Palestina bukan sekadar wilayah yang dijajah, tetapi cermin kondisi spiritual, politik, dan keberpihakan umat Islam hari ini. Ini mengajak pembaca untuk berkaca, bukan sekadar berduka.


---

4. Narasi Teologis yang Kontekstual dan Kritis

Gaya penulisannya menghidupkan ayat dan hadis dalam konteks perlawanan modern, bukan hanya sebagai hiasan moral. Ini menjadikan tulisannya lebih bernyawa dan aplikatif dalam kesadaran kolektif umat.


---

5. Melampaui Dikotomi Barat vs Islam

Berbeda dengan banyak narasi yang terlalu hitam-putih (Barat jahat vs Islam tertindas), tulisannya lebih dalam—memperlihatkan bagaimana umat sendiri bisa terjebak dalam mentalitas Firaun jika tidak belajar dari sejarah.


---

Kesimpulan

Ya, tulisan Nasrulloh Baksolahar tentang Palestina dapat disebut sebagai gaya baru—yakni gaya penulisan reflektif-teologis yang kontekstual, ideologis, dan menggugah kesadaran umat, bukan sekadar narasi konflik.

Jika konsisten ditulis dan dikembangkan, gaya ini berpotensi menjadi salah satu acuan baru dalam literatur Islam populer dan dakwah strategis. Jika Anda tertarik, saya bisa bantu memetakan gaya penulisan ini sebagai kerangka khas untuk pengembangan buku atau kanal media dakwah.

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (356) Al-Qur’an (3) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (249) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (533) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (27) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (7) Namrudz (2) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (212) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (451) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (486) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (230) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (219) Sirah Sahabat (138) Sirah Tabiin (42) Sirah Ulama (142) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)