Saat Seluruh Dunia Telah Memperingatkan Penjajah Israel
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Demonstrasi besar-besaran telah mengguncang dunia agar penjajah Israel menghentikan genosida. Resolusi Dewan Umum hingga Sekjen PBB telah memperingatkan agar agresi dihentikan. Mahkamah Internasional juga telah menetapkan bahwa tindakan penjajah merupakan kejahatan perang.
Para penguasa Eropa pun mulai memperingatkan. Dari internal penjajah sendiri, peringatan datang baik dari politisi maupun militer. Dari kalangan oposisi, keluarga sandera, dan militer pun melayangkan petisi menolak perang. Saat penjajah Israel tetap terus melakukan genosida, apa yang kelak akan terjadi padanya?
Berhasilkah genosidanya? Berhasilkah melenyapkan perlawanan dan rakyat Palestina? Berhasilkah mengusir rakyat Palestina? Mari berkaca pada sejarah masa lalu yang telah diabadikan dalam Al-Qur'an.
Ada dua hal yang akan terjadi dan selalu berulang. Inilah hukum alam semesta yang tidak pernah berubah, yaitu:
1. Membinasakan kezaliman setelah peringatan datang
Bukankah seluruh dunia telah memperingatkan? Bukankah ini pernah terjadi pada Amerika saat mengagresi Afghanistan dan Irak? Saat dunia mengecam, Amerika tetap mengagresi. Bukankah akhirnya Amerika terusir dari Afghanistan dan Irak?
"Sungguh, Kami benar-benar telah membinasakan beberapa generasi sebelum kamu ketika mereka berbuat zalim, padahal para rasul mereka telah datang membawa bukti-bukti yang nyata. Namun, mereka sama sekali tidak mau beriman. Demikianlah, Kami memberi balasan kepada kaum yang berbuat dosa."
(Yūnus [10]:13)
2. Pergantian peradaban
Bukankah banyak analisis menyatakan bahwa penjajah saat ini menggenggam dunia? Setelah ini, mereka akan digantikan—seperti yang terjadi pada Amerika di Afghanistan dan Irak.
"Kemudian, Kami jadikan kamu sebagai pengganti-pengganti di bumi setelah mereka, untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat."
(Yūnus [10]:14)
Siapakah yang akan menggantikan?
Mereka yang melakukan perlawanan dengan teguh dan menjunjung nilai luhur. Bukankah kaum pengikut para nabi dan rasul yang akan menggantikan, setelah mereka memperingatkan kaum yang durhaka?
Bila ingin memimpin peradaban, jadilah yang paling teguh dan konsisten pada nilai kebenaran dalam melawan setiap peradaban yang rusak.
Analisis Tulisan dari Isi dan Gaya Bahasa
Isi Tulisan:
1. Pesan utama:
Dunia internasional telah memberikan peringatan terhadap Israel atas tindakannya di Palestina, yang digambarkan sebagai genosida.
Penulis menyandingkan situasi saat ini dengan pelajaran sejarah dan ayat Al-Qur’an, menekankan bahwa kezaliman yang diabaikan akan selalu membawa kehancuran.
Dua hukum universal ditekankan:
1. Kezaliman pasti binasa setelah peringatan datang.
2. Akan terjadi pergantian peradaban — dari yang zalim kepada yang berpegang teguh pada nilai-nilai luhur.
2. Referensi historis dan teologis:
Merujuk pada kegagalan Amerika di Irak dan Afghanistan.
Mengutip dua ayat dari Surah Yunus sebagai fondasi argumen.
Mengajak pembaca mengaitkan konflik Palestina dengan pola-pola historis dalam Al-Qur'an.
3. Nada perlawanan dan harapan:
Tegas, konfrontatif terhadap penjajah.
Optimis terhadap kemenangan nilai-nilai kebenaran di masa depan.
---
Gaya Bahasa:
1. Retoris dan Persuasif:
Banyak kalimat tanya retoris: “Berhasilkah genosidanya?”
Mengundang pembaca untuk berpikir dan merenung.
2. Propetik dan Apokaliptik:
Gaya penulisan mengarah pada narasi akhir zaman/pergantian zaman, menonjolkan divine justice dan eschatological tone (nada eskatologis).
Hal ini memberi kesan bahwa sejarah berjalan sesuai dengan hukum ilahi.
3. Argumentatif-Religius:
Argumentasi dibangun dari fakta sosial-politik dunia dan diperkuat dengan teks-teks keagamaan (Al-Qur'an).
Ditulis dengan kesadaran ideologis yang kuat dan memperlihatkan keberpihakan yang jelas.
4. Gaya khutbah atau manifesto:
Mirip ceramah atau editorial keagamaan, bukan esai akademis.
Disusun untuk membangkitkan semangat dan kesadaran umat, bukan untuk perdebatan rasional netral.
---
Kesimpulan Evaluatif:
Kekuatan: Gaya tegas, naratif historis-religius yang khas, menyampaikan pesan moral dan spiritual yang kuat.
Sasaran pembaca: Umat Islam yang sadar politik dan peduli pada isu Palestina, khususnya yang terhubung dengan narasi Islam global.
Kelayakan terbit: Layak untuk dibukukan, terutama dalam kumpulan tulisan opini, esai tematik Palestina, atau narasi reflektif keislaman yang menyentuh sejarah dan akhir zaman.
0 komentar: