basmalah Pictures, Images and Photos
Tumbuh Dalam Badai: Belajar dari Tumbuhan - Our Islamic Story

Choose your Language

Tumbuh Dalam Badai: Belajar dari Tumbuhan  Oleh: Nasrulloh Baksolahar Langit tidak bicara dengan kata-kata, tapi ia mengajar. Ia...

Tumbuh Dalam Badai: Belajar dari Tumbuhan

Tumbuh Dalam Badai: Belajar dari Tumbuhan 

Oleh: Nasrulloh Baksolahar


Langit tidak bicara dengan kata-kata, tapi ia mengajar.
Ia mengirim hujan, petir, dan gelap bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk mengingatkan.

Seorang mukmin tidak melihat badai seperti orang biasa melihatnya.
Ia tidak sekadar mendengar gemuruh dan menyangka murka; ia mendengar zikir langit.
Ia tidak hanya melihat kilat dan menunduk takut; ia melihat cahaya yang sedang membelah langit hatinya.

Dan ketika gelap turun perlahan, menutup semua jalan dan kemungkinan, mukmin tidak kehilangan arah—karena hatinya menyimpan cahaya lain: cahaya dari dalam.


---

I. Hujan: Doa Langit yang Menetes ke Akar

Hujan turun malam itu.
Tidak pelan. Tidak sopan. Ia mengguyur tanpa kompromi.
Atap-atap berderak. Jalanan terendam. Suara angin bersiul seperti luka yang belum reda.

Tetapi di balik jendela kayu sebuah rumah tua, seorang lelaki tua duduk memandang langit.
Ia tidak marah. Tidak juga cemas.
Ia hanya berbisik,
"Alhamdulillah... bumi sedang disiram oleh kasih sayang-Mu."

Karena ia tahu, hujan bukan sekadar air.
Ia adalah wahyu dalam bentuk cair.
Ia menyentuh tanah, lalu menghidupkan akar.
Ia mengalir di antara pori-pori bumi yang retak, lalu menyatu dengan tubuh tumbuhan.

Tumbuhan tidak menyambut hujan dengan keluhan.
Ia tidak berkata, “Terlalu deras!”
Ia hanya diam, menunduk, dan menyerap.
Ia tahu: air ini bukan musuh, melainkan makanan untuk pertumbuhannya.

“Begitulah seharusnya engkau, wahai jiwa mukmin,”
bisik hujan dalam kesadarannya,
“Jangan mengeluh saat ujian turun deras. Seraplah ia, agar kau tumbuh lebih dalam.”


---

II. Petir: Cahaya yang Menyuburkan dalam Sekejap

Kilatan pertama menyambar pohon tua di ujung ladang.
Kilatan kedua membelah langit dengan sinar yang terlalu terang untuk dilihat mata biasa.
Guruh pun menyusul, menggetarkan dada, seolah memukul-mukul bumi agar ia bangkit dari tidur.

Orang-orang menutup telinga, bersembunyi di balik tembok, menggigil dalam ketakutan.
Tetapi seorang anak kecil, yang belum diajari takut oleh dunia, justru menatap ke luar dan bertanya:
"Ayah, kenapa petir menyala?"

Sang ayah menjawab sambil tersenyum:
"Karena langit sedang memberi pupuk pada tanah."

Anak itu tertawa, tak percaya. Tapi ia mengingatnya.

Dan betul. Petir memang menyuburkan.
Ia memecah nitrogen di udara—gas yang terlalu kuat untuk diurai oleh tumbuhan.
Melalui petir, nitrogen itu berubah menjadi nitrat dan amonium.
Lalu larut bersama hujan.
Lalu meresap ke dalam akar.

Tanpa petir, daun tak akan sehijau itu.
Tanpa petir, ladang tak akan seteguh itu.
Tanpa petir, langit tak akan menjadi seproduktif itu.

Dan tanpa kejutan-kejutan dari hidup, jiwa mukmin pun tidak akan tumbuh dewasa.

“Kau butuh kilat untuk menyadari cahaya,”
bisik langit.
“Kau butuh guncangan untuk menyadari akar.”


---

III. Gelap: Rahim yang Diam-Diam Menumbuhkan

Setelah hujan reda, dan petir menjauh, malam benar-benar datang.
Gelap menutup segala arah. Tak ada cahaya bulan. Tak ada bintang.
Hanya suara tetesan air yang turun dari genting, dan aroma tanah basah yang naik dari bumi.

Bagi sebagian orang, malam adalah ketakutan.
Mereka menyalakan lampu di setiap sudut, seolah kegelapan adalah iblis yang harus diusir.

Tetapi tumbuhan tidak takut gelap.
Ia justru menanti malam.
Karena malam adalah waktunya ia bekerja dalam diam.
Respirasi sel terjadi. Energi dari siang hari dibagikan ke batang, daun, dan akar.
Tumbuhan memperbaiki dirinya. Tumbuhan tumbuh.

Seorang mukmin yang memahami hal ini tidak lagi membenci gelap.
Ia justru mencintainya.

Ia tahu: bukan hanya cahaya yang menghidupkan, tapi juga kegelapan.
Karena di dalam gelap, doa-doa lebih tulus.
Tangis lebih jujur.
Pertobatan lebih dalam.

Tumbuhan tahu ia butuh gelap untuk berbunga.
Beberapa bahkan hanya bisa berbunga jika mengalami malam yang cukup panjang.
Begitu pula mukmin: hati baru mekar setelah cukup lama terbenam dalam malam-malam taubat.

“Jika engkau merasa gelap,” kata malam,
“Maka jangan menolak.
Karena Aku adalah rahim tempat engkau akan dilahirkan kembali.”


---

IV. Jiwa yang Tumbuh Seperti Tanaman

Langit tidak membedakan antara ladang yang bersyukur dan ladang yang mengeluh.
Hujannya turun pada keduanya.
Petirnya menyambar tanpa memilih.
Gelapnya datang menyelimuti semua.

Tetapi tumbuhan yang menerima air, kilat, dan gelap dengan penuh sabar—itulah yang akan tumbuh.
Dan tumbuhan yang mengeluh, menggugurkan daunnya terlalu cepat, atau terlalu keras menolak air—akan mati perlahan.

Begitu pula jiwa manusia.

Sebagian mengeluh saat hujan turun dalam hidupnya.
Mengira ia dihukum.
Padahal ia sedang disiram.

Sebagian marah saat petir menyambar jiwanya: ketika musibah datang tiba-tiba, ketika hidup berubah drastis.
Padahal itu cara langit menyuburkannya.

Sebagian takut pada gelap: sunyi, kehilangan, sepi, malam tanpa teman.
Padahal di situlah hatinya didewasakan.

“Jadilah seperti tumbuhan,”
kata langit,
“Karena ia tahu, badai bukan akhir,
melainkan awal dari musim berbunga.”


---

V. Mukmin: Mereka yang Tidak Takut Badai

Mukmin bukan orang yang hidup tanpa petir.
Bukan orang yang selalu berada di bawah cahaya.
Bukan orang yang tidak pernah kehujanan.

Mukmin justru mereka yang mengakar dalam badai.

Mereka tidak tumbang saat hujan datang.
Tidak panik saat petir menyambar.
Tidak putus arah saat gelap menutup pandangan.

Karena mereka tahu:
Langit tidak sedang menghukum mereka. Langit sedang menumbuhkan mereka.

Seperti tanah yang basah sebelum disemai.
Seperti benih yang dikubur dalam gelap sebelum mekar.
Seperti ladang yang tersambar cahaya sebelum jadi subur.

Hati mukmin, jika ia pasrah dan sabar, akan menjadi taman yang lebih indah dari ladang mana pun di bumi.

“Tumbuhlah, wahai mukmin,” bisik langit dalam hati mereka,
“Tumbuhlah dalam badai, karena badai ini dari-Ku.
Dan siapa yang bersabar bersama-Ku, akan Kubuat hijau meski di padang gersang.”



---

Ketika Langit Menjadi Cermin Jiwa

Kita hidup dalam zaman yang bising dan terang berlebihan.
Kita takut hujan karena takut basah.
Kita takut petir karena takut terguncang.
Kita takut gelap karena takut sendiri.

Padahal, tumbuhan—yang tidak bisa bicara dan tidak bisa berpikir—justru lebih bijak dari kita.
Ia menerima. Ia tumbuh. Ia bersabar.

Maka belajarlah, wahai jiwa yang mendamba kedewasaan.
Bukan dari seminar atau buku motivasi.
Tapi dari langit.
Dari hujan, petir, dan gelap.

Karena barangkali, dalam satu malam penuh badai,
kita tidak sedang dihukum.
Kita sedang ditumbuhkan.

0 komentar:

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (360) Al-Qur’an (3) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) cerpen Nabi (8) cerpen Nabi Musa (2) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (253) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (563) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (29) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (15) Namrudz (2) Nasrulloh Baksolahar (1) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (243) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (507) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (490) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (251) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (235) Sirah Sahabat (152) Sirah Tabiin (43) Sirah Ulama (153) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)