Suasana Kejiwaan Firaun yang Berulang
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Nabi Musa hidup sekitar tahun 1572–1408 SM. Ia menerima wahyu pertama di kaki Bukit Tursina. Peristiwa apa yang paling mengguncang dunia pada era ini dan terus dikenang hingga sekarang?
Pembunuhan terhadap bayi-bayi yang baru lahir, karena Firaun takut kelak mereka akan menggulingkan kekuasaannya. Seorang penguasa kelas dunia takut kepada bayi? Sebuah ketakutan yang luar biasa, bukan?
Pada Mei 2025, mantan anggota parlemen ‘Israel’, Moshe Feiglin, menyatakan bahwa “semua anak dan bayi di Gaza adalah musuh,” di tengah semakin intensifnya pemboman penjajah terhadap wilayah terkepung tersebut.
> “Setiap anak di Gaza adalah musuh. Kita perlu menaklukkan Gaza dan mendudukinya, dan tidak menyisakan satu pun anak Gaza di sana. Tidak ada kemenangan lain,” katanya kepada Channel 14 Israel.
“Setiap anak, setiap bayi di Gaza… adalah musuh. Musuh bukanlah Hamas,” imbuhnya.
Berapa tahun jarak antara Nabi Musa dan masa kini? Hampir 4.000 tahun. Lalu, mengapa ketakutannya masih sama? Bukankah penjajah Israel adalah salah satu kekuatan militer terkuat di dunia dengan dukungan Amerika, Inggris, dan Jerman?
Uniknya, ucapan seperti Firaun itu kini diucapkan kembali oleh mereka yang leluhurnya dahulu adalah korban dari keganasan Firaun. Mengapa mereka tidak merasakan suasana kejiwaan para leluhur mereka 4.000 tahun yang lalu?
Suasana kejiwaan yang sama akan melahirkan strategi, ucapan, dan tindakan yang serupa. Apa yang pernah dirasakan Firaun, kini tampaknya tengah dirasakan oleh penjajah Israel saat ini.
Penjajah Israel belajar dari anak-anak intifadah tahun 1980-an yang hanya melawan dengan bebatuan. Bukankah anak-anak itu kini menjadi pemimpin perlawanan seperti dalam Badai Al-Aqsa?
Bagaimana jika kini anak-anak tersebut telah memahami teknologi persenjataan yang mampu menghancurkan tank dan melontarkan roket? Tentu akan semakin mengguncang eksistensi penjajah di masa depan. Itulah ketakutan penjajah Israel hari ini—sebuah perwujudan dari ketakutan Firaun 4.000 tahun yang lalu.
0 komentar: