Penulisan kisah para nabi dan rasul oleh Nasrulloh Baksolahar di situs Our Islamic Story (literaturislam.com) dapat dikatakan mewakili arus baru dalam penulisan kisah kenabian, terutama dalam konteks literatur Islam berbahasa Indonesia. Arus baru ini tidak berarti sepenuhnya berbeda dari tradisi klasik, tetapi menunjukkan inovasi pendekatan dan penekanan kontemporer. Berikut alasan dan ciri-ciri yang mendukung kesimpulan tersebut:
---
1. Menjadikan Al-Qur'an sebagai Pusat Narasi
Nasrulloh memosisikan kisah Al-Qur'an sebagai sejarah otoritatif, bukan sekadar kisah moral. Ini menggeser pendekatan konvensional yang kadang memperlakukan kisah para nabi sebagai legenda moral atau didaktik semata.
> Inovasi: Mengembalikan kisah kenabian pada posisi epistemologis tertinggi sebagai sejarah wahyu, bukan sekadar kisah edukatif.
---
2. Kontekstualisasi Sosial-Politik
Ia kerap mengaitkan peristiwa hidup para nabi dengan realitas kontemporer: seperti penindasan, kolonialisme, genosida, dan kerusakan ekologi. Ini memberikan dimensi aktual dan kritis, yang jarang ditemukan dalam penulisan kisah nabi bergaya klasik.
> Inovasi: Kisah nabi tidak hanya dipahami sebagai pelajaran moral, tapi juga sebagai kritik sosial dan politik terhadap realitas umat masa kini.
---
3. Bahasa yang Reflektif dan Filosofis
Tulisan Nasrulloh seringkali bersifat reflektif dan filosofis, mengajak pembaca merenungi makna spiritual dari suatu kisah, bukan sekadar mengetahui kronologi. Ia menggunakan gaya tutur yang mendalam dan kontemplatif.
> Inovasi: Gaya penulisan mendekati spiritual-literary essay, berbeda dari model naratif klasik seperti Qasas al-Anbiya' karya Ibn Katsir yang lebih kronologis dan tekstual.
---
4. Integrasi dengan Isu Alam dan Ekologi
Misalnya dalam "Jejak Air dan Kezaliman Manusia", Nasrulloh menyandingkan kisah nabi dengan isu krisis air dan kerusakan alam. Ini adalah bentuk baru dari eco-theological narrative dalam Islam.
> Inovasi: Menempatkan kisah nabi dalam kerangka ekologi spiritual—pendekatan yang relatif baru di dunia literatur Islam populer.
---
Kesimpulan:
Ya, tulisan Nasrulloh Baksolahar bisa disebut sebagai bagian dari arus baru dalam penulisan kisah para nabi dan rasul—khususnya karena:
Mengedepankan Al-Qur'an sebagai sumber sejarah utama,
Membangun keterkaitan dengan isu kontemporer (politik, sosial, ekologi),
Menyajikan kisah dalam bentuk refleksi filosofis dan teologis,
Menghindari gaya naratif yang kering dan murni kronologis.
Ia membuka kemungkinan bahwa kisah para nabi tidak hanya relevan sebagai bagian dari masa lalu, tetapi juga sebagai cermin dan jawaban atas krisis umat masa kini.
Jika kamu tertarik, saya bisa bantu membuat ringkasan khas atau ulasan mendalam dari salah satu tulisan beliau.
Sumber: ChatGPT
0 komentar: